Anda di halaman 1dari 35

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Anemia”.

Dalam penyusunan makalah ini Insyaallah sudah semaksimal mungkin. Maksud


dan tujuan kami menyelesaikan tugas makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok yang di berikan pada mata kuliah Keperawatan Gerontik serta tanggung
jawab kami pada tugas yang di berikan.

Demikian pengantar yang dapat kami sampaikan. Kami menyadari bahwasannya


makalah kami masih jauh dari kata sempurna karna kesempurnaan hanya milik
Allah SWT. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif kami harapkan dari
para pembaca.

Kami hanya bisa berharap, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bahkan
hikmah bagi pembaca, dan bagi seluruh mahasiswa Universitas MH. Thamrin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 10 November 2019

Kelompok 5
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ 1


BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 2
1.2. Tujuan.......................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi .................................................................................................4
2.2 Etiologi .................................................................................................4
2.3 Manifestasi Klinis ........................................................................ 6
2.4 Pemeriksaan Penunjang................................................................ 7
2.5 Penatalaksanaan ........................................................................... 8
2.6 Diagnosa Keperawatan ................................................................. 9
2.7 Discharge Planning......................................................................10
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 .Pengkajian (Case Study)..............................................................11
3.2DiagnosaKeperawatan...................................................................24
3.3 Intervensi Keperawatan................................................................25
3.4 Implementasi dan Evaluasi...........................................................28
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..................................................................................32
4.3 Saran............................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 33
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Anemia didefinisikan sebagai suatu keadaan kadar hemoglobin (hb) di dalam
darah lebih rendah dari pada nilai normal untuk kelompok orang yang
bersangkutan (sunita almatsier,2011).
Anemia didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin (Hb) yang rendah dalam
darah. (WHO,2015). National Institute of Health (NIH) Amerika 2011
menyatakan bahwa anemia terjadi ketika tubuh tidak memiliki jumlah sel darah
merah yang cukup(Fikawati, Syafiq, & Veretamala, 2017).
Lansia merupakan salah satu fase kehidupan yang akan dilalui oleh setiap
individu. Fase ini dapat dilalui dengan baik bila lansia selalu berada dalam
kondisi yang sehat. Salah satu upayanya adalah dengan asupan gizi yang
adekuat. Selain itu gizi yang baik juga berperan dalam upaya penurunan
persentase timbulnya penyakit. Karena lansia merupakan populasi yang rentan
terhadap serangan penyakit yang merupakan konsekuensi adanya penurunan
fungsi tubuh.
Prevelensi anemia berdasarkan kelompok umur, tertinggi dijumpai pada
kelompok usia anak balita yaitu 27,7%, diikuti dengan kelompok lansia (75
tahun ke atas) yaitu 17,7% (riskesdes,2007)
Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah gizi yang paling lazim di dunia
dan menjangkit lebih dari 600 juta manusia. Dengan frekuensi yang masih
cukup tinggi, berkisar antara 10% dan 20% (fahnita lahis,2012)
Menurut the national old people walfare council di inggris, penyikat atau
gangguan umum pada lanjut usia ada 12 macem,salah satunya adalah anemia
dan ini merupakan salah satunya adalah anemia dan ini merupakan salah satu
penyakit kelainan hematologi yang paling sering dijumpai pada lansia. Selain
itu, dari hasil studi tentang kondisi sosial ekonomi dan kesehatan lanjut usia
(lansia) (indri susanti,2010).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah, yaitu untuk mengetahui lebih spesifik
mengenai penyakit anemia, serta mahasiswa mampu memberikan asuhan
keperawatan pada lansia secara profesional dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi
Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin (Hb), hematokrit atau hitung
eritrosit (red cell count) berakibat pada penurunan kapasitas pengangkutan
oksigen oleh darah. Tetapi harus di ingat pada keadaan tertentu dimana ketiga
parameter tersebut tidak sejalan dengan massa eritrosit, seperti pada dehidrasi,
perdarahan akut, dan kehamilan. Oleh karena itu dalam diagnosis anemia tidak
cukup hanya sampai kepada label anemia tetapi harus dapat di tatapkan penyakit
dasar yang menyebabkan anemia tersebut (Sudoyo Aru).
Kriteria anemia menurut WHO (dikutip dari Holfbrand AV, et.al. 2001)
Kelompok Kriteria Anemia (Hb)
Laki-laki dewasa < 13 g/dl
Wanita dewasa tidak hamil < 12 g/dl
Wanita hamil < 11 g/dl

2.2 Etiologi
Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit tersendiri (disease entity), tetapi
merupakan gejala berbagai macam penyakit dasar (underlying disease). Pada
dasarnya anemia disebabkan oleh karena:
A. Gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang.
B. Kehilangan darah keluar tubuh (perdarahan).
C. Proses penghancuran eritrosit oleh tubuh sebelum waktunya (hemolisis).

