Marina Silalahi 1)
1
Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Kristen Indonesia
Email: marina_biouki@yahoo.com; marina.silalahi@uki.ac.id
APA Citation: Silalahi, M. (2020). Phyllanthus amarus Schum Dan Bioaktivitasnya. Quagga:
Jurnal Pendidikan dan Biologi, 12(1), 44-51. doi:
10.25134/quagga.v12i1.2147.
Abstrak: Phyllantus amarus Schum (PA) merupakan salah satu tumbuhan obat yang telah lama digunakan
untuk mengatasi gangguan ginjal khususnya sebagai peluruh batu ginjal. Berbagai penelitian telah
dilakukan untuk melihat hubungan pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional berhubungan dengan
senyawa bioaktif dan bioaktivitasnya.Penulisan artikel ini didasarkan pada studi literatur pada berbagai
artikel ilmiah, buku yang terbit secara online maupun offline, kemudian disintesis untuk menjelaskan
bioaktivitas PA. PA merupakan salah satu spesies dari famili Phyllantaceae, yang sangat mudah ditemukan
diberbagai habitat di Indonesia dan cenderung dianggap sebagai gulma.Walupun PA mudah ditemukan,
namun PA juga telah diperjual-belikan oleh pedagang tumbuhan obat di pasar Kabanjahe, Sumatera Utara.
Secara etnobotani PA digunakan untuk mengatasi diabetes mellitus, hipertensi, analgesik, malaria,
mengatasi batu ginjal, dan diare.PA mengandung senyawa filantin, hipofilantin, filantenol, nirantin, nirurin,
kuersetin, rutin, asam galat, isokuersetin dan asam lemak.PA memiliki bioaktivitas sebagai hepetoprotektor,
anti disentri, antioksidan, anti kanker dan tumor, dan anti batu ginjal. Pemanfaatan PA sebagai antikanker
perlu diteliti lebih lanjut terutama dosis dan cara pemanfaatannya, sehingga dapat digunakan sebagai obat
alternatif dalam penyembuhan penyakit kanker.
Kata Kunci: Phyllanthus amarus; filantin; anti kanker.
Abstract: Phyllantus amarus Schum (PA) is a medicinal plant that has long been used to treat kidney
disorders especially as a peluruh kidney stones. A lot of the research have been conducted to know the
relationship between the uses to bioactive compounds and its bioactivity. This article is based on review of
the various scientific articles, books published online and offline, then synthesized to explain of PA
bioactivity. PA is a species belonging Phyllantaceae, which is very easily found in some habitats in Indonesia
and considered a weed. Although PA is easy to found, the PA has also been traded by traders of medicinal
plants in Kabanjahe market, North Sumatra. Ethnobotany of PA have been used to cure of diabetes mellitus,
hypertension, analgesic, malaria, kidney stones, and diarrhea. PA has the filantin, hypophilantin,
philanthenol, nirantin, nirurin, quercetin, routine, gallic acid, isoku citrine and fatty acids. PA has
bioactivity as hepetoprotector, anti diabetes mellitus, anti dysentery, antioxidant, analgesic, anti cancer and
tumor, and anti kidney stone. The use of PA as an anticancer needs to be further investigated, especially the
dosage and method of its use, so that it can be used as an alternative medicine to cure cancer.
Keywords: Phyllanthus amarus; filantin; anti-cancer.
45
Quagga: Jurnal Pendidikan dan Biologi p-ISSN 1907-3089, e-ISSN2651-5869
Volume 12, Nomor 1, Januari 2020, pp.44-51 https://doi.org/10.25134/quagga.v12i1.2147
di Indonesia.Masyarakat lokal Indonesia telah ditemukan hingga ketinggian 1000 m dpl (de
lama memanfaatkan PA sebagai obat Padua et al., 1999) (Gambar 1).
tradisional dan telah terdaftar dalam Materia Bioaktivitas
Medica Jilid II dan digunakan sebagai anti Secara etnobotani PA digunakan untuk
diuretik (, bahkan telah diperjual-belikan oleh mengatasi berbagai penyakit seperti
pedagang tumbuhan obat di pasar Kabanjahe hiperglikemia, hipertensi (Asare et al., 2012;
sebagai obat untuk mengatasi batu ginjal Bagalkotkar et al., 2006; de Padua et al., 1999),
(Silalahi et al., 2015).Beberapa spesies yang hepatoprotektor (Bagalkotkar et al., 2006; de
termasuk dalam genus Phyllanthus telah Padua et al., 1999; Amin et al., 2011)
digunakan sejak 2000 tahun oleh India dan mengurangi rasa sakit, malaria (Asare et al.,
telah tercatat dalam sistem pengobatan 2012), anti hepetitis B (Bagalkotkar et al.,
tradisional Ayurveda, Siddha dan Unani (de 2006; Calixto et al., 1998), hepatoprotektor,
Padua et al., 1999). anti-HIV (Bagalkotkar et al., 2006), infeksi
usus (Calixto et al., 1998), penyakit kelamin,
ekspektorat, dan diare (de Padua et al., 1999).
Berdasarkan kajian yang kami lakukan PA
memiliki bioaktivitas sebagai hepetoprotektor,
anti diabetes mellitus,
anti disenteri, antioxidant, analgesik, anti
kanker, tumor, dan anti batu ginjal.
Anti Kanker dan Tumor
Kanker merupakan penyakit yang
disebabkan pertumbuhan sel yang tidak
terkendali, oleh karena itu senyawa anti kanker
merupakan senyawa yang berfungsi
menghambat pertumbuhan atau mengganggu
pembelahan sel. Kemampuan senyawa untuk
menginduksi apostosis merupakan marker
penting senyawa yang bersifat sebagai agent
Gambar 1. Phyllanthus amarus Schum. 1. anti tumor (Junior et al., 2012). Penghambatan
Habitus, 2. Katafil dan stipula, 3.Daun dengan pertumbuhan sel dapat dilakukan dengan
pembungaan, 4.Bunga jantan, 5.Bunga betina, menghambat pembentukan benang spindel
6. Buah, 7. Biji (de Padua et al. 1999). mitosis dan mengakibatkan kematian sel
(apostosis) (Tang et al., 2010; Junior et al.,
Secara morfologi PA memiliki ciri-ciri 2012). Apoptosis merupakan proses selluler
antara lain herba monoecius, annual dan tegak. yang mengakibatkan kematian sel tanpa
Tinggi PA dapat mencaai 60 cm dengan inflamasi dengan serangkaian proses yang
percangan phylantoid, cataphyll subulate menyebabkan: kondensasi kromatin,
dengan stipula triangular yang dapat berubah desintegrasi nukleus, reduksi volume sel dan
menjadi warna hitam.Cabang bersifat meningkatnya densitas sel (Junior et al., 2012).
deciduous dengan panjang 4-12 cm dengan Cara penghambatan atau perusakan sel oleh
jumlah daun 15-30. Daun subsesil berbentuk senyawa anti kanker berbeda-beda, namun
elliptical-oblong denga ukuran 5-11 mm x 3-6 biasanya hanya toksik pada sel kanker dan tidak
mm dengan bagian basal obtuse atau rounded toksik pada sel normal lainnya seperti yang
dan bagia apeks apiculata. Bunga bewarna ditunjukkan oleh ekstrak Phyllanthus (Tang et
merah muda sering juga bewarna kemerahan al., 2010; Junior et al., 2012).Phyllanthus telah
dengan 5-6 kalis berlobus. Buah merupakan lama digunakan secara tradisional sebagai anti
buah kapsul dengan ukuran 1,8-2,5 mm, tumor (Zheng et al., 2016) karena dapat
obtusely trigonomous, halus dengan biji yang menginduksi apostosis (Tang et al., 2010).
berbentuk longitudinal. Tanaman ini bisa Ekstrak PA mampu menghambat pertumbuhan
Quagga: Jurnal Pendidikan dan Biologi p-ISSN 1907-3089, e-ISSN2651-5869
Volume 12, Nomor 1, Januari 2020, pp.44-51 https://doi.org/10.25134/quagga.v12i1.2147
sel kanker melanoma, prostat (Tang et al., empedu dan batu ginjal (Júnior et al., 2012).
