Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2

PASIEN CA MAMAE DENGAN POST OP LUMPECTOMY

NAMA : Elisabeth Hutauruk

NIM : 211102052

KELOMPOK :6

DOSEN PEMBIMBING : Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp, MNS

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN

Nama Pasien : Ny. S

Diagnosa Medis : CA Mamae

A. Definisi
Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae
dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi
jaringan limfe dan pembuluh darah.(Nurafif & Kusuma, 2015)
Tipe kanker payudara menurut (Farghaly, 1992)

1. Karsinoma duktal menginfiltrasi (75%)


2. Karsinoma lobular menginfiltrasi (5-10%)
3. Karsinoma medular (6%)
4. Kanker musinus (3%)
5. Karsinoma inflamatori (1-2%)
B. Etiologi
Penyebab kanker payudara belum dapat ditentukan, tetapi terdapat beberapa faktir risiko
yang telah ditetapkan, keduanya adalah lingkungan dan genetic. Kanker payudara
memperlihatkan proliferasi keganasan sel epitel yang membtasi duktus atau lobus
payudara. Pada awalnya hanya terdapat hyperplasia sel dengan perkembangan sel-sel yang
atipikal dan kemudian berlanjut menjadi karsinoma insitu dan menginvasi stroma. Kanker
membutuhkan waktu 7 tahun untuk tumbuh dari satu sel menjadi massa. Hormon steroid
yang dihasilkan oleh ovarium juga berperan dalam pembentukan kanker payudara
(estradisol dan progesterone mengalami perubahan dalam lingkungan seluler). (Nurafif &
Kusuma, 2015)
Faktor risiko terjadi kanker payudara :
1. Riwayat pribadi tentang kanker payudara
2. Anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung) dari
wanita dengan kanker payudara
3. Menarke dini
4. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama
5. Menopause pada usia lanjut
6. Riwayat penyakit payudara jinak
7. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30
tahun berisiko hampir 2 kali lipat
8. Obesitas-risiko terendah diantara wanita pascamenopouse
9. Kontrasepsi oral
10. TeTerapi pergantian hormone
11. Masukan alcohol

C. Patofisiologi
Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi hormon.

Perubahan pertama adalah mulai dari masa hidup anak melalui pubertas, masa fertilitas,

dsampai klimakterium dan menopouse. Sejak pubertas pengaruh hormon estrogen dan

progesteron yang diproduksi ovarium dan hipofisis, telah menyebabkan duktus

berkembang dan timbulnya asinus.

Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur haid. Sekitar hari ke 8 haid

,payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum haid berikutnya terjadi

perbesaran maksimal. Selama beberapa hari menjelang haid, payudara menjadi tegang

dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik terutama palpasi tidak mungkin dilakukan.

Perubahan ketiga terjadi masa hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara

Menjadi besar karena epitel duktus lobus dan duktus alveolus berproliferasi dan tumbuh

duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dan hipofise anterior memicu. Air susu

diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus kemudian dikeluarkan melalui duktus

ke puting susu.

Kanker payudara berasal dari jaringan epitelia dan paling sering terjadi hiperflasia

sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini berlanjut menjadi karsinoma

insitu dan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh

dari sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat teraba

( diameter 1 cm). Pada ukuran tersebut ,kira kira seperempat dari kanker payudara

telah bermetastasis.

Karsinoma payudara 95% merupakan karsinoma , berasal dari epitel saluran dan

kelenjar payudara. Karsinoma muncul sebagai akibat sel sel yang abnormal terbentuk

pada payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak beraturan.Sel tersebut

merupakan hasil mutasi gen dengan perubahan perubahan bentuk, ukuran maupun
fungsinya. Mutasi gen ini dipicu oleh keberadaan suatu benda asing yang masuk dalam

tubuh kita, diantara pengawet makanan, vetsin, radioaktif, oksidan atau karsinognik

yang dihasilkan oleh tubuh sendiri secara alamiah.

Pertumbuhan dimulai didalam duktus atau kelenjar lobulus yang disebut

karsinoma non invasif. Kemudian tumor menerobos keluar dinding duktus atau kelenjar

di daerah lobulus dan invasi ke dalam stroma , yang dikenal dengan nama karsinoma

invasif. Pada pertumbuhan selanjutnya tumor meluas menuju fasia otot pektoralis

atau daerah kulityang menimbulkan perlengketan-perlengketan.

Pada kondisi demikian tumor dikategorikan stadium lanjut inoperabel.

Penyebaran tumor terjadi melalui pembuluh getah bening, deposit dan tumbuh

dikelenjar getah bening sehingga kelenjar getah bening aksiler ataupun supraklavikuler

membersar. Kemudian melalui pembukuh darah, tumor menyebar ke organ jauh antara

lain paru , hati, tulang dan otak . Akan tetapi dari penelitian para pakar , mikrometastase

pada organ jauh dapat juga terjadi tanpa didahului penyebaran limfogen. Sel kanker dan

racun racun yang dihasilkannya dapat menyebar keseluruh tubuh kita seperti tulang ,

paru-paru dan liver tanpa disadari oleh penderita,. Oleh karena itu penderita kanker

payudara ditemukan benjolan diketiak atau dikelenjar getah bening lainnya.Bahkan

muncul pula kanker pada liver dan paru-paru sebagai kanker metastasisnya.

Diduga penyebab terjadinya kanker payudara tidak terlepas dari menurunnya atau

mutasi dari aktifitas gen T Supresor atau sering disebut dengan p53. Penelitian yang

paling sering tentang gen p53 pada kanker payudara adalah immunohistokimia dimana

p53 ditemukan pada insisi jaringan dengan menggunakan parafin yang tertanam di

jaringan. Terbukti bahwa gen supresor p53 pada penderita kanker payudara telah

mengalami mutasi sehingga tidak bekerja sebagaimana fungsinya. Mutasi dari p53

menyebabkan terjadinya penurunan mekanisme apoptosis sel. Hal inilah yang

menyebabkan munculnya neoplasma pada tubuh dan pertumbuhan sel yang menjadi

tidak terkendali. (Irianto, 2015).


D. Gejala Klinis

Tanda carcinoma kanker payudara kini mempunyai cirri fisik yang khas, mirip pada tumor
jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk bulat dan elips. Gejala casinoma kadang
tak nyeri, kadang nyeri, adalanya keluaran dari putting susu, putting eritema, mengeras,
asimetik, inverse, gejala lain nyeri tulang, berat badan turun dapat sebagai petunjuk
adanyametastase. (Nurafif & Kusuma, 2015)

E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Scan (mis, MRI, CT, Gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk diagnostic
identifikasi metastatic dan evaluasi.
2. Biopsi : untuk mendiagnosa adanya BRCA1 dan BRCA2
3. Penanda tumor
4. Mammografi
5. Sinar X dada

F. Penatalaksanaan Medis
Ada beberapa penanganan kanker payudara yang tergantung pada stadium klinis
penyakitnya, yaitu :
1. Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi yaitu:
a. Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara,
jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan
disekitar ketiak
b. Total (simple) Mastectomy, yaitu pengangkatan diseluruh payudara saja, tetapi
bukan kelenjar ketiak
c. Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara.
Biasanya disebut lumpectomy yaitupengangkatan hanya pada bagian yang
mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara.
2. Radiasi
3. Kemoterapi
4. Lintasan Metabolisme
5. Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat aktivitas osteoklas dan resorpso
tulang yang sering digunakan untuk melawan osteoporosis yang diinduksi oleh overian
suppression, hiperkalasemua dan kelainan metabolism tulang, meunjukkan efektivitas
untuk menurunkan metastasis sel kanker payudara menuju tulang. Walaupun
penggunaan dalam jangaka panjang dapat menimbulkan efek samping seperi
osteonekrosis dan turunya fungsi ginjal.(Nurafif & Kusuma, 2015)

G. Pengkajian Data Dasar Keperawatan Kasus Penyakit


 Biodata
 Keluhan Utama
 Riwayat Kesehatan Sekarang
 Riwayat Kesehatan Masa lalu
 Riwayat Kesehatan Keluarga
 Riwayat/Keadaan Psikososial
 Pemeriksaan Fisik
 Pola Kebiasaan Sehari-hari
 Hasil pemeriksaan penunjang diagnostik

H. Peta Analisis Data dan Masalah Keperawatan


Symptom Etiologi Masalah
Tanda Subjektif: Faktor Predisposisi dan risiko Nyeri
 Mengeluh nyeri tinggi hiperplasi pada sel
Tanda Minor : mammae
 Tampak meringis
 Bersikap protektif (mis. Mendesak sel syaraf

Waspada posisi
menghindari) Interupsi sel syaraf

 Gelisah
Nyeri
 Frekuensi nadi
meningkat
 Sulit tidur
Tanda Subjektif: Faktor Predisposisi dan risiko Gangguan pola napas
 Dispnea tinggi hiperplasi pada sel
Tanda Objektif : mammae
 Fase ekspirasi
memanjang’ Mendesak Jaringan Sekitar

 Penggunaan alat bantu


Menekan jaringan pada
pernapasan
mammae
 Pola nafas abnormal

Peningkatan konsistensi
mammae

Mammae membengkak

Massa tumor mendesak ke


jaringan luar

Infiltrasi pleura parietale

Ekspansi paru menurun

Gangguan pola napas


Tanda Subjektif : Faktor Predisposisi dan risiko Ansietas
 Merasa Bingung tinggi hiperplasi pada sel
 Merasa khawatir mammae
dengan kondisi
kesehatan Mendesak Jaringan Sekitar
 Sulit berkonsentrasi
Menekan jaringan pada

Tanda objektif : mammae

 Tampak bingung
Peningkatan Konsistensi
 Tampak tegang
Mammae
 Sulit tidur

Ukuran Mammae abnormal

Kurang Pengetahuan
Ansietas

I. Intervensi Keperawatan dan Rasional

No Diagnosa Kep NOC NIC Rasional


1 Nyeri akut a. Tujuan : Nyeri 1. Kaji respon 1. Pendekatan
berhubungan berkurang/hila nyeri dengan komprehensif
dengan ng pendekatan untuk menentukan
adanya b. Kriteria Hasil PQRST secara intervensi
penekanan  Secara 2. Istirahatkan 2. Istirahat secara
massa tumor subjektif klien pada fisiologis akan
. melaporkan saat nyeri menurunkan
nyeri muncul kebutuhan O2
berkurang 3. Atur posisi yang diperlukan
 Skala nyeri semifowler untuk memenuhi
0 (0-10) 4. Beri oksigen kebutuhan
 Dapat nasal metabolism
mengidentifi 5. Ajarkan 3. Posisi ini
kasi aktifitas teknik mengurangi nyeri
yang distraksi pada 4. Pada fase nyeri
meningkatk saat nyeri hebat skala nyeri 3
an dan 6. Menejemen (0-10) pemberian
menurunkan lingkungan O2 nasal 3/menit
nyeri tenang dapat
 Klien tidak batasi meningkatkat
gelisah atau pengunjung intike O2 sehingga
tampak dan akan menurunkan
tenang istirahatkan nyeri sekunder
klien 5. Distraksi
7. Kolaborasi (pengalihan
dengan tim perhatian) dapat
medis untuk menurunkan
pemberian stimulasi internal
analgetik 6. Lingkungan
tenang akan
menurunkan
stimulus nyeri
eksternal dan
batasan
pengunjung akan
membantu
meningkatkan
kondisi O2
diruangan
7. Analgetik
membelok lintasan
nyeri sehingga
nyeri akan
berkurang
2 Ketidakefektifan a. Tujuan: Observasi :
pola napas  Monitor Untuk mengetahui
b. Kriteria Hasil : status statsu pernafasan
Hemodinami sehingga tau
k (frekuensi memberikan
dan kekuatan intervensi
nadi, selanjutnya
frekuensi
napas, TD,
MAP)
 Monitor
status
oksigenasi
(oksimetri
nadi, AGD)
Terapeutik

 Berikan O2 Membantu
sesuai memenuhi
kebutuhan kebutuhan oksigen
 Berikan Posisi ini
posisi membantu pasien
Head-up untuk menghirup
30 % napas dengan
mudah
3 Ansietas a. Tujuan : 1. Catat 1. Indikator derajat
berhubungan ansietas dapat petunjuk ansietas/ mis,
dengankurang diatasi dan klien prilaku mis, klien dapat merasa
pengeatahuan merasa tenang gelisah, peka tidak terkontrol
tentan penyakit b. Kriteria Hasil ransangan, dirumahm
 Tampak rileks menolak, kerja/masalah
dan kurang pribadi. Setres
melaporkan kontak mata, dapat terjadi
ansietas pada prilaku sebagai akibat
tingkat dapat menarik gejala kondisi
tertasi perhatian fisik, juga reaksi
 Menyatakan 2. Dorong lain
perasaan menyatakan 2. Membuat
ansietas dan prasaan, hubungan
cara sehat berikan teraupetik.
menerimanya umpan balik Membantu klien
3. Berikan dalam
(Moorhead et al., informasi mengidentifikasi
2013) yang akurat masalah yang
dan nyata menyebabkan
tentang apa sters
yang di 3. Keterlibatan klien
lakukan, dalam
mis., perencanaan
tentang perawatan
penyakit, memberikan rasa
tentang kontrol dan
prosedur membantu
tindakan menurunkan
yang ansietas
dilakukan 4. Memindahkan
4. Berikan klien dari stres
lingkungan luar meningkatkan
tenang dan relaksasi ;
istirahat
5. Bantu klien membantu
belajar menurnkan
mekanisme ansietas
koping baru, 5. Belajar cara baru
mis., teknik untuk mengatasi
mengatasi masalah dapat
stress, membantu dalam
keterampilan menurunkan stress
organisasi dan ansietas,
6. Kolaborasi meningkatkan
untuk kontrol penyakit
pemberian 6. Dapat digunakan
obat sesui untuk menurunkan
indikasi : ansietas dan
sedative, memudahkan
mis., istirahat
barbiturate
(Luminal);
agen
antiansietas
mis.,
diazepam
(Valium)
(Bulechek et al.,
2013)

B. Materi Pendidikan Kesehatan Klien dan Keluarga


 Patofisiologi penyakit Ca mammae
 Tanda dan Gejala
 Penyebab Ca mammae
 Kondisi pasien dengan Ca Mammae dan informasi mengenai kemajuan pasien
 Pilihan terapi dan penanganan
Referensi :

Irianto K.(2015). Kesehatan Reproduksi , Teori & Praktikum. Bandung : Alfabeta CV


Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2013). Nursing
Interventions Classification (NIC). Elsevier.
International, N. (2015). Diagnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10.
EGC.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcome
Classification. Elsevier.

Farghaly, S. A. (1992). Diagnosis and management of breast disease. In Complications in


Surgery (Vol. 11, Issue 1). https://doi.org/10.1016/s0301-2115(97)02585-2

Nurafif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC.
LAPORAN KASUS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2

PASIEN CA MAMAE DENGAN POST OP LUMPECTOMY

NAMA : Elisabeth Hutauruk

NIM : 211102052

KELOMPOK :6

DOSEN PEMBIMBING : Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp, MNS

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
Kasus
Seorang perempuan 58 tahun mengeluh nyeri pada payudara kiri setelah dilakukan
operasi lumpectomy, nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk, pasien mengatakan
skala nyeri yang dirasakan pada payudara sampai 5, pasien mengatakan nyeri dirasakan
setiap malam hingga mengganggu tidur saat malam hari, aktivitas dibantu keluarga, sulit
untuk beraktivitas pada tangan sebelah kiri, pasien mengatakan tidak nyaman, letih dan
lemah. Saat dilakukan pemeriksaan ditemukan kesadaran pasien composmentis, TD :
130/80 mmHg, N : 84 x/i, RR : 20 x/i, dan suhu 37 °C.

FORMAT PENGKAJIANKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


FAKULTAS KEPERAWATAN USU

I. BIODATA
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.En
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 58 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SPG
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Tanjung Morawa
Tanggal Masuk RS : 13Januari 2022
No. Register : 01405652
Ruangan/ Kamar : Cendana / 2
Golongan Darah :A
Tanggal Pengkajian : 15 Januari 2022
Tanggal Operasi : 13 Januari 2022
Diagnosa Medis : Ca Payudara

B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Bp.M
Hubungan dengan Pasien : Suami
Pekerjaan :
Wiraswasta
Alamat : Tanjung Morawa

II. KELUHAN UTAMA

Pasien merasa nyeri karena bekas post op di payudara kirinya.


III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative/palliative

Klien mengatakan nyeri dirasakan setelah operasi lumpectomy pada payudara kirinya

B. Quantity/ quality

Klien mengatakan nyerinya seperti tertusuk-tusuk

C. Region

Klien mengatakan nyeri pada bagian payudara kiri dan tak menyebar

D. Severity

Skala nyeri yang dirasakan 5 (sedang)

E. Time (kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya)

Klien mengatakan nyeri dirasakan setiap malam dan setiap kali gerak

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami


Dulu di payudara kanan pernah ada benjolan diobati di pengobatan alternatif dan
akhirnya benjolan di payudara kanan hilang. Kemudian muncul di payudara kiri,
setelah 3 tahun menjalani pengobatan alternatif benjolan di payudara kiri tidak sembuh
dan malah ada luka.

B. Pernah dirawat/ dioperasi.

Klien tidak memiliki riwayat operasi

C. Alergi

Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi baik pada makanan maupun pada obat-

obatan.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Klien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang menderita penyakit yang sama

seperti yang ia rasakan, namun ibu kandung klien mengalami hipertensi dan anak

pertama klien mengalami kanker otak saat umur 25 tahun.


GENOGRAM

= Laki-laki

= perempuan

= Hubungan keluarga

= Pasien

= Tinggal serumah

X = Anggota keluarga yang meninggal

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Lemah

Tingkat kesadaran : Sadar sepenuhnya (Compos Mentis).

Tanda-tanda vital :

Tekanan darah: 130/80 mmHg Nadi : 84 x/menit

Suhu : 37 ºC Pernapasan : 20 x/menit

BB : 66 kg TB : 152 cm

IMT : 20,5 (normal)