Gambaran lebih rinci tentang etiologi anemia sebagai berikut:


Klasifikasi Anemia menurut Etiopatogenesis
A. Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang.
1. Kekurangan bahan esensial pembentukan eritrosit.
a. Anemia defisiensi besi.
b. Anemia defisiensi asam folat.
c. Anemia defisiensi vitamin B12.
2. Gangguan penggunaan (utilisasi) besi.
a. Anemia akibat penyakit kronik.
b. Anemia sideroblastik.
3. Kerusakan sumsum tulang.
a. Anemia aplastik.
b. Anemia mieloptisik.
c. Anemia pada keganasan hematologi.
d. Anemia diseritropoletik.
e. Anemia pada sindrom mielodisplastik.
Anemia akibat kekurangan eritropoletin: anemia pada gagal ginjal kronik.
B. Anemia akibat hemoragi.
1. Anemia pasca perdarahan akut.
2. Anemia akibat perdarahan kronik.
C. Anemia hemolitik.
1. Anemia hemolitik intrakorpuskular.
a. Gangguan membran eritrosit (membranopati).
b. Gangguan enzim eritrosit (enzimiopati): anemia akibat defisiensi
G6PD.
c. Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati).
1) Thalasemia.
2) Hemoglobinopati struktural: HbS, HbE, dll.
2. Anemia hemolitik ekstrakorpuskular.
a. Anemia hemolitik autoimun.
b. Anemia hemolitik mikroangiopatik.
c. Lain-lain.
D. Anemia dengan penyebab tidak diketahui atau dengan patogenesis yang
komplek.

Klasifikasi anemia berdasarkan morfologi dan etiologi:


A. Anemia hipokromik mikrositer, bila MCV <80 fl dan MCH <27 pg.
1. Anemia defisiensi besi.
2. Thalasemia major.
3. Anemia akibat penyakit kronik.
4. Anemia sideroblastik.
B. Anemia normokronik normositer, bila MCV 80-95 fl dan MCH 27-34 pg.
1. Anemia pasca perdarahan akut.
2. Anemia aplastik.
3. Anemia hemolitik di dapat.
4. Anemia akibat penyakit kronik.
5. Anemia pada gagal ginjal kronik.
6. Anemia pada sindrom mielodisplastik.
7. Anemia pada keganasan hematologik.
C. Anemia makrositer, bila MCV >95 fl.
1. Bentuk megaloblastik.
a. Anemia defisiensi asam folat.
b. Anemia defisiensi B12, termasuk anemia pernisiosa.
2. Bentuk non-megaloblastik.
a. Anemia pada penyakit hati kronik.
b. Anemia pada hipotiroidisme.
c. Anemia pada sindrom mielodisplastik.
2.3 Manifestasi Klinis
A. Manifestasi klinik yang sering muncul:
1. Pusing.
2. Mudah berkunang-kunang.
3. Lesu.
4. Aktivitas kurang.
5. Rasa mengantuk.
6. Susah konsentrasi.
7. Cepat lelah.
8. Prestasi kerja fisik/ pikiran menurun.
B. Gejala khas masing-masing anemia:
1. Perdarahan berulang/ kronik pada anemia pasca perdarahan, anemia
defisiensi besi.
2. Ikterus, urin berwarna kuning tua/ coklat, perut mongkol/ makin buncit
pada anemia hemolitik.
3. Mudah infeksi pada anemia aplastik dan anemia karena keganasan.
C. Pemeriksaan fisik:
1. Tanda-tanda anemia umum: pucat, takhikardi, pulsus celer, suara
pembuluh darah spontan, bising karotis, bising sistolik anorganik,
pembesaran jantung.
2. Manifestasi khusus pada anemia:
a. Defisiensi besi: spoon nail, glositis.
b. Defisiensi B12: paresis, ulkus di tungkai.
c. Hemolitik: ikterus, splenomegali.
d. Aplastik: anemia biasanya berat, perdarahan, infeksi.

