Anda di halaman 1dari 46

Larutan

Menurut Farmakope Indonesia


Edisi IV

Larutan : sediaan cair yang


mengandung satu atau lebih zat
kimia terlarut. Misalnya: terdispersi
secara molekuler dalam pelarut
yang sesuai atau campuran pelarut
yang saling bercampur

DEFINISI LARUTAN
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV
larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau
lebih zat kimia terlarut,misalnya:terdispersi secara molekuler
dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling
bercampur.
Menurut Buku Ilmu Resep:
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat
kimia yang terlarut.
Menurut Buku Ilmu Meracik Obat
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia yang
terlarut, sebagai pelarut digunakan air suling kecuali dinyatakan lain.
Larutan terjadi apabila suatu zat padat bersinggungan dengan suatu
cairan, maka zat padat tadi terbagi secara molecular dalam cairan
tersebut.

Macam-macam larutan
Larutan encer : larutan yang
mengandung sejumlah kecil
zat A yang terlarut

Larutan lewat jenuh :


larutan yang mengandung
jumlah zat A yang terlarut
melebihi batas
kelarutannya di dalam air
pada temperatur tertentu

Larutan jenuh : larutan yang


mengandung jumlah
maksimum zat A yang dapat
larut dalam air pada tekanan
dan temperatur tertentu

Zat pelarut disebut juga solvent, sedangkan zat yang terlarut disebut
solut

Solvent yang biasa dipakai :


1. Air, untuk macam-macam garam.
2. Spirtus, misalnya untuk kamfer, iodium,
menthol.
3. Gliserin, misalnya untuk tanin, zat
samak, borax dan fenol.
4. Eter, misalnya untuk kamfer, fosfor dan
sublimat.
5. Minyak, misalnya untuk kamfer dan
menthol.
6. Parafin, liquidum, untuk cera, cetaceum,

Faktor-faktor yang mempengaruhi


kelarutan
Pembentuka
n Kompleks

Polaritas

Salting In

Co-solvency

Salting Out

Kelarutan
Temperatur

Faktor-faktor yang mempengaruhi


kelarutan

1. Polaritas
solute yang polar akan
larut dalam solvent yang
polar, solute yang non
polar akan larut dalam
solvent yang bersifat non
polar
Garam-garam anorganik
larut dalam air
Alkaloid basa larut dalam
kloroform

2. Co-solvency
Co-solvency adalah
peristiwa kenaikkan
kelarutan suatu zat
karena adanya
penambahan pelarut
lain atau modifikasi
pelarut
Luminal tidak larut
dalam air, tetapi
larut dalam
campuran air-gliserin

Faktor-faktor yang mempengaruhi


kelarutan

3. Kelarutan
a) Larut dalam air
Semua garam klorida larut, kecuali :
AgCl, PbCl2, Hg2Cl2
Semua garam nitrat larut, kecuali
nitrat base seperti bismuth subnitras
) Semua garam sulfat larut, kecuali
BaSO4, PbSO4, CaSO4
Tidak larut dalam air
) Semua garam karbonat tidak larut,
kecuali K2CO3, Na2CO3, (NH4)CO3
) Semua oksida dan hidroksida tidak
larut, kecuali KOH, NaOH, NH4OH,
BaO, Ba(OH)2
) Semua garam posphat tidak larut,
kecuali K3PO4, Na3PO3, (NH4)PO4

4. Temperatur

Zat padat pada umumnya


bertambah larut bila suhunya
dinaikkan, zat tersebut bersifat
endoterm, karena pada proses
kelarutannya membutuhkan
panas
Zat terlarut + pelarut + panas
larutan
Beberapa zat lain justru tidak
larut jika suhunya dinaikkan
(bersifat eksoterm), karena
pada kelarutannya
menghasilkan panas
Zat terlarut + pelarut larutan
+ panas
Contoh :
K2SO4, KOH, CaHPO4, minyak
atsiri, gas-gas yang larut

Faktor-faktor yang mempengaruhi


kelarutan

5. Salting Out

6. Salting In

Peristiwa adanya zat


terlarut tertentu yang
mempunyai kelarutan
besar dibanding zat
utama, akan
menyebabkan
penurunan kelarutan
zat utama atau
terbentuknya endapan
karena ada reaksi
kimia

Peristiwa bertambahnya
kelarutan dari suatu
senyawa organik dengan
penambahan suatu garam
dalam larutannya
Contoh :
riboflavin tidak larut dalam
air, tetapi larut dalam
larutan yang mengandung
nicotinamidum karena
terjadi penggaraman
riboflavin + basa NH4

7. Pembentukan Kompleks
Peristiwa terjadinya interaksi antara
senyawa tak larut dengan zat yang
larut dengan membentuk garam
kompleks
Contoh :
Iodium larut dalam KI atau NaI jenuh.
KI + I2 KI3
HgI2 + 2 KI K2HgI4

PENGGOLONGAN LARUTAN
Berdasarkan cara pemberian

Berdasarkan muatan ion

Berdasarkan sistem pelarut


dan zat terlarut

Berdasarkan cara
pemberian
n
a
t
u
Lar l
ra
O
sediaan cair yang
dibuat untuk pemberian
oral mengandung satu
atau lebih zat dengan
atau tanpa bahan
pengaroma,pemanis
atau pewarna yang
larut dalam air.

MACAM-MACAM
LARUTAN

n
a
t
u
Lar kal
i
p
o
T Larutan yang biasa

mengandung air tetapi


sering kali mengandung
pelarut lain seperti
etanol dan poliol untuk
penggunaan pada kulit
atau dalam larutan
lidokain orat topikal
untuk penggunaan pada
permukaan mukosa
mulut ,

Berdasarkan cara pemberian

MACAM-MACAM
LARUTAN

POTIO
EFFERVESCENT

SIRUP
LAR.ORAL

ELIXIR

POTIONES

SATURATIO

GUTTAE

NETRALISASI

Obat
oral
FORCEPS

SIRUP
merupakan
larutan oral yang mengandung sukrosa
atau gula lain. Kadar sukrosa dalam sirop adalah 6466%,.

Ada 3 macam sirop:


1. Sirop simpleks:mengandung 65% gula dalam larutan
nipagin 0,25% b/v.

2. Sirop obat: mengandung satu jenis obaat atau lebih


dengan atau tanpa zat tambahan dan digunakan untuk
pengobatan.
3. Sirop pewangi: tidak mengandung obat tetapi
mengandung zat pewangi atau zat penyedap lain. Tujuan
pengembangan sirop ini adalah untuk menutupi rasa
tidak enak dan baau obat yang tidak enak.

Obat
oral
FORCEPS
POTIONES

Potiones atau obat minum adalah larutan


yang dimaksudkan untuk pemakaian dalam
(per oral). Selain berbentuk larutan, potio
dapat juga berbentuk emulsi atau suspensi.
Misalnya : potio alba contra tussim (obat
batuk putih/OBP) dan potio nigra contra
tussim (obat batuk hitam/OBH).

Obat
oral
FORCEPS
NETRALISASI

obat minum yang dibuat


dengan mencampurkan
bagian asam dan bagian basa
sampai reaksi selesai dan
larutan bersifat netral.
Mis; solutio citratis magnesii.

Obat
oral
FORCEPS
SATURATIO

obat minum yang di buat dengan


mereakskan asam dengan basa tetapi gas
yang terjadi di tahan dalam wadah sehinnga
larutan jenuh dengan gas.
Pembuatan:
1. Komponen basa dilarutkan dalam 2/3 bagian
air yang tersedia. Mis NaHCO3 digerus tuang
kemudian masuk botol.
2. Komponen asam dilarutkan dalam 1/3 bagian
air yang tersedia.
3. 2/3 bagian asam masuk basa, gas dibuang
seluruhnya. Sisa asam dituang hati-hati lewat
tepi botol, segera tutup dengan sampagne
knop sehingga gas yang terjadi tertahan.

