Anda di halaman 1dari 18

PEMANFAATAN TANAMAN HERBAL DAUN SIRIH CINA (Paperomia pellucida )

Ira Maulinawati (2210810022)

Program Studi Tadris Biologi

Institut Agama Islam Negeri Kudus

iramaulinawati81@gmail.com

Abstrak

Tumbuhan sirih cina (Peperomia pellucida L.) merupakan tumbuhan herbal yang
memiliki khasiat untuk pengobatan . Sirih cina memiliki berbagai kandungan aktif seperti
saponin, flavonoid, alkaloid, steroid dan triterpenoid. Kandungan ini dapat membantu dalam
penyembuhan luka bakar, terutama fase proliferasi dalam merangsang pembentukan fibroblas.
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia karena tanpa kesehatan
yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari ,
Berbagai tumbuhan herbal ada di dunia termasuk berbagai daerah di Indonesia salah satunya
pemanfaatan tanaman herbal seperti Daun sirih Cina (Peperomia pellucida L. Kunth ) itu
termasuk tanaman herbaceous liar yang dalam suku Piperaceae. Bila dikelola dan dimanfaatkan
dengan baik, tanaman ini sangat efektif dalam mencegah dan mengurangi gangguan Kesehatan.
metode dalam penulisan artikel ini menggunakan metode kualitatif ,hasil dari penelitian
menunjukkan terdapat peningkatan tentang pengetahuan cara pengolahan dan konsumsi
tanaman herbal sebelum dan setelah adanya penyuluhan , Tujuan penelitian ini guna untuk
memberikan pemahaman untuk masyarakat belajar tentang bagaimana cara pencegahan dan
pengobatannya dengan menggunakan tanaman herbal.

Kata kunci: Pemanfaatan tanaman herbal sirih cina

Abstract

Chinese betel plant (Peperomia pellucida L.) is an herbal plant that has medicinal
properties. Chinese betel has various active ingredients such as saponins, flavonoids, alkaloids,
steroids and triterpenoids. This content can help in the healing of burns, especially the
proliferation phase in stimulating the formation of fibroblasts. Health is very important for all
humans because without good health, every human being will be difficult in carrying out their
daily activities, Various herbal plants exist in the world including various regions in Indonesia,
one of which is the use of herbal plants such as Chinese betel leaf (Peperomia pellucida L.
Kunth) it belongs to wild herbaceous plants in the Piperaceae tribe. When managed and utilized
properly, this plant is very effective in preventing and reducing health disorders. method in
writing this article using qualitative methods The results of the activity showed an increase in
knowledge on how to process and consume herbal plants before and after counseling, The
purpose of this study is to provide an understanding for the community to learn about how to
prevent and treat it using herbal plants.

A. PENDAHULUAN

Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat sudah seumuran dengan peradaban manusia Pada
era perkembangan seperti ini setiap negara perlu menggali dan mengenal serta mengembangkan
obat tradisonal masing-masing di setiap negaranya. Masyarakat harus memiliki kesadaran yang
tumbuh seiring dengan berkembangnya pengetahuan tentang lingkungan alam . mereka harus
mampu mengolah tumbuhan yang ada di hutan mulai dari cara membuat makanan dari
tumbuhan tersebut hingga menjadikannya sebagai obat tradisional yang ampuh. Menurut
Suprana ( 1991) ramuan obat-obatan tradisonal hampir semuanya mengandung ramuan alami
yang bersal dari tumbuh-tumbuhan. Dengan demikian kesadaran kolektif masyarakat lokal
yang tumbuh secara internal dan pengaruh eksternal menampilkan pola pemanfaatan berbagai
jenis tumbuhan .

Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas , mempunyai kurang lebih
35.000 pulau yang besar dan kecil dengan keanekaragaman jenis flora dan fauna yang sangat
tinggi . di Indonesia diperkirakan terdapat 100 sampai 150 famili tumbuh-tumbuhan, dari
jumlah tersebut Sebagian besar mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai tanaman
industry, tanaman buah-buahan, tanaman rempah-rempah dan tanaman obat – obattan
(Nasution,1992)1.

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia karena tanpa
kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-
hari. Menurut WHO kesehatan adalah keadaan sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial dan
tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat. Hidup sehat tanpa mengalami gangguan kesehatan
adalah dambaan setiap orang, terlebih di era modern ini yang menuntut setiap orang selalu aktif
, berkarya dan berprestasi. Oleh karena itu, kesehatan sangat penting dan harus dirawat. Gaya
hidup kembali ke alam yang menjadi tren saat ini membawa masyarakat kembali memanfaatkan
bahan alam, termasuk pengobatan dengan tanaman berkhasiat obat (Sambara, 2016).

Berbagai tamanan herbal ada di berbagai wilayah Indonesia , salah satunya tanaman
herbal Daun sirih cina yang merupakan tumbuhan liar yang sering dianggap sebagai rumput
liar, sirih cina memiliki bentuk daun yang unik yakni berbentuk hati dengan ujung lancip.
Tanaman ini memiliki bunga berbentuk bulir dengan panjang sekitar 1 cm sampai 6 cm. Daun
Sirih Cina merupakan tanaman herbal yang termasuk famili Piperaceae. Tumbuhan ini tumbuh
pada daerah yang tidak begitu kering, Umumnya pada daerah yang tidak begitu subur misalnya
pada batu, tembok yang lembab di ladang dan dipekarangan bahkan dipinggiran parit.
Tumbuhan ini memiliki ketinggian 10 – 20 cm dengan batang tegak, lunak dan berwarna hijau
muda. Daun tunggal dengan kedudukan spiral, bentuk lonjong, panjang 1-4 cm, lebar 1,5 – 2
cm, ujung runcing, pangkal bertoreh, tepi rata, pertulangan melengkung, permukaan licin,
lunak, dan berwarna hijau. Bunga majemuk, berbentuk bulir, terletak diujung batang atau di
axila daun, panjang bulir 2 – 3 cm, tangkai lunak, berwarna putih. Tumbuhan sirih cina secara
tradisional telah dimanfaatkan dalam mengobati beberapa penyakit, seperti abses, bisul,
jerawat, radang kulit, penyakit ginjal dan sakit perut. Manfaat lain dari Tumbuhan sirih cina
diantaranya sebagai obat sakit kepala, demam (Oloyede, 2016).

