Anda di halaman 1dari 32

Farmasi

Kedokteran

Kesmas

Plus

Type Here

©BioFar.ID - Farmasi dan Linearitas Keilmuannya

BioFar.ID

Type Here

HOMEPAGEFARMASIFARMASETIKA

FARMASETIKA

Sediaan Pasta (Uraian Teori dan Penjelasan Lengkap)

pixabay.com/stevepb

Sediaan Pasta – Bertemu lagi sobat BioFar.ID, kali ini kita akan membahas secara lengkap mengenai salah
satu sediaan farmasi semi solid, yaitu pasta.

Kita akan menguraikan secara lengkap teori-teori perihal sediaan pasta yang diambil dari berbagai
sumber (buku) terpercaya yang banyak digunakan sebagai standar dan buku pegangan anak farmasi.

Jika kamu akan mengerjakan tugas pendahuluan (TP), laporan praktikum, makalah atau jurnal sediaan
pasta, maka kamu sudah berada di halaman yang tepat. Semoga penjelasan yang kami berikan dapat
membantu kamu menemukan penjelasan atau jawaban yang kamu inginkan.
BACA JUGA

Pengenceran Obat atau Pemicikan Obat (Lengkap)

Pengenceran obat merupakan bagian dari ilmu dasar meracik obat yang perlu diketahui setiap akademisi
farmasi.…

Sediaan Salep (Unguenta) Lengkap

Laporan lengkap salep: definisi, spesifikasi sediaan salep, persyaratan, metode pembuatan, ciri-ciri,
viskositas salep yang baik,…

Oke, silakan simak penjelasan lengkap mengenai sediaan pasta berikut ini.

Daftar isi

Pengertian Pasta

Karakteristik Pasta

Macam-Macam Pasta

1. Pasta Berlemak

2. Pasta Kering

3. Pasta Pendingin

4. Pasta Dentifriciae (Pasta Gigi)

Produk Berbentuk Pasta

Zat Penyusun Pasta Gigi

Zat Berbahaya dalam Pasta Gigi

Bahaya Penggunaan Pasta Gigi

Formulasi Pasta
1. Vasellnum Album

2. Gliserol

3. Basis hidrokarbon

4. Basis absorbsi

5. Larut Air

6. Air misibel

Keuntungan dan Kerugian dari Pasta

Evaluasi Sedian Pasta

Cara Pembuatan Pasta

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Agar Sediaan Berhasil

Proses Meracik (Compounding Process) Sediaan Pasta

Metode Pembuatan Pasta

a. Pembuatan pasta skala laboratorium

b. Pembuatan pasta skala industri

Basis/Pembawa Pasta

Cara Penyimpanan Sediaan Pasta

Cara Pemakaian Obat Pasta

Cara Absorpsi Pasta

1. Penetrasi

2. Disolusi

3. Difusi

Penggolongan Pasta

Prinsip Pemilihan Pasta

Teknik Pencampuran dalam Pembuatan Sediaan Semi Padat

1. Campuran positif
2. Campuran negatif

3. Campuran netral

Mixing Guidelines

Teori Pencampuran Sediaan Semi Padat

Disolusi Giometri Salep

Alat Pencampur Sediaan Semi Padat

Bagikan ini:

Pengertian Pasta

Berdasarkan Fl IV : Pasta merupakan sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat
yang ditujukan untuk pemakaian topikal

Dispensing of Medication (Husa’s Pharm) : Pasta adalah produk seperti ointment untuk penggunaan
eksternal yang dikarakterisasi dengan adanya bagian serbuk padat yang lebih banyak. Pasta lebih kental
dan keras, serta kurang oklusif dibandingkan ointment lain.

Pharmaceutical Practice : Pasta merupakan ointment yang mengandung sekitar 50% serbuk yang
terdispersi dalam basis berlemak, namus pasta kurang berlemak dibandingkan ointment karena serbuk
akan mengabsorpsi sebagian hidrokarbon air.

Fornas : Pasta adalah sediaan berupa massa lembek yang dimaksudkan untuk pemakaian luar, digunakan
sebagai antiseptikum atau pelindung kulit.

Industri buku 2 : Pasta merupakan salep yang didalamnya ditambahkan zat padat yang tidak larut dalam
konsentrasi yang tinggi, biasanya digunakan sebagai penghambat yang melindungi kulit, seperti
pengobatan dengan masker atau pelindung muka dan bibir dari sinar matahari.

Pasta sama dengan salep digunakan untuk pemakaian luar kulit, namun perbedaannya dengan salep
adalah kandungannya, secara umum persentase bahan padat pada pasta lebih besar dibandingkan salep.
Oleh karena itu pasta lebih kental dan kaku, daya absorbsinya lebih besar dan kurang berlemak daripada
salep yang dibuat dengan komponen yang sama.

Menurut DOM, pasta adalah sediaan semi padat dermatologis yang menunjukkan aliran dilatan yang
penting. Ketika digunakan, pasta memiliki nilai yield tertentu dan tahan untuk mengalir meningkat
dengan meningkatnya gaya pada penggunaan. Pasta biasanya disiapkan dengan menambahkan sejumlah
serbuk yang tidak larut yang signifikan (biasanya 20% atau lebih) pada basis salep konvensional sehingga
akan merubah aliran plastis dari salep menjadi aliran dilatan.
Menurut Scoville’s, pasta terkenal pada daerah dermatologi dan tebal, salep kental dimana pada
dasarnya tidak melebur pada suhu tubuh, sehingga membentuk dan menahan lapisan pelindung pada
area dimana pasta digunakan.

Menurut Prescription, pasta terbagi menjadi dua kelas seperti sediaan salep untuk penggunaan luar.
Pasta berlemak seperti pasta ZnO dan pasta tidak berlemak mengandung gliserin dengan pektin, gelatin,
tragakan dan lain lain. Pasta biasanya sangat kental atau kaku dan kurang berlemak dibandingkan dengan
salep dimana bahan-bahan serbuk seperti pati, ZnO dan kalsium karbonat pada basisnya memiliki bagian
yang tinggi.

Menurut Fl Edisi III, pasta adalah sediaan berupa masa lembek yang dimaksudkan untuk pemakaian luar.
Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan
vaselin dan parafin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilago
atau sabun. Digunakan sebagai antiseptik atau pelindung.

Jadi pengertian pasta secara umum, pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih
bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian luar/topikal. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan
obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau parafin cair atau dengan bahan
dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilago atau sabun.

Pasta ini serupa dengan salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk), suatu salep tebal,
karena merupakan penutup atau pelindung bagian kulit yang diolesi. Digunakan sebagai antiseptik atau
pelindung kulit.

Karakteristik Pasta

Karakteristik dari sediaan pasta adalah :

Daya absorbsi pasta lebih besar

Sering digunakan untuk mengabsorbsi sekresi cairan serosal pada tempat pemakaian.

Tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu.

Mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian luar/topikal.

Konsistensi lebih kenyal dari unguentum.


Tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum.

Memiliki persentase bahan padat lebih besar daripada salep yaitu mengandung bahan serbuk (padat)
antara 40%-50%.

Macam-Macam Pasta

Adapun beberapa macam-macam dari pasta. Berikut ini adalah pembagiannya :

1. Pasta Berlemak

Pasta berlemak adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk). Pasta berlemak
ternyata kurang berminyak dan lebih menyerap dibandingkan dengan salep karena tingginya kadar obat
yang mempunyai afinitas terhadap air.

Pasta ini cenderung untuk menyerap sekresi seperti serum dan mempunyai daya penetrasi dan daya
maserasi lebih rendah dari salep.

