OLEH
SRI FITRIYANI
NIM. 231030230589
PEMBIMBING
Ns. Uswatun Hasanah.,S.Kep.,M.Epid
NIDN. 0409128704
TAHUN 2023
LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA PASIEN DENGAN
TUMOR MAMAE
OLEH :
SRI FITRIYANI
NIM :
231030230589
TAHUN 2023
BAB I
TINJAUAN TEORI
2. Etiologi
Penyebab kanker payudara sangat beragam, tetapi ada sejumlah faktor
risiko yang dihubungkan dengan perkembangan penyakit ini yaitu asap
rokok, konsumsi alkohol, umur pada saat menstruasi pertama, umur saat
melahirkan pertama, lemak pada makanan dan carcino keluarga tentang
ada tidaknya anggota keluarga yang menderita penyakit ini. Terdapat
banyak faktor yang akan menyebabkan terjadinya kanker payudara.
a. Usia : Pada carcin yang berusia 60 tahun keatas memiliki resiko tinggi
terjadinya kanker payudara.
b. Riwayat penyakit : Penderita pernah memilii carcino penyakit yang
sama yaitu kanker payudara tetapi masih tahap awal dan sudah
melakukan pengangkatan kanker, maka akan beresiko pula pada
payudara yang sehat.
c. Riwayat keluarga : Penderita memiliki carcino keluarga yang mana
ibu atau saudara arcinoma yang mengalami penyakit yang sama akan
beresiko tiga kali lipat untuk menderita kanker payudara.
d. Faktor arcino dan hormonal : Kadar hormonal yang berlebihan akan
menumbuhkan sel-sel genetic yang rusak yang akan menyebabkan
kanker payudara.
e. Menarce, menopause, dan kehamilan pertama : Seseorang yang
mengalami menarce pada umur kurang dari 12 tahun, 13 menopause
yang lambat, dan kehamilan pertama pada usia yang tua akan beresiko
besar terjadinya kanker payudara.
f. Obesitas pascamenopouse : Dimana seseorang yang mengalami
obesitas itu akan meningkatkan kadar estrogen pada carcin yang akan
beresiko terkena kanker.
g. Dietilstilbestro : obat untuk mencegah keguguran akan beresiko
terkena kanker.
h. Penyinaran : Ketika masa kanak-kanak sering carcin paparan sinar
pada dadanya, dapat menimbulkan resiko terjadinya kanker payudara.
3. Patofisiologi
Sel abnormal membentuk klon dan mulai berproliferasi secara abnormal,
mengabaikan sinyal yang mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sel
tersebut. Kemudian dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri
arcinom, dan terjadi perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut
menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh akses ke limfe dan
pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh darah tersebut sel-sel dapat
terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase
(penyebaran kanker) pada bagian tubuh yang lain. Neoplasma adalah
suatu proses pertumbuhan sel yang tidak terkontrol yang tidak mengikuti
tuntutan fisiologik, yang dapat disebut benigna atau maligna.
Pertumbuhan sel yang tidak terkontrol dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, faktor-faktor yang dapat menyebabkan kanker biasanya disebut
dengan karsinogenesis. Transformasi maligna diduga mempunyai
sedikitnya tiga tahapan proses seluler, diantaranya yaitu inisiasi dimana
inisiator atau karsinogen melepaskan mekanisme enzimatik normal dan
menyebabkan perubahan dalam struktur genetic asam deoksiribonukleat
seluler (DNA), promosi dimana terjadi pemajanan berulang terhadap
agens yang mempromosikan dan menyebabkan eskpresi informal
abnormal atau arcino mutan bahkan setelah periode laten yang lama,
progresi dimana sel-sel yang telah mengalami perubahan bentuk selama
insiasi dan promosi mulai menginvasi jaringan yang berdekatan dan
bermetastase menunjukkan perilaku maligna.
4. Manifestasi klinis
Tanda carcinoma Kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang khas,
mirip pada tumor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk bulat
dan elips, adanya keluaran dari carcino susu, carcino eritema, mengeras,
asimetik, inversi, gejala lain nyeri tulang, berat badan turun dapat sebagai
petunjuk adanya metastase (Nurarif & Kusuma, 2015).
