ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN NY “A” DENGAN CA MAMMAE
Oleh:
Husnul Khatimah, S.Kep
NS0622011
CI LAHAN CI INSTITUSI
F. Pemeriksaan Diagnosis
1. Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan ini dapat dilakukan baik dengan menggunakan jarum yang
sangat halus maupun dengan jarum yang cukup besar untuk mengambil
jaringan. Kemudian jaringan yang diperoleh menggunakan metode insisi
maupun eksisi dilakukan pewarnaan dengan Hematoxylin dan Eosin. Metode
biopsi eksisi maupun insisi ini merupakan pengambilan jaringan yang
dicurigai patologis disertai pengambilan sebagian jaringan normal sebagai
pembandingnya. Tingkat keakuratan diagnosis metode ini hampir 100%
karena pengambilan sampel jaringan cukup banyak dan kemungkinan
kesalahan diagnosis sangat kecil. Tetapi metode ini memiliki kekurangan
seperti harus melibatkan tenaga ahli anastesi, mahal, membutuhkan waktu
pemulihan yang lebih lama karena harus di insisi, menimbulkan bekas berupa
jaringan parut yang nantinya akan mengganggu gambaran mammografi, serta
dapat terjadi komplikasi berupa perdarahan dan infeksi,
2. Mammografi dan ultrasonografi
Berperan dalam membantu diagnosis lesi payudara yang padat palpable
maupun impalpable serta bermanfaat untuk membedakan tumor solid, kistik
dan ganas. Teknik ini merupakan dasar untuk program skrinning sebagai alat
bantu dokter untuk mengetahui lokasi lesi dan sebagai penuntun FNAB.
Menurut Muhartono (2012), FNAB yang dipandu usg untuk mendiagnosis
tumor payudara memiliki sensitivitas tinggi yaitu 92% dan spesifisitas 96%.
Pemeriksaan ini mempergunakan linear scanner dengan transduser
berfrekuensi 5 MHz. Secara sistematis, scanning dimulai dari kuadran medial
atas dan bawah dilanjutkan ke kuadran lateral atas dan bawah dengan film
polaroid pada potongan kraniokaudal dan mediolateral oblik. Nilai ketepatan
USG untuk lesi kistik adalah 90–95%, sedangkan untuk lesi solid seperti
FAM adalah 75–85%. Untuk mengetahui tumor ganas nilai ketepatan
diagnostik USG hanya 62–78% sehingga masih diperlukan pemeriksaan
lainnya untuk menentukan keganasan pada payudara.
3. MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan CT-SCAN
Walaupun dalam beberapa hal MRI lebih baik daripada mamografi,
namun secara umum tidak digunakan sebagai pemeriksaan skrining karena
biayanya mahal dan memerlukan waktu pemeriksaan yang lam. Akan tetapi
MRI dapat dipertimbangkan pada wanita muda dengan payudara yang padat
atau pada payudara dengan implant, dipertimbangkan pasien dengan resiko
tinggi untuk menderita Ca Mamae.
4. USG payudara
USG payudara dapat memberi gambaran jelas mengenai kondisi
jaringan kelenjar susu , tepi, ada tidaknya benjolan, ukuran, bentuk, sifat
tumor, dan lainnya. Ketepatan USG dalam mendiagnosa sekitar 80-85%
5. Pemeriksaan Immunohistokimia
Pemeriksaan Imunohistokimia (IHK) adalah metode pemeriksaan
menggunakan antibody sebagai probe untuk mendeteksi antigen dalam
potongan jaringan (tissue sections) ataupun bentuk preparasi sel lainnya. IHK
merupakan standar dalam menentukan subtipe kanker payudara. Pemeriksaan
IHK pada karsinoma payudara berperan dalam membantu menentukan
prediksi respons terapi sistemik dan prognosis.
Pemeriksaan imunohistokimia yang standar dikerjakan untuk karsinoma
payudara adalah
a. Reseptor hormonal yaitu reseptor esterogen (ER) dan reseptor
progesterone (PR)
b. HER2
c. Ki-67
G. Penatalaksaan Farmakologi dan Non Farmakologi
1. Penatalaksanaan Farmakologi
Obat kemo yang paling umum digunakan untuk Ca mammae dini
meliputi antrasiklin (seperti doxorubicin/Adriamycin dan epirubicin/Ellence)
dan taxanes (seperti paclitaxel/Taxol dan docetaxel/Taxotere). Ini dapat
digunakan dalam kombinasi dengan obat-obatan tertentu lainnya, seperti
fluorouracil (5-FU), siklofosfamid (Cytoxan), dan carboplatin.Wanita yang
memiliki gen HER2 dapat diberikan trastuzumab (Herceptin) dengan salah
satu taxanes. Pertuzumab (Perjeta) juga dapat dikombinasikan dengan
trastuzumab dan docetaxel untuk kanker HER2 positif. Banyak obat
kemoterapi yang berguna dalam mengobati wanita dengan Ca mammae
stadium lanjut, seperti:
a. Docetaxel
b. Paclitaxel
c. Agen Platinum (cisplatin, carboplatin)
d. Vinorelbine (Navelbine)
e. Capecitabine (Xeloda)
f. Liposomal doxorubicin (Doxil)
g. Gemcitabine (Gemzar)
h. Mitoxantrone
i. Ixabepilone (Ixempra)
j. Albumin-terikat paclitaxel (menangkap-paclitaxel atau Abraxane)
k. Eribulin (Halaven)(Samiadi, 2017).
2. Penatalaksanaan Non Farmakologi
Terapi pada Ca mammae harus didahului dengan diagnosa yang lengkap
dan akurat ( termasuk penetapan stadium ). Diagnosa dan terapi pada Ca
mammae haruslah dilakukan dengan pendekatan humanis dan komprehensif.
Terapi pada Ca mammae sangat ditentukan luasnya penyakit atau stadium dan
ekspresi dari agen biomolekuler atau biomolekuler-signaling. Terapi pada Ca
mammae selain mempunyai efek terapi yang diharapkan, juga mempunyai
beberapa efek yang tak diinginkan (adverse effect), sehingga sebelum
memberikan terapi haruslah dipertimbangkan untung ruginya dan harus
dikomunikasikan dengan pasien dan keluarga. Selain itu juga harus
dipertimbangkan mengenai faktor usia, co-morbid, evidence-based, cost
effective, dan kapan menghentikan seri pengobatan sistemik termasuk end of
life isssues.
a. Pembedahan
Pembedahan merupakan terapi yang paling awal dikenal untuk
pengobatan Ca mammae. Terapi pembedahan dikenal sebagai berikut :
1) Terapi atas masalah lokal dan regional : Mastektomi, breast
conserving surgery, diseksi aksila dan terapi terhadap rekurensi
lokal/regional.
2) Terapi pembedahan dengan tujuan terapi hormonal : Ovariektomi,
Adrenalektomi, dsb.
3) Terapi terhadap tumor residif dan metastase.
4) Terapi rekonstruksi, terapi memperbaiki kosmetik atas terapi lokal atau
regional dapat dilakukan pada saat bersamaan setelah beberapa waktu
Jenis pembedahan pada Ca mammae:
1) Mastektomi
a) Mastektomi Radikal Modifikasi (MRM)
MRM adalah tindakan pengangkatan tumor payudara dan seluruh
payudara termasuk kompleks puting-areola, disertai diseksi
kelenjar getah bening aksilaris level I sampai II secara en bloc.
Indikasi: Ca mammae stadium I, II, IIIA dan IIIB. Bila diperlukan
pada stadium IIIb, dapat dilakukan setelah terapi neoajuvan untuk
pengecilan tumor. (Kemenkes, 2017).
PATHWAY
Faktor predisposisi dan resiko tinggi
Hiperplasia pada sel mamae
Infiltrasi
ulkus
pleura
parietal
Gangguan
integritas jaringan Kelemahan
Ekspansi paru
menurun Intoleransi
Aktivitas
Gangguan
pola nafas
5. Pemeriksaan penunjang
a) Biopsi payudara (jarum atau eksisi)
Biopsy ini memberikan diagnosa definitife terhadap massa dan berguna
untuk klasifikasi histologi pentahapan, dan selaksi terapi yang tepat.
b) Foto thoraks
Foto thorak dilakukan untuk mengkaji adanya metastase.
c) CT scan dan MRI
CT scan dan MRI teknik scan yang dapat mendeteksi penyakit payudara,
khususnya massa yang lebih besar, atau tumor kecil, payudara mengeras
yang sulit diperiksa dengan mammografi
d) Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi dapat membantu dalam membedakan antara massa padat
dan kista dan pada wanita yang jaringan payudaranya keras; hasil
komplemen dari
e) Mammografi.
Mammografi Mammografi memperlihatkan struktur internal payudara,
dapat untuk mendeteksi kanker yang tak teraba atau tumor yang terjadi
pada tahap awal.
B. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan Ca Mamae antara lain :
1. Nyeri akut berhubungan dengan adanya infiltrasi tumor
2. Cemas berhubungan dengan krisis situasi ditandai dengan peningkatan
ketegangan, gemetar dan gelisah
3. Intileransi aktivitas kelemahan dari proses penyakit
4. Gangguan citra tubuh berhubungan perubahan pada bentuk tubuh karena
proses penyakit
C. Intervensi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik
2 L.09093 I.09314
D.0080 Tingkat Ansietas Reduksi Ansietas
Ansietas Dilakukan asuhan Observasi:
Subjektif keperawatan 1x24 jam 1. Identifikasi saat tingkat
1. Merasa bingung diharapkan ansietas ansietas
2. Merasa khawatir dapat menurun dengan 2. Identifikasi kemampuan
dengan akibat dari kriteria hasil: mengambil keputusan
kondisi yang 1. Verbilisasi 3. Monitor tanda-tanda
dihadapi kebingungan ansietas
3. Sulit menurun Terapeutik:
berkonsentrasi 2. Verbilisasi khawatir 1.Ciptakan suasana
akibat kondisi yang terapeutik untuk
Objektif: dihadapi menurun menumbuhkan
1. Tampak gelisah 3. Perilaku gelisah kepercayaan
2. Tampak tegang menurun 2.Temani pasien untuk
3. Sulit tidur 4. Perilaku tegang mengurangi kecemasan
menurun 3. Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
Edukasi:
1. Anjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien
2. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan presepsi
3. Latih teknik relaksasi
3 D.0056 L.05047 I.05178
Intoleransi Aktivitas Toleransi Aktivitas Manajemen Energi
Observasi:
Subjektif: Setelah Dilakukan 1. Identifikasi gangguan
1. Mengeluh lelah asuhan keperawatan fungsi tubuh yang
2. Dispnea saat/setelah 3x24 jam diharapkan mengakibatkan
aktivitas intoleransi aktivitas kelelahan
3. Merasa tidak dapat meningkat dengan
nyaman setelah kriteria hasil: 2. Monitor pola tidur dan
beraktivitas 1. Kemudahan dalam jam tidur
4. Merasa lemah melakukan aktivitas 3. Monitor lokasi dan
Objektif: sehari-hari ketidaknyamanan
1. Frekuensi jantung meningkat selama melakukan
meningkat >20% 2. Kelancaran berjalan aktivitas
dari kondisi istirahat meningkat
2. Tekanan darah 3. Jarak berjalan dapat Terapeutik:
>20% dari kondisi meningkat 1. Sediakan lingkungan
istirahat nyaman dan rendah
3. Gambaran EKG stimulus (mis:cahaya,
menunjukkan suara,kunjungan)
iskemia 2. Lakukan latihan rentang
4. Sianosis gerak pasif dan/atau
aktif
3. Berikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan
Edukasi:
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap
3. Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
4 D.0083 L.09067 I.09305
Gangguan Citra Citra Tubuh Promosi Citra Tubuh
Tubuh Setelah dilakukan
Subjektif: asuhan keperawatan Observasi:
1. Mengungkapkan 3x24 jam diharapkan 1. Identifikasi harapan
kecacatan/kehilanga pasien dengan citra citra tubuh berdasarkan
n bagian tubuh tubuh membaik dengan tahap perkembangan
2. Tidak mau kriteria hasil: 2. Identifikasi
mengungkapkan 1. Verbilisasi budaya,agama,jenis
kecacatan/kehilanga perubahan gaya kelamin, dan umur
n bagian tubuh hidup meningkat terkait citra tubuh
3. Mengungkapkan 2. Menyembunyikan 3. Monitor apakah pasien
perasaan negative bagian tubuh bisa melihat bagian
tentang perubahan berlebihan meningkat tubuh dan fungsinya
tubuh 3. Fokus pada bagian Terapeutik:
4. Mengungkapkan tubuh meningkat 1. Diskusikan perubahan
tubuh dan fungsinya
perubahan gaya 4. Fokus pada 2. Diskusikan kondisi
hidup. penampilan dimasa stress yang
Objektif: lalu meningkat mempengaruhi citra
1. Kehilangan bagian 5. Fokus pada kekuatan tubuh (mis:
tubuh masa lalu meningkat luka,penyakit,
2. Fungsi/struktur pembedahan)
tubuh 3. Diskusikan presepsi
berubah/hilang pasien dan keluarga
tentang perubahan citra
tubuh
Edukasi:
1. Jelaskan kepada
keluarga tentang
perawatan perubahan
citra tubuh
2. Anjukan menggunakan
alat bantu (mis;
pakaian).
D. IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncakan dalam rencana
perawat. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri (independen) dan
tindakan kolaborasi. (Wartonah & Tarwoto, 2015)
Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan intervensi
keperawatan. Implementasi terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan
tindakan yang merupakan tindakan keperawatan khusus yang diperlukan untuk
melaksanakan intervensi. (Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2011)
E. EVALUASI
Perawat mengevaluasi keberhasilan intervensi. Perawat harus
mempersiapkan untuk mengubah recana jika tidak berhasil. (Widianti A. T. &
Saryono, 2011)
Evaluasi merupakan evaluasi intervensi keperawatan dan terapi dengan
membandingkan kemajuan klien dengan tujuan dan hasil yang diinginkan dan
rencana asuhan keperawatan. (Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2011). Evaluasi
di susun menggunakan SOAP dimana:
S (Subjek ) : Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif
oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
O (Objektif) : Keadaan objektif yang dapat didentifikasi oleh perawat
menggunakan pengamatan yang objektif.
(Assesment) : Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan
objektif
P (Planing) : Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.
F. DICHARGE PLANING
Discharge Planing
Rencana pemulangan untuk pasien dengan Ca mammae yaitu :
1. Evaluasi kesiapan untuk pulang
a. Tidak terdapat keluhan nyeri
b. Kebutuhan nutrisi sudah adekuat
2. Memberikan intruksi kepada keluarga dan klien
a. Penjelasan mengenai penyakit yang sedang diderita
b. Pencegahan infeksi
c. Edukasi mengenai nutrisi yang dibutuhkan
d. Anjurkan untuk segera membawa ke pelayanan kesehatan ketika
timbulnya nyeri atau benjolan nampak semakin besar
e. Anjurkan untuk istirahat yang cukup dan teratur
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society. 2015. Breast cancer facts and figure 2015-2016. Atlanta:
American Cancer Society