2010), sel karsinoma hepatoselluler, sel Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan
karsinoma korektal dan keratinosit (Junior et batu ginjal antara lain hiperkalsiuria, penyakit
al., 2012). Ekstrak Phylanthus menyebabkan gout atau asam urat, peradangan usus besar dan
pembentukan sebuah clear ‘‘ladder’’ komsumsi antasida (Munim dan Hanani 2010).
fragmentation apoptotic DNA pada gel agarose Pemberian ekstrak air PA melalui oral selama
yang ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas 30 hari dengan dosis 50, 150, atau 250
caspase-3 dan -7.Phyllanthus menginduksi mg/kgtidak menunjukkan aktvitas genotoksik,
penahan (arrest) fase Go/G1 pada sel PC-3 dan antigenotoksis, dan sitotoksik (de Queiroz et
penahanan fase S dan disertai dengan al., 2013).
akumulasi sel pada fase sub-G1 (apoptosis) Tikus yang diberi ekstrak air PA (1,25
(Tang et al., 2010). mg/mL/hari) secara oral selama 42 hari
Ethyl brevifolincarboxylate dan corilagin menunjukkan creatinine clearance atau
merupakan senyawa anti tumor yang telah konsentrasi urinari dan Na+, K+, Ca2+, oksalat,
berhasil diioslasi dari PA memiliki spektrum posfat dan asam urat tidak dideteksi atau
luas sebagai anti tumor dan toksistas yang lebih menginduksi lithiasis. Pemberian PA
rendah pada sel normal (Zheng et al., menghambat pertumbuhan matrix calculus dan
2016).Phyllanthus menghambat pertumbuhan mereduksi jumlah stone satellites (Freitas et al.,
sel kanker secara selektif melalui modulasi 2002) dan sebagian besar senyawa anti batu
siklus sel dan induksi apostosis melalui aktivasi ginjal bersifat diuretik (Munim dan Hanani
caspases di dalam sel kanker melanoma dan 2011). Ektrask PA tidak menghambat
prostat (Tang et al., 2010). Sel colorectal presipitasi kalsium oksalat dan jumlah kristal
carcinoma (HT29) dan human hepatocellular diperoleh semakin banyak, namun secara
carcinoma (HepG2) ditreatmen dengan spray- signifikan lebih kecil dibanding urine kontrol.
dried extracts PN (SDEPN) saja atau kombinsai Pertumbuhan kristal CaOx sebagai tahap awal
dengan cisplatin dengan konsentrasi (0.5 dari pembentukan batu ginjal, untuk
mg/mL dan 1 mg/mL) memiliki aktivitas mencegahnya dapat digunakan ekstrak PA.
sebagai anti kanker dengan efek yang berbeda- Hepatoprotektor
beda. Pada sel HT29, yang pretreatment dengan Hati atau liver merupakan organ vital yang
SDEPN dan selanjutnya dengan cisplatin berfungsi tempat pembentukan asam empedu,
menghasilkan lebih keatian sel. Sel HepG2 menjaga ketersediaan gula darah, tempat
menunjukkan kematian sel yang signifikan metabolisme senyawa yang masuk ke dalam
dengan treatmen SDEPN dan dikombinasikan tubuh, dan pembentukan lemak (Munin dan
dengan cisplatin. SDEPN dan kombinasinya Hanani, 2011), oleh karena liver berperan untuk
dengan cisplatin menginduksi peningkatan metabolisme zat yang berasal dari eksogen,
sinergis dalam kematian sel sel HT29 dan mengatur proteksi dan detoksifikasi tubuh dari
HepG2 (Júnior et al., 2012) substansi asing yang masuk ke dalam tubuh
Gangguan Ginjal (Saleem et al., 2010). Hepatoprotektor
Ginjal merupakan organ yang berfungsi merupakan istilah yang digunakan untuk obat
untuk menyaring sennyawa yang tidak atau senyawa yang melindungi atau
diperlukan oleh tubuh dan mengaur memulihkan fungsi hati seperti perlemakan,
keseimbangan cairan tubuh (Munin dan sirosis dan kanker hati (Munin dan Hanani,
Hanani, 2010), dan berbagai senyawa yang 2011).
masuk ke dalam tubuh dapat mengakibatkan Gangguan liver seperti sirosis dapat diobati
gangguan pada ginjal.Batu ginjal merupakan dengan berbagai jenis tumbuhan obat termasuk
salah satu gangguan pada ginjal yang sering PA (Amin et al., 2012). Hati dapat beregenarasi
ditemukan pada manusia terutama laki-laki. PA melalui sel hepatosit, sel epitel biliari, dan sel
disebut juga sebagai ‘stone breaker’ oleh endotel (Munin dan Hanani 2011). Aktivitas
indogenous etnis di Amazone karena sangat sebagai hepatoprotektor sebagian dihubungkan
efektif sebagai obat untuk menghilangkan batu dengan dengan kemapuannya sebagai
47
Quagga: Jurnal Pendidikan dan Biologi p-ISSN 1907-3089, e-ISSN2651-5869
Volume 12, Nomor 1, Januari 2020, pp.44-51 https://doi.org/10.25134/quagga.v12i1.2147
dan hidroksil radikal (OH) (Sarkar et al., 2010). 2014) dan tannin (Raphael dan Kuttan 2003)
Radikal bebas akan bereaksi dengan yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan.
makromolekul seluler dan menyebabkan Kemampuan ekstrask P. niruri sebagai
kerusakan jaringan peroksidatif (Dalle-Donne antiokasidan dapat melindungi ginjal dari stress
et al., 2003). Ketika produksi ROS melebihi oksitatif yang sehingga dapat mencegah
yang digunakan, tubuh membutuhkan suplemen diabetes mellitus (Giribabu et al., 2014).
antioksidan dari luar, untuk mengatasi Ekstrak metanol dari P. amarus 50, 200, and
kelebihan ROS (Sarkar et al., 2010). Oxidative 1000 mg/kg berat badan secara signifikan
stress dihasilkan dari ketidakseimbangan antara menghambat lesi lambung, yang diinduksi
sistem radical generating and radical- dengan pemberian ethanol absolut ke dalam
scavenging yang meningkatkan produksi lambung (8 ml/kg). Analisis biokimia
reactive oxygen species (ROS) atau mereduksi menunjukkan reduksi glutathione (GSH) pada
aktivitas pertahanan antioxidant (Maritim et al., mukosa lambung yang dihasilkan dari
2003). pemberian etanol secara signifikan dihambat
Kemampuan PA sebagai antioksidan telah dengan pemberian ekstrak PA. Ekstrak air dan
dilaporkan oleh Sarkar dan Sil (2010), Amin et metanol PA menghasilkan penghambatan
al., (2011), dan Raphael dan Kuttan 2003). odema tikus hingga 42% dibandingkan dengan
Kemampuan PA sebagai antioksidan kontrol pada jam ke 3 dan terus meningkat
dihubungkan dengna kandungan senyawa hingga jam ke 8. Aktivitas antioksidan dari
fenoliknya, polyphenols (Giribabu et al., 2014) ekstrak diduga berhubungan dengan senyawa
dan tannin (Raphael dan Kuttan 2003). Sarkar tanin yang bertanggung jawab dalam aktivitas
et al., (2010) melaporkan bahwa fraksi kasar ini (Raphael dan Kuttan 2003).