Contoh pasta berlemak adalah Acidi Salicylici Zinci Oxydi Pasta (RN. 1978), Zinci Pasta (RN. 1978) dan
Resorcinoli Sulfurici Pasta (F.N. 1978).

2. Pasta Kering

Pasta kering adalah suatu pasta bebas lemak mengandung ± 60% zat padat (serbuk). Dalam pembuatan
akan terjadi kesukaran bila dalam resep tertulis ichthanolum atau Tumenol Ammonim, zat ini akan
menjadikan pasta menjadi encer. Contoh:

R/ Bentoniti 1

Sulfur praecip. 2

Zinci Oxydi 10

Talci 10

lchthamoli 0,5

Glycerini Aquae aa 5
S. ad us. ext.

3. Pasta Pendingin

Pasta pendingin adalah campuran serbuk minyak lemak dan cairan berair, dikenal dengan Salep Tiga
Dara. Contohnya pada penggunaan zat aktif berupa zink oxide.

Zinc oxide merupakan suatu zat aktif yang memiliki aktivitas sebagai mild astringent dan UV protecting.
Pasta Zinc Oxide ini dimaksudkan untuk menormalkan ketidakseimbangan fungsi kulit. Mild astringent
yang dimaksud adalah mengecilkan jaringan kulit sehingga dapat melindungi jaringan kulit.

Sediaan pasta dipilih karena tidak meleleh pada suhu badan maka digunakan sebagai salep penutup atau
pelindung. Pasta Zinc Oxide ini dimaksudkan untuk menormalkan ketidakseimbangan fungsi kulit,
membantu mencegah kelainan, dan meregulasi kelenjar sebacea (Morkoc,2009).

R/ Zinci Oxydi

Olei Olivae

Calcii Hidroxydi Solutio aa 10

4. Pasta Dentifriciae (Pasta Gigi)

Pasta Dentifriciae (pasta gigi) adalah suatu campuran kental terdiri dari serbuk dan Glycerinum yang
digunakan untuk pembersih gigi. Pasta gigi digunakan untuk pelekatan pada selaput lendir untuk
memperoleh efek lokal. Misalnya, pasta gigi Triamsinolon Asetonida.

Produk Berbentuk Pasta

Suatu pasta gigi biasanya mengandung bahan abrasif, surface active agent, humektan, bahan pengikat,
bahan perasa (Kidd dan Bechal, 1992). Bahan sintetik yang sering digunakan dalam pasta gigi pada
umumnya mengandung bahan kimia toksik yang dapat menimbulkan masalah kesehatan, seperti
fluorida, triklosan dan natrium lauril sulfat (EWG, 2014).
Pasta gigi adalah sediaan untuk memoles dan membersihkan permukaan gigi terdiri dari kalsium
karbonat yang halus,dicampur dengan gliserin ditambah dengan ramuan untuk menghambat tumbuhnya
bakteri dan memberi rasa segar supaya disukai pemakai atau konsumen, biasanya digunakan dengan
sikat gigi (Van Hoeve,l984).

Fungsi utama pasta gigi adalah membersihkan gigi dari sisa sisa makanan atau minuman, menjaga gigi
sebersih mungkin, menjaga kesehatan gigi dan gusi, menghilangkan bau yang tidak sedap dalam rongga
mulut, menyegarkan dalam pernafasan, dapat mencegah kerusakan gigi yang disebabkan oleh aktivitas
bakteri dalam mulut, mencegah teq’adinya karang gigi dan radang gusi (Depkes Ri, 1996).

Pemakaian pasta gigi yang tidak mengandung zat abbrasive akan menyebabkan terjadinya lapisan
berwarna cokelat pada permukaan gigi, lapisan ini merupakan senyawa organik dan mudah hilang
apabila dibersihkan dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung senyawa pembersih (abbrasive).

Penggunaan senyawa abbrasive yang digunakan pada pasta gigi tidak boleh melebihi batas abbrasivitas
karena dapat menimbulkan terjadinya abbrasi permukaan. (Mun’ay dan Rugg,1982).

Zat Penyusun Pasta Gigi

Pasta gigi pada umumnya mengandung senyawa pembersih, bahan pelembab, bahan pengikat, bahan
pemanis, aroma, pengawet, deterjen, pewarna dan fluor (Murray dan Rugg, 1982).

Senyawa pembersih merupakan bagian terbesar dari isi pasta gigi atau setengahnya dari berat total pasta
gigi. Sifat abbrasive terlihat sangat beragam tergantung kepada sistem abbrasive yang digunakan (Murray
dan Rrgg, 1982).

Senyawa abbrasive yang sering digunakan pada komposisi pasta gigi antara lain dalam bentuk CaCOs,
CaHPO+, CalIPAn.ZHzO, AlzOr.3H2O, SiO2 (Poucher, 1974).

Untuk mengukur daya abbrasive suatu senyawa pembersih digunakan CaCOl sebagai pembanding.
Senyawa abbrasive digunakan untuk mencegah terjadinya lapisan cokelat pada permukaan gigi, dimana
lapisan cokelat ini apabila dalam jumlah besar dapat mengurangi kekuatan gigi sehingga senyawa
abbrasive khususnya unsur Ca dapat memberi kekuatan dan bentuk pada gigi (Almatsier, 2002).
Karena pasta merupakan suatu salep yang tebal, keras dan tidak meleleh pada suhu badan maka
digunakan sebagai salep penutup atau pelindung. Contoh contoh produk yang berbentuk pasta adalah
pasta gigi Paradontax

Beberapa komposisi bahan pada pasta gigi adalah :

Agen abrasif

Merupakan bahan kasar, seperti kalsium karbonat, dikalsium fosfat dihidrat, dan magnesium trisilikat.
Agen abrasif berfungsi untuk membantu mengusir sisa makanan, bakteri, dan beberapa noda di gigi.

Perasa

Pemanis buatan, termasuk sakarin yang sering ditambahkan pada pasta gigi untuk membuat rasanya
lebih baik. Rasa pasta gigi biasanya merupakan campuran dari beberapa komponen. Pasta gigi tersedia
dalam banyak rasa, seperti rasa mint, lemon lime, dan bahkan rasa permen karet serta buah buahan
(untuk anak anak). Mayoritas orang lebih memilih pasta gigi yang memiliki rasa mint yang membuat
mulut terasa segar dan bersih, meskipun hanya beberapa menit. Sensasi ini biasanya timbul karena
kandungan perasa dan detergen dalam pasta gigi yang menyebabkan iritasi ringan pada mukosa mulut.

Pewarna

Juga ditambahkan ke pasta gigi, seperti titanium dioksida untuk pasta putih dan berbagai pewarna
makanan untuk pasta atau gel berwarna. Humektan. Digunakan dalam pasta gigi untuk mencegah
hilangnya air dalam pasta gigi sehingga pasta gigi tidak menjadi keras ketika terkena udara saat dibuka.
Humektan yang paling sering digunakan adalah gliserol dan sorbitol. Sorbitol dengan dosis besar dapat
menyebabkan diare karena bertindak sebagai pencahar osmotik. FAO/WHO merekomendasikan
penggunaan sorbitol dibatasi sebesar 150 mg/kg/hari. Oleh karena itu, penggunaan 60-70% pasta gigi
yang mengandung sorbitol oleh anak kecil harus diawasi oleh orang tua.

Zat pengikat

Zat pengikat merupakan koloid hidrofilik yang mengikat air dan digunakan untuk menstabilkan formulasi
pasta gigi dengan mencegah pemisahan fase padat dan fase cair. Contoh zat pengikat yang digunakan
adalah karet alami (karaya dan tragakan), koloid rumput laut (alginat dan karet karagenan), dan selulosa
sintetis (karboksirnetil selulosa dan selulosa hidroksietil).