POTIO
EFFERVESCENT

Obat
oral
FORCEPS

larutan yang berbuih


yang CO2 nya lewat
jenuh

Pembuatan:
1. Komponen basa dilarutkan dalam 2/3 bagian air
yang tersedia. Mis NaHCO3 digerus tuang
kemudian masuk botol.
2. Komponen asam dilarutkan dalam 1/3 bagian air
yang tersedia.
3. seluruh bagian asam dimasukkan ke dalam
basa dengan hati-hati, segera tutup dengan
sampagne knop.Gas CO2 umumnya digunakan
untuk pengobatan, menjaga stabilitas obat, dan
kadang-kadang dimasudkan untuk menyegarkan
rasa minuman.

Obat
oral
FORCEPS

Guttae (drop)

Obat tetes : sediaan cair berupa larutan,


emulsi atau suspensi, apabila tidak
dinyatakan lain dimaksudkan untuk obat
dalam.
Digunakan dengan cara meneteskan
menggunakan penetes yang
menghasilkan tetesan yang setara
dengan tetesan yang dihasilkan penetes
baku yang disebutkan dalam Farmakope
Indonesia.
Pediatric drop : obat tetes yang diguanakan
untuk anak-anak atau bayi.

Obat
oral
FORCEPS
ELIKSIR

Eliksir adalah larutan oral yang


mengandung etanol 90% yang berfungsi
sebagai kosolven (pelarut) dan untuk
mempertinggi kelarutan obat.
Kadar etanol berkisar antara 3% dan 4%,
dan biasanya eliksir mengandung etanol 510%. Untuk mengurangi kadar etanol yang
dibutuhkan untuk pelarut, dapat ditambahkan
kosolven lain seperti gliserin, sorbitol dan
propilen glikol.

Cara Pembuatan Larutan Secara


Umum
1. Zat zat yang mudah larut, dilarutkan dalam botol
2. Zat zat yang agak sukar larut, dilarutkan dengan pemanasan
3. Untuk zat yang akan terbentuk hidrat , maka air dimasukkan dulu dalam
erlenmeyer agar tidak terbentuk senyawa hidrat yang lebih lambat larutnya.
4. Untuk zat yang meleleh dalam air panas dan merupakan tetes besar dalam
dasar erlenmeyer atau botol maka perlu dalam melarutkan digoyang
goyangkan atau dikocok untuk mempercepat larutnya zat tersebut.
5. Zat zat yang mudh terurai pada pemanasan tidak boleh dilarutkan dengan
pemanasan atau dilarutkan secar dingin.
6. Zat zat yang mudah menguap dipanasi, dilarutkan dalam botol tertutup
dan dinaskan serendah rendahnya sambil digoyang goyangkan.
7. Obat obat keras harus dilarutkan tersendiri, untuk meyakini apakah sudah
larut semua. Dapat dilakukan dalam tabung reaksi lalu dibilas.
8. Perlu diperhatikan bahwa pemanasan hanya diperlukan untuk mempercepat
larutnya suatu zat, tidak untuk menambah kelarutan sebab bila keadaan
dingin maka akan terjadi endapan. (Anief, Moh. 2004. Halaman 99 101)

Cara Khusus Pengerjaan Obat


Dalam Bentuk Larutan
Beberapa obat yang memerlukan cara khusus untuk melarutkannya, diantaranya :
1. Natrium bikarbonat
Harus dilakukan dengan cara gerus tuang (adsliben)
2. Kalium permanganat (KMnO4)
Dilarutkan dengan pemanasan. Pada proses pemanasan akan terbentuk batu kawi
(MnO2). Oleh sebab itu setelah dingin tanpa dikocok kocok dituangkan ke dalam
botol atau dapat juga disaring dengan gelas wool.
3. Zink klorida (ZnCl2)
Harus dilarutkan dengan air sekaligus, kemudian disaring. Karena jika air
ditambahkan sedikit demi sedikit maka akan terbentuk zink oksida klorida
(ZnOCl) yang sukar larut dalam air. Jika terdapat asam salisilat, larutkan zink
klorida dengan sebagian air, kemudian tambahkan asam salisilat dan sisa air,
baru disaring.
4. Kamfer (Camphorae)
Kelarutan dalam air 1:650. Dilarutkan dengan spiritus fortiori (95%) sebanyak 2
kali bobot kamfer di dalam botol kering. Kocok kocok, kemudian tambahkan air
panas sekaligus, kocok lagi.

5. Tanin
Tanin mudah larut dalam air dan dalam gliserin, tetapi tanin
selalu mengandung hasil oksidasi yang larut dalam air, tetapi
tidak larut dalam gliserin sehingga larutannya dalam gliserin
harus disaring dengan kapas yang dibasahi. Jika ada air dan
gliserin, larutkan tannin dalam air, kocok, baru tambahkan
gliserinnya.
6. Fenol
Diambil fenol liquifactum yaitu larutan 20 bagian air dalam 100
bagian fenol. Jumlah yang diambil 1,2 kali jumlah yang diminta.
Jika pengenceran dalam air cukup akan diperoleh larutan yang
jernih, jika kurang akan terjadi larutan yang keruh.
7. Bahan yang bersifat keras
Harus dilarutkan sendiri.
8. Jika ada bahan obat yang harus diencerkan dengan air, hasil
pengenceran yang diambil paling sedikit adalah 2 ml

Penggolongan Larutan Obat


Berdasarkan cara pemberian
a. oral: Potio (obat minum)
untuk
pemakaian per oral
Elixir
larutan yang mengandung bahan
obat dan bahan tambahan
Sirup:
1. sirup simplex
mengandung 65% gula
dalam larutan nipagin 0,25% b/v
2. Netralisasi , Saturasi , Potio efferfescent
a. Netralisasi : obat minum yang dibuat dengan
mencampurkan bagian asam dan bagian basa sampai
reaksi selesai dan larutan bersifat netral

b. Saturatio: obat minum yang di buat dengan


mereaksikan asam dengan basa tetapi gas yang
terjadi di tahan dalam wadah sehinnga larutan jenuh
dengan gas.
c. Potio effefescent: larutan yang berbuih yang CO2
nya
lewat(drop)
jenuh guttae atau obat tetes
Guttae
sediaan cair berupa larutan , emulsi atau suspensi

B. Topikal

Larutan topikal adalahlarutan yag


biasanya mengandung air tetapi sering juga
pelarut lain. larutan topikal yang berupa
suspensi disebut lotio, dan di gunakan
sebagai obat luar.

OBAT
OBAT TOPIKAL
TOPIKAL

GARGARISMA
GUTTAE OPTH

LITUS ORIS

LAR. TOPIKAL
COLLYRIUM

GUTTAE NASALES

EPITHEMA
INHALATIONES
OBAT KOMPRES

Collyrium: sediaan berupa larutan steril,


jernih, isotonis digunakan untuk
membersihkan mata. Dapat ditambahkan
zat dapar dan zat pengawet
Guttae opthalmicae:tetes mata berupa
larutan atau suspensi steril, cairan
pembawanya berair, harus jernih, bebas
benda asing, serat dan benang
Collutorium:larutan pekat dalam air
yang mengandung bahan obat
deodoran, antiseptika, anastetika lokal
atau astringensia, disimpan dalam
botol kecil putih dan bermulut kecil
Collunarium : larutan yang digunakan
sebagai obat cuci hidung. biasanya berupa
larutan dalam air yang ditujukan untuk
membersihkan hidung

Gargarisma (gargle) adalah sediaan berupa larutan


umunya dalam keadaan pekat harus di encerkan
dahulu sebelum digunakan , biasanya digunakan
untuk pencegahan atau pengonatan infeksi
tenggorokan

Litus oris adalah cairan agak kental dan


pemakaiannya secara disapukan dalam mulut

Guttae oris adalah obat tetes mulut yang


digunakan untuk mulut dengan cara
mengencerkan lebih dahulu dengan air untuk
dikumur - kumurkan, dan tidak untuk di telan
Guttae nasales adalah obat yang digunakan
untuk hidung dengan cara meneteskan obat ke
dalam rongga hiding, dapat mengandung zat
pensuspensi , pendapar, dan pengawet

