KEUNTUNGAN :
Merupakan campuran homogen.
Dosis dapat mudah di ubah-ubah dalam
pembuatan.
Dapat diberikan dalam larutan encer kapsul
Kerja awal obat lebih cepat karena obat cepat
diabsorbsi. KERUGIAN :
Mudah diberi pemanis, pengaroma dan pewarna.
Volume bentuk larutan lebih besar.
Untuk pemakaian luar, bentuk larutan mudah
Ada obat yang tidak stabil dalam larutan
digunakan.
Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan
baunya dalam larutan.
BENTUK-BENTUK SEDIAAN
LARUTAN ( FI EDISI V)
LARUTAN LARUTAN
ORAL TOPIKAL
Bentuk-Bentuk Sediaan Larutan
LARUTAN ORAL
Elixir Sirup
Potiones (obat Minum ) Netralisasi
sediaan yang sirup simplex,
sediaan cair yang mengandung bahan obat mengandung 65 % gula obat minum yang
dibuat untuk dan bahan tambahan dalam larutan nipagin
pemberian oral,
dibuat dengan
(pemanis, pengawet, 0,25 %b/v.
mengandung satu pewangi) sehingga mencampurkan
sirup obat, mengandung
atau lebih at dengan memiliki bau dan rasa satu atau lebihjenis obat bagian asam dan
atau tanpa bahan yang sedap dan sebagai dengan atau tanpa zat bagian basa sampai
pengaroma, pemanis, pelarut digunakan tambahan, digunakan reaksi selesai dan
atau pewarna yang campuran air-etanol. untuk pengobatan. larutan bersifat
larut dalam air atau etanol berfungsi untuk sirup pewangi, tidak
berbentuk emulsi atau
netral.
mempertinggi kelarutan mengandung zat pewangi
suspensi. obat. elixir dapat pula
misalnya : solutio
atau penyedap lain.
ditambahkan glycerol, penambahan sirup ini citratis magnesii.
sorbitol, atau bertujuan untuk
propilenglikol. menutupi rasa atau bau
obat yang tidak enak.
Bentuk-Bentuk Sediaan Larutan
LARUTAN ORAL
Potio Effervescent
Saturatio yang CO2 nya lewat jenuh. Guttae (dop)
Saturatio
Pembuatan :
obat minum yang dibuat a. langkah 1 dan 2 sama dengan pada obat tetes :sediaan cair
saturatio berupa larutan, emulsi atau
dengan mereaksikan asam
b. langkah 3 seluruh bagian asam suspensi, apabila tidak
dan basa tetapi gas yang
dimasukkan ke dalam basa dengan hati-
terjadi ditahan dalam wadah
hati, segera tutup dengan sampagne
dinyatakan lain dimaksudkan
sehingga larutan jenuh untuk obat dalam.
knop gas CO2 umumnya digunakan
dengan gas. diguanakn
pembuatan : untuk pengobatan, menjaga stabilitas dengan cara
a. komponen basa dilarutkan
obat, dan kadang-kadang dimaksdkan meneteskan menggunakan
untuk menyegarkan rasa minuman. penetes yang menghasilkan
dalam 2/3 bagian air yang
c. Hal yang harus diperhatikan untuk
tersedia. tetesan yang setara dengan
sediaan saturatio dan potio effervescent
b. 2/3 bagian asam masuk
adalah : tetesan yang dihasilkan
basa, gas dibuang penetes baku yang
diberikan dalam botol yang kuat, berisi
seluruhnya. sisa asam
kira-kira 9/10 bagian dan tertutup kedap disebutkan dalam Farmkope
dituang hati-hati lewat tepi
botol, segera tutup dengan
dengan gabus karet yang rapat. kemudian Indonesia.
diikat dengan sampagne knop. pediatric drop : obat tetes
sampagne knop sehingga
tidak boleh mengandung bahan obat yang
gas yang terjadi tertahan, yang digunakan untuk anak-
sukar larut, karena tidak boleh dikocok.
pengocokan menyebabkan botol pecah anak atau bayi.
karena botol berisi gas dalam jumlah
besar
Bentuk-Bentuk Sediaan Larutan
LARUTAN TOPIKAL
Collyrium
Tetes hidung adalah obat Sediaan yang dimaksudkan Cairan yang dipakai untuk
yang digunakan untuk untuk disedot dihidung atau mendatangkan 4rasa
hidung dengan cara mulut atau disemprotkan dalam dingin pada temapt yang
meneteskan obat ke dalam bentuk kabut ke dalam saluran sakit dan panas karena
pernapasan.
rongga hidung. Tetesan butiran kabut harus
radang atay berdasarkan
Dapat mengandung zat seragam dan sangat halus sifat perbedaan tekanan
pensuspensi, pendapar dan sehingga dapat mencapai somose, digunakn untuk
pengawet, bronkhioli. mengeringkan luka
Minyak lemak atau minyak Inhalasi merupakan larutan bernanah.
mineral tidak boleh dalam air atau gas. Contohnya : SOL.
Penandaan : Pada etiket ditulis “
digunakan sebagai cairan Rivanol, Campuran
Kocok Dahulu”.
pembawa. Borwater-revanol.
PENINGKATAN KELARUTAN OBAT SUKAR LARUT DALAM AIR
Memperkecil ukuran partikel : ukuran dan bentuk partikel berpengaruh terhadap kelarutan
1 partikel tersebut. semakin kecil ukuran partikel semakin besar kelarutan suatu obat.