2.4 Pemeriksaan Penunjang


A. Pemeriksaan laboratorium
1. Tes penyaring, tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap kasus
anemia. Dengan pemeriksaan ini, dapat dipastikan adanya anemia dan
bentuk morfologi anemia tersebut. Pemeriksaan ini meliputi pengkajian
pada komponen-komponen berikut ini: kadar hemoglobin, indeks
eritrosit, (MCV, MCV, dan MCHC), apusan darah tepi.
2. Pemeriksaan darah seri anemia: hitung leukosit, trombosit, laju endap
darah (LED), dan hitung retikulosit.
3. Pemeriksaan sumsum tulang: pemeriksaan ini memberikan informasi
mengenai keadaan system hematopoesis.
4. Pemeriksaan atas indikasi khusus: pemeriksaan ini untuk
mengkonfirmasi dugaan diagnosis awal yang memiliki komponen
berikut ini:
a. Anemia defisiensi besi: serum iron, TBC, saturasi transferin, dan
feritin serum.
b. Anemia megaloblastik: asam folat darah/ eritrosit, vitamin B12.
c. Anemia hemolitik: hitung retikulosit, tes coombs, dan elektroforesis
Hb.
d. Anemia pada leukemia akut biasanya dilakukan pemeriksaan
sitokimia.
B. Pemeriksaan laboratorium non-hematologis: faal ginjal, faal endokrin, asam
urat, faal hati, biakan kuman.
C. Radiologi: thoraks, bone survey, USG atau linfangiografi.
D. Pemeriksaan sitogenetik.
E. Pemeriksaan biologi molekuler (PCR= polymerase chain raction, FISH=
fluorescence in situ hybridization).

2.5 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti
darah yang hilang. Penatalaksanaan anemia berdasarkan penyebabnya, yaitu:
A. Anemia aplastik
Dengan transplantasi sumsum tulang dan terapi immunosupresif dengan
antithimocyte globulin (ATG) yang diperlukan melalui jalur sentral selama
7-10 hari. Prognosis buruk jika transplantasi sumsum tulang tidak berhasil.
Bila diperlukan dapat diberikan transfusi RBC rendah leukosit dan platelet.
B. Anemia pada penyakit ginjal
Pada pasien dialisis harus ditangani dengan pemberian besi dan asam folat.
Kalau tersedia, dapat diberikan eritropoetin rekombinan.
C. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan
penanganan untuk anemianya. Dengan menangani kelainan yang
mendasarinya, maka anemia akan terobati dengan sendirinya.

D. Anemia pada defisiensi besi dan asam folat


Dengan pemberian makanan yang adekuat. Pada defisiensi besi diberikan
sulfas ferosus 3x10 mg/hari. Transfusi darah diberikan bila kadar Hb kurang
dari 5 gr%.
E. Anemia megaloblastik
1. Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila
defisiensi disebabkan oleh defek absorbsi atau tidak tersedianya faktor
intrinsik dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.
2. Untuk mencegah kekambuhan anemia, terapi vitamin B12 harus
diteruskan selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau
malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.
3. Pada anemia defisiensi asam folat diberikan asam folat 3x5 mg/hari.
4. Anemia defisiensi asam folat pada pasien dengan gangguan absorbs,
penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat 1 mg/hari secara
IM.
F. Anemia pasca perdarahan
Dengan memberikan transfusi darah dan plasma. Dalam keadaan darurat
diberikan cairan intravena dengan cairan infus apa saja yang tersedia.
G. Anemia hemolitik
Dengan pemberian transfusi darah menggantikan darah yang hemolisis.

2.6 Diagnosa Keperawatan


A. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan sindrom hipoventilasi,
penurunan transfer oksigen paru.
B. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan
konsentrasi Hb dan darah, suplai oksigen berkurang.
C. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang kurang, anoreksia.
D. Nyeri akut berhubungan dengan perubahan frekuensi jantung.
E. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.
F. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin.
G. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen, proses metabolisme yang terganggu.

2.7 Discharge planning


A. Menjalani diet dengan gizi seimbang.
B. Asupan zat besi yang terlalu berlebihan bisa membahayakan yang
menyebabkan sirosis, kardiomiopati, diabetes, dan kanker jenis tertentu.
Suplemen zat besi hanya boleh dikonsumsi atas anjuran dokter.
C. Makan-makanan yang tinggi asam folat dan vitamin B12, seperti ikan,
produk susu, daging, kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau tua, jeruk,
dan biji-bijian.
D. Batasi minum alkohol pada ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi
suplemen asam folat untuk mencegah terjadinya anemia defisiensi asam
folat.
E. Pastikan untuk menggunakan sepatu atau sandal untuk menghindari resiko
kecacingan.
F. Hindari pemaparan berlebihan terhadap minyak, insektisida, zat kimia dan
zat toksik lainnya karena juga dapat menyebabkan anemia.
G. Konsultasi kembali jika gejala anemia menetap dan untuk mengetahui
faktor penyebab.
H. Ajarkan kepada orang tua tentang cara-cara melindungi anak dari infeksi.
I. Kenali tanda-tanda komplikasi.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA

1.1 Pengkajian
A. Case Study
Ny. R berusia 65 tahun di diagnosa anemia, klien sekarang tinggal
bersama dengan keluarganya yaitu anak, menantu, dan cucunya.
Keluarga klien mengatakan pasien sering mengeluh pusing, mudah
lelah saat beraktivitas, kadang berkeringat dingin dan pandangan terasa
kabur. Keluarga pernah membawa klien untuk dilakukan pemeriksaan
kesehatan dan cek lab di pelayanan kesehatan terdekat dan dokter
mengatakan bahwa kadar HB klien rendah <10 gr/dl. Tekanan darah
klien terakhir saat cek di pelayanan kesehatan 90/60 mmHg.
Keluarganya mengatakan bahwa berat badan klien sempat turun karna
tidak nafsu makan, berat badan klien saat ini 62 kg. Keluarga klien
mengatakan 2 minggu yang lalu berat badannya 65 kg. Keluarga Ny. R
merasa sedih dengan posisi mereka yang biasanya sibuk kerja. sehingga
tidak bisa memantau kondisi klien secara rutin. Keluarga Ny. R juga
mengatakan ingin meningkatkan perawatan Ny. R

Nama Lansia : Ny. R


Usia : 65 tahun
Agama : Islam
Suku : Betawi
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : Tamat SD
Riwayat Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Menikah

B. Pengkajian Riwayat Penyakit dan Skrinning


1. Riwayat Penyakit
Klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit Anemia sejak 5±
tahun yang lalu. Pada saat pemeriksaan tekanan darah hasilnya selalu
dibawah 100/90 mmHg. Sekarang yang dirasakan klien sering
merasa pusing, lemas, pandangan kabur, dan terkadang sampai
berkeringat dingin.
2. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan orang tuanya mempunyai riwayat penyakit
diabetes mellitus
3. Riwayat Pencegahan Penyakit
Klien mengatakan selalu mengkonsumsi obat penambah darah
4. Riwayat Skrining Kesehatan
Klien mengatakan melakukan pemeriksaan tekanan darah dari
petugas Puskesmas. Biasanya Posbindu Lansia diadakan skrining
sebulan sekali, dengan kegiatan pengukuran tekanan darah, tinggi
badan, berat badan dan pengobatan lainnya.
5. Riwayat Status Gizi
BB = 62 kg
TB = 154 cm
BB 62
IMT = (TB)2 = (154)2 = 2,61

6. Masalah Kesehatan yang Dialami Saat Ini


Klien mengeluh kepalanya sering merasa pusing, mudah lelah saat
beraktivitas, kadang berkeringat dingin dan pandangan terasa kabur.
C. Pengkajian Status Fungsional
Skor Indeks Barthel
No Fungsi Skor Keterangan Hasil
1. Mobilisasi 0 Tidak mampu 3
1 Tergantung Mandiri
pertolongan orang
lain
2 Mampu tapi masih
perlu dibantu
3 Mandiri
2. Berpakaian 0 Tidak mampu 3
1 Tergantung Mandiri
pertolongan orang
lain
2 Mampu tapi masih
perlu dibantu
3 Mandiri
3. Makan dan 0 Tidak mampu 3
minum 1 Tergantung Mandiri
pertolongan orang
lain
2 Mampu tapi masih
perlu dibantu
3 Mandiri
4. Toileting 0 Tidak mampu 3
1 Tergantung Mandiri
pertolongan orang
lain
2
Mampu tapi masih
3 perlu dibantu
Mandiri
5. Personal 0 Tidak mampu 3
Hygiene 1 Tergantung Mandiri
pertolongan orang
lain
2 Mampu tapi masih
perlu dibantu
3 Mandiri
6. Mandi 0 Tidak mampu 3
1 Tergantung Mandiri
pertolongan orang
lain
2 Mampu tapi masih
perlu dibantu
3 Mandiri
Skor Barthel Indeks (Nilai AKS/ADL):
18 : Mandiri (A)
14 - 17 : Ketergantungan ringan (B)
10 - 13 : Ketergantungan sedang (B)
4 - 9 : Ketergantungan berat (C)
0 - 3 : Ketergantungan total (C)
Ny. R memiliki Indeks Barthel dengan skor 18 dan kategori Mandiri
untuk semua fungsi (6 fungsi).

D. Pengkajian Status Mental


1. Status Kognitif dengan SPMSQ (Short Portable Mental State
Quesionnare)
Pertanyaan Jawaban
Betul Salah
1. Tanggal Berapa Hari ini ? √
2. Hari apakah hari ini? √
3. Apakah nama tempat ini? √
4. Berapa no. Telpon rumah anda? √
5. Berapa usia anda? √
6. Kapan anda lahir (Tgl/Bln/Thn)? √
7. Siapakah nama presiden sekarang? √
8. Siapakan nama presiden √
sebelumnya?
9. Siapakah nama ibu anda? √
10. 5+6 adalah √
Keterangan : Berdasarkan hasil pengkajian dengan SPMSQ, Ny. R
menjawab salah 2 pertanyaan. Dapat disimpulkan Ny. S mengalami
gangguan ringan.

2. Perubahan yang Timbul Terkait Status Kognitif


Ny. R masih mengingat usia, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi baik
dimasa lalu maupun yang sekarang.

3. Dampak yang Timbul Terkait Status Kognitif


Menurut hasil pengkajian Ny. R mengalami gangguan memori ringan.
Akan tetapi hal tersebut tidak memiliki dampak bagi Ny. R dan masih
dapat berkomunikasi dengan baik dengan orang lain dan keluarga.

E. Pengkajian Emosional
1. Ansietas
Klien mengatakan merasa takut jika nanti sakit tidak ada yang
merawatnya.
Skala Kecemasan Hamilton Anxiety Rate Scale (HARS)
No Jawaban
Pertanyaan
0 1 2 3 4
1 Perasaan cemas: √
a. Kecemasan
b. Firasat buruk
c. Takut akan pikiran sendiri
d. Mudah tersinggung
2 Ketegangan: √
a. Merasa tegang dan lesu
b. Tidak dapat istirahat tenang
c. Mudah terkejut
d. Gemetar
3 Ketakutan : √
a. Ketakutan pada gelap
b. Ketakutan ditinggal sendiri
c. Ketakutan pada orang asing
d. Ketakutan pada binatang besar
e. Ketakutan pada keramaian lalu
lintas.
4 Gangguan tidur: √
a. Sukar untuk tidur
b. Terbangun malam hari
c. Tidur tidak nyenyak
d. Bangun dengan lesu
e. Mimpi buruk
5 Gangguan kecerdasan: √
a. Sukar konsentrasi
b. Daya ingat buruk
c. Daya ingat menurun
6 Perasaan depresi: √
a. Kehilangan minat
b. Sedih
c. Bangun dini hari
d. Kurangnya kesenangan pada hoby
e. Perasaan berubah sepanjang hari
7 Gejala somatik: √
a. Nyeri pada otot
b. Kaku
c. Kedutan otot
d. Gigi gemeretak
e. Suara tidak stabil
8 Gejala sensorik: √
a. Perasaan di tusuk-tusuk
b. Penglihatan kabur
c. Muka merah
d. Pucat
e. Merasa lemah
9 Gejala kardiovaskuler: √
a. Takikardi
b. Nyeri di dada
c. Denyut nadi mengeras
d. Detak jantung hilang sekejap
10 Gejala pernapasan: √
a. Rasa tertekan di dada
b. Perasaan tercekik
c. Sering menarik napas panjang
d. Merasa napas pendek
11 Gejala gastrointestinal: √
a. Sulit menelan
b. Mual
c. Perut melilit
d. Gangguan pencernaan
e. Nyeri lambung sebelum dan sesudah
makan
12 Gejala urogenital: √
a. Sering kencing
b. Tidak dapat menahan kencing
c. Amenorrhoe
d. Masa haid berkepanjangan atau
pendek
e. Haid beberapa kali dalam sebulan
13 Gejala vegetatif : √
a. Mulut kering
b. Mudah berkeringat
c. Muka merah
d. Bulu roma berdiri
e. Pusing atau sakit kepala
14 Perilaku sewaktu wawancara: √
a. Gelisah
b. Jari-jari gemetar
c. Mengkerut kan dahi atau kening
d. Muka tegang
e. Tonus otot meningkat
Total Skor 15
Penilaian:
Skor 0 = Tidak ada gejala
Skor 1 = Ringan ( Satu gejala)
Skor 2 = Sedang ( Satu atau dua gejala)
Skor 3 = Berat (Lebih dua gejala)
Skor 4 = Sangat berat (Semua Gejala)
Kategori :
Skor < 6 = Tidak ada kecemasan
Skor 6-14 = Kecemasan Ringan
Skor 15 – 27 = Kecemasan sedang
Skor > 27 = Kecemasan Berat

2. Perubahan Perilaku
Klien kurang bersemangat saat beraktifitas karena serisng merasa
lemas dan pusing
3. Mood
Klien kooperatif saat dilakukan wawancara, mudah diajak bicara dan
terbuka menceritakan kehidupannya.

F. Pengkajian Psikososial
1. Hubungan Lansia dengan keluarga
Klien mengatakan berhubungan baik dengan keluarganya (anak cucu
dan menantu) karena keluarganya sangat peduli keberadaannya.

2. Hubungan Lansia dengan masyarakat sekitar lingkungan


Klien mengatakan berhubungan baik dengan masyarakat sekitar
lingkungan.

3. Kegiatan Organisasi Sosial


Klien mengatakan mengikuti pengajian dan kegiatan kerja bakti masih
di lakukan di lingkungan rumahnya.

