NIM : 211102052
KELOMPOK :6
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae
dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi
jaringan limfe dan pembuluh darah.(Nurafif & Kusuma, 2015)
Tipe kanker payudara menurut (Farghaly, 1992)
C. Patofisiologi
Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi hormon.
Perubahan pertama adalah mulai dari masa hidup anak melalui pubertas, masa fertilitas,
dsampai klimakterium dan menopouse. Sejak pubertas pengaruh hormon estrogen dan
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur haid. Sekitar hari ke 8 haid
,payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum haid berikutnya terjadi
perbesaran maksimal. Selama beberapa hari menjelang haid, payudara menjadi tegang
dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik terutama palpasi tidak mungkin dilakukan.
Perubahan ketiga terjadi masa hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara
Menjadi besar karena epitel duktus lobus dan duktus alveolus berproliferasi dan tumbuh
duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dan hipofise anterior memicu. Air susu
diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus kemudian dikeluarkan melalui duktus
ke puting susu.
Kanker payudara berasal dari jaringan epitelia dan paling sering terjadi hiperflasia
sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini berlanjut menjadi karsinoma
insitu dan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh
dari sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat teraba
( diameter 1 cm). Pada ukuran tersebut ,kira kira seperempat dari kanker payudara
telah bermetastasis.
Karsinoma payudara 95% merupakan karsinoma , berasal dari epitel saluran dan
kelenjar payudara. Karsinoma muncul sebagai akibat sel sel yang abnormal terbentuk
pada payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak beraturan.Sel tersebut
merupakan hasil mutasi gen dengan perubahan perubahan bentuk, ukuran maupun
fungsinya. Mutasi gen ini dipicu oleh keberadaan suatu benda asing yang masuk dalam
tubuh kita, diantara pengawet makanan, vetsin, radioaktif, oksidan atau karsinognik
karsinoma non invasif. Kemudian tumor menerobos keluar dinding duktus atau kelenjar
di daerah lobulus dan invasi ke dalam stroma , yang dikenal dengan nama karsinoma
invasif. Pada pertumbuhan selanjutnya tumor meluas menuju fasia otot pektoralis
Penyebaran tumor terjadi melalui pembuluh getah bening, deposit dan tumbuh
dikelenjar getah bening sehingga kelenjar getah bening aksiler ataupun supraklavikuler
membersar. Kemudian melalui pembukuh darah, tumor menyebar ke organ jauh antara
lain paru , hati, tulang dan otak . Akan tetapi dari penelitian para pakar , mikrometastase
pada organ jauh dapat juga terjadi tanpa didahului penyebaran limfogen. Sel kanker dan
racun racun yang dihasilkannya dapat menyebar keseluruh tubuh kita seperti tulang ,
paru-paru dan liver tanpa disadari oleh penderita,. Oleh karena itu penderita kanker
muncul pula kanker pada liver dan paru-paru sebagai kanker metastasisnya.
Diduga penyebab terjadinya kanker payudara tidak terlepas dari menurunnya atau
mutasi dari aktifitas gen T Supresor atau sering disebut dengan p53. Penelitian yang
paling sering tentang gen p53 pada kanker payudara adalah immunohistokimia dimana
p53 ditemukan pada insisi jaringan dengan menggunakan parafin yang tertanam di
jaringan. Terbukti bahwa gen supresor p53 pada penderita kanker payudara telah
mengalami mutasi sehingga tidak bekerja sebagaimana fungsinya. Mutasi dari p53
menyebabkan munculnya neoplasma pada tubuh dan pertumbuhan sel yang menjadi
Tanda carcinoma kanker payudara kini mempunyai cirri fisik yang khas, mirip pada tumor
jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk bulat dan elips. Gejala casinoma kadang
tak nyeri, kadang nyeri, adalanya keluaran dari putting susu, putting eritema, mengeras,
asimetik, inverse, gejala lain nyeri tulang, berat badan turun dapat sebagai petunjuk
adanyametastase. (Nurafif & Kusuma, 2015)
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Scan (mis, MRI, CT, Gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk diagnostic
identifikasi metastatic dan evaluasi.