ekstrak air P. niruri memiliki aktivitas
antioksidan dan pemberian oral pada SIMPULAN
konsentrasi yang sama memiliki aktivitas yang Secara etnobotani PA digunakan untuk
lebih baik dibandingkan secara intraperitonal mengatasi diabetes mellitus, hipertensi,
(Sarkar et al., 2008). Penghambatan ROS analgesik, malaria, mengatasi batu ginjal, dan
ekstrak air dan buah dari PA lebih tinggi diare. PA mengandung senyawa filantin,
dibandingkan ekstrak metanol. Ekstrak air dan hipofilantin, filantenol, nirantin, nirurin,
metanol PA memiliki potensi sebagai inhibitor kuersetin, rutin, asam galat, isokuersetin dan
dari microsomal lipid peroxidation yang asam lemak. PA memiliki bioaktivitas sebagai
diinduksi oleh Fe2+ dan ascorbate secara in hepetoprotektor, anti disentri, antioksidan, anti
vitro. kanker dan tumor, dan anti batu ginjal.
Perbedaan aktivitas antioksidan PA
berhubungan dengan kandungan flavonoidnya. REFERENSI
Kadar flavonoid PA dipengaruhi oleh pelarut Amin, Z.A., M. Bilgen, M.A. Alshawsh, H.M.
yang digunakan. Ekstrak etanol PA Ali, A.H.A. Hadi, and M.A. Abdulla.
menunjukkan kadar flavonoid (123,9± 0,002 2012. Protective role of Phyllanthus
mg g−1) (Amin et al., 2011). Kandungan niruri extract against thioacetamide-
senyawa fenolik yang diperoleh dengan induced liver cirrhosis in rat model.
menggunakan ekstrak air buah Pn (360 mg/g) Evidence-Based Complementary and
lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak Alternative Medicine 9 pages
metanol (31,8 mg/g). Kadar fenolik ekstrak doi:10.1155/2012/241583: 1-10.
metanol daun (105 mg/g) Pn hampir sama Amin, Z.A., M.A. Alshawsh, M. Kassim, H.M.
dengan ektrak air (97 mg/g). Ali, and M.A. Abdulla. 2013. Gene
Ekstrak air daun P. niruri menunjukkan expression profiling reveals underlying
aktivitas antioksidan secara in vitro dengan molecular mechanism of
IC50 sedikit lebih rendah dibandingkan dengan hepatoprotective effect of Phyllanthus
asam askorbat. Scerening fitokimia P. niruri niruri on thioacetamide-induced
mengandung polyphenols (Giribabu et al., hepatotoxicity in Sprague Dawley rats.
49
Quagga: Jurnal Pendidikan dan Biologi p-ISSN 1907-3089, e-ISSN2651-5869
Volume 12, Nomor 1, Januari 2020, pp.44-51 https://doi.org/10.25134/quagga.v12i1.2147
BMC Complementary and Alternative Giribabu, N., P.V. Rao, K.P. Kumar, S.
Medicine 13(160): 1-10. Muniandy, S.S. Rekha, and N. Salleh.
Asare, G.A., K. Bugyei, A. Sittie, E.S. Yahaya, 2014. Aqueous Extract of Phyllanthus
B. Gyan, S. Adjei, P. Addo, E.K. niruri Leaves Displays In Vitro
Wiredu, D.N. Adjei, and A.K. Nyarko. Antioxidant Activity and Prevents the
2012. Genotoxicity, cytotoxicity and Elevation of Oxidative Stress in the
toxicological evaluation of whole plant Kidney of Streptozotocin-Induced
extracts of the medicinal plant Diabetic Male Rats. Evidence-Based
Phyllanthus niruri (Phyllanthaceae). Complementary and Alternative
Genetics and Molecular Research Medicine 10 pages
11(1): 100-111. doi.org/10.1155/2014/834815: 1-11.
