Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN NY. K DENGAN DIAGNOSA TUMOR


MAMMAE DEKSTRA DI RUANG BEDAH RSI DARUS SYIFA’
SURABAYA

OLEH :

ALIK CHUSNUL MU’AFIYAH

NIM : 2022090030

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS GRESIK

2022
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


PADA PASIEN NY. K DENGAN DIAGNOSA MEDIS TUMOR
MAMMAE DEKSTRA DI RUANG BEDAH RSI DARUS SYIFA’
SURABAYA

Surabaya, 16 Agustus 2022

Mahasiswa

Alik Chusnul Mu’afiyah


NIM : 2022090030

Preseptorship Dosen Pembimbing

Lilik Sugiarti, S.Kep.,Ns Dimas Hadi Prayoga, S.Kep.,Ns.,M.Kep


NPP : 03.075.05.01 NIDN :

Mengetahui
KEPALA RUANGAN

Lilik Sugiarti, S.Kep.,Ns


NPP : 03.075.05.01

BAB 1
TINJAUAN TEORI
1.1 Definisi

Tumor mammae adalah adalah karsinoma yang berasal dari parenkim,


stroma, areola dan papilla mammae (Lab. UPF Bedah RSDS, 2010).Tumor
mammae adalah gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae di mana
sel abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembangbiak dan menginfiltrasi
jaringan limfe dan pembuluh darah. (Kusuma, 2015).

1.2 Etiologi.

Menurut Iskandar (2010) Sampai saat ini, penyebab pasti tumor


mammae belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor resiko yang telah
teridentifikasi, yaitu :

a. Jenis kelamin

Wanita lebih beresiko menderita tumor mammae dibandingkan dengan pria.


Prevalensi tumor mammae pada pria hanya 1% dari seluruh tumor mammae.

b. Riwayat keluarga

Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor mammae


beresiko tiga kali lebih besar untuk menderita tumor mammae.

c. Faktor genetic

Mutasi gen BRCA1pada kromosom 17 dan BRCA2 pada kromosom 13 dapat


meningkatkan resiko tumor mammae sampai 85%. Selain itu, gen p53,
BARD1, BRCA3, dan noey2 juga diduga meningkatkan resiko terjadinya
kanker mammae.

d. Faktor usia

Resiko tumor mammae meningkat seiring dengan pertambahan usia.

e. Faktor hormonal

Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika tidak
diselingi oleh perubahan hormon akibat kehamilan, dapat meningkatkan
resiko terjadinya tumor mammae.
f. Usia saat kehamilan pertama

Hamil pertama pada usia 30 tahun beresiko dua kali lipat dibandingkan
dengan hamil pada usia kurang dari 20 tahun.

g. Terpapar radiasi

h. Intake alkohol

i. Pemakaian kontrasepsi oral

Pemakaian kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko tumor mammae.


Penggunaan pada usia kurang dari 20 tahun beresiko lebih tinggi
dibandingkan dengan penggunaan pada usia lebih tua.

1.3 Patofisiologi
Sampai saat ini penyebab dari tumor jinak payudara belum diketahui
(idiopatik). Namun, ada faktor predisposisi yang mendukung terjadinya
tumor pada payudara adalah siklus menstruasi yang tidak teratur. Hal itu
disebabkan karena pada fase luteal dalam siklus menstruasi terjadi
peningkatan kadar hormon estrogen dan penurunan kadar hormon
progesteron.
Sedangkan secara fisiologisnya pada saat menstruasi hormon estrogen
dan progesteron meningkat dan dua hari sebelum menstruasi berakhir hormon
estrogen dan progesteron menurun. Secara normalnya, fungsi estrogen untuk
perkembangan jaringan stroma pada payudara, pertumbuhan sistem duktus
yang luas, dan untuk deposit lemak pada payudara. Sedangkan progesteron
berfungsi untuk peningkatan perkembangan dari lobulus dan alveoli
payudara, menyebabkan sel-sel alveolar berproliferasi, membesar dan bersifat
sekretorik.
Pembesaran jaringan payudara terjadi akibat meningkatnya kadar
estrogen dan defisiensi kadar hormon progesteron dari ketidakteraturan siklus
menstruasi. Sehingga terjadi peningkatan deposit lemak dan perkembangan
jaringan payudara. Dan juga penurunan pembentukan lobulus dan alveoli.
Apabila kejadian ini berlangsung secara terus-menerus dapat mengakibatkan
tumor payudara (Guyten & Hall, 1997).
Tumor dapat terjadi karena mutasi dalam DNA sel. Penimbunan
mutasi merupakan pemicu munculnya tumor. Penimbunan mutasi di jaringan
fibrosa dan jaringan epitel dapat menyebabkan proliferasi sel yang abnormal
sehingga akan tampak tumor yang membentuk lobus- lobus hal ini
dikarenakan terjadi gangguan pada nukleus sel yang menyebabkan sel
kehilangan fungsi deferensiasi yang disebut anaplasia. Dengan rangsangan
estrogen fibroadenoma mamae ukurannya akan lebih meningkat.
1.4 Manifestasi Klinik
a. Terdapat massa utuh (kenyal)Biasanya pada kuadran atas dan bagian
dalam, di bawah lengan, bentuknya tidak beraturan dan terfiksasi (tidak dapat
digerakkan)