2. Biopsi : untuk mendiagnosa adanya BRCA1 dan BRCA2
3. Penanda tumor
4. Mammografi
5. Sinar X dada
F. Penatalaksanaan Medis
Ada beberapa penanganan kanker payudara yang tergantung pada stadium klinis
penyakitnya, yaitu :
1. Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi yaitu:
a. Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara,
jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan
disekitar ketiak
b. Total (simple) Mastectomy, yaitu pengangkatan diseluruh payudara saja, tetapi
bukan kelenjar ketiak
c. Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara.
Biasanya disebut lumpectomy yaitupengangkatan hanya pada bagian yang
mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara.
2. Radiasi
3. Kemoterapi
4. Lintasan Metabolisme
5. Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat aktivitas osteoklas dan resorpso
tulang yang sering digunakan untuk melawan osteoporosis yang diinduksi oleh overian
suppression, hiperkalasemua dan kelainan metabolism tulang, meunjukkan efektivitas
untuk menurunkan metastasis sel kanker payudara menuju tulang. Walaupun
penggunaan dalam jangaka panjang dapat menimbulkan efek samping seperi
osteonekrosis dan turunya fungsi ginjal.(Nurafif & Kusuma, 2015)
Waspada posisi
menghindari) Interupsi sel syaraf
Gelisah
Nyeri
Frekuensi nadi
meningkat
Sulit tidur
Tanda Subjektif: Faktor Predisposisi dan risiko Gangguan pola napas
Dispnea tinggi hiperplasi pada sel
Tanda Objektif : mammae
Fase ekspirasi
memanjang’ Mendesak Jaringan Sekitar
Peningkatan konsistensi
mammae
Mammae membengkak
Tampak bingung
Peningkatan Konsistensi
Tampak tegang
Mammae
Sulit tidur
Kurang Pengetahuan
Ansietas
Berikan O2 Membantu
sesuai memenuhi
kebutuhan kebutuhan oksigen
Berikan Posisi ini
posisi membantu pasien
Head-up untuk menghirup
30 % napas dengan
mudah
3 Ansietas a. Tujuan : 1. Catat 1. Indikator derajat
berhubungan ansietas dapat petunjuk ansietas/ mis,
dengankurang diatasi dan klien prilaku mis, klien dapat merasa
pengeatahuan merasa tenang gelisah, peka tidak terkontrol
tentan penyakit b. Kriteria Hasil ransangan, dirumahm
Tampak rileks menolak, kerja/masalah
dan kurang pribadi. Setres
melaporkan kontak mata, dapat terjadi
ansietas pada prilaku sebagai akibat
tingkat dapat menarik gejala kondisi
tertasi perhatian fisik, juga reaksi
Menyatakan 2. Dorong lain
perasaan menyatakan 2. Membuat
ansietas dan prasaan, hubungan
cara sehat berikan teraupetik.
menerimanya umpan balik Membantu klien
3. Berikan dalam
(Moorhead et al., informasi mengidentifikasi
2013) yang akurat masalah yang
dan nyata menyebabkan
tentang apa sters
yang di 3. Keterlibatan klien
lakukan, dalam
mis., perencanaan
tentang perawatan
penyakit, memberikan rasa
tentang kontrol dan
prosedur membantu
tindakan menurunkan
yang ansietas
dilakukan 4. Memindahkan
4. Berikan klien dari stres
lingkungan luar meningkatkan
tenang dan relaksasi ;
istirahat
5. Bantu klien membantu
belajar menurnkan
mekanisme ansietas
koping baru, 5. Belajar cara baru
mis., teknik untuk mengatasi
mengatasi masalah dapat
stress, membantu dalam
keterampilan menurunkan stress
organisasi dan ansietas,
6. Kolaborasi meningkatkan
untuk kontrol penyakit
pemberian 6. Dapat digunakan
obat sesui untuk menurunkan
indikasi : ansietas dan
sedative, memudahkan
mis., istirahat
barbiturate
(Luminal);
agen
antiansietas
mis.,
diazepam
(Valium)
(Bulechek et al.,
2013)
Nurafif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC.
