Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS CA

MAMMAE DI POLI BEDAH RSU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH


MALANG

Disusun Oleh:
Helda Aprilia
NIM: 1114901230402

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES DARUL AZHAR BATULICIN
2024
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS CA MAMMAE


DI POLI BEDAH RSU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Oleh:
Helda Aprilia
NIM: 1114901230402

Malang, Februari 2024


Mengetahui,

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

( ) ( )
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi Penyakit
Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana sel telah
kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga terjadi
pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali yang terjadi
pada jaringan payudara (Mulyani, 2020).
Naura Putri (2018) menyebutkan bahwa kanker payudara merujuk
pada pertumbuhan serta perkembangbiakan sel abnormal yang muncul
pada jaringan payudara.
Kanker payudara merupakan salah satu kanker terbanyak yang
ditemukan di Indonesia. Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49
tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral atas (Mansjoer, Suprohaita,
Wardhani dan Setiowulan, 2020)
B. Etiologi
Penyebab kanker payudara sangat beragam, tetapi ada sejumlah
faktor risiko yang dihubungkan dengan perkembangan penyakit ini yaitu
asap rokok, konsumsi alkohol, umur pada saat menstruasi pertama, umur
saat melahirkan pertama, lemak pada makanan, dan sejarah keluarga
tentang ada tidaknya anggota keluarga yang menderita penyakit ini.
Terdapat banyak factor yang akan menyebabkan terjadinya kanker
payudara.
a. Usia : Pada wanita yang berusia 60 tahun keatas memiliki resiko
tinggi terjadinya kanker payudara.
b. Riwayat penyakit : Penderita pernah memilii riwayat penyakit yang
sama yaitu kanker payudara tetapi masih tahap awal dan sudah
melakukan pengangkatan kanker, maka akan beresiko pula pada
payudara yang sehat.
c. Riwayat keluarga : Penderita memiliki riwayat keluarga yang mana
ibu, atau saudara perempuan yang mengalami penyakit yang sama
akan beresiko tiga kali lipat untuk menderita kanker payudara.
d. Faktor genetik dan hormonal : Kadar hormonal yang berlebihan akan
menumbuhkan sel-sel genetic yang rusak yang akan menyebabkan
kanker payudara.
e. Menarce, menopause, dan kehamilan pertama : Seseorang yang
mengalami menarce pada umur kurang dari 12 tahun, 13 menopause
yang lambat, dan kehamilan pertama pada usia yang tua akan beresiko
besar terjadinya kanker payudara.
f. Obesitas pascamenopouse : Dimana seseorang yang mengalami
obesitas itu akan meningkatkan kadar estrogen pada wanita yang akan
beresiko terkena kanker.
g. Dietilstilbestro : obat untuk mencegah keguguran akan beresiko
terkena kanker.
h. Penyinaran : Ketika masa kanak-kanak sering tekena paparan sinar
pada dadanya, dapat menimbulkan resiko terjadinya kanker payudara
C. Tanda dan gejala
Kanker payudara bisa ditandai dengan munculnya gejala seperti berikut
(Naura Putri, 2018) :
1. Nyeri di sekitar payudara
2. Terdapat benjolan di payudara
3. Pembengkakan di salah satu payudara
4. Jaringan payudara membengkak, nyeri bila ditekan, kemerahan dan
teraba hangat
5. Nipple discharge (keluar cairan dari puting susu, bisa mengandung
nanah)
6. Gatal-gatal
7. Pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan
payudara yang terkena
8. Demam Kulit kaki kering dan pecah-pecah (IDRIS, 2020)
D. Patofisiologi dan Patway
Sel abnormal membentuk klon dan mulai berproliferasi secara
abnormal, mengabaikan sinyal yang mengatur pertumbuhan dalam
lingkungan sel tersebut. Kemudian dicapai suatu tahap dimana sel
mendapatkan ciri-ciri invasif, dan terjadi perubahan pada jaringan
sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh
akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh darah
tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk
metastase (penyebaran kanker) pada bagian tubuh yang lain.
Neoplasma adalah suatu proses pertumbuhan sel yang tidak
terkontrol yang tidak mengikuti tuntutan fisiologik, yang dapat disebut
benigna atau maligna. Pertumbuhan sel yang tidak terkontrol dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, faktor-faktor yang dapat menyebabkan
kanker biasanya disebut dengan karsinogenesis.
Transformasi maligna diduga mempunyai sedikitnya tiga tahapan
proses seluler, diantaranya yaitu inisiasi dimana inisiator atau karsinogen
melepaskan mekanisme enzimatik normal dan menyebabkan perubahan
dalam struktur genetic asam deoksiribonukleat seluler (DNA), promosi
dimana terjadi pemajanan berulang terhadap agens yang mempromosikan
dan menyebabkan eskpresi informal abnormal atau genetik mutan bahkan
setelah periode laten yang lama, progresi dimana sel-sel yang telah
mengalami perubahan bentuk selama insiasi dan promosi mulai
menginvasi jaringan yang berdekatan dan bermetastase menunjukkan
perilaku maligna.
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan (Fayzun et al, 2018) :
1. Laboratorium meliputi
a. Morfologi sel darah
b. Laju endap darah
c. Tes faal hati
d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum
atau plasma
e. Pemeriksaan sitologik Pemeriksaan ini memegang peranan penting
pada penilaian cairan yang keluar spontan dari putting payudar,
cairan kista atau cairan yang keluar dari ekskoriasi.
2. Mammagrafi
Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi
secara dini. Memperlihatkan struktur internal mammae untuk
mendeteksi kanker yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada
tahap awal. Mammografi pada masa menopause kurang bermanfaat
karean gambaran kanker diantara jaringan kelenjar kurang tampak.
3. Ultrasonografi
Biasanya digunakan untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat
pada mammae ultrasonography berguna untuk membedakan tumor
sulit dengan kista. kadang-kadang tampak kista sebesar sampai 2 cm.
4. Thermography
Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae
atau mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas
karena peningkatan suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang
lebih tinggi.
5. Xerodiography
Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara
pembuluh-pembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan
peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor.
6. Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau
ganas, dengan cara pengambilan massa. Memberikan diagnosa
definitif terhadap massa dan berguna klasifikasi histogi, pentahapan
dan seleksi terapi.
7. CT. Scan
Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada
organ lain.
8. Pemeriksaan hematologi
Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada
speredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah
H. Penatalaksanaan
a. Pembedahan
1. Mastektomi radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot
pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun
otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.
2. Mastektomi total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan
otot pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan
otot dinding dada tidak diangkat.
3. Lumpektomi/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut
diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara
normal yang berada di sekitar tumor tersebut.
4. Wide excision / mastektomi parsial.
Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal,
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot
pectoralis mayor.
5. Radioterapi
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang
pula merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan
kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau
otot pectoralis, radang tenggorokan.
6. Kemoterapi
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam
aliran darah. Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan,
kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.
7. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang
sudah bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral
oophorectomy. Dapat juga digabung dengan therapi endokrin lainnya.
8. Komplikasi
Gangguan Neurovaskuler, Metastasis (otak, paru, hati, tulang
tengkorak, vertebra, iga, tulang panjang), Fraktur patologi, Fibrosis
payudara, hinga kematian
I. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama,
suku bangsa,alamat, tanggal masuk rumah sakit, nomor register,
tanggal pengkajian dan diagnosa medis.
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat penyakit dahulu
e. Riwayat penyakit keluarga
2. Pemeriksaan Fisik
Terdiri atas, status kesehatan umum: meliputi keadaan penderita,
kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan dan tanda – tanda
vital.
a. Kepala dan leher
 Pemeriksaan Kepala: kaji bentuk kepala, keadaan rambut
 Pemeriksaan Leher: adakah pembesaran pada leher, telinga
kadang kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran,
lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi
mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah,
