DI SUSUN OLEH:
Siti komalasari
(202101075)
2012).
COPD merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan batuk produktif dan
dispne dan terjadinya obstruksi saluran napas sekalipun penyakit ini bersifat
2. ETIOLOGI(penyebab)
Etiologi penyakit ini belum diketahui. Penyakit ini dikaitkan dengan faktor-faktor
Polusi udara.
Jenis kelamin.
Ras
Pengaruh dari masing-masing faktor risiko terhadap terjadinya PPOK adalah saling
3. KLIPIKASI (JENIS)
Penyakit yang termasuk dalam kelompok penyakit paru obstruksi kronik adalah
sebagai berikut:
Bronkitis Kronik
Bonkitis merupakan definisi klinis batuk-batuk hampir setiap hari disertai pengeluaran dahak,
sekurang-kuranganya 3 bulan dalam satu tahun dan ter jadi paling sedikit selama 2 tahun
berturut-turut.
Emfisema Paru
Emfisema paru merupakan suatu definisi anatomik, yaitu suatu perubahan anatomik paru
yang ditandai dengan melebarnya secara abnormal saluran udara bagian distal bronkus
terminalis, yang disertai kerusakan dinding al veolus. Sesuai dengan definisi tersebut, maka
jika ditemukan kelainan beru pa pelebaran udara (alveolus) tanpa disertai adanya destruksi
jaringan maka keadaan ini sebenarnya tidak termasuk emfisema, melainkan hanya sebagai
"overinflation".
Asma
4. ANATOMI FISIOLOGI
1. Kelemahan badan.
2. Batuk.
3. Sesak nafas.
6. PATOFISIOLOGI
Fungsi paru mengalami kemunduran dengan datangnya usia tua yang disebab kan
elastisitas jaringan paru dan dinding dada makin berkurang. Dalam usia yang lebih lanjut,
kekuatan kontraksi otot pernafasan dapat berkurang sehingga sulit bernafas.Fungsi paru-
paru menentukan konsumsi oksigen seseorang, yakni jumlah oksi gen yang diikat oleh
darah dalam paru-paru untuk digunakan tubuh. Konsumsi oksigen sangat erat
dan juga menimbulkan kerusakan pada dinding bronkiolus terminalis. Akibat dari
kerusakan akan terjadi obstruksi bronkus kecil (bronkiolus terminalis), yang me ngalami
penutupan atau obstruksi awal fase ekspirasi. Udara yang mudah masuk ke alveoli pada
saat inspirasi, pada saat ekspirasi banyak terjebak dalam alveolus dan terjadilah
penumpukan udara (air trapping). Hal inilah yang menyebabkan adanya keluhan sesak
nafas dengan segala akibatnya. Adanya obstruksi pada awal ekspirasi akan menimbulkan
kesulitan ekspirasi dan menimbulkan peman jangan fase ekspirasi. Fungsi-fungsi paru:
Ventilasi, distribusi gas, difusi gas, mau pun perfusi darah akan mengalami gangguan
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tubular shadows atau farm lines terlihat bayangan garis-garis yang para-
bula. Keadaan ini lebih sering terdapat pada emfisema panlobular dan
pink puffer
Pada bronchitis kronik terdapat VEP1 dan KV yang menurun, VR yang ber
tambah dan KTP yang normal. Pada emfisema paru terdapat penurunan VEPI, KV.
dan KAEM (kecepatan arum ekspirasi maksimal) atau MEFR (maximal expiratory
flow rate), kenaikan KRF dan VR, sedangkan KTP bertambah atau normal.
4. Pemeriksaan EKG
8. PENATALAKSANAAN
lebih awal.
Pengobatan simtomatik.
Mencegah kebiasaan merokok, infeksi dan polusi udara Tapi eksaserbasi akut
dilakukan dengan:
1. Fisioterapi.
2. Rehabilitasi psikis.
9. KOMPLISASI
1. Hipoxemia
3. Infeksi Respiratory
4. Gagal Jantung
5. Cardiac Disritmia
6. Status asmatikus
Pengkajian
6. Riwayat merokok?
berikut:
1. Chest X-Ray:
remisi (asthma).
malitas fungsi tersebut apakah akibat obstruksi atau restriksi, memperki rakan
Bronchodilator.
3. TLC: Meningkat pada bronchitis berat dan biasanya pada asthma, menurun
pada emfisema.
5. FEV1/FVC:
Ratio tekanan volume ekspirasi (FEV) terhadap tekanan kapasitas vital (FVC)
6. ABGS:
normal atau meningkat (bronchitis kronis dan emfisema) tetapi sering kali
(bronchitis)
8. Darah Komplit:
9. Kimia Darah:
primer.
13. Palpasi:
14. Perkusi:
15. Auskultasi:
Adakah suara wheezing yang nyaring? Adakah suara ronkhi? Vokal fremitus
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan napas
Perfusi
Diagnosa keperawatan (SDKI) Tujuan dan kriteria hasil Intervensi keperawatan (SIKI)
(SLKI)
-sputum berlebih
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian
mukolitik atau ekspektoran,
jika perlu
-Dispnea menurun
Terapeutik
-Penggunaan otot bantu
-Pertahankan kepatenan jalan
Napas menurun
napas dengan head-tilt dan
-Pemanjangan fase ekspirasi chin-lift (jaw-thrust jika curiga
menurun trauma servikal)
Edukasi
-Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,mukolitik, jika
perlu.
Gangguan pertukaran gas Setelah di lakukan intervensi Observasi
berhubungan dengan ketidak selama 3x24 jam maka
-Monitor frekuensi, irama,
seimbangan ventilasi -perfusi gangguan pertukaran gas
kedalaman dan upaya napas
meningkat dengan kriteria
hasil: -Monitor pola napas (seperti
bradipnea, takipnea,
-Dispnea menurun
hiperventilasi, Kussmaul,
-Bunyi napas tambahan Cheyne-Stokes, Biot, ataksik)
menurun
-Monitor kemampuan batuk
-Pusing menurun efektif Monitor adanya
produksi sputum
-Penglihatan kabur menurun
-Monitor adanya sumbatan
-Diaforesis menurun
jalan napas Palpasi
-Gelisah menurun kesimetrisan ekspansi paru
Edukasi
Agustina, Tri 2009. Gambaran Sikap Pasien Diabetes Melitus Di Poli Penyakit Dalam Rsud
Dr.Moewardi Surakarta Terhadap Kunjungan Ulang Konsultasi Gizi. KTI D3. Fakultas Ilmu
Pearce, Evelyn C. 2014. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.