Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, hidayah, serta
hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan Pre Klinik tentang “PPOK”
ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang
telah menjadi guru terbaik dan menjadi suri tauladan bagi umat islam seluruh dunia. Laporan
Pendahuluan ini saya susun untuk memenuhi syarat awal mengikuti siklus Keperawatan Medikal
Bedah di Rumah Sakit UNAND dan saya berharap LP ini dapat bermanfaat bagi pribadi maupun
sipembaca.
Dalam menyusun LP ini, saya berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan sumber-sumber dan
informasi, baik dari buku-buku yang telah direkomendasikan oleh dosen maupun jurnal lainnya.
Untuk itu saran dan kritik penulis harapkan berkenaan dengan pembuatan LP ini, demi
Penulis
Format Laporan Pendahuluan
A. Landasan Teoritis Penyakit
1. Defenisi
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), bahasa Inggris: Chronic Obstructive
Pulmonary Disease (COPD) adalah penyakit paru kronik. PPOK ditandai dengan
keterbatasan aliran udara di dalam saluran napas tidak sepenuhnya reversibel, bersifat
progresif, dan biasanya disebabkan oleh proses inflamasi paru yang disebabkan oleh
pajanan gas berbahaya yang dapat memberikan gambaran gangguan sistemik.
Menurut tinjauan pustaka:
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit yang ditandai dengan
hambatan aliran udara di saluran nafas yang tidak sepenuhnya reversibel.
Hambatan aliran udara ini bersifat progresif dan berhubungan dengan respons
inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang beracun atau berbahaya. Bronkitis
kronik dan emfisema tidak dimasukkan definisi PPOK karena bronkitis kronik
merupakan diagnosis klinis sedangkan emfisema merupakan diagnosis patologi.
Dalam menilai gambaran klinis pada PPOK harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
2. ETIOLOGI
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya Penyakit Paru Obstruksi Kronik
(PPOK) adalah:
a) Kebiasaan merokok
b) Polusi udara
c) Paparan debu,asap,dan gas-gas kimiawi akibat kerja
d) Riwayat infeksi saluran nafas
e) Bersifat genetik yaitu difisiensi α-1 antitripsin merupakan predisposisi untuk
berkembangnya Penyakit Paru Obstruksi Kronik dini
3. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) adalah:
a) Batuk
b) Sputum putih atau mukoid, jika ada infeksi menjadi purulen atau
mukopurulen.
c) Sesak, sampai menggunakan otot-otot pernafasan tambahan untuk bernafas
Dalam menilai gambaran klinis pada PPOK harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
- Spirometri
1) PPOK Ringan
Gejala klinis:
Dengan atau tanpa batuk
Dengan atau tanpa produksi sputum
Sesak napas derajat sesak 0 sampai derajat sesak 1
Spirometri:
VEP1 • 80% prediksi (normal spirometri) atau
VEP1 / KVP < 70%
2) PPOK Sedang
Gejala klinis:
Dengan atau tanpa batuk
Dengan atau tanpa produksi sputum.
Sesak napas: derajat sesak 2 (sesak timbul pada saat aktivitas).
Spirometri:
Spirometri:
Komplikasi yang biasa ditimbulkan oleh penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau
chronic obstructive pulmonary disease (COPD) diantaranya adalah:
Cor Pulmonale
Pneumonia Rekuren
Anemia
Polisitemia Vera
Pneumothoraks
Gagal nafas
Depresi
7. WOC
B. Landasan Teoritis Asuhan Keperawatan:
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT PARU
OBSTRUKSI KRONIK (PPOK)
1. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan dengan melakukan anamnesis pada pasien. Data-data yang
dikumpulkan atau dikaji meliputi:
a) Identitas Pasien
Pada tahap ini perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis kelamin, alamat rumah,
agama, suku bangsa, status perkawinan, pendidikan terakhir, nomor registrasi,
pekerjaan pasien, dan nama penanggungjawab.
b) Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Pasien dengan PPOK biasanya akan diawali dengan adanya tanda-tanda seperti
batuk, sesak nafas, nyeri pleuritik, rasa berat pada dada, berat badan menurun
dan sebagainya. Perlu juga ditanyakan mulai kapan keluhan itu muncul. Apa
tindakan yang telah dilakukan untuk menurunkan atau menghilangkan keluhan-
keluhannya tersebut.
Riwayat Psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya
serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan terhadap
dirinya.
c) Fungsional Gordon
Bernafas
Kaji pernafasan pasien. Keluhan yang dialami pasien dengan Penyakit Paru
Obstruksi Kronik ialah batuk produktif/non produktif, dan sesak nafas.
Perlu ditanyakan kebiasaan makan dan minum sebelum dan selama MRS pasien
dengan PPOK akan mengalami penurunan nafsu makan akibat dari sesak nafas
dan penekanan pada struktur abdomen. Peningkatan metabolisme akan terjadi
akibat proses penyakit.
Eliminasi
Akibat sesak nafas, kebutuhan O2 jaringan akan kurang terpenuhi dan Pasien
akan cepat mengalami kelelahan pada aktivitas minimal
Akibat sesak yang dialami dan peningkatan suhu tubuh akan berpengaruh
terhadap pemenuhan kebutuhan tidur dan istitahat, selain itu akibat perubahan
kondisi lingkungan dari lingkungan rumah yang tenang ke lingkungan rumah
sakit, dimana banyak orang yang mondar-mandir, berisik dan lain sebagainya.
Kebersihan Diri
Kaji bagaimana toiletingnya apakah mampu dilakukan sendiri atau harus
dibantu oleh orang lain.
Rasa Nyaman
Rasa Aman
Kaji pasien apakah merasa cemas atau gelisah dengan sakit yang dialaminya
Bekerja
Ibadah
Ketahui agama yang dianut pasien, kaji berapa kali pasien shalat, dll.
Rekreasi
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan bronkokontriksi,
peningkatan produksi sputum, batuk tidak efektif, kelelahan/berkurangnya tenaga
dan infeksi bronkopulmonal.
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan napas pendek, mucus,
bronkokontriksi dan iritan jalan napas.
Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan akibat sesak,
pengaturan posisi dan pengaruh lingkungan.
Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia.
3. INTERVENSI
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan bronkokontriksi,
peningkatan produksi sputum, batuk tidak efektif, kelelahan/berkurangnya tenaga
dan infeksi bronkopulmonal.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan jalan nafas kembali efektif
Kriteria Hasil:
Menunjukkan jalan nafas yang paten
Mampu mengidentifikasi dan mencegah factor yang dapat menghambat
jalan nafas
Suara nafas bersih, tidah ada sianosis dan dyspneu(mampu bernafas dengan
mudah)
Intervensi:
Intervensi:
Kriteria hasil:
Intervensi:
Intervensi:
4. IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat terhadap pasien. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan rencana keperawatan diantaranya:
5. EVALUASI
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan, dimana evaluasi adalah
kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan pasien, perawat dan anggota
team kesehatan lainnya.
Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan
tercapai dengan baik atau tidak dan untuk melakukan pengkajian.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Jual. Diagnosa keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik Edisi 6. Jakarta:
EGC.
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid II, edisi ketiga. Jakarta: balai Penerbit FKUI.
Price, Sylvia A. Dkk. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volume
1. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanna C. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan Suddarth Edisi
8 Volume 2. Jakarta: EGC.