Deterjen

Deterjen, seperti natrium lauril sulfat, menghasilkan busa ketika Anda menyikat gigi. Deterjen membantu
menghilangkan tumpukan dan emulsi plak pada gigi (De gray jery, 2009).
Fluoride

Flouride sangat penting bagi kesehatan gigi karena penggunaan fluoride pada pasta gigi dapat
mengurangi risiko karies gigi. Seperti dilansir dari dentalhealth, penurunan prevalensi karies gigi yang
tercatat di negara negara maju selama 30 tahun terakhir dapat dikaitkan dengan meluasnya penggunaan
pasta gigi yang mengandung fluoride. Sekarang ini, banyak pasta gigi yang mengandung 0,1% (1000 ppm)
fluoride, biasanya dalam bentuk sodium monofluorofosfat (MFP). 100 g pasta gigi mengandung 0,76 g
MFP (setara dengan 0,1 g fluoride).

Baca juga: Sediaan Gel: Pengertian, Metode Pembuatan, Formulasi dan Evaluasi

Bakteri di mulut hidup dari gula dan pati yang menempel pada gigi setelah makan. Fluoride membantu
melindungi gigi dari asam yang dilepaskan bakteri saat memakan gula dan pati tersebut. Hal ini dilakukan
dalam dua cara. Pertama, fluoride membuat enamel gigi lebih kuat sehingga lebih kecil kemungkinannya
untuk terjadi kerusakan gigi karena asam yang dilepaskan oleh bakteri. Kedua, fluoride dapat
memineralisasi kembali daerah gigi yang sudah mulai membusuk sehingga kerusakan gigi tidak cepat
terjadi.

Kandungan fluoride yang melebihi batas pada pasta gigi juga dapat merusak gigi. Kerusakan gigi yang
disebabkan karena gigi terpapar fluoride dengan kadar sangat tinggi dinamakan fluorosis. Fluorosis
biasanya terjadi pada anak anak. Fluorosis terjadi karena gigi anak terpapar fluoride yang tinggi pada
pasta gigi saat anak berusia 8 tahun di mana gigi permanen baru mulai tumbuh.

Hal lain yang dapat menyebabkan fluorosis pada anak adalah karena anak dengan sengaja menelan pasta
giginya. Mungkin karena rasanya enak seperti permen sehingga mereka berpikir ingin memakannya.
Dampak dari fluorosis adalah warna gigi anak berubah, bisa warna gigi lebih gelap berkisar dari kuning ke
coklat atau adanya tanda/bintik putih pada gigi.

Zat Berbahaya dalam Pasta Gigi

1. Fluoride

Fluoride suatu zat yang campur yang terdiri dari fluor dan elemen garam fluoride. Zat ini merupakan zat
kimia, kunci dalam memproduksi bom. Fluoride sangat esensial untuk memproduksi uranium dan
platinum untuk membuat senjata nuklir.
Fluoride juga yang dikenal sebagai bahan perekat pembuat pasta gigi atau odol adalah limbah pabrik
aluminium yang digunakan untuk memproduksi racun lambung, insektisida dan racun tikus. Fluoride kini
telah menggurita dalam bentuk jus, minuman bersoda, dan makanan berbasis air lainnya.

Zat ini merupakan zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan merupakan zat yang paling banyak
digunakan dalam pasta gigi dengan minuman dan makanan.

2. Sodium Lauryl Sulfate

Sodium Lauryl Sulfate (SLS) atau Sodium Dodecyl Dulfate (SDS atau NaDS) (C12H25504Na) adalah
surfaktan anion yang biasa terdapat dalam produk-produk pembersih. Garam kimia ini adalah
organosulfur anion yang mengandung 12 ekor karbon terikat ke gugus sulfat, membuat zat kimia ini
mempunyai sifat ambifilik yang merupakan syarat sebagai deterjen.

3. Sorbitol

Nama “sorbitol” berasal dari Sorbus, nama ilmiah untuk sejenis genus tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan-
tumbuhan bergenus sorbus inilah yang menghasilkan sorbitol. Tumbuhan lain yang juga menghasilkan
sorbitol adalah rumput laut dan buah buahan seperti plum.

Selain dari bahan alam, sorbitol juga bisa dibuat secara sintetis. Sorbitol larut dalam air. Larutan sorbitol
memiliki rasa manis dan tekstur mirip sirup. Tingkat rasa manis sorbitol kira kira setengah dari manis gula
tebu

Bahaya Penggunaan Pasta Gigi

1. Pengapuran pada gigi dan tulang

Disebabkan oleh konsumsi fluoride yang memiliki sebutan “fluoritis” fluoride sangat reaktik dan masuk
ke dalam tulang dan sel-sel kemudian berakumulasi memang permukaan akan menjadi keras tetapi
giginya rapuh
2. Ostheoporosis dan arthritis

Para ilmuan di EPA (Enivorment Mental Protein Agency) di Washington telah menyampaikan bahwa ada
alasan alasan untuk percaya bahwa meningkatnya jumlah sindroma carpel tunnel dan nyeri radang sendi
adalah karena adanya fluoride dalam pasta gigi dan air minum.

3. Pinggul retak

Mengonsumsi fluoride yang ada dalam pasta gigi akan meningkatkan kemungkinan kemungkinan retak
pinggul pada laki laki maupun wanita lanjut usia dengan ukuran 0,1 ppm pun tetap akan menghasilkan
kenaikan tingkat secara statistik kasus retak pinggul.

4. Kanker

Fluoride ini diketahui juga merupakan carcinogen hal ini ditentukan oleh National Cancer Institute
Toxicological program penelitian lebih lanjut yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan New Jersey
menginformasikan bahwa saat ini telah terjadi kenaikan sebesar 6,9 kali penderita kanker tulang pada
laki laki muda.

Studi sebelumnya menemukan kenaikan hingga 5% atas penyakit kanker tipe apapun di dalam komunitas
yang selama beberapa dekade di Institusi Kanker Nastional (AS) mengaku dalam dengar pendapat di
kongres, melaporkan bahwa paling tidak 40.000 kematian akibat kanker pada tahun 1981 diakibatkan
karena fluoride 40.000 kasus yang sebenarnya dapat dihindarkan hanya dengan tidak memasukan sisa
industri ke dalam persediaan air bagi masyarakat.

Burk menyatakan bahwa “fluoride menimbulkan lebih banyak penyakit kanker, dan menimbulkannya
lebih cepat dari pada zat zat kimia lainnya”.

5. Kerusakan otak
Fluoride mengurangi kapasitas kecerdasan manusia apalagi pada anak anak sangat rentan keracunan
fluoride tingkat IQ lebih rentan dibanding anak anak yang tidak terekspos fluoride

6. Penyakit Al-Zheimer

Ada beberapa studi yang mengatakan aluminium dengan fluoride menunjukan bahwa keberadaan secara
biologis zat alumunium menjadi meningkat dengan keberadaan fluoride yang menyebabkan aluminium
di otak bertambah dua kali pada binatang, menurut artikel di wall street journal tertanggal 28 Oktober
1992, sebuah studi yang dilakukan oleh Varnier JA, berbunyi “tikus yang diberi dosis tinggi menunjukkan
gerak terputus putus yang aneh ini merupakan ciri binatang yang udzur”.

Pengujian post mortem terhadap otak tikus, memperlihatkan hilangnya struktur sel sel yang
“substansial”

7. Infertilitas

Pasta gigi yang mengandung fluoride juga sangat berpengaruh bagi infertilitas (kesuburan) pada wanita.

