Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2021 Definisi Farmakoepidemiologi
• Farmakoepidemiologi “pharmaco” berarti obat
“epidemiology” berarti populasi besar • Menggabungkan dua cabang ilmu farmakologi dan epidemiologi • Farmakoepidemiologi studi yang mempelajari hubungan pengaruh klinis suatu obat terhadap suatu populasi Sejarah Farmakoepidemiologi
Farmakoepidemiologi berkembang 1960 peristiwa efek samping obat WHO
menbentuk grup studi beberapa Negara mengadakan suatu konferensi International Society for Pharmacoepidemiology (ISPE) Awalnya dinamakan “farmasetikal epidemiologi” oleh Jan Venulet diubah namanya menjadi farmakoepidemiologi Prinsip dan Aplikasi Epidemiologi dalam Farmakoepidemiologi
Peranan epidemiologi dalam farmakoepidemiologi deskriptif dan menganalisis
metode. Metode yang digunakan melihat percobaan klinik sebelum pemasaran epidemiologi memegang peranan penting dalam fasa pra pemasaran dalam industri farmasetika Prinsip dan Aplikasi Farmakologi dan Farmasi Klinik dalam Farmakoepidemiologi
Farmakologi efek obat terhadap manusia dan farmasi klinik
menginvestigasi efisiensi dan keamanan obat. Farmakoepidemiologi implementasi dari metode epidemiologi berdasarkan farmasi klinik yang berfokus efek suatu obat terhadap populasi. Definisi Evidence Based Medicine (EBM)
EBM Pendekatan secara sistematis menganalisis penelitian yang telah
diterbitkan dan berkualitas tinggi pengambilan keputusan klinis diagnosis, investigasi, atau manajemen masing-masing pasien. Tiga Komponen dalam EBM Langkah-langkah pengunaan EBM a. Merumuskan pertanyaan klinis, berdasarkan 4 komponen yaitu patient, intervention, comparison, dan outcome (PICO). Contoh: Seorang perempuan yang menderita diabetes tipe 2 merasa khawatir mengenai kemungkinan adanya pengaruh pengobatan yang dilakukannya terhadap kehamilannya dan kemungkinan terjadinya keguguran. Beliau datang kepada dokter A untuk berkonsultasi. Dokter pernah mendengar bahwa terapi infuse insulin (insulin pump) lebih efektif dibandingkan dengan terapi insulin pada umumnya. Meskipun demikian sebelum memastikan untuk menggunakan terapi tersebut, dokter ingin mengetahui kebenaran informasi tersebut. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk mencari literature terkait kasus di atas. Langkah-langkah pengunaan EBM b. Menemukan bukti-bukti yang bisa menjawab pertanyaan klinis Langkah-langkah pengunaan EBM c. Melakukan penilaian kritis apakah bukti itu benar Validitas, kepentingan dan kemampuan penerapan. d. Menerapkan bukti kepada pasien e. Melalukan Evaluasi Kelebihan EBM
a. Praktik EBM meningkatkan kebiasaan membaca
b. Meningkatkan keterampilan metodologi penelitian, dapat memicu serta memacu keinginan untuk meneliti c. Menjamin praktik dan tata laksana pasien yang terkini dan rasional d. Praktik dokter akan sesuai dengan aspek etika dan medikolegal Kesimpulan • Farmakoepidemiologi menjembatani antara farmakologi klinik dengan epidemiologi serta mengaplikasikan metode epidemiologi dalam area farmakologi klinis. • EBM adalah pendekatan pelayanan medis yang memadukan bukti- bukti riset terbaik dan terkini, dengan keterampilan klinis dokter untuk pelayanan yang lebih baik kepada pasien. Daftar Pustaka • Björn Wettermak, 2013. The intriguing future of pharmacoepidemiology. Eur J Clin Pharmacol. • BL, Strom, SE Kimmel, S. Hennessy, 2012. Pharmacoepidemiology, 5 th Edition. Wiley-Blackwell. • Greenhalgh, T., 2019. How to Read a Paper the basics of evidence-based medicine and healthcare, 6th ed. Journalism, Medical, Oxford, UK. • Judith K. Jones, Hugh H. Tilson, James D. Lewis. 2011. Pharmacoepidemiology: defining the field and its core content. Pharmacoepidemiology and Drug Safety. • Miquel Porta, 2016. Introduction to Pharmacodepimiology. Drug Intelligence and Clinical Pharmacy. • Pinar Yalcin Balcik, Gulcan Kahraman, 2016. Pharmacoepidemiology. IOSR Journal of Pharmacy. • Stephen J. W. Evans, 2012. An Agenda for UK Clinical Pharmacology Pharmacoepidemiology. British Journal of Clinical Pharmacology. • Straus, S.E., Glasziou, P., Richardson, W.S., Haynes, R.B., 2019. How to Practice and teach EBM, 5th ed. Elsevier. • Sudigdo Sastroasmoro, 2017. Menelusur Asas dan Kaidah Evidence-Based Medicine, 1st ed, 3. Sagung Seto, Jakarta. TERIMA KASIH