Guttae auriculares adalah obat tetes yang digunakan


dengan cara meneteskan obat ke dalam telinga , dengan
zat pembawa bukan air, zat pembawa harus memiliki
kekentalan yang sesuai seperti : propilenglikol dan gliserin
Inhalationes sediaan untuk sedot hidung atau
mulut, disemprotkan dalam bentuk kabut dalam
saluran pernafasan
Injectiones dalah larutan steril yang biasa di
suntikan kedalam vena
Ephitema / Obat kompres adalah cairan
yang dipakai untuk mendatangkan rasa
dingin pada tempat tempat yang panas dan
sakit karena radang atau berdasarkan sifat
perbedaan tekanan osmose digunakan
untuk mengeringkan luka bernanah

d.
Parenteral
sediaan parenteral merupakan sediaan steril
(injeksi). Sediaan ini diberikan melalui
beberapa rute pemberian yaitu intravena,
intraspinal, intramuskuler, subkutis dan
intradermal

Berdasarkan molekul
ion
a. Larutan miseler
adalah suatu larutan yang mengandung bahan padat terlarut berupa
agregat (misel) baik dalam bentuk molekul atau ion. Jadi, larutan miseler
dapat dianggap sebagai larutan perserikatan koloid.
b. Larutan makromolekuler
adalah larutan yang mengandung bahan padat terlarut berupa larutan
mikromolekuler, tetpi ukuran molekul atau ionnya lebih besar dari
mikromolekuler, misalnya larutan PGA, larutan CMC, larutan albumin,
dan larutan polivinil pirolidon (Ilmu resep, hal 81).
c. Larutan Mikromolekul
adalah suatu larutan yang secara keseluruhan mengandung mikro inti
yang terdiri atas molekul / ion.

Berdasarkan sistem pelarut


dan zat terlarut

MACAM-MACAM
LARUTAN

Penggolongan berdasarkan sistem pelarut dan zat terlarut


1. Spirit adalah larutan yang mengandung etanol atau
hidroalkohol dari zat mudah menguap, umumnya digunakan
sebagai bahan pengaroma.
2. Tingtur adalah larutan mengandung etanol atau
hidroalkohol yang dibuat dari bahan tumbuhan atau senyawa
kimia.
3. Air aromatik adalah larutan jernih dan jenuh dalam air,
dari minyak mudah menguap atau senyawa aromatik, atau
bahan mudah menguap lainnya. Air aromatik dibuat dengan cara
destilasi dan disimpan dalam wadah yang terlindung dari cahaya
panas berlebih.

Keuntungan dan Kerugian


Bentuk Sediaan Solutio
Keuntungan
Merupakan campuran
homogen
Dosis dapat mudah diubahubah dalam pembuatan.
Dapat diberikan dalam
larutan encer kapsul
Kerja awal obat lebih cepat
karena obat cepat diabsorpsi.
Mudah diberi pemanis, baubauan dan warna.
untuk pemakaian luar, bentuk
larutan mudah digunakan.

Kerugian

Volume bentuk
larutan lebih besar.
Ada obat yang tidak
stabil dalam larutan.
Ada obat yang sukar
ditutupi rasa dan
baunya dalam
larutan.

CARA PEMBUATAN LARUTAN


1. Zat-zat yang mudah larut, dilarutkan dalam
botol
2. Zat-zat yang agak sukar dilarutkan dengan
pemanasan
3. Untuk zat yang akan terbentuk hidrat maka
air dimasukkan dulu dalam erlenmeyer agar
tidak terbentuk senyawa hidrat yang lebih
lambat.
4. Untuk zat yang meleleh dalam air panas
dan merupakan tetes besar dalam dasar
erlenmeyer atau botol maka perlu dalam

5. Zat-zat yang mudah terurai pada pemanasan tidak boleh


dilarutkan dengan pemanasan dan dilarutkan secara dingin.
6. Zat-zat mudah menguap bila dipaanasi, dilarutkan dalam botol
tertutup dan dipanaskan serendah-rendahnya sambil digoyanggoyangkan.
7. Obat-obat keras harus dilarutkan tersendiri, untuk meyakini
apakah sudah larut semua, dapat dilakukan ditabung reaksi lalu
bilas.
8. Perlu diperhatikan bahwa pemanasan hanya diperlukan untuk
mempercepat larutnya suatu zat, tidak untuk menambah
kelarutan, sebab bila keadaan menjadi dingin maka akan terjadi
endapan.

