Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“Peran Orang tua Dalam Perawatan Anak dengan Autisme”

Mata Ajar : Keperawatan Jiwa II


Sasaran : Orang tua yang Memiliki Anak dengan Gangguan
Autisme
Target : Orang tua Mengetahui Tentang Autisme dan Perawatan
Anak dengan Autisme di Rumah
Hari / Tanggal : Jumat / 22 November 2019
Tempat : Ruang Rawat Inap Anak dan Remaja RSJ PROF HB
Sa’anin Padang
Jam / waktu : 35 Menit

1. Latar Belakang
Keadaan anak – anak yang mengalami gangguan autis saat ini
dimasyarakat kelompok menengah kebawah sangat memprihatinkan. Selain itu
fenomena saat ini banyak orang tua yang memiliki anak yang mengalami
gangguan autis namun tidak menyadari bahwa anaknya mengalami gangguan
autis. Banyak orang tua yang menganggap keterlambatan berkomunikasi dan
interaksi yang terjadi pada anaknya tersebut adalah hal yang wajar atau tidak
menganggap gangguan autis yang terjadi pada anak mereka merupakan gejala
gangguan mental atau gangguan jiwa. Sehingga anak – anak yang mengalami
gangguan autis ini diperlakukan tidak semestinya dengan kondisi yang
mengkhawatirkan dan ini dapat memperburuk keadaan anak tersebut karena
semakin terkucilkan bahkan dilingkugan keluarganya sendiri. Dalam
kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan komunikasi yang baik antar
orang-orang yang ada disekitar atau sekililingnya. Bagaimanapun juga anak-
anak sangat bergantung pada orang dewasa karena pola asuhnya dapat
membentuk kepribadian individu bagi mereka (Candra Gautama,2000).
Dalam setiap masyarakat pasti akan dijumpai keluarga inti (Nuclear
Family). Keluarga ini merupakan kelompok sosial yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak-anak. Keluarga merupakan susunan orang-orang yang disatukan oleh

1
ikatan perkawinan, dan hubungan antara orang tua dan anak biasanya adalah
darah atau adopsi (Khairudin,2002:6). Setiap keluarga tentunya akan menjalani
peran serta fungsi-fungsinya yang telah ditentukan untuk terciptanya hubungan
yang baik serta suatu keluarga dapat berjalan dengan baik sehingga tujuan yang
diharapkan dari keluarga dapat tercapai. Peran ayah dan ibu sangat membantu
tercapainya perkembangan yang optimal pada anak autis. Dalam konsep
perkawinan tradisional, urusan rumah tangga dan pengasuhan anak menjadi
tanggung jawab istri, sedangkan suami bertugas mencari nafkah. Namun saat
ini banyak istri yang membantu suami mencari nafkah, sehingga dibutuhkan
keluwesan peran untuk bersama-sama terlibat dalam pengasuhan (Lestari,
2012).
Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak. Dalam
penatalaksanaan masalah anak, peran orangtua yaitu ayah dan ibu tetap pula
yang utama (Mulyadi & Sutadi, 2014; Sastry & Aguirre, 2014). Orangtua
memiliki pengaruh terbesar dalam perkembangan anak, yaitu sekitar 92%,
sedangkan terapis dan guru hanya berpengaruh sebesar 3-4% (Mahoney &
MacDonald,2007 dalam Kidd, 2011). Peran orangtua merupakan salah satu
aspek dalam keberhasilan proses terapi, selain profesional dan terapis (Mulyadi
& Sutadi, 2014). Ada lima faktor yang paling berpengaruh terhadap
kesembuhan anak autisme, yaitu pertama, berat ringannya gangguan autisme.
Kedua, usia anak saat pertamakali ditangani secara benar dan teratur. Usia
ideal adalah 2-3 tahun, karena pada usia ini perkembangan otak paling cepat.
Ketiga, intensitas penanganannya, 40 jam per minggu, berarti rata-rata 6-7 per
hari. Keempat, IQ anak. Kelima, keutuhan pusat bahasa di otak anak. Pusat
berbahasa berada di lobus parietalis kiri. Apabila mengalami kelainan atau
kerusakan, maka anak akan kesulitan berkata-kata. (Handojo, 2003).