Menurut Sio Susie O, (2017) tumbuhan ini digunakan sebagai alternatif pengobatan
asam urat. Sedangkan menurut mappa et al, (2018) tumbuhan ini digunakan sebagai obat

1
Hasanah, Y. (2011). Budidaya tanaman obat dan rempah.
penyembuhan luka. Sementara itu, Nwokocha, (2017) menyatakan bahwa tumbuhan ini bisa
dijadikan sebagai antimikroba, antikanker, antibakteri dan antihipertensi.2

Tanman obat didefinisikan sebagai jenis tanaman yang sebagian, seluruh tanaman atau
ekstra tanaman tersebut digunakan sebagai obat , bahan , atau ramuan obat-obatan . Para Ahli
menglompokkan tanaman berkhasiat obat mnejadi tiga kelompok yaitu :

1. Tumbuhan obat tradisonal, merupakan spesies tumbuhan yang diketahui atau


dipercayai masyarakat memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan
baku obat tradisonal .
2. Tumbuhan obat modern, merupakan spesies tumbuhan yang secara ilmiah telah
dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan
penggunaannya dapat dipertanggung jawabkan secara medis .
3. Tumbuhan obat potensial , merupakan spesies tumbuhan yang diduga
mengandung atau memiliki senyawa atau bahan bioaktif berkhasiat obat tetapi
belum dibuktikan penggunaannya secara ilmiah-medis sebagai bahan obat

Sedangkan Dapartemen Kesehtan RI mendefinisikan tanaman obat Indonesia seperti yang


tercantum dalam SK Menkes No. 149/SK.Menkes/ IV/1978, yaitu :

1. Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagiai bahan obat tradisonal
atau jamu
2. Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pemula bahan
baku obat ( precursor ) .
3. Tanaman atau bagian tanaman yang diekstraksi dan ekstrak tanaman tersebut
digunakan sebagai obat.

menurut Bupati Bangli, Kabupaten Banngli pernah menjadi pusat perkembangan


tanaman herbal di Bali yang dibuktikan dengan keberadaan mesin herbal di desa catur sejalan
dengan program pemerintah melalu Kementrian Kesehatan yang melenggalkan penggunaan
produk herbal sebagai salah satu sarana pengobatan alternatif pada pasien. Peraturan Mentri
Kesehatan Repiblik Indonesia Nomor 6 Tahun 2016 dijelaskan tentang Formularium Obat
Herbal Asli Indonesia .Pengembaangan tanaman herbal sesuai dengan hasil kesepakatan badan
kesehatan dunia yaitu WHO promotes the use of traditional medicines in primary health care,

2
Andriani, L., Monica, T., & Lubis, N. I. (2022). Pemanfaatan Tanaman Herbal (Sirih Cina, Jahe, dan Kayu
Manis) Melalui Kegiatan KKN di RT 03 Kelurahan Suka Karya Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi. Jurnal Abdi
Masyarakat Indonesia, 2(2), 465-472.
particularly the use of herbal products . pertemuan WHO itu menghasilkan kesepakatan untuk
memperkuat Program Nasional dalam penggunaan Herbal Medicine bagi pelayanan Kesehatan
dasar masyarakat3. Keinginan pemerintah daerah dan masyarakat untuk mengembangkan
potensi pengolahan yang baik dan tepat guna sebagai pemanfaatan tanaman herbal , mahasiswa
biologi mampu menjadi sebagai fasilitator untuk memberikan pemahaman pada masyarakat
dalam membudidayakan tanaman herbal , pembuatan dan pengemasan produk herbal.

Dari uraian diatas peneliti terinspirasi untuk mengungkapkan terkait pemanfaatan


tanaman liar , Banyak masyarakat mengira tumbuhan ini hanyalah tumbuhan jenis rerumputan
liar saja sudah semestinya mahasiswa biologi bisa melakukan observasi mengenai pemanfaatan
dari daun sirih cina sebagai tanaman herbal yang sebelumnnya dianggap tidak ada manfaatnya.
Hal ini menjadi sebuah kajian mahasiswa biologi bisa melakukan uji coba hipotensis , daun
sirih cina memiliki banyak manfaat dan khasiat jika di olah dengan baik dan benar , dalam
penelitian ini guna untuk pemahaman masyarakat memilih tanaman herbal untuk dijadikan
obat, masyarakat lebih baik menggunakan tanaman herbal seperti daun sirih cina , untuk
dijadikan obat herbal sebelum menggunakan obat berbahan kimia meski obat herbal tidak
bekerja dengan cepat seperti obat berbahan kimia namun tanaman herbal ini lebih sehat
dibandingkan dengan obat bahan kimia jika terus menerus dikonsumsi.

B. PEMBAHASAN

Tanaman Daun sirih cina (Peperomia pellucida L.), tanaman herbal ini termasuk dalam
famili Piperaceae, Tumbuhan ini tumbuh di tempat yang lebih basah dan kurang subur, seperti
di bebatuan, dinding lembab, di ladang dan pekarangan, dan bahkan di tepi parit. Tanaman sirih
cina ini juga diketahui memiliki aktivitas sebagai antibakteri, analgesik, antipiretik, anti
inflamasi, hipoglikemik, antijamur, antimikroba, antikanker, antioksidan, anti diabetic, dan anti
hipertensi.