FORMULASI UMUM

Suatu larutan terdiri dari Zat Aktif dan Zat Tambahan.


Zat tambahan ini terdiri dari :
a. Pembasah
b. Stabilizer (jika perlu)
c. Antioksidan (untuk zat mudah teroksidasi dan
minyak)
Antioksidan yang digunakan harus non toksik, non
iritan, efektif pada konsentrasi rendah, larut pada
fase pembawa, dan stabil. Contoh antioksidan yang
sering digunakan :
- Asam Askorbat (pH stabilitas 5,4, penggunaan
0,01-0,1%)
- Asam Sitrat (0,01-1%)
- Na-Metabisulfit
- Na Sulfite

d. Pengawet

Pengewet yang digunakan harus berspektrum


luas (bisa untuk bakteri gram positif maupun
negatif), larutdalam pembawa. Biasanya
digunakan pengawet kombinasi untuk
meningkatkan kemampuan
spektrumantimikroba, efek yang dihasilkan
sinergis, dan digunakan dalam jumlah sedikit.
Kriteria Pengawet :

- harus efektif

- stabil

- non toksik, non sensitizing, cukup larut,


mampu bercampur dan rasa mampu di
tolerir. Contoh pengawet: kloroform (jarang
digunakan karena karsinogen),
etanol,
asam benzoat, asam sorbat,sirup dengan
konsentrasi tinggi, ester hidroksi

e. Pemanis
- Sukrosa : berfungsi dalam peningkatan visikositas,
memberi tekstur yang menyenangkan di mulut,
membentuk larutan tidak berwarna yang stabil pada pH 48.
- Sorbitol, Manitol, Xytol : biasa digunakan untuk pasien
DM, dosis tinggi menyebabkan diare.
- Aspartam : rasa manis hilang ketika terhidrolisis oleh
panas.
- Garam Na dan Ca dari sakarin : menimbulkan rasa kelat.
- Thaumatin : pemanis yang paling manis, biasanya
dikombinasikan dengan gula karena menimbulkan rasa
pahit dan rasa logam.

.f Pengental
g. Pewarna (dye)
Penggunaan pewarna ini sebenarnya sedikit tidak
penting, karena hanya bertujuan untuk
memperbaiki warna tampilan larutan. Syarat
pewarna yang bisa di gunakan yaitu non toksik,
non iritan, dapat tersatukan dengan larutan.
Dalam pemilihan pewarna harus
memperhatikan :
- kelarutan
- stabilitas
- ketercampuran
- konsentrasi zat pewarna dalam sediaan
Klasifikasi Pewarna
- Pigmen Mineral
- Zat Pewarna Alam
- Sintesis

h. Anti Caplocking Agent


Untuk mencegah kristalisasi gula di dalam botol, umum
digunakan alkohol polihydric seperti sorbitol, gliserol, dan
propilenglikol.
i. Dapar
Untuk zat yang range pH stabilitas kecil harus diperhatikan :
- ketercampuran dengan kandungan larutan
- tidak toksik
- dapat menerima flavoring dan pewarna dari produk
Contoh :
- karbonat
- sitrat
- borat (tidak untuk oral)
j. Pewangi (Flavoring agent)

Evaluasi Sediaan Larutan


1. Organoleptis : Meliputi pewarnaan,
bau, rasa dan dari seeiaan emulsi
pada penyimpanan pada suhu endah
5oC dan tinggi 35oC pada
penyimpanan masing-masing 12 jam
2. Volume Terpindahkan (FI IV,
<1089>)

EVALUASI LARUTAN

1.
2.
3.
4.
5.

