Dosen pembimbing:
Ns. Tri Mochartini, S.kep,. M.Kep
Ns. Seven Sitorus, M.Kep., Sp.KMB
Ilah Muhafilah, S.Kp., M.Kes
Disusun Oleh:
Nurkholis Wadud (1032161045)
A. Pengertian
Global initiative for chronic obstructive lung disease (GOLD) mengartikan PPOK adalah
suatu penyakit yang bisa dilakukan pencegahan dan pengobatan. PPOK memiliki tanda
gejala terdapatnya hambatan aliran udara dalam saluran pernafasan yang bersifat
progresif. PPOK juga terdapat peradangan atau inflamasi pada saluran pernafasan dan
paru-paru yang diakibatkan oleh adanya partikel dan gas yang berbahaya (GOLD, 2017).
PPOK merupakan keadaan irreversible yang ditandai adanya sesak nafas pada saat
melakukan aktivitas dan terganggunya aliran udara masuk dan keluar dari paru-paru
(Smeltzer et al, 2013). PPOK merupakan penyakit kronis ditandai dengan terhambatnya
aliran udara karena obstruksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh paparan yang
lama terhadap polusi dan asap rokok. PPOK merupakan istilah yang sering digunakan
untuk sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama (Grace et al, 2011).
B. Etiologi
Etiologi penyakit ini belum diketahui, Menurut Muttaqin Arif (2008), penyebab dari
PPOK adalah :
4. Faktor keturunan.
Pengaruh dari masing – masing faktor risiko terhadap terjadinya PPOK adalah
saling memperkuat dan faktor merokok dianggap yang paling dominan.
C. Patoflow
D. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala akan mengarah pada dua tipe perokok (Smaltzer & Bare, 2007):
1. Kelemahan badan
2. Batuk
3. Sesak nafas
Klasifikasi derajat PPOK menurut Global initiative for chronic Obstruktif Lung
Disiase (GOLD) 2011 ada 4 derajat antara lain :
a. Derajat I (Ringan) : Gejala batuk kronis dan ada produksi sputum tapi
tidak sering. Pada derajat ini pasien tidak menyadari bahwa menderita
PPOK.
E. Komplikasi
Komplikasi Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) menurut Grace et al (2011) dan
Jackson (2014) : Komplikasi yang dapat terjadi pada PPOK adalah gagal nafas kronik,
gagal nafas akut, infeksi berulang, dan kor pulmonal. Gagal nafas kronis ditunjukkan
oleh hasil analisis gas darah berupa PaO 250 mmHg, serta Ph dapat normal. Gagal nafas
akut pada gagal nafas kronis ditandai oleh sesak nafas dengan atau tanpa sianosis,
volume sputum bertambah dan purulen, demam, dan kesadaran menurun. Pada pasien
PPOK produksi sputum yang berlebihan menyebabkan terbentuk koloni kuman, hal ini
memudahkan terjadi infeksi berulang. Selain itu, pada kondisi kronis ini imunitas tubuh
menjadi lebih rendah, ditandai dengan menurunnya kadar limfosit darah. Adanya kor
pulmonal ditandai oleh P pulmonal pada EKG, hematokrit>50 %, dan dapat disertai
gagal jantung kanan (PDPI, 2016).
F. Pemeriksaan Diagnostic
4. Pemeriksaan sputum
G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
2. Penatalaksanaan keperawatan
5) Pengobatan simtomatik.
H. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Pada tahap ini perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis kelamin, alamat rumah,
agama, suku bangsa, status perkawinan, pendidikan terakhir, nomor registrasi,
pekerjaan pasien, dan nama penanggungjawab.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien mencari
pertolongan atau berobat ke rumah sakit. Biasanya pada pasien dengan
Penyakit Paru Obstriksi Kronik (PPOK) didapatkan keluhan berupa sesak
nafas.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dengan PPOK biasanya akan diawali dengan adanya tanda-tanda
seperti batuk, sesak nafas, nyeri pleuritik, rasa berat pada dada, berat badan
menurun dan sebagainya. Perlu juga ditanyakan mulai kapan keluhan itu
muncul. Apa tindakan yang telah dilakukan untuk menurunkan atau
menghilangkan keluhan-keluhannya tersebut.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Perlu ditanyakan apakah sebelumnya pasien pernah masuk RS dengan
keluhan yang sama.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-
penyakit yang sama.
e. Riwayat Psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara
mengatasinya serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang
dilakukan terhadap dirinya.
3. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
a. Bernafas Kaji pernafasan pasien.
Keluhan yang dialami pasien dengan Penyakit Paru Obstruksi Kronik ialah
batuk produktif/non produktif, dan sesak nafas.
b. Makan dan Minum
Perlu ditanyakan kebiasaan makan dan minum sebelum dan selama MRS
pasien dengan PPOK akan mengalami penurunan nafsu makan akibat dari
sesak nafas dan penekanan pada struktur abdomen. Peningkatan
metabolisme akan terjadi akibat proses penyakit.
c. Eliminasi
Dalam pengkajian pola eliminasi perlu ditanyakan mengenai kebiasaan
defekasi sebelum dan sesudah MRS. Karena keadaan umum pasien yang
lemah, pasien akan lebih banyak bed rest sehingga akan menimbulkan
konstipasi, selain akibat pencernaan pada struktur abdomen menyebabkan
penurunan peristaltik otot-otot tractus degestivus.
d. Gerak dan Aktivitas
Akibat sesak nafas, kebutuhan O2 jaringan akan kurang terpenuhi dan Pasien
akan cepat mengalami kelelahan pada aktivitas minimal.
e. Istirahat dan Tidur
Akibat sesak yang dialami dan peningkatan suhu tubuh akan berpengaruh
terhadap pemenuhan kebutuhan tidur dan istitahat, selain itu akibat
perubahan kondisi lingkungan dari lingkungan rumah yang tenang ke
lingkungan rumah sakit, dimana banyak orang yang mondar-mandir, berisik
dan lain sebagainya.
f. Kebersihan Diri
Kaji bagaimana toiletingnya apakah mampu dilakukan sendiri atau harus
dibantu oleh orang lain.
g. Pengaturan suhu tubuh
Cek suhu tubuh pasien, normal(36°-37°C), pireksia/demam(38°-40°C),
hiperpireksia=40°C< ataupun hipertermi <35,5°C.
h. Rasa Nyaman
Observasi adanya keluhan yang mengganggu kenyamanan pasien. Nyeri
dada meningkat karena batuk berulang (skala 5)
i. Rasa Aman
Kaji pasien apakah merasa cemas atau gelisah dengan sakit yang dialaminya
j. Sosialisasi dan Komunikasi
Observasi apakan pasien dapat berkomunikasi dengan perawat dan keluarga
atau temannya.
k. Bekerja Tanyakan pada pasien, apakan sakit yang dialaminya menyebabkan
terganggunya pekerjaan yang dijalaninya.
l. Ibadah Ketahui agama apa yang dianut pasien, kaji berapa kali pasien
sembahyang, dll.
m. Rekreasi
Observasi apakah sebelumnya pasien sering rekreasi dan sengaja
meluangkan waktunya untuk rekreasi. Tujuannya untuk mengetahui teknik
yang tepat saat depresi.
n. Pengetahuan atau Belajar
Seberapa besar keingintahuan pasien untuk mengatasi sesak yang dirasakan.
Disinilah peran kita untuk memberikan HE yang tepat dan membantu pasien
untuk mengalihkan sesaknya dengan metode pemberian nafas dalam.
I. Diagnosa Keperawatan
Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana
keperawatan tercapai dengan baik atau tidak dan untuk melakukan pengkajian ulang
(US. Midar H, dkk, 2012).
Lozano R, Naghavi M, Foreman K, dkk. Global and regional mortality from 235 causes of
death for 20 age groups in 1990 and 2010: a systematic analysis for the Global Burden of
Disease Study 2010. Lancet 2012; 380(9859): 2095-128.
GOLD. Pocket Guide to COPD Diagnosis, Management and Prevention: A Guide for
Healthcare Professionals. 2017 ed. Sydney: Global Initiative for Chronic Obstructive Lung
Disease Inc.; 2017.