Anda di halaman 1dari 5

Beberapa hal yang dapat menggangu kepatenan pembuluh darah diantaranya artheroclerosis

spasme, dan arteritis

Spasme pembuluh darah bias juga terjadi pada orang yang tidak memiliki riwayat
penyakit jantung sebelumnya dan biasanya dihubungkan dengan beberapa hal antara lain
mengkonsumsi obat-obatan tertentu, stress emosional atau nyeri, terpapar suhu dingin yang
ektrim, dan merokok (Kasron, 2016, hal 161)

a. Factor curah jantung yang meningkat


Seperti aktivitas berlebihan, emosi, makam terlalu banyak dan hypertiroidisme (Wijaya,
2013, hal 37)
b. Suplai oksigen ke miokard berkurang karenan disebabkan oleh factor pembuluh darah,
sirkulasi dan darah itu sendiri (Nurarif,2015,hal 24)
c. Meningkatnya kebutuhan oksigen tubuh
Pada orang normal meningkatnya kebutuhan oksigen mampu dikompensasi diantaranya
dengan meningkatnya denyut jantung untuk meningkatkan COP akan tetap jika orang
tersebut telah mengidap penyakit jantung. Misalnya: aktivitas berlebih, makam terlalu
banyk dan lain-lain (Kasron, 2016, hal 162)

1. Tanda dan gejala


a. Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus menerus tidak mereda biasanya
diatas region sternal bawah dan abdomen.
b. Keparah nyeri dapat menetap secara meningkat sampai nyeri tidak tertahankan lagi
c. Nyeri tersebut sangat sakit. Seperti tertusuk-tusuk yang menjalar ke bahu dan terus
kebawah menuju lengan.
d. Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan
emosional), mentap selama beberapa jam/hari dan tidak hilang dengan bantuan
istirahat atau nitrogliserin (NTG(
e. Dapat menjalar kea rah rahang dan leher. (Wijaya, 2013, hal 40)

2. Patofisiologi
IMA terjadi ketika iskemia yang terjadi berlangsung cukup lama yaitu lebih dari 30-45
menit sehingga menyebabkan kerusakan seluler yang ureversibel bagian jantung yang
terkena infark akan berhenti berkontraksi selamanya. Secara fungsional infark
miokardium menyebabkan perubahan perubahan sebagai berikut:
a. Daya kontraksi menurun
b. Gerakan dinding abnormal (daerah yang terkena infark akan menunjol keluar saat
yang lain melakukan kontraksi)
c. Perubahan daya kembang dinding ventrikal
d. Penurunan volume sekuncup
e. Penurunan fraksi ejeks. (kasron, 2016, hal 166-167)

3. Klasifikasi
Klasifikasi menurut NYHA ( New York Heart Assoectation)
a. Kelas I
Pasien dengan penyakit jantung tetapi tidak ada pembatasan aktifitas fisik
b. Kelas II
Pasien dengan penyakit jantung dengan sedikit pembatasan aktifitas fisik. Merasa
nyaman saat istirahat. Hasil aktifitas normal fisik kelelahan, palpitasi, dyspnea atau
nyeri angina
c. Kelas III
Pasien dengan penyakit jantung tetapi tidak ada pembatasan aktifitas fisik. Merasa
nyaman saat istirahat. Aktifitas fisik ringan menyebabkan kelelahan, palpitasi,
dyspnea atau nyeri angina.
d. Kelas IV
Pasien dengan penyakit jantung yang mengakibtkan ketidakmampuan untuk
melakukan aktifitas fisik apapun tanpa ketidaknyamanan.