2. Tujuan Instruksional Umum


a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan di ruang rawat anak dan
remaja RSJ Prof HB. Saanin Padang diharapkan orang tua dapat

2
mengetahui dan menjelaskan tentang anak autisme serta perawatan anak
dengan autisme di rumah.

b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan di ruang rawat anak dan
remaja RSJ Prof. HB Saanin tentang anak autisme diharapkan:
1) Orang tua mengetahui pengertian dari autisme.
2) Orang tua mengetahui penyebab autisme.
3) Orang tua mengetahui jenis – jenis autisme.
4) Orang tua mengetahui karakteristik autisme.
5) Orang tua mengetahui cara mendeteksi dini gejala dari autisme.
6) Orang tua dapat menjelaskan tentang perawatan anak autisme di
rumah.

3. Tujuan Intruksional Khusus


a. Bagi rumah sakit
Dapat membantu pihak RSJ Prof. HB Saanin Padang dalam
memberikan informasi kepada orang tua mengenai anak autisme.

b. Bagi audiens
Dapat menambah ilmu pengetahuan tentang anak autisme sehingga
di harapkan dapat membantu orang tua dalam hal deteksi dini anak
autisme dan perawatan anak autisme di rumah.

c. Bagi Mahasiswa
Untuk menambah wawasan tentang anak autisme lalu deteksi dini
gejala autisme beserta perawatan di rumah yang dapat dilakukan pada
anak autisme.

3
4. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik Kegiatan
Penyuluhan tentang anak autisme dan perawatannya.
a. Sasaran
Orang tua yang berkunjung di ruang rawat anak dan remaja RSJ Prof.
HB. Saanin Padang.
b. Metode
Ceramah, diskusi, tanya jawab
c. Media
Infokus, leaflet, power point.
d. Tempat
Ruang rawat anak dan remaja RSJ Prof. HB Saanin Padang
e. Waktu
Hari/tanggal : Jumat / 22 November 2019
Jam : 10.00 s/d 10.35 wib.

5. Setting Tempat

4
Keterangan :
= Audien = Penyaji
= Fasilitator = Flibchart

= Moderator = Observer

= Pembimbing Klinik = Pembimbing Akademik

6. Pengorganisasian
1) Struktur Organisasi
a. Penanggung jawab : Febri Yeni Susilawati (Ketua Kelompok 1)
Tugas : - Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan
penyuluhan
b. Moderator : Della Silviana
Tugas : - Mengarahkan jalannya kegiatan dan
menyimpulkan
- Menjawab pertanyaan audiens
c. Presenter : Febri Yeni Susilawati
Tugas : - Menyampaikan materi penyuluhan
- Menjawab pertanyaan dari audiens
d. Fasilitator : Nadirah
Tugas : - Memotivasi audien untuk ikut dalam penyuluhan
- Memfasilitasi audien untuk bertanya
e. Observer : Putri Mulyani
Tugas :- Melaporkan dan mengamati jalannya
penyuluhan

5
7. Susunan Acara

Tahap
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Responden
Kegiatanan dan
waktu
Pembukaan Moderator :
(5 menit)  Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan  Mendengarkan dan
anggota pembimbing memperhatikan
dan anggota penyuluh
 Membuat kontrak  Mendengarkan dan
waktu memperhatikan
 Menjelaskan tujuan  Mendengarkan dan
penyuluhan. memperhatikan
 Membuat kontrak  Mendengarkan dan
bahasa menjawab
pelaksanaan Moderator :
( 25 menit)  Memberikan  Mendengarkan dan
kesempatan kepada memperhatikan
presenter untuk
menjelaskan materi

Presenter :
1. Menggali pengetahuan  Mengemukakan
peserta tentang pendapat
pengertian autisme
pada anak.
 Memberikan  Bertepuk tangan
reinforcement positif sambil
pada peserta atas memperhatikan
pendapat peserta
2. Menjelaskan

6
pengertian autisme  Mendengarkan dan
pada anak. memperhatikan
3. Menggali pengetahuan  Mengemukakan
peserta tentang pendapat
penyebab autisme
pada anak.
 Memberikan  Bertepuk tangan
reinforcement positif sambil
pada peserta atas memperhatikan
pendapat peserta
4. Menjelaskan penyebab  Mendengarkan dan
autisme pada anak. memperhatikan
5. Menggali pengetahuan  Mengemukakan
peserta tentang jenis- pendapat
jenis autisme pada
anak.
 Memberikan  Bertepuk tangan
reinforcement positif sambil
pada peserta atas memperhatikan
pendapat peserta.
6. Menjelaskan jenis -  Mendengarkan dan
jenis autisme pada memperhatikan
anak .
7. Menggali pengetahuan  Mengemukakan
peserta tentang pendapat
karakteristik autisme
pada anak.
 Memberikan  Bertepuk tangan
reinforcement positif sambil
pada peserta atas memperhatikan
pendapat peserta

