Anda di halaman 1dari 56

Jurnal Farmanesia, 9/11(2016), 11-21

STUDI TANAMAN KHAS SUMATERA UTARA YANG BERKHASIAT OBAT

*Puji Lestari
*Akademi Farmasi Yayasan Tenaga Pembangunan Arjuna, Pintubosi, Laguboti, Toba Samosir,
Sumatera Utara, Indonesia, 22381
*Email : nerdy190690@gmail.com

Abstrak

Indonesia dikenal secara luas sebagai mega center keanekaragaman hayati (biodiversity) terbesar ke
dua setelah Brazil di dunia, yang terdiri dari tumbuhan tropis dan biota laut. Indonesia juga Negara
agraris yang memiliki areal pertanian dan perkebunan yang luas serta pekarangan yang dapat
ditanami tumbuhan obat. Penggunaan tumbuhan sebagai obat tradisional juga semakin banyak
diminati oleh masyarakat karena telah terbukti bahwa obat yang berasal dari tumbuhan lebih
menyehatkan dan tanpa menimbulkan adanya efek samping jika dibandingkan dengan obat-obatan
yang berasal dari bahan kimia. Tumbuhan obat yang ditemukan di hutan banyak digunakan oleh
masyarakat sekitar hutan sebagai pengobatan alternatif sehari-hari. Pengetahuan masyarakat tentang
tumbuhan obat sudah berkembang, sehingga masyarakat sudah membudidayakan beberapa
tumbuhan obat di kebun dan pekarangan rumah mereka.
Pendahuluan tradisional yang memiliki izin usaha industri,
Indonesia dikenal secara luas sebagai terdiri dari 129 Industri Obat Tradisional
mega center keanekaragaman hayati (IOT) dan 907 Industri Kecil Obat Tradisional
(biodiversity) terbesar ke dua setelah Brazil di (IKOT). Banyaknya lembaga penelitian obat-
dunia, yang terdiri dari tumbuhan tropis dan obatan bahan alam merupakan kekuatan yang
biota laut. Di wilayah Indonesia terdapat dapat dimanfaatkan untuk pengembangan
sekitar 30.000 jenis tumbuhan dan 7.000 di obat tradisional2.
antaranya ditengarai memiliki khasiat sebagai Indonesia adalah suatu negara yang
obat. Kekayaan keaneka ragaman hayati ini kaya akan sumber daya alam yang melimpah.
perlu diteliti, dikembangkan dan Seperti yang telah di ketahui, Indonesia
dimanfaatkan untuk peningkatan kesehatan merupakan salah satu negara yang memiliki
maupun tujuan ekonomi, dengan tetap hutan terbesar di dunia yang memiliki
menjaga kelestariannya. Indonesia merupakan berbagai macam flora dan fauna. Di Indonesia
salah satu negara yang termasuk dalam juga banyak terdapat berbagai jenis tumbuhan
Megadiversitas, yaitu merupakan Negara yang dapat dijadikan obat-obatan, rempah-
yang memiliki keanekaragaman yang tinggi. rempah, dan lain sebagainya. Indonesia
Indonesia merupakan pusat keragaman hayati merupakan negara kepulauan yang sangat
dan menduduki urutan terkaya kedua di dunia luas, mempunyai kurang lebih 13700 pulau
setelah Brazilia. Diperkirakan sekitar 25% yang besar dan kecil dengan keanekaragaman
aneka jenis di dunia ini berada di Indonesia, jenis flora dan fauna yang sangat tinggi. Di
yang dari setiap jenis tersebut memuat ribuan Indonesia diperkirakan terdapat 100 sampai
plasma nuftah dalam kombinasi yang unik dengan 150 famili tumbuh-tumbuhan, dan
sehingga terdapat aneka gen dalam individu1. dari jumlah tersebut sebagian besar
Indonesia juga Negara agraris yang mempunyai potensi untuk dimanfaatkan
memiliki areal pertanian dan perkebunan yang sebagai tanaman industri, tanaman buah-
luas serta pekarangan yang dapat ditanami buahan, tanaman rempah-rempah dan
tumbuhan obat. Hutan Indonesia yang begitu tanaman obat-obatan3.
luas banyak menyimpan kekayaan alam yang Penggunaan tumbuhan sebagai obat
demikian besar, diantaranya berpeluang tradisional juga semakin banyak diminati oleh
sebagai sumber obat tradisional. Hingga saat masyarakat karena telah terbukti bahwa obat
ini di Indonesia terdapat 1.036 industri obat yang berasal dari tumbuhan lebih
menyehatkan dan tanpa menimbulkan adanya masyarakat memiliki khasiat obat dan telah
efek samping jika dibandingkan dengan obat- digunakan sebagai bahan baku obat
obatan yang berasal dari bahan kimia. tradisional.
Namun, yang menjadi permasalahan b. Tumbuhan obat modern, merupakan jenis
bagipeminat obat tradisional adalah tumbuhan yang secara ilmiah telah
kurangnya pengetahuan dan informasi dibuktikan mengandung senyawa atau
memadai mengenai berbagai jenis tumbuh- bahan bioaktif berkhasiat obat, dan
tumbuhan yang biasa digunakan sebagai penggunaannya dapat dipertanggung
ramuan obat-obatan tradisional dan jawabkan secara medis.
bagaimana pemanfaatannya. Berdasarkan c. Tumbuhan obat potensial, merupakan jenis
hasil penelitian (Riwanda, 2012) diperoleh 38 tumbuhan yang diduga mengandung atau
jenis tumbuhan obat yang terbagi atas 23 ordo memiliki senyawa atau bahan bioaktif
dan 24 famili. Tumbuhan obat yang obat, tetapi belum dibuktikan
ditemukan di hutan banyak digunakan oleh penggunaannya secara ilmiah-medis
masyarakat sekitar hutan sebagai pengobatan sebagai bahan obat dan penggunaannya
alternatif sehari-hari. Pengetahuan masyarakat secara tradisional belum diketahui4.
tentang tumbuhan obat sudah berkembang, Tumbuhan obat merupakan spesies
sehingga masyarakat sudah membudidayakan tumbuhan yang sebagian atau seluruh bagian
beberapa tumbuhan obat di kebun dan tubuhnya dapat digunakan sebagai ramuan
pekarangan rumah mereka3. obat-obatan. Tumbuhan obat dapat terdiri dari
berbagai jenis yaitu.
Tumbuhan Obat a. Pohon adalah tumbuhan berkayu yang
Tumbuhan obat merupakan sebagian tinggi besar, memiliki suatu batang yang
tumbuhan atau bagian yang digunakan jelas dan bercabang jauh dari permukaan.
sebagai bahan obat tradisional atau jamu baik b. Perdu adalah tumbuhan berkayu yang tidak
secara tunggal maupun campuran yang seberapa besar dan bercabang dekat
dianggap dan dipercaya dapat menyembuhkan dengan permukaan, biasanya kurang dari
suatu penyakit atau dapat memberikan 5--6 meter.
pengaruh terhadap kesehatan. Tumbuhan obat c. Herba adalah tumbuhan tidak berkayu
adalah jenis tumbuhan yang sebagian, seluruh dengan batang lunak dan berair.
tumbuhan dan tumbuhan tersebut digunakan d. Liana adalah tumbuhan berkayu dengan
sebagai obat, bahan atau ramuan obat-obatan. batang menjulur/memanjat pada tumbuhan
Sedangkan Menurut Departemen Kesehatan lain.
RI, definisi tumbuhan obat Indonesia e. Semak adalah tumbuhan tidak seberapa
sebagaimana tercantum dalam SK MenKes besar, batang berkayu, bercabangcabang
Nomor149 / SK / MenKes / IV / 1978 adalah dekat permukaan tanah atau di dalam
sebagai berikut. tanah.
a. Tumbuhan atau bagian tumbuhan yang Flora Indonesia sangat kaya dengan
digunakan sebagai bahan obat tradisional berbagai jenis dan keragamannya, sebagai
atau jamu. gambaran kekayaan dan keragaman flora
b. Tumbuhan atau bagian tumbuhan yang Indonesia memperkirakan bahwa jumlah jenis
digunakan sebagai bahan pemula bahan tanaman berbunga antara 25.000-30.000 jenis
baku obat (prokursor). (Sikumbang, 2008). Heyne (1987),
c. Tumbuhan atau bagian tumbuhan yang menyatakan bahwa Indonesia memiliki tidak
diekstraksi dan ekstrak tumbuhan tersebut kurang dari 1000 jenis tumbuhan obat yang
digunakan sebagai obat4. tergabung dalam ± 150 jenis famili.
Tumbuhan berkhasiat obat Tumbuhan obat yang ditemukan di Cagar
dikelompokkan sebagai berikut: Alam Sibolangit, Sumatera Utara adalah 62
a. Tumbuhan obat tradisional, merupakan jenis yang tergolong spermatophyta, 5 jenis
jenis yang diketahui atau dipercaya
dari pteridophyta, yang termasuk dalam 35
famili. Obat tradisional Indonesia yang obat herbal dalam sistem pelayanan
dikenal sebagai Jamu, telah digunakan secara kesehatan. Obat herbal Indonesia, yang
luas oleh masyarakat Indonesia untuk dikenal sebagai Jamu, sejak berabad-abad
menjaga kesehatan dan mengatasi berbagai telah digunakan secara luas oleh bangsa
penyakit sejak berabad-abad yang lalu jauh Indonesia untuk memelihara kesehatan dan
sebelum era Majapahit. Ke depan mengobati penyakit. Di masa depan,
pengembangan dan pemanfaatan obat bahan pengembangan dan penggunaan obat herbal
alam/obat herbal Indonesia ini perlu Indonesia mesti didasarkan bukti-bukti ilmiah
mendapatkan substansi ilmiah yang lebih yang kuat, terutama melalui R&D dan
kuat, terutama melalui penelitian dan standarisasi, sehingga dapat diintegrasikan
standarisasi sehingga obat herbal Indonesia dalam sistem pelayanan kesehatan nasional5.
dapat diintegrasikan dalam sistem pelayanan Sejumlah 38 jenis tumbuhan obat yang
kesehatan nasional5. terbagi atas 23 ordo dan 24 famili. Tumbuhan
Dewasa ini penggunaan obat obat yang ditemukan ini banyak digunakan
tradisional/obat herbal di negara yang sedang oleh masyarakat sekitar hutan sebagai
berkembang maupun negara maju cenderung pengobatan alternatif sehari-hari. Pengetahuan
terus meningkat. Tendensi ini mempunyai dua masyarakat tentang tumbuhan obat sudah
dimensi penting yaitu: dimensi medik terkait berkembang, sehingga masyarakat sudah
dengan penggunaannya yang luas diseluruh membudidayakan beberapa tumbuhan obat di
dunia dan dimensi ekonomi terkait dengan kebun dan pekarangan rumah mereka. Oleh
terciptanya nilai tambah ekonomi yag karena itu, mereka dengan mudah dapat
bermanfaat bagi umat manusia. Dalam memanfaatkan tumbuhan obat untuk
konteks ini WHO menggarisbawahi mengenai mengobati beberapa jenis penyakit dan dapat
pentingnya kerangka kerja untuk aksi bersama menunjang pembangunan kesehatan
antara WHO dan Negara anggota dengan masyarakat Sumatera Utara6.
tujuan untuk meningkatkan peran signifikan
Pemanfaatan Tumbuhan Obat digantikan oleh obat-obatan modern hasil
Organ tumbuhan yang dimanfaatkan pabrikasi. Sampai saat ini untuk keperluan
sebagai obat yaitu organ tumbuhan tersebut pengobatan/kesehatan, masyarakat cenderung
yang digunakan sebagai bahan aktif obat. menggunakan dan bergantung pada obat-obat
Penilaian keunggulan terkait dengan kimia. Jika tidak dilakukan upaya
ketersediaan organ tersebut secara terus pendokumentasian pengetahuan dan kearifan
menerus dan pengaruh organ tersebut masyarakat tradisional tersebut dikhawatirkan
terhadap kelangsungan hidup jenis tumbuhan akan semakin banyak plasma nutfah
yang dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat. Indonesia yang punah karena ketidaktahuan
Organ yang dimaksud adalah buah, bunga, kita akan manfaat dan perannya terhadap
daun, ranting atau dahan, kulit batang, batang, kehidupan manusia. Pendekatan awal yang
dan akar. Jika suatu tumbuhan obat yang dapat digunakan guna mengantisipasi hal
berfungsi sebagai bahan aktif obat adalah tersebut adalah dengan menginventarisir
akar, maka nilai keunggulan tumbuhan obat semua jenis yang masih dan pernah
tersebut rendah karena penggunaan akar akan dimanfaatkan oleh masyarakat tradisional
mempengaruhi kelangsungan hidup suatu untuk kepentingan pengobatan8.
jenis tumbuhan obat tersebut. Namun Pengertian tanaman tradisional pada
demikian jika suatu tumbuhan obat mudah umumnya juga disebut apotek hidup, yaitu
dibudidayakan, maka penggunaan akar tidak keluarga memanfaatkan sebagian tanah untuk
mempengaruhi penyediaan bahan baku ditanami tanaman obat-obatan untuk
sehingga pemanfaatannya berkelanjutan. keperluan sehari-hari. Umum diketahui,
Karena itu bobot kriteria tersebut hanya bahwa banyak obat-obatan tradisional yang
berada satu tingkat dari kriteria yang memiliki dapat digunakan untuk mengobati berbagai
bobot terendah7. penyakit. Tanaman obat tradisional umumnya
Hutan tropika Indonesia mengandung lebih aman karena bersifat alami dan memiliki
sekitar 30.000 jenis tumbuhan berbunga dan efek samping yang lebih sedikit dibandingkan
diperkirakan sekitar 3.689 jenis di antaranya obat-obat buatan pabrik. Itulah sebabnya
merupakan tumbuhan obat. Dari sejumlah sebagian orang lebih senang mengkonsumsi
tumbuhan obat tersebut menurut Ditjen POM, obat-obat tradisional. Selain itu tanaman obat
baru sebanyak 283 jenis tumbuhan obat yang tradisional umumnya lebih kuat menghadapi
sudah digunakan dalam industri obat berbagai penyakit tanaman karena memiliki
tradisional. Pemanfaatan obat-obatan kandungan zat alami untuk mengatasinya.
tradisional sejak dekade 1970-an mulai Tanaman obat tradisional yang lebih populer
disebut jamu merupakan kebutuhan pokok khususnya tanaman telah memperlihatkan
dalam memenuhi tuntutan kesehatan di khasiatnya. Tumbuhan yang merupakan
samping obat-obat farmasi. Kenyataan bahwa bahan baku obat tradisonal tersebut tersebar
sebagian besar masyarakat di Indonesia hampir di seluruh wilayah Indonesia.
terutama yang ada di desa-desa menggunakan Penggunaan bahan alam sebagai obat
jamu sebagai penyembuhan dan perawatan tradisional cenderung mengalami peningkatan
kesehatanya bukan suatu hal yang asing lagi. dengan adanya istilah “back to nature” yaitu
Hal disebabkan karena jamu merupakan pengobatan yang kembali pada alam yang
warisan nenek moyang yang sejak dahulu alamiah. Jenis tanaman obat yang sering
kala telah menggunakan jamu untuk dibudidayakan oleh masyarakat adalah
perawatan dan pengobatan9. tanaman obat yang penanaman dan
Pengobatan dengan tanaman tradisional pemeliharaan mudah dilakukan dan tidak
merupakan bagian dari sistem budaya membutuhkan tempat-tempat penanaman
masyarakat yang potensi manfaatnya sangat yang khusus atau cara menanamnya sangat
besar dalam pembangunan kesehatan mudah dan efisien tempat. Tanaman obat
masyarakat. Pengobatan tradisional tersebut juga mudah diramu sebagai obat
merupakan manifestasi dari partisipasi aktif tradisional. Tanaman yang sering
masyarakat dalam menyelesaikan dibudidayakan oleh masyarakat adalah jenis
problematika kesehatan dan telah diakui tanaman yang sering digunakan atau
peranannya oleh berbagai bangsa dalam dimanfaatkan. Karena masyarakat sudah
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. mengenai tanaman tersebut, baik dalam
Pengertian tersebut sangat tepat sekali dengan pemanfaatan sebagai obat, dan meramupun
apa yang peneliti jumpai di masyarakat. mudah dilakukan sehingga tanaman tersebut
Penggunaan obat tradisional sudah sering dibudidayakan oleh masyarakat. Di
membudaya di masyarakat. Sebagian besar sekitar tempat tinggal penduduk banyak
masyarakat cukup menguasai cara tumbuh dengan tanaman yang bermanfaat
meraciknya. Manfaat penggunaan obat bagi kesehatan manusia, untuk itu masyarakat
tersebut sangat besar, dengan keadaan dapat mengusahakan sendiri untuk menanam
ekonomi masyarakat, adanya penggunaan tanaman tersebut di pekarangan. Misalnya
obat tradisional ini akan menghemat biaya seperti jenis sayur-sayuran, tanaman obat-
kehidupan. Berdasarkan pengertian di atas obatan dan tanaman buah-buahan yang secara
maka dapat disimpulkan bahwa pengertian langsung bermanfaat bagi kehidupan
tanaman obat tradisional adalah bahan atau masyarakat itu sendiri. Berikut ini macam-
ramuan bahan alam yang berasal dari macam tanaman obat tradisional yang dapat
tumbuhan yang secara turun-temurun telah digunakan jika anak sakit, yaitu:
digunakan untuk pengobatan berdasarkan a. Kunyit
pengalaman. Tanaman obat tradisional Di daerah Jawa, kunyit banyak digunakan
seringkali juga disebut dengan istilah “Toga”. sebagai ramuan jamu karena berkhasiat
Tanaman obat keluarga merupakan tanaman menyejukkan, membersihkan, mengeringkan,
pada sebidang tanah baik di halaman rumah, menghilangkan gatal, dan menyembuhkan
kebun ataupun ladang yang digunakan untuk kesemutan. Manfaat utama tanaman kunyit,
membudidayakan tanaman tradisional yang yaitu: sebagai bahan obat tradisional, bahan
berkhasiat sebagai obat dalam rangka baku industri jamu dan kosmetik, bahan
memenuhi keperluan keluarga akan obat- bumbu masak, dan lain-lain. Di samping itu
obatan10. rimpang tanaman kunyit itu juga bermanfaat
sebagai anti inflamasi, anti oksidan, anti
Beberapa Tanaman Obat Tradisional dan mikroba, pencegah kanker, anti tumor, dan
Kegunaannya menurunkan kadar lemak darah dan
Mengenai macam-macam tanaman obat kolesterol, serta sebagai pembersih darah.
tradisional berasal dari sumber bahan alam Kunyit mengandung minyak atsiri yang
mengandung antibakteri, antioksidan, dan anti berbongol dan berwarna putih, buah
peradangan. Berfungsi sebagai penurun mengkudu merupakan buah majemuk yang
panas11. masih muda berwarna hijau mengkilap serta
b. Daun Kembang Sepatu memiliki bintik-bintik atau totol-totol, dan
Daun kembang sepatu mengandung saat sudah tua berwarna putih dan berbintik
flavonoida, saponin, dan polifenol. Cara bintik hitam. Secara umum buah mengkudu
membuat: cuci bersih daunnya, keringkan, biasanya dimanfaatkan oleh sebagian
kemudian panaskan sebentar di atas api agar masyarakat untuk sayur, rujak dan juga jus,
layu. Remas-remas hingga layu, beri minyak karena selain memiki rasa yang nikmat juga
kelapa, tempelkan pada perut dan kepala. mempunyai khasiat yang bagus untuk
Berfungsi sebagai kompres pada anak yang kesehatan dan Khasiat buah mengkudu sudah
sedang mengalami demam11. diyakini sejak dahulu. Buah mengkudu
c. Bawang Merah merupakan jenis buah bergizi lengkap, zat
Mengandung kandungan minyak atsiri, nutrisi yang terdapat didalam buah mengkudu
sikloaliin, metilaliin, kaemferol, kuersetin, sangat dibutuhkan oleh tubuh, seperti vitamin,
dan floroglusin. Kegunaan: mengobati demam mineral, dan protein penting tersedia
pada anak, perut kembung, masuk angin, didalamnya. Selain buah, daun mengkudu
kerokan, disentri, hipertensi, kutu air, juga bisa meringankan perut kembung pada
bisul/luka, payudara bengkak/mastitis, bayi. Caranya, panaskan daun mengkudu di
melancarkan air seni pada anak disertai atas api beberapa saat, lalu oleskan minyak
demam. Untuk menurunkan demam, parut kelapa. Tempelkan pada perut anak saat
bawang merah secukupnya, balurkan di tubuh masih hangat, lalu ulang beberapa kali. Untuk
bayi/ anak. Cara lain untuk masuk angin anak obat batuk Ambil 1 buah mengkudu dan 1/2
: ambil beberapa bawang merah, dicuci, parut genggam daun poo (bujanggut), cuci sampai
kasar dan tambahkan dengan minyak kelapa bersih kedua bahan ramuan tersebut,
atau minyak telon secukupnya, lalu tampelkan kemudian rebus dengan 2 gelas air sampai
ke ubun-ubun, dan balur ke seluruh tubuh. mendidih, dan airnya berkurang menjadi 1
Selain menurunkan panas, bawang merah gelas. Saring ambil airnya, kemudian minum
juga bisa mengobati perut kembung. Caranya, air ramuan tersebut dua kali sehari, pagi dan
balurkan bawang yang sudah diparut pada sore. Sedangkan untuk Obat demamSiapkan 1
bagian pusar. Bisa juga menggunakan daun buah rimpang kencur dan 1 buah mengkudu,
jarak yang sudah dihangatkan. Olesi dengan Cuci sampai bersih, kemudian rebus dengan 2
minyak kelapa, pilin-pilin, lalu tempelkan gelas air bersih sampai airnya berkurang
pada pusar si kecil11. menjadi 1 gelas, biarkan sampai dingin, baru
d. Lidah Buaya kemudian saring ambil airnya, minum air
Berfungsi mendinginkan kulit, bisa digunakan ramuan tersebut 2 kali sehari pagi dan sore11.
untuk mengobati luka bakar pada bayi dan f. Kumis Kucing
anak. Caranya, oleskan daging daun lidah Merupakan tanaman obat berupa tumbuhan
buaya pada seluruh permukaan kulit yang berbatang basah yang tegak. Kumis kucing
terkena luka bakar11. atau yang biasa di kenal dalam bahasa latinya
e. Mengkudu (Pace) dengan nama Orthosiphon aristatus,
Buah mengkudu (Marinda citrifolia, Linn) tumbuhan ini biasanya digunakan oleh ibu
adalah termasuk jenis tanaman dari keluarga rumah tangga sebagai tanaman hias. Tanaman
Rubiaceae. Menurut beberapa sumber ini termasuk kedalam jenis family Labiata
mengkudu merupakan salah satu jenis buah- atau Lamiaceae. Selain sebagai tanaman hias
buahan yang berasal dari Asia tenggara. Kumis kucing juga sudah di kenal oleh
tanaman mengkudu mampu tumbuh didataran masyarakat sebagai tanaman obat herbal yang
rendah hingga ketinggian mencapai 1500 m sangat mujarab untuk mengobati berbagai
dari permukaan laut, batang pohon mengkudu macam penyakit. Daun kumis kucing
dapat mencapai 3-8 meter, memiliki bunga diketahui mengandung glikosida
orthosiphonin yang berkhasiat untuk parutan bangle di perut gunanya untuk
melarutkan asam urat, fosfat dan oksalat dari mengecilkan perut sehabis melahirkan. Jika
tubuh, terutama di kandung kemih, empedu anak sering rewel pada malam hari, banglai
dan ginjal dan memperlancar pengeluaran air bisa membantu menenangkannya. Caranya
kemih (diuretik). Kumis kucing bermanfaat balurkan parutan banglai segal di kening dan
untuk mengatasi kondisi seperti rematik, badan anak. Dalam pengobatan, bagian
batuk, masuk angin, sembelit, sakit pinggang, tanaman yang digunakan adalah rimpangnya.
infeksi dan radang ginjal, batu ginjal, kencing Bangle digunakan sebagai obat borok, obat
manis. Daun kumis kucing basah maupun kejang pada anak-anak, obat luka memar, obat
kering bermanfaat digunakan sebagai bahan pelangsing, pemulih penglihatan, obat
obat-obatan yang memperlancar pengeluaran hepatits, obat demam, obat gangguan pada
air kemih sebagai upaya penyembuhan batuk perut, penawar racun, obat pusing, obat
encok, masuk angin dan sembelit. . Sebagai cacing, dan obat encok11.
herbal masuk angin cara pembuatannya h. Kencur
sebagai berikut: ambil satu sendok daun dari Kencur (Kaempferia galanga) populer
kumis kucing lalu rebuslah dengan dikenal dengan kencur bisa digunakan untuk
menggunakan 1 gelas air, diamkan hingga ar beragam pengobatan, salah satunya untuk
rebusan tinggal setengah gelas saja, kemudian mengusir 22
minum air rebusan kumis kucing hangat- diare yang membandel.merupakan jenis
hangat11. tanaman yang memiliki batang semu yang
g. Banglai (Bangle) sangat pendek jenis rimpang kencur mirip
Bangle mempunyai nama Latin Zingiber dengan kunyit. Khasiat kencur sangat luar
cassumunar Roxb. Oleh masyarakat Indonesia biasa, terutama untuk ibu-ibu rumah tangga
biasa dipakai sebagai penangkal energi jahat yang biasanya memanfaatkan kencur sebagai
untuk ibu hamil dan bayi yang baru lahir. bumbu masakan, bahkan untuk masyarakat
Umbi yang wangi ini juga mampu sunda memanfaatkan kencur sebagai lalapan
melangsingkan tubuh, meredakan demam, mentah. kencur juga berkhasiat untuk
migrain, sakit kuning, cacingan, bahkan nyeri menyembuhkan berbagai penyakit antara lain
sendi Bangle tumbuh di Asia Selatan, dari untuk mengobati radang lambung, radang
India hingga Indonesia. Bangle mengandung anak telinga, influenza pada bayi, masuk
asam organik yang berkhasiat diantaranya : angin, sakit kepala, batuk, diare
mengurangi lemak tubuh. Selain itu, air menghilangkan darah kotor memperlancar
rebusan bangle bersifat hangat dan melapisi haid mata pegal keseleo, menghilangkan
dinding usus. Efek rimpang ini adalah lelah. Kencur juga bisa digunakan untuk
penurun panas, peluruh kentut, peluruh dahak, mengobati memar karena benturan. Caranya,
pembersih darah, pencahar, dan obat cacing. rendam satu sendok makan beras. Tumbuk
Khasiat rimpang bangle bisa, untuk obat asma bersama kencur dan beri sedikit garam.
dan rematik. Khasiat lainnya, daunnya Setelah halus, tempelkan pada bagian yang
berguna untuk perangsang nafsu makan. memar atau benjol11.
Selain itu untuk obat sakit perut karena i. Temulawak
berkhasiat membersihkan darah dan sebagai Tanaman temulawak termasuk dalam
peluruh kentut. Manfaatkan bangle untuk keluarga Jahe (zingiberaceae), Temulawak ini
kerokan ketika bayi susah tidur dan rewel. sebagai tanaman obat asli Indonesia memiliki
Caranya, parutan rimpang bangle dibalurkan banyak manfaat dan khasiat, antara lain
ke punggung bayi sambil diusap-usap dan temulawak digunakan sebagai obat karena
ditekan Resep bangle juga untuk gangguan memiliki efek antivirus, mencegah
sakit saat buang air kecil. Air rendaman pembengkakan hati, meningkatkan produksi
bangle juga bisa dimanfaatkan untuk cairan empedu dan mencegah terbentuknya
mengobati sakit perut karena sifatnya hangat batu empedu, mencegah jerawat, menurunkan
seperti jahe. Setelah melahirkan borehkan kandungan kolesterol dalam darah dan hati
serta meningkatkan nafsu makan. Selain itu, hingga 12 cm dan lebar yang dapat mencapai
temulawak juga bisa meningkatkan produksi 10 cm. Seluruh bagian dari tanaman ini
air susu ibu, pencernaan dan memperbaiki memiliki rasa yang pahit. Tanaman ini
gangguan menstruasi, mengobati sakit mempunyai banyak khasiat, terutama untuk
kuning, diare, maag, perut kembung dan pengobatan. Batang brotowali digunakan
pegal-pegal. Selain itu juga bisa dimanfaatkan untuk pengobatan rematik, memar, demam,
untuk menurunkan lemak darah, mencegah merangsang nafsu makan, sakit kuning,
penggumpalan darah sebagai antioksidan dan cacingan, dan batuk. Air rebusan daun
memelihara kesehatan dengan meningkatkan brotowali dimanfaatkan untuk mencuci luka
daya kekebalan tubuh11. atau penyakit kulit seperti kudis dan gatal-
j. Keji Beling gatal; sedangkan air rebusan daun dan batang
Keji beling atau orang jawa menyebutnya untuk penyakit kencing manis11.
dengan nama “sambang geteh”, Tumbuhan l. Daun Sirih
ini memiliki banyak mineral seperti kalium, Sirih merupakan tanaman asli Indonesia yang
kalsium, dan natrium serta unsur mineral tumbuh merambat atau bersandar pada batang
lainnya. Kegunaannya sebagai obat disentri, pohon lain. Tanaman merambat ini bisa
diare (mencret) dan obat batu ginjal serta mencapai tinggi 15 m. Batang sirih berwarna
dapat juga sebagai penurun kolesterol. Daun coklat kehijauan, berbentuk bulat, beruas dan
keji beling juga kerap digunakan untuk merupakan tempat keluarnya akar. Sirih
mengatasi tubuh yang gatal kena ulat atau berkhasiat menghilangkan bau badan yang
semut hitam, caranya dengan cara ditimbulkan bakteri dan cendawan. Daun sirih
mengoleskan langsung daun keji beling pada juga bersifat menahan perdarahan,
bagian yang gatal tersebut. Untuk mengatasi menyembuhkan luka pada kulit, dan
diare (mencret), disentri, seluruh bagian dari gangguan saluran pencernaan. Selain itu juga
tanaman ini direbus, selama lebih kurang bersifat mengerutkan, mengeluarkan dahak
setengah jam, kemudian airnya diminum. saat batuk. Caranya untuk obat batuk : Rebus
Sama juga prosesnya untuk mengobati batu 15 lembar daun sirih dengan tiga gelas air
ginjal. Daun keji beling juga dapat mengatasi sampai tersisa ¾ air. Minum air rebusan
kencing manis dengan cara dimakan sebagai tersebut dengan menambahkan satu sendok
lalapan secara teratur setiap hari. Daun madu. Daun sirih memiliki banyak manfaat
tanaman ini selain direbus untuk diminum untuk kesehatan, salah satunya dipercaya
airnya, juga dapat dimakan sebagai lalapan secara tradisional dapat membantu
setiap hari dan dilakukan secara teratur untuk menghentikan perdarahan saat mimisan.
mengobai penyakit lever (sakit kuning), Mengobati pendarahan pada hidung / mimisan
ambien (wasir) dan maag dengan cara : 1 lbr daun sirih agak muda dilumatkan,
dimakan secara teratur11. gulung sambil ditekan sehingga keluar
k. Brotowali minyaknya, setelah itu sumbatkan pada
Tanaman Brotowali adalah salah satu jenis hidung anak yang mimisen secara
tanaman yang bisa digunakan untuk jamu dan bergantian11.
obat. Brotowali (Tinospora crispa, L.) m. Jahe
merupakan tumbuhan obat herbal yang Manfaat jahe terutama sebagai bahan
mempunyai beberapa manfaat diantaranya minuman, bumbu masak dan obat-obatan
dapat digunakan untuk mengobati berbagai tradisional. Jahe dibedakan menjadi 3 jenis
penyakit, melancarkan fungsi organ berdasarkan ukuran, bentuk dan warna
pernafasan, menambah nafsu makan dan rimpangnya. Umumnya dikenal 3 varietas
menurunkan kadar gula.Tanaman ini terkenal jahe, yaitu : jahe putih/kuning besar atau
akan rasanya yang pahit. Brotowali memiliki disebut juga jahe gajah atau jahe badak. Jahe
batang yang kecil dan dapat tumbuh hingga putih/kuning kecil atau disebut juga jahe sunti
hampir 3 meter. Daunnya tunggal dan atau jahe emprit. Ruasnya kecil, agak rata
berbentuk seperti jantung dengan panjang sampai agak sedikit menggembung.
Kandungan minyak atsirinya lebih Siapkan dua sampai empat siung bawang
besar dari pada jahe gajah, Jahe ini cocok merah yang telah dihaluskan lalu tambah
untuk ramuan obat-obatan, atau untuk setengah sendok minyak kayu putih dan juga
diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya. Jahe setengah sendok minyak kelapa dan
merah, rimpangnya berwarna merah dan lebih ditambahkan perasan jeruk nipis. Setelah
kecil dari pada jahe putih kecil. sama seperti semua bahan dicampurkan, gunakan ramuan
jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tersebut untuk mengkompres anggota
tua, dan juga memiliki kandungan minyak keluarga anda yang sedang demam11.
atsiri yang sama dengan jahe kecil, sehingga o. Daun Pepaya
cocok untuk ramuan obat-obatan. Jahe Daun pepaya ini diketahui mengandung
sebagai obat tradisional dapat digunakan beberapa senyawa aktif yang memiliki efek
untuk (peluruh kentut), anti muntah, pereda yang sangat baik bagi tubuh. Menurut Para
kejang, anti pengerasan pembuluh darah, peneliti menemukan bahwa daun dengan rasa
peluruh keringat. Untuk menghilangkan pahit ini mengandung sejumlah senyawa aktif
masuk angin, perut kembung dan kolik pada yang sangat baik bagi tubuh. Berkhasiat
anak. Caranya, 1/4 sendok teh bubuk jahe meningkatkan nafsu makan atau sebagai
kering dilarutkan dalam 1/2 cangkir air penambah nafsu makan. Caranya ambil daun
panas11. pepaya segar muda yang ukurannya sebesar
n. Jeruk Nipis telapak tangan. Kemudian tambahkan sedikit
Sebagai herbal alami, jeruk nipis berkhasiat garam dan air hangat sebanyak 200 cc.
untuk menghilangkan sumbatan vital energi, Haluskan dengan cara diblender. Kemudian
obat batuk, peluruh dahak (mukolitik), saring airnya dan tambahkan madu sebanyak
peluruh kencing (diuretik) dan keringat, serta 2 sendok agar lebih nikmat. Minum ramuan
membantu proses pencernaan. Karena ini setiap harinya sampai nafsu makan
kandungan nutrisinya yang amat beragam normal. Manfaat daun pepaya lainnya adalah
tersebut, buah jeruk nipis banyak sebagai pelancar ASI. Caranya sederhana,
dimanfaatkan sebagai obat herbal untuk cukup ambil daun 28
mengobati berbagai macam penyakit. Manfaat pepaya muda sebanyak 3 helai. Remas
lainnya dari jeruk nipis adalah untuk daunnya kemudian letakkan di atas api hingga
mengobati batuk. Caranya sangat mudah, daun tersebut menjadi layu. Dalam keadaan
yaitu anda hanya tinggal menyediakan satu masih hangat, tempelkan daun pepaya yang
setengah sendok kecap dan juga satu buah telah diremas dan dipanaskan tersebut di srea
jeruk nipis, dan sedikit garam. Setelah itu, payudara Anda kecuali puting. Resep ini
campurkan perasan jeruk nipis tersebut merupakan warisan nenek moyang kita yang
dengan kecap dan juga garam lalu minum dikenal sangat baik memperbaiki kualitas
sebanyak satu sendok makan. Untuk ASI. Bagi penderita demam berdarah, atau
mencairkan dahak dan obat batuk anak. yang sedang mengalami gejala demam
Caranya, campur 1 sendok makan air perasan berdarah sangat disarankan untuk
jeruk nipis, 3 sendok makan madu murni, 5 mengonsumsi daun pepaya. Karena daun
sendok makan air matang, lalu di tim selama pepaya memiliki kandungan yang bisa
30 menit. Takaran minum bayi antara usia 6-1 mengobati atau menetralkan gejala demam
tahun : 2 kali 1/2 sendok 27 teh ; anak 1-3 berdarah yang disebabkan oleh nyamuk.
tahun : 2 kali 1 sendok teh; anak 4-5 tahun : 2 Caranya, campur lima lembar daun pepaya,
kali 1/2 sendok teh. Cara lain, potong 1 buah temulawak, meniran secukupnya, dan gula
jeruk nipis, peras airnya, taruh dalam gelas merah. Rebus hingga masak, kemudian
/cangkir. Tambahkan kecap manis, aduk. dinginkan sebelum diminum11.
Takaran minum untuk anak, 3 kali 1 sendok p. Sambiloto
teh per hari. Adapun untuk menyembuhkan Sambiloto (Andrographis paniculata)
demam campuran jeruk nipis, bawang merah, memiliki sifat melindungi hati
minyak kayu putih, dan minyak kelapa. (hepatoprotektif), dan terbukti mampu
melindungi hati dari efek negatif Pustaka
galaktosamin dan parasetamol. Selain [1.] Abdiyani, S. 2008. Keanekaragaman
berkhasiat melindungi hati, sambiloto juga jenis tumbuhan bawah berkhasiat obat
dapat menekan pertumbuhan sel kanker. di dataran tinggi dieng. Jurnal
Selain itu khasiat sambiloto untuk pengobatan Penelitian Hutan dan Konservasi
ini sudah diketahui sejak nenek moyang kita. Alam. Balai Penelitian Kehutanan
Biasanya pemanfaatan sambiloto dengan Solo. Vol. V. No. 1 : 79-92.
merebus daunnya untuk menurunkan demam, [2.] Arief, A. 2001. Hutan dan Kehutanan.
mengobati luka, sakit kuning, kencing manis, Buku. Kanisius. Yogyakarta. Kawasan
pilek, infeksi tenggorokan, saluran kemih, Taman Hutan Raya Bukit Barisan
keputihan, menyembuhkan luka/borok dan Desa Tongkoh Kabupaten Karo.
sebagainya11. Departemen Kehutanan USU.(Belum
q. Adas dipublikasikan). Medan.180.
Tanaman adas (Foeniculum Vulgare Mill) [3.] Darwati, I. 2012. Budidaya dan Pasca
merupakan jenis tanaman berkhasiat obat Panen Pegagan (Centella asiatica).
yang dapat hidup di dataran rendah maupun Artikel Majalah. Jakarta : Badan
dataran tinggi. Manfaat Adas adalah Penelitian dan Pengembangan
merangsang kerja organ pencernaan, Perkebunan Balai Penelitian Tanaman
melancarkan buang angin, menghangatkan Rempah dan Obat (BALITTRO). Hal.
badan, serta membantu mengeluarkan dahak. 25.
Adas juga dipercaya berkhasiat untuk [4.] Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan.
menghancurkan batu ginjal. Adas juga dapat Jakarta : Bumi aksara. Hal. 210.
berfungsi sebagai penambah nafsu makan. [5.] Indriyanto. 2012. Dendrologi: Suatu
Selain itu tanaman Adas juga bermanfaat Teori dan Praktik Menyidik Pohon.
untuk mengatasi insomnia, batuk berdahak, Bandar Lampung : Lembaga
serta datang bulan yang tidak teratur. Adas Penelitian Universitas Lampung. Hal.
dapat dipakai untuk meringankan bayi yang 232.
menderita kolik atau yang kesakitan akibat [6.] Karmilasanti, S. 2011.
erupsi (keluarnya) gigi. Untuk obat masuk Keanekaragaman Jenis Tumbuhan
angin dan kolik, caranya 1 sendok teh adas Obat dan Pemanfaatannya Di
dilarutkan dengan 1 cangkir air mendidih, Kawasan Tane oleh Desa Setulang
aduk hingga larut. Setelah agak dingin, Malinau, Kalimantan Timur. Jurnal
larutan dapat diminumkan pada bayi/anak Penelitian Dipterokarpa. Vol. 5. No.1.
dengan takaran sesuai umurnya11. [7.] Rijaii, L. 2011. Penentuan kriteria
r. Daun jambu biji (jambu klutuk, jambu ilmiah potensi tumbuhan obat
batu) unggulan Kelompok Bidang Ilmu
Untuk diare, 3 lembar daun jambu biji muda Kimia Farmasi. Jurnal Kesehatan.
dan segar dicuci bersih, tumbuk halus, beri Vol. 1. No. 2.
1/2 cangkir air matang hangat, diperas dan [8.] Riwanda, S. 2012. Keanekaragaman
diambil airnya.Beri garam secukupnya vegetasi tanaman obat di Tahura
sebelum diminumkan pada anak. Air perasan Bukit Barisan Selatan Tongkoh
daun jambu biji diberikan pada anak Kabupaten Karo. Skripsi. Fakultas
sesuaikan dengan usianya Dari beberapa Kehutanan Universitas Sumatera
macam tanaman tradisional yang dipaparkan Utara. Hal. 65.
di atas, dapat dianalisis bahwa pada umumnya [9.] Satyareni, D. 2011. Sistem Pakar
ada beberapa tanaman tradisional yang sering Diagnosis Penyakit Infeksi Tropis
digunakan untuk mengatasi anak sakit dengan Menggunakan Forward Dan
diantaranya kunyit, bawang merah, banglai, Backward Chaining. Jurnal
jeruk nipis, temulawak dan sebagainya11. Teknologi. Vol. 1 No. 2.
[10.] Utomo, B. 2013. Tanaman
Obat di Hutan
Pendidikan Sumatera
Utara Kawasan Tahura
Tongkoh. Skripsi.
Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera
Utara. Hal. 43.
[11.] Zuhud, E.A.M. 2009.
Kebijakan Pembangunan
Kesehatan Masyarakat
Indonesia yang
Bhinneka Tunggal Ika
dengan Pengembangan
Potensi Lokal Ethno-
Forest-Pharmacy
(Ethno- Wanafarma)
pada Setiap Wilayah
Sosial-Biologi Satu-satuan Masyarakat Kecil
. Departemen Konservasi
Sumberdaya Hutan dan
Ekowisata. Fakultas
Kehutanan Institut
Pertanian Bogor.
PENGARUH KOMPRES BAWANG MERAH TERHADAP
SUHU TUBUH ANAK DEMAM