8. Bahaya Sodium Lauryl Sulfate

Bahan ini sangat lazim digunakan untuk membunuh tanaman dan serangga. Para produsen SLS
dimasukan dalam kategori pestisida yang diperbolehkan dalam pertanian organik, tapi kemudian
pestisida ini ditolak karena SLS sangat mencemari dan berdampak negatif terhadap lingkungan.

Ditemukan sebagai penyebab katarak pada mata orang dewasa dan terbukti menjadi penyebab
ketidaksempurnaan pembentukan mata pada anak kecil. SLS sendiri tidak dikategorikan sebagai
penyebab kanker karena SLS bercampur dengan Triethanolamine (T.E.A) yang merupakan bahan
karsinogenik, yang kemudian disebut nitrosames. (De Gray, Jerry. 2009).
9. Karies gigi

Karies gigi (Streptococcus mutans) merupakan suatu penyakit dan sementum yang disebabkan aktivitas
jasad renik yang ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan. Proses karies yang ditandai dengan
terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi diikuti dengan kerusakan bahan organiknya. Karies gigi
dapat dicegah dengan cara menghilangkan plak gigi. Salah satu pencegahannya adalah menggosok gigi
dengan pasta gigi. Disamping itu gigi dapat berubah warna menjadi kuning akibat faktor intrinsik
maupun ekstrinsik. Perubahan warna intrinsik adalah pewarnaan gigi oleh noda yang terdapat di dalam
email dan dentin selama odontogenesis atau setelah erupsi gigi (Grossman et al.,1995).

Penyebab utama dari karies gigi adalah penumpukan plak gigi yang banyak mengandung bakteri (Dirks
dan Helderman, 1993). Streptococcus mutans dan Staphylococcus aureus adalah bakteri yang berperan
penting dalam pembentukan plak (Brooks dkk., 2005).

Formulasi Pasta

Pasta biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar
dengan vaselin atau paraffin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol,
musilago, atau sabun.

1. Vasellnum Album

Vaselln terdiri dari vaselin putih dan kuning. Vaselin putih adalah bentuk yang telah dimurnikan
warnanya, karena pemucatan menggunakan asam sulfat anhydrous tidak larut dalam air, tidak tercucikan
dengan air.

Kerugiannya adalah berlemak dan tidak dapat dikombinasikan dengan cairan yang mengandung air,
hanya dapat menyerap air 5%, jarang dipengaruhi oleh udara, kelembaban kebanyakan bahan obat dan
bahan kimia.

Vaselin digunakan pula sebagai pelumas, pelindung, penutup kulit, karena merupakan film penutup pada
kulit yang mencegah penguapan.

2. Gliserol

Gliserol dipakai sebagai zat tambahan, antimikroba dan kelembapan. Pada dasarnya basis formulasi
sediaan pasta tidak jauh berbeda dengan basis yang digunakan dalam formulasi sediaan salep, yaitu :
3. Basis hidrokarbon

Karakteristik :

Tidak diabsorbsi oleh kulit

Inert

Tidak bercampur dengan air

Daya adsorbs air rendah

Menghambat kehilangan air pada kulit dengan membentuk lapisan tahan air dan meningkatkan absorbsi
obat melalui kulit.

Dibagi menjadi 5 yaitu: soft paraffin, hard paraffin, liquid paraffin, paraffin substitute, paraffin ointment.
Contohnya adalah Vaselin, White Petrolatum/Paraffin, White Ointment.

4. Basis absorbsi

Karakteristik: bersifat hidrofil dan dapat menyerap sejumlah tertentu air dan larutan cair.

Basis absorbsi terbagi menjadi :

Non emulsi co. Basis ini menyerap air untuk memproduksi emulsi air dan minyak. Terdiri atas: Wool Fat,
Wool Alcohols, Beeswax, dan Cholesterol.

Emulsi A/M co. Terdiri atas: Hydrous Wool Fat (Lanolin), Oily Cream.

5. Larut Air

Misalnya PEG (Polyethylene Glycol) yang mampu melarutkan zat aktif yang tak larut dalam air dan
meningkatkan penyebaran obat.Bersifat stabil, tersebar merata, dapat mengikat pigmen dan higroskopis
(mudah menguap), sehingga dapat memberikan kenyamanan pada pemakaian sediaan pasta.

6. Air misibel
Air misibel misalnya salep beremulsi

Keuntungan dan Kerugian dari Pasta

Suatu sediaan farmasi berupa pasta memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan sediaan
farmasi bentuk lainnya, keunggulan sediaan pasta antara lain :

Pasta dapat mengikat cairan lebih baik dari pada unguentum (salep).

Pasta lebih melekat pada kulit. Pasta memiliki sifat melindungi, membentuk lapisan yang dapat
menyerap dan menetralkan bahan kimia tertentu yang berbahaya sebelum mencapai permukaan kulit.
Sifat ini karena adanya bahan tak terlarut pada formulasi pasta.

Pasta dapat membentuk lapisan pelindung untuk menutupi luka pada kulit,serta mencegah luka yang
lebih parah dari kulit yang tergores.

Pasta memiliki kemampuan menyerap eksudat oleh sifat alami serbuk /komponen penyerap lain ketika
dioleskan.

Pasta dapat membentuk lapisan kedap air yang buram sehingga dapat digunakan sebagai sunblock.

Konsistensi lebih kenyal dari unguentum.

Tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum (salep).

Sedangkan kerugian sediaan pasta adalah :

Karena sifat pasta yang kaku dan tidak dapat ditembus, pasta pada umumnya tidak sesuai untuk
pemakaian pada bagian tubuh yang berbulu.

Dapat mengeringkan kulit dan merusak lapisan kulit epidermis

Dapat menyebabkan iritasi kulit.

Kelebihan pasta dibanding sediaan topikal yang lain yaitu pasta mengikat cairan sekret sehingga untuk
luka akut lebih baik dibandingkan unguentum, bahan obat dalam sediaan pasta lebih melekat pada kulit
sehingga meningkatkan daya kerja lokal, konsentrasi pasta lebih kental dari salep, dan daya absorpsi
pasta lebih besar dan kurang berlemak dibandingkan dengan sediaan salep (Lieberman,1994).

Evaluasi Sedian Pasta


Untuk mengetahui kestabilan sediaan pasta, perlu dilakukan beberapa pengujian, yakni:

Organoleptik, merupakan pengujian sediaan dengan menggunakan pancaindra untuk mendiskripsikan


bentuk atau konsistensi (misalnya padat, serbuk, kental, cair), warna (misalnya kuning, coklat) dan bau
(misalnya aromatik, tidak berbau). (Anonim, 2000).

pH, prinsip uji derajat keasaman (pH) yakni berdasarkan pengukuran aktivitas ion hidrogen secara
potensiometri/ elektrometri dengan menggunakan pH meter (Anonim, 2004). Caranya pengujian klik.

Viskositas, viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, makin tinggi
viskositas, akan makin besar tahanannya (Martin et al., 1993). Caranya pengujian klik.

Penghamburan/daya sebar, uji penghamburan diartikan sebagai kemampuan untuk disebarkan pada
kulit. Penemuannya dilakukan dengan Extensometer. Caranya yakni salep dengan volume tertentu
dibawa ke pusat antara dua lempeng gelas, lempeng sebelah atas dalam interval waktu tertentu
dibebani oleh peletakan dari anak timbang. Permukaan penyebaran yang dihasilkan dengan menaiknya
pembebanan menggambarkan suatu karakteristik untuk daya hambur (Voigt, 1994).

Resitensi panas, uji ini untuk mempertimbangkan daya simpan suatu sediaan salep atau gel dalam
daerah iklim dengan perubahan suhu (tropen) nyata dan terus menerus. Caranya yakni salep dalam
wadah tertutup diulang dan ditempatkan dalam pertukaran kontinue suhu yang berbeda beda (misalnya
20 jam pada 37°C dan 4 jam pada 40°C) dan ditentukan waktunya (Voigt, 1994).

Pengamatan organoleptis. Pemerian dilakukan pada bentuk, warna,bau, dan suhu lebur.

Homogenitas.

Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat proses pembuatan pasta bahan
aktif obat dengan bahan dasarnya dan bahan tambahan lain yang diperlukan tercampur secara
homogen.Persyaratannya harus homogen, sehingga pasta yang dihasilkan mudah digunakan dan
terdistribusi merata saat penggunaan pada kulit. Alat yang biasanya digunakan pada uji homogenitas
adalah roller mill, colloid mill, homogenizer tipe katup. Dispersi yang seragam dari obat yang tak larut
dalam basis maupun pengecilan ukuran agregat lemak dilakukan dengan melalui homogenizer atau mill
pada temperatur 30-40° C.- Letakan 0,5 gram sediaan pada obyek glass

– Tutup dengan obyek glass yang lain

– Amati homogenitasnya menggunakan lup.

Uji Viskositas

Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, semakin tinggi viskositas,
akan makin besar tahanannya. Nilai viskositas dipengaruhi oleh zat pengental, surfaktan yang dipilih,
proporsi fase terdispersi dan ukuran partikel.
Uji Stabilitas Fisik

Stabilitas dapat didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam batas yang
ditetapkan dan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan, sifat karakteristiknya sama dengan
yang dimilikinya pada saat produk dibuat (Dirjen POM,1995).Tujuan pemeriksaan kestabilan obat adalah
untuk menjamin bahwa setiap bahan obat yang didistribusikan tetap memenuhi persyaratan yang
ditetapkan meskipun sudah cukup lama dalam penyimpanan. Pemeriksaan kestabilan digunakan sebagai
dasar penentuan batas kadaluarsa, cara cara penyimpanan yang perlu dicantumkan dalam label
(Lachman, 1994).Ketidakstabilan formulasi dapat dilihat dari perubahan penampilan fisik, warna, rasa,
dan tekstur dari formulasi tersebut, sedangkan perubahan kimia yang terjadi hanya dapat dipastikan
melalui analisis kimia.

Pemeriksaan konsistensi

Penetrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur konsistensi atau kekerasan semisolid.

Pengukuran diameter globul rata-rata

Pengukuran diameter globul rata rata dilakukan menggunakan mikroskop optik dengan perbesaran 100x.

Penetapan kadar zat aktif

Penetapan kadar dapat dilakukan dengan cara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).

Keseragaman sediaan

Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan menggunakan dua metode, yaitu keragaman bobot dan
keseragaman kandungan. Persyaratan ini digunakan untuk sediaan yang mengandung dua atau lebih zat
aktif.Persyaratan keragaman bobot diterapkan pada produk yang mengandung zat aktif 50 mg atau lebih
yang merupakan 50% atau lebih , dari bobot satuan sediaan. Keseragaman dari zat aktif lain, jika dalam
jumlah kecil ditetapkan dengan persyaratan keseragaman kandungan (Dirjen POM, 1995).

Evaluasi fisik

Berupa penampilan, distribusi ukuran partikel, homogenitas, konsistensi, uji kebocoran tube, isi
minimum, pengukuran kecepatan pelepasan zat aktif dari sediaan dan Pengujian difusi zat aktif dari
sediaan.

Evaluasi kimia

Berupa penetapan kadar zat aktif dan Identifikasi zat aktif.

Evaluasi biologi

Berupa uji Penetapan potensi antibiotika dan uji sterilitas.

Baca juga: Uraian Lengkap Tentang Pulvis dan Pulveres


Cara Pembuatan Pasta

Umumnya pasta dibuat dengan cara yang sama dengan salep. Tetapi, bahan untuk menggerus dan
menghaluskan digunakan untuk membuat komponen serbuk menjadi lembut, bagian dari dasar ini
sering digunakan lebih banyak dari pada minyak mineral sebagai cairan untuk melembutkan pasta.

Untuk bahan dasar yang berbentuk setengah padat, dicairkan terlebih dahulu, setelah itu baru kemudian
dicampur dengan bahan padat dalam keadaan panas agar lebih tercampur dan homogen. Pembuatan
pasta dilakukan dengan dua metode :

a. Pencampuran komponen dari pasta dicampur bersama sama dengan segala cara sampai sediaan yang
rata tercapai.

b. Peleburan semua atau beberapa komponen dari pasta dicampurkan dengan meleburkannya secara
bersamaan, kemudian didinginkan dengan pengadukan yang konstan sampai mengental. Komponen
komponen yang tidak dicairkan biasanya ditambahkan pada campuran yang sedang mengental setelah
didinginkan dan diaduk.

c. Bahan dasar pasta : vaselin, lanolin, adepslanae, unguentum simplex, minyak lemak dan parafin
liquidum.

d. Pembuatan : Bahan dasar yang berbentuk setengah padat dicairkan lebih dulu, baru dicampur dengan
bahan padat dalam keadaan panas agar lebih tercampur dan homogen.

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Agar Sediaan Berhasil

Bila meracik sediaan semisolid, peracik menyiapkan jumlah berlebih dari jumlah total sediaan. Dalam
meracik sediaan ini diperhatikan :

Tidak memakai bahan bahan yang pedas, mengiritasi,alergenik terhadap kulit atau tapak pemakaian lain
kecuali kalau perlu untuk pengobatan.

Pilih dasar atau pembawa yang membolehkan bahan aktif memberikan efek terapetik lokal atau sistemik.
Kurangi ukuran partikel menjadi terkecil yang layak.

Gabungkan bahan aktif dengan bahan bahan yang ditambahkan untuk mendapatkan cairan yang uniform
atau dispersi padat dalam sediaan.

Amati keseragaman

Proses Meracik (Compounding Process) Sediaan Pasta

Langkah-langkah berikut untuk meminimalkan kesalahan dan memaksimalkan tujuan penulis resep

Pertimbangkan kecocokan resep yang akan diracik dengan syarat syarat keamanan dan tujuan
pemakaian.

Kerjakan perhitungan yang yang penting untuk mendapatkan jumlah bahan bahan yang diperlukan.

Identifikasi alat alat yang diperlukan

Pakai pakaian yang tepat dan cuci tangan

Bersihkan daerah peracikan dan alat yang diperlukan.

Hanya satu resep yang harus diracik pada satu waktu dalam suatu peracikan yang ditentukan.

Kumpulkan semua bahan bahan untuk meracik resep

Racik sediaan dengan mengikuti catatan formulasi (formulation record) Proses meracik (lanjutan)

Nilai variasi berat, kecukupan pencampuran, kejernihan, bau, warna, konsistensi, dan pH setepatnya.

Bubuhi keterangan catatan racikan dan jelaskan rupa sediaan

Beri label wadah resep dengan memasukkan item berikut: a) nama sediaan, b) nomor identifikasi
internal, c) initial compounder, d) penyimpanan yang diperlukan, dan pernyataan yang diperlukan
berdasarkan undang undang.

Tandatangani dan beri tanggal resep yang menegaskan bahwa semua prosedur telah dikerjakan untuk
menjamin keseragaman, identitas, kekuatan,kuantitas, dan kemurnian.

Bersihkan semua peralatan dan simpan dengan tepat (Bangun, 2004).

Metode Pembuatan Pasta

Metoda pembuatan skala lab dan industri


a. Pembuatan pasta skala laboratorium

Umumnya pasta dibuat dengan cara yang sama dengan salep. Tetapi, bahan untuk menggerus dan
menghaluskan digunakan untuk membuat komponen serbuk menjadi lembut, bagian dari dasar ini
sering digunakan lebih banyak daripada minyak mineral sebagai cairan untuk melembutkan pasta.

Untuk bahan dasar yang berbentuk setengah padat, dicairkan terlebih dahulu, setelah itu baru kemudian
dicampur dengan bahan padat dalam keadaan panas agar lebih tercampur dan homogen.

Pembuatan pasta dilakukan dengan dua metode :

1. Pencampuran

Komponen dari pasta dicampur bersama sama dengan segala cara sampai sediaan yang rata tercapai.

2. Peleburan

Semua atau beberapa komponen dari pasta dicampurkan dengan meleburkannya secara bersamaan,
kemudian didinginkan dengan pengadukan yang konstan sampai mengental. Komponen komponen yang
tidak dicairkan biasa nya ditambahkan pada campuran yang sedang mengental setelah didinginkan dan
diaduk.

b. Pembuatan pasta skala industri

Penentuan bahan yang berkualitas

Tes sterilisasi awal

Sterilisasi terminal dari pasta

Filtrasi agar jenih

Pengerjaan penampilan

Penggunaan LAF
Uji stabilitas obat

Tonisitas

> Menurut kamus lengkap kedokteran hal 263 Tonisitas adalah tegangan otot yang sehat.

> Menurut farmasi fisik hal 483

Tonisitas larutan dapat ditentukan dengan menggunakan salah satu yaitu hemolisis, pengaruh berbagai
larutan diperiksa berdasarkan timbulnya efek ketika disuspensi kan dengan darah.

> Menurut SDF ha1358 Tonisitas mengacu pada tekanan osmotik yang diberikan oleh larutan atau
padatan larutan ini. Tonisitas adalah membandingkan tekanan osmosa antara dua cairan yang dipisahkan
oleh membrane semi permeabel.

Viskositas

Viskositas merupakan ukuran kekentalan suatu fluida yang bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya,
seperti kita ketahui setiap fluida atau zat yang memiliki ukuran kekentalan masing masing-misalnya
minyak dan air,yang memiliki ukuran kekentalan yang berbeda.

Pengemasan

Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk
ditransportasikan, didistribusikan, disimpan.

Pemeriksaan hasil dengan teliti

Peralatan yang dibutuhkan untuk pembuatan sediaan semi padat untuk skala kecil (laboratorium)
maupun untuk skala besar (industri) pada prinsipnya sama. Perbedaannya hanya pada kapasitas alatnya,
pada skala laboratorium kapasitas peralatannya lebih kecil.

Basis/Pembawa Pasta

Pada dasarnya basis yang digunakan dalam formulasi sediaan pasta tidak jauh berbeda dengan basis
yang digunakan dalam formulasi sediaan salep, yaitu :

Basis Hidrokarbon

Karakteristik: Tidak diabsorbsi oleh kulit, inert, tidak bercampur dengan air, daya adsorbsi air rendah,
menghambat kehilangan air pada kulit dengan membentuk lapisan tahan air dan meningkatkan absorbsi
obat melalui kulit.

Dibagi menjadi 5, yaitu : Soft paraffin, Hard paraffin, Liquid paraffin, Paraffin substitute, paraffin ointment
Contoh: vaselin, White Petrolatum/paraffin, White Ointment
Basis Absorbsi

Karakteristik: bersifat hidrofil dan dapat menyerap sejumlah tertentu air dan larutan cair.

Terbagi: Non emulsi co, basis ini menyerap air untuk memproduksi emulsi air dalam minyak.

Terdiri atas: Wool fat, wool alcohols, beeswax and cholesterol.

Emulsi A/M co, terdiri atas : Hydrous wool fat (lanolin), Oily cream.

Larut Air

Misalnya PEG (polyethylene Glycol) yang mampu melarutkan zat aktif yang tak larut dalam air dan
meningkatkan penyebaran obat. Bersifat stabil, tersebar merata, dapat mengikat pygmen dan
higroskopis (mudah menguap), sehingga dapat memberikan kenyamanan pada pemakaian sediaan
pasta.

Air misibel

Misalnya salep beremulsi.

Cara Penyimpanan Sediaan Pasta

Simpan dalam wadah aslinya beserta label dan petunjuknya

Simpan pada tempat sejuk dan kering yaitu pada suhu kamar yang jauh dari sumber panas.

Ikuti petunjuk penyimpanan pada label kemasan obat Hindari meninggalkan obat di kamar mandi, mobil,
atau di tempat yang lembab dan terlalu panas

Gunakan tempat khusus untuk menyimpan obat, lebih baik jika dalam lemari obat.

Simpanlah obat terpisah dari bahan makanan dan jangan sampai memindahkan tempat obat ke bekas
tempat makanan.

Berikanlah catatan pada masing masing obat, terutama jika dalam keluarga mempunyai beberapa anak
sehingga obat tidak tertukar.

Pastikan semua obat yang disimpan aman dari jangkauan anak-anak.

Obat yang harus di buang (dimusnahkan) yaitu jika:

– Sudah melebihi tanggal kedaluwarsa dari yang tertera pada label obat.

– Terjadi perubahan fisik obat yaitu terjadi perubahan warna, bau dan bentuk walaupun belum lewat
tanggal kedaluwarsa.
– Tidak diketahui identitas obat yang bisa menjelaskan tentang nama, kegunaan, cara penggunaan dan
efek samping. Jangan menebak-nebak identitas obat yang tidak jelas. Jika membutuhkan informasi
sebaiknya hubungi dokter atau apoteker.

Jangka waktu penyimpanan salep/pasta (tube) adalah selama 3 tahun. Pada obat-obat biasanya ada
kandungan zat pengawet, yang dapat merintangi pertumbuhan kuman dan jamur

Cara memusnahkan obat yang sudah tidak terpakai sebaiknya tidak dibuang begitu saja ke tempat
sampah, hal ini untuk menghindari ada yang mengambil kembali obat tersebut.

Cara Pemakaian Obat Pasta

Cuci tangan

Sediakan peralatan yang dibutuhkan, seperti obatnya dan tissue

Posisikan diri dengan tepat dan nyaman, pastikan hanya membuka area yang akan diberi obat.

Periksa kondisi kulit.

Cuci area yang sakit, bersihkan semua kotoran pada kulit.

Keringkan atau biarkan area kering oleh udara

Oleskan obat (pasta) pada area kulit yang sakit

Pastikan tangan yang digunakan untuk mengoleskan sudah bersih

Jika sudah dioleskan, cuci tangan kembali.

Cara Absorpsi Pasta

1. Penetrasi

Penetrasi pasta ke dalam kulit dimungkinkan melalui dinding folikel rambut. Apabila kulit utuh maka cara
utama untuk penetrasi masuk umumnya melalui lapisan epidermis lebih baik dari pada melalui folikel
rambut atau kelenjar keringat.

Absorpsi melalui epidermis relatif lebih cepat karena luas permukaan epidermis 100 sampai 1000 kali
lebih besar dari rute lainnya stratum korneum, epidermis yang utuh, dan dermis merupakan lapisan
penghalang penetrasi obat ke dalam kulit.

Baca juga: Pengenceran Obat atau Pemicikan Obat (Lengkap)


Penetrasi ke dalam kulit ini dapat terjadi dengan cara difusi melalui penetrasi transeluler (menyeberangi
sel), penetrasi interseluler (antar sel), penetrasi transepidageal (melalui folikel rambut, keringat, dan
perlengkapan pilo sebaseus) ( Liebermann, 1996 ).

2. Disolusi

Disolusi didefinisikan sebagai tahapan dimana pasta mulai masuk ke dalam larutan dari bentuk padatnya
atau suatu proses dimana suatu bahan kimia atau obat menjadi terlarut dalam pelarut.

Dalam sistem biologis pelarut obat dalam media aqueous merupakan bagian penting sebelum kondisi
absorpsi sistemik. Supaya partikel padat terdisolusi molekul solut pertama-tama harus memisahkan diri
dari permukaan padat, kemudian bergerak menjauhi permukaan memasuki pelarut (Liebermann. 1996).

3. Difusi

Difusi adalah suatu proses perpindahan massa molekul suatu zat yang dibawa oleh gerakan molekul
secara acak dan berhubungan dengan adanya perbedaan konsentrasi aliran molekul melalui suatu batas,
misalnya membran polimer.

Difusi pasif merupakan bagian terbesar dari proses trans-membran bagi umumnya obat. Tenaga
pendorong untuk difusi pasif ini adalah perbedaan konsentrasi obat pada kedua sisi membran sel.
Menurut hukum difusi Fick, molekul obat berdifusi dari daerah dengan konsentrasi obat tinggi ke daerah
konsentrasi obat rendah (Liebermann. 1996).

Penggolongan Pasta

Ada dua kelompok utama pasta :

Kelompok pasta yang dibuat dari gel fase tunggal mengandung air. Ex: pasta natrium carboksi metil
celullosa (CMC)

Kelompok pasta berlemak. Ex: pasta Zink oksida

Penggolongan Pasta (IMO)

Ada 3 macam pasta


Pasta berlemak, merupakan salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat. Bahan dasar salep :
vaselin, parafin cair. Jumlah lemak yang lebih sedikit dibanding serbuk padatnya harus dilelehkan dulu
supaya homogen.

Pasta kering, merupakan pasta bebas lemak mengandung 60% zat padat (serbuk)

Pasta Pendingin

Prinsip Pemilihan Pasta

Pada kulit tidak berambut, secara umum dapat dipakai sediaan salep, krim, emulsi. Krim dipakai pada lesi
kulit yang kering dan super fisial, salep dipakai pada lesi yang tebal (kronis)

Pada daerah berambut, lotion dan gel merupakan pilihan yang cocok

Pada lipatan kulit, formulasi bersifat oklusif seperti salep, emulsi W/O dapat menyebabkan maserasi
sehingga harus dihindari.

Pada daerah yang mengalami eskoriasi formulasi berisi alkohol dan asam salisilat sering mengiritasi
sehingga harus dihindari.

Sediaan cair dipakai untuk kompres pada lesi basah mengandung pus berkusta.

Teknik Pencampuran dalam Pembuatan Sediaan Semi Padat

Pencampuran adalah salah satu operasi farmasi yang paling umum. Sulit untuk menemukan produk
farmasi dimana pencampuran tidak dilakukan pada tahap pengolahan.

Pencampuran dapat didefinisikan sebagai proses di mana dua atau lebih komponen dalam kondisi
campuran terpisah atau kasar diperlakukan sedemikian rupa sehingga setiap partikel dari salah satu
bahan terletak sedekat mungkin dengan partikel bahan atau komponen lain.

Proses ini melibatkan pencampuran gas, cairan atau padatan dalam setiap kombinasi dan rasio dua atau
lebih komponen yang mungkin (Madinah, 2008).

Tujuan pencampuran adalah sebagai berikut.


Untuk memastikan bahwa ada keseragaman bentuk antara bahan tercampur yang dapat ditentukan
dengan mengambil sampel dari bagian terbesar bahan dan menganalisisnya, yang harus mewakili
komposisi dari keseluruhan campuran.

Untuk memulai atau meningkatkan reaksi fisika atau kimia seperti difusi, disolusi, dll (Madinah, 2008).

Umumnya pencampuran dilakukan untuk memperoleh jenis produk berikut.

Ketika dua atau lebih cairan misibel dicampur bersama-sama, hasilnya dikenal sebagai larutan nyata.

Ketika dua cairan imisibel dicampur dengan agen pengemulsi, hasilnya dikenal sebagai emulsi.

Ketika padatan dilarutkan dalam suatu pembawa, hasilnya dikenal sebagai larutan.

Ketika padat tidak larut dilarutkan dalam suatu pembawa, hasilnya dikenal sebagai suspensi.

Ketika padatan atau cairan dicampur dengan basis semi padat, hasilnya dikenal sebagai salep atau
supositoria.

Ketika dua atau lebih bahan padat bersama, diperoleh serbuk yang bila diisi ke dalam kapsul dikenal
sebagai kapsul dan ketika dikompresi di bawah tekanan tinggi disebut tablet (Madinah, 2008).

Campuran pasta dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Campuran positif

Jenis campuran ini terbentuk ketika dua atau lebih gas atau cairan misibel dicampur bersama-sama
melalui proses difusi. Dalam hal ini tidak diperlukan energi, cukup hanya dengan memberikan waktu
untuk pembentukan larutan. Jenis bahan ini tidak memberikan masalah dalam pencampuran (Bhatt &
Agrawal, 2007).

2. Campuran negatif

Campuran jenis ini terbentuk ketika padatan tidak terlarut dicampur dengan pembawa untuk
membentuk suspensi atau ketika dua cairan tidak saling larut yang dicampur untuk membentuk emulsi.
Pencampuran ini lebih sulit disiapkan dan memerlukan tingkat dengan kekuatan pencampuran yang lebih
tinggi komponen eksternal karena ada kecenderungan campuran ini terpisah kecuali jika terus diaduk
(Bhatt & Agrawal, 2007).

3. Campuran netral
Banyak produk farmasi seperti pasta, salep, dan serbuk tercampur adalah contoh campuran netral.
Produk tersebut statis dan komponennya tidak memiliki kecenderungan bercampur secara spontan
tetapi sekali tercampur, mereka tidak akan terpisah dengan mudah (Bhatt & Agrawa], 2007).

Dalam semua jenis campuran, pencampuran dicapai dengan menerapkan satu atau lebih dari
mekanisme berikut.

Convective mixing : perpindahan sekelompok partikel dalam jumlah besar terjadi dari satu bagian
powder bed ke bagian lain. Convective mixing disebut sebagai selama convective mixing yang
pencampuran makro.

Shear mixing : Selama shear mixing gaya geser terbentuk dalam massa bahan dengan menggunakan
agitator arm atau blast of air.

Diffusive mixing : Selama diffusive mixing, bahan bahan miring sehingga gaya gravitasi menyebabkan
lapisan atas tergelincir dan difusi partikel individu berlangsung di atas permukaan yang baru
dikembangkan. Diffusive mixing disebut sebagai pencampuran mikro (Bhatt & Agrawal, 2007).

Mixing Guidelines

Gunakan waktu yang cukup dalam pencampuran untuk memastikan bahwa polimer benar benar
terhidrasi sebelum menambahkan komponen formulasi tambahan.

Pencampuran yang berlebihan atau tidak tepat selama dispersi dapat menyebabkan udara terperangkap,
variasi viskositas, dan/atau ketidak stabilan formulasi. Udara terperangkap dapat diminimalkan dengan
menggunakan variable drive motor. Setelah polimer terdispersi, udara ter perangkap dapat diminimalkan
dengan reposisi impeller dan mengurangi kecepatan pencampuran. Biarkan dispersi asam untuk
melepaskan gelembung udara terperangkap.

Dianjurkan melakukan pengadukan sedang.

Setiap pencampuran intensitas tinggi yang diperlukan harus diselesaikan sebelum netralisasi.

Hindari pencampuran high shear dengan waring blender atau rotor stator homogenizers. Pencampuran
seperti itu dapat menggeser polimer dan menghasilkan kehilangan fungsionalitas permanen.

Jika busa persisten dihasilkan, busa tersebut dapat hilang dengan merusak polimer secara parsial dengan
penambahan asam dengan kadar yang sangat rendah sebelum menetralisir dispersi dengan basis yang
cocok. Asam klorida atau fosfat memiliki efektivitas sebesar 0,5% dari berat polimer yang digunakan
(Anonim, 2011).

Bentuk sediaan semi padat seperti salep dan krim digunakan untuk bagian eksternal. Sediaan ini sering
digunakan ketika resep dokter memerlukan kombinasi dari dua atau lebih salep atau krim dalam rasio
tertentu atau penggabungan obat ke dalam salep atau basis krim. Salep berbasis minyak dan krim
berbasis air. Karena pencampuran langsung dari bahan bahan tidak selalu dapat dilaksanakan,
penggabungan agen lain diperlukan untuk memastikan partikel berukuran halus.

Wetting agent : menggantikan udara dari partikel dan memungkinkan mereka untuk bercampur lebih
baik. Contoh: alkohol.

Levigating agent : mengurangi ukuran partikel. Contoh: minyak mineral, gliserin

Suspending agent : zthickening agent yang memberikan struktur ke suspensi. Memungkinkan partikel
mudah terdispersi. Contoh: karboksi metil selulosa, tragakan (Madinah, 2008).

Teori Pencampuran Sediaan Semi Padat

Pellet and powder state : penambahan sejumlah kecil cairan ke sebagian besar serbuk kering padatan
menjadi bola dan membentuk pelet kecil. Pelet tertanam dalam matriks serbuk kering, yang memiliki
efek bantalan dan membuat pelet sulit putus. Secara keseluruhan, zat padat ini mengalir bebas dan
tingkat homogenisasinya rendah.

Pelet state : penambahan lebih lanjut dari hasil cairan dalam konversi serbuk kering berlebih menjadi
pelet, sampai akhirnya semua bahan pelet tidak melekat dan agitasi akan menyebabkan agregat terurai
menjadi butiran yang lebih kecil. Tingkat pencapaian homogenisasi bahkan lebih rendah daripada di
tahap pelet dan serbuk dan adalah powder state bertujuan dalam bubuk untuk melembabkan granulasi
tablet.

Plastic state : Sementara isi cairan meningkat lebih jauh, karakter campuran berubah secara nyata,
agregat bahan menempel, penampilan granular hilang, campuran menjadi lebih atau kurang homogen.
Sifat plastik muncul, campuran menjadi sulit untuk bergeser, yang mengalir pada tegangan rendah tetapi
rusak di bawah tekanan tinggi. Homogenisasi dapat dicapai jauh lebih cepat daripada di kasus
sebelumnya. Tingkat ini diperoleh misalnya ketika membuat massa pil.

Sticky state : penggabungan cairan terus menerus menyebabkan campuran mencapai keadaan lengket,
penampilan menjadi seperti pasta, permukaan mengkilap, dan massa melekat pada permukaan padat.
Massa mengalir dengan mudah, bahkan di bawah tekanan rendah, tetapi homogenitas dicapai secara
perlahan.

Liquid state : akhirnya, penambahan cairan hasil penurunan konsistensi sampai tingkat cairan tercapai.
Dalam keadaan ini, campuran mengalir menurut beratnya sendiri dan akan mengalirkan permukaan
vertikal (Bhatt & Agrawal, 2007).

Disolusi Giometri Salep

Extemporaneous compounding salep dan krim seringkali melibatkan penggunaan mortir dan stamper,
spatula dan ointment slab. Kunci untuk campuran homogen adalah menggunakan alat ini dengan baik
dan menggabungkannya dengan metode dilusi geometrik dalam persiapan semua produk salep ateu
krim.

Pengenceran geometris adalah proses dimana campuran homogen atau bahkan distribusi dua atau lebih
zat tercapai. Bila menggunakan metode ini, jumlah terkecil bahan aktif dicampur secara menyeluruh
dengan volume pengencer atau basis pada ointment slab yang sama.

Pengencer atau basis berlebih ditambahkan dalam jumlah yang sama dengan volume dari campuran
pada ointment slab. Proses ini diulang sampai semua pengencer atau basis dimasukkan ke dalam
campuran. Meskipun metode ini memakan waktu, namun akan membuat campuran homogen atau
dispersi halus dari obat salep atau krim (Madinah, 2008).

Alat Pencampur Sediaan Semi Padat

1. Spatula

Spatula biasanya digunakan untuk memindahkan bahan padat seperti serbuk, salep, atau krim. Mereka
juga digunakan untuk mencampur bahan bersama sama menjadi campuran homogen. Spatula tersedia
dalam stainless steel, plastik dan hard rubber. Jenis spatula yang digunakan tergantung pada apa yang
sedang dipindahkan atau dicampur (Madinah, 2008).

2. Mortir dan stamper

Mortir dan stamper digunakan untuk menggiling partikel ke dalam bubuk halus (triturasi). Penggabungan
cairan (levigasi) dapat mengurangi ukuran partikel lebih lanjut. Mortar dan stamper terbuat dari kaca,
porselin, wedgwood atau marmer. Kaca lebih baik digunakan untuk pencampuran bentuk sediaan cairan
dan semi padat (Madinah, 2008).

3. Water bath
Fungsi utama dari water bath adalah untuk menciptakan suhu yang konstan dan digunakan untuk
inkubasi pada analisis mikrobiologi. Serta, digunakan untuk melebur basis, menguapkan ekstrak.
Pemanasan untuk mempercepat kelarutan.

4. Cawan penguap

Cawan berfungsinya untuk melarutkan bahan yang setengah padat, jadi semacam tempat wadah, dan
melarutkannya di atas asbes besi dan di bakar pakar spirtus. Nanti ada di bawah. Banyak ukurannya, ada
yang kecil sampai besar.

5. Sudip/Kertas rongen

Sudip berfungsi untuk membersihkan dan mengambil sisa sisa obat yang habis dibuat.

6. Timbangan

Ada dua jenis timbangan, yaitu timbangan halus dan timbangan kasar. Timbangan halus tersimpan di
kotak ada pintunya dan ukurannya lebih kecil,tapi Timbangan kasar dia lebih besar dan tidak tertutup.

7. Pinset/penjebit

Pinset berfungsi untuk mengambil bahan atau cawan penguap. Jadi tidak boleh sembarang tangan.
Untuk mengambil ukuran timbangan juga harus pakai pinset.

8. Sendok tanduk

Sendok tanduk berfungsi untuk mengambil bahan agar tidak akan terkontaminasi oleh zat lain.
Bagikan ini:

Sponsored

Akmal Bahtiar @kmal_bahtiar

Lulusan S1 Farmasi Unhas, Makassar. Memiliki sedikit pengalaman dalam dunia tulis menulis, terobsesi
dengan design dan optimasi website.

Leave a Comment

SHARE

TAGS:

Sediaan Farmasi

BACA JUGA

Pengenceran Obat atau Pemicikan Obat (Lengkap)

Sediaan Salep (Unguenta) Lengkap

Sediaan Gel: Pengertian, Metode Pembuatan, Formulasi dan Evaluasi

About Contact Kebijakan Privasi SOP Jobs

©BioFar.ID - Farmasi dan Linearitas Keilmuannya

Anda mungkin juga menyukai