7
8. Menjelaskan  Mendengarkan dan
karakteristik autisme memperhatikan
pada anak.
9. Menggali pengetahuan  Mengemukakan
peserta tentang deteksi pendapat
dini gejala autisme
pada anak.
 Memberikan  Mendengarkan dan
reinforcement positif memperhatikan
pada peserta atas
pendapat peserta  Mengemukakan
10. Menjelaskan deteksi pendapat
dini gejala autisme
pada anak
11. Menggali pengetahuan  Mengemukakan
peserta tentang pendapat
bagaimana perawatan
anak autisme dirumah.
 Memberikan  Bertepuk tangan
reinforcement positif sambil
pada peserta atas memperhatikan
pendapat peserta
12. Menjelaskan cara  Mendengarkan dan
perawatan anak memperhatikan
autisme dirumah.
 Memberikan  Mengajukan
kesempatan peserta pertanyaan
untuk bertanya
 Memberikan  Bertepuk tangan
reinforcement positif sambil
pada peserta atas memperhatikan
pertanyaan peserta

8
 Memberikan  Memberikan
kesempatan pada pendapat
peserta lain untuk
memberikan pendapat
 Melengkapi atau  Mendengarkan dan
memberikan memperhatikan
penjelasan atas
pertanyaan peserta
Penutup Moderator:
(5 Menit)  Menyimpulkan hasil  Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan.

 Mengajukan  Menjawab
pertanyaan pada pertanyaan.
peserta mengenai
materi yang dibahas
untuk mengevaluasi
pemahaman
responden
 Mengucapkan salam  Menjawab salam

A. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Menginformasikan kepada audiens tentang penyuluhan yang akan
diadakan 1 hari sebelum penyuluhan dilakukan.
b. Leaflet telah selesai dicetak 1 hari sebelum penyuluhan dilakukan.
c. Peminjaman tempat dan alat sudah dilakukan 1 hari sebelum kegiatan
dilakukan.
d. Power point telah selesai 1 hari sebelum acara.
e. 90 % audiens menghadiri kegiatan, melaksanakan tugas dan peran
sesuai yang telah ditetapkan.

9
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilakukan tepat pada waktu kegiatan yang telah ditetapkan.
b. 90 % audiens datang tepat waktu.
c. 90 % audiens terlibat dan aktif (mampu mengemukakan pendapatnya,
mampu mengemukakan pertanyaan dan memahami tentang autisme
beserta deteksi dini dan perawatan dirumah anak autisme) dalam
kegiatan penyuluhan.
d. 90 % audiens mengikuti jalannya kegiatan sampai selesai
penyuluhan.
e. Kelompok melaksanakan tugas dan peran yang telah ditetapkan.
f. Kegiatan selesai tepat waktu yang telah ditetapkan.
3. Evaluasi Hasil
a. 90 % audiens yang hadir mengetahui dan memahami Pengertian
autisme.
b. 90 % audiens yang hadir mengetahui penyebab autisme pada anak.
c. 90 % audiens yang hadir mengetahui dan memahami jenis jenis
autisme.
d. 90 % audiens yang hadir mengetahui dan memahami karakteristik
autisme
e. 90 % audiens yang hadir mengetahui deteksi dini gejala autisme .
f. 90 % audiens yang hadir mengetahui dan memahami perawatan anak
dengan autisme dirumah.

10
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Autisme
Autisme berasal dari kata auto yang berarti sendiri. Penyandang autisme
seakan-akan hidup dalam dunianya sendiri. Istilah autisme baru diperkenalkan
oleh Leo Kanner sejak tahun 1943 (Handojo, 2008). Autisme bukan suatu
gejala penyakit, tetapi berupa sindroma (kumpulan gejala) yang terjadi
penyimpangan perkembangan sosial, kemampuan berbahasa, dan kepedulian
terhadap sekitar (Yatim, 2003). Menurut kamus psikologi, pengertian dari
autisme adalah anak dengan kecenderungan diam dan suka menyendiri yang
ekstrem. Anak autisme bisa duduk dan bermain berjam-jam lamanya dengan
jemarinya sendiri atau dengan serpihan kertas, serta tampaknya mereka itu
tenggelam dalam satu dunia sendiri.
B. Penyebab Autisme
Autisme dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor internal
meliputi genetik, psikologis, neorobiologis, prenatal, natal, infeksi virus, dan
trauma kelahiran. Sementara faktor eksternalnya antara lain lingkungan bahan
kimia beracun, merkuri, timbal, kadmium, arsenik, dan aluminium (Handojo,
2008).
a) Faktor Internal
1. Faktor psikologis
Orang tua yang emosional, kaku, dan obsesif, yang mengasuh anak
mereka yang secara emosional atau akibat sikap ibu yang dingin (kurang
hangat).
2. Neurobiologis
Kelainan perkembangan sel-sel otak selama dalam kandungan atau
sudah anak lahir dan menyebabkan berbagai kondisi yang memengaruhi
sistem saraf pusat. Hal ini diduga karena adanya disfungsi dari batang otak
dan neurolimbik.
3. Faktor genetik

11
Adanya kelainan kromosom pada anak autisme, tetapi kelainan itu
tidak berada pada kromosom yang selalu sama. Ditemukan 20 gen yang
terkait dengan munculnya gangguan autisme, tetapi gejala autisme baru
bisa muncul jika kombinasi dari banyak gen.
4. Faktor perinatal
Adanya komplikasi prenatal, perinatal, dan neonatal. Komplikasi
yang paling sering adalah perdarahan setelah trimester pertama, fetal
distress, dan penggunaan obat tertentu pada ibu yang sedang hamil.
Komplikasi waktu bersalin, terlambat menangis, gangguan pernapasan,
dan anemia pada janin.
b) Faktor Eksternal

Faktor eksternal berasal dari lingkungan yaitu kontaminasi bahan


kimia beracun dan logam-logam berat berikut ini (Yatim, 2003).

1. Merkuri (Hg)

Logam berat merkuri merupakan cairan yang berwarna putih


keperakan. Paparan logam berat Hg dapat berupa metyl mercury dan etyl
mercury (thimerosal) dalam vaksin. Merkuri dapat memengaruhi otak,
sistem saraf, dan saluran cerna. Racun merkuri menyebabkan defisit
kognitif dan sosial termasuk kehilangan kemampuan berbicara atau
kegagalan untuk mengembangkan gangguan memori, konsentrasi yang
buruk, kesulitan dalam mengartikan kata-kata dari berbagai macam
tingkah laku autisme.

2. Timbal
Timbal dikenal sebagai neurotoksin yang diartikan sebagai
pembunuh sel-sel otak. Kadar timbal yang berlebihan pada darah anak-
anak akan memengaruhi kemampuan belajar anak, defisit perhatian, dan
sindroma hiperaktivitas.
3. Kadmium (Cd)
Kadmium merupakan bahan alami yang terdapat pada kerak bumi.
Logam berat ini murni berupa logam. Logam berwarna putih perak lunak

12
dapat menyebabkan kerusakan sel membran sehingga logam berat lain
dipercepat atau dipermudah masuk ke dalam sel.

4. Arsenik (As)
Arsenik banyak digunakan pengusaha atau kontraktor untuk
membangun ruang bermain, geladak kapal, atau pagar rumah. Arsenik
dapat diisap, ditelan, dan diabsorbsi lewat kontak kulit. Arsenik dapat
disimpan di otak, tulang, dan jaringan tubuh, serta akan merusaknya secara
serius. Gejalanya yang berlangsung lambat dapat menyebabkan diabetes
dan kanker, juga dapat menyebabkan stroke dan sakit jantung. Dalam
jangka lama dapat merusak liver, ginjal, dan susunan saraf pusat.
5. Aluminium (Al)
Keracunan aluminium adalah keadaan serius yang terjadi bila
mengabsorbsi sejumlah besar aluminium yang sering disimpan di dalam
otak. Pemaparan aluminium didapatkan dari konsumsi aluminium dari
produk antasid dan air minum (panic aluminium). Aluminium masuk ke
tubuh lewat sistem digestif, paru-paru, dan kulit sebelum masuk ke
jaringan tubuh.

C. Jenis- jenis Autisme


1. Autismee Klasik
Adanya kerusakan saraf sejak lahir, karena sewaktu mengandung,
ibu terinfeksi virus, seperti rubella, atau terpapar logam berat berbahaya
seperti merkuri dan timbal yang berdampak menagacaukan proses
pembentukan sel-sel saraf di otak janin.
2. Autismee Regresif
Autismee regresif muncul saat anak berusia antara 12 sampai 24
bulan. Sebelumnya perkembangan anak relatif normal, namun tiba-tiba
saat usia anak meninjak 2 tahun kemampuan anak merosot. Yang tadinya
sudah bisa membuat kalimat 2 sampai 3 kata berubah diam dan tidak lagi
berbicara. Kesimpulan yang beredar di klangan ahli menyebutkan
autismee regresif muncul karena anak terkontaminasi langsung oleh faktor

13
pemicu. Yang paling disorot adalah paparan logam berat terutama merkuri
dan timbal dari lingkungan.