Etika Dewi Cahyaningrum


STIKES Harapan Bangsa Purwokerto
Email: tita.etika@gmail.com

ABSTRACT

Fever is the increase of body temperature above normal: when it is > 38° C (100.4°F)
measured at rectal, > 37.8° C measured at oral, and > 37.2° C (99° F) measured on
axilla. Lowering fever in children can be done through pharmacological and non-
pharmacological treatment i.e. by the use of heat energy through conduction and
evaporation methods. The method can be implemented with warm compress or home
remedies such as red onion. Warm compress is commonly applied while compress with red
onion is rarely used. This study aims to prove the decreased of body temperature on
children with fever using red onion compress. This study used pre-experimental research
design with one-group pre-post-test approach. Sampling technique used was Purposive
Sampling. The samples of this study were children with fever in the Community Health
Center of Kembaran I of Banyumas in the periode of May to July in 2017. Univariate
analysis was conducted to every variable. Meanwhile, bivariate analysis used Wilcoxon
analysis technique. The results showed that there was a difference between the average
temperature before and after applying red onion compress 0.734 oC. It was noticed that the
significance value was 0.000 (ρ <0.005) meaning that there was a significant body
temperature difference between before and after applying the red onion compress. In
conclusion, red onion compress affects the body temperature on children with fever.