G. Pengkajian Spiritual
Klien mengatakan, bahwa ia tetap menjalankan sholat terutama sholat
fardhu, dan sering mengaji kitab suci al-qur’an. Meskipun saat ini kondisi
fisiknya sudah banyak yang menurun, klien tetap menjalankan
aktivitasnya sehari-hari seperti melakukan pengajian di rumah setiap
hari, dan klien percaya akan keyakinan nya kepada Tuhan Yang Maha
Esa, bahwa dirinya harus selalu kuat dan tabah dalam menjalanin sisa
hidupnya meskipun klien sudah memiliki kondisi fisik yang sudah
banyak menurun akibat usianya yang sudah menua.

H. Pengkajian Risiko Jatuh


1. Pengkajian Risiko Jatuh (Skala Morse)
NO PENGKAJIAN SKALA NILAI
1 Riwayat jatuh: Iya 0 25
Apakah pasien pernah jatuh? Ya 25
2 Diagnosa sekunder: Tidak 0
Apakah pasien memiliki Iya 25
lebih dari satu penyakit?
3 Alat Bantu jalan: 0
Bed rest/ dibantu perawat 0
Kruk/ tongkat/ walker 0
- Berpegangan pada benda-benda di 0
sekitar

(kursi, lemari, meja)


4 Terapi Intravena: apakah saat ini pasien Ya 0 0
terpasang infus? Tidak 0
5 Gaya berjalan/ cara berpindah: 0
- Normal/ bed rest/ immobile (tidak 0
dapat
bergerak sendiri)
- Lemah (tidak bertenaga) 0
- Gangguan/ tidak normal (pincang/ 0
diseret)
6 Status Mental 15
- Pasien menyadari kondisi dirinya 0
- Pasien mengalami keterbatasan daya 15
ingat
TOTAL NILAI 40
(resiko
rendah)
Keterangan :
0 – 24 : Tidak berisiko (Perawatan dasar)
25 – 50 : Risiko rendah (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh
standar)
> 51 : Risiko tinggi (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh
tinggi)
Klien mengatakan pernah jatuh, kurang lebih 2 kali.

2. Pengkajian Keseimbangan Berg


No Data Skor (0-4)
1. Berdiri dari posisi duduk 3
2. Berdiri tanpa bantuan 4
3. Duduk tanpa bersandar dengan kaki bertumpu ke 3
lantai
4. Duduk dari posisi berdiri 3
5. Berpindah tempat 2
6. Berdiri tanpa bantuan dengan mata tertutup 4
7. Berdiri tanpa bantuan dengan kaki dirapatkan 1
8. Menjangkau kayu/ sedotan dengan tangan lurus 4
ke depan pada posisi berdiri
9. Mengambil barang di lantai dari posisi berdiri 1
10. Menengok ke belakang melewati bahu kiri dan 3
kanan ketika berdiri
11. Berputar 360 derajat 2
12. Menempatkan kaki bergantian pada anak tangga/ 3
bangku kecil ketika berdiri
13. Berdiri dengan satu kaki di depan kaki lain 3
14. Berdiri dengan satu kaki 2
Total 38
Keterangan : keseimbangan cukup
Keterangan :
0-20 : Harus menggunakan kursi roda
21-40 : Keseimbangan cukup
41-56 : Keseimbangan baik
I. Pengkajian Tingkat Depresi
1. The Geriatric Depresion Scale
Kunci Jawaban
Pertanyaan
Jawaban Ny. R
1. Apakah anda pada dasarnya puas Tidak Ya
dengan kehidupan anda?
2. Sudahkah anda meninggalkan Ya Ya
aktivitas dan minat anda?
3. Apakah anda merasa hidup anda Ya Ya
kosong?
4. Apakah anda sering bosan? Ya Tidak
5. Apakah anda mempunyai semangat Tidak Tidak
setiap waktu?
6. Apakah anda takut sesuatu akan Ya Tidak
terjadi pada anda?
7. Apakah anda merasa bahagia setiap Tidak Ya
waktu?
8. Apakah anda merasa jenuh? Ya Tidak
9. Apakah anda merasa lebih suka Ya Tidak
tinggal di rumah pada malam hari,
dari pada pergi melakukan sesuatu
yang baru?
10. Apakah anda merasa bahwa anda Ya Tidak
lebih banyak mengalami masalah
dengan ingatan anda daripada yang
lainnya?
11. Apakah anda berfikir sangat Tidak Tidak
menyenangkan hidup sekarang ini?
12. Apakah anda merasa tidak berguna Ya Ya
saat ini?
13. Apakah anda merasa penuh berenergi Tidak Tidak
saat ini?
14. Apakah anda saat ini sudah tidak ada Ya Tidak
harapan lagi?
15. Apakah anda berfikir banyak orang Ya Ya
yang lebih baik dari anda?
Keterangan : nilai ≥ 5 menandakan depresi

Hasil pengkajian menunjukkan skor depresi Ny. R yaitu 9, hal ini


menunjukkan bahwa Ny. R kemungkinan mengalami depresi.