Penggunaan obat tradisional , seperti Tanaman berkhasiat ini tetap berlangsung di


zaman modern , bahkan cenderung meningkat .banyak tanaman herbal di Indonesia yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan imunitas tubuh manusia dengan harga yang
terjangkau dan mudah mendapatkannya.4Salah satu bahan alami yang digunakan sebagai

3
Waruwu, D., Erfiani, N. M. D., Darmawijaya, I. P., & Kurniawati, N. S. E. (2020). Pengembangan Tanaman
Herbal sebagai Destinasi Wisata di Desa Catur, Kintamani, Bali. Panrita Abdi-Jurnal Pengabdian Pada
Masyarakat, 4(1), 1-10.
4
Fathoni, M. N. (2020). Edukasi tentang Covid-19 serta pemanfaatan tanamaan herbal pada pedagang jamu
keliling di Desa Tanjungsari. Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of Public Services), 4(2), 479-485..
alternatif adalah daun sirih cina yang dimana memiliki kemampuan untuk membantu proses
penyembuhan luka dan merangsang pertumbuhan sel-sel baru pada luka . Molekul bioakif yang
berperan sebagai antimikroba, adalah minyak atsiri , sedangkan flavonoid dan fenol berperan
sebagai antioksida yang berfungsi untuk menunda atau menghambat reaksi oksidasi oleh
radikal bebas.

Penyembuhan luka bakar terbagi menjadi 3 fase (fase inflamasi, fase poliferasi, fase maturasi).

1. Fase inflamasi
Fase Inflamasi merupakan fase yang dimana sel darah putih menghancurkan
kuman di area luka biasanya terjadi sampai lima hari.
2. Fase poliferasi
Fase Poliferasi merupakan fase yang dimana mulai membentuk jaringan kulit
yang berwarna kemerah-merahan dengan berbenjol halus yang berlangusng sampai
minggu ketiga.
3. Fase maturasi
Fase matturasi merupakan fase yang dimana menjadi prose pematangan
jaringan, peradangan mulai menghilang, hingga menghailkan jaringan baru
berwarna pucat dan tipis. Pada akhir fase, perupaan luka kulit mampu menahan
regangan 80% dari kulit normal.

Tujuan penelitian mengidentifikasi efektifitas daun sirih cina terhadap luka bakar
dalam bentuk salep. Penelitian ini menggunakan subjek penelitian Mus Muculus berjumlah 20
ekor ( 10 ekor betina, 10 ekor jantan ), dengan berat badan sekitar 20-30 gram dan umur 6-8
minggu kemudian dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu terdiri dari kelompok 1 (K0)
tidak diberikan apapun, kelompok 2 (K1) diberikan vidisep, kelompok 3 (K2) adeps lanae, dan
kelompok 4 (K3) diberikan salep berbahan dasar Daun Sirih Cina (SADUSINA). Perlakuan
tersebut diberikan dalam kurun waktu 1 minggu. Setelah itu dilakukan uji keefektifan
SADUSINA (salep daun sirih cina )dengan cara observasi selama 1 minggu dan
membandingkan keadaan luka bakar pada mencit pada hari terakhir observasi.

Dalam penelitian ini menggunakan empat kelompok, dengan tiga kelompok perlakuan,
yakni K1 diberikan vidisep, K2 diberikan dasar salep (adeps lanae), K3 diberikan salep sirih
cina , dan satu kelompok kontrol (K0) yang tidak diberi apapun. Hasil pengamatan pada K3
(kelompok yang diberi SADUSINA) didapatkan pertumbuhan granulasi pada jaringan kulit
dengan waktu yang lama kurang lebih 4 hari. Jaringan granulasi adalah pertumbuhan jaringan
baru yang terjadi ketika luka mengalami proses penyembuhan, terdiri atas pembuluh-pembuluh
kapiler yang baru dan sel-sel fibroblast yang mengisi rongga tersebut sehingga ketebalan
jaringan granulasi yang terbentuk bergantung pada angiogenesis (pembentukan pembuluh
darah kapiler) dan banyaknya sel-sel fibroblast yang berpoliferasi. Proses penyembuhan luka
yang baik ditandai dengan kualitas pembentukan jaringan granulasi. Tebalnya jaringan
granulasi yang terbentuk, maka proses penyembuhan luka yang berlangsung akan semakin
singkat. Peningkatan jaringan granulasi yang terbentuk pada kelompok K3 (diberi perlakuan
SADUSINA), diduga karena adanya efek kandungan senyawa aktif seperti saponin, tannin,
flavonoid, fenol, dan minyak atsiri. Kandungan senyawa aktif pada daun sirih cina dapat
membantu proses penyembuhan luka dengan mekanisme seluler yang berbeda-beda,yakni
sebagai antiinflamasi, antimikroba, dan antioksidan.

Salep sirih cina ( SADUSINA) tidak hanya mempunyai efek sebagai antiinflamasi,
antimikroba, dan antioksidan, tetapi juga mengandung nutrisi yang dibutuhkan untuk
penyembuhan luka, misalnya vitamin A dan vitamin C. Kandungan tersebut bekerja secara
sinergis sehingga dapat menyembuhkan luka secara optimal pada luka bakar, karena itu
SADUSINA ini sangat bermanfaat dalam penyembuhan luka bakar, tetapi proses
penyembuhannya butuh waktu sekitar 4 hari. (Karomah, 2019).5 Selain dapat mengobati luka
bakar daun sirih cina juga bisa mengobati sakit perut , meredakan sakit kepala pada penderita
demam,mengatasi penyakit ginjal, membantu mengurangi asam urat , meredakan nyeri
spasmodic parah pada perut yang disebabkan oleh distensi (kolik) , mengatasi bengkak ,
mengobati gangguan kemih , mengobati sakit persendian karena rheumatic serta mengobati
radang kulit .

Adapun cara lain penggunaan dari daun sirih cina , selain dijadikan salep luka bakar ,
pengobatan luka bakar bisa dengan cara mengambil tanman sirih cina secukupnya , dicuci
bersih kemudian ditumbuk sampai halus , setelah ditumbuk dengan halus daun sirih cina bisa
ditempelkan pada bagian tubuh yang terkena luka bakar, lakukan beberapa hari sekali sampai
luka bakar benar-benar sembuh .

Obat tradisional adalah zat atau zat yang berupa tumbuhan, hewan, mineral, sedian
galenik, atau kombinasi dari zat-zat tersebut yang telah dimanfaatkan untuk kesehatan secara

55
Mutiarawati, N., Puspitasari, S., Wati, S. H., & Rakmawati, D. D. (2022). KEEFEKTIFAN SADUSINA
(SALEP DAUN SIRIH CINA) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA BAKAR: The Effectiveness of Sadusina
(Chinese Belt Leaf Ointment) as a Burns Healing. Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of
Nursing), 8(1), 161-168.
turun-temurun berdasarkan pengalaman. Obat tradisional telah digunakan oleh berbagai sektor
masyarakat, dari tingkat ekonomi atas hingga bawah, Obat tradisional murah dan efektif untuk
pengobatan, perawatan, dan pencegahan penyakit karena mudah diperoleh.

Sejarah penemuan Tanaman obat (Tahun 2.500 SM ) Catatan pertama tentang penelitian
tanaman obat dan berbagai khasiatnya telah dikumpulkan oleh orang-orang mesir kuno. Di
zaman Mesir Kuno (tahun 2500 SM ), para budak diberi ransum bawang untuk membantu
menghikangkan penyakit demma dan infeksi yang umum terjadi pada masa itu , pada saat itu
para pendeta mesir kuno telah melakukandan mempratikkan pengbatan herbal. (Tahun 980 SM
) sejarah tanaman obat di cina berlangsung sekitar 3000 tahuan yang lalu , ketika muncul
penyembuhan kerapuhan tulang yang diobati dengan tanaman 6.

Bahan penyembuhan tertua dalam sejarah telah ditemukan di china , dimana makam
seorang bangsawan han ditemukan untuk menyimpan data medis yang ditulis pada gulungan
sutra , gulungan sutra berisi daftar 247 tumbuh-tumbuhan dan bahan-bahan yang digunakan
dalam menyembuhkan penyakit . ( Thaun 466 SM ) Bangsa Yunani kuno juga banyak
menyimpan catatn menegnai penggunaan tanaman obat yaitu Hyppocrates ( Thaun 466 SM ) ,
Theophrastus (Thuan 372 SM ) dan Pedanios Dioscorides ( Tahun 100 SM ) membuat
himpunan keterangan terinci mengenai ribuan tanaman obat dalam de materis medica. Orang-
oranag Yunani kuno juga telah melakukan pengobatan herbal, mereka menemukan pengobatan
herbal, mereka menemukan berbagai tanaman obat baru, seperti rosemary dan lavender pada
saat mengadakan perjalana ke berbagai daerah lain. ( Abad ke -15 ) Di inggris , penggunaan
tanamn obat dikembangkan bersamaan dengan didirikannya biara-biara di seluruh negeri.
Setiap biara memiliki tnaman obat masing-masing yang digunakan untuk merawat para pendeta
maupun pendudk setempat,pada beberapa daerah , khusunya wales dan Skotlandia para
penyembuh celtik menggunakan obat-obatan dan perayaan agama dan ritual mereka ,
pengetahuan obat semakin berkembang dengan terciptanya mesin cetak pada abad ke -15 ,
sehingga penulis mengenai tanaman-tanaman obat dapat dilakukan. ( Abad ke- 17) Di Indonesia
, pemanfaatan tanaman sebagai oabt-obatan juga telah berlangusng ratusan tahun yang lalu.
Pada pertengahan abad ke 17 seorang botanikus bernaman Jecobus Rontius (1592 – 1631)
mengumumkan khasiat tumbuhan-tumbuhan dalam bukunya De Indiae Untriusquere Naturali
et Medica. Meskipun hanya 60 jenis tumbuh-tumbuhan yang diteliti, tetapi buku ini merupakan

6
Intarina Hardiman; buku sehat alami dengan herbal 250 tanmna herbal berkhasiat obat +60 resep menu
Kesehatan oleh pusat studi Biofarmaka LPPM IPB & Gagas Ulung ; Penerbit Gramedia Pustaka Utama Kompas
Gramedia Building Blok I lantai 5 Jl. Palmerah Barat 29-37 , Jakarta 10270
dasar dari penelitian tumbuh-tumbuhan obat oleh N.A van Rheede tot Draakestein (1637- 1691)
dalam bukunya Hortu Indicus Malabaricus . pada thaun 1888 didirikan Chemis
Pharmacologisch Laboratorium sebgai bagian dari kebun raya bogor dengan tujuan terdapat
dalam tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan untuk obat-obtan selanjutnya penelitian dan
publikasi mengenai khasiat tanaman obat-obatan semakin berkembang.

Tanaman sirih cina ini juga diketahui memiliki aktivitas sebagai antibakteri, analgesik,
antipiretik, antiinflamasi, hipoglikemik, antijamur, antimikroba, antikanker, antioksidan,
antidiabetic, dan antihipertensi. Propionibacterium acnes adalah bakteri anaerob gram positif
yang dapat menyebabkan iritasi kulit. Bakteri ini adalah spesies yang paling umum terlibat
dalam perkembangan jerawat. Lipase diproduksi oleh Propionibacterium acnes, yang memecah
asam lemak bebas dari lipid kulit, menyebabkan iritasi jaringan dan karenanya mendorong
produksi jerawat.7 Dalam pembuatan ekstra Daun Sirih Cina ( Peperomia pellucida L.) sebagai
pengobatan abses, jerawat,bisul,radang kulit dan sakit perut ini menggunakan simplisia daun
sirih cina ditimbnag sebanyak 300 gram lalu dimasukkan kedalam wadah meserasi kemudian
diberikan pembasah pelarut etanol 96% hingga 3 liter . wadah meserasi ditutup dengan dilapisi
alumnium foil kemudiandisimpan selama 3x24 jam dalam suhu ruangan diaduk sesekali,
kemudian disaring untuk mendapatkan ekstra cair . selanjutnya ekstra cair diperkatkan dengan
rotavapor kemudian diuapkan diatas waterbath/penagas air hingga diperoleh ekstra kental .

Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol daun sirih cina
(Peperomia pellucid L.) terhadap bakteri Propionibacterium acnes. Daun sirih cina yaitu suatu
tumbuhan herbal yang bisa digunakan sebagai pengobatan abses, jerawat, bisul, radang kulit,
dan sakit perut. Daun merupakan bagian tumbuhan yang dimanfaatkan karena mengandung
kandungan kimia seperti alkaloid, flavonoid, saponin, tannin, dan triterpenoid.

Daun sirih cina (Peperomia pellucida) memiliki sprektum luas dalam menghambat
pertumbuhan bakteri khusunya penyebab jerawat . respon penghambatan ini dikarenakan
kandungan senyawa aktif dalam daun sirih cina berperan sebagai zat antibakteri. Flavonoid
memiliki kemampuan antibakteri yang bekerja dengan cara mendenaturasi protein sel bakteri
dan merusak membrane sel.8 Saponin memiliki kemampuan antibakteri dengan menggunakan
stabilitas memberan sel bakteri yang menyebabkan bakteri lisis, senyawa tenin bekerja dengan

7
Imansyah, M. Z. (2022). UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH CINA (Peperomia pellucida
L.) TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acnes. Jurnal Kesehatan Yamasi Makassar, 6(1), 40-47.
8
Irsyad, M. (2013). Standardisasi Ekstrak Etanol Tanaman Katumpangan Air (Peperomia pellucida L. Kunth).
cara memebentuk kompleks dengan protein polipeptida dinding sel bakteri, kemudia ,
triterpenoid memiliki kemampuan antibakteri dengan mengganggu proses terbentuknya
dinding sel sehingga dinding sel tidak terbentuk atau tidak sempurna .

Gel ekstra daun sirih cin diformulasikan dengan tiga variasi basis yaitu NaCMC ,
Carbopol 940 , dan HPMC . NaCMC merupakan bahan pembentuk gel yang memiliki stabilitas
yang tinggi , sememtara Carbopol 940 juga salah satu bahan pembentuk gel yangbbanyak
digunakan karena menghasilkan sistem hidroalkohol yang lebih trasparan. HPMC merupakan
derivate sintesis selulosa yang baik , dimana hydrogel sangat cocok digunakan sebagai sediaan
topical dengan fungsi mengurangi kelenjar sebaseus yang merupakan salah satu faktor
penyebab jerawat dan mempunyai resistensi yang baik terhadap serangan mikroba.

F1 + F2 + F3 +

- - -
A B C

Gambar 1. Zona hambat sediaan terhadap Bakteri Staphylococcus aureus; (A) : Sediaan
Gel F1 ; (B); Sediaan Gel F2; (c) ; Sediaan Gel F3.

F1 F2 F3 +

- + - + -

A B C

Gambar 2. Zona hmabat sdiaan terhadap Bakteri Propionibacterium acne; (A) Sediaan
Gel F1; (B) ; Sediaan Gel F2 (C); Sediaan Gel F3.

Sediaan gel ekstra sirih cina yang dibuat mamapu menyebar dengan mudah dan merata
pada permukaan kulit . Hasil daya sebar sediaan gel yang baik adalah 5-7 cm dan semakin besar
daya sebar sediaan yang dihasilkan maka kemampuan zat aktif untuk menyebar dan kontak
dengan kulit semakin luas . hasil yang diperoleh bahwa formula yang memenuhi standar daya
sebar gel yang baik adalah F3 dibuktikan dengan gel yang dapat menyebabr dengan mudah dan
merata pada permukaan kulit .Viskositas juga dapat memepengaruhi daya sebar gel.9 Tujuan
pengujian Viskositas untuk mengetahui kekentalan sediaan. Apabila suatu sdiaan memiliki niali
viskositas besar atau lebih kental maka diameter penyebarnya akan semakin kecil, sebaliknya
jika sediaan dengan nilai viskositas lebih kecil atau lebih encer maka diameter penyebarannya
semakin besar. ( Clear Zone) pertumbuhan bakteri Propionibacterium acne dan Staphylococcus
aureus. Pada penelitian ini digunakan 5 perlakuan , gel F1, F2, F3, kontrol positif klindamisin
dan basis gel sebagai kontrol negative. Daun sirih cina (Peperomia pellucida) memiliki
sprektum luas dalam menghambat pertumbuhan bakteri khususnya penyebab jerawat 10.

Acne Vulgaris atau jerawat adalah penyakit peradangan kronik folikel pilosabasea yang
ditandai dengan munculnya komedo , papula , pustule , dan nodul . Acne Vulgaris terjadi pada
kulit yang banyak mengandung kelenjar sebasea seperti muka , dada dan punggung. Pravelensi
acne vulgaris di Indonesia cukup tinggi berkisar antra 85-100 % orang, sedangkan menurut
catatan kelompok studi dermatologi kosmetik indonensia menunjukkan terdapat 60% penderita
acne vulgaris pada tahun 2006 dan 80% pada tahun 2007 ( Aida , Suswati, & Misnawi , 2016).

Bakteri penyebab acne vulgaris antara lain Propionibacteriium acnes, dan


Staphylococus epidermis P ropopionibacterium acnes merupakan flora normal dari kelanjar
pilosebaseus kulit manusia, bakteri ini menyebabkan acne vulgaris dengan menghasilkan lipase
yang mencegah asam lemak bebas dari lipid kulit. Asama lemak ini dapat memgakibatkan
inflamansi jaringan Ketika berhubungan dengan sistem imun dan mendukung terjadinya acne
cvalguris. Bakteri ini termasuk bakteri anaerob gram positif yang toleran terhadap udara (
Tunnisa, Mulqie, & Hajar , 2015 ) . Bakteri Propionibacterium acnes menyebabkan masalah
kulit seperti Acnes Valguris. Meningkatnya penggunaan antibiotic, memacu meningkatkan
resistensi bakteri terhadap antibiotic tersebut . hal ini dapat dihindari dengan dialakukan
pengembanagan obat tradisional secara berkelanjutan dan terpandu . Beberapa penelitian
menunjukan bahwa tanaman daun sirih cina mempunyai potensi sebgaai antimikroba.

9
Asisi, N., Uliyah, U., Amaliyah, N. F., & Hasrawati, A. (2021). AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK
DAUN KELOR (Moringa oleifera L.) DAN PENGEMBANGANNYA MENJADI BENTUK SEDIAAN
GEL. Jurnal Ilmiah As-Syifaa, 13(1), 1-6.
10
Ninsih, U. A., Lambogo, A. T. B., Ernawati, E., Imaniar, M., & Hasrawati, A. (2020). FORMULASI GEL
EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH CINA SERTA AKTIVITASNYA TERHADAP PERTUMBUHAN
BAKTERI PENYEBAB JERAWAT Propionibacterium acne DAN Staphylococcus aureus.
CONTENT, C. (2022). CONTENT AS-SYIFAA JURNAL FARMASI 14.1 JULI 2022. As-Syifaa Jurnal
Farmasi, 14(1).
Metode yang digunakan adalah disc diffusion untuk menuntukan aktivitas agen
bakteri.mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan bakteri oleh agen atibakteri pada
permukaan agar hasil daya antibakteri ekstra daun sirih cina terhadap bakteri Propionibacterium
acnes dapat dilihat sebagai berikut11 :

Tabel 1.

Hasil zona hambat ekstra daun sirih cina berdasarkan klasifkasi Greenwood

Perlakuan Zona Hambat (mm) Respon hambatan

100% 11,17 mm Lemah

75% 10 mm Lemah

50% 0 Tidak ada

25% 0 Tidak ada

Eritromisin (Kontrol Positif) 49.04 Kuat

Aquadest steril (Kontrol Negatif) 0 Tidak ada

Tabel 2 .

Hasil zona hambat ekstra daun siirh cina berdasarkan klasifikasi sensitivitas KirbyBaurer tes

Respon
Perlakuan Zona Hambat (mm) hambatan

100% 11,17 mm Resisten

75% 10 mm Resisten

50% 0 Resisten

25% 0 Resisten

Eritromisin (Kontrol Positif) 49.04 Sensitif

Aquadest steril (Kontrol Negatif) 0 Resisten

11
Yuliani, D., Dewi, I. K., & Marhamah, S. (2022). Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Cina (Peperomia Pellucida)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Propionibacterium Acnes dan Tinjauannya Menurut Pandangan Islam. Jurnal
Sosial Sains, 2(1), 173-181.
Namun terdapat cara lain dalam pengolahan daun sirih cina sebagai minuman berkhasiat
, cara penggunaan dari daun sirih cina itu sendiri caranya dengan mengambil dua rumpun
pohon sirih cina dengan Panjang sekitar 7-10 cm. Cuci bersih bahan tersebut , kemudia dimasak
dengan air mendidih 1,5 gelas menjadi 1 gelas . minum sehari 2 kali dengan jumlah dosis yang
sama .

Minuman Daun Sirih Cina

Gambar 4.Minuman Daun sirih cina

Proses pelatihan pembuatan minuman fungsional dari tanaman herbal daun sirih cina
dengan dibersihkan terlebih dahulu bahan dari akar dan pasir yang menempel , cuci bahan
hingga bersih , rebus bahan sekirtar 15 menit agar zat aktif yang terdapat di dalam tanaman
tersebut tidak hilang, Sebagai tanaman herbal dan alat yang diperlukan untuk membuat
minuman fungsional dari tanaman herbal seperti panci alumnium, blender, timbangan digital
dan pengaduk kayu. kemudian disaring agar cairan terpisah oleh tanaman yang direbus ,
dinginkan dan dimasukan kedalam kemasan. Proses penyimpanan dapat juga disimpan dalam
suhu ruangan ataupun dalam lemari pendingin,12 minuman hanya bertahan dalam 10 jam. Hasil
dari olahan daun sirih cina dapat dilihat pada gambar 4.

Pengolahan tanaman sirih cina proses pembuatannya tidak sulit dan bahan yang
digunakan mudah didapat. Untuk komposisi bahannya hanya tanaman sirih cina itu sendiri,
tumnuham sirih cian (Peperomia pellucida L.) mengandung alkaloid dan polifenol yang

12
Andriani, L., Monica, T., & Lubis, N. I. (2022). Pemanfaatan Tanaman Herbal (Sirih Cina, Jahe, dan Kayu
Manis) Melalui Kegiatan KKN di RT 03 Kelurahan Suka Karya Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi. Jurnal
Abdi Masyarakat Indonesia, 2(2), 465-472.
berfungsi sebagai pencegah penyakit kardiovaskular , penurun tensi , dan penurun gula , tennin
berfungsi sebagai anti diare, antioksida, dan antibakteri13.