Teknologi nanosuspensi : langkah yang dapat dilakukanuntuk memperbesar kelarutan obat dalam air salah
2 satunya adalah dengan memperkecil ukuran partikel obat dalam skala nano. nanopartikel dapat diperoleh
dengan berbagai metode yaitu crushing, grinding, spray drying dan freeze drying. metode paling umum
adalah media mill.
Surfaktan : Obat yang bersifat asam lemah dan basa yang sukar larut, dapat dilarutkan dengan bantuan
3 kerja zat aktif permukaan dengan bantuan kerja dari zat aktif permukaan dengan menurunkan tegangan
permukaan antara zat terlarut dengan mediumnya.
Pembentukan garam : Gaya antar molekuler yang terlibat dalam pembentukan kompleks adalah gaya van
4 der waals dari dispersi, dipolar dan diinduksi.
Pengaturan pH : Zat aktif yang digunakan dalam sediaan farmasi pada umunya bersifat asam dan basa
5 lemah. kelarutan suatu zat asam atau basa lemah sangat dipengaruhi oleh pH. kelarutan asam-asam lemah
akan meningkat dengan menigkatnya pH larutan, karena berbentuk garam yang mudah larut.
PENINGKATAN KELARUTAN OBAT SUKAR LARUT DALAM AIR
Hidrotophi : hidrotopi adalah tipe lain dari solubilisasi, dengan zat terlarut yang melarut dalam kumpulan-
6 kumpulan terarah dari zat hidrotrofi.
Dispersi padat : Chiou dan Riegelman mendefinisikan dispersi dari salah satu atau lebih bahan aktif di dalam
7 pembawa inert atau matriks pada keadaan padat yang di preparasi secara peleburan dan pelarutan dengan
cara pelarutan-peleburan.
EVALUASI SEDIAAN FARMASI VOLUME TERPINDAHKAN
untuk penetapan volume
terpindahkan, pilih tidak kurang
dari 30 wadah, dan selanjutnya
mengikuti kurang dari 30 wadah,
dan selanjutnya mengikuti
3 prosedur untuk bentuk sediaan.
Kemungkinan keberadaan mereka mungkin sudah ada semenjak tahap persiapan produksi. Bahan
alami yang diekstrak, diproduksi maupun disediakan dalam bantuk cair juga rentan terhadap
kontaminasi mikroorganisme. Cara pengawetan yang tidak tepat ketiga digunakan utuk menghasilkan
produk dalam bentuk larutan, disperse atau pun emulsi dapat mendukung pertumbuhan
mikroorganisme Gram negative seperti Enterobacter spp., E. coli, Citrobacter spp., Pseudomonas spp
dan lainnya.
STABILITAS Fasa-fasa yang mempengaruhi aktivitas obat :
EFEKTIFITAS
1. Fasa farmasetik
Fasa ini menentukan ketersediaan farmasetik yaitu ketersediaan senyawa aktif untuk dapat
diabsorpsi oleh sistem biologis. Untuk dapat diabsorpsi senyawa obat harus dalam bentuk molekul
dan mempunyai lipofilitas yang sesuai. Bentuk molekul senyawa dipengaruhi oleh nilai pKa dan pH
lingkungan (lambung pH= 1-3 dan usus pH = 5-8). Pada fasa I selain sifat molekul obat, seperti
kestabilan terhadap asam lambung dan larutan dalam air, formulasi farmasetis dan bentuk sediaan
yang digunakan juga penting untuk aktivitas obat.
2. Fasa Farmakokinetik
Meliputi proses fasa II dan fasa III. Fasa II adalah proses absorpsi molekul obat yang
mengahasilkan ketersediaan biologis obat, yaitu senyawa aktif dalam cairan darah (Ph = 7,4) yang
akan didistribusikan ke jaringan atau organ tubuh. Fasa III adalah fasa yang melibatkan proses
distribusi, metabolisme dan ekresi obat, yang menentukan kadar senyawa aktif pada kompartemen
tempat reseptor berbeda. Fasa I, II dan III menentukan kadar obat aktif yang dapat mencapai
jaringan target.
3. Fasa Farmakodinamik
Meliputi proses fasa IV dan fasa V. Fasa IV adalah tahap interaksi molekul senyawa aktif dengan
tempat aksi spesifik atau reseptor pada jaringan target, yang dipengaruhi oleh ikatan kimia yang
terlibat. Fasa V adalah induksi rangsangan, dengan melalui proses biokimia, menyebabkan
terjadinya respons biologis.
STABILITAS
TOKSISITAS
Zat kimia disebut xenobiotik (xeno = asing), dimana setiap zat kimia baru harus diteliti sifat-sifat
toksiknya sebelum diperbolehkan penggunaannya secara luas.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan toksisitas adalah :
1. Dosis
Dosis menentukan apakah suatu zat kimia adalah racun. Untuk setiap zat kimia, termasuk air, dapat
ditentukan dosis kecil yang tidak berefek sama sekali atau dosis besar sekali yang dapat
menimbulkan keracunan dan kematian.
2. Faktor bahan penyusun
a. Stabilitas bahan aktif
b. Bahan pembantu
a) Dapar
b) Pengawet
c) Antioksidan
3. Faktor luar
a. Cara pembuatan
b. Bahan pengemas
a) pengemas primer yaitu bahan pengemas yang langsung kontak dengan sediaan
b) pengemas sekunder, yaitu bahan pengemas yang tidak bersentuhan langsung dengan
sediaan.
4. Kondisi penyimpanan yang meliputi suhu, tekanan, kelembapan dan cahaya.
Thank You