2. Perubahan yang Timbul Terkait Status Depresi


Ny. R terlihat sering merasa resah jika melihat anak dan menantunya
sering bertengkar.
3. Dampak yang Timbul Terkait Status Depresi
Ny. R mengatakan sering merasa sedih bila anak dan menantunya
sering bertengkar.

J. Pengkajian Pemeriksaan Fisik


1. Kepala :
Mesocephal, rambut sedikit berwarna putih, tidak ada lesi, dan tidak
ada nyeri tekan pada kepala.
2. Wajah/ muka :
Bentuk wajah oval, kulit wajah keriput, bibir lembab, tidak ada lesi
sekitar wajah.
3. Mata :
Klien tidak memakai kacamata, penglihatan klien sudah
berkurang,tidak ikterik.
4. Telinga :
Kedua telinga simetris, telinga sedikit kotor dan pendengaran klien
berkurang.
5. Mulut dan gigi :
Bibir lembab, gigi masih lengkap, tidak ada sariawan.
6. Leher :
Tidak ada benjolan/ pembesaran kelenjar tiroid.
7. Dada :
I : Pengembangan dada simetris kanan dan kiri.
P : Taktil fremitus teraba sama sama antara kanan dan kiri, depan dan
belakang.
P : Perkusi dada redup
A : Bunyi nafas vesikuler.
8. Jantung
I : Warna kulit sesuai dgn warna kulit bagian tubuh lainnya
P : Tidak ada pembesaran jantung
P : Perkusi suara redup
A : Tidak terdapat bunyi jantung tambahan.
9. Abdomen
I : Cekung, tidak terdapat lesi
A : Bising usus 7x/menit
P : Timpani
P : Tidak ada nyeri tekan.
10. Ekstremitas atas :
Kuku bersih, capilary refil kembali <3 detik, kekuatan otot 4/4
11. Ekstremitas bawah :
Kuku bersih, capilary refil kembali <3 detik, telapak kaki pecah-
pacah, kekuatan otot 4/4

Diagnosa Keperawatan :
1. Ketidakefektifan manajemen Kesehatan keluarga
2. Ketidakmampuan koping keluarga
INTERVENSI
Data Diagnosis NOC NIC
Keperawatan
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Keluarganya 00080 Ketidak 1841 Pengetahuan: manejemen BB 1260 Manajemen berat badan
mengatakan efektifan Indikator : Aktivitas :
bahwa berat manajemen 1. (184102) masa indeks 1. Diskusi dengan keluarga
badan klien Kesehatan di tubuh yang optimal mengenai hubungan antara
sempat turun keluarga 2. (184103) strategi untuk asupan makanan, olahraga,
karna tidak mencapai berat badan peningkatan berat badan, dan
nafsu makan, optimal penurunan berat badan.
berat badan 3. (184104) strategi 2. Hitung ideal berat badan pasien
klien saat ini 62 mempertahankan berat 3. Bersama dengan keluarga dan
kg. Keluarga badan optimal pasien membuat metode yang
klien tepat untuk mencatat asupan
mengatakan 2 makanan harian, waktu olahraga,
minggu yang dan atau perubahan berat badan.
lalu berat
badannya 65 kg.
Keluarga klien 4. Dorong pasien untuk
juga mengkonsumsi air yang cukup
mengatakan setiap hari
masih merasa
kesulitan saat
mengatasi
penyakit klien
jika kambuh.
Keluarga Ny. R 00073 Ketidak 2609 Dukungan keluarga selama 7140 Dukungan keluarga
merasa sedih mampuan perawatan Aktivitas:
dengan posisi koping Indikator : 1. Yakinkan keluarga bahwa pasien
mereka yang keluarga 1. (260901) anggota sedang diberikan perawatan
biasanya sibuk keluarga terbaik
kerja. Keluarga mengungkapkan 2. Berikan pengetahuan yang
Ny. R keinginan untuk dibutuhkan bagi keluarga untuk
mengatakan mendukung anggota membantu mereka membuat
ingin keluarga yang sakit keputusan terkait pasien
meningkatkan 2. (260907) anggota 3. Tingkat hubungan saling percaya
perawatan Ny. R keluarga memberikan dengan keluarga
dorongan kepada Pendidikan kesehatan : pengajaran
anggota keluarga yang 5105 proses penyakit yang dialami
sakit Aktivitas:
3. (260911) anggota 1. Kaji tingkat pengetahuan
keluarga bekerjasama keluarga terkait dengan proses
dengan penyedia penyakit pasien yang spesifik.
pelayanan kesehatan 2. Jelaskan pada keluarga tanda
dalam menentukan gejala yang umum dari penyakit
perawatan sesuai kebutuhan.
3. Edukasi keluarga mengenai
1803 Pengetahuan: proses penyakit tindakan untuk
Indikator : mengontrol/menimalkan gejala
1. (180306) tanda dan sesuai kebutuhan.
gejala penyakit
2. (180310) tanda dan
gejala komplikasi
penyakit
3. (180308) strategi untuk
meminimalkan
perkembangan penyakit

