Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN FITOTERAPI

Untuk melengkapi syarat-syarat guna memenuhi tugas Mata Kuliah


FITOTERAPI

Oleh :
RISKY DEA NOVITA
2004015207

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Obat tradisional telah dikenal dan digunakan secara turun temurun oleh masyarakat.
Pemanfaatan obat tradisional pada umumnya lebih diutamakan untuk menjaga kesehatan atau
pencegahan penyakit, dan ada pula yang digunakan untuk pengobatan suatu penyakit.
Dengan semakin berkembangnya obat tradisional, ditambah dengan gema kembali ke alam,
telah meningkatkan popularitas obat tradisional. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya
industri jamu dan industri farmasi yang memproduksi obat tradisional untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat.
Obat tradisional dibagi tiga kelompok, yaitu jamu (Empirical based herbal medicine), obat
herbal terstandar atau ekstrak bahan alam (Scientific based herbal medicine) dan fitofarmaka
(Clinical based herbal medicine). Diantara tiga kelompok obat tradisional tersebut, jamu
paling banyak dikonsumsi masyarakat, karena jamu telah digunakan secara turun temurun
sejak lama dan telah terbukti keamanannya serta bermanfaat untuk tujuan kesehatan.
Pengobatan Tradisional yang berasal dari tanaman adalah perwujudan masyarakat dalam
menyelesaikan permasalahan kesehatan. WHO juga merekomendasikan penggunaan obat
tradisional sebagai pemeliharaan kesehatan masyarakat, pengobatan serta pencegahan
penyakit khususnya penyakit kronis .Oleh karena itu, penggunaan obat herbal sangat diterima
secara luas di seluruh negara dapat dilihat dari prevalensi penggunaan obat herbal di Spanyol
sekitar 41%, Kanada 70% dan 82% di Australia . Di Indonesia sendiri penggunaan obat
herbal menjadi warisan budaya karena telah dilakukan sejak nenek moyang hingga sekarang.
Penggunaan obat herbal dilakukan dengan memanfaatkan tanaman yang berkhasiat.
Menariknya, sekitar 80 persen populasi tanaman herbal yang ada didunia tumbuh di
Indonesia. Sehingga menjadi keunggulan tersendiri karena mudah mudah ditemui disekitar
kita .Keunggulan lainnya dalam penggunaan tanaman herbal rendahnya efek samping yang
ditimbulkan dibandingan denganp penggunaan obat konvensional, harga yang cukup
terjangkau dan relatif lebih aman . Tanaman herbal juga memiliki reseptor, struktur kimianya
dan hormon yang sama dengan manusia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Fitoterapi?
2. Bagaimana sejarah fitoterapi?
3. Bagaimana keberadaan fitoterapi di Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan fitoterapi.
2. Untuk mengetahui sejarah fitoterapi.
3. Untuk mengetahui keberadaan fitoterapi di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Makna Fitoterapi
Fitoterapi berasal dari kata fito dan terapi . Fito artinya tumbuhan, terapi artinya
pengobatan. Widyastuti, dkk. (2013:1) meyatakan bahwa fitoteraphy yang merupakan
pengobatan dengan menggunakan bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan. Biasanya
tumbuhan etnik atau etnobotani telah terangkum dalam naskah kuna yang memuat rempah
sastra. Tumbuhan yang tergolong rempah, telah diyakini oleh nenek moyang kita memiliki
khasiat untuk penyembuhan. Salah satu pengobatan tradisional adalah fitoterapi. Fitoterapi
adalah penggunaan tanaman, bagian tanaman, sediaan yang terbuat dari tanaman untuk
pengobatan dan pencegahan penyakit. Sebagian indikasi fitoterapetik berasal dari
pengalaman pada obat herbal yang telah berusia ratusan bahkan ribuan tahun. Obat-obatan
herbal, juga dikenal sebagai tumbuhan atau fitoterapi, adalah salah satu komponen dari
rangkaian produk alami yang dijual di Amerika Serikat sebagai suplemen makanan. Ini
termasuk produk berbahan dasar jamur (mikoterapi); minyak esensial (aromaterapi); dan
terapi vitamin, mineral, dan nutrisi (nutraceuticals). Obat herbal harus diyakini untuk
“merangsang, memelihara, mendukung, mengatur dan meningkatkan kesehatan” bukan untuk
“terapi pengobatan suatu penyakit” dan tidak dapat memberikan klaim dapat mengembalikan
fungsi normal atau tidak normal. Obat herbal menempatkan posisi sebagai suplemen
makanan dan tidak dapat mengklaim “mendiagnosis, mengobati, mencegah, menyembuhkan,
atau mengurangi”.

2. Sejaran Fitoterapi
Salah satu jenis terapi nonfarmakologis adalah dengan menggunakan tumbuhan dan bahan
alami yang berasal dari alam. Sejak lama manusia menggunakan tumbuhan dan bahan alam
lain sebagai obat untuk mengurangi rasa sakit, menyembuhkan dan mencegah penyakit
tertentu, mempercantik diri serta menjaga kondisi badan agar tetap sehat dan bugar. Menurut
catatan sejarah diketahui bahwa fitoterapi atau terapi menggunakan tumbuhan telah dikenal
manusia sejak zaman sebelum masehi. Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang kaya akan
keanekaragaman hayati telah memanfaatkan berbagai macam tanaman obat sejak zaman
nenek moyang, yang kemudian diwariskan secara turun-temurun dari generasi yang satu ke
generasi berikutnya. Seiring dengan perkembangan teknologi dan makin meningkatnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat, pemanfaatan tanaman obat pun semakin
berkembang. Pemanfaatan tanaman obat dengan ramuan tradisional dianggap sebagai media
pengobatan alternatif yang lebih mudah dan murah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari. Semakin tingginya biaya pengobatan modern dan nilai manfaat yang tinggi serta efek
samping yang relatif kecil dari tanaman obat juga menjadi faktor yang turut mendorong
berkembangnya penggunaan obat-obatan tradisional di masyarakat. Beberapa penelitian juga
telah membuktikan bahwa tanaman obat aman dan berkhasiat untuk mencegah dan
menyembuhkan berbagai macam penyakit . Beberapa tanaman yang biasa digunakan untuk
terapi nonfarmakologis mengatasi penyakit tidak menular seperti diabetes mellitus, hipertensi,
kolesterol adalah teh hijau, pegagan, kayu manis, yacon, sukun dan sambung nyawa.
Beberapa bahan tersebut berpotensi untuk dikombinasikan menjadi sebuah produk minuman
kesehatan instan atau minuman herbal instan yang mempunyai khasiat yang tinggi dengan
rasa dan aroma yang menyegarkan.

3. Keberadaan obat tradisional di Indonesia


Indonesia merupakan negara yang kaya akan tanaman dan bahan alam lainnya yang
berkhasiat sebagai obat, dalam hal ini pemanfaatan obat tradisional telah dilakukan sejak
jaman dahulu, yang didasari atas pengalaman secara turun-temurun baik dalam pengobatan
penyakit ringan maupun berat. Menurut Lembaga Ilmu Pengtahuan Indonesia (LIPI)
Indonesia memiliki 7.500 tanaman obat dengan berbagai indikasi. Perhatian dunia dalam dua
dasawarsa terakhir terhadap obat-obatan dari bahan alam (tanaman obat) juga menunjukkan
peningkatan. Indonesia menjadi salah satu negara yang sangat berpotensi dalam
mengembangkan budidaya tanaman obatan memanfaatkannya sebagai alternative pengobatan.
Tumbuh-tumbuhan telah menjadi sumber penting sebagai pengobatan sejak ribuan tahun yang
lalu. Penggunaan tumbuh-tumbuhan untuk penyembuhan merupakan bentuk pengobatan
tertua di dunia. Setiap budaya di dunia memiliki sistem pengobatan tradisional yang khas dan
di setiap daerah dijumpai berbagai macam jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai
obat. Secara umum, herba adalah tetumbuhan yang dikenali dan lekat dengan pemanfaatannya
dalam menjaga vitalitas dan kesehatan tumbuh serta penyembuhan anekaragam penyakit.
Pemanfaatan herba dalam dunia kesehatan dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok, yaitu
sebagai jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka . Penggunaan obat herbal saat ini terdapat
80% penduduk dunia 80% . Data dari secretariat Convention on Biological Diversity (CBD)
menunjukkan angka penjualan global obat tradisional dapat menyentuh angka 60 miliar dollar
Amerika Serikat setiap tahunnya. Terdapat 59,12% penduduk Indonesia pernah
mengkonsumsi jamu dan 95,6% merasakan jamu berkhasiat meningkatkan kesehatan.
Peningkatan penggunaan obat herbal menyebabkan perlunya pemantauan keamanan terkait
penggunaan obat- obat herbal.

BAB III
KESIMPULAN

1. Fitoterapi berasal dari kata fito dan terapi . Fito artinya tumbuhan, terapi artinya
pengobatan. Widyastuti, dkk. (2013:1) meyatakan bahwa fitoteraphy yang merupakan
pengobatan dengan menggunakan bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan.
2. Menurut catatan sejarah diketahui bahwa fitoterapi atau terapi menggunakan tumbuhan
telah dikenal manusia sejak zaman sebelum masehi. Bangsa Indonesia sebagai bangsa
yang kaya akan keanekaragaman hayati telah memanfaatkan berbagai macam tanaman
obat sejak zaman nenek moyang, yang kemudian diwariskan secara turun-temurun dari
generasi yang satu ke generasi berikutnya.
3. Menurut Lembaga Ilmu Pengtahuan Indonesia (LIPI) Indonesia memiliki 7.500 tanaman
obat dengan berbagai indikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyaningsih, E., Dewi, N. L. K. A. A., Udayani, N. N. W., Dwipayanti, N. K. S., &
Megawati, F. (2022). Efektivitas Pengobatan Tanaman Herbal dan Terapi Tradisional untuk
Penyakit Tulang dan Persendian. Usadha, 2(1), 51-64.

Endraswara, S. (2020). Botani Sastra Sebagai Penangkal Disrupsi. UNEJ e-Proceeding, 1-18.

Kamaluddin, M. T. (2022, December). PERAN HERBAL DALAM


FARMAKOLOGI TERAPI. In Conferences of Medical Sciences Dies Natalis Faculty of
Medicine Universitas Sriwijaya (Vol. 4, No. 1, pp. 12-19).

Putri, N. R. (2023). Complementary Therapy to The Mental Health of Postpartum


Mothers. Journal of Midwifery Science: Basic and Applied Research, 5(1), 1-7.

Rizki, M. I. (2021). FITOTERAPI PADA KEADAAN ANEMIA. JCPS (Journal of


Current Pharmaceutical Sciences), 5(1), 454-463.

Wardani, R. A. (2019). EFEKTIVITAS FORMULASI TEH HERBAL UNTUK


MENURUNKAN RESIKO GANGGUAN PENYAKIT TIDAK MENULAR. Jurnal
Keperawatan, 12(1), 11-11.

Wardana, I. M. W. B. (2021). Identifikasi Kandungan Metampiron dalam Obat


Tradisional Sediaan Jamu Pegal Linu di Wilayah Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng.
International Journal of Applied Chemistry Research, 3(2), 13-20.

Anda mungkin juga menyukai