4. Komplikasi
a. Aritmia
Karena dapat pula dipandang sebagai bagian perjalanan penyakit IMA. Aritmia
perlu diobati apabila menyebabkan gangguan hemodinamik, meningkatkan
kebutuhan oksigen miokard dengan akibat mudahnya perluasan infark atau
merupakan predisposisi untuk terjadinya aritmia yang lebih gawat seperti
takikardia ventrikel, vibrasi ventrikel, atau asistol. (Kasron, 2016, hal 173)
b. Distrimia
Kompikasi paling sering dari infarkmiokard akut adalah gangguan irama jantung
(90%) factor predisposisi adalah 1) iskemia jaringan, 2) hipoksemia, 3) pengaruh
system saraf para simpatis dan simpatais, 4) asidosi laktat, 5) kelainan
hemodinamik, 6) keracunan obat dan, 7) gangguan keseimbangan elektrolit.
(Wijaya, 2013, hal 43).
c. Bradikardia sinus
Umumnya disebabkan oleh vagotonia dan sering mnyertai IMA inferior atau
posterior bila hal ini menyebabkan keluhan hipotensi gagal jantung. (Kasron,
2016, hal 174)
d. Bekuan darah
Pada sekitar 20-60% yang pernah mengalami serangan jantung, terbentuk
bekuan darah di dalam jantung. Pada 5% pada penderita ini bekuan bias
pecah.mengalir didalam arteri dan tersangkut di pembuluh darah yang lebih kecil
seluruh tubuh, menyebabkan tersumbatnya aliran darah kesebagian otak
(menyebabkan stroke) atau ke organ. (Kasron, 2016, hal 174).
e. Rapture Miokardium
Rupture dinding bebas dari ventrikel kiri menimbulkan kematian akibat IMA,
ruptur ini menyebabkan tamponade jantung dan kematian. Ruptur septum
interventrikular, jarang terjadi yang terjadi pada kerusakan miokard luas dan
menimbulkan defek septum ventrikel. (WIjaya, 2013, hal 43)
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Infarkmiokard akut resiko meningkat pada pria diatas 45 tahun dan wanita diatas 55
tahun (setelah menopause). (nurarif.2015,hal.24)
b. Status kesehatan saat ini
 Keluhan utama
Pasien Infarkmiokard akut mengeluh nyeri dada seperti rasa tertekan. Berat
atau seperti diremas yang timbul secara mendadak atau hilang timbul.
(udjianti. 2010. Hal 86).

 Alas an masuk rumah sakit


Penderita dengan Infarkmiokard akut menunjukkan gejala dan tanda lain
seperti fever, dyspnea, pucat diaphoresis paroxy (PND). (Udjianti. 2010. Hal.
86)

c. Riwayat penyakit sekarang


 Kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur
 Factor perangsang nyeri yang spontan.
 Kualitas nyeri, rasa nyeri digambarkan dengan rasa sesak yang berat atau
mencekik
 Lokasi nyeri: dibawah atau sekitar leher dengan dagu belakang bahu atau
lengan
 Diaforesi,mual,muntah, kadang-kadang demam, dyspnea (Wijaya, 2013, hal
43-44)

d. Riwayat kesehatan terdahulu


 Riwayat penyakit sebelumnya
Penunjang infark miokard adalah hipertensi, angma, distrimia, kerusakan
katup, bedah jantung diabetes mellitus dan tombosis (udjianti, 2010, hal 86)
 Riwayat penyakit keluarga
Memungkinkan keluarga mempunyai riwayat penyakit jantung,hipertensi,
stoke, diabetes mellitus dan penyakit vascular (Wijaya, 2013, hal 44)

e. Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum
- Kesadaran
Klien dengan infar kmiokard akut biasanya didapatkan kesadaran baik
atau compos mentis dan akan berubah sesuai tingkat gangguan yang
melibatkan perfusi system saraf pusat. (Muttaqin, 2012, hal, 161)

 Tanda-tanda vital
Didapatkan tekanan darah normal atau naik turun, naid dapat normal penuh,
lemah/kuat kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat, tidak teratur
(distrimia) mungkin terjadi (Manurung, 2016, hal 87)

 Bodysystem
- System pernapasan
Biasanya pasien infarkmiokard akut dyspnea dengan tanpa kerja, batuk
produktif atau tidak produktif
- Sistem kardiovaskuler
Biasanya bunyi jantung (B11, B12, B13/B14 irama gollap’s) bising
(Udjianti, 2010, hal 86)
- System pernapasan
Pasien mengalami pusing, kepada berdenyut selama tidur atau saat
bangun, perubahan mental, dan kelemahan. (Wijaya, 2013, hal 45)
- System perkemihan
Pasien biasanya mengalmi oliguria, haluran urine menurun bila curah
jantung menurun berat. (Udjianti, 2010, hal 86)

Anda mungkin juga menyukai