IMPLEMENTASI EVALUASI
Tgl / Jam No. Dx Implementasi dan Respon (S-O) Paraf
Senin 04 Dx 2 1. Kontrak dengan keluarga dan klien
Nov 2019 1. Kontrak dengan klien S : Keluarga dan Ny.R bersedia untuk dikaji
Jam 16.00 dan keluarga O : Keluarga dan klien tampak tidak keberatan KELOMPOK 5
2. Mengkaji tingkat dengan kontrak yang ditentukan
pengetahuan keluarga
terkait dengan proses 2. Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga terkait
penyakit pasien yang dengan proses penyakit pasien yang spesifik
spesifik. S : Keluarga klien masih kurang mengetahui lebih
3. Menjelaskan pada jelas tentang penyakit yang diderita Ny.R
keluarga tanda gejala O : Keluarga klien tampak bingung
yang umum dari
penyakit sesuai 3. Menjelaskan pada keluarga tanda gejala yang umum
kebutuhan. dari penyakit sesuai kebutuhan.
4. Mengedukasi keluarga 4. Edukasi keluarga mengenai tindakan untuk
mengenai tindakan mengontrol/menimalkan gejala sesuai kebutuhan
untuk mengontrol S : Keluarga klien mulai mengerti dan mengetahui
menimalkan gejala tentang penyakit yang diderita klien
sesuai kebutuhan. O : Keluarga klien tampak memperhatikan

Dx 1
1. Berdiskusi dengan 1. Diskusi dengan keluarga mengenai hubungan antara
keluarga mengenai asupan makanan, olahraga, peningkatan berat
hubungan antara badan, dan penurunan berat badan.
asupan makanan, S : Keluarga klien kooperatif saat berdiskusi
olahraga, peningkatan O : Keluarga klien tampak memperhatikan dan aktif
berat badan, dan bertanya
penurunan berat badan.
2. Menghitung ideal berat 2. Hitung ideal berat badan pasien
badan pasien O : BB = 62 kg
3. Membuat metode yang TB = 154 cm
tepat untuk mencatat IMT = 2,61
asupan makanan
harian, waktu olahraga, 3. Membuat metode yang tepat untuk mencatat asupan
dan atau perubahan makanan harian, waktu olahraga, dan atau
berat badan. perubahan berat badan.
S : Keluarga dan klien ingin menerapkan saran yang
diberikan
O : Keluarga dan klien tampak senang saat diberikan
arahan

Selasa 05 Dx 2
Nov 2019 1. Berikan 1. Memberikan pengetahuan yang dibutuhkan bagi
Jam 16.00 pengetahuan yang keluarga untuk membantu mereka membuat
dibutuhkan bagi keputusan terkait pasien
keluarga untuk S : Keluarga klien dapat diajak bekerjasama untuk
membantu mereka meningkatkan kesehatan klien
membuat O : Keluarga klien tampak kooperatif
keputusan terkait 2. Meningkat hubungan saling percaya dengan
pasien keluarga
2. Tingkat hubungan S : Keluarga menyetujui apapun yang disarankan
saling percaya oleh tenaga kesehatan (perawat)
dengan keluarga O : Keluarga dan klien tampak saling mempercayai
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Anemia didefinisikan sebagai suatu keadaan kadar hemoglobin (hb) di
dalam darah lebih rendah dari pada nilai normal untuk kelompok orang yang
bersangkutan (sunita almatsier,2011). Secara fisiologis anemia terjadi
apabila terdapat kekurangan jumlah haemoglobin untuk mengangkut
oksigen ke jaringan sehingga tubuh akan mengalami hipoksia.

B. Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan mahasiswa dapat
mengaplikasikan asuhan keperawatan pada pasien anemia dengan tepat
sehingga dapat mencegah terjadinya kegawatdaruratan dan komplikasi yang
tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif Huda Amin & Kusuma Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis Dan Nanda NIC NOC. Edisi Revisi jilid 1
Jogjakarta: Mediaction.
Moorhead Sue dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) Pengukuran
Outcomes Kesehatan. By, mosby an imprint of Elsevier Inc.
Bulechek M. Gloria dkk. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC). By
Mosby, an imprint of Elsevier Inc.
Sahar Junaiti Dra dkk. 2017 Panduan Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga,
Kelompok, dan Komunitas dengan Modifikasi NANDA, ICNP, NOC, dan NIC
di Puskesmas dan Masyaraka. Jakarta : Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai