Anda di halaman 1dari 12

SUSPENSI

NAMA : NURWAHIDAH
NIM : 105131101319
PENGERTIAN SUSPENSI
Menurut R. Voigh suspensi,
suspensiones adalah dispersi
cair dari partikel padat dalam
suatu cairan.

Suspensi adalah suatu dispersi


kasar di mana partikel zat
padat yang tidak larut,
terdispersi dalam suatu
medium cair. Terdiri dari 2
fase yang tidak saling
bercampur yaitu fase
terdispersi (zat padat) dan
fase pendispersi (pelarut –
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
SUSPENSI

Keuntungan supensi Kerugian suspensi


Suspensi oral merupakan bentuk Formulasi dalam pencampuran
sediaan yang menguntungkan dimana terdapat pengaruh gaya
untuk penggunaan pada anak-anak gravitasi bumi yang menyebabkan
atau orang dewasa yang mengalami terjadinya sedimentasi sehingga
kesulitan dalam menelan tablet terjadi ketidakseragaman bobot dan
atau kapsul dosis dari obat.

Rasa yang tidak enak dapat ditutupi Sedimentasi atau endapan yang
dengan penggunaan suspensi. kompak akan sulit didispersikan
kembali ke dalam pelarutnya.
Suspensi juga secara kimia lebih
Produknya cair dan secara relatif
stabil dibanding larutan.
massanya berat.
Sifat-sifat yang diinginkan
dalam sediaan suspensi adalah:
a) Sediaan suspensi yang
dibuat dengan tepat dapat
mengendap secara lambat dan
harus rata lagi bila dikocok.
b) Karakteristik suspensi harus
sedemikian rupa sehingga
ukuran partikel dari suspensoid
tetap tegak konstan untuk
waktu penyimpanan lama.
c) Suspensi harus bisa dituang
dari wadah dengan cepat dan
homogen. (Ansel et al., 1995).
METODE PEMBUATAN
SUSPENSI
 Metode Dispersi  Metode Presipitasi

Metode pembuatan Zat yang hendak didispersikan


dilarutkan dulu dalam pelarut
suspensi dengan cara
organik yang hendak dicampur
menambahkan serbuk
dengan air
bahan obat kedalam Setelah larut dalam pelarut
mucilago yang terbentuk organik larutan zat ini kemudian di
kemudian diencerkan, encerkan dengan latrutan
dalam hal ini serbuk yang pensuspensi dalam air sehingga akan
terbagi harus terdispersi terjadi endapan halus tersuspensi
dalam cairan pembawa, dalam air seningga akan terjadi
umumnya adalah air (Nash, endapan halus tersuspensi dengan
1996). bahan pensuspensi.Caiaran organik
tersebut adalah etanol, propilenglikol
dan polietilenglikol.
SISTEM PEMBUATAN SUSPENSI
Sistem deflokulasi
Dalam sistem deflokulasi partikel deflokulasi mengendap dan akhirnya
membentuk sedimen, dimana terjadi agregasi akhirnya terbentuk cake
yang keras dan sulit tersuspensi kembali.
• Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain.
• Sedimentasi yang terjadi lambat masing-masing patikel mengendap
terpisah dan ukuran partikel adalah minimal.
• Akhirnya sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar
terdispersi lagi.
• Wujud suspensi menyenangkan karena zat tersuspensi dalam waktu
relatif lama. Terlihat bahwa ada endapan dan cairan atas berkabut.
• Sediaan terbentuk lambat.
Sistem flokulasi
Dalam sistem flokulasi, partikel
terflokulasi terikat lemah, cepat
mengendap dan pada penyimpanan tidak
terjadi cake dan mudah tersuspensi
kembali.
• Partikel merupakan agregat yang basa
• Sedimentasi terjadi begitu cepat
• Sedimen tidak membentuk cake yang
keras dan padat dan mudah terdispersi
kembali seperti semula.
• Wujud suspensi kurang menyenangkan
sebab sedimentasi terjadi cepat dan
diatasnya terjadi daerah cairan yang
jernih dan nyata.
FORMULA SUSPENSI
1. Zat aktif sebagai fasa terdispersi, memiliki b. Bahan pensuspensi Bahan pensuspensi
kelarutan yang relatif kecil dalam fasa digunakan untuk memodifikasi viskositas
pendispersi. Sifat partikel yang harus sediaan dan memperlambat terjadinya
diperhatikan adalah ukuran partikel dan sifat pengendapan zat padat saat penyimpanan.
permukaannya. Syarat yang harus dimiliki oleh bahan
pensuspensi yang ideal adalah :
 Dapat merubah sifat fisik larutan
2. Bahan tambahan
pembawa.
a. Bahan pembasah: surfaktan dan humektan
 Viskositas sediaan tinggi saat
Bahan pembasah diperlukan agar partikel zat
aktif dapat terdispersi secara merata di dalam penyimpanan.
fasa luarnya. Mekanisme kerja surfaktan  Viskositas tidak cepat berubah oleh
sebagai zat pembasah adalah dengan pengaruh suhu dan penyimpanan.
menurunkan sudut kontak antara partikel padat  Tahan terhadap pengaruh elektrolit dan
dan zat cair, sehingga menurunkan tegangan tidak terurai pada rentang pH yang besar.
permukaan padat-cair, akibatnya partikel padat  Dapat bercampur dengan bahan
dapat terbasahi. Surfaktan sangat baik
berkhasiat dan bahan tambahan lainnya.
digunakan untuk zat aktif yang mempunyai
sifat permukaan partikel hidrofob. Mekanisme  Tidak toksik.
kerja dari humektan adalah dengan c. Bahan pembawa : air, sirup, sorbitol.
menghilangkan lapisan udara di permukaan d. Dapar
partikel zat padat yang terdispersi, sehingga
e. Pengawet
EVALUASI SUSPENSI
1. Uji Organoleptis Mengamati warna, bau dan rasa dari sediaan
suspensi.
2. Uji homogenitas Pengujian dilihat secara visual apakah sediaan
telah tercampur homogen atau tidak.
3. Uji pH Sediaan diukur pH nya dengan menggunakan pH meter,
pertama diambil sedikit sampel sediaan, kemudian pH meter
ditara dulu dengan buffer standar pada pH 7, kemudian masukan
alat pH meter kedalam suspensi untuk diketahui pH sediaan.
4. Uji viskositas Uji viskositas menggunakan alat viskosimeter
Brookfield dengan rotasi perputaran 12 rpm, 30 rpm dan 60 rpm.
5. Pengukuran volume sedimentasi
6. Menggunakan penggaris untuk
mengukur sedimentasi dan supernatan
sediaan.
7. Pengamatan partikel suspensi
Pengamatan dilakukan menggunakan
mikroskop.
8. Uji kerapatan Menggunakan piknometer
dengan tahap sebagai berikut langkah
pertama timbang pikno bersih,
Selanjutnya, masukkan pikno yang berisi
sampel kedalam beaker glass dengan 200
ml air es dengan suhu 2˚C diamkan selama
15 menit. Setelah cairan suspensi
menyusut, isi kembali pikno dengan
suspensi biarkan pada suhu ruangan,
terakhir timbang pikno dengan isinya.
JURNAL
https://
media.neliti.com/media/publications/1
58025-ID-uji-stabilitas-fisik-dan-daya-
antibakter.pdf
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai