Disusun oleh :
CICIK NURMA TRISTANTI
NIM 2022090004
HARI : JUMAT
TANGGAL : 26 AGUSTUS2022
MAHASISWA
PPOK
2. Etiologi
3. Manifestasi Klinis
4. Pemeriksaan Diagnostik
5. Penatalaksanaanmedis
Saluran nafas
Saluran
Peningkatan enzim neutrophil infeksi
nafas
dan matrix metalloproteinase
menyempit /
bronkokontr
Elastisitas paru menurun iksi Leukosit meningkat
Suplay O2 Kompensasi
tdk adekuat tubuh untuk Bersihan jalan Kuman pathogen dan
keseluruh memenuhi nafas tidak efektif endogen difagosit
tubuh kebutuhan O2
makrofag Gangguan nutrisi kurang dari
dg
Hipoksiameningkatkan kebutuhan
frek nafas
Kontraksi
Sesak otot
pernafasan
Penggunaan
Ganggu energi untuk
pernafasan
an
Pola meningkat
Pertuka
Nafas
ran Gas
tidak
efektif
Intoleransi
aktivitas
2. Diagnosa Keperawatan
2. Perencanaan Perawatan
Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome)
yang diharapkan (SIKI DPP PPNI 2018) (SLKI DPP PPNI2019).
a. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Tujuan : Jalan nafas efektif
Kriteria Hasil:
1. Dyspnea menurun
2. Frekuensinafasmembaik
3. Wheezing menurun
4. Produksi Sputum menurun
Intervensi:
Observasi
1. Identifikasi indikasi dilakukan fisioterapi dada (mis:hipersekresi,
sputum kental dan tertahan,tirah baring lama)
2. Identifikasi kontraindikasi fisioterapi dada (mis:ekserbasi PPOK akut,
pneumonia tanpa produksi sputum berlebih, ca paru-paru)
3. Monitor status pernapasan (kecepatan, irama, suara, kedalaman)
4. Periksa segmen paru yang mengandung sekresi berlebih
5. Monitor jumlah dan karakter sputum
6. Monitor toleransi selama dan setelah
Terapeutik
1. Posisikan pasien sesuai dengan area paru yang mengalami penumpukan
sputum
2. Gunakan bantal untuk mengatur posisi
3. Lakukan perkusi dengan posisi telapak tangan ditangkupkan 3- 5 menit
4. Lakukan vibrasi dengan posisi telapak tangan rata bersamaan ekspirasi
melalui mulut
5. Lakukan fisioterapi dada setidaknya 2 jam setelah makan
6. Hindari perkusi pada tulang belakang, ginjal, payudara wanita, insisi, dan
tulang rusuk yang patah
7. Lakukan penghisapan lendir untuk pengeluaran sekret, jika perlu
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur fisioterapi dada
2. Anjurkan batuk segera setelah prosedur selesai
3. Ajarkan inspirasi perlahan dan dalam melalui hidung selama proses
fisioterapi dada
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu
b. Gangguan Pertukaran Gas
Tujuan : pertukaran gas meningkat
Kriteria Hasil:
1. Dispnea menurun
2. Bunyi napas tambahan menurun
3. Takikardia menurun
4. PCO2 membaik
5. PO2 membaik
6. pH arteri membaik
Intervensi:
Observasi
1. Monitor kecepatan oksigen
Terapeutik
Kolaborasi:
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
d. Defisit Nutrisi
Tujuan: Status nutrisi membaik
Kriteria Hasil:
1) Porsi makanan yang dihabiskan meningkat
2) Perasaan cepat kenyang menurun
3) Berat badan membaik
4) Indeks Masa tubuh (IMT) membaik
5) Nafsu makan Membaik
6) Nafsu makan membaik
Intervensi :
Kolaborasi :
5. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan
seberapa jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran daritindakan. Penilaian
proses menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari
pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan dan evaluasi (Ali 2016). Evaluasi
merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan
keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi
suatumasalah.
Ada 3 jenis evaluasi keperawatan mengenai berhasil/tidaknya suatu tindakan,
antara lain:
1. Teratasi: apabila perilaku pasien sesuai dengan pernyataan tujuan dan waktu
yang sebelumnya sudah ditetapkan.
2. Teratasi sebagian: pasien menunjukkan perilaku tetapi tidak memenuhi semua
kriteria dan tujuan serta waktu yang telah ditetapkan.
3. Belum taratasi: pasien belum menunjukkan perilaku yang dituliskan dalam
tujuan, kriteria hasil dan waktu yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: Departemen Ilmu Penyakit Paru FK
UNAIR – RSUD Dr. Soetomo.
Depkes RI. 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Tuberculosis Klinis. Jakarta.
Widya Medika
Depkes RI. 2011. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta :
Gerdunas
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
Ferry Liwang. 2020. Kapita Selekta Kedokteran Edisi V : Jilid 1. Jakarta :Media
Aesculapius.