b. Nyeri pada daerah massa

c. Adanya lekukan ke dalam/dimping, tarikan dan retraksi pada area


mammae.Dimpling terjadi karena fiksasi tumor pada kulit atau akibat distorsi
ligamentum cooper. Cara pemeriksaan: kulit area mammae 10 dipegang
antara ibu jari dan jari telunjuk tangan pemeriksa lalu didekatkan untuk
menimbulkan dimpling.

d. Edema dengan Peaut d’orange skin (kulit di atas tumor berkeriput seperti
kulit jeruk)

e. Pengelupasan papilla mammae

f. Adanya kerusakan dan retraksi pada area putting susu serta keluarnya
cairan secara spontan kadang disertai darah.

g. Ditemukan lesi atau massa pada pemeriksaan mamografi.

1.5 Pemeriksaan Penunjang


a. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
b. Pemeriksaan laboratorium : darah rutin, gula daeah, enzim (alkali
fosfotose, LDH), sitologi pada cairan putting susu
c. Mammografi
Mamografi adalah suatu pemeriksaan untuk mammae (payudara)
dengan menggunakan sinar x-ray dosis rendah. Dipakai untuk mendeteksi
dini tumor payudara pada wanita, tanpa disertai keluhan atau yang
disertai keluhan. Keluhan seperti adanya benjolan pada payudara, cairan
yang tidak normal keluar dari puting payudara atau adanya nyeri pada
payudara (sebelum atau sesudah menstruasi - untuk menyingkirkan
bahwa nyeri yang ditimbulkan bukan dikarenakan sindroma pre
menstrual).
d. Biopsi
Biopsi bedah dilakukan dibawah anastesi lokal. Biopsi mencakup
eksisi lesi dan mengirimkannya ke laboraturium untuk dilakukan
pemeriksaan patologis.
Bila ukuran tumor tidak terlalu besar, maka semua benjolan diangkat
dengan cara operasi yang dilakukan dalam pembiusan total, disebut
biopsi eksisi. Bila tumor ukurannya besar, biasanya diambil sampel dari
benjolan yang ada, disebut biopsi insisi. Setelah dilakukan biopsi,
jaringan tumor dikirim untuk pemeriksaan patologi anatomi (PA) untuk
penentuan tumor jinak atau ganas (kanker). Bila hasil PA jinak maka
dengan pengangkatan tumor berarti pengobatan sudah selesai. Namun
bila hasilnya adalah kanker , harus dilanjutkan oleh operasi kedua yaitu
dengan tindakan bedah kuratif yaitu mastektomi radikal (pengangkatan
payudara dengan sebagian besar kulitnya, m.pektoralis mayor dan minor,
serta semua kelenjar ketiak sekaligus).
1.6 Penatalaksanaan Medis
a. Insisi permukaan, dilakukan pada tumor dengan ukuran lebih besar dari
5 cm.
b. Eksisi tumor dengan anastesi lokal ataupun umum. Ini dilakukan untuk
tumor yang berukuran < 5 cm. selanjutnya specimen operasi periksa
potologis. Bila penderitanya muda dengan lesi kecil, diagnosa dapat
dibuat dengan aspurasi jarum halus bila penderita tidak menginginkan
biopsi dengan eksisi. Fibroadenoma yang lebih besar dari 3 cm harus
diangkat karena dapat menyebabkan nyeri dan tumbuh terus.

1.7 Komplikasi
Tumor mammae bisa berkembang menjadi kanker mammae jika tidak
mendapatkan penanganan yang baik. Kemudian Ca mammae dapat
bermetastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) menuju ke
paru, pleura, tulang dan hati.
1.8 Prognosis
Tumor payudara memiliki prognosis yang baik jika ditangani dengan
pengobatan yang sesuai dan ditangani secepat mungkin tetapi prognosisnya
akan buruk jika tidak ditangani dengan tepat dan cepat.

1.9 Pathway
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian
1. Aktivitas / Istirahat
Gejala : Kelemahan dan / keletihan
Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur,
misalnya : nyeri, ansietas.
Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsiogen lingkungan.
2. Sirkulasi
Gejala : Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja
Kebiasaan : Perubahan pada TD
3. Integritas Ego
Gejala : Factor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara
mengatasi stress (misalnya merokok,minum alcohol, mununda mencari
pengobatan, keyakinan religius / spiritual) .
Masalah tentang perubahan dalam penampilan, misalnya
pembedahan.
Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu,
tidak bernakna, rasa bersalah, kehilangan control, depresi.
Kebiasaan : Menyangkal, menarik diri, marah
4. Eliminasi
Gejala : Perubahan pada pola defekasi, misalnya nyeri pada defekasi
Perubahan eliminasi urinarius, misalnya sering berkemih.
Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
5. Makanan / cairan
Gejala : Kebiasaan diet buruk, misalnya rendah serat tinggi lemak bahan
pengawet. Anoreksi, mual / muntah , Perubahan pada berat badan
Tanda : Perubahan pada kelembaban / turgo kulit ; edema
6. Neurosensori
Gejala : Pusing ; sinkope
7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Derajat nyeri bervariasi, misalnya ketidak nyamanan ringan
sampai nyeri berat.
8. Pernapasan
Gejala : Merokok, hidup dengan seseorang yang merokok
9. Keamanan
Gejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen, pemanjana matahari
lama / berlebihan.
Tanda : Demam
Ruam kulit, ulserasi
10. Seksualitas
Gejala : Masalah seksual, misalnya dampak pada hubungan, perubahan
pada tingkat kepuasan.
11. Interaksi Sosial
Gejala : Ketidakadekuatan / kelemahan system pendukung.
Masalah tentang fungsi / tanggung jawab peran
12. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : Riwayat kaker pada keluarga, misalnya ibu / Bibi dengan kanker
payudara, kanker ovarium, kanker kolon
Riwayat pengobatan : Pengobatan sebelumnya untuk tempat kanker dan
pengobatan yang diberikan.

2.2 Diagnosa keperawatan


a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis ( penekanan
masa tumor )
b. Kerusakan integritas jaringan
c. Gangguan body image (citra tubuh )
d. Kurang pengetahuan tentang kodisi, prognosis dan pengobatan
penyakitnya
e. Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh , krisis
situasional
f. Resiko Infeksi berhubungan dengan luka operasi
g. Ketidak efektifan pola nafas
h. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2.3 Intervensi keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Kriteria Hasil :
o Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
o Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
o Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
o Tidak ada tanda tanda malnutrisi
o Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Intervensi :
o Kaji adanya alergi makanan
o Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien.
o Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake
o Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin
o Berikan substansi gula
o Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
o Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli
gizi)
o Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
o Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
o Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
o Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

2. Diagnosa Keperawatan : nyeri akut


Kriteria Hasil :
o Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
o Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
o Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
o Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
o TTV dalam batas normal
Intervensi :
o Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
o Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
o Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
o Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
o Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
o Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang
ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
o Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
o Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
o Kurangi faktor presipitasi nyeri
o Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi
dan inter personal)
o Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
o Ajarkan tentang teknik non farmakologi
o Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
o Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
o Tingkatkan istirahat
o Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil
o Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

3. Diagnosa keperawata : Kurangnya pengetahuan


Kriteria hasil :
o Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang
penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan
o Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang
dijelaskan secara benar
o Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya

Intervensi :
o Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang proses penyakit
o Jelaskan tentang patofisiologi penyakit, tanda dan
gejala serta penyebabnya
o Sediakan informasi tentang kondisi klien
o Berikan informasi tentang perkembangan klien
o Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan
datang dan atau kontrol proses penyakit
o Jelaskan alasan dilaksanakannya tindakan atau terapi
o Gambarkan komplikasi yang mungkin terjadi
o Anjurkan klien untuk mencegah efek samping dari penyakit
o Gali sumber-sumber atau dukungan yang ada
o Anjurkan klien untuk melaporkan tanda dan gejala yang
muncul pada petugas kesehatan

4. Diagnosa keperawatan : Cemas


Kriteria hasil :
o Pasien mengungkapkan dan menunjukkan teknik mengontrol cemas
o Ekspresi wajah rileks, menunjukkan cemas berkurang
o Vital sign dalam batas normal
Intervensi;
o Gunakan pendekatan yang menenangkan
o Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
o Dorong keluarga untuk menemani pasien untuk memberikan rasa
aman
o Identifikasi tingkat kecemasan
o Bantu mengenali situasi yang menimbulkan kecemasan
o Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan,kecemasan
o Ajarkan untuk menggunakan teknik relaksasi
5. Diagnosa keperawatan : Resiko infeksi
Kriteria Hasil :
o Pasien bebas dari tanda infeksi
o Menunjukkan perilaku hidup sehat
o Jumlah angka leukosit dalam batas normal
Intervensi :
o Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
o Pertahankan teknik aseptik selama pemasangan alat
o Tingkatkan intake nutrisi tinggi protein
o Monitor tanda dan gejala infeksi
o Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi
o Ajarkan cara mencegah infeksi
o Berikan terapi antibiotik

Anda mungkin juga menyukai