LAPORAN KASUS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2
NIM : 211102052
KELOMPOK :6
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
Kasus
Seorang perempuan 58 tahun mengeluh nyeri pada payudara kiri setelah dilakukan
operasi lumpectomy, nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk, pasien mengatakan
skala nyeri yang dirasakan pada payudara sampai 5, pasien mengatakan nyeri dirasakan
setiap malam hingga mengganggu tidur saat malam hari, aktivitas dibantu keluarga, sulit
untuk beraktivitas pada tangan sebelah kiri, pasien mengatakan tidak nyaman, letih dan
lemah. Saat dilakukan pemeriksaan ditemukan kesadaran pasien composmentis, TD :
130/80 mmHg, N : 84 x/i, RR : 20 x/i, dan suhu 37 °C.
I. BIODATA
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.En
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 58 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SPG
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Tanjung Morawa
Tanggal Masuk RS : 13Januari 2022
No. Register : 01405652
Ruangan/ Kamar : Cendana / 2
Golongan Darah :A
Tanggal Pengkajian : 15 Januari 2022
Tanggal Operasi : 13 Januari 2022
Diagnosa Medis : Ca Payudara
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Bp.M
Hubungan dengan Pasien : Suami
Pekerjaan :
Wiraswasta
Alamat : Tanjung Morawa
A. Provocative/palliative
Klien mengatakan nyeri dirasakan setelah operasi lumpectomy pada payudara kirinya
B. Quantity/ quality
C. Region
Klien mengatakan nyeri pada bagian payudara kiri dan tak menyebar
D. Severity
Klien mengatakan nyeri dirasakan setiap malam dan setiap kali gerak
C. Alergi
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi baik pada makanan maupun pada obat-
obatan.
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang menderita penyakit yang sama
seperti yang ia rasakan, namun ibu kandung klien mengalami hipertensi dan anak
= Laki-laki
= perempuan
= Hubungan keluarga
= Pasien
= Tinggal serumah
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda vital :
BB : 66 kg TB : 152 cm
P : Bunyi sonor
A : Bunyi vesikuler
Jantung
I : Simetris kiri kanan, pergerakan jantung normal
P : Tidak nyeri tekan
P : Redup dibatas kiri tidak lebih dari 4,7,10 cm ke arah kiri dari garis midsternal pada
ruang interkostal ke 4,5 dan 8.
A : Terdengar S1 Lup, S2 Dup
Abdomen
I : Simetris kiri kanan, warna sama dengan warna kulit lain, tidak ada tonjolan
A : Bising usus 20 x/menit
P : Tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan pada abdomen.
P : Bunyi redup dan tidak ada hepatomegali
Punggung
Punggung simetris kiri kanan, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada luka dekubitus
Ekstremitas
a. Ekstremitas atas Mampu menggerakkan tangan secara mandiri, hanya lengan kiri
terasa agak nyeri, tidak teraba benjolan dan terpasang infus RL di lengan kanan.
Tidak ada kelainan bentuk dan fungsi.
b. Ekstremitas bawah simetris kiri kanan, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan,
Mampu menggerakkan kaki secara mandiri dan tidak teraba benjolan.
Genitalia
Keadaan bersih, terpasang kateter, warna urine kuning, jumlah urine dalam urine bag
100 cc saat pengkajian.
Integumen
Keadaan bersih, turgor kulit kering.
Kekuatan Otot :
55555555
55555555
DATA PENGOBATAN
DATA PSIKOLOGIS
1. Perilaku Verbal
Cara Menjawab : Pasien tampak menjawab jika di tanya
Cara Informasi : Perawat memberikan informasi lewat pasien dan keluarga
2. Perilaku Non Verbal
Tingkat Kesadaran : Sedang
Kesadaran Umum : Composmentis
3. Emosi
Emosi pasien tampak stabil dan keadaan pasien mulai tenang
4. Persepsi Penyakit
- Pasien tampak sabar dan tabah dengan penyakitnya
- Pasien selalu semangat menjalankan hidupnya dan selalu optimis dalam hidupnya
5. Konsep Diri : Sikap terhadap diri sendiri pasien optimis akan sembuh
6. Adaptasi : Pasien beradaptasi dengan lingkungan sekitar
7. Mekanisme Pertahanan Diri
Simpatisme = Dengan cara bercerita tentang kesulitan yang ia alami
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Data Laboratorium
Pasien mengatakan
nyeri yang dirasakan
Terdapat luka hasil
seperti tertusuk-tusuk
insisi di area
Pasien mengatakan skala
payudara
nyeri yang dirasakan
pada payudara sampai 5
Pasien mengatakan Timbulnya perdarahan dan
R : Anjurkan pasien
memakan makanan
bernutrisi cukup untuk
mempercepat proses
penyembuhan luka pasca
operasi yang
menyebabkan nyeri
Diagnosis Tujuan : Manajemen Energi S:
Keperawatan : Setelah Observasi :
- Pasien mengatakan
Intoleransi dilakukan 1. Mengidentifikasi
sulit untuk
Aktivitas tindakan gangguan fungsi
bergerak bebas
keperawatan tubuh yang
setelah operasi
Data Subjektif : selama 2x24 jam mengakibatkan
- Pasien mengatakan
- Pasien pasien dapat kelelahan
letih
mengatakan beraktivitas 2. Memonitor
- Pasien mengatakan
sulit untuk secara mandiri kelelahan fisik dan
dalam beraktivitas
bergerak baik dengan atau emosional
dibantu keluarga
setelah tanpa bantuan 3. Memonitor pola
operasi alat. Kriteria dan jam tidur
O:
- Pasien Hasil : 4. Memonitor lokasi
- Pasien tampak
mengatakan 1. Menopang dan
meringis
letih berat badan ketidaknyamanan
- Pasien tampak
- Pasien meningkat
dibantu dalam
mengatakan
Beraktivitas
dalam 2. Berjalan selama melakukan - Pasien tampak
beraktivitas dengan aktivitas bedrest
dibantu langkah yang - Pasien tampak lemah
keluarga efektif Terapeutik : A : Masalah intoleransi
meningkat 1. Menyediakan aktivitas belum teratasi
Data Objektif : 3. Berjalan lingkungan nyaman
- Pasien tampak dengan dan rendah P : Intervensi
meringis langkah pelan stimulus dilanjutkan
- Pasien tampak meningkat 2. Melakukan latihan Manajemen Energi
dibantu dalam 4. Berjalan rentang gerak Observasi : no. 1 - 4
beraktivitas dengan pasif dan/atau Terapeutik : no. 1 dan 2
- Pasien tampak langkah aktif Edukasi : no. 1 – 3
bedrest Pasien sedang
tampak lemah meningkat Edukasi : I:
5. Berjalan 1. Menganjurkan tirah Memgajarkan pasien
dengan baring melakukan latihan
langkah cepat 2. Menganjurkan ROM untuk
meningkat melakukan mempertahankan dan
6. Berjalan aktivitas secara memperbaiki tingkat
menanjak bertahap kesempurnaan
meningkat 3. Menganjurkan kemampuan pergerakan
7. Berjalan menghubungi sendi
menurun perawat jika tanda E:
meningkat dan gejala Edukasi pasien untuk
8. Berjalan jarak kelelahan tidak melakukan aktivitas
pendek berkurang secara bertahap
meningkat R:
9. Berjalan jarak Anjurkan pasien
sedang memanggil perawat atau
meningkat keluarga saat
10. Berjalan jarak membutuhkan sesuatu
jauh untuk meminimalisir
meningkat resiko jatuh.
11. Berjalan
mengitari
ruangan
meningkat
12. Berjalan
melewati
ringtangan
meningkat
13. Nyeri
saat
berjalan
menurun
14. Kaku pada
persendian
menurun
15. Keengganan
berjalan
menurun
16. Perasaan
khawatir saat
berjalan
menurun
Diagnosis Tujuan : Dukungan Tidur S:
Keperawatan : Setelah Observasi : - Pasien mengatakan
Gangguan Pola dilakukan 1. Mengidentifikasi masih nyeri pada
Tidur tindakan pola aktivitas dan payudara setelah
keperawatan tidur operasi
Data Subjektif : selama 2x24 jam 2. Mengidentifikasi - Pasien mengataskan
- Pasien pasien dapat faktor pengganggu nyeri yang dirasakan
mengatakan keadekuatan tidur (fisik atau di payudara terasa
masih nyeri kualitas dan psikologis) ditusuk-tusuk
pada payudara kuantitas pola 3. Mengidentifikasi - Pasien mengatakan
setelah operasi tidur. Kriteria makanan dan skala nyeri yang
Hasil: dirasakan pada
payudara
sampai 4
- Pasien 1. Kemampuan minuman yang - Pasien mengatakan
mengatakan beraktivitas mengganggu tidur nyeri di payudara
nyeri yang meningkat 4. Mengidentifikasi dirasakan setiap
dirasakan di 2. Keluhan obat tidur yang malam hingga
payudara sulit tidur dikonsumsi mengganggu tidur
terasa menurun saat malam hari
ditusuk- 3. Keluhan Terapeutik :
tusuk sering 1. Memodifikasi O:
- Pasien terjaga lingkungan - Pasien tampak
mengatakan menurun 2. Membatasi waktu gelisah
skala nyeri 4. Keluhan tidur siang - Pasien tampak lemah
yang dirasakan tidak puas 3. Memfasilitasi - Pasien tampak sulit
pada payudara tidur menghilangkan tidur
sampai 5 menurun stress sebelum tidur - Tampak disekitar
- Pasien 5. Keluhan mata pasien hitam
mengatakan pola tidur Edukasi : - Skala nyeri 4
nyeri di berubah 1. Menjelaskan - TD : 110/90 mmHg
payudara menurun pentingnya tidur - Nadi : 90x/ menit
dirasakan setiap 6. Keluhan cukup selama - Pernapasan :
malam hingga istirahat sakit 20x/ menit
mengganggu tidak cukup 2. Menganjurkan - Suhu : 36,8 °C
tidur saat malam menurun menepati kebiasaan
hari (Moorhead et al., waktu tidur A : Masalah
2013) (Bulechek et al., gangguan tidur
Data Objektif : 2013) belum teratasi
- Pasien tampak
gelisah P : Intervensi
- Pasien tampak dilanjutkan
lemah Dukungan Tidur
- Pasien tampak Observasi : no. 1 - 4
sulit tidur Terapeutik : no. 1 - 3
- Tampak Edukasi : no. 1 dan 2
disekitar mata
pasien hitam I : Menemani pasien
- Skala nyeri 5 untuk memberikan
- TD : 130/80 keamanan dan
mengurangi rasa takut
mmHg
- Nadi : 84 E:
x/ menit Edukasi terkait
- Pernapasan : mengidentifikasi situasi
20 x/ menit yang dapat
menimbulkan stress
- Suhu : 37 °C
dan gangguan tidur
R:
Anjurkan keluarga untuk
selalu menemani pasien
Referensi :
Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2013). Nursing
Interventions Classification (NIC). Elsevier.
International, N. (2015). Diagnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10.
EGC.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcome
Classification. Elsevier.