Bagalkotkar, G., S.R. Sagineedu, M.S.Saad, Júnior, R.F.D.A., L.A.L. Soares, C.R.D.S.
and J. Stanslas. 2006. Phytochemicals Porto, R.G.F. de Aquino, H.G. Guedes,
from Phyllanthus niruri Linn. and their P.R.Petrovick, T.P. de Souza, A.A. de
pharmacological properties: a review. Araújo, and G.C.B. Guerra. 2012a.
Journal of Pharmacy and Growth inhibitory effects of
Pharmacology. 58: 1559-1570 Phyllanthus niruri extracts in
Calixto, J.B., A.R.S. Santos, V.C. Filho, and combination with cisplatin on cancer
R.A. Yunes. 1998. A review of the cell lines. World J Gastroenterol
plants of the genus Phyllanthus: their 18(31): 4162-4168
chemistry, pharmacology, and Junior, R.F.D.A.J., T.P. de Souza, J.G.L. Pires,
therapeutic potential. Res Rev 18(4): L.A.L. Soares, A.A. de Araujo, P.R.
225-258. Petrovick, H.D.O. Macedo, A.L.C.D.S.
Dalle-Donne, I., D. Giustarini, R. Colombo, R. Oliveira, and G.C.B. Guerra. 2012b. A
Rossi, and A. Milzani. 2003. Protein dry extract of Phyllanthus niruri
carbonylation in human diseases. protects normal cells and induces
Trends in Molecular Medicine 9: 169- apoptosis in human liver carcinoma
176. cells. Experimental Biology and
de Padua, L.S., and Bunyapraphatsara, Medicine 237: 1281–1288.
R.H.M.J. Lemmens. 1999. Plant Maritim, A.C., R.A. Sanders, and J.B. Watkins.
resources of South East Asia no 12(1). 2003. Diabetes, oxidative stress, and
Backhuys Publishers, Leiden: 21-70. antioxidants: a review. Journal of
de Queiroz, F.M., K.W.D.O. Matias, M.M.F. da Biochemical and Molecular Toxicology
Cunha, and A. Schwarz. 2013. 17(1): 24-38.
Evaluation of (anti)genotoxic activities Munfaati, P.N., E. Ratnasari, and G.
of Phyllanthus niruri L. in rat bone Trimulyono. 2015. Aktivitas Senyawa
marrow using the micronucleus test. Antibakteri Ekstrak Herba Meniran
Brazilian Journal of Pharmaceutical (Phyllanthus niruri) terhadap
Sciences 49(1): 135-148. Pertumbuhan Bakteri Shigella
Fabricant, D.S., and N.R. Farnsworth. 2001. dysenteriae Secara in Vitro. Lentera
The value of plant used medicine for Bio 4(1): 64–71
drug discovery. Enviromental Health Munim, A., and E. Hanani. 2011. Fisioterapi
Perspective 109(1): 69-75. Dasar. Dian Rakyat. Jakarta. viii +
Freitas, A.M., N. Schor, and M.A. Boim. 2002. 356 hlm.
The effect of Phyllanthus niruri on Raphael, K.R., and R. Kuttan. 2003. Inhibition
urinary inhibitors of calcium oxalate of experimental gastric lesion and
crystallization and other factors inflammation by Phyllanthus amarus
associated with renal stone formation. extract. Journal of Ethnopharmacology
BJU International 89: 829-834. 87: 193-197.
Quagga: Jurnal Pendidikan dan Biologi p-ISSN 1907-3089, e-ISSN2651-5869
Volume 12, Nomor 1, Januari 2020, pp.44-51 https://doi.org/10.25134/quagga.v12i1.2147
51