Adapun tanda dan gejala kanker payudara :
a. Ada benjolan yang keras di payudara dengan atau tanpa rasa sakit
b. Bentuk carcino berubah (retraksi nipple atau terasa sakit terus-
menerus) atau carcino mengeluarkan cairan/darah (nipple discharge)
c. Ada perubahan pada kulit payudara di antaranya berkerut seperti kulit
jeruk (peaud orange), melekuk ke dalam (dimpling) dan borok (ulcus)
d. Adanya benjolan-benjolan kecil di dalam atau kulit payudara (nodul
satelit)
e. Ada luka carcino di payudara yang sulit sembuh (paget disease).
f. Payudara terasa panas, memerah dan bengkak.
g. Terasa sakit/ nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena kanker)
h. Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya pada
awal-awalnya tidak terasa sakit.
i. Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada satu
payudara Adanya benjolan di aksila dengan atau tanpa massa di
payudara.
5. Komplikasi
Gangguan Neurovaskuler, Metastasis (otak, paru, hati, tulang tengkorak,
vertebra, iga, tulang arcino), Fraktur patologi, Fibrosis payudara, hinga
kematian (Nurarif & Kusuma, 2018).
6. Penatalaksanaan
a. Pembedahan
1) Mastektomi radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot
pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat
namun otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak
diangkat.
2) Mastektomi total
Semua jaringan payudara termasuk carcino dan areola dan lapisan
otot pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan
lapisan otot dinding dada tidak diangkat.
3) Lumpektomi/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak
turut diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan
payudara normal yang berada di sekitar tumor tersebut.
4) Wide excision / mastektomi parsial.
Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal,
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan
otot pectoralis mayor.
b. Radioterapi
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang
pula merupakan therapi Tunggal.
Adapun efek samping :
kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada
nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan.
c. Kemoterapi
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran
darah. Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan,
kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.
d. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah
bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy.
Dapat juga digabung dengan therapi endokrin lainnya.
7. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan (Fayzun et al, 2018) :
a. Laboratorium meliputi :
1) Morfologi sel darah
2) Laju endap darah
3) Tes faal hati
4) Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum
atau plasma
5) Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan
yang keluar spontan dari putting payudar, cairan kista atau cairan
yang keluar dari ekskoriasi
b. Mammagrafi
Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi
secara dini. Memperlihatkan struktur internal mammae untuk
mendeteksi kanker yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada
tahap awal. Mammografi pada masa menopause kurang bermanfaat
karena gambaran kanker diantara jaringan kelenjar kurang tampak.
c. Ultrasonografi
Biasanya digunakan untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat
pada mammae ultrasonography berguna untuk membedakan tumor
sulit dengan kista. Kadang-kadang tampak kista sebesar sampai 2 cm.
d. Thermography
Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal dari mammae atau
mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena
peningkatan suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih
tinggi.
e. Xerodiography
Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara
pembuluh-pembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan
peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor.
f. Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau
ganas, dengan cara pengambilan massa. Memberikan carcinom
definitive terhadap massa dan berguna klasifikasi histogi, pentahapan
dan seleksi terapi.
g. CT. Scan
Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carcinoma payudara pada
organ lain
h. Pemeriksaan hematologi
Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada
peredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.
8. Pathway
Faktor/ Perubahan genetik dalam sel, faktor usia
(PPNI, 2017)
Tumor payudara
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Asuhan Keperawatan
Dalam asuhan keperawatan dalam lima langkah pengkajian, diagnose
keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi yang ada
pengkajian menurut model keperawatan Virginia Henderson berfokus pada
keseimbangan fisiologis dengan membantu pasien dalam keadaan sehat
maupun sakit sehingga dapat menigkatkan kualitas hidup pasien yang
bertjuan mengembalikan kemandirian, kemampuan dan pengetahuan terhadap
kondisi yang dialami (Desmawati, 2019).
1 Pengkajian
a. Pengkajian identitas
1) Identitas pasien :
2) Identitas Penanggung jawab :
b. Status Kesehatan :
1) Keluhan utama :
2) Penyakit yang pernah dialami :
3) Alergi :
4) Kebiasaan :
5) Riwayat penyakit keluarga :
6) Diagnose medis dan therapy :
c. Pola Kebutuhan Dasar
1) Pola bernapas
2) Pola makan-minum
3) Pola eliminasi
4) Pola aktivitas dan latihan
5) Pola istirahat dan tidur
6) Pola berpakaian
7) Pola rasa nyaman
8) Pola aman
9) Pola kebersihan diri
10) Pola komunikasi
11) Pola beribadah
12) Pola produktifitas
13) Pola rekreasi
14) Pola kebutuhan belajar
d. Pengakajian Fisik
e. Pemeriksaan penunjang
f. Data labolatorium yang berhubungan
2 Diagnosa keperawatan
Menurut model keperawatan Virginia Henderson berfokus pada
keseimbangan fisiologis dengan membantu pasien dalam keadaan sehat
maupun sakit sehingga dapat menigkatkan kualitas hidup pasien yang
bertjuan mengembalikan kemandirian, kemampuan dan pengetahuan
terhadap kondisi yang dialami (Desmawati, 2019).
Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) dan (Nurarif, Hardhi
Kusuma 2016) diagnosa keperawatan pada Pasien dengan Ca Mamae
adalah (PPNI, 2017) :
1) Nyeri akut berhubungan dengan adanya penekanan saraf (D.0077).
2) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan prubahan sirkulasi
(D.0129).
3) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru menurun
(D.0005).
4) Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis (D.0142).
5) Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolisme (D.0019)
6) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
(D.0111).
7) Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0080).
8) Ganguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi
tubuh (D.0083).
9) Harga diri rendah kronis berhubungan dengan terpapar situasi traumatis
(D.0101).
3 Intervensi Keperawatan
Intervensi kriteria hasil berdasarkan Standar Luaran Keperawatan
Indonesia (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019) :
a. Nyeri kronis berhubungan dengan adanya penekanan saraf (D.0078).
Tujuan umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
ekspetasi tingkat nyeri menurun.
Kriteria hasil :
Edukasi
Kolaborasi
s) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan prubahan sirkulasi
(D.0129)
Tujuan umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan ekspetasi integritas kulit dan jaringan meningkat.
Kriteria hasil :
Intervensi :
Perawatan luka (I.14564)
Observasi
a) Monitor karakteristik luka
b) Monitor tanda-tanda infeksi
Terapeutik
c) Lepaskan balutan dan plester secara perlahan
d) Cukur rambut di sekitar daerah luka, jika perlu
e) Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih nontoksik
sesuai kebutuhan
f) Bersihkan jaringan nekrotik
g) Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu
h) Pasang balutan sesuai jenis luka
i) Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka
j) Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
k) Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi
pasien
l) Berikan diet dengan kalori 30-35 kkal/kgBB/hari dan protein
1,25-1,5 gram/kgBB/hari
m) Berikan suplemen vitamin dan mineral
n) Berikan terapi tens (stimulasi saraf transkutanerous), jika
perlu
Edukasi
o) Jelaskan tanda dan gejala infeksi
p) Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein
q) Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Kolaborasi
r) Kolaborasi prosedur debridement, jika perlu
s) Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru
menurun (D.0005).
Tujuan umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan ekspektasi pola napas membaik
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Manajemen jalan napas (I.01011)
Observasi
a) Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
b) Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling, mengi,
wheezing, ronkhi kering)
c) Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terapeutik
d) Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-
lift (jaw-thrust jika curiga trauma servikal)
e) Posisikan semi-Fowler atau Fowler
f) Berikan minum hangat
g) Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
h) Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik
i) Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
j) Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
k) Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Kolaborasi
n) Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik,jika perlu
d. Resiko infeksi berhubungan dengn penyakit kronis (D.0142).
Tujuan umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan ekspetasi tingkat infeksi menurun.
Kriteria hasil :
Intervensi :
Pencegahan infeksi (I.14539)
Observasi
o) Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Terapeutik
p) Batasi jumlah pengunjung
q) Berikan perawatan kulit pada area edema
r) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
s) Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi.
Edukasi
Kolaborasi
z) Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
e. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolisme (D.0019).
Tujuan umum: Setelah dilakukan tindakan keperawatan
diarapkan ekspetasi status nutrisi membaik
Kriteria hasil :
1) Kekuatan otot pengunyah meningkat
2) Kekuatan otot menelan meningkat
3) Serum albumin meningkat
4) Verbalisasi keinginan untk meningkatkan nutrisi meningkat
5) Pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat meningkat
6) Pengetahuan tentang pilihan minuman yang sehat meningkat
7) Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi yang tepat
meningkat
8) Penyiapan dam penyimpanan minuman yang aman meningkat
9) Sikap terhadap makanan/minuman sesuai dengan tujuan
kesehatan meningkat
10) Perasaan cepat kenyang menurun
11) Nyeri abdomen menurun
12) Sariawan menurun
13) Rambut rontok menurun
14) Diare menurun
15) Berat badan membaik
16) Indeks Massa Tubuh (IMT) membaik
17) Frekuensi makan membaik
18) Nafsu makan membaik
19) Bising usus membaik
20) Tebal lipatan kulit trisep membaik
21) Membran mukosa membaik
Intervensi:
Manajemen nutrisi (I.03119)
Observasi
a) Identifikasi status nutrisi
b) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
c) Identifikasi makanan yang disukai
d) Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
e) Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric
f) Monitor asupan makanan
g) Monitor berat badan
h) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
Edukasi
p) Anjurkan posisi duduk, jika mampu
q) Anjurkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
Intervensi :
Observasi
a) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
b) Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
Terapeutik
c) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
d) Jadwalkan pendidikan kesehatan sosial kesepakatan
e) Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
f) Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
g) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
h) Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
Intervensi :
Reduksi Ansietas (I. 09314)
Observasi
a) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. kondisi, waktu,
stresor)
b) Identifikasi kermampuan mengambili.keputusan
c) Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
Terapeutik
d) Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
e) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
memungkinkan
f) Pahami situasi yang membuat ansietas
g) Dengarkan dengan penuh perhatian
h) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
i) Tempalkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
j) Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
k) Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan
datang
Edukasi
l) Jelaskan prosedur, temasuk sensasi yang mungkin dialami
m) Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pangobatan
dan prognosis
n) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jlka perlu
o) Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitir, sasual
kebutuhan
p) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
q) Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
r) Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
s) Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
t) Kolaborasi pemberian obat antiansietas, Jika perlu
h. Ganguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan
struktur/fungsi tubuh (D.0083).
Tujuan umum: setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan
diharapkan ekspektasi citra tubuh meningkat
Kriteria hasil :
1) Melihat bagian tubuh meningkat
2) Menyentuh bagian tubuh meningkat
3) Verbalisasi kecacatan bagian tubuh meningkat
4) Verbalisasi kehilangan bagian tubuh meningkat
5) Verbalisasi perasaan negatif tentang perubahan tubuh menurun
6) Verbalisasi kekhawatiran terhadap penolakan/reaksi orang lain
menurun
7) Verbalisasi perubahan gaya hidup menurun
8) Menyembunyikan bagian tubuh berlebihan menurun
9) Menunjukkan bagian tubuh berlebihan menurun
10) Fokus pada bagian tubuh menurun
11) Fokus pada penampilan masa lalu
12) Menurun fokus pada kekuatan masa lalu menurun
13) Respon nonverbal pada perubahan tubuh membaik
14) Hubungan sosial membaik.
Intervensi :
Promosi citra tubuh (I.09305)
Observasi
a) Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap
perkembangan
b) Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan umur terkalt
citra tubuh
c) Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan
isolasi sosial
d) Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri
e) Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang
berubah
Terapeutik
Edukasi
Intervensi
Promosi Harga diri (I. 09331)
Observasi
a) Identifikasi budaya, agama, ras, jenis kelamin, dan usia
terhadap harga diri
b) Monitor verballsasi yang merendahkan diri sendiri
c) Monitor tingkat harga diri setiap waktu, sesuai kebutuhan
Terapeutik
d) Memotivasi terlibat dalam verbalisasi positif untuk diri
sendiri
e) Memotivasi menerima tantangan atau hal baru
f) Diskusikan pernyataan tentang harga diri
g) Diskusikan kepercayaan terhadap penilaian diri
h) Diskusikan pengalaman yang meningkatkan harga diri
i) Diskusikan persepsi negatif diri
j) Diskusikan alasan mengkritik diri atau rasa bersalah
k) Disukusikan penetapan tujuan realistis untuk mencapai harga
diri yang lebih tinggi
l) Diskusikan bersama keluarga untuk menetapkan harapan dan
batasan yang jelas
m) Berikan umpan balik positif atas peningkatan mencapai
tujuan
n) Falisitasi lingkungan dan aktivitas yang meningkatkan harga
diri
Edukasi
o) Jelaskan kepada keluarga pentingnya dukungan dalam
perkembangan konsep positif diri pasien
p) Anjurkan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki
q) Anjurkan mempertahankan kontak mata saat berkomunikasi
dengan orang lain
r) Aniurkan membuka diri terhadap kritik negative
s) Anjurkan mengevaluasi perilaku
t) Ajarkan cara mengatasi bullying
u) Latih peningkatan tanggung jawab untuk diri sendiri
v) Latih pernyataan/kemampuan pasitif diri
w) Latih cara berfikir dan berperilaku positif
x) Latih meningkatkan kepercayaan pada kemampuan dalam
menangani situas
4 Implementasi
Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Tindakan
keperawatan perawat berfokus pada keseimbangan fisiologis dengan
membantu pasien dalam keadaan sehat maupun sakit sehingga dapat
menigkatkan kualitas hidup pasien. Jenis tindakan yang telah disusun pada
tahap perencanaan. Pada implementasi ini terdiri dari tindakan mandiri,
saling ketergantungan atau kolaborasi dan tindakan rujukan/
ketergantungan. Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan
rencana tindakan keperawatan. Sebelum melaksanakan tindakan yang
sudah direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat apakah
rencana tindakan masih sesuai dan dibutuhkan pasien sesuai dengan
kondisi saat ini (Desmawati, 2019).
5 Evaluasi
Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan yang bertujuan
untuk menilai hasil akhir dari seluruh tindakan keperawatan yang telah
dilakukan (Bararah & Jauhar, 2013).
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2017), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
OLEH
SRI FITRIYANI
NIM :
231030230589
TAHUN 2023
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY. J DENGAN TUMMOR MAMMAE PRE DAN POST DI
RUANG OPERASI RUMAH SAKIT MELATI KOTA TANGERANG
Tingkat Kesadaran :
Tingkat kesadaran pasien composmentis
a. Pemeriksaan Fisik
TD:135/20mmHg N:112x/menit RR:20x/menit S:36,6 spo2 98% GDS:86
mg/dl
1) Kepala
Kepala tampak simetris, tidak ada nyeri tekan warna kulit sawo.
2) Leher
Kulit sawo, bentuk simetri, tidak ada pembesaran tyroid
6) Ekstremitas:
Tidak ada masalah bagian ekstermitas
- Terapi yang didapat
- IVFD RL 20 tpm (pemenuhan therapy cairan, akses pemberian therapy)
- injeksi Ceftriaxone 1 gr pre operasi (untuk tidak terjadi infeksi)
b. Data Penunjang
Tanggal pemeriksaan 30 september 2023 jam 08:00
Hematologi rutin Hasil Satuan Nilai rujukan
Duke 1-3nmenit
Masa Pendarahan (BT) 1.5’ menit
Ivy 1-6 menit
Kimia Klinik
- Rongen thorax :
Tgl 30/09/2023 jam 08:00
COR : bentuk dan letak jantung normal
PULMO : Corakan vascular tampak normal tak tampak bercak pada
kedua lapang paru
Kesan :
cor tak membesar
pulmo tak jelas infiltrat
c. Analisa Data
Data Penunjang Masalah Etiologi
DS: Ansietas Kekhawatiran
- pasien mengatakan takut (D.0080) mengalami
akan operasi Hal : 180 kegagalan
- pasien mengatakan takut
payudaranya bermasalah
- pasien mengatakan takut
tidak bisa bangun lagi
DO:
- pasien tampak cemas
- pasien tampak tegang
- TD:135/82mmHg
- N:85x/menit
- RR:20x/menit
- S:36,6
- Spo2 98%
d. Diagnosa Keperawatan :
1) Ansietas (D.0080) berhubungan dengan kekhawatiran mengalami
kegagalan ditandai dengan pasien cemas, terlihat tegang, frekuensi nadi
meningkat, tekanan darah meningkat.
e. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil: Intervensi :
f. Catatan Perkembangan
No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi Tanda
tangan
1 Ansietas (D.0080) 1) Mengidentifikasi S: Sri fitriyani
berhubungan dengan keadaan umum pasien - Pasien mengatakan
kekhawatiran mengalami 2) Monitor ttv sudah mengerti
kegagalan ditandai 3) Monitor gds tindakan operasi
dengan pasien cemas, 4) Edukasi prosedur dan yang akan
terlihat tegang, frekuensi persiapan operasi dilakukannya
nadi meningkat, tekanan (pemeriksaan sampel - Pasien mengatakan
darah meningkat. darah, ro thorax, puasa, tidak lagi cemas
mandi dengan sabun setelah dijelaskin
antiseptik) prosedur tentang
5) Mempersiapkan operasinya
kelengkapan dokumen- - Pasien mengatakan
dokumen sebelum dirinya terakhir
operasi (ic, penandaan makan jam 10:00
operasi, data penunjang) pagi
6) Memberikan therapy O : k/u sedang kes CM
injeksi antibiotik Td : 120/70 mmHg
(ceftriaxone 1 gr 1 jam Nadi : 70 x/menit
pre operasi) Rr 18 x/menit
Suhu 36,5o C
GDS 86 mg/dl
(02/10/2023 jam 15:00)
Pasien tampak tak terlalu
cemas
Akral hangat
Terpasang infus RL 20
tpm
Ceftriaxone 1 gr (iv) jam
16:00 sudah diberikan
Form IC, penandaan
operasi, hasil Darah dan
rongen (+)
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
Asuhan keperawatan post
operasi
2 Intra operasi
a. Mulai operasi jam 17:00 s/d 17:35
b. Mulai anastesi jam 17:02 WIB
c. Diagnose pra bedah : Tummor Mammae dextra
d. Diagnose pasca bedah : post tumor tissue mammae dextra
e. Rencana tindakan : exterpasi biopsi
f. Dokter Bedah
- Dokter operator : Dr. Wahyuni,sp.B
- Asisten : Br. Junaedi
- Intrumen : Br. Rozi
g. Tim Anastesi :
- Dokter anastesi : Dr. Endah,sp.an
- Asisten anastesi : Zr. Winda
h. Jenis anastesi : Tiva
i. Therapy :
Ondancentron 4 mg
Ketorolac 30 mg
Petnidine 30 mg
Propofol 30 mg
Ketamin 40 mg
Ktm 30 mg
j. Lama operasi : 35 menit
3 Post operasi
pasien pindah keruang pemulihan/Recovery Room pada tanggal 03/10/2023 jam
17:36 WIB, intruksi diruang pemulihan : posisi pasien supine, pantau ttv setiap 15
menit, selama 4 jam, monitor tanda-tanda perdarahan, jika tidak ada lapor dokter,
pindah ruangan rawat inap. Makan minum bertahap.
a. Pengkajian post operasi
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : CM
TTV :
TD : 125/82 mmHg
Nadi 112 x/menit
Suhu 36,0o C
RR 20 x/menit
Spo2 99%
Akral dingin karena suhu ruang
Luka terbalut verban, verban kering, bersih
Perdarahan tidak ada
b. Terapy yang diberikan :
IVFD RL 20 tpm
Therapy rawat inap dan therapy pulang :
Cefixime caps 2x200 mg (antibiotic, untuk tidak terjadi infeksi, penyembuhan
luka)
Ranitidine 2x1 tab (obat lambung, ½ jam sebelum makan)
Paracetamol 3x500 mg (untuk nyeri)
c. Kenyamanan :
DS : pasien mengatakan bagian operasi mulai nyeri, terasa perih cenat-cenut,
skala nyeri 7 dari 10, nyeri pada bagian operasinya saja, terus-menerus, pusing
tidak ada, mual tidak ada
DO : pasien terlihat kesakitan
Skala nyeri 7 dari 10
Nadi : 112x/menit
d. Analisa data
No Data Problem/Masalah Etiologi/Penyebab
1 DS : pasien mengatakan bagian Nyeri akut Agen pencedera
operasi mulai nyeri, terasa perih (D.0077) Fisik (prosedur
cenat-cenut, skala nyeri 7 dari 10, Hal : 172 operasi)
nyeri pada bagian operasinya saja,
terus-menerus, pusing tidak ada,
mual tidak ada
DO :
- P: post operasi
- Q : Skala nyeri 7 dari 10
- R : Terasa cenat-cenut
- S : di tempat operasi
- T : saat bergerak
- pasien terlihat kesakitan
- TD : 125/82 mmHg
- Nadi : 112x/menit
e. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri akut (D.0077) berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur
operasi) ditandai dengan pasien tampak kesakitan, skala nyeri 7, nadi
meningkat.
2) Resiko perdarahan (D.0149) dibuktikan dengan tindakan pembedahan.
f. Rencana keperawatan
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi
1 Kategori : Psikologis Luaran Utama : Intervensi :
Subkategori : Nyeri Tingkat nyeri (L.08066) Pemberian analgetik
dan Kenyamanan hal 145 (L.08243) Hal 251
Nyeri akut (D.0077) Setelah dilakukan Observasi :
berhubungan dengan tindakan keperawatan 1) Identifikasi
karakteristik nyeri
agen pencedera fisik selama 1x4 jam
2) Identifikasi riwayat
(prosedur operasi). diharapkan tingkat nyeri alergi
3) Identifikasi
menurun, dengan kriteria
kesesuaian jenis
hasil : analgesik dengan
tingkat keparahan
1) Meringis menurun
nyeri
2) Keluhan nyeri 4) Monitor tanda-
tanda vital sebelum
menurun
dan sesudah
3) Tekanan darah cukup pemberian
analgetik
membaik
Edukasi :
4) Frekuensi nadi
5) Jelaskan efek terapi
membaik
dan efek samping
obat
Kolaborasi :
6) Kolaborasi
pemberian dosis
dan jenis analgetik,
sesuai indikasi
7) kolaborasi
pemberian produk
darah, jika perlu
Intervensi kedua:
Pemantauan tanda vital
(I.02060) hal 248
Observasi :
8) Monitor tekanan
darah
9) Monitor nadi
10) Monitor
pernapasan
11) Monitor suhu tubuh
12) Monitor oksimetri
nadi
Terapeutik :
h. Penilaian kesadaran
Aldrete scoring system Skor
1.AKTIVITAS/ PERGERAKAN
4 ekstermitas (Gerak Bertujuan) 2
2 ekstermitas (Gerak tak bertujuan) 1
0
1 ekstermitas (diam)
2.RESPIRASI
Dapat bernapas dalam dan batuk 2
Dypsnea bernapas dangkal dan terbatas 1
Apnea 0
3.KESADARAN
Sadar penuh 2
Bangun dengan dipanggil 1
Tidak ada respon 0
4.SATURASI 02
≥92% dengan udara kamar 2
≥90 % dengan oksigen 1
≥90% 0
KETERANGAN :
Jumlah Alderete Score > 8, pasien dapat inap atau dipulangkan untuk
pasien ambulatory