Keywords: red onion compress, body temperature, children with fever

PENDAHULUAN
Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam
bidang kesehatan yang saat ini terjadi di Indonesia. Derajat kesehatan anak
mencerminkan derajat kesehatan bangsa, karena anak sebagai generasi penerus
bangsa memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam meneruskan
pembangunan bangsa. Berdasarkan alasan tersebut, masalah kesehatan anak
diprioritaskan dalam perencanaan atau penataan pembangunan bangsa (Hidayat,
2012). Pembangunan kesehatan di Indonesia diakui relatif berhasil, namun
keberhasilan yang dicapai belum dapat menuntaskan problem kesehatan secara
menyeluruh (Arisandi, 2012). Menjaga kesehatan anak menjadi perhatian khusus
saat pergantian musim yang umumnya disertai dengan berkembangnya berbagai
penyakit. Kondisi anak dari
sehat menjadi sakit mengakibatkan tubuh bereaksi untuk meningkatkan suhu yang
disebut demam (hipertermi).
Demam (hipertermi) adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh lebih tinggi
dari biasanya, dan merupakan gejala dari suatu penyakit (Maryunani, 2010).
Hipertermi adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh melebihi titik tetap (set point)
lebih dari 37oC, yang biasanya diakibatkan oleh kondisi tubuh atau eksternal yang
menciptakan lebih banyak panas daripada yang dapat dikeluarkan oleh tubuh
(Wong, 2008). Demam merupakan respon normal tubuh terhadap adanya infeksi.
Infeksi adalah keadaan masuknya mikroorganisme kedalam tubuh, dapat berupa
virus, bakteri, parasit, maupun jamur. Demam pada anak umumnya disebabkan oleh
infeksi virus (Setiawati, 2009). Demam juga dapat disebabkan oleh paparan panas
yang berlebihan (overhating), dehidrasi atau kekurangan cairan, alergi maupun
dikarenakan gangguan sistem imun (Lubis, 2009).
Beberapa bukti penelitian menunjukkan dampak positif demam yaitu
memicu pertambahan jumlah leukosit serta meningkatkan fungsi interferon yang
membantu leukosit memerangi mikroorganisme. Dampak negatif dari demam yang
dapat membahayakan anak antara lain dehidrasi, kekurangan oksigen, kerusakan
neurologis, dan kejang demam/ febrile convulsions. Demam harus ditangani dengan
benar agar terjadinya dampak negatif menjadi minimal (Arisandi, 2012).
Menurunkan atau mengendalikan dan mengontrol demam pada anak dapat
dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dapat dilakukan dengan pemberian
antipiretik (farmakologik). Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan pusat
pengatur suhu di hipotalamus, yang diikuti respon fisiologis termasuk penurunan
produksi panas, peningkatan aliran darah ke kulit, serta peningkatan pelepasan
panas melalui kulit dengan radiasi, konveksi, dan penguapan. Namun penggunaan
antipiretik memiliki efek samping yaitu mengakibatkan spasme bronkus, peredaran
saluran cerna, penurunan fungsi ginjal dan dapat menghalangi supresi respons
antibodi serum (Sumarmo, 2010). Antipiretik (parasetamol dan ibuprofen) tidak
harus secara rutin digunakan dengan tujuan tunggal untuk mengurangi suhu tubuh
pada anak dengan demam (NICE Clinical Guidelines, 2007).
Selain penggunaan obat antipiretik, penurunan suhu tubuh dapat dilakukan
secara fisik (non farmakologik) yaitu dengan penggunaan energi panas melalui
metoda konduksi dan evaporasi. Metode konduksi yaitu perpindahan panas dari
suatu objek lain dengan kontak langsung. Ketika kulit hangat menyentuh yang
hangat maka akan terjadi perpindahan panas melalui evaporasi, sehingga
perpindahan energi panas berubah menjadi gas (Potter dan Perry, 2009). Contoh
dari metode konduksi dan evaporasi adalah penggunaan kompres hangat, dan juga
dapat dilakukan dengan obat tradisional. Obat tradisional adalah obat yang diolah
secara tradisional dan diajarkan secara turun temurun berdasarkan resep nenek
moyang, adat istiadat, kepercayaan atau kebiasaan setempat. Dari hasil berbagai
penelitian, obat tradisional terbukti memiliki efek samping yang minim bahkan
tanpa menimbulkan efek samping, karena bahan kimia yang terkandung dalam
tanaman obat tradisional sebagian besar dapat dimetabolisme oleh tubuh
(Tusilawati, 2010).
Obat tradisional harganya murah dan terjangkau oleh setiap kalangan
masyarakat dan mudah didapat karena jumlahnya melimpah (Septiatitin, 2009).
Salah satu tanaman obat yang dapat digunakan untuk mengendalikan demam adalah
bawang merah (Allium Cepa var. ascalonicum). Bawang merah mengandung
senyawa sulfur organic yaitu Allylcysteine sulfoxide (Alliin). Bawang merah yang
digerus akan melepaskan enzim alliinase yang berfungsi sebagai katalisator untuk
alliin yang akan bereaksi dengan senyawa lain misalnya kulit yang berfungsi
menghancurkan bekuan darah (Utami, 2013). Kandungan minyak atsiri dalam
bawang merah juga dapat melancarkan peredaran darah sehingga peredaran darah
menjadi lancar. Kandungan lain dari bawang merah yang dapat menurunkan suhu
tubuh adalah florogusin, sikloaliin, metialiin, dan kaemferol (Tusilawati, 2010).
Gerusan bawang merah dipermukaan kulit membuat pembuluh darah vena
berubah ukuran yang diatur oleh hipotalamus anterior untuk mengontrol
pengeluaran panas, sehingga terjadi vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah dan
hambatan produksi panas. Darah didistribusi kembali ke pembuluh darah
permukaan untuk meningkatkan pengeluaran panas. Terjadinya vasodilatasi ini
menyebabkan pembuangan panas melalui kulit meningkat, pori-pori membesar, dan
pengeluaran
panas secara evaporasi (berkeringat) yang diharapkan akan terjadi penurunan suhu
tubuh mencapai keadaan normal kembali (Potter dan Perry, 2009).
Penelitian terdahulu banyak yang membahas kompres hangat, namun
sangat jarang yang membahas kompres bawang merah. Berdasarkan hal tersebut
maka peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh kompres bawang merah terhadap
suhu tubuh anak demam sebagai alternatif obat penurun demam. Rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Adakah pengaruh kompres bawang merah terhadap
suhu tubuh anak demam?”. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk membuktikan
penurunan suhu tubuh anak demam sebelum dan setelah diberi kompres bawang
merah.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pra-eksperimental
dengan pendekatan One-group pra-post test design. Dilakukan pengukuran pada
anak demam, diikuti intervensi berupa kompres bawang merah kemudian
pengukuran kembali setelah intervensi. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
anak demam di Puskesmas Kembaran I Banyumas. Teknik sampel dalam penelitian
ini menggunakan Purposive Sampling. Sampel penelitian ini adalah anak demam di
Puskesmas Kembaran I Banyumas periode bulan Mei-Juli 2017.
Pengumpulan data dengan melakukan pengukuran langsung kepada anak
demam, memberikan intervensi berupa kompres bawang merah, dan melakukan
pengukuran kembali untuk mendapatkan data primer. Pengolahan data dilakukan
dengan komputer dengan langkah-langkah: Editing (Memeriksa data), Coding
(Memberi kode), Transfering (Memindahkan data), Tabulating (Menyusun data),
Entry Data (Memasukkan data), Cleaning (Membersihkan data).
Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.
Penyajian hasil disajikan secara deskriptif meliputi umur, jenis kelamin, status gizi,
waktu mencapai suhu normal, suhu sebelum kompres bawang merah, suhu setelah
kompres bawang merah, dan selisih suhu tubuh sebelum dan setelah kompres
bawang merah. Analisis statistik parametrik, data harus memenuhi persyaratan
distribusi tertentu. Uji prasyarat yang harus dipenuhi yaitu uji normalitas data. Data
sampel hendaknya memenuhi persyaratan distribusi normal. Uji normalitas data
menggunakan uji Shapiro-Wilk karena jumlah sampelnya kecil (≤50). Hasil uji
normalitas dengan Shapiro-Wilk adalah data tidak berdistribusi normal, oleh karena
itu menggunakan analisis statistik non parametrik. Pada penelitian ini, yang
dianalisis adalah suhu tubuh anak sebelum dan suhu tubuh anak setelah diberi
kompres bawang merah. Teknik analisis yang digunakan untuk non parametrik
adalah Wilcoxon. Peneliti menetapkan Confidence Interval (CI) 95 % dengan taraf
signifikansi ( α ) = 5 % (0,05).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil analisis univariat termasuk karakteristik responden dideskripsikan
sebagai berikut:
1. Umur
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata umur responden adalah
28.86 bulan, usia minimal adalah 3 bulan dan usia maksimal adalah 60 bulan.
Peneliti mengkategorikan umur responden dalam rentang 0-6 tahun yang dalam
tahap perkembangannya merupakan masa bayi (0-1 tahun), todler (2-3 tahun)
dan masa pra sekolah (3-6 tahun) dimana regulasi suhu belum stabil sampai
anak- anak mencapai pubertas sehingga mudah mengalami demam. Rentang
suhu normal akan turun secara berangsur sampai seseorang mendekati masa
lansia. Suhu tubuh bayi dapat berespons secara drastis terhadap perubahan suhu
lingkungan. Produksi panas akan meningkatkan seiring dengan pertumbuhan
bayi memasuki anak-anak.
2. Jenis Kelamin
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis
kelamin perempuan yaitu sejumlah 26 anak (52.0%). Secara umum perempuan
mengalami fluktuasi suhu tubuh yang lebih besar dibandingkan laki-laki.
Perempuan juga dianggap memiliki daya tahan tubuh yang lebih rendah
dibandingkan laki-laki meskipun tidak selalu benar karena banyak faktor-faktor
lain yang dapat mempengaruhi daya tahan tubuh seperli lingkungan, gizi,
penyakit, dan sebagainya. Dalam penelitian ini sebagian besar penderita demam
berjenis kelamin perempuan dimungkinkan juga karena jumlah anak perempuan
di wilayah Kembaran lebih banyak dibandingkan jumlah anak laki-laki.
3. Status Gizi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
memiliki status gizi baik yaitu sejumlah 43 anak (86.0%). Status gizi adalah
keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan antara jumlah asupan zat
gizi dan jumlah yang dibutuhkan (requirement) oleh tubuh untuk berbagai
fungsi biologis (pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan
kesehatan, dan lain lain) (Zerfas, 1986). Gizi yang kurang/ buruk
mempengaruhi penurunan antibodi dan karena ada reaksi antigen pada tubuh
maka terjadi infeksi yang membuat suhu meningkat. Status gizi sangat
berpengaruh terhadap status kesehatan manusia karena zat gizi mempengaruhi
fungsi kinerja berbagai sistem dalam tubuh. Secara umum berpengaruh pada
fungsi vital yaitu kerja otak, jantung, paru, ginjal, usus; fungsi aktivitas yaitu
kerja otot bergaris; fungsi pertumbuhan yaitu membentuk tulang, otot & organ
lain, pada tahap tumbuh kembang; fungsi immunitas yaitu melindungi tubuh
agar tak mudah sakit; fungsi perawatan jaringan yaitu mengganti sel yang
rusak; serta fungsi cadangan gizi yaitu persediaan zat gizi menghadapi keadaan
darurat (Gibson, 1990).
4. Waktu Mencapai Suhu Normal
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
mencapai suhu tubuh normal dalam waktu 10 menit yaitu sejumlah 15 anak
(30.0%). Kompres bawang merah cepat menurunkan suhu tubuh anak dengan
demam. Fakta tersebut terjadi karena intervensi tersebut pada penanganan
umumnya menggunakan prinsip radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi serta
kandungan zat dalam bawang merah yang dapat menurunkan suhu tubuh.
Kandungan bawang merah yang dapat menurunkan suhu antara lain floroglusin,
sikloaliin, metialiin, kaemferol, dan minyak atsiri (Tusilawati, 2010).
5. Suhu Tubuh Anak Sebelum Kompres Bawang Merah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata suhu tubuh anak sebelum
kompres bawang merah yaitu 37.832oC, suhu terendah 37.6oC, dan suhu
tertinggi 38.5oC. Responden mengalami demam pada suhu tersebut sesuai
dengan teori
Sherwood (2001) dan Hidayat (2005) yang menyatakan bahwa demam adalah
kenaikan suhu tubuh di atas normal. Bila diukur pada rektal >38°C (100,4°F),
diukur pada oral >37,8°C, dan bila diukur melalui aksila >37,2°C (99°F).
Sejalan dengan teori Nield dan Kamat (2011) yang menyatakan bahwa demam
adalah peninggian suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari-hari yang
berhubungan dengan peningkatan titik patokan suhu di hipotalamus. Kaneshiro
dan Zieve (2010) juga berpendapat bahwa derajat suhu yang dapat dikatakan
demam adalah rectal temperature ≥38,0°C atau oral temperature ≥37,5°C atau
axillary temperature ≥37,2°C.
6. Suhu Tubuh Anak Setelah Kompres Bawang Merah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata suhu tubuh anak setelah
kompres bawang merah yaitu 37.098oC, suhu terendah 36.3oC, dan suhu
tertinggi 37.2oC. Responden mengalami penurunan suhu tubuh setelah
dilakukan kompres bawang merah sehingga suhu menjadi normal. Suhu
tersebut sesuai dengan teori Kaneshiro and Zieve (2010) yang mengatakan
bahwa suhu tubuh normal berkisar antara 36,5°C-37,2°C.
7. Selisih Suhu Tubuh Anak Sebelum dan Setelah Diberi Kompres Bawang Merah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata selisih suhu tubuh anak sebelum
dan setelah kompres bawang merah yaitu 0.742oC, selisih suhu terendah 0.3oC,
dan selisih suhu tertinggi 1.8oC. Responden mengalami penurunan suhu tubuh
setelah dilakukan kompres bawang merah. Hal tersebut sesuai dengan teori
Berman (2009) yang menyatakan bahwa pada dasarnya menurunkan demam
pada anak dapat dilakukan secara fisik, obat-obatan maupun kombinasi
keduanya. Pemberian obat-obat tradisional juga dipercaya dapat meredakan
demam. Obat-obatan tradisional yang berasal dari tanaman obat (herbalis)
bagus digunakan sebagai pengusir demam. Obat-obatan tradisional memiliki
kelebihan,
yaitu toksisitasnya relatif lebih rendah dibanding obat-obatan kimia.
Hasil analisis bivariat menggunakan Uji Wilcoxon disajikan dalam bentuk
tabel berikut:
Tabel 1. Perbedaan suhu tubuh anak sebelum dan setelah kompres bawang merah
Mean Perbedaan
Suhu N ρ
(Minimum-Maksimum) Mean
Sebelum kompres 50 37.832 (37.6 – 38.5)
0.734 0.000
Setelah kompres 50 37.098 (36.3 – 37.2)

Berdasarkan Tabel 1 diketahui perbedaan atau selisih rerata suhu sebelum


dan setelah kompres bawang merah yaitu 0.734 oC. Diketahui nilai significancy
0,000 (ρ < 0,005) yang artinya terdapat perbedaan suhu tubuh yang bermakna
antara sebelum dan setelah kompres bawang merah. Dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh kompres bawang merah terhadap suhu tubuh anak demam. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Rachmad (2012) yang mengemukakan
bahwa semakin besar massa bawang merah yang diberikan maka semakin sedikit
jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan suhu, sehingga semakin efektif
dalam menurunkan suhu. Sehingga dapat dikatakan bahwa bawang merah asli lebih
efektif dalam menurunkan suhu dibanding dengan ekstrak bawang merah, atau
dengan kata lain ekstrak bawang merah tidak mempunyai pengaruh dalam
penurunan suhu.
Fakta ini sejalan dengan pendapat Santich dan Bone (2008) yang
menyatakan bahwa botani digunakan untuk efek yang mengeluarkan keringat dan
pendinginan pada tubuh. Obat-obatan herbal juga memiliki keuntungan dapat
dipersiapkan dalam kombinasi yang sesuai dengan kebutuhan kondisi individu
masing-masing pasien. Bove (2001) juga menyatakan bahwa obat herbal dapat
dikombinasikan dengan prinsip hidroterapi dan digunakan sebagai kompres atau
untuk mandi. Santich dan Bone (2008) menyatakan bahwa penggunaan bawang
merah juga merupakan pengobatan tradisional Cina yang memandang demam
sebagai ekspresi panas dalam menanggapi sebuah patogen eksternal. Prinsip
pengobatan berusaha membantu untuk sepenuhnya mengekspresikan demam dan
menghilangkan kelebihan panas, terutama melalui penggunaan obat-obatan herbal.
Septiatitin (2009) dan Tusilawati (2010) memiliki pendapat yang sama dengan Holt
and Edwin (1986) yang menyatakan bahwa ramuan pengobatan herbal yang dapat
menurunkan demam pada anak adalah menggunakan bawang merah.
Tusilawati (2010) menyatakan bahwa umbi bawang merah memiliki
berbagai kandungan yang sangat penting dalam menjaga kesehatan tubuh. Hal
tersebut sependapat dengan Utami (2013) yang menyatakan bahwa kandungan
bawang merah yang dapat mengobati demam antara lain: floroglusin, sikloaliin,
metialiin, dan kaemferol yang dapat menurunkan suhu tubuh; dan minyak atsiri
yang dapat melancarkan peredaran darah.

SIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kompres bawang merah
terhadap suhu tubuh anak demam.

DAFTAR PUSTAKA
Arisandi, Yohana dan Andriani, Yofita. (2012). Therapy Herbal Pengobatan
Berbagai Penyakit. Cet 6. Jakarta: Eska Media.

Berman, A. (2009). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Kozier & Erb. Jakarta:
EGC.

Bove M. (2001). Fever. Dalam: 2nd ed An Encyclopedia of Natural Healing untuk


Anak dan Bayi. Harrisonburg, VA: Keats Publishing.

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2006). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta:


Salemba Medika.

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2012). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis


Data. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Medika.

Kaneshiro, N.K., and Zieve, D. (2010). Fever. University of Washington..


Available from:
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000980.htm.
[Updated 24 Oktober 2015]

Lubis, M.B., Tjipta, G.D., dan Ali, M. (2009). Demam pada Bayi Baru Lahir.
Editor Ragam Pediatrik Praktis. Medan: USU Press.

Maryunani, Anik. (2010). Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta: TIM.

NICE Clinical Guidelines. (2007). CG47 Feverish illness in young children: Quick
reference. London: Nice.
Nield L.S. dan Kamat D. (2011). Fever. Dalam: Kliegman R.M., Stanton B.F., St
Geme J.W., Schor N.F., Behrman R.F. eds Nelson Textbook of Pediatrics.
19th ed. Philadelphia, PA: Saunders Elsevier.

Potter dan Perry. (2009). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses &
Praktek. Edisi 4. Vol 1. Jakarta : EGC.

Rachmad, Sri Suryani, dan Paulus Lobo Gareso. (2012). Penentuan Efektifitas
Bawang Merah dan Ekstrak Bawang Merah (Allium Cepa var.
ascalonicum) dalam Menurunkan Suhu Badan. Program Studi Fisika,
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, UNHAS Makassar.

Santich R. and K. Bone. (2008). Infeksi Masa Kanak-kanak Umum dan Manajemen
Demam. Dalam: Phytotherapy Essentials: Anak Sehat Mengoptimalkan
Kesehatan Anak dengan Herbal Warwick. Australia: Phytotherapy Pers.

Septiatitin, Atin. (2009). Apotek Hidup dari Sayuran dan Tanaman Pangan. Cet 1.
Bandung: Yrama Widya.

Setiawati, Tia. (2009). Pengaruh Tepid Sponge. Jakarta: Fakultas Ilmu Kedokteran
Universitas Indonesia.

Sherwood, L. (2001). Keseimbangan Energi dan Pengaturan Suhu. Dalam: Santoso,


B.I., Editor. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi Keempat. Jakarta:
EGC.

Sumarmo, Poorwo, dkk. (2010). Buku Ajar Infeksi & Pediatrik Tropis Edisi Kedua.
Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia.

Tusilawati, Berliana. (2010). 15 Herbal Paling Ampuh. Yogyakarta: Aulia


Publishing.

Utami, Prapti dan Mardiana, Lina. (2013). Umbi Ajaib Tumpas Penyakit. Cet 1.
Jakarta: Penebar Swadaya.

Wong, Donna L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 6. Jakarta: EGC.

Zerfas A. J., Jelliffe D. B., Jelliffe P. E. F. 1986. Epidemiology and Nutrion in Human
Growth: A Comprehensive Treatise Edisi 2, Methodology Ecological,
Genetics, and Nutritional Effects on Growth. New York: Plenum Press.
ETNOBOTANI TANAMAN ANTIPIRETIK MASYARAKAT
DUSUN MESU BOTO JATIROTO WONOGIRI JAWA
TENGAH
ETHNOBOTANY ANTIPYRETIC PLANTS PEOPLES IN DUSUN MESU
BOTO JATIROTO WONOGIRI CENTRAL JAVA
Arum Suproborini1),Mochamad Soeprijadi Djoko Laksana2),Dwi Fitri Yudiantoro3)
1)
Progam Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan dan Sain Universitas PGRI Madiun,Indonesia
2)
Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Madiun,
Indonesia
3)
Fakultas Teknik Geologi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Indonesia

arum@unipma.ac.id

ABSTRAK

Pengobatan tradisional di Indonesia sudah di kenal masyarakat jauh sebelum pelayanan


kesehatan formal dengan obat-obatan modern. Indonesia memiliki banyak spesies tanaman yang
mempunyai khasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit dan beberapa khasiat lainnya
yang berguna bagi kesehatan manusia. Tanaman antipiretik adalah tanaman yang mempunyai
khasiat sebagai obat penurun panas. Kandungan flavonoid pada tanaman berhasiat sebagai
pereda demam (antipiretik). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanaman pekarangan yang
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat penurun panas (antipiretik). Metode penelitian
yang digunakan adalah metode survey. Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanaman
dilakukan dengan teknik purposive random sampling yaitu dengan membuat plot petak ukuran 2x2
meter, 5x5 meter (menyesuaikan lokasi lahan). Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan
terdapat 8 spesies tanaman antipiretik yaitu kunyit (Curcuma domestica), pepaya (Carica
papaya), dadap (Erythrina sp), bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis), rambutan (Nephelium
lappaceum), pisang (Musa paradisiaca), sirsak (Annona muricata), dan bengkuang (Pachirrhyzus
erosus) yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.
Kata kunci : tanaman, antipiretik, flavonoid.

