OLEH
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN NERS
UNIVERSITAS GRESIK
2020 - 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Meningitis” dengan sebaik-
baiknya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah mengalami berbagai hal baik
suka maupun duka. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan
selesai dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta
bimbingan dari berbagai pihak. Sebagai rasa syukur atas terselesainya makalah
ini, maka dengan tulus penulis sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang
turut membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL....................................................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................2
2.1 Definisi......................................................................................................2
2.2 Etiologi......................................................................................................2
2.3 Patofisiologi...............................................................................................2
2.4 Klasifikasi..................................................................................................2
2.5 Manifestasi................................................................................................2
2.7 Penatalaksanaan.........................................................................................2
2.8 Komplikasi................................................................................................2
3.3 Intervensi...................................................................................................2
3.4 Implementasi.............................................................................................2
3.5 Evaluasi.....................................................................................................2
4.1 Kasus.........................................................................................................2
4.2 Pengkajian.................................................................................................2
WOC........................................................................................................................2
BAB 5 PENUTUP.............................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN
Meningitis adaah inflamasi yang terjadi pada meningen otak dan medula
meningitis yang sering menyerang bayi (sapi usia 3 bulan adalah escherichia coli
meningitis non infeksius yang disebabkan oleh darah diruang subarakhnoid, dan
dengan droplet pernafasan dari hidung atau tenggorok. Individu yang paling
berisiko adalah mereka yang tinggal bersama anak atau siapapun yang bermain
bersama atau kontak dekat dengan anak tersebut. (Kyle & Carman, 2015, p. 557)
Tipe meningitis virus disebut sebagai aseptic meningitis. Meningitis ini
terjadi sebagai akibat dari berbagai macam penyakit virus yang meliputi measles,
mumps, herpes simplex, dan herpes zoster. Pembentukan eksudat pada umumnya
terjadi di atas kortex serebral, substansi putih dan meningens. Kerentanan jaringan
otak terhadap berbagai macam virus tergantung pada tipe sel yang di pengaruhi.
Virus herpes simplex merubah metabolisme sel, yang mana secara cepat
terjadi oleh virus dan bakteri. Meningitis bakteri ditularkan dari kontak langsung
(droplet) sedangkan meningitis virus sebagai akibat dari berbagai macam penyakit
International University dikutip dari health com oleh gita waras widyaningrum
dalam tulisannya pada bulan April 2020 mengatakan bahwa penyakit meningitis
Daerah ini ditinggali kurang lebih 300 juta jiwa manusia. Pada 1996 terjadi wabah
meningitis dimana 250.000 orang menderita penyakit ini dengan 25.000 korban
jiwa. Meningitis bacterial terjadi pada kira-kira 3 per 100.000 orang setiap
bahwa meningitis virus lebih sering terjadi sekitar 10,9 per 100.000 orang, dan
lebih sering terjadi pada musim panas. Di Brasil, angka meningitis bacterial lebih
meningitis?
medis meningitis
1.3.2 Tujuan Khusus
meningitis
pada pasien dengan diagnosa medis meningitis.Mahasiwa juga dapat melatih soft
2.1 Definisi
dan medula spinalis ) dan disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur.Meniningitis
Meningitis bakterialis adalah suatu infeksi purulen lapisan otak yang pada
orang dewasa biasanya hanya terbatas di dalam ruang subraknoid, namun pada
bayi cenderng meluas sampai ke rongga subdural sebagai suatu efusi atau
empiema subdural atau bahkan ke dalam otak. (Nurarif, A.H, 2016, p. 114)
suatu infeksi yang terjadi pada lapisan otak yang disebabkan oleh virus,
2.2 Etiologi
1. Bakteri : mycbakterium tuberculosa diplococus pneumoniae
3. Faktor fredisposisi : jenis kelamin laki-laki lebih sering dari pada wanita
4. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infesi maternal pada minggu
terakhir kehamilan
2.3 Patofisiologi
dapat berlanjut dengan timbul kongesti pada jaringan sekitarnya dan kerusakan
sebagai berikut:
1. Menyebabkan eksaserbasi respons inflamasi yang akan menaikkan tekanan
dalam otak.
2. Dapat meluas hingga mengenai nervus kranialis serta saraf perifer, dan
kemungkinan trombosis atau ruptur, dan bila tekanan intrakranial tidak turun,
hasil akhir yang terjadi adalah infark serebri. Ensafalitis dapat pula terjadi sebagai
araknoid tetapi biasanya infiltrasi ini tidak sehebat pada meningitis bakterialis dan
juga tidak membentuk eksudat. Jadi, tipe meningitis ini bersifat sembuh sendiri.
2.4 Klasifikasi
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi
Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan
Ricketsia.
Peudomonas aeruginosa.
2.5 Manifestasi
1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering).pada literature lain
sempurna.
c. Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan
ekstremitas bawah pada salah satu sisi maka gerakan yang sama
5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK
meningococal.
sel darah putih dan protein meningkat glukosa meningkat, kultur positip
( infeksi bakteri )
kranial.
2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien meningitis lebih bersifat mengatasi etiologi dan
yang berguna sebagai bahan kolaborasi dengan tim medis. Secara ringkas
mampu melewati barier darah otak ke ruang subarachnoid dalam konsentrasi yang
cukup untuk menghentikan perkembangbiakan bakteri. Bisanya menggunakan
sefaloposforin generasi keempat atau sesuai dengan hasil uji resistensi antibiotic
bulan.
Pengobatan simtomatis:
2.8 Komplikasi
serebro spinal (LCS). Cairan LCS pada meningitis lebih kental sehingga
4. Abses otak. Abses otak terjadi apabila infeksi sudah menyebar keotak
tepat
5. Epilepsy
6. Retardasi mental. Retaldasi mental kemungkinan terjadi karena meningitis
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas
tahun, dengan sebagian besar kasus pada anak kurang dari 1 tahun dan individu
1) Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan saat masuk rumah sakit biasanya pasien sakit
meliputi sakit kepala, mual muntah, demam, perubahan tingkat kesadaran dan
menjalani prosedur infasif ang meliputi ftartur tengkorak atau kraniu, luka tembus
314)
Kesadaran umum
Tanda-tanda vital
29)
Sistem persyarafan
terhadap cahaya
pada leher atau kekakuan pada otot (Kyle & Carman, 2015, p. 557)
Bakteri
mg/100 ml
Virus
Warna : jernih
Protein : normal
Gula : normal
Cl- : normal
6.Rontgen : radang paru / abses paru sebagai sumber infeksi( Wijaya A,s,
2013, p. 29)
(mis,meningitis,ensefalitis,abses serebri)
2. Nyeri Akut b.d pengalaman sensori atau emosional yang berkaitan dengan
dari 3 bulan
Penyebab
traumatisInfeksi
Penyebab:
Dehidrasi
Respon trauma
Gejala dan Tanda Mayor
Proses infeksi
Dehidrasi
Trauma
4.Resiko Cedera b.d kerusakan fisik yang memnyebabkan seseorang tidak lagi
Penyebab :
nosokimial,Ketidakamanan transportasi
Kejang
Sinkop
Gangguan penglihatan
Gangguan pendengaran
Hipotensi
Retardasi Mental
3.3 Intervensi
3.3.1 Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif(PPNI, Standart Intervensi
Intervensi Pendukung :
Edukasi diet
Manajemen Kejang
484)
Intervensi Pendukung :
Pemantaun Nyeri
Pemberian Obat
Terapi Sentuhan
468)
Intervensi Pendukung :
Edukasi Dehidrasi
Edukasi Termoregulasi
Manajemen Cairan
Perawatan Sirkulasi
3.3.4 Resiko Cedera(PPNI, Standart Intervensi Keperawatan Indonesia, 2016, p.
496)
Cedera
Intervensi Pendukung
Identifikasi risiko
Pencegahan Jatuh
Pemberian Obat
3.4 Implementasi
3.4.1 Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
rongga kranial
Tindakan :
Observasi:
Monitor tanda/gejala peningkatan TIK (mis. Tekanan darah
Kesadaran menurun)
Terapeutik
tenang
Kolaborasi :
2016, p. 201)
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan.
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan
Tindakan:
Observasi :
Terapeutik
Edukasi
3.4.3 Hipertermi
p. 181)
disfungsi termoregulasi
Tindakan :
Observasi :
Terapeutik
-Longgarkan pakaian
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
275)
kerusakan fisik
Tindakan :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
pasien dengan outcome yang mungkin ditunjukan oleh pasien secara general
Pada situasi kondisi pasien yang tidak menunjukan adanya peningkatan, atau
jika tujuan kesehatan tidak tercapai,proses keperawatan dimulai lagi dari langkah
Evaluasi dilakukan dengan mengacu pada Tujuan dan Kriteria Hasil yang
metode SOAP
tercapai
P:Planning ; Rencana selanjutnya.Misal: Apabila tujuan belum tercapai
4.1 Kasus
nama : Ny SWH
umur : 35 tahun
no.RM : 980662
pendidikan : SMA
agama : islam
Pasien masuk RSUD Bhakti Dharma Husada melalui IGD pada tanggal
20 Mei 2021 jam 23.14 WIB. Dengan keluhan sakit kepala sudah 3 hari sampai
tidak bisa bangun dari tempat tidur selama 2 hari,di sertai demam serta
mengatakan ± 3 bulan yang lalu pasien selalu mengeluh dengan sakit kepala
dan batuk yang dirasakannya pasien selalu menolak bila diajak untuk berobat,
sebelum pasien dibawah ke rumah sakit pasien sudah demam selama ± 3 hari.
4.2 Pengkajian
4.2.1 Pemeriksaan Fisik
38,8°C.
Kepala tampak simetris, rambut tidak mudah rontok, tidak ada lesi
bening,adanya kakukuduk.
dan bawah: CRT kembali < 2 detik, tidak ada oedema, tangan
jarang makan buah, dan minum air putih sebanyak 8-9 gelas (1800-
mual
pada pemeriksaan,
Terapi :
-Lemas
-Sakit kepala
-Mual muntah
Data Objektif
-Pasein tampak meringis
-RR: 26x/menit
- Nadi:120x/menit
-Kaku kuduk
-Sulit tidur
menggigil
Data Obyektif
26x/menit
Hasil Lab?
Data Objektif
4.5 Perencanaan
DIAGNOSA KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN
membaik
diberikan.
WOC
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari uraian singkat tentang meningitis diatas dapat diperoleh beberapa poin
antara lain :
3. Faktor predisposisi yang berperan antara lain jenis kelamin laki laki
lebih sering dibandingkan dengan wanita. Faktor maternal anatar lain
ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan.
Sedangkan faktor imunologinya adalah defisiensi mekanisme imun,
defisiensi imunoglobulin. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau
injury yang berhubungan dengan sistem persarafan.
A. SARAN
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya mahasiswa
keperawatan dapat memperoleh ilmu yang lebih tentang penyakit meningitis dan
bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan meningitis.
Semoga makalah ini dapat dijadikan sumber literature yang layak digunakan
untuk mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Medika.
Batticaca, F.B. (2010). Asuhan Keperawatan pada Klien denan Gangguan Sistem
Kyle & Carman. (2015). In Buku Ajar Keperawatan Paediatri (p. 557). Jakarta:
EGC.
Medication Publising.
PPNI.