Organoleptis
Kejernihan
Densitas
Viskositas
pH

Perhitungan Farmasi
untuk larutan
R/Atropin Sulf
Bellad. Extr
Sir.Simplex
m.f.sirop.ad.Aq.dest
S.4.d.d.C. I
Pro : Tn Andi (dewasa)

0,006g
0,100g
100g
200g

Penyelesaian

Tiap 1 sendok makan = 15 x


1,3g=19,5 g20g
Tiap 1 sendok mkn mengandung :
a. Atrofin sulfat =20/200 x 0,006g =
0,0006g=0,06 mg
b. Bellad.Extr = 20/200 x
0,100g=0,0100g = 10 mg

Dosis 1x
a. Atrofin sulf. = 0,6/1=0,6 (dlm
persen=60%)
b. Bellad.Extr. = 10/20 =0,5 (dlm
persen=50%)
Dosis kombinasi = 0,6 + 0,5 = 1,1>
1 atau
= 60% + 50%
=110%>100%
Dosis 1hari
a. Atrofin sulf. = 4 x 0,6/3 = 0,8
(dlm persen = 80%)
b. Bellad.Extr. = 4 x 10/80 =0,5
(dlm persen = 50%)
Dosis kombinasi = 0,8 + 0,5 = 1,3>
1 atau
= 80% + 50%
=130%>100%
v Jadi baik dosis sekali dan dosis
sehari melewati dosis maksimum
untuk dibuat

Resep Standart (FMS hal 45)


R/ Magn Sulfat
5
Nat Sufat
5
Aq ad
100 cc
m.f.sol
S.Laxans

Pengerjaan Resep
Monografi
Magnesii Sulfas (FI IV hal 516)
Nama latin: Magnesium Sulfat
Nma lain: Garam Inggris
Pemerian: Hablur, biasanya berbentuk
jarum, tidak berwarna; rasa dingin,
asin dan pahit,
Dalam udara kering
dan hangat merekah.
Kelarutan: mudah larut dalam air :
mudah larut secara perlahan dalam
gliserin; sangat mudah larut dalam
air mendidih : agak sukar larut dalam
etanol.
Khasiat: Laksativum ; Antikonvulsan
(FI III hal 355)
Laktasif/pencahar adalah obat-obatan
yang diminum untuk membantu
mengatasi sembelit dengan
membuat kotoran mudah dikeluarkan.
Natrium Sulfat
Nama Lain: Garam Inggris
Pemerian: Hablur tidak berwarna atau
granul putih : tidak berbau: merekah
melebur pada
suhu 32,5o
Kelarutan: Larut dalam 1,5 bagian air,

Perhitungan Bahan
Mangnesiium Sulfat : 5gr/100ml x
60 ml = 3 g
Natrium sulfat : 5gr/100ml x 60 ml
=3g
Aquades
= 60 ml ( 3 g
+3g)
= 60 ml 6 g
= 54 ml
Cara Kerja
1. Disiapkan Alat
2. Dibersihkan alat yang akan di gunakan
3. Dikalibrasi botol 60ml
4. Ditimbang 3 gr Magn. Sulfat dan 3 gr
Natrii Sulfat
5. Dimasukkan Mang Sulfat dan Nat
Sulfat ke dalam botol
6. Ditambahkan aquades secukupnya,
lalu kocok ad larut dan bercampur
7. Dimasukkan sisa aquades ad 60 ml,
kocok ad homogen
8. Deberi etiket warna putih

Contoh obat dalam bentuk sediaan larutan yang ada di


pasaran :
1. Sanmol Syrup
2. Betadin
3. Listerin
4. Vasedon
5. Phenergan(Promethazine Elixir)
6. Bisolvon Kidds
7. Benadryl
8. Cinaryl
9. Corex
10. Chericof
11. Cosome
12. Deletes
13. Tixylix
14. Zeet Expectorant
15. Bodrexin syrup

Anda mungkin juga menyukai