ABSTRACT
Traditional medicine in Indonesia has been known to the public long before formal health services
with modern medicine. Indonesia has many species of plants that have properties to cure various
diseases and some other useful properties for human health. Antipyretic plants are plants that
have the property as a febrifuge. The content of flavonoids in plants merit as a reliever fever
(antipyretic). This study aims to determine the garden plants that can be utilized by the community
as a febrifuge. (antipyretic). The research method used is survey method. The location of the
observation and sampling of the plants was done by purposive random sampling technique by plot
plot size 2x2 meter, 5x5 meter (adjust the location of the land). Based on research and
observation, there are 8 species of antipyretic plants tumeric (Curcuma domestica), papaya
(Carica papaya), dadap (Erythrina sp), hibiscus (Hibiscus rosasinensis), rambutan (Nephelium
lappaceum), banana ( Musa paradisiaca), soursop (Annona muricata), and yam (Pachirrhyzus
erosus) which can be utilized by the local community.
Keywords: plant, antipyretic, flavonoid.
PENDAHULUAN sistem budaya masyarakat yang
manfaatnya sangat besar dalam
Kabupaten Wonogiri adalah salah
pembangunan kesehatan masyarakat.
satu kabupaten di Jawa Tengah,
WHO mendukung gerakan untuk
terdiri dari 25 kecamatan. Jatiroto
back to nature dengan
adalah salah satu kecamatan di
merekomendasi penggunaan obat
Kabupaten Wonogiri yang terdiri dari
herbal dalam pemeliharaan kesehatan
15 Desa/Kelurahan, salah satunya
masyarakat, pencegahan dan untuk
adalah desa Boto. Desa Boto meliputi
pengobatan berbagai macam
5 dusun yang terdiri dari dusun
penyakit, terutama untuk penyakit
Mipitan, Paro, Boto, Mesu, dan
kronis, penyakit degeneratif dan
Dungkul. Penduduk dusun Mesu
kanker (Novri, dkk., 2011).
sebagian besar bermatapencaharian
Etnobotani berasal dari kata
sebagai petani. Hasil pertanian
"etnologi" yang berarti kajian
utamanya adalah padi, selain itu juga
mengenai budaya, dan "botani" yang
jagung, ubi kayu, beberapa tanaman
berarti kajian mengenai tumbuhan.
buah diantaranya mangga, rambutan,
Etnobotani adalah suatu bidang ilmu
dan pepaya, juga terdapat tanaman
yang mempelajari hubungan antara
perkebunan diantaranya jambu mete,
manusia dan tumbuhan. Etnobotani
kelapa, dan cengkeh. Berdasarkan
merupakan studi mengenai
hasil penelitian Suproborini, A (2017)
pengetahuan masyarakat lokal tentang
di kawasan penambangan emas rakyat
botani. Ilmu etnobotani berkisar pada
dusun Mesu terdapat 33 spesies
pemanfaatan tumbuh-tumbuhan oleh
tanaman yang tumbuh di pekarangan
orang-orang di sekitarnya, yang pada
yang terdiri dari tanaman bunga,
aplikasinya mampu meningkatkan
empon-empon, sayuran, tanaman
daya hidup manusia.
buah, tanaman perkebunan dan
Demam merupakan salah satu
beberapa tanaman penghasil kayu.
gangguan kesehatan yang hampir
Diantara spesies tanaman tersebut
pernah dirasakan oleh setiap orang.
banyak yang dimanfaatkan oleh
Demam ditandai dengan kenaikan
masyarakat sebagai obat.
suhu tubuh di atas suhu tubuh normal
Pengobatan tradisional di
yaitu 36-37 ℃ , yang diawali dengan
Indonesia sudah dikenal masyarakat
kondisi menggigil pada saat terjadi
jauh sebelum adanya pelayanan
peningkatan suhu, dan setelah itu
kesehatan formal dengan obat-obatan
terjadi kemerahan pada permukaan
modern seperti sekarang ini.
kulit. Pengaturan suhu tubuh terdapat
Indonesia memiliki sumber daya
pada bagian otak yang disebut
hayati khususnya flora yang
hipotalamus.
berkhasiat untuk menyembuhkan
Penyebab utama demam adalah
berbagai macam penyakit dan
infeksi oleh bakteri dan virus,
berguna bagi kesehatan manusia.
meskipun ada beberapa jenis demam
Tanaman yang berkhasiat obat
yang tidak diakibatkan oleh infeksi
mempunyai efek samping yang relatif
melainkan oleh kondisi patologis
lebih kecil dibandingkan dengan obat
yang lain seperti serangan jantung,
kimia (Rifatul, 2009). Pengobatan
tumor, kerusakan jaringan yang
tradisional merupakan bagian dari
disebabkan oleh sinar X, efek
pembedahan dan respons dari dan mulai beralih ke tanaman yang
pemberian vaksin. Dinding sel bakteri berkhasiat antipiretik. Tanaman obat
mengandung zat yang bersifat dinilai mempunyai keamanan yang
pirogen, yaitu dapat menyebabkan relatif tinggi dengan tingkat
peningkatan suhu. Antipiretik adalah efektivitas yang tidak kalah dengan
golongan obat dengan target untuk sediaan antipiretik sintetik. Laporan
menurunkan temperatur badan. Obat penelitian (Wan.J. et al., 2011 dan
yang termasuk antipiretik diantaranya Jethani. B. et al., 2011) menyatakan
adalah acetaminophen, ibuprofen dan bahwa tanaman berkhasiat antipiretik
aspirin (Yusri, D.J. dkk., 2015). itu pada umumnya mempunyai
Menurut Husori, D.I., 2016) obat aktivitas yang menghambat enzim
yang mampu menurunkan suhu cyclooxygenase (COX). Menurut
demam kembali ke suhu normal Andriana, D. (2007) bahwa flavonoid
bekerja melalui penghambatan enzim sebagai senyawa bahan alam yang
siklooksigenase-2 di susunan saraf dihasilkan tanaman memiliki berbagai
pusat sehingga dapat mencegah macam bioaktivitas, diantaranya
terjadinya konversi asam arakidonat adalah efek antipiretik, analgetik dan
menjadi prostaglandin yang antiinflamasi. Flavonoid bekerja
merupakan mediator demam. sebagai inhibitor cyclooxygenase
Mekanisme aksi antipiretik adalah (COX). Cyclooxygenase (COX) akan
dengan memblokade produksi menghambat pembentukan
prostaglandin yang berperan sebagai prostaglandin sehingga tidak terjadi
penginduksi suhu di termostat demam. Penelitian ini bertujuan
hipotalamus. untuk mengetahui tanaman
Sediaan antipiretik sintetik yang pekarangan masyarakat dusun Mesu
banyak dikonsumsi untuk yang berkhasiat sebagai tanaman
menurunkan demam, diantaranya penurun panas (antipiretik).
adalah parasetamol (Leonis, M.A. et
al., 2013), ibuprofen (Nayudi,S.H. et METODE
al., 2013) dan aspirin (Yusri, D.J.
dkk., 2015) sering kali berdampak Penelitian ini dilakukan di
pada mual, muntah, nyeri, dan kawasan penambangan emas rakyat
kerusakan organ, terutama hati atau Dusun Mesu Desa Boto Kecamatan
hepatotoksisitas. Mengingat kerugian Jatiroto Kabupaten Wonogiri. Peta
yang ditimbulkan oleh parasetamol, lokasi daerah penelitian dapat dilihat
ibuprofen,dan aspirin, masyarakat pada Gambar 1.
mulai mengurangi penggunaan
sediaan antipiretik sintetik tersebut
7o39’49,49”S ; 110o41’06,52”E

7o49’40,04”S ; 110o58’33,45”E
Gambar 1. Peta lokasi daerah
penelitian (Suproborini, A., 2017).
Pengambilan sampel dengan
Alat dan bahan menggunakan metode survey dengan
Alat dan bahan yang digunakan teknik purposive random sampling.
adalah : buku catatan lapangan, Metode ini dilakukan dengan
polpen, tali rafia, pathok kayu, membuat plot petak menggunakan
kamera, GPS (Global Positioning rafia dengan ukuran 2x2 meter, 5x5
System) merk Tom Tam VIA 260. meter dan 10x10 meter
Prosedur kerja (menyesuaikan lahan) diletakkan di
a. Penentuan lokasi pengamatan sekitar tailling mengikuti aliran air
Penelitian ini menggunakan pembuangan penggolahan emas,
metode survey. Lokasi pengamatan semuanya ada 19 plot sampling
ditentukan dengan menggunakan dengan luas total 0,1 ha. Di masing-
teknik purposive random sampling. masing plot pengamatan dicatat jenis
b.Penentuan sampel titik hitung tanaman yang berkhasiat sebagai
pengamatan tanaman antipiretik (penurun panas).
Penentuan sampel titik hitung
pengamatan dibantu dengan GPS HASIL DAN PEMBAHASAN
(Global Positioning System)
c. Pengambilan data Berdasarkan hasil pengamatan
Observasi lapangan pada setiap didapatkan 8 spesies tanaman yang
lokasi pengamatan. berkhasiat sebagai tanaman antipiretik
Lokasi pengamatan dan (Tabel 1).
pengambilan sampel dilakukan di
pekarangan pemukiman penduduk
yang melakukan pengolahan emas.
Tabel 1. Spesies tanaman yang berkhasiat sebagai antipiretik.
No. Nama ilmiah Nama Lokal
1. Curcuma domestica Kunyit
2. Carica papaya Pepaya
3. Erythrina lithosperma Miq Dadap serep
4. Hibiscus rosasinensis Kembang sepatu
5. Nephelium lappaceum Rambutan
6. Musa paradisiaca Pisang
7. Annona muricata Sirsak
8. Pachirrhyzus erosus Bengkuang

satu kandungan senyawa kunyit yang


Kunyit (Curcuma domestica) diduga dapat mengobati demam
Pengobatan demam dapat adalah flavonoid. Efek antipiretik dari
dilakukan dengan menggunakan ekstrak rimpang kunyit ini
terapi farmakologi dan non kemungkinan disebabkan oleh
farmakologi. Salah satu pengobatan kandungan fenol, salah satunya yaitu
non farmakologi yaitu dengan senyawa flavonoid. Senyawa
memanfaatkan terapi herbal sebagai flavonoid dalam kandungan rimpang
antipiretik dan salah satunya yaitu kunyit akan menempel pada sel imun
dengan pemanfaatan tanaman dan memberikan signyal intraseluler
rimpang kunyit (Kohli et al., 2005). untuk mengaktifkan kerja sel imun
Rimpang kunyit merupakan salah agar lebih baik (Agus, K. dan Fauzi,
satu tanaman herbal yang dapat R. K. dalam Dewi, K. dkk., 2014)
digunakan sebagai obat demam. Salah

Gambar 1. Pohon dan rimpang kunyit


1, maserasi dosis 2, maserasi dosis 3
Berdasarkan hasil penelitian dan dekok).
Dewi, K. dkk. (2014), terdapat
pengaruh pemberian ekstrak rimpang Pepaya (Carica papaya)
kunyit terhadap suhu tubuh tikus Pepaya (Carica papaya L.)
putih yang diberi vaksin DPT. Dilihat merupakan salah satu tanaman berkhasiat
dari nilai deskriptif, penurunan obat. Salah satu bagian dari tanaman
terbesar terjadi pada kelompok pepaya yang berkhasiat obat ialah
daunnya. Daun pepaya sering dijadikan
maserasi dosis 2 yaitu sebesar 2,33ºC
bahan olahan makanan sehari-hari
dan tidak terdapat perbedaan nilai walaupun rasanya pahit. Masyarakat
rata-rata penurunan suhu tubuh antar biasa menggunakan tanah lempung
kelompok perlakuan (maserasi dosis
ataupun daun jambu biji untuk sakit gigi. Daun pepaya mengandung
mengurangi rasa pahit daun pepaya. senyawa alkaloid, enzim papain,
Khasiat daun pepaya diyakini masyarakat flavonoid, glikosid, karposid, sakarosa,
bisa mengatasi demam, keputihan, dekstrosa, levulosa, benzilgluko-sinolat
jerawat, menambah nafsu makan, dan tannin.
menambah air susu ibu, dan mengobati

Gambar 2. Pohon pepaya


mengetahuinya. Daun tanaman dadap
Berdasarkan hasil penelitian serep mempunyai khasiat sebagai obat
Yapian,S.A.dkk.(2012), hasil uji efek demam bagi wanita (demam nifas),
antipiretik ekstrak daun pepaya pada pelancar ASI, perdarahan bagian dalam,
tikus Wistar yang diamati selama 120 sakit perut, mencegah keguguran,
menit, dapat disimpulkan bahwa ekstrak sedangkan kulit batangnya dapat
daun pepaya dengan dosis 200mg/kg BB digunakan sebagai pengencer dahak
dapat memberikan efek antipiretik pada (Revisika, 2011).
tikus Wistar, namun efek antipiretiknya Uji fitokimia dari berbagai bagian
lebih rendah dibandingkan dengan pada tanaman dadap serep dilaporkan
parasetamol. memiliki kandungan saponin, flavonoid,
polifenol, tannin, dan alkaloid,
Dadap serep (Erythrina lithosperma kandungan zat-zat tersebut inilah yang
Miq) membuat tanaman dadap serep memiliki
Tanaman Dadap serep (Erythrina fungsi sebagai antimikroba,
lithosperma Miq) termasuk dalam famili antiinflamasi, antipiretik, dan
papilonaceae merupakan tanaman yang antimalaria (Desianti, 2007).
memiliki banyak sekali khasiat sebagai
obat tradisional, namun belum banyak
masyarakat Indonesia yang

Gambar 3. Tanaman dadap serep


Tanaman kembang sepatu
Kembang sepatu memiliki banyak manfaat bagi
(Hibiscus kesehatan, diantaranya sebagai obat
rosasinensis) penurun demam malaria. Untuk
menurunkan demam malaria caranya direbus hingga mendidih, kemudian
adalah dengan cara merebus 50 gram disaring dan diminum airnya selagi
daun kembang sepatu dengan ½ liter masih hangat (Hilwannisa, H.U.,
air bersama dengan ½ lembar daun 2016).
pepaya dan ditambahkan 10 gram
garam inggris. Campuran tersebut

Gambar 4. Kembang sepatu


Kandungan fenolik yang tinggi pada
Rambutan (Nephelium lappaceum ) kulit buah rambutan rapiah berpotensi
Kulit buah rambutan sebagai obat penurun panas karena
(Nephelium lappaceum L) kemiripan stukturnya dengan senyawa
secara empiris telah dimanfaatkan penurun panas sintetik parasetamol
oleh masyarakat di berbagai yang mengandung gugus fenolik.
daerah di Indonesia sebagai obat Hasil penelitian Swantara, I.M.D.
penurun demam atau antipiretik dkk. (2017) menunjukkan bahwa
(Dalimartha, 2008). Namun kajian ekstrak etanol kulit buah rambutan
ilmiah tentang efek antipiretik dari mempunyai aktivitas antipiretik
kulit buah rambutan ini belum banyak terhadap tikus jantan galur wistar
dipublikasikan. Hasil penelitian terinduksi ragi pada semua dosis yang
Tjandra, O., (2011) menunjukkan diujikan yaitu 5 mg/100 g BB; 10
bahwa kulit buah rambutan rapiah mg/100 g BB; dan 20mg/100 g BB.
mengandungan senyawa steroid, Kandungan fenol total dalam ekstrak
terpenoid, fenolik, dan flavonoid etanol kulit buah rambutan sebesar
dengan kandungan senyawa fenolik 39,7861 g GAE/ 100 g atau 39,78 %.
yang dominan dan menunjukkan
aktivitas antioksidan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan asam askorbat.