 Pemeriksaan Mata: apakah penglihatan kabur / ganda,
diplopia, lensa mata keruh.
b. Sistem integumen
3. Pemeriksaan laboratorium
4. Diagnosa keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus kaki diabetik,
diantaranya:
1. Nyeri kronis berhubungan dengan adanya penekanan saraf
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan prubahan sirkulasi
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru
menurun
4. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis
5. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri kronis berhubungan dengan adanya penekanan saraf.
1) Tujuan umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan ekspetasi tingkat nyeri menurun.
2) Kriteria hasil :
 kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat
 keluhan nyeri menurun
 meringis menurun
 sikap protektif menurun
 gelisah menurun
 kesulitan tidur menurun
 menarik diri menurun
 berfokus pada diri sendiri menurun
3) Intervensi : Manajemen nyeri
Observasi
 Identifikasi lokasi, karekteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
 Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respons nyeri non verbal
 Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
nyeri
 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
 Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
 Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
 Monitor efek samping penggunaan analgesic
Terapeutik
 Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi music,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan prubahan sirkulasi.
1) Tujuan umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan ekspetasi integritas kulit dan jaringan meingkat.
2) Kriteria hasil :
 Elastisitas meningkat
 Hidrasi meningkat
 Perfusi jaringan meningkat
 Kerusakan jaringan menurun
 Kerusakan lapisan kulit menurun
 Nyeri menurun
 Perdarahan menurun
 Kemerahan menurun
3) Intervensi : Perawatan luka
Observasi
 Monitor karakteristik luka
 Monitor tanda-tanda infeksi
Terapeutik
 Lepaskan balutan dan plester secara perlahan
 Cukur rambut di sekitar daerah luka, jika perlu
 Bersihkan dengan cairan nacl atau pembersih nontoksik
sesuai kebutuhan
 Bersihkan jaringan nekrotik
 Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu
 Pasang balutan sesuai jenis luka
 Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka
 Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
Edukasi
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein
 Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Kolaborasi
 Kolaborasi prosedur debridement, jika perlu
 Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru
menurun
1) Tujuan umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan ekspektasi pola napas membaik.
2) Kriteria hasil :
 Ventilasi semenit meningkat
 Kapasitas vital meningkat
 Diameter thoraks anterior-posterior meningkat
 Tekanan ekspirasi meningkat
 Tekanan inspirasi meningkat
 Dispnea menurun
 Penggunaan otot bantu napas menurun
3) Intervensi : Manajemen jalan napas
Observasi
 Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
 Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling, mengi,
wheezing, ronkhi kering)
 Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terapeutik
 Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan
chinlift (jaw-thrust jika curiga trauma servikal)
 Posisikan semi-Fowler atau Fowler
 Berikan minum hangat
 Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
 Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik
 Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
endotrakeal
 Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
 Berikan oksigen
6. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk menilai hasil akhir dari seluruh tindakan keperawatan
yang telah dilakukan
DAFTAR PUSTAKA

Fayzun., F., Muna., A., Y., D. A. R., Novitasari., E., & Baihaqi., I. (2018).
Kanker Payudara.

Globocan. (2018). angka kejadian kanker di dunia. https://gco.iarc.fr/

Haryati, F., & Sari, D. N. A. (2019). Hubungan body image dengan kualitas hidup
pada pasien kanker payudara yang menjalankan kemoterapi. Health
Sciences and Pharmacy Journal, 3(2), 54.
https://doi.org/10.32504/hspj.v3i2.138 Irawan, E. (2018). Faktor-faktor
pelaksanaan SEDARI. Jurnal Keperawatan BSI, 6(1). https://d

Lodia Kristin. (2020). WOC Kanker Payudara.


https://id.scribd.com/document/348608933/WOC-KANKER-
PAYUDARA No Title. (2012).

Nurarif, amin huda, & Kusuma, H. (2020). cancer mammae.

Anda mungkin juga menyukai