Pengobatan menggunakan tanaman obat yang tumbuh dilingkungan sekitar masyarakat


maupun dibudidayakan merupakan pengobatan bagi penyakit ringan berdasarkan kepercayaan
dan pengalaman yang dialami oleh masyarakat yang kemudian dikembangkan sesuai dnegan
budaya masyarakat tersebut. Dari penyuluhan pengolahan produk minuman obat herbal
masyarakat dapat membuat minuman fungsional dari rumah masing-masing . hal ini
mengindikasikan bahwa beberapa warga memiliki ketrampilan pembuatan minuman fungsional
dari tanaman herbal , tetapi tanaman yang dijadikan pengobatan tradisional perlu mendapatkan
evaluasi secara prakilinis maupun klinis. Selanjutnya perlu dilakukan pendekatan bioteknologi
modern sperti pengobatan berbasis nanoteknologi untuk menudkung perkembangan peelitian
tanaman obat menjadi potens penuh dan meminimalkan efek smaping obat. Uji klinis manusia
juga dibutuhkan untuk memverifikasi manfaat klinis tanaman obat dalam pengobatan karena
adanya kemungkinan hasil positif dan negatif melalui interaksi farmakodinamik dan
farmakokinetik rauan obat . ( Komoreng et al.., 2017 ; Kuruppu et al., 2019 )14

Berkaitan dengan tujuan pembangunan kesehatan yang tertera di dalam GBHN


dituliskan deikin “ meningkatkan kemmapuan untuk hidup sehat dan mampu mengatasi
masalah Kesehatan terutama melalui upaya pencegahan dan peningkatan pemerintah dalam
pemerataan pelayanan Kesehatan “ . Hal ini dilkaukan dengan maksud agar terjangkau oleh
masyarakat sampai ke plosok pedesaan, maka upaya pengobatan tradsional merupakan suatu
alternatif yang tepat sebagai pendamping pengobatan modern ( Zulkifli , 2004: 1 ) .

Undang – Undang Nomor 9 Tahun 1960 tentang pokok – pokok Kesehatan pasal 2 ayat
4 yang berbunyi : Usaha – usaha pengobatan tradisonal berdasarkan ilmu atau acar lain daripada
ilmu kedokteran diawasi oleh pemerintah agar tidak membahayakan masyarakat. Selanjutnya ,
Undang – Undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992 pasal 47 dinyatakan bahwa pengobatan

13
Sambara, J., Yuliani, N. N., & Emerensiana, M. Y. (2016). Pemanfaatan tanaman obat tradisional oleh
masyarakat kelurahan merdeka Kecamatan Kupang Timur 2016. Jurnal Info Kesehatan, 14(1), 1113-1125.

14
Siregar, R. S., Tanjung, A. F., Siregar, A. F., Salsabila, S., Bangun, I. H., & Mulya, M. O. (2021, March).
STUDI LITERATUR TENTANG PEMANFAATAN TANAMAN OBAT TRADISIONAL. In Scenario
(Seminar of Social Sciences Engineering and Humaniora) (pp. 385-391).
tradissional mencakup cara , obat , dan pengobatan atau perawatan dengan cara lainnya dapat
dipertanggungjawabkan .15

Penggunaan bahan alam sebagai obat cenderung mengalami peningkatan dengan


adanya isu back to natue dan krisis berkepanjangan yang mengakibatkan turunya daya beli
masyarakat terhadap obat-obat moredn yang relatif lebih mahal harganya. Obat bahan alam
juga dianggab hampir tidak memiliki efek samping yang membahayakan, pendapat itu belum
tentu benar karena untuk mengetahui manfaat dan efek samping obat tersebut secara pasti perlu
dilakukan penelitian dan uji praklinis dan uji klinis. Obat bahan alam Indonesia dapat
dikelompokan mnejadi tiga yaitu “ jamu “ yang merupakan ramuan tradisional yang belum
teruji secara klinis , “ obat herbal “ yaitu obat bahan alam yang sudah melewati tahap uji
praklinis dan “ fitofarmaka” yaitu obat bahan alam yang sudah melewati uji praklinis dan klinis
( SK Kepala BPOM No.HK.00.05.4.2411 tanggal 17 Mei 2004 ).

C. SIMPULAN

Berdasarkan data hasil Pemanfaatan tanaman herbal daun sirih cina (Paperomia
pellucida L ) banyak masyarakat mengira , tumbuhan ini hanyalah tumbuhan jenis rerumputan
liar saja sudah semestinya mahasiswa biologi bisa melakukan observasi mengenai pemanfaatan
dari daun sirih cina sebagai tanaman herbal yang sebelumnnya dianggap tidak ada manfaatnya.

Penggunaan obat tradisional , seperti Tanaman berkhasiat ini tetap berlangsung di


zaman modern , bahkan cenderung meningkat .banyak tanaman herbal di Indonesia yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan imunitas tubuh manusia dengan harga yang
terjangkau dan mudah mendapatkannya salah satu alternatif adalah daun sirih cina yang dimana
memiliki kemampuan untuk membantu proses penyembuhan dalam pengobatan obat herbal
seperti demam , sakit perut , mengobati jerawat , bisul .penyeluhan pemanfaatan tanaman ini
sebagai responsive masyarakat supaya tidak ketergantungan dengan obat berbahan kimia , daun
sirih cina memiliki manfaat dan khasiat jika di olah dengan baik dan benar seperti halnya
pembuatan produk minuman herbal dari daun sirih cina guna untuk mengobati demam , sakit
perut dan sakit kepala , salep luka bakar SADUSINA ( salep daun sirih cina ) dan Gel ekstra
daun sirih cina untuk menghambat pertumbuhan bakteri penyebab jerawat ( Propionibacterium
acne ) . penyuluhan pengolahan dan pembuataan daun sirih cina ini menambah pengetahuan
masyarakat dalam memanfaatkan tanaman herbal menggunakan tumbuhan alam dijadikan

15
Mulyani, H., Widyastuti, S. H., & Ekowati, V. I. (2016). Tumbuhan herbal sebagai jamu pengobatan
tradisional terhadap penyakit dalam serat primbon jampi jawi jilid I. Jurnal Penelitian Humaniora, 21(2), 73-91.
produk untuk menambahkan kekreatifitas masyarakat dalam pengolahan dan pemanfataan
tanaman herbal dengan cara mengolahnya menjadi produk seperti minuman tanaman daun sirih
cina atau jamu bisa untuk meningkatkan perekonomian masyarakat , membuat masyarakat jadi
lebih produktif dalam pemilihan obat herbal untuk di jadikan pengobatan sebelum memilih obat
– obattan yang berbahan kimia .

D. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian , Daun siirh cina ( Peperomia pellucida L ) yang sering
dianggab masyarakat sebagai tanaman rerumputan liar yang tumbuh di pekarangan yang tidak
ada manfaat dan khasiatnya , Penulisan ini dilakukan untuk memberikan pemahaman
masyarakat cara pengolahan dan pemanfaatannya daun sirih cina . tanaman yang dianggab
tidak ada manfaatnya tersebut memiliki segudang manfaat bagi kesehatan manusia, Sebelum
dan sesudah adanya penyuluhan memberikan paparan untuk memanfaatkan tanaman herbal
menambahkan kekreatifitas masyarakat dalam pengolahannya untuk dijadikan obat herbal yang
berkhasiat dengan harga yang terjangkau untuk membuat usaha obat/ program Tanaman obat
hebal dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pemanfaatn tanaman herbal
daun sirih cina penulis mengharapkan akan adanya peneliti berikutnya untuk dapat mengkaji
lebih banyak hal atau faktor-faktor yang berhubungan pemanfaatan tanaman herbal dengan
mengembangkan dan memeberikan pemahaman masyarakat untuk melestarikan alam ini
dengan menggunakan penelitian yang lebih baik lagi dari penelitian tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Sambara, J., Yuliani, N. N., & Emerensiana, M. Y. (2016). Pemanfaatan tanaman obat
tradisional oleh masyarakat kelurahan merdeka Kecamatan Kupang Timur 2016. Jurnal
Info Kesehatan, 14(1), 1113-1125.
Andriani, L., Monica, T., & Lubis, N. I. (2022). Pemanfaatan Tanaman Herbal (Sirih Cina,
Jahe, dan Kayu Manis) Melalui Kegiatan KKN di RT 03 Kelurahan Suka Karya
Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi. Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia, 2(2), 465-472.

Yuliani, D., Dewi, I. K., & Marhamah, S. (2022). Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Cina
(Peperomia Pellucida) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Propionibacterium Acnes dan
Tinjauannya Menurut Pandangan Islam. Jurnal Sosial Sains, 2(1), 173-181.
Asisi, N., Uliyah, U., Amaliyah, N. F., & Hasrawati, A. (2021). AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera L.) DAN PENGEMBANGANNYA
MENJADI BENTUK SEDIAAN GEL. Jurnal Ilmiah As-Syifaa, 13(1), 1-6.

Hasanah, Y. (2011). Budidaya tanaman obat dan rempah

Ninsih, U. A., Lambogo, A. T. B., Ernawati, E., Imaniar, M., & Hasrawati, A. (2020).
FORMULASI GEL EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH CINA SERTA
AKTIVITASNYA TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PENYEBAB
JERAWAT Propionibacterium acne DAN Staphylococcus aureus.
CONTENT, C. (2022). CONTENT AS-SYIFAA JURNAL FARMASI 14.1 JULI 2022. As-
Syifaa Jurnal Farmasi, 14(1).

Imansyah, M. Z. (2022). UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH CINA


(Peperomia pellucida L.) TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acnes. Jurnal
Kesehatan Yamasi Makassar, 6(1), 40-47.
1
Irsyad, M. (2013). Standardisasi Ekstrak Etanol Tanaman Katumpangan Air (Peperomia
pellucida L. Kunth).

Intarina Hardiman; buku sehat alami dengan herbal 250 tanmna herbal berkhasiat obat +60
resep menu Kesehatan oleh pusat studi Biofarmaka LPPM IPB & Gagas Ulung ;
Penerbit Gramedia Pustaka Utama Kompas Gramedia Building Blok I lantai 5 Jl.
Palmerah Barat 29-37 , Jakarta 10270
Mutiarawati, N., Puspitasari, S., Wati, S. H., & Rakmawati, D. D. (2022). KEEFEKTIFAN
SADUSINA (SALEP DAUN SIRIH CINA) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA
BAKAR: The Effectiveness of Sadusina (Chinese Belt Leaf Ointment) as a Burns
Healing. Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), 8(1), 161-168.

Waruwu, D., Erfiani, N. M. D., Darmawijaya, I. P., & Kurniawati, N. S. E. (2020).


Pengembangan Tanaman Herbal sebagai Destinasi Wisata di Desa Catur, Kintamani,
Bali. Panrita Abdi-Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 4(1), 1-10.

Fathoni, M. N. (2020). Edukasi tentang Covid-19 serta pemanfaatan tanamaan herbal pada
pedagang jamu keliling di Desa Tanjungsari. Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of
Public Services), 4(2), 479-485..

Andriani, L., Monica, T., & Lubis, N. I. (2022). Pemanfaatan Tanaman Herbal (Sirih Cina,
Jahe, dan Kayu Manis) Melalui Kegiatan KKN di RT 03 Kelurahan Suka Karya
Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi. Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia, 2(2), 465-472
.
Siregar, R. S., Tanjung, A. F., Siregar, A. F., Salsabila, S., Bangun, I. H., & Mulya, M. O.
(2021, March). STUDI LITERATUR TENTANG PEMANFAATAN TANAMAN
OBAT TRADISIONAL. In Scenario (Seminar of Social Sciences Engineering and
Humaniora) (pp. 385-391).

Mulyani, H., Widyastuti, S. H., & Ekowati, V. I. (2016). Tumbuhan herbal sebagai jamu
pengobatan tradisional terhadap penyakit dalam serat primbon jampi jawi jilid I. Jurnal
Penelitian Humaniora, 21(2), 73-91.

Anda mungkin juga menyukai