1. Kepala
 Rambut
Keadaan kepala simetris, tidak ada lesi, warna hitam, kulit kepala bersih dan rambut
tidak berminyak, tidak ada pembengkakan, tekstur rambut rapuh mudah rontok.
 Mata
Mata simetris mata kiri kanan, simetris bola mata kiri dan kanan, warna konjungtiva
merah muda, sklera normal tidak ada perubahan warna, tidak ada pembengkakan
disekitar mata, saat dilakukan pemeriksaan dengan cara lapang pandang pasien bisa
menyebutkan apa yang diperagakan dengan dilihat sama.
 Telinga
Bentuk dan posisi simetris kiri kanan, integritas kulit bagus, warna sama dengan kulit
lain, tidak ada tanda-tanda infeksi, keadaan bersih tidak ada serumen, pendengaran
tidak terganggu, tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan.
 Hidung
Hidung simetris kiri kanan, warna sama dengan warna kulit lain, tidak ada lesi, tidak
ada sumbatan dan pendarahan, tidak ada secret, tidak ada polip, penciuman tidak
terganggu, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
 Mulut dan Gigi
Warna mukosa mulut dan bibir pucat, kering, tidak ada lesi, tidak memakai gigi palsu,
tidak ada perdarahan/radang gusi, lidah simetris, langit-langit utuh dan tidak ada tanda-
tanda infeksi.
2. Leher
Warna sama dengan kulit lain, integritas kulit baik, bentuk simetris, tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid, arteri karotis teraba, tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
nyeri, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
3. Thorak
 Paru-paru
I : Tidak Simetris kiri kanan, terdapat balutan luka post op lumpectomy
P : payudara sebelah kiri terdapat balutan post op dan terasa nyeri dan disebelah
kanan tidak terdapat nyeri tekan dan tidak ada benjolan yang mengeras.

P : Bunyi sonor
A : Bunyi vesikuler
 Jantung
I : Simetris kiri kanan, pergerakan jantung normal
P : Tidak nyeri tekan
P : Redup dibatas kiri tidak lebih dari 4,7,10 cm ke arah kiri dari garis midsternal pada
ruang interkostal ke 4,5 dan 8.
A : Terdengar S1 Lup, S2 Dup
 Abdomen
I : Simetris kiri kanan, warna sama dengan warna kulit lain, tidak ada tonjolan
A : Bising usus 20 x/menit
P : Tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan pada abdomen.
P : Bunyi redup dan tidak ada hepatomegali
 Punggung
Punggung simetris kiri kanan, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada luka dekubitus
 Ekstremitas
a. Ekstremitas atas Mampu menggerakkan tangan secara mandiri, hanya lengan kiri
terasa agak nyeri, tidak teraba benjolan dan terpasang infus RL di lengan kanan.
Tidak ada kelainan bentuk dan fungsi.
b. Ekstremitas bawah simetris kiri kanan, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan,
Mampu menggerakkan kaki secara mandiri dan tidak teraba benjolan.

 Genitalia
Keadaan bersih, terpasang kateter, warna urine kuning, jumlah urine dalam urine bag
100 cc saat pengkajian.
 Integumen
Keadaan bersih, turgor kulit kering.
Kekuatan Otot :

55555555
55555555
DATA PENGOBATAN

Hari / Obat Dosis dan Satuan Rute


Tanggal
15-01-22 Injeksi Cefim 1 gram IV jam 07.00
Injeksi Cefim 1gr/12 jam 1 gram IV
Injeksi Ketorolac 1A/12 jam 30 mg IV
Injeksi Asam Tranexamat 500 mg IV
1A/8 jam

POLA FUNGSI KESEHATAN

No Aktivitas Sehat Sakit Sakit


1. Makanan dan
Minuman/Nutrisi Makan
- Menu Nasi putih + Makanan lunak Makanan lunak
lauk pauk
- Porsi 1 porsi ½ porsi 1 porsi
- Makanan Kesukaan Roti, kue Tidak ada Roti
- Pantangan Tidak ada Roti, biskuit, Tidak ada
kue
Minum
- Jumlah 7-8 gelas/hari 4-5 gelas/hari 6-7 gelas/hari
- Minuman kesukaan Teh, air putih Air putih Air putih
- Pantangan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
2. Eliminasi
BAB
- Frekuensi 2 x/hari 6-7 x/hari 2-3 x/hari
- Warna Kuning Kuning Kuning
- Bau Khas Khas Khas
- Konsistensi Padat Cair Padat
- Kesulitan Tidak ada Tidak Ada Tidak ada nyeri
benjolan anus
BAK
- Frekuensi 9-10 x/hari Terpasang Terpasang
kateter kateter
- Warna Kuning Kuning Kuning
- Bau Pesing Pesing Pesing
- Konsistensi Cair Cair Cair
- Kesulitan Tidak ada Tidak ada Tidak ada

3. Istirahat dan Tidur


- Waktu tidur Malam hari Malam hari Malam hari
- Lama tidur 8-9 jam/hari 2-3 jam/hari 3-4 jam/hari
- Hal yang mempermudah Keletihan Obat tidur : Obat tidur :
tidur Aprazolam Aprazolam
- Kesulitan tidur Tidak ada Gelisah karena Gelisah karena
nyeri nyeri setelah
operasi
4. Personal Hygiene
- Mandi 2x/hari Hanya di lap Hanya di lap
2x/hari 2x/hari
- Cuci rambut 2x/hari Hanya di lap Hanya di lap
2x/hari 2x/hari
- Gosok gigi 2x/hari 1x/hari 1x/hari
- Potong kuku 1x/minggu 1x/ 2 minggu 1x/ 2 minggu

DATA PSIKOLOGIS

1. Perilaku Verbal
Cara Menjawab : Pasien tampak menjawab jika di tanya
Cara Informasi : Perawat memberikan informasi lewat pasien dan keluarga
2. Perilaku Non Verbal
Tingkat Kesadaran : Sedang
Kesadaran Umum : Composmentis
3. Emosi
Emosi pasien tampak stabil dan keadaan pasien mulai tenang
4. Persepsi Penyakit
- Pasien tampak sabar dan tabah dengan penyakitnya
- Pasien selalu semangat menjalankan hidupnya dan selalu optimis dalam hidupnya
5. Konsep Diri : Sikap terhadap diri sendiri pasien optimis akan sembuh
6. Adaptasi : Pasien beradaptasi dengan lingkungan sekitar
7. Mekanisme Pertahanan Diri
Simpatisme = Dengan cara bercerita tentang kesulitan yang ia alami

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Data Laboratorium

Tanggal Jenis Hasil (satuan) Normal


Pemeriksaan Pemeriksaan
13-01-2022 Leukosit 10,1 4,4-11,3
Eritrosit 4,24 4,1-5,1
Trombosit 356 350-470
Masa perdarahan 2’9” <6 menit
Masa Penjendalan 7’48” <12 menit
GDS 174 70-140
SGOT 28 <31
SGPT 21 <32
Ureum 37 10-50
Creatinin 1,1 <1,2
HbsAg Negatif
Haemoglobin 11,2 12,3-15,3
ANALISA DATA

Symptom Etiologi Problem


Data Subyektif : Nyeri Akut
 Pasien mengatakan nyeri Prosedure
pada payudara kiri Pembedahan
setelah operasi (lumpectomy)

 Pasien mengatakan
nyeri yang dirasakan
Terdapat luka hasil
seperti tertusuk-tusuk
insisi di area
 Pasien mengatakan skala
payudara
nyeri yang dirasakan
pada payudara sampai 5
 Pasien mengatakan Timbulnya perdarahan dan

nyeri di anus dirasakan jaringan terbuka

setiap malam dan setiap


bergerak Stimulasi serabut saraf pada
 Pasien mengatakan tidak daerah perlukaan
nyaman
Data Obyektif : Merangsang mediator nyeri
 Pasien tampak meringis
 Pasien tampak gelisah Nyeri akut
 Skala nyeri 5
 TD : 130/80 mmHg
 Nadi : 84x/ menit
 Pernapasan : 20x/ menit
Suhu : 37°C
Data Subyektif : Intoleransi Aktivitas
 Pasien mengatakan Post OP

sulit bergerak setelah


Pembedahan
operasi
 Pasien mengatakan letih
Terputusnya jaringan
 Pasien mengatakan
dalam beraktivitas
Keterbatasan gerak
dibantu keluarga
Data Obyektif :
Intoleransi aktivitas
 Pasien tampak meringis
 Pasien tampak dibantu
dalam beraktivitas
 Pasien tampak bedrest
 Pasien tampak lemah
Data Subjektif : Pembedahan Gangguan pola tidur
 Pasien mengatakan
sering terbangun dan
sulit untuk tidur Terputusnya jaringan
karena nyeri post op
Data Objektif :
Merangsang saraf diameter kecil
 Pasien tampak gelisah
 Pasien tampak lemah
Gate control terbuka
 Pasien tampak sulit tidur
 Tampak disekitar
Saraf aferen
mata pasien hitam
 Skala nyeri 5
Cartek carebri
 TD : 130/80 mmHg
 Nadi : 84x/ menit
Saraf diferen
 Pernapasan : 20x/ menit
 Suhu : 37 °C
Nyeri akut

Gangguan pola tidur


(Wibisono & Saditya jeo 2014)
Diagnosa Keperawatan :

1. Nyeri akut berhubungan dengan pasca operasi lumpectomy


2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri karena luka insisi (International, 2015)
INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan


Keperawatan Tujuan Intervensi Evaluasi
Diagnosis Tujuan : Manajemen Nyeri S:
Keperawatan : Setelah Observasi : - Pasien mengatakan
Nyeri Akut dilakukan 1. Mengidentifikasi masih nyeri pada
tindakan lokasi, payudara setelah
Data Subjektif : keperawatan karakteristik, operasi
- Pasien selama 3x24 jam durasi, frekuensi, - Pasien mengatakan
mengatakan pasien dapat kualitas, intensitas nyeri yang dirasakan
masih nyeri mengontrol nyeri di payudara terasa
pada payudara nyeri. Kriteria 2. Mengidentifikasi ditusuk-tusuk
setelah operasi Hasil : skala nyeri - Pasien mengatakan
- Pasien 1.Keluhan nyeri 3. Mengidentifikasi skala nyeri yang
mengatakan menurun respon nyeri non dirasakan pada
nyeri yang 2.Meringis verbal payudara sampai 4
dirasakan menurun - Pasien mengatakan
pada 3. Sikap protektif Terapeutik : nyeri di anus
payudara menurun 1. Mengontrol dirasakan setiap
terasa 4. Gelisah lingkungan yang malam hingga
tertusuk- menurun memperberat rasa mengganggu tidur
tusuk 5. Kesulitan tidur nyeri (mis.suhu saat malam hari
- Pasien menurun ruangan, - Pasien mengatakan
mengatakan 6. Menarik diri pencahayaan, tidak nyaman
skala nyeri menurun kebisingan)
yang dirasakan 7. Berfokus pada 2. Memfasilitasi O:
pada payudara diri sendiri istirahat dan tidur - Pasien tampak
sampai 5 menurun 3. Menjelaskan melakukan teknik
- Pasien 8. Diaforesis penyebab, periode, nafas dalam
mengatakan Menurun dan pemicu nyeri - Pasien tampak
9. Perasaan
nyeri di Meringis
depresi - Pasien tampak
payudara
(tertekan) gelisah
dirasakan setiap
menurun - Skala nyeri 4
malam hingga
Mengganggu 10. Perasaan Edukasi :
- TD : 110/90 mmHg
tidur dan setiap
takut 1. Menjelaskan
bergerak - Nadi : 90x/ menit
- Pasien merasa mengalami strategi meredakan
- Pernapasan :
tidak nyaman
cedera nyeri
Data Objektif : 20x/ menit
berulang 2. Mengajarkan
- Pasien tampak - Suhu : 36,8°C
menurun teknik
melakukan
11. Ketegangan nonfarmakologis/
teknik nafas A : Masalah nyeri akut
otot menurun mengajarkan
dalam belum teratasi
12. Pupil dilatasi teknik relaksasi
- Pasien tampak
menurun nafas dalam untuk
P : Intervensi
meringis
13. Muntah mengurangi rasa
dilanjutkan
- Pasien tampak
menurun nyeri
Manajemen Nyeri
gelisah
14. Mual Kolaborasi :
Observasi : no. 1 - 3
- Skala nyeri 5
menurun Kolaborasi
Terapeutik : no. 1 - 3
- TD : 130/80 pemberian analgetik
15. Frekuensi
sebagai pengurang Edukasi : no. 1 dan 2
mmHg
nadi membaik nyeri
- Nadi : 84
16. Pola napas I:
x/ menit
membaik Memberikan contoh
- Pernapasan :
melakukan teknik nafas
20x/ menit
dalam dan
- Suhu : 37°C
mempraktikkannya
kembali Bersama
pasien.
E:
Edukasi pasien terkait
tindakan untuk
meminimalkan rasa
nyeri

R : Anjurkan pasien
memakan makanan
bernutrisi cukup untuk
mempercepat proses
penyembuhan luka pasca
operasi yang
menyebabkan nyeri
Diagnosis Tujuan : Manajemen Energi S:
Keperawatan : Setelah Observasi :
- Pasien mengatakan
Intoleransi dilakukan 1. Mengidentifikasi
sulit untuk
Aktivitas tindakan gangguan fungsi
bergerak bebas
keperawatan tubuh yang
setelah operasi
Data Subjektif : selama 2x24 jam mengakibatkan
- Pasien mengatakan
- Pasien pasien dapat kelelahan
letih
mengatakan beraktivitas 2. Memonitor
- Pasien mengatakan
sulit untuk secara mandiri kelelahan fisik dan
dalam beraktivitas
bergerak baik dengan atau emosional
dibantu keluarga
setelah tanpa bantuan 3. Memonitor pola
operasi alat. Kriteria dan jam tidur
O:
- Pasien Hasil : 4. Memonitor lokasi
- Pasien tampak
mengatakan 1. Menopang dan
meringis
letih berat badan ketidaknyamanan
- Pasien tampak
- Pasien meningkat
dibantu dalam
mengatakan
Beraktivitas
dalam 2. Berjalan selama melakukan - Pasien tampak
beraktivitas dengan aktivitas bedrest
dibantu langkah yang - Pasien tampak lemah
keluarga efektif Terapeutik : A : Masalah intoleransi
meningkat 1. Menyediakan aktivitas belum teratasi
Data Objektif : 3. Berjalan lingkungan nyaman
- Pasien tampak dengan dan rendah P : Intervensi
meringis langkah pelan stimulus dilanjutkan
- Pasien tampak meningkat 2. Melakukan latihan Manajemen Energi
dibantu dalam 4. Berjalan rentang gerak Observasi : no. 1 - 4
beraktivitas dengan pasif dan/atau Terapeutik : no. 1 dan 2
- Pasien tampak langkah aktif Edukasi : no. 1 – 3
bedrest Pasien sedang
tampak lemah meningkat Edukasi : I:
5. Berjalan 1. Menganjurkan tirah Memgajarkan pasien
dengan baring melakukan latihan
langkah cepat 2. Menganjurkan ROM untuk
meningkat melakukan mempertahankan dan
6. Berjalan aktivitas secara memperbaiki tingkat
menanjak bertahap kesempurnaan
meningkat 3. Menganjurkan kemampuan pergerakan
7. Berjalan menghubungi sendi
menurun perawat jika tanda E:
meningkat dan gejala Edukasi pasien untuk
8. Berjalan jarak kelelahan tidak melakukan aktivitas
pendek berkurang secara bertahap
meningkat R:
9. Berjalan jarak Anjurkan pasien
sedang memanggil perawat atau
meningkat keluarga saat
10. Berjalan jarak membutuhkan sesuatu
jauh untuk meminimalisir
meningkat resiko jatuh.
11. Berjalan
mengitari
ruangan
meningkat
12. Berjalan
melewati
ringtangan
meningkat
13. Nyeri
saat
berjalan
menurun
14. Kaku pada
persendian
menurun
15. Keengganan
berjalan
menurun
16. Perasaan
khawatir saat
berjalan
menurun
Diagnosis Tujuan : Dukungan Tidur S:
Keperawatan : Setelah Observasi : - Pasien mengatakan
Gangguan Pola dilakukan 1. Mengidentifikasi masih nyeri pada
Tidur tindakan pola aktivitas dan payudara setelah
keperawatan tidur operasi
Data Subjektif : selama 2x24 jam 2. Mengidentifikasi - Pasien mengataskan
- Pasien pasien dapat faktor pengganggu nyeri yang dirasakan
mengatakan keadekuatan tidur (fisik atau di payudara terasa
masih nyeri kualitas dan psikologis) ditusuk-tusuk
pada payudara kuantitas pola 3. Mengidentifikasi - Pasien mengatakan
setelah operasi tidur. Kriteria makanan dan skala nyeri yang
Hasil: dirasakan pada
payudara
sampai 4
- Pasien 1. Kemampuan minuman yang - Pasien mengatakan
mengatakan beraktivitas mengganggu tidur nyeri di payudara
nyeri yang meningkat 4. Mengidentifikasi dirasakan setiap
dirasakan di 2. Keluhan obat tidur yang malam hingga
payudara sulit tidur dikonsumsi mengganggu tidur
terasa menurun saat malam hari
ditusuk- 3. Keluhan Terapeutik :
tusuk sering 1. Memodifikasi O:
- Pasien terjaga lingkungan - Pasien tampak
mengatakan menurun 2. Membatasi waktu gelisah
skala nyeri 4. Keluhan tidur siang - Pasien tampak lemah
yang dirasakan tidak puas 3. Memfasilitasi - Pasien tampak sulit
pada payudara tidur menghilangkan tidur
sampai 5 menurun stress sebelum tidur - Tampak disekitar
- Pasien 5. Keluhan mata pasien hitam
mengatakan pola tidur Edukasi : - Skala nyeri 4
nyeri di berubah 1. Menjelaskan - TD : 110/90 mmHg
payudara menurun pentingnya tidur - Nadi : 90x/ menit
dirasakan setiap 6. Keluhan cukup selama - Pernapasan :
malam hingga istirahat sakit 20x/ menit
mengganggu tidak cukup 2. Menganjurkan - Suhu : 36,8 °C
tidur saat malam menurun menepati kebiasaan
hari (Moorhead et al., waktu tidur A : Masalah
2013) (Bulechek et al., gangguan tidur
Data Objektif : 2013) belum teratasi
- Pasien tampak
gelisah P : Intervensi
- Pasien tampak dilanjutkan
lemah Dukungan Tidur
- Pasien tampak Observasi : no. 1 - 4
sulit tidur Terapeutik : no. 1 - 3
- Tampak Edukasi : no. 1 dan 2
disekitar mata
pasien hitam I : Menemani pasien
- Skala nyeri 5 untuk memberikan
- TD : 130/80 keamanan dan
mengurangi rasa takut
mmHg
- Nadi : 84 E:
x/ menit Edukasi terkait
- Pernapasan : mengidentifikasi situasi
20 x/ menit yang dapat
menimbulkan stress
- Suhu : 37 °C
dan gangguan tidur
R:
Anjurkan keluarga untuk
selalu menemani pasien
Referensi :

Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2013). Nursing
Interventions Classification (NIC). Elsevier.

International, N. (2015). Diagnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10.
EGC.

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcome
Classification. Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai