Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


obat herbal atau herbal medicine didefinsikan sebagai bahan baku atau sediaan yang
berasal dari tumbuhan yang memiliki efek terapi atau efek lain yang bermanfaat bagi kesehatan
manusia komposisinya dapat berupa bahan mentah atau bahan yang telah mengalami proses
lebih lanjut yang berasal dari satu jenis tumbuhan atau lebih. (WHO, 2005; 2000). Sedian herbal
dapat berisi eksipien atau bahan inert sebagai tambahan bahan aktif (WHO, 2001; 2000)

Obat herbal telah diterima secara luas di negara berkembang dan di negara maju.
Menurut WHO, hingga 65% dari penduduk Negara maju dan 80% pendudu Negara berembang
telah menggunaan obat herbal. Faktor pendorong terjadinya peningkatan penggunaan obat
herbal di Negara maju adalah : i) meningkatnya usia harapan hidup pada saat prevelensi
penyakit kronik meningkat, ii) adanya kegagalan penggunaan obat untuk penyakit tertentu
seperti kanker, serta iii) semakin meluasnya akses informasi obat herbal di seluruh dunia
(Sukandar, 2004)

Ada pula sebagian golongan masyarakat yang bersifat lebih bijak dan realitis yaitu
dengan tetap melakukan diagnosa medis dan ingin tahu proses perkembangan penyakitnya
tetap menggunakan jasa dokter, namun proses pengobatannya menggunakan obat
tradisional/herbal. Selain itu, bukti-bukti empiris dan dukungan ilmiah yang semakin banyak
terhadap khasiat herbal menyebabkan herbal semakin populer di kalangan masyarakat
Indonesia. Saat ini herbal dalam bentuk jamu banyak digunakan oleh masyarakat untuk
pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit, termasuk penyakit-penyakit berat seperti
kanker, diabetes mellitus, jantung, hipertensi, stroke, hepatitis, dan AIDS. Di Indonesia,
masyarakat dapat menggunakan herbal secara bebas tanpa harus berkonsultasi dengan dokter
atau tenaga medis lainnya. Kecenderungan yang ada adalah masyarakat telah bertindak
menjadi “dokter” untuk dirinya sendiri dalam penggunaan herbal, bahkan tidak jarang
merekamengkonsumsinya bersamaan dengan obat konvensional. Dosis dan waktu yang tepat
dalam mengkonsumsi herbal dan jamu seringkali diabaikan. Masyarakat sering,kali
“bereksperimen” dalam penggunaan herbal dan jamu untuk mengobati penyakitnya. Hal ini
terjadi karena mayoritas dari mereka menganggap herbal adalah aman untuk dikonsumsi
karena berasal dari alam dan sudah digunakan secara turun temurun. Fenomena ini tentu saja
sangat mengkhawatirkan karena paradigma “alami berarti aman” dan “herbal dan jamu pasti
aman” merupakan hal yang salah. Faktanya adalah, walaupun herbal bersifat “alami”, namun
kenyataannya banyak jenis herbal yang dalam penggunaannya perlu pengawasan ketat dari
tenaga medis professional karena cukup berbahaya, bahkan ada beberapa jenis herbal yang
sudah dilarang penggunaannya oleh Badan POM karena malah dapat merugikan kesehatan
yang serius. Selain itu, penggunaan herbal seringkali memiliki interaksi negatif bila dikonsumsi
bersamaan dengan obat konvensional.

1.2. Rumusan masalah


1. Apa itu Pengobatan Herbal ?

2. Bagaimana Sejarah Pengobatan Herbal ?

3. Apa Manfaat dan Efek Samping dari Pengobatan Herbal ?

4. Apa saja Macam-macam Pengobatan Herbal ?

5. Bagaimana Hubungan Pengobatan Herbal dengan Kesehatan/Keperawatan ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian Pengobatan Herbal.

2. Mengetahui Sejarah Pengobatan Herbal.

3. Mengetahui Manfaat dan Efek Samping dari Pengobatan Herbal.

4. Mengetahui Macam-macam Pengobatan Herbal.

5. Mengetahui Hubungan Pengobatan Herbal dengan Kesehatan/Keperawatan.


BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian

Tumbuhan herbal adalah tumbuhan atau tanaman obat yang dapat dimanfaatkan untuk
pengobatan tradisional terhadap penyakit. Sejak zaman dahulu tumbuhan herbal berkhasiat
obat sudah dimanfaatkan oleh masyarakat jawa. Pengobatan tradisional terhadap penyakit
tersebut menggunakan ramuan dengan bahan dasar tumbuhan dan segala sesuatu yang
berada di alam , sampai sekarang hal itu banyak diminati oleh masyarakat karena biasanya
bahan-bahan dapat ditemukan dengan mudah dilingkungan sekitar (Suprami & Wulandari,
2012:1).

B. Sejarah Pengobatan Herbal

Di catatan sejarah, studi mengenai tumbuh-tumbuhan herbal dimulai pada 5,000 yang
lalu pada bangsa Sumerians, yang telah menggunakan tumbuhtumbuhan herbal untuk
kepentingan pengobatan, seperti itu seperti pohon salam, sejenis tanaman pewangi, dan
semacam tumbuhan. Orang-orang Mesir dari 1000 BC. dikenal untuk memiliki digunakan
bawang putih, candu, minyak jarak, ketumbar, permen, warna/tanaman nila, dan tumbuh-
tumbuhan herbal lain untuk pengobatan. Dalam dokumen Kuno juga menyebutkan penggunaan
tanaman/jamu herbal, termasuk tanaman mandrak (beracun), vetch, sejenis tanaman pewangi,
gandum, jewawut, dan gandum hitam.

Bangsa Yunani dan bangsa Roma kuno melakukan penggunaan tanaman herbal untuk
penyembuhan. Sebagaimana tertulis dalam catatan Hipocrates, terutama Galen praktek bangsa
Yunani dan Roma dalam pengobatan herbal menjadi acuan dalam pelaksanaan pengobatan di
barat pada kemudian hari. Yunani dan praktek-praktek Roma yang berhubung dengan obat,
seperti yang dipelihara di dalam tulisan Hippocrates dan - terutama -Kekasih, yang dengan
syarat pola-pola untuk pengobatan

barat yang kemudiannya. Hippocrates menganjurkan pemakaian herbal yang sederhana, seperti
udara yang sehat,segar dan bersih, istirahat dan diet yang wajar.

Sejak jaman dulu kala, dimana pengobatan ala barat belum dikenal, penggunaan tanaman
berkhasiat obat atau lebih umum dikenal dengan herbal sebenarnya sudah dilakukan oleh
masyarakat. Tetapi lambat laun tersingkirkan karena pengaruh perkembangan pengobatan
kedokteran yang pesat dan menjadikan herbal sebagai alternatif pilihan saja.
Padahal sejak zaman kerajaan kerajaan di nusantara waktu lampau sudah banyak terbukti
keampuhan dan khasiat herbal, dan disamping itu lebih murah meriah dan efek samping yang
ditimbulkan sangat kecil. Tetapi walaupun begitu masih banyak masyarakat kita yang
meragukan khasiat herbal.

C. Manfaat dan Efek Samping Pengobatan Herbal


1. Manfaat

Obat-obatan herbal berfungsi melemahkan racun untuk proses penyembuhan penyakit


pada manusia, yaitu mengendalikan dan membunuh kandungan racun dalam tubuh manusia.
Selain itu obat-obatan herbal juga dapat membentuk zat kekebalan tubuh (antibodi) yang tidak
dimiliki tubuh manusia, dengan tujuan melindungi dari unsur yang merusak organ tubuh. Obat-
obatan herbal juga dapat memperbaiki jaringan tubuh yang rusak,sebagai contoh obat herbal
yang berasal dari ramuan mahkota dewa dapat menyembuhkan penyakit kanker, tumor dan
jantung. Terapi pengobatan dengan herbal (tumbuhan berkhasiat) bermanfaat untuk
memperbaiki sel-sel organ tubuh yang rusak akibat radang dengan penyembuhannya bersifat
permanen.

2. Efek Samping

Pada prinsipnya, obat-obatan herbal memiliki potensi efek samping yang sama dengan
obat-obatan sintetis atau konvensional. Tubuh kita tidak bisa membedakan antara pengobatan
menggunakan herbal dengan pengobatan sintetis. Produk obat herbal merupakan bagian-
bagian dari tumbuhan (misalnya akar, daun, kulit, dll) dan mengandung banyak senyawa kimia
aktif. Senyawa ini, selain mempunyai khasiat

penyembuhan juga dapat memiliki efek samping yang dapat merugikan.

Para ahli pengobatan herbal meyakini bahwa penggunaan kombinasi ekstrak tumbuhan
memiliki efek penyembuhan yang lebih ampuh dibanding dengan hanya menggunakan satu
komponen tumbuhan saja. Kombinasi dari tumbuh-tumbuhan ini memiliki efek sinergi, yang
saling melengkapi dan bahkan menambah daya khasiatnya. Kombinasi ini juga diklaim dapat
mengurangi efek samping yang tidak diinginkan, misalnya dapat mengurangi kejadian
keracunan dibanding hanya dengan menggunakan satu jenis herbal. Namun, secara teoritis,
kombinasi zat kimia aktif dalam beberapa jenis herbal juga bisa berinteraksi untuk membuat
ramuan herbal menjadi lebih beracun daripada menggunakan satu jenis herbal.
Efek samping ini dapat terjadi dalam beberapa cara, misalnya keracunan, kontraindikasi
dengan obat lain, dan lain-lain. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan obat-
obatan herbal antara lain:

• Keamanan obat herbal pada umumnya;

• Kandungan racun yang mungkin dikandung tanaman herbal yang digunakan;

• Efek yang merugikan pada organ tertentu, seperti sistem kardiovaskuler, sistem saraf, hati,
ginjal dan kulit;

• Keamanan obat-obatan herbal untuk pengguna yang rentan, misalnya: anakanak dan remaja,
lansia, wanita selama kehamilan dan menyusui, pasien dengan kanker dan pasien bedah;

• Interaksi yang mungkin terjadi di antara komponen obat herbal;

• Waktu penggunaan yang tepat.

Contoh penggunaan obat herbal yang perlu diperhatikan:

Minyak kayu putih untuk pengobatan saluran nafas

Penyakit inflamasi saluran pernafasan seperti rinosinositis, penyakit paru obstruktif


kronik dan asma bronkial berhubungan dengan hipersekresi mucus pada permukaan epitel
saluran nafas. 1,8-Sineol merupakan senyawa monoterpen yang mempunyai khasiat sebagai
anti inflamasi dan antioksidan, biasanya dilakukan untuk mengobati gangguan saluran nafas.

Indikasi: 1,8-sineol dapat dianjurkan untuk menurunkan hipersekresi mucus karena infkesi
bakteri.

Minyak cengkeh (Syzygium aromaticum atau Eugenia caryophyllata)

Minyak cengkeh merupakan bahan alam yang dapat dengan mudah didapatkan dan
mempunyai aroma yang lebih enak. Cengkeh dapat digunakan sebagai bahan repellent
pembuatan tinta anti nyamuk.

Tanaman salam (Eugenia Polyantha)


Dikenal sebagai tanaman obat. Tanaman obat. Tanaman ini juga digunakan oleh masyarakat
sebagai obat tradisional dan penyedap masakan.

D. Macam-macam pengobatan herbal berdasarkan penyakit


- Hipertensi / Darah Tinggi

Obat Herbal yang diberikan untuk orang yang memiliki penyakit Hipertensi adalah yang
memiliki efek farmakologi hipotensif.artinya obat tersebut mampu menurunkan tekanan darah.
Demikian juga tanaman tersebut memiliki efek diuretik yaitu merangsang pengeluaran air seni.
Air seni yang sering keluar akan menyebabkan ketegangan pembuluh darah rileks dan
mengendur. Disamping itu digunakan juga obat herbal yang memiliki fungsi memperbaiki
sistem metabolisme tubuh. Agar proses metabolisme lebih baik hingga pengobatan lebih
sempurna. Untuk Hipertensi yang tidak diiringi dengan adanya komplikasi maka bisa
menggunakan tanaman herbal sambiloto dan Pegagan. jika hipertensi tergolong berat maka
ditambah dengan tanaman sambung nyawa. Disamping itu hendaknya Mengurangi /
menghindari konsumsi garam yang berlebihan, minum kopi, alkohol, daging kambing, durian,
merokok, sayuran yang mengandung purin tinggi jika komplikasi dengan asam urat.

- Kencing Manis ( Diabetes Militus ) Penyakit Diabets militus dicirikan dengan tingginya kadar
gula darah melebihi batas normal. Hal ini disebabkan rusaknya sel-sel beta pada pulau-pulau
langerhans . Oleh karena itu obat herbal yang diberikan menggunakan herbal yang memiliki
efek farmakologi hipoglikemik ( mampu menurunkan kadar gula darah ). Disamping itu obat
tersebut juga berguna memperbaiki sel-sel yang telah rusak. Tanaman obat yang digunakan
untuk penyakit kencing manis yang tidak di iringi komplikasi adalah : Daun Mimba, Brotowali,
Tapak Dara, dan sambiloto. Hendaknya mengurangi atau berpantangan makan makanan
manis / bergula, makanan yang banyak karbohidrat, dan makanan berlemak tinggi

- Batu ginjal / Batu Kandung kemih Batu ginjal biasanya terjadi karena adanya Proses
pengendapan senyawa- senyawa kimia tertentu yang mengkristal hingga mirip batu. Ia bisa
terletak di ginjal sehingga disebut batu ginjal atau di kandung kemih sehingga disebut batu
kandung kemih. dalam mengobati penyakit batu ginjal / kandung kemih digunakan obat herbal
yang berfungsi meluruhkan batu. Demikian juga digunakan obat yang berefek diuretik, atau
memperlancar pengeluaran air seni. ini dimaksudkan agar batu yang telah diluruhkan itu dapat
keluar dengan mudah lewat air seni . Untuk mengatasi peradangan yang mungkin terjadi pada
proses pengeluaran batu ginjal dan batu kandung kemih . maka ditambahkan tanaman obat
yang berfungsi menghilangkan dan mengobati peradangan. Obat / tanaman herbal yang biasa
digunakan untuk mengobati batu ginjal / batu kandung kemih adalah Tempuyung, tapak liman,
dan sambiloto.Dianjurkan untuk minum banyak air jika belum terjadi gaga ginjal kronis.
hendaknya mengurangi atau menghindari teh, kopi, softdrink, coklat, arbei, jeruk, dan bayam.

- Radang Kelenjar Prostat ( Prostatitis ) Obat herbal untuk penyakit ini adalah herbal yang
berfungsi sebagai anti peradangan ( anti inflamasi) , anti biotik, anti racun, dan menghilangkan
rasa sakit. diantaranya adalah Sambiloto, meniran dan kumis kucing.

- Radang Tenggorokan Radang tenggorokan adalah penyakit peradangan yang menyerang


organ di tenggorokan. Obat herbal yang digunakan untuk penyakit ini adalah yang berkhasiat
sebagai anto inflamasi ( peradangan ), anti biotik, anti piretik ( penurun panas, demam ) dan
analgesik ( pereda rasa sakit. Obat herbal yang biasa digunakan adalah : rumput mutiara,
sambiloto, kumis kucing.

E. Hubungan Pengobatan Herbal dengan Kesehatan/ Keperawatan


Pengobatan secara medis dan dengan herbal apabila dibandingkan, masingmasing mempunyai
kelebihan dan kekurangan tersendiri. Jika satu jenis obat medis secara spesifik menyembuhkan
satu penyakit, namun obat-obatan herbal mampu menjadi penawar rasa sakit berbagai jenis
penyakit. Obat-obatan herbal juga dapat memperbaiki jaringan tubuh yang rusak,sebagai
contoh obat herbal yang berasal dari ramuan mahkota dewa dapat menyembuhkan penyakit
kanker, tumor dan jantung.

Pengobatan secara medis dapat lebih mengoptimalkan darah sebagai indikator dan menjaga
agar darah normal secara klinis (pemeriksaan laboratorium), namun tanpa mempedulikan
dampaknya terhadap kerusakan organ tubuh lainnya. Sebagai contoh suntikan cairan insulin
untuk penderita diabetes ternyata memiliki potensi mengakibatkan rusaknya kelenjar tubuh
yang biasanya memproduksi insulin. Terapi pengobatan dengan herbal (tumbuhan berkhasiat)
bermanfaat untuk memperbaiki sel-sel organ tubuh yang rusak akibat radang dengan
penyembuhannya bersifat permanen. Hubungannya dalam kesehatan/keperawatan,
pengobatan herbal dapat menjadi kombinasi dalam pemberian asuhan keperawatan, apa lagi
banyak masyarakat sekarang mulai mencari alternatif lain untuk mencegah penyakit dan
kesehatannya. Pengobatan herbal pun semakin mendapat tempat dimasyarakat. Pengobatan
herbal dapat menjadi terapi pengobatan dalam kesehatan/keperawatan guna untuk
mendapatkan hasil yang lebih optimal dalam mengobati pasien. Penelitian meta-analisis
terhadap tanggapan dokter mengenai pengobatan alternatif menunjukkan bahwa dari 12
penelitian yang berbeda , dokter memberikan jawaban yang positif terhadap keberadaan
pengobatan alternatif, terutama terhadap akupuntur, osteopati, homeopati, dan chiropractic.
Pada 5 penelitian diantaranya ditanyakan mengenai bermanfaat atau tidaknya pengobatan
alternatif tersebut. Tanggapan dokter yang menjawab bahwa pengobatan alternatif bermanfaat
berkisar dari 54 % sampai 86 %. Dapat dikatakan di sini bahwa sebagian besar dokter setuju
bahwa pengobatan alternatif bermanfaat pada penyembuhan penyakit. Penelitian Verhoef et
all, pada pasien tumor otak yang menggunakan pengobatan alternatif menunjukkan dua
pertiganya menyatakan bahwa pengobatan tersebut bermanfaat. Secara umum pasien
mengatakan bahwa tingkat energi meningkat dan merasa lebih sehat fisik dan mental. Pada
sepertiga pasien mempunyai harapan

yang tinggi bahwa pengobatan alternatif ini mampu mengecilkan dan menghilangkan
tumornya. Penelitian Ernaldi bahar dkk, terhadap gangguan kesehatan jiwa pada anak dan
remaja di Palembang menunjukkan bahwa orang tua penderita percaya bahwa pengobatan
tradisional lebih kompeten dan mampu mengobati kesehatan jiwa anaknya. Penelitian Kessler
et all, pada pasien yang menderita ansietas dan depresi didapatkan data bahwa sebagian besar
pasien menyatakan pengobatan alternatif sama berguna dengan pengobatan konvensional.
Dalam suatu diskusi panel National Institut of Health ( NIH ) yang dihadiri oleh 23 ahli di bidang
kedokteran perilaku, penanganan nyeri, ilmu jiwa, ilmu saraf dan psikologi ditemukan berbagai
bukti kuat bahwa penggunaan teknik relaksasi dan terapi perilaku dapat mengurangi rasa nyeri
dan masalah insomnia akibat berbagai kondisi penyakit ( 18 ). Diskusi Panel NIH pernah juga
memberikan simpulan bahwa akupuntur efektif untuk mengurangi nyeri gigi, mual, muntah,
nyeri kepala dan nyeri pinggang bawah

Anda mungkin juga menyukai