D. Karakteristik Autisme
1. Berkeinginan dan senang melakukan kegiatan yang mengulang-mengulang
2. Sangat sedikit sekali berbicara sebagai media komunikasi
3. Selalu melakukan keasyikan melalui benda-benda tertentu yang
menunjukkan bahwa seolah-olah hanya itu kegiatan yang ia lakukan
4. Senang tidur bermalas-malasan atau duduk menyendiri dengan tampah
acuh, muka pucat, dan mata sayu dan selalu memandang ke bawah.
5. Selalu diam sepanjang waktu
6. Jika ada pertanyaan terhadapnya, jawabannya sangat pelan dengan nada
monoton, kemudian dengan suara yang aneh ia akan mengucapkan atau
menceritakan dirinya dengan beberapa kata, kemudian diam menyendiri
lagi
7. Tidak pernah bertanya, tidak menunjukkan rasa takut, tidak punya
keinginan yang bemacam-macam serta tidak menyenangi sekalilingnya
8. Tidak tampak cerita
9. Tidak peduli terhadap lingkungannya kecuali pada benda yang disukainya
misalnya boneka.
10. Tidak mau dipeluk
11. Hambatan dalam komunikasi verbal dan non-verbal
12. Secara fisik terlalu aktif atau sama sekali kurang aktif
13. Anak autis mengalami keterlambatan berbicara, mungkin menggunakan
bahasa dengan cara yang aneh atau tidak mampu bahkan tidak mau
berbicara sama sekali.

E. Deteksi Dini Gejala Autisme


Untuk dapat mengetahui gejala autismee sejak dini, telah dikembangkan
suatu checklist yang dinamakan M-CHAT (Modified Checklist for Autisme in
Toddlers). Berikut adalah pertanyaan penting bagi orangtua:

14
1. Apakah anak anda tertarik pada anak-anak lain?
2. Apakah anak anda dapat menunjuk untuk memberitahu ketertarikannya
pada sesuatu?
3. Apakah anak anda pernah membawa suatu benda untuk diperlihatkan pada
orangtua?
4. Apakah anak anda dapat meniru tingkah laku anda?
5. Apakah anak anda berespon bila dipanggil namanya?
6. Bila anda menunjuk mainan dari jarak jauh, apakah anak anda akan
melihat ke arah mainan tersebut?
7. Bila jawaban anda TIDAK pada 2 pertanyaan atau lebih, maka anda
sebaiknya berkonsultasi dengan profesional yang ahli dalam
perkembangan anak dan mendalami bidang autismee.

F. Terapi Autisme di Rumah


1. Dimulai dari sering mengajak anak berbicara, membantu memfokuskan
pembicaraan, sampai meminta mengarahkan wajah saat kita atau anak
tengah berbicara. Bangun pula suasana menyenangkan dalam
berkomunikasi, seperti dengan menghadirkan aneka permainan berwarna-
warni, buku cerita bergambar, atau permainan-permainan yang disukainya.
2. Setiap anak mengharapkan pujian, dan pada anak autis pujian dapat
berguna sebagai petunjuk 'jalan yang benar'. Berikan pujian lewat
perkataan atau tunjukkan kasih sayang Anda jika anak dapat menjawab
dengan baik.
3. Melakukan senam atau gerakan-gerakan sederhana seperti permainan
menggerakkan anggota tubuh. Memiringkan kepala beberapa kali,
memutar badan ke kanan dan kiri, mengangkat tangan tinggi-tinggi, dll.
Seluruh gerakan ini akan mendukung terciptanya latihan motorik pada
otak anak, sehingga terapi akan lebih mudah dijalankan.
4. Senantiasa menyiapkan diri tetap sabar berkomunikasi dengan anak. Tentu
bukan hal mudah dibanding memberikan kasih sayang pada anak normal,
tetapi sebagai titipan Tuhan dan buah cinta kita, sudah semestinya mereka
tetap mendapat belaian kasih sayang sesuai kebutuhannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, Hanik Endang Nihayat.2015.Keperawatan


Kesehatan Jiwa.Jakarta:Salemba Medika

SaptasariRatih Dian. 2017. Peran Orangtua Dalam Pelaksanaan Terapi


Anak Autis Universitas Muhammadiyah Surakarta .

Merianto Wahyu Randi. 2016 Peran Orang Tua Dalam Menangani Anak Autis
(Studi Kasus 4 Keluarga Anak Autis Di Kota Pekanbaru). Jurusan
Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

16

Anda mungkin juga menyukai