Gambar 5. Pohon rambutan


menyembuhkan berbagai macam
Pisang (Musa paradisiaca) penyakit seperti pendarahan rahim,
Pisang (Musa paradisiaca) ambeien, cacar air, disentri, amandel,
merupakan tanaman berkhasiat obat yang kanker perut, sakit kuning (lever),
oleh masyarakat dapat digunakan untuk pendarahan usus besar, diare dan luka
(Dalimartha, 2005). Salah satu jenis tanaman. Senyawa-senyawa yang
pisang yang dikenal baik oleh masyarakat tergolong dalam kelompok metabolit
adalah pisang kepok, selain buahnya ada sekunder antara lain alkaloid, flavonoid,
bagian lain dari tanaman pisang yang tanin, saponin dan minyak atsiri
dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu air (Djauharia,E. dan Hermani, 2004).
batang pisang karena banyak Secara empiris air batang pisang kepok
mengandung senyawa metabolit banyak digunakan sebagai pengobatan
sekunder. untuk menurunkan panas (demam).
Metabolit sekunder merupakan
senyawa kimia yang terbentuk dalam

Gambar 6. Pohon pisang

Hasil penelitian Maya, S.W. dkk. mengenal sirsak sebagai tanaman


(2015) menunjukkan bahwa air batang buah. Seiring dengan banyaknya
pisang kepok: mengandung senyawa
penelitian tentang tanaman sirsak
fitokimia tanin, alkaloid dan saponin
maka tanaman ini juga populer
serta memiliki efek antipiretik dimana
sebagai tanaman obat terutama
penurunan suhu dari jam 1-4 pada dosis
0,37 mL/200g BB yaitu dari 37,1-35,0, daunnya yang memiliki banyak
pada dosis 0,75mL/200g BB penurunan khasiat untuk beberapa macam
suhu dari 36,5-34,8 sedangkan pada penyakit, diantaranya demam,
dosis 1,5 mL/200g BB mengalami tekanan darah tinggi, tumor, dan
penurunan suhu dari 35,0-34,1 sebagai pereda rasa nyeri. Adapun
kandungan kimia tanaman sirsak
Sirsak (Annona muricata) yang berkhasiat sebagai antipiretik
Menurut Viani dan Hijratul adalah flavonoid. Flavonoid
(2016), sirsak (Annona muricata L.) menghambat enzim utama dalam
merupakan tanaman tropis yang biosintesis prostaglandin yaitu
buahnya memiliki aroma dan rasa siklooksigenase.
yang khas. Masyarakat lebih

Gambar 7. Pohon dan buah sirsak


Berdasarkan hasil penelitian dan Holzgrabe (2014) menunjukkan
terhadap sampel ekstrak daun sirsak bahwa bengkuang mengandung
(Annona muricata L.) maka dapat senyawa golongan isoflavon, saponin
disimpulkan bahwa ekstrak daun dan flavonoid. Hal ini sesuai dengan
sirsak (Annona muricata L.) memiliki hasil penelitian Wiryawan, I.G.A.
efek antipiretik terhadap mencit (Mus (2014) yang menunjukan bahwa
musculus). Efek antipiretik ekstrak senyawa flavonoid dalam ekstrak
daun sirsak (Annona muricata L.) bawang merah (Allium ascalonicum
mempunyai perbedaan efektifitas L.) juga dapat menyebabkan
yaitu pada konsentrasi 60% penurunan suhu tubuh pada tikus
dibandingkan konsentrasi 20% dan putih yang mengalami demam.
40% (Viani dan Hijratul, 2016). Senyawa flavonoid memiliki efek
antipiretik dengan cara menghambat
Bengkuang (Pachirrhyzus erosus) kerja enzim COX-3 di hipotalamus
Bengkuang adalah tanaman sehingga menurunkan set point
tradisional yang juga sering thermic hipotalamus yang
digunakan oleh masyarakat untuk menyebabkan penurunan suhu tubuh
menurunkan demam. Hasil penelitian (Lukitaningsih,E.,Holzgrabe,U.,2014)
yang dilakukan oleh Lukitaningsih

Gambar 8. Tanaman bengkuang

Berdasarkan hasil penelitian SARAN


Zulfa, N.R.A., dkk. (2017)
menunjukkan bahwa ekstrak air umbi Perlu dilakukan penelitian lebih
bengkuang memiliki efek antipiretik lanjut untuk mengetahui
pada mencit model hiperpireksia. keanekaragaman tanaman obat di
Dosis 145,6 mg / 20 g BB / kali pekarangan yang berpotensi sebagai
memberikan efek antipiretik yang antidepresan sehingga masyarakat
paling efektif dengan mula kerja 30 menjadi lebih relaxs dan tidak mudah
menit dan durasi kerja 90 menit. stress.
KESIMPULAN UCAPAN TERIMA KASIH
Tanaman yang berkhasiat sebagai Terima kasih penulis sampaikan
antipiretik mengandung metabolit kepada: Lembaga Penelitian dan
sekunder fenolik yang merupakan Pengabdian Kepada Masyarakat UPN
golongan senyawa flavonoid. “Veteran” Yogyakarta yang telah
mendanai penelitian ini, Dr. Ir. Dwi (Hibiscus rosasinensis). Islamic
Fitri Yudiantoro, M.T., Dr. Ir. M.
Nurcholis, M.Agr., Dr. Eng. Mirzam
Abdurrachman, S.T., Ir. Dewi Sri
Sayudi, seluruh masyarakat Dusun
Mesu dan Desa Boto, dan pihak-pihak
yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu yang telah banyak
memberi bantuan dalam pelaksanaan
penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Andriana, D. 2007. Uji Efek


Analgesik Perasan Daun
Biduri (Calotropis gigantea)
Pada Mencit Dengan Metode
Geliat (Writhing refleks).
Skripsi.
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Jember

Dalimartha, S. 2005. Atlas


Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1.
Jakarta Trubus Agriwidya.

Dalimartha, S., 2008, Atlas


Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 5.
Jakarta Pustaka Bunda.

Desianti D. 2007. Efek Antipiretik


Ekstrak Etanol Daun Dadap
Serep terhadap Mencit Jantan
Galur
DDY. Skripsi. Bandung: Universitas
Kristen Maranatha.

Dewi,K., Kadeh, N., Jawi., M., Andriana,


D. 2014. Pengaruh Ekstrak
Rimpang Kunyit (Curcuma
domestica Val) Metode Maserasi dan
Dekok Terhadap Penurunan Suhu
Tubuh Tikus Putih (Rattus
novergicus) Yang Diberi Vaksin
DPT.Artikel

Djauharia, E.,Hernani. 2004. Gulma


Berkhasiat Obat. Cetakan I.Jakarta
Penebar Swadaya.

Hilwannisa, H.U. 2016. Kembang Sepatu


Boarding School Mutiara Qur’an.

Husori , D.I. 2016. Antipiretika Dan


Analgetika. Departemen Etnobotani Tanaman Obat Oleh Masyarakat
Farmakologi Farmasi. Fakultas Kabupaten Bonebolango Provinsi Gorontalo.
Farmasi USU. Laporan Penelitian Etnobotani Tanaman Obat/
Jurusan Biologi FMIPA UNG
Jethani B, Sharma RK, Raipuria M, Jain
H. 2011. Antipyretic activity of Revisika. 2011. Efektifitas Daun Dadap
aqueous and alcoholic extracts of Serep (Erythirna Subumbrans
noni on yeast induced pyrexia in (Hask.)Merr) Sebagai Penyembuh
rats. Int J Pharm Sci Res. 2(7): Luka Pada Tikus Putih (Rattus
1850–4. norvegicus Strain Wistar). Skripsi.
Malang: Jurusan Biologi F-MIPA,
Kohli, K., Ali, J., Ansari, M.J., dan Universitas Muhammadiyah
Raheman, Z. 2005. Curcumin: A Malang.
Natural Anti Inflammatory Agent,
Indian J. Pharmacol., 7: 141–147 Rifatul, 2009. Efek Samping Obat Herbal
terhadap Kesehatan Masyarakat.
Lukitaningsih E, Holzgrabe U. 2014. http://www.smallcrab.com/kesehatan
Bioactive Compounds in / 687-efeksamping-pengobatan -
Bengkoang (Pachyrhizus erosus) As herbal. Tanggal Akses 20 Juni 2010.
Antioxidant and Tyrosinase
Inhibiting Agents. Risandi Y, Emriadi, Stiadi Y. Ekstrak
Indones J Pharm. 25(2):68–75. Daun Pepaya (Carica papaya)
Sebagai Inhibitor Korosi Baja St.37
Leonis, M.A, Alonso, E.M, Belle, S.H, Dalam Medium Asam Sulfat.
Squires ,R.H. 2013. Chronic 2012 Jurnal Kimia Unand. 1(1):27.
acetaminophen exposure inpediatric
acute liver failure. Pediatrics. Suproborini, A. 2017. Dampak
131(3):740–6. Penambangan Emas Rakyat
Terhadap Kandungan Hg Tanah, Air,
Maya, S.W.,Citraningtyas,G., Lolo, Tanaman, Struktur Dan Komposisi
W.A. 2015. Phytochemical Screening Vegetasi Di Dusun Mesu Desa Boto
and Antipyretic Effect of Stem juice Kecamatan Jatiroto Kabupaten
From Kepok-Banana (Musa Wonogiri .Tesis. Universitas Sebelas
paradisiaca L) on White Male Rats Maret Surakarta.
Stain Wistar (Rattus norvegicus)
Induced With DTP-Hb. Pharmacon.
Jurnal Ilmiah Farmasi Unsrat. Vol.4 Swantara,I.M.D, Rahman,R.F.,
no.1, Februari.ISSN 2302-2493. Puspawati,N.M. 2017. Aktivitas
Antipiretik Ekstrak Kulit Buah
Nayudu. S.H., Kavuturu, S., Niazi, M., Rambutan (Nephelium lappaceum
Daniel, M., Dev ,A., Kumbum ,K. L) Secara In Vitro dan kandungan
2013. A rare coexistence:Drug fenolik Totalnya. Jurnal Kimia
induced hepatitis and meningitis 11(2), Juli;107-112.
inassociation with ibuprofen. J
Clin Med Res.5(3):243–6. Tjandra, O., Rusliati, R., dan Zulhipri,
2011, Uji Aktifitas Antioksidan dan
Novri, Y. K., Margaretha, S. , Jusna ,A. Profil Fitokimia Kulit Rambutan
2011. Laporan Penelitian Rapiah (Nephelium lappaceum),
Pengembangan Program Studi Karya Ilmiah. Solo.UPT Penerbitan
Dana Pnbp Tahun Anggaran 2011. danPercetakan UNS.
Kajian
Viani dan Hijratul. 2016. Uji Efek
Antipiretik Ekstrak Daun Sirsak
(Annona muricata L) Secara Oral
Terhadap Mencit (Mus musculus).
Prosiding Seminar Nasional
Tumbuhan Obat Indonesia Ke-50.
Samarinda.20-21 April.

Wan J, Gong X, Jiang R, Zhang Z, Zhang


L. 2013. Antipyretic and anti‐
inflammatory effectsof
asiaticoside in
Lipopolysaccharidetreated rat
through up‐regulation of
hemeoxygenase‐1. Phytother
Res. 27(8):1136–42.

Wiryawan IGA. 2014. Skripsi.


Efek Ekstrak Bawang
Merah .

Yahya M. 2012. Pepaya. Dalam:


Novieta N,editor. Khasiat Daun
Pepaya Untuk Penderita Kanker.
Jakarta: Dunia Sehat; h. 49-60.

Yapian,S.A.,Baras,R.,Awaloei,H.,Waisan
.,J. 2012. Uji Efek Antipiretik
Ekstrak Daun Pepaya (Carica
papaya L) Pada Tikus Wistar
(Rattus norvegicus). Kandidat
Skripsi. Manado.Unsrat.

Yusri DJ, Yorva S, Marlia M. 2015.


Kelainan hati akibat
penggunaan antipiretik. Jurnal
Kesehatan Andalas. 4(3):978–
87.

Zulfa.,N.R.A., Sastramihardja,H.S.,
Dewi, M.K. 2017. Uji Efek
Antipiretik Ekstrak Air Umbi
Bengkuang (Pachirrhyzus
erosus) Pada Mencit (Mus
musculus) Model Hiperpireksia.
Bandung Meeting on Global
Medicine & Health (BaMGMH),
Vol. 1 No.
1 Tahun 37
EFEKTIVITAS PENURUNAN SUHU TUBUH MENGGUNAKAN KOMPRES AIR HANGAT DAN
KOMPRES DAUN KEMBANG SEPATU PADA ANAK DENGAN DEMAM DI RUANG CEMPAKA
RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA KABUPATEN PURBALINGGA
JAWA TENGAH

Ike Rahayuningsih1 Sodikin2 Mustiah Yulistiani3

ABSTARCT

Background: Fever is one of the main complaint that often to be told by parents when they
bring their children to doctor or other medical centers. Some times, parent fares “fever phobia”
so they make a body temperature checking to their children and give medicine for decreasing
body temperature in every couple hours.

Objective: Based on some research, the trial to decrease the body temperature can be
implemented by body compressing method (warm water compress and hibiscus rosa sinensis
compress). The aim of research is to find out the effectiveres of compressing method both with
warm water and hibiscus rosa sinensis compress.

Methods: The research is a type of experimental quation with the t - paried test (in pairs).
Whit the accidental sampling chosen to choose the sampling. This research also involves.

Results: The result of the research is that from two variables (warm water compress and
hibiscus rosa sinensis compress) shows difference influence to the decreasing of body
temperature of the children while hibiscus rosa sinensis compress only decreasing for about
0,240C in average the warm water compress decreasing until 0,550C in average (p<0,05).

Conclusions: The treatment of giving both warm water and hibiscus rosa sinensis compress are
very effective in RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata hospital Purbalingga.

Key words : Fever, Warm Water Compress and Hibiscus Rosa Sinensis Compress
PENDAHULUAN

Visi Departemen Kesehatan yaitu masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat dan
untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, maka diselenggarakan
upaya kesehatan dengan pemeliharaan peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), pencegahan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif),
yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dan diselenggarakan
bersama antara pemerintah dan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, upaya kesehatan
harus dilakukan secara integral oleh seluruh komponen, baik pemerintah, tenaga keseh atan
maupun masyarakat. Masyarakat harus berperan aktif dalam mengupayakan kesehatannya sendiri.
Upaya masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri dikenal dengan istilah swamedikasi.
Swamedikasi ini menjadi alternative yang diambil masyarakat untuk meningka tkan
keterjangkauan pengobatan. Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan-keluhan
dan penyakit ringan yang banyak dialami masyarakat, seperti demam. 1
Demam merupakan salah satu keluhan utama yang sering disampaikan oleh orang tua pada
saat membawa anaknya pergi ke tenaga kesehatan atau ke tempat pelayanan kesehatan. Berbagai
macam penyakit memang dimulai dengan manifestasi demam, terutama penyakit infeksi pada
umumnya, dehidrasi, gangguan pusat pengatur panas, keracunan oleh obat, proses imun, dan
sebagainya. Umumnya demam tidak berbahaya tetapi demam tinggi dapat membahayakan anak.
Berbagai penelitian di luar negeri menunjukkan bahwa 95% ibu merasa khawatir bila
anaknya demam.2
Sikap orang tua inilah yang sering berlebihan menghadapi demam pada anak. Pada
tahun 1980, Schmitt menciptakan istilah fobia demam untuk mendefinisikan ketakutan dan
kehawatiran yang berlebihan pada saat anaknya demam. Orang tua biasanya akan memberikan
obat penurun panas yang berbahan dasar kimia seperti golongan parasetamol, asam salisilat,
ibuprofen dan aspirin, untuk menurunkan suhu tubuh anaknya.3
Banyak dari orang tua yang langsung memberikan obat penurun panas saat anak mereka
demam. Hal ini kemungkinan disebabkan karena kemudahan dalam mencari obat penurunan
panas, atau mereka berpikir lebih praktis bila dibandingkan dengan cara -cara yang lain. Seperti
memberikan kompres hangat atau memanfaatkan cara-cara lain yang lebih aman tanpa
menimbulkan bahaya kelebihan dosis obat.
Orang tua jarang sekali langsung teringat menggunakan kompres dan obat -obatan
tradisional. Kompres yang di gunakan adalah kompres dengan air suam-suam kuku atau air
hangat.4 Selain kompres hangat cara lain adalah dengan memanfaatkan tanaman (o bat
tradisional) mudah di dapat
contohnya tempel. Kata tempel biasa di gunakan di kalangan orang Jawa. Berasal dari kata
“tempel” yang berarti lekat, karena ramuan tradisional tersebut ditempelkan atau dibalurkan
di atas kulit. 5
Salah satunya pengobatan secara tradisional dengan menggunakan daun kembang sepatu.
Daun kembang sepatu memiliki beberapa macam kandungan yang bermanfaat untuk menurunkan
suhu tubuh pada anak saat demam. 6 Prevalensi demam di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga khususnya di Cempaka (ruang anak) sebanyak 223 kasus dari bulan November
sampai Desember 2010. Tindakan yang dilakukan selama ini dalam menurunkan demam pada
anak lebih mengutamakan penggunan antipiretik tanpa memperhatikan perbedaan suhu pada
saat anak demam.

BAHAN DAN CARA PENELITIAN


Penelitian ini, menggunakan metode quasi eksperimen yaitu, rancangan penelitian
epidemiologi yang bukan merupakan eksperimen murni dan bisa disebut juga dengan nama
penelitian semu. Rancangan eksperimen semu ini dengan menggunakan jenis rancangan pre test
dan post test group desain (pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan). 7
Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak yang berada di ruang Cempaka RSUD dr.
R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Sampel yang diikutkan dalam penelitian ini adalah
anak dengan demam. Besarnya sampel pada penelitian ini sebanyak 50 responden yang kemudian
dibagi menjadi dua kelompok perlakuan 25 pertama mendapatkan perlakuan kompres air
hangat sedangkan 25 kedua diberikan kompres daun kembang sepatu.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah kompres air hangat dan kompres daun
kembang sepatu. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah penurunan suhu tubuh
anak yang mengalami demam. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung pada saat penelitia n berlangsung.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain selain penurunan suhu responden.
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi yaitu
untuk mencatat hasil pengukuran suhu tubuh sebelum dan sesudah perlakuan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lokasi penelitian di ruang Cempaka RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga Jawa
Tengah. Pemilihan kasus demam dilakukan dengan mempertimbangkan tingginya prevalensi
kejadian demam di ruang Cempaka.
1. Karakteristik responden
Responden dalam penelitian ini adalah anak berusia >7 hari sampai 14 tahun dirawat di
ruang Cempaka RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga Jawa Tengah.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan menggunakan rancangan pre test
dan post test group desain. Penelitian untuk mengetahui pengaruh penurunan suhu tubuh
sebelum dan sesudah dilakukan kompres air hangat serta kompres daun kembang sepatu.
Hasil univariat tentang karakteristik responden terdiri dari jenis kel amin, umur dan
diagnose medik. Hal ini dapat dicermati dari tabel 1.
Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden
Kompres air hangat Kompres daun kembang
Variabel Total
(n= 25) sepatu (n= 25)
Jenis Kelamin
1. Laki-laki 11 (44%) 12 (48%) 23 (46%)
2. Perempuan 14 (56%) 13 (52%) 27 (54%)
Umur
1. Bayi (0-1 tahun) 5 (20%) 9 (36%) 14 (28%)
2. Toddler (1-3 tahun) 11 (24%) 12 (48%) 23 (46%)
3. Usia pra sekolah (3-5 tahun) 3 (12%) 2 (8%) 5 (10%)
4. Usia sekolah (5-11 tahun) 4 (16%) 2 (8%) 6 (12%)
5. Remaja (11-18 tahun) 2 (8%) - 2 (4%)
Diagnosa Medik
1. OF (Observasi Febris) 9 (36%) 9 (36%) 18 (36%)
2. GEA (Gastrointestinal Akut) 3 (12%) 8 (32%) 11 (22%)
3. DCA (Diare Cair akut) 12 (48%) 7 (28%) 19 (38%)
4. FT (Febris Typoid) 1 (4%) 1 (4%) 2 (4%)

Total 25 (50%) 25 (50%) 50 (100%)

Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa dari 50 responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak
23 (46%) sedangkan perempuan 27 (54%). Bila dilihat berdasarkan kelompok usia maka ada
lima kelompok yaitu bayi (0 sampai dengan 1 tahun) yaitu 14 (28%), toddler 23 (46%), pra
sekolah 5
(10%), usia sekolah 6 (12%), dan remaja usia 11-18 tahun 2 (4%). Ada empat diagnosa penyakit yang
sering disertai gejala demam yaitu OF atau Obeservasi Febris 18 (36%), GEA (Gastrointestinal
Akut) 11 (22%), DCA (Diare Cair Akut) 19 (38%), sedangkan FT (Febris Typoid) 2
(4%).

2. Efektivitas kompres air hangat dan kompres daun kembang sepatu


Untuk mengetahui perbedaan suhu tubuh pada anak demam sebelum dan sesudah dilakukan
kompres air hangat dapat dilihat hasil uji t-paried dibawah ini.

Tabel 2. Distribusi statistic rata-rata penurunan suhu tubuh Kompres daun kemba
Variabel
Kompres
air hangat
sepatu

p_value

Suhu Tubuh

37,83 ± 0,29 0,0001


Sebelum : Mean ± SD 37,69 ± 0,41
37,27 ± 0,34
Sesudah : Mean ± SD 37,45 ± 0,40 0,0001

Penurunan suhu
0,56 ± 0,16
Mean ± SD 0,24 ± 0,07 0,0001

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa rata-rata suhu tubuh sebelum diberikan


perlakuan kompres air hangat 37,830C setelah diberikan perlakuan menjadi 37,270C atau dapat
diartikan ada selisih sebesar 0,560C. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan uji t-
paired diperoleh t hitung 16,626 (p-value 0,0001). Rata-rata suhu tubuh sebelum diberi
perlakuan kompres daun kembang sepatu 37,690C. Penurunan suhu tubuh sesudah perlakuan
sebesar 37,450C dengan selisih sebesar 0,240C. Setelah dilakukan perhitungan menggunakan uji
t-paired diperoleh t hitung 16,171 dan (p= 0,0001). Berdasarkan hasil penelitian secara statistik
dapat disimpulkan bahwa kompres air hangat lebih efektif dalam menurunkan suhu tubuh
dibandingkan kompres daun kembang sepatu.

PEMBAHASAN

Berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa responden terbanyak berjenis kelamin


perempuan 27 (54%). Sedangkan bila dilihat dari usia toddler berjumlah lebih banyak 23
(46%). Secara fisik dan psikis usia toddler, merupakan usia rentan terhadap serangan berbagai
penyakit yang menimbulkan masalah dan dapat mempengaruhi tumbuh kembang jika kondisi
kesehatan anak tidak ditangani secara baik .8
Diare cair akut (DCA) merupakan diagnosa medik yang paling banyak ditemukan 19
(38%). DCA mungkin disertai gejala klinis berupa demam infeksi, dan juga demam fisiologis.
9
Demam infeksi ini terjadi akibat adanya virus dan juga bakteri. DCA di akibatkan oleh bakteri
Escherichia coli, Salmonella thyposa, Vibrio cholera (kolera), dan serangan bakteri lain yang
jumlahnya berlebihan. DCA dikatakan demam fisiologis karena DCA pada balita menyebabkan
kehilangan garam (natrium) dan air secara cepat, yang sangat penting untuk hidup. Jika air dan
garam tidak digantikan secara cepat, tubuh akan mengalami dehidrasi.10
Hasil penelitian menunjukan bahwa kompres air hangat efektif dalam menurunkan
suhu tubuh pada anak demam (p-value 0,0001). Kompres air hangat merupakan salah satu cara
(metode) fisik untuk menurunkan suhu tubuh yang bersifat non farmakoterapi. 11 Tehnik kompres
air hangat, dilakukan dengan cara melakukan kompres air hangat ke seluruh tubuh anak. Panas
dari air tersebut merangsang vasodilatasi yang akan mempercepat evaporasi serta konduksi, pada
akhirnya dapat menurunkan suhu tubuh.12
Selain menggunakan kompres air hangat, cara lain merupakan teknik tradisional dengan
menggunakan kompres daun kembang sepatu. Daun kembang sepatu yang merupakan bagian dari
tanaman hias dan apotek hidup. Pengobatan tradisonal herbalis adalah suatu ilmu dan seni
mengatasi berbagai penyakit dengan menggunakan tumbuhan berkhasiat yang tidak menimbulkan
efek negatif.
Tehnik pengobatan tradisional dengan cara memanfaatkan semua bahan yang dapat
gunakan. Bahan-bahan tersebut dapat berasal dari bahan yang biasa digunakan di dapur keluarga
ataupun tumbuhan-tumbuhan. Banyak jenis tumbuh-tumbuhan tersebut yang tumbuh
disekitar tempat tinggal, seperti dihalaman, dipinggir jalan dan di kebun.13
Kembang sepatu yang memiliki kandungan flavonoida, saponin, dan polifenol. Flavonoida
mempunyai kandungan enzim siklooksigenase pada biosintesis prostaglandin sehingga mempunyai efek
antipiretik. Saponin mempunyai manfaat sebagai antivirus, antifungi dan antialergenik. Polifenol sendiri
mempunyai manfaat antioksidan dan anti mikroba.
Kompres daun kembang sepatu dilakukan dengan menggunakan daun kembang sepatu yang
dicampur dengan VCO atauVirgin Coconut Oil.6a Cuci bersih daunnya, keringkan dengan lap bersih,
panaskan sebentar di atas api agar lemas. Remas-remas sehingga lemas, olesi dengan minyak
kelapa, kompreskan pada perut dan kepala. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya
penurunan suhu pada anak dengan demam (p value 0,0001).
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa baik kompres air hangat ataupun kompres dengan
daun kembang sepatu sama-sama efektif dalam menurunkan demam, dengan hasil yang berbeda-
beda. Penurunan suhu tubuh dengan kompres air hangat sebesar 0,560C, sedangkan kompres daun
kembang sepatu 0,240C. Hal ini dapat diartikan bahwa secara statistik kompres dengan air hangat
lebih efektif bila dibandingkan dengan kompres daun kembang sepatu dalam menurunkan
suhu tubuh pada anak demam.

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari dua variabel yaitu kompres air
hangat (penurunan 0,560C; p-value =0,0001), dan kompres daun kembang sepatu (penurunan
0,240C; p-value =0,0001) secara umum kedua jenis kompres efektif untuk menurunkan suhu tubuh
pada anak dengan demam. Tetapi kompres air hangat lebih efektif untuk menurunkan suhu tubuh
dibandingkan kompres daun kembang sepatu.

Berdasarkan hasil penelitian ini pihak Rumah Sakit disarankan untuk menyusun suatu
Standar Operating Procedure ( SOP) tentang cara pemberian kompres air hangat untuk anak
demam, sebelum diberikan antipiretik dan adanya termometer kids untuk setiap anak yang
pertama dirawat di Rumah Sakit.

Petugas kesehatan khususnya perawat agar dapat menjalankan perannya sebagai educator
terutama dalam hal tindakan kompres air hangat pada anak dengan demam (>37,2 0C) dan
mengajarkan keluarga tentang tata cara menggunakan termometer.

Kepada keluarga yang memiliki anak balita diharapkan mempunyai termometer untuk
mengukur suhu badan anak saat terjadi demam. Bila anak mengalami demam dianjurkan
untuk melakukan kompres air hangat sebagai tindakan preventif mengurangi kejadian kejang
demam. Pemberian obat harus dilakukan sesuai anjuran tenaga kesehatan.

Bagi peneliti lain dapat meneliti efektifitas kompres secara herbal dengan herbal.

KEPUSTAKAAN

1. Muchid, A., dkk. (2008). Kompendia obat bebas. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
2. Purwoko, Djauhar I., & Soetaryo. (2003). Demam pada anak: perabaan kulit, pemahaman dan
tindakan ibu. Berkala Ilmu Kedokteran. 35 (2).
3. Walsh, A., Edwards & Frase, J. (2008). Attitudes and subjective norms: determinants of
parents’ intenttions to reduce childhood fever with medications. Health Education
Research. pp 1-15.
4. Rudianto, S. (2010). Demam Pada Anak. Jakarta : Gramedia.
5. Hari. (2011). Beberapa tanaman yang dapat dijadikan pertolongan pertama jika anak sakit.
Diakses pada tanggal 16 Maret 2011 dari http://artikelkesehatan.onsugar.com/search/hari
%27s?page=48 .
6. Departemen Kesehatan (DepKes). (2010). Kembang sepatu.
Available: http:/
/jurnal.dikti.go.id/warintek/artikel/ttg_tanaman_obat/depkes/buku1/1 -146.pdf.
Diakses pada tanggal 12 April 2011.
7. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan . Jakarta : Rineka Cipta.
8. Nasution, Z., S. (2003). Asuhan keperawatan keluarga dengan anak balita dan
pra sekolah.Available:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3587/1/keperawata
nsiti%20zahara.pdf. Diakses pada tanggal 22 Juli 2011.
9. Sodikin. (2011). Keperawataan anak gangguan sistem gastrointestinal dan hepatobilier
. Salemba Medika. Jakarta.
10. Rahayu, U., S. (2011). Obat tradisional pengusir demam pada anak. Available:
http://nasional.kompas.com/read/2008/08/21/09303740/o bat.tradisional.pengusir.de
mam.anak. Diakses pada tanggal 14 maret 2011.
11. Wang, D., Bukutu, C., Thompson, A. & Vohra, S. (2009). Complementary, Holistic
and Integrative Medicine : Fever. Pediatrics in review vol.30 No.2. Doi :
10.1543/pir.36-2-75.
12. Guyton, A., C. & Hall J., E. (2008). Buku ajar fisiologi kedokteran Edisi 11. Jakarta :
EGC.
13. Supriadi. (2001). Tumbuhan obat Indonesia: penggunaan dan khasiatnya. Yayasan Obor
Indonesia : Jakarta.
KUNYIT (Curcuma domestica Val) SEBAGAI OBAT ANTIPIRETIK

Abdul Azis

Program Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstract: Turmeric (Curcuma Domestica Val) As An Antipyretic Drug Infectious


diseases continue to grow today. One of the symptoms is a fever. Fever is an increase in
body temperature characterized by an increase in the point of receipt of hypothalamic
heat. In order to overcome complications if left untreated, therefore good treatment is
needed to treat fever. One antipyretic drug that is often used is paracetamol.
Paracetamol therapy can cause side effects in the gastrointestinal tract and
cardiovascular system. In accordance with its side effects in lowering body temperature,
the potential for efficacious plants to be developed as antipyretic drug therapy with
smaller side effects. Plants that are recommended as antipyretics are turmeric. Turmeric
(Curcuma domestica) is one of the herbs that have the potential as a fever therapy. This
herbal plant can be an alternative therapy for fever. Turmeric contains active
ingredients, namely curcumin. This compound has been widely opposed to having the
effect of inhibiting the protein Cyclooxygenase-2 (COX-2). COX-2 is an enzyme that
can mediate the temperature rise process in fever. Therefore, curcumin contained in
turmeric has an antipyretic effect. This potential effect could be the basis for fever
therapy.

Keywords: fever, turmeric, Curcuma domestica, antipyretic

Abstrak : Kunyit (Curcuma domestica Val) Sebagai Obat Antipiretik Penyakit


infeksi terus berkembang dewasa ini. Salah satu gejalanya adalah demam. Demam
adalah kenaikan suhu tubuh yang ditandai adanya kenaikan titik ambang regulasi panas
hipotalamus. Demam dapat mengakibatkan komplikasi jika tidak ditangani, maka dari
itu perlu penanganan yang baik untuk mengobati demam. Salah satu obat antipiretik
yang sering digunakan yaitu parasetamol. Terapi parasetamol dapat menyebabkan efek
samping pada saluran cerna dan sistem kardiovaskular. Sesuai dengan efek sampingnya
dalam menurunkan temperatur tubuh, dapat dilakukan pengembangan potensi tanaman
berkhasiat obat sebagai terapi obat antipiretik dengan efek samping lebih kecil.
Tanaman yang berpotensi sebagai antipiretik adalah kunyit. Kunyit (Curcuma
domestica) merupakan salah satu tanaman herbal yang potensial sebagai terapi demam.
Tanaman herbal ini bisa menjadi terapi alternatif untuk demam. Kunyit mengandung
senyawa aktif yaitu curcumin. Senyawa tersebut telah banyak diteliti memiliki efek
dapat menghambat protein Cyclooxygenase-2 (COX-2). COX-2 merupakan enzim yang
dapat memediasi proses kenaikan suhu pada demam. Maka dari itu, curcumin yang
terkandung di dalam kunyit memiliki efek antipiretik. Efek potensial tersebut yang bisa
menjadi landasan untuk terapi demam.

Kata kunci: Demam, Kunyit, Curcuma domestica, antipiretik

PENDAHULUAN bagi negara berkembang. Penyakit


Penyakit infeksi merupakan infeksi memiliki berbagai macam gejala,
masalah kesehatan masyarakat terutama salah satu gejala umumnya yaitu
demam adanya kenaikan titik ambang regulasi
(Ismoedijanto, 2000). Demam adalah panas hipotalamus. Pusat pengatur
kenaikan suhu tubuh yang ditandai panas hipotalamus mengendalikan suhu
tubuh dengan menyeimbangkan sinyal
dari reseptor neuronal perifer dingin dan
panas (Arvin, 2000).
Demam dapat mengakibatkan
komplikasi jika tidak ditangani, maka
dari itu perlu penanganan yang baik demam.
untuk mengobati demam. Penanganan Demam dapat terjadi karena
dengan obat dilakukan dengan adanya metabolisme asam arakidonat
memberikan obat antipiretik pada saat jalur COX-2 (cyclooxygenase 2) yang
suhu tubuh anak >39ºC (Al-Eissa dkk, dapat menimbulkan peningkatan suhu
2000). Seiring berjalan waktu, demam tubuh (Nelwan, 2009). Salah satu target
konsisten menyebabkan
obat dalam mengatasi demam yaitu
tingginya tingkat kecemasan pada orang
dengan cara menghambat COX-
tua dan kewaspadaan pada tenaga
kesehatan akan terjadinya pendarahan 2. Terdapat berbagai senyawa yang
pada otak, panas yang tinggi, bahkan dapat menghambat aktivitas dari COX-2,
dapat mengakibatkan kematian pada salah satunya kurkumin yang terkandung
anak. Kesalahan konsep dalam didalam tumbuhan,
managemen demam yang terjadi karena
kesalahan persepsi dari orang tua yang
akan memicu terjadinya fever phobia.
Pada masyarakat sering ditemukan
adanya kasus orangtua yang memberikan
obat antipiretik pada suhu anak
<38ºC dan membangunkan anaknya
untuk diberikan antipiretik. Kesalahan
lain yang sering terjadi adalah
kesalahan dalam pemberian dosis, hal
ini disebabkan karena orang tua yang
panik saat pemberian obat. Salah satu
obat antipiretik yang sering digunakan
yaitu parasetamol (Surya dkk,2018).
Penggunaan parasetamol pada
saat ini sudah sering ditemukan
dimasyarakat namun penggunaan
parasetamol memiliki efek samping
yang dapat merugikan. Parasetamol
dimetabolisme pada hati, apabila
digunakan secara berlebihan maka
parasetamol dapat mengakibatkan gagal
hati fulminal, gagal hati akut dan
transplatasi hati (Larson dkk, 2005).
Karena adanya efek samping dari
parasetamol tersebut diperlukan
pengobatan alternatif untuk mengatasi
diantaranya yaitu kunyit. Kunyit beberapa artikel ilmiah untuk
memiliki banyak manfaat dalam mendapatkan informasi studi yang telah
kehidupan, dapat menjadi bahan dalam dilakukan sebelumnya dan membuat
memasak dan sering digunakan sebagai ringkasan dari hasil studi tersebut.
obat tradisional bagi masyarakat
HASIL DAN PEMBAHASAN
(Fahryl dkk, 2019).
Demam merupakan suatu
Penelitian mengenai kunyit
keadaan meningkatnya suhu tubuh
sudah banyak dilakukan untuk tujuan
diatas batas normal. Suhu tubuh yang
pengobatan salah satunya yaitu
normal adalah kisaran 35,8°C – 37,5°C.
penelitian yang dilakukan oleh Kusuma
Pada pagi hari suhu tubuh akan
Dewi bahwa terdapat pengaruh
mendekati 35,5°C, sedangkan pada
pemberian ekstrak rimpang kunyit
malam hari mendekati 37,7°C.
terhadap suhu tubuh tikus putih yang
Pengukuran suhu di rektum akan lebih
diberi vaksin DPT (Kusuma, 2014).
tinggi 0,5°- 1°C, dibandingkan suhu
Penelitian lain menyebutkan bahwa
mulut dan suhu mulut 0,5°C lebih tinggi
rimpang kunyit (curcuma domestica
dibandingkan suhu aksila (Sherwood,
val) memiliki efek antipiretik pada
2014). Batasan nilai atau derajat demam
kelinci putih jantan galur new zealand
dengan pengukuran di berbagai bagian
(Kusumaningrum, 2008). Maka dari itu
tubuh yaitu untuk suhu aksila/ketiak
perlu dikembangkan pengobatan
diatas 37,2°C, suhu oral/mulut diatas
alternatif untuk demam menggunakan
37,8°C, suhu rektal/anus diatas 38,0°C,
rimpang kunyit.
suhu dahi diatas 38,0°C, suhu di
membran telinga diatas 38,0°C.
METODE
Sedangkan dikatakan demam tinggi
apabila suhu
Dengan mengumpulkan
tubuh diatas 39,5°C dan hiperpireksia Substansi yang dapat
bila suhu diatas 41,1°C (Bahren dkk, menyebabkan demam disebut pirogen
2014). Selain itu terdapat berbagai dan berasal baik dari eksogen atau
macam jenis demam menurut periode endogen. Pirogen eksogen berasal dari
waktunya, yaitu demam intermiten, luar tubuh berupa mikroorganisme
demam remiten, demam kambuhan, dan seperti bakteri, virus dan jamur.
demam konstan. Demam Intermiten Sedangkan pirogen endogen berupa
adalah demam yang ditandai dengan molekul kimia seperti kompleks antigen-
suhu tubuh yang berubah-ubah dalam antibodi, metabolit steroid androgenik
interval yang teratur, antara periode dan sitokin inflamasi (IL-1, IL-6, TNF
demam dan periode normal secara dan IFN). Pirogen dapat menyebabkan
abnormal. Demam Remiten adalah keadaan demam melalui stimulus
demam yang terjadi fluktasi suhu dalam hipotalamus (Cimpello dkk, 2000).
rentang yang luas (lebih dari 2°C) dan Pirogen eksogen yang masuk ke dalam
suhu tubuh berada diatas normal selama tubuh atau zat asing akan dikelilingi dan
24 jam. Demam kambuhan demam yang dilekatkan pada imunoglobulin serta
terdapat masa febril yang pendek komplemen yang selanjutnya difagosit
selama beberapa hari diselingi dengan oleh makrofag. Proses ini akan
periode suhu normal selama 1-2 hari. melepaskan sejumlah sitokin pro
Demam konstan adalah demam dimana inflamasi seperti IL-1, IL-6, TNF-α,
Suhu tubuh akan sedikit berfluktuasi, Interferon (IFN) yang bekerja pada
tetapi berada diatas suhu normal daerah preoptik hipotalamus anterior.
(Berman dkk, 2016). Sitokin akan memicu pelepasan asam
arakidonat yang berasal dari membran Prostaglandin dapat terbentuk secara
fosfolipid dengan bantuan enzim langsung dan dapat juga terbentuk
fosfolipase A2. Asam arakidonat melalui pelepasan cyclic adenosine
selanjutnya diubah menjadi monophosphate (cAMP) yang nantinya
prostaglandin karena peran dari enzim akan meningkatkan suhu termostat di
siklooksigenase 2 (COX-2). susunan saraf pusat dan menyebabkan
demam (Dalal dkk, 2006; Sherwood,
2012; Silbernagl
dkk, 2013).
Tindakan pengobatan untuk
mengatasi demam ialah dengan
pemberian obat demam atau disebut
dengan antipiretik. Terapi obat sintetik
yang umumnya digunakan sebagai
antipiretik adalah Anti Inflamasi Non
Steroid (AINS) seperti parasetamol
(Wilmana, 1995). Sistem kerja obat
antipiretik adalah dengan cara
menurunkan set-point di otak dan
membuat pembuluh darah kulit melebar
sehingga pengeluaran panas
ditingkatkan. Beberapa golongan
antipiretik murni, dapat menurunkan
suhu bila anak demam namun tidak
menyebabkan hipotermia bila tidak ada
demam, seperti: parasetamol, asetosal,
ibuprofen (Ismoedijanto, 2000). Efek
terapi AINS berhubungan dengan
mekanisme kerja untuk penghambatan
pada enzim siklooksigenase-1 (COX-1)
yang dapat menyebabkan efek samping
pada saluran cerna dan penghambatan
pada enzim siklooksigenase-2 (COX-
2) yang dapat menyebabkan efek
samping pada sistem kardiovaskular
(Zukowski, 2009). Penggunaan
parasetamol memiliki efek samping
yang dapat merugikan, seperti gagal hati
fulminal, gagal hati akut dan
transplatasi hati (Larson dkk, 2005).
Sesuai dengan mekanisme kerja obat
sintetik dan efek sampingnya dalam
menurunkan temperatur tubuh, dapat
dilakukan pengembangan potensi
tanaman berkhasiat obat sebagai terapi
obat antipiretik dengan efek samping
lebih kecil. Tanaman yang berpotensi
sebagai antipiretik adalah kunyit
(Suproborini dkk, 2018).
Kunyit merupakan tanaman rimpang, batang semu, pelepah daun,
tahunan yang tumbuhnya merumpun. daun, tangkai bunga dan kuntum
Tanaman kunyit terdiri dari akar,
bunga. Rimpang kunyit tumbuh dari demam (Fahryl dkk, 2019).
umbi utama dengan bentuknya yang
bervariasi antara bulat-panjang, pendek KESIMPULAN
dan tebal lurus ataupun melengkung. Tanaman kunyit (Curcuma domestica
Val.) merupakan tanaman yang sudah banyak
Batang tanaman kunyit relatif pendek
dikenal oleh
dan membentuk tanaman semu dari
pelepah daun yang saling menutupi.
Kandungan zat kimia yang ada dalam
rimpang kunyit adalah minyak atsiri,
pati, serat dan abu. Rimpang kunyit
kandungan kimianya akan lebih tinggi
apabila berasal dari dataran rendah
dibandingkan dengan rimpang kunyit
yang berasal dari dataran tinggi.
Komponen utama dalam rimpang
kunyit adalah kurkuminoid dan minyak
atsiri. Berdasarkan hasil penelitian Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
(Balittro) bahwa kandungan kurkumin
dari rimpang kunyit rata-rata 10,92%
(Mohammad dkk, 2007). Ada banyak
data dan literatur yang membuktikan
bahwa rimpang kunyit berpotensi besar
dalam aktifitas farmakologi yaitu
sebagai anti inflamasi, anti
imunodefisiensi, anti virus, anti bakteri,
anti jamur, anti oksidan, anti
karsinogenik, dan anti infeksi
(Damayanti dkk, 2014).
Kunyit digunakan dalam
berbagai bidang seperti kesehatan,
kuliner dan kosmetik. Pada pengobatan
tradisional, kunyit digunakan sebagai
antiinflamasi, antiseptic, antiiritansia,
anoreksia, obat luka dan gangguan hati
(Winarsih, dkk, 2012). selain itu kunyit
juga memiliki khasiat sebagai
antipiretik (Kusumaningrum, 2008).
Kunyit (Curcuma domestica Val)
mengandung senyawa kurkumin yang
dapat menghambat aktivitas COX-2.
Sehingga ketika terjadi
penghambatan COX-2 maka
pembentukan prostaglandin akan
terhambat, sehinggal akan terjadi
penurunan suhu tubuh pada keadaan
masyarakat luas. Tanaman ini mudah pendekatan. Dalam:
didapat dan memiliki harga yang Sudoyo, AW, Setiyohadi, B.,
murah. Kunyit memiliki khasiat bagi Alwi, I., Simadibrata, M., dan
kesehatan, salah satunya adalah Setiati, S., ed. Buku Ajar Ilmu
sebagai antipiretik. Terdapat penelitian Penyakit Dalam Jilid III. Edisi, 5,
yang meneliti manfaat penggunaannya 2767-2768.
untuk menurunkan suhu tubuh. Jika
dibandingkan dengan terapi obat yang
memiliki risiko efek samping yang
cukup tinggi, maka terapi
menggunakan kunyit bisa menjadi
alternatif. Namun, hal ini masih
memerlukan penelitian lebih lanjut
agar penggunaan kunyit untuk
mengatasi demam dapat lebih efektif
dan efesien.

DAFTAR PUSTAKA
Ismoedijanto. 2000. Demam Pada
Anak, Sari Pediatri Vol.2, pp.
103-108.
Arvin, B. K. 2000. Ilmu Kesehatan
Anak Nelson Vol 1
E/15. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Al-Eissa, Y. A., Al-Sanie, A. M.,
Al-
Alola, S. A., Al-Shaalan, M. A.,
Ghazal, S. S., Al-Harbi, A. H., &
Al-Wakeel, A. S. 2000. Parental
perceptions of fever in children.
Annals of Saudi medicine, 20(3-
4), 202-205.
Surya, M.A.N.I., Artini, I.G.A.,
Ernawati, D.K., 2018 Pola
Penggunaan Parasetamol Atau
Ibuprofen Sebagai Obat
Antipiretik Single Therapy Pada
Pasien Anak. E-Journal Medika
Universitas Udayana. Vol. 7 No.
8 Hal. 1-13
Larson, E. L., Albrecht, S., & O’Keefe,
M. 2005. Hand hygiene behavior
in a pediatric emergency
department and a pediatric
intensive care unit: comparison
of use of 2 dispenser systems.
American Journal of Critical
Care, 14(4), 304-311.
Nelwan, R. H. 2009. Demam: Tipe dan
Fahryl, N., & Carolia, N. 2019. Kunyit (Curcuma domestica Val) sebagai Terapi
Artritis Gout. Jurnal Majority, 8(1), 251-
255.
Kusuma D, M. I. T. A. 2014. Aktivitas antibakteri ekstrak daun Majapahit (Crescentia
cujete) terhadap pertumbuhan bakteri Ralstonia solanacearum
penyebab penyakit layu. LenteraBio, 3(1).
Kusumaningrum, Y.I. 2008. Hubungan antara Pengetahuan Ibu dan Faktor-Faktor Sosial
ekonomi Orangtua dengan Praktik Pemberian Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI) pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Desa Kemuning
Kecamatan Ampel gading Kabupaten Pemalang (Doctoral dissertation,
Universitas Negeri Semarang).
Sherwood, L. 2014. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem.Edisi 8. Jakarta: EGC.
Bahren, d. R., hafid, d., Hakim, d. S., Andriyani, d.,.Kartika, Muhammad Ronal
Febriano, S., et al. 2014. Majalah Kesehatan Muslim: Menjaga Kesehatan di
Musim Hujan. DI. Yogyakarta: Pustaka Muslim.
Berman, A., Snyder, S., & Frandsen,
G. 2016. Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing: Concepts, process and
practice. Boston, MA: Pearson.
Cimpello LB, David LG, Henin K. 2000. Fever Pathophysiology. New York (USA):
W.B. Saunders Company.
Dalal, S., & Zhukovsky, D. S. 2006. Pathophysiology and management of fever. J
Support Oncol, 4(1), 9-16.
Sherwood, L. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta : EGC.
Silbernagl, S., & Lang, F. 2013. Gangguan Metabolisme
Lipoprotein. Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi, 14th edn, Jakarta, 246-49.
Wilmana, P. F. Analgesik Antipiretik Antiinflamasi Nonsteroid dan obat pirai. Dalam:
Ganiswara, S. G.(ed.). Farmakologi dan Terapi. Edisi ke-4. Jakarta: Penerbit
Gaya Baru. 1995. Hal 209-217
Zukowski, M., & Kotfis, K. 2009. Safety of metamizole and
paracetamol for acute pain treatment. Anestezjologia intensywna terapia,
41(3), 170-
175.
Suproborini, A., Laksana, M.S.D., Yudiantoro, D.F., 2018
Etnobotani Tanaman Antipiretik Masyarakat Dusun Mesu Boto Jatiroto
Wonogiri Jawa Tengah. Journal of Pharmaceutical Sciene and Medical Research.
Vol. 1 No. 1 Hal. 1-11
Mohammad, R., Ahmad, M., & Daud,
J. M. 2007. Potensi kurkumin sebagai penunjuk pH semula jadi untuk
pembangunan sensor optik pH. Malaysian Journal of Analytical Sciences, 11(2),
351- 360.
Damayanti, E., Ma'ruf, W. F., & Wijayanti, I. 2014. Efektivitas Kunyit (Curcuma
longa Linn.) Sebagai Pereduksi Formalin Pada Udang Putih (Penaeus
merguiensis) Penyimpanan Suhu Dingin. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi
Hasil Perikanan, 3(1), 98-107.
Winarsih, W., Wientarsih, I., & Sutardi, L. N. 2012. Aktivitas Salep Ekstrak Rimpang
Kunyit dalam Proses Persembuhan Luka pada Mencit yang Diinduksi Diabetes
(The Activity Of Turmeric Extract Ointment In The Wound Healing Process Of
Induced Diabetic Mice). Jurnal Veteriner, 13(3), 242-250.

Anda mungkin juga menyukai