Oleh :
Pembimbing :
Ns. Devi Darliana, M.Kep, Sp.MB
Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) merupakan peyakit kronik paru yang
ditandai dengan terbatasnya aliran udara di dalam saluran pernafasan yang tidak sepenuhnya
reversible. Gangguan bersifat progresif ini disebabkan oleh adanya inflamasi kronik akibat
gas yang bersifat racun bagi tubuh. Penyebab utama PPOK antara lain asap rokok, polusi
udara dari pembakaran, dan partikel-partikel gas berbahaya. Beberapa masalah akan timbul
sehingga mengakibatkan kegagalan pernafasan yang didefinisikan sebagai kegagalan
ventilasi dan kegagalan oksigenasi di sebabkan karena gangguan pusat pernafasan, gangguan
otot dinding dada dan peradangan akut jaringan paru yang menyebabkan sesak nafas
(Djojodiningrat D, 2014).
PPOK adalah penyakit paru-paru kronis yang umum, dapat dicegah, dan diobati yang
mempengaruhi pria dan wanita di seluruh dunia. Kelainan pada saluran udara kecil paru-paru
menyebabkan keterbatasan aliran udara masuk dan keluar dari paru-paru. Sejumlah proses
menyebabkan saluran udara menjadi sempit. Mungkin ada kerusakan bagian paru-paru, lendir
yang menghalangi saluran udara, dan peradangan dan pembengkakan pada lapisan saluran
udara. PPOK kadang-kadang disebut "emfisema" atau "bronkitis kronis". Emfisema biasanya
mengacu pada penghancuran kantung udara kecil di ujung saluran udara di paru-paru.
Bronkitis kronis mengacu pada batuk kronis dengan produksi dahak akibat peradangan di
saluran udara. COPD dan asma memiliki gejala yang sama (batuk, mengi, dan kesulitan
bernapas) dan orang-orang mungkin memiliki kedua kondisi tersebut (WHO, 2021).
Klasifikasi Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) menurut Jackson (2014), adalah:
Asma : Jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang
ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran nafas yang menimbulkan sesak
atau sulit bernafas, selain sesak nafas penderita juga mengalami nyeri dada, batuk
batuk dan juga nyeri.
Emfisema: Penyakit kronis akibat kerusakan kantong udara atau Alveolus pada paru-
paru, seiring waktu kerusakan kantong udara semakin parah sehingga membentuk
kantong besar dari beberapa kantong kecil yang pecah.
Bronkitis Kronik: Peradangan yang terjadi pada saluran udara atau saluran bronkus,
serangan bronchitis yang terjadi berulang kali dan berlanjut lebih dari beberapa
minggu dapat biasanya mengidentifikasikan terjadinya brinkitis kronik.
C. ETIOLOGI
1. Kebiasaan merokok
Perokok aktif maupun pasif merupakan penyebab utama PPOK. Diperkirakan sekitar
80-90% kasus PPOK disebabkan oleh kebiasaan merokok atau menghirup asap rokok dalam
jangka panjang. Pada perokok aktif dapat mengalami hipersekresi mucus dan obstruksi jalan
napas kronik.
2. Faktor Usia
PPOK paling sering dialami oleh orang yang berusia minimal 40 tahun yang memiliki
riwayat merokok. Insidensi ini meningkat seiring bertambahnya usia (Samiadi, 2017). PPOK
akan berkembang secara perlahan selama bertahuntahun, gejala penyakit umumnya muncul
pada pengidap yang berusia 35 hingga 40 tahun (Kemenkes, 2018).
3. Polusi udara
Udara yang buruk akan menyebabkan partikel-partikel yang dihirup masuk kedalam
saluran pernapasan, sehingga dapat menyebabkan total beban paruparu menjadi lebih tingi.
Dimana partikel yang dihirup akan menumpuk ke dalam saluran pernapasan sehingga
menyebabkan terjadinya penyumbatan.
Telah ditemukan keterkaitan keluarga, seperti pada asma diriwayat asma sebelumnya
didalam keluarga sangat dipertimbangkan sebagai faktor yang penting
5. Infeksi
Debu organik dan anorganik serta bahan kimia dan asap dpat menjadi faktor rsiko
terjadinya PPOK.
MANIFESTASI KLINIS
1. Batuk dada tong (Barrel Chest) pada penyakit lanjut
2. Penggunaan obat bantu pernafasan
3. Suara nafas melemah
4. Kelemahan badan
5. Batuk
6. Kadang ditemukan pernapasan paradoksal
7. Edemakaki, asites dan jari tabuh.
8. Sesak nafas saat aktivitas
9. nafas berbunyi Mengi atau wheezing
10. Ekspirasi yang memanjang
PATOFISIOLOGI
PENATALAKSANAAN
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto Toraks : pada foto toraks para pasien PPOK bisa saja tampak normal, namun
pada emfisema akan menunjukkan hiperinflasi disertai hilangnya batas paru serta
jantung tampak kecil.
2. Tes fungsi paru : menunjukkan obstruksi aliran nafas dan menurunnya pertukaran
udara akibat destruksi jaringan paru. Kapasitas total paru bisa normal atau meningkat
akibat udara yang terperangkap. Dilakukan pemeriksaan reversibilitas karena 20%
pasien mengalami perbaikan akibat pemberian bronkodilator.
3. Analisa gas darah : dilakukan jika ada kecurigaan gagal nafas.pada hipoksemia kronis
kadar hemoglobin bisa meningkat.
4. Computed tomography : dapat melihat adanya bula emfisematosa.
KOMPLIKASI
a. Inspeksi
Pada pasien dengan PPOK, terlihat adanya peningkatan usaha dan frekuensi
pernafasan, serta penggunaan otot bantu pernafasan. Pada saat inspeksi, biasanya
dapat terlihat pasien mempunyai bentuk dada barrel chest akibat udara yang
terperangkap, penipisan massa otot, bernafas dengan bibir yang dirapatkan dan
pernafasan abnormal yang tidak efektif (Muttaqin, 2014).
b. Palpasi
2. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efetif (D.0001).
b. Pola nafas tidak efektif (D.0005)
c. Gangguan pertukaran gas (D.0003)
d. Perfusi perifer tidak efektif (D.0009)
e. Intoleransi aktivitas (D.0056)
f. Gangguan pola tidur (D.0055)
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
EGC.
Brunner & Suddarth. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa
Yasmin Asih. EGC.
Djojodiningrat D. (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. 6th ed. Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Oemiati, R. (2013). Kajian Epidemiologis Penyakit Paru Obstruktif Kronik (Ppok). Media of
Health Research and Development, 23(2), 82–88.
https://doi.org/10.22435/mpk.v23i2.3130.82-88
I. IDENTITAS
Nama : Tn. I
Usia : 66 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Ajuen
Pekerjaan : Sopir
Status : Cerai Mati
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 31 Maret 2022
Diagnosa Medis : PPOK Eksaserbasi Akut Sedang
Diagnosa Banding : Acute Decompensated Heart Failure,
Benign Prostatic Hyperplasia
No. CM/Reg : 1-02-94-91
Tanggal pengkajian : 1 April 2022
Keluhan Utama (saat ini) :Pasien mengeluh Sesak nafas dan nyeri dibagian dada.
Riwayat penyakit sekarang : Pasien masuk rumah sakit dengan kondisi sesak nafas
dirasakan semenjak 1 minggu sebelum masuk rumah
sakit disertai dengan suara mengi namun tidak
mengalami batuk.
Riwayat penyakit sebelumnya : Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
apapun hanya sesak nafas sering dirasakan.
Genogram Keluarga :
1. Pola Nutrisi :
a. Cara Makan : Oral NGT
b. Frekuensi : 3x/hari
c. Nafsu makan : Baik Kurang Tidak ada nafsu makan
d. Porsi makan : 1 porsi ½ porsi ¼ porsi
e. Perubahan BB selama sakit : Tidak dapat dipastikan tapi merasa lebih kurus
f. Data tambahan : +-80 kg
2. Pola Eliminasi :
a. Buang air besar
1) Frekuensi : 1 x/hari
2) Waktu : Pagi Siang Sore Malam
3) Keluhan : Kolostomi Konstipasi Diare
Sakit saat BAB
4) Penggunaan pencahar : Ada Tidak ada
e. Personal hygiene
1) Rambut : Bersih Kotor Bau
2) Mulut : Bersih Kotor Bau
3) Kulit : Bersih Kotor Bau
4) Kuku : Bersih Kotor Pendek Panjang
5) Genetalia : Tidak dikaji
6) Data tambahan :-
3. Aspek psikologis
a. Konsep diri :
1) Gambaran diri : Pasien mengatakan susah bernafas karna sesak nafas
2) Ideal diri : Pasien menerima penyakit yang dialami
3) Harga diri : Pasien tidak malu meski memiliki penyakit
4) Fungsi diri : Pasien belum bisa bernafas dengan baik
5) Identitas diri : Status dalam keluarga sebagai ayah.
b. Status emosi : Tidak denial terhadap kondisi yang dialami
c. Mekanisme koping : Sudah mampu beradaptasi dengan penyakitnya
d. Harapan terhadap perawatan : pasien ingin segera sembuh dan bisa dengan
lega melaksanakan ibadah dan aktivitas
Aspek Spritual
a. Shalat : Ya Tidak
b. Berdoa : Ya Tidak
c. Berdzikir : Ya Tidak
d. Mengaji : Ya Tidak
IV. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : lemah
2. Kesadaran : Compos mentis Apatis Samnolen
Pre-coma Coma
3. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 139/79 mmHg
Nadi : 98x/menit Teratur Tidak teratur
Kuat Lemah
o
Suhu : 36,5 C
Pernafasan : 24x/menit
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan : +- 80 kg
Ekstremitas Atas : Tangan kanan dan kiri bisa digerakkan secara leluasa.
Kekuatan otot 5. Tangan kanan terpasang IVFD RL 8 tpm.
Ekstremitas Bawah: Kaki kiri dan kanan dapat digerakkan leluasa, hanya sedikit
butuh bantuan seperti ke kamar mandi
Kulit :
Warna : Kebiru-biruan Pucat Bintik-bintik merah
Akral : Dingin Hangat Panas Diaforesis
Turgor : Baik Sedang Jelek
V. Pemeriksaan Penunjang
Hasil EKG :
Laboratorium (31/3/2022)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
DARAH RUTIN :
Hemoglobin 11,6* 12,0 – 15,0 g/dL
Hematokrit 34* 37-47 %
Eritrosit 4,7 4,2 – 5,4 10 /mm3
6
FAAL HEMOSTASIS
PT
13,80 11,50 – 15,50 Detik
Pasien (PT)
14,4 Detik
Kontrol
0.97 < 1,5
INR
APTT
Pasien (APTT) 38,50* 26,00 – 37,00 Detik
Kontrol 33,8 Detik
IMUNOSEROLOGI
Hepatitis Non Reaktif Non Reaktif
HBsAG
KIMIA KLINIK
HATI & EMPEDU 48* <35 U/L
AST/SGOT 55* <45 U/L
ALT/SGPT
NOTES : PPOK
BPH : Pembesaran kelenjar prostat terkait usia yang dapat menyebabkan kesulitan
buang air kecil. Jenis pembesaran prostat ini tidak diduga sebagai kondisi yang dapat
menjadi kanker prostat.
ADHF (acute decompensated heart failure) yang berati gagal jantung akut yang
didefenisikan sebagai serangan yang cepat (rapid onset) dari gejala-gejala atau tanda-
tanda akibat fungsi jantung yang abnormal. ADHF dapat disebabkan oleh infark
miokard. Infark miokard merupakan perkembangan cepat dari nekrosis otot jantung
yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Hasil pemeriksaan EKG sinus rhythm berarti irama sinus (irama jantung normal).
Irama ini ditandai dengan denyut jantung normal (60-100 kali per menit).
Tingginya jumlah SGOT dan SGPT menandakan adanya gangguan fungsi hati.
Kondisi ini memang memerlukan pengobatan.
Jika angka SGPT sangat tinggi, Anda mungkin terkena masalah kesehatan sebagai
berikut: Serangan virus hepatitis akut. Terjadi overdosis obat, misalnya pada golongan
acetaminophen. Kanker hati.
Hiperkalemia adalah suatu kondisi ketika jumlah kalium dalam darah lebih tinggi dari
nilai normal. Kalium berfungsi untuk memperlancar fungsi otot, saraf, dan jantung.
Pada hiperkalemia, aktivitas listrik di dalam jantung akan terganggu, yang ditandai
dengan melambatnya detak jantung dan dapat berujung pada kematian.
Hipokalemia : Kadar potasium, zat kimia yang penting bagi tubuh, yang rendah dalam
darah. Masalah ini dapat menyebabkan lelah, kram otot, irama jantung tidak normal.
Kalium rendah dapat disebabkan oleh hal-hal di luar penyakit yang mendasari.
Contohnya meliputi kurangnya asupan makanan kalium, muntah, diare, efek samping
pengobatan, makan akar manis (licorice), atau kafein.
Peningkatan Transaminase, merupakan enzim yang biasanya ditemukan pada hati
(liver), jantung, otot, ginjal, hingga otak. Enzim ini memiliki peran penting dalam
tubuh, seperti membantu untuk mencerna protein dalam tubuh. Jumlah SGOT dan
SGPT yang terlalu tinggi bisa menimbulkan gejala berupa mual, muntah, kelelahan,
dan jaundice (penyakit kuning).
Inspeksi
Penampilan pink puffer (kurus, kulit kemerahan) atau blue bloater(gemuk, sianosis,
edema tungkai). Bila telah terjadi gagal jantung kanan dapat terlihat denyut vena
jugularis dan edema tungkai, Penggunaan dan hipertrofi otot bantu nafas, Pursed-lips
breathing, Barrel chest( diameter antero-posterior dan transversal sebanding).
Palpasi
Pada tipe emfisema, fremitus paru dirasakan melemah dengan sela iga melebar.
Perkusi
Pada perkusi toraks akan ditemukan suara paru hipersonor, batas jantung mengecil,
dan letak diafragma rendah.
Auskultasi
Pada auskultasi toraks akan ditemukan ekspirasi memanjang, wheezing pada waktu
bernafas biasa atau ekspirasi paksa, penurunan suara nafas vesikuler, dan suara
jantung terdengar menjauh.
ANALISA DATA
DO:
- TD : 139/79 mmHg
- Nadi : 98x/menit
- Suhu : 36,5oC
- RR : 25x/menit
- KU : lemah
- Tampak lelah
- Tampak sedikit lingkaran
hitam disekitar mata
- Kemampuan aktivitas
menurun
- Sering mengubah posisi
selama di tempat tidur
- Skala Nyeri : 4 (Saat dikaji
sedang terpasang nasal kanule
dengan Oksigen 4 liter)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
KRITERIA HASIL KEPERAWATAN
Hari/Tanggal Dx Evaluasi
Jum’at, 1 April 1 S :
2022 Pasien mengatakan :
- “Pasien bernafas cepat (sesak), tidak batuk dan bersekret tapi
merasakan nyeri didada”
O :
- Pemeriksaan Fisik Paru:
I : Dada Simetris, statis,
dinamis
P : Fremitus Kanan = Kiri
P : Sonor / Sonor
- A : Vesikuler (+/+), Ronchi (-/-),Wheezing (+/+)
- RR : 24 x/m
- Bernapas menggunakan otot -otot bantu pernapasan
- Terpasang Nasal kanule
- Terpasang oksigen 4 Liter
- Mukosa bibir kering
- Skala Nyeri : 4 (Saat dikaji
sedang terpasang nasal kanule
dengan Oksigen 4 liter)
I:
Pukul 06.00 WIB
- Menghitung frekuensi, irama dan upaya nafas pasien untuk
mendapatkan Oksigen
- Mendengarkan bunyi nafas pasien dengan stetoskop
Pukul : 06.15 WIB
- Memberikan Terapi oksigen dan Nebule Combivent 1 resp/6j
untuk mengatasi suara mengi dan sesak nafas akibat
penyempitan saluran nafas, dan Pulmicort 1 resp/12j untuk
meredakan asma dan melegakan pernafasan
Pukul : 06.30 WIB
- Menganjurkan pasien mengubah posisi “semi fowler atau
fowler” sesuai kebutuhan untuk mempermudah pernafasan
E:
- Frekuensi Nafas dan Pola Nafas masih belum membaik
- SPO2 98% (Terpasang O2 4L) , RR : 24x/m
- Pasien masih menggunakan otot bantu pernafasan
R:
Kultur sputum, Kolaborasi Spirometri jika Keadaan Umum Stabil
2 S:
Pasien mengatakan :
“Saat bernafas sering sekali merasakan nyeri dibagian dada,
didiagnosis Pembesaran Prostat dan harus memilih posisi duduk
untuk menghindari nyeri”
O:
K/U : lemah
P : Asma
Q : Nyeri tekan tidak menjalar
R : Dada, Prostat
S : Skala 4 (Saat dikaji
sedang terpasang nasal kanule
dengan Oksigen 4 liter)
T : Sewaktu-waktu Saat
melakukan aktivitas
Mendapatkan Kondom Kateter Urine
A : Nyeri Akut
P:
- Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Ajarkan manajemen nyeri nonfarmakologi (relaksasi napas
dalam, pengaturan posisi, baca Tahlil)
- Jelaskan penyebab dan pemicu nyeri
- Berikan analgesik sesuai anjuran Dokter, jika diperlukan
I:
- 06.35 WIB Menanyakan pengaruh nyeri terhadap kegiatan
- 06.40 WIB Membantu pasien mengatur posisi tidur semi fowler
agar tidak merasakan nyeri
- 06.45 WIB Mengajarkan pasien untuk mengatur pola nafas
dalam prosedur nebulisasi
- 07.10 WIB Memastikan kembali obat apasaja yang akan
diterima pasien untuk waktu selanjutnya
E:
- Nyeri masih belum teratasi
- Pergerakan masih terbatas dikarenakan nyeri
- Keadaan pasien masih lemas
- TTV dalam batas normal 120/80 mmHg, N: 96x/menit
R:
USG Prostat (Menunggu Jadwal)
3. S:
Pasien mengatakan “Nyeri dan sesak nafas membuat kesulitan tidur
dan setiap tidur sering terbangun-bangun”
O:
- TD : 139/79 mmHg
- Nadi : 98x/menit
- Suhu : 36,5oC
- RR : 24x/menit
- KU : lemah
- Tampak lelah
- Tampak sedikit lingkaran hitam disekitar mata
- Kemampuan aktivitas menurun
- Sering mengubah posisi selama di tempat tidur
- Skala Nyeri : 4 (Saat dikaji sedang terpasang nasal kanule
dengan Oksigen 4 liter)
A:
Gangguan Pola Tidur
P:
- Identifikasi pola aktivitas dan tidur
- Identifikasi faktor pengganggu tidur
- Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
- Modifikasi lingkungan
- Jelaskan pentingnya tidur cukup
- Ajarkan relaksasi otot
I:
- 06.50 WIB menanyakan pola istirahat dan tidur pasien
- 06.52 WIB menanyakan hal-hal yang menjadi pengganggu
Tidur
- 06.55 WIB memberi edukasi terapeutik untuk menghilangkan
stress (menganjurkan untuk tidak terlalu berpikiran,
mendengarkan murottal, yakin dengan pengobatan)
- 07.00 WIB membuka gorden tempat tidur
- 07.05 WIB menganjurkan tidur yang cukup dan relaksasi otot
E:
- Pasien masih belum bisa tidur nyenyak
- Pasien masih sering terbangun-bangun ketika tidur diakrenakan
suasana rumah sakit yang ramai dan keluhan sesak nafas masih
ada
- Jam tidur masih belum membaik
Hari/Tanggal Dx Evaluasi
Sabtu, 2 April 1 S :
2022 Pasien mengatakan :
- “Pasien masih bernafas cepat (sesak), masih merasakan nyeri
didada”
O :
- Pemeriksaan Fisik Paru:
I : Dada Simetris, statis,
dinamis
P : Fremitus Kanan = Kiri
P : Sonor / Sonor
- A : Vesikuler (+/+), Ronchi (-/-),Wheezing (+/+)
- RR : 23 x/m
- Bernapas menggunakan otot -otot bantu pernapasan
- Terpasang Nasal kanule
- Terpasang oksigen 4 Liter
- Mukosa bibir kering
- Skala Nyeri : 4 (Saat dikaji
sedang terpasang nasal kanule
dengan Oksigen 4 liter)
A : Pola Nafas Tidak Efektif
P:
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
- Auskultasi bunyi napas
- Dokumentasi hasil pemantauan
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan
I:
Pukul 14.30 WIB
- Menghitung frekuensi, irama dan upaya nafas pasien untuk
mendapatkan Oksigen
Pukul : 17.30 WIB
- Memberikan Terapi oksigen dan Nebule Combivent 1 resp/6j
Pukul : 18.00 WIB
- Menganjurkan pasien mengubah posisi “semi fowler atau
fowler” sesuai kebutuhan untuk mempermudah pernafasan
E:
- KU mulai membaik namun masi sedikit lemas
- Pola Nafas masih belum membaik
- SPO2 95% (Terpasang Oksigen 4L) , RR : 23x/m
R:
Kultur sputum, Kolaborasi Spirometri jika Keadaan Umum Stabil
2 S:
Pasien mengatakan :
“Merasakan Demam, Saat bernafas masih merasakan nyeri
dibagian dada, Prostat dan harus memilih posisi duduk untuk
menghindari nyeri”
O:
K/U : lemah
T : 38,3 derajat celcius
P : Asma
Q : Nyeri tekan tidak menjalar
R : Dada, Prostat
S : Skala 4
T : Sewaktu-waktu Saat
melakukan aktivitas
Mendapatkan kondom kateter untuk pengeluaran urin
A : Nyeri Akut
P:
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Ajarkan manajemen nyeri nonfarmakologi (relaksasi napas
dalam, pengaturan posisi))
- Berikan analgesik sesuai anjuran Dokter
I:
- kegiatan
- 14.40 WIB Membantu pasien mengatur posisi semi fowler
- 14.42 WIB Mengajarkan pasien untuk mengatur pola nafas
dalam prosedur nebulisasi
- 15.00 WIB memberikan paracetamol 1g/8j melalui IV
dikarenakan pasien mengalami demam
E:
- Nyeri mulai sedikit teratasi setelah penggunaan nebule dan
pemberian paracetamol 1g/8j
- KU mulai membaik namun masi sedikit lemas
- TTV 99/64 mmHg, N: 96x/menit, T : 37,4 derajat celcius
R:
USG Prostat (Menunggu jadwal)
3. S:
Pasien mengatakan “masih nyeri dan sesak nafas, masih sering
terbangun-bangun ketika merasakan sesak nafas”
O:
- TD : 139/79 mmHg
- Nadi : 98x/menit
- Suhu : 36,5oC
- RR : 23x/menit
- KU : lemah
- Tampak lelah
- Tampak sedikit lingkaran hitam disekitar mata
- Kemampuan aktivitas menurun
- Sering mengubah posisi selama di tempat tidur
- Skala Nyeri : 4 (Saat dikaji sedang terpasang nasal kanule
dengan Oksigen 4 liter)
A:
Gangguan Pola Tidur
P:
- Identifikasi pola aktivitas dan tidur
- Identifikasi faktor pengganggu tidur
- Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
- Modifikasi lingkungan
- Jelaskan pentingnya tidur cukup
- Ajarkan relaksasi otot
I:
- 14.35 WIB menanyakan pola istirahat dan tidur pasien
- 14.38 WIB menanyakan hal-hal yang menjadi pengganggu
Tidur
- 14.40 WIB memberi edukasi terapeutik untuk menghilangkan
stress (menganjurkan untuk tidak terlalu berpikiran,
mendengarkan murottal, yakin dengan pengobatan)
- 14.45 WIB membuka gorden tempat tidur
- 14.50 WIB menganjurkan tidur yang cukup dan relaksasi otot
E:
- Pasien masih belum bisa tidur nyenyak
- Pasien masih sering terbangun-bangun ketika tidur diakrenakan
suasana rumah sakit yang ramai dan keluhan sesak nafas masih
ada
- Jam tidur masih belum membaik
Hari/Tanggal Dx Evaluasi
Minggu, 3 April 1 S :
2022 Pasien mengatakan :
- “Sesak Nafas berkurang, nyeri didada hanya dirasakan sesekali
jika sesak nafas kambuh. Penggunaan selang oksigen mulai
dilepas agar tidak bergantung”
O :
- Pemeriksaan Fisik Paru:
I : Dada Simetris, statis,
dinamis
P : Fremitus Kanan = Kiri
P : Sonor / Sonor
- A : Vesikuler (+/+), Ronchi (-/-),Wheezing (+/+)
- RR : 20 x/m
- Nasal kanule sudah mulai dilepaskan
- Mukosa bibir membaik
- Skala Nyeri : 3
P:
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
- Auskultasi bunyi napas
- Dokumentasi hasil pemantauan
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan
I:
Pukul 14.30 WIB
- Menghitung frekuensi, irama dan upaya nafas pasien untuk
mendapatkan Oksigen
Pukul 14.40 WIB
- Menganjurkan pasien untuk menampung sputum untuk
pemerikaan
Pukul : 17.30 WIB
- Memberikan Nebule Combivent 1 resp/6j untuk mengatasi
mengi dan sesak nafas akibat penyempitan saluran nafas
Pukul : 18.00 WIB
- Menganjurkan pasien mempertahankan posisi “semi fowler atau
fowler” sesuai kebutuhan
E:
- KU mulai membaik
- Pola Nafas mulai membaik
- SPO2 95% , RR : 20x/m
R:
Kolaborasi Spirometri jika Keadaan Umum Stabil
2 S:
Pasien mengatakan :
“Tidak merasaan nyeri, sudah bisa bernafas dengan lebih baik”
O:
K/U : membaik
T : 36,7 derajat celcius
P : Asma (Sedang tidak kambuh)
Q : Nyeri tekan tidak menjalar
R : Dada (Sedang Tidak Kambuh)
S : Skala 3
T : Sewaktu-waktu Saat
melakukan aktivitas
A : Nyeri Akut
P:
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Ajarkan manajemen nyeri nonfarmakologi (relaksasi napas
dalam, pengaturan posisi))
- Berikan analgesik sesuai anjuran Dokter
- Membantu untuk ambulasi ke tempat pemeriksaan USG Prostat
I:
- 15.00 WIB Membantu untuk ambulasi ke tempat pemeriksaan
- USG Prostat
- 18.00 WIB Injeksi Furosemid 1 amp/8j untuk mengatasi
edema, Memberikan Synbio 1 tablet/12j untuk
menjaga saluran cerna, KSR 1 tablet/12j untuk
mengobati kalium yang rendah dalam darah, dan
omeprazole 40mg/12j untuk proteksi dan
menangani asam lambung.
E:
- Nyeri tidak dirasakan didada
- KU Baik dan bisa bercanda dengan keluarga
- Posisi tidur sudah bisa lebih santai dibandingkan saat
penggunaan terapi oksigen
- TTV 123/90 mmHg, N: 86x/menit, T : 36,6 derajat celcius
A:
Gangguan Pola Tidur
P:
- Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
- Modifikasi lingkungan
- Ajarkan relaksasi otot
I:
14.30 WIB
- menanyakan pola istirahat dan tidur pasien setelah beberapa hari
di rumah sakit
14.35 WIB
- memfasilitasi bed making agar memberi kenyamanan bagi tidur
pasien dan membantu menutup pagar tempat tidur
- menganjurkan tidur yang cukup dan relaksasi otot
E:
- Kualitas Tidur Pasien membaik
- Nyeri dan sesak nafas tidak dirasakan
- Pasien memilih posisi supinasi dan sesekali semi fowler saat
tidur untuk menghindari nyeri
Hari/Tanggal Dx Evaluasi
Minggu, 3 April 1 S :
2022 Pasien mengatakan :
- “Sesak Nafas sedang tidak dirasakan, Pernapasan mulai
membaik, namun setelah ke kamar mandi mencoba untuk
memakai nasal kanule untuk mencegah sesak nafas”
O :
- SPO2 98% , RR : 20x/m
- Pemeriksaan Fisik Paru:
I : Dada Simetris, statis,
dinamis
P : Fremitus Kanan = Kiri
P : Sonor / Sonor
- A : Vesikuler (+/+), Ronchi (-/-),Wheezing (+/+)
- RR : 20 x/m
- Nasal kanule dipakai setelah ke kamar mandi
- Mukosa bibir membaik
- Skala Nyeri : 2
- Terpasang Nasal Kanule, 4 L
P:
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
- Auskultasi bunyi napas
- Dokumentasi hasil pemantauan
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan
I:
Pukul 08.30 WIB
- Menghitung frekuensi, irama dan upaya nafas pasien untuk
mendapatkan Oksigen
Pukul : 11.30 WIB
- Memberikan Nebule Combivent 1 resp/6j untuk mengatasi
mengi dan sesak nafas akibat penyempitan saluran nafas
- Menganjurkan pasien untuk menghirup obat nebule
Pukul : 11.32 WIB
- Menganjurkan pasien mempertahankan posisi “semi fowler atau
fowler” sesuai kebutuhan
E:
- KU mulai membaik
- Pola Nafas mulai membaik
- TTV dalam batas Normal 128/84 mmHg, RR : 20x/m, N : 70
x/m
- Hasil Pemeriksaan Foto Thoraks menunjukkan Pasien Positif
TB Paru
R : Intervensi dihentikan, Pasien dipulangkan
2 S:
Pasien mengatakan :
“Tidak merasaan nyeri, sudah bisa bernafas dengan lebih baik”
O:
K/U : Baik
T : 36,5 derajat celcius
P : Asma (Sedang tidak kambuh)
Q : Nyeri tekan tidak menjalar
R : Dada (Sedang Tidak Kambuh)
S : Skala 2
T : Sewaktu-waktu Saat
melakukan aktivitas
A : Nyeri Akut
P:
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Ajarkan manajemen nyeri nonfarmakologi (relaksasi napas
dalam, pengaturan posisi))
- Berikan analgesik sesuai anjuran Dokter
I:
- 09.00 WIB Mengkaji kondisi Nyeri
- 09.10 WIB Menganjurkan pasien mempertahankan posisi semi
fowler atau mengubah posisi jika sewaktu-waktu
nyeri kambuh
- 11.30 WIB Injeksi Furosemid 1 amp/8j untuk mengatasi
edema, Memberikan Synbio 1 tablet/12j untuk
menjaga saluran cerna, KSR 1 tablet/12j untuk
mengobati kalium yang rendah dalam darah, dan
omeprazole 40mg/12j untuk proteksi dan
menangani asam lambung.
E:
- Nyeri sedang tidak dirasakan didada
- KU Baik dan bisa bercakap dengan leluasa bersama keluarga
- TTV dalam batas Normal 128/84 mmHg, RR : 20x/m, N : 70
x/m
- Penggunaan nasal kanule dilepas pasang
A:
Gangguan Pola Tidur
P:
- Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
- Modifikasi lingkungan
- Ajarkan relaksasi otot
I:
14.30 WIB
- menanyakan pola istirahat dan tidur pasien
14.35 WIB
- membantu merapikan tempat tidu pasien
- menganjurkan tidur yang cukup dan relaksasi otot
- menganjurkan mematikan lampu atau penerangan ketika ingin
tidur
- menganjurkan untuk mendengarkan murottal untuk
mempermudah tidur
E:
- Kualitas Tidur Pasien membaik
- Nyeri dan sesak nafas tidak dirasakan
- Jam tidur membaik 7-9 jam/hari
LAPORAN KASUS
PASIEN RESUME
KEPANITERAAN KLINIK KEPERAWATAN SENIOR
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
VII. IDENTITAS
Nama : Ny. D
Usia : 55 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kajhu
Pekerjaan : IRT
Status : Kawin
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 24 Maret 2022
Diagnosa Medis : Efusi Pleura Sinistra, Hipertensi.
Diagnosa Banding : Dispepsia
No. CM/Reg : 0-97-80-38
Tanggal pengkajian : 3 April 2022
Keluhan Utama (saat ini) :Pasien mengeluh Sesak nafas dan nyeri dibagian dada.
Riwayat penyakit sekarang :Pasien masuk rumah sakit dengan kondisi sesak nafas
dirasakan semenjak +- 3 bulan sebelum masuk rumah
sakit dan memberat 1 minggu sebelum masuk rumah
sakit. Merasakan batuk, nafsu makan menurun dan
lemas.
Riwayat penyakit sebelumnya : Hipertensi dan pernah dirawat 10 tahun yang lalu di
RSUDZA Banda Aceh
Genogram Keluarga :
4. Pola Nutrisi :
g. Cara Makan : Oral NGT
h. Frekuensi : 2x/hari
i. Nafsu makan : Baik Kurang Tidak ada nafsu makan
j. Porsi makan : 1 porsi ½ porsi ¼ porsi
k. Perubahan BB selama sakit : Tidak dapat dipastikan tapi merasa lebih kurus
l. Data tambahan : +-80 kg
5. Pola Eliminasi :
f. Buang air besar
5) Frekuensi : 1 x/hari
6) Waktu : Pagi Siang Sore Malam
7) Keluhan : Kolostomi Konstipasi Diare
Sakit saat BAB
8) Penggunaan pencahar : Ada Tidak ada
j. Personal hygiene
7) Rambut : Bersih Kotor Bau
8) Mulut : Bersih Kotor Bau
9) Kulit : Bersih Kotor Bau
10) Kuku : Bersih Kotor Pendek Panjang
11) Genetalia : Tidak dikaji
12) Data tambahan :-
6. Aspek psikologis
e. Konsep diri :
6) Gambaran diri : Pasien mengatakan susah bernafas karna sesak nafas
7) Ideal diri : Pasien ingin bernafas seperti biasa
8) Harga diri : Pasien merasa tidak berdaya
9) Fungsi diri : Pasien belum bisa bernafas dengan baik
10) Identitas diri : Status dalam keluarga sebagai Ibu
f. Status emosi : Kurang stabil karna susah saat berbicara dalam sesak
g. Mekanisme koping : Masih Susah beradaptasi dengan penyakitnya
h. Harapan terhadap perawatan : pasien ingin segera sembuh dan bisa dengan
lega melaksanakan ibadah dan aktivitas
Aspek Spritual
e. Shalat : Ya Tidak
f. Berdoa : Ya Tidak
g. Berdzikir : Ya Tidak
h. Mengaji : Ya Tidak
X. Pemeriksaan Fisik
4. Keadaan Umum : lemah
5. Kesadaran : Compos mentis Apatis Samnolen
Pre-coma Coma
6. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 180/109 mmHg
Nadi : 109x/menit Teratur Tidak teratur
Kuat Lemah
o
Suhu : 36,7 C
Pernafasan : 36x/menit
Tinggi badan : 155 cm
Berat badan : 77 kg
Ekstremitas Atas : Tangan kanan dan kiri bisa digerakkan secara leluasa.
Kekuatan otot 5. Tangan kanan terpasang IVFD RL 20 tpm
Ekstremitas Bawah: Kaki kiri dan kanan kurang bisa digerakkan secara leluasa,
mengalami kelemahan
Kulit :
Warna : Kebiru-biruan Pucat Bintik-bintik merah
Akral : Dingin Hangat Panas Diaforesis
Turgor : Baik Sedang Jelek
HEMATOLOGI
DARAH RUTIN :
Hemoglobin 12,8 12,0 – 15,0 g/dL
Hematokrit 35* 37-47 %
Eritrosit 4,5 4,2 – 5,4 106/mm3
Trombosit 210 150 – 450 103/mm3
Leukosit 6,65 4,5 – 10,5 103/mm3
FAAL HEMOSTASIS
D-Dimer >4000,00* <500 ng/mL
KIMIA KLINIK
GINJAL HIPERTENSI
22 13-43 mg/dL
Ureum
Kreatinin 0,51 – 0,95 mg/dL
0,55
ELEKTROLIT – Serum
Natrium (Na) 132 – 146 mmol/L
130*
Kalium (K) 3,7 – 5,4 mmol/L
4,20
Klorida (Cl) 98 – 106 mmol/L
102
NOTES :
Semakin tinggi jumlah D-dimer dalam darah, semakin besar pula risiko pasien
mengalami pengentalan atau penggumpalan darah
DO :
- K/U : lemah
- Mukosa bibir kering
- Wajah pucat
- TD : 180/109 mmHg
- Nadi : 109x/menit
- Suhu : 36,7oC
- RR : 36x/menit
- TB: 155 cm
BB saat ini : 77 kg
- IMT : 32,08 kg/m2
- GDS : 130 mg/dL
- Nasi yang dihabiskan <50%
porsi
- Diet yang diberikan: Diet
1700 kkal
- Terpasang infus NaCl 0,9%
(20tpm)
- Terapi yang didapat :
Omeperazole 40g/12j,
Curcuma 1 tab/8j
DO:
TD : 180/109 mmHg
Nadi : 109x/menit
Suhu : 36,7oC
RR : 36x/menit
KU : lemah
Tampak lelah
Kemampuan aktivitas menurun
Sering mengubah posisi selama di
tempat tidur
Skala Nyeri : 6 (Saat dikaji
sedang terpasang NRM 15 L)
5. DS : Efek Prosedur Gangguan
“merasa gatal-gatal dibagian Pemasangan WSD Integritas Kulit
perban WSD”
DO :
- KU = Lemah
- Terpasang WSD
- Pasien terlihat tidak nyaman
dengan alat WSD
- Pasien terlihat menahan nyeri
- Skala Nyeri : 6
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
KRITERIA HASIL KEPERAWATAN
Edukasi
- Anjurkan makan dengan posisi
duduk, jika mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian meditasi
sebelum makan
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan.
Edukasi
1. Anjurkan menggunakan pelembab
2. Anjurkan minum air yang cukup
3. Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
4. Anjurkan meningkatkan asupan
buah dan sayur
5. Anjurkan mandi dan menggunakan
sabun secukupnya
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat topical
dan pelembab kulit jika diperlukan
Hari/Tanggal Dx Evaluasi
Senin, 4 April 1 S :
2022 Pasien mengatakan :
- “sesak, batuk, merasakan nyeri didada dan bagian punggung
belakang, tidak dapat tidur terlentang”
O :
- Pemeriksaan Fisik Paru:
I : Dada Simetris, statis,
dinamis
P : Fremitus Kanan = Kiri
P : Sonor / Sonor
- A : Vesikuler (+/ ), Ronchi (+/-),Wheezing (-/-)
- RR : 36x/m
- Terpasang NRM 15 Liter
- SPO2 91%
- Bernapas menggunakan otot -otot bantu pernapasan
- Mukosa bibir kering
Hasil Foto Thoraks : Efusi Pluera Sinistra
A : Pola Nafas Tidak Efektif
P:
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
- Auskultasi bunyi napas
- Dokumentasi hasil pemantauan
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan
I:
Pukul 08.30 WIB
- Menghitung frekuensi, irama dan upaya nafas pasien
- Mendengarkan bunyi nafas pasien dengan stetoskop
Pukul : 08.35 WIB
- Membantu pemasangan sangkup NRM dan memberi terapi 15
Liter
Pukul : 08.50 WIB
- Membantu pasien mempertahankan posisi semi fowler
- Memodifikasi ruangan agar mempermudah ventilasi ruangan
E:
- Frekuensi Nafas dan Pola Nafas masih belum membaik
- SPO2 90% (Terpasang O2 15L) , RR : 32x/m
- Pasien masih menggunakan otot bantu pernafasan
- Pasien tampak tidak tahan menggunakan sangkup NRM namun
dianjurkan tetap menggunakan
2 S:
Pasien mengatakan :
“Nyeri di bagian dada dan punggung belakang, tidak bisa tidur
terlentang, merasakan pusing karna susah mengatur pernafasan”
O:
TD : 180/109 mmHg
Nadi : 109x/menit
Suhu : 36,7oC
RR : 36x/menit
K/U : lemah
P : Sesak Nafas
Q : Nyeri hilang timbul
R : Dada, punggung belakang
S : Skala 6
T : Saat Sesak
A : Nyeri Akut
P:
- Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Ajarkan manajemen nyeri nonfarmakologi (relaksasi napas
dalam, pengaturan posisi, baca Tahlil)
- Jelaskan penyebab dan pemicu nyeri
- Berikan analgesik sesuai anjuran Dokter, jika diperlukan
I:
- 10.00 WIB Menanyakan pengaruh nyeri terhadap kegiatan
- 10.05 WIB Membantu pasien mengatur posisi tidur semi fowler
agar tidak merasakan nyeri
- 10.15 WIB Mengajarkan pasien untuk mengatur pola nafas
- 12.30 WIB Memberikan obat Keterolac 30mg/8j untuk
meredakan nyeri
- 12.40 WIB Memastikan dokter memeriksa keadaan pasien
E:
- Nyeri masih belum teratasi
- Pergerakan masih terbatas dikarenakan nyeri
- Keadaan pasien masih lemas
- Tekanan Darah 150/98 mmHg, N: 90x/menit
- Pasien dalam pemantauan Dokter dan Perawat
3. S:
“Tidak nafsu makan karna merasakan sesak nafas, merasa
mengalami penurunan berat badan selama sakit namun sudah lama
tidak mengukur berat badan”
O:
- K/U : lemah
- Mukosa bibir kering
- Wajah pucat
- TD : 180/109 mmHg
- Nadi : 109x/menit
- Suhu : 36,7oC
- RR : 36x/menit
- TB: 155 cm
BB saat ini : 77 kg
- IMT : 32,08 kg/m2
- GDS : 130 mg/dL
- Nasi yang dihabiskan <50% porsi
- Diet yang diberikan: Diet 1700 kkal
- Terpasang infus NaCl 0,9% (20tpm)
- Terapi yang didapat :
Omeperazole 40g/12j, Curcuma 1 tab/8j
A:
Defisit Nutrisi
P:
- Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
- Monitor asupan makanan
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
- Kolaborasi pemberian meditasi sebelum makan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrisi yang dibutuhkan.
I:
Pukul : 10.15 WIB
- Menanyakan asupan makanan terakhir
- Memberi edukasi makan sedikit tapi sering
- Mengedukasi keluarga untuk selalu melakukan oral hygiene
kepada pasien
Pukul : 10.30 WIB
- Memastikan kepada ahli gizi terkait nutrisi pasien yang harus
terpenuhi
- Memastikan hasil laboratorium terakhir terkait kondisi pasien
E:
- Membran mukosa pasien masih belum membaik
- Tidak memiliki indikasi untuk pemasangan NGT
- Keluarga mengerti terkait oral hyghine
- Pasien menghabiskan hanya ¼ porsi makanan yang disediakan
S:
Pasien mengatakan “Nyeri dan sesak nafas membuat kesulitan tidur
karna tidak bisa tidur terlentang, harus duduk berkali-kali”
O:
TD : 180/109 mmHg
Nadi : 109x/menit
Suhu : 36,7oC
RR : 36x/menit
KU : lemah
Tampak lelah
Kemampuan aktivitas menurun
Sering mengubah posisi selama di tempat tidur
Skala Nyeri : 6 (Saat dikaji
sedang terpasang NRM 15 L)
P:
- Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
- Modifikasi lingkungan
- Ajarkan relaksasi otot
I:
9.30 WIB
- menanyakan pola istirahat dan tidur pasien
9.35WIB
- membantu pasien mendapatkan posisi yang baik (semi fowler)
- membantu merapikan tempat tidur pasien
- menganjurkan tidur yang cukup dan relaksasi otot
- menganjurkan mematikan lampu atau penerangan ketika ingin
tidur
- menganjurkan untuk mendengarkan murottal untuk
mempermudah tidur
E:
- Kualitas Tidur Pasien masih buruk
- Nyeri dan sesak nafas masih mengganggu
- Pola dan Jam tidur belum membaik
S:
“merasa gatal-gatal dibagian perban WSD”
O:
- KU = Lemah
- Terpasang WSD
- Pasien terlihat tidak nyaman dengan alat WSD
- Pasien terlihat menahan nyeri
- Skala Nyeri : 6
P:
- Monitor tanda kerusakan kulit: area penekanan, lesi dan ruam
- Monitor turgor kulit
- Monitor tanda-tanda infeksi pada kulit
- Monitor status nutrisi
- Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
- Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
- Kolaborasi pemberian obat topical dan pelembab kulit jika
diperlukan
I:
- Memperhatikan permukaan perban WSD
- Melihat tanda-tanda infeksi
- Menganjurkan pasien untuk mengubah posisi 2 jam sekali
- Menyeka badan, mengganti baju, sprei dan underpack pasien
- Kolaborasi dengan PPDS terkait perawatan WSD
E:
- Pasien merasa nyaman setelah diseka dan dilakukan perawatan
WSD
- Posisi pasien dipindahkan ke 3.2 agar dekat dengan kipas angin
- Nutrisi pasien belum membaik
Hari/Tanggal Dx Evaluasi
Selasa, 5 April 1 S :
2022 Keluarga mengatakan :
“pasien masih sesak serta merasakan nyeri didada dan bagian
punggung belakang”
O :
- Pemeriksaan Fisik Paru:
I : Dada Simetris, statis,
dinamis
P : Fremitus Kanan = Kiri
P : Sonor / Sonor
- A : Vesikuler (+/ ), Ronchi (+/-),Wheezing (-/-)
- RR : 28x/m
- Terpasang NRM 15 Liter
- SPO2 90%
- Bernapas menggunakan otot -otot bantu pernapasan
- Mukosa bibir kering
Hasil Foto Thoraks : Efusi Pluera Sinistra
NRS = 3
A : Pola Nafas Tidak Efektif
P:
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
- Auskultasi bunyi napas
- Dokumentasi hasil pemantauan
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan
I:
Pukul 14.45 WIB
- Menghitung frekuensi, irama dan upaya nafas pasien
- Mendengarkan bunyi nafas pasien dengan stetoskop
Pukul : 15.00 WIB
- Mengidentifikasi keefektifan NRM dan mempertahankan
oksigen 15 Liter
Pukul : 15.05 WIB
- Membantu pasien mempertahankan posisi semi fowler setiap 1
jam sekali
- Memodifikasi ruangan agar mempermudah ventilasi ruangan
- Membantu menggosokkan minyak ke punggung belakang
pasien untuk mempermudah pasien bernafas
Pukul : 17.30 WIB
- Memberikan Obat Oral Asetil Sistein 200g/8j untuk
mengencerkan dahak dan Codein 10mg/8j untuk meredakan
batuk
E:
- Frekuensi Nafas dan Pola Nafas masih belum membaik
- SPO2 95% (Terpasang O2 15L) , RR : 29x/m
- Pasien masih menggunakan otot bantu pernafasan
- Pasien masih harus sering melakukan perubahan posisi
2 S:
Keluarga mengatakan :
“Pasien masih merasa Nyeri di bagian dada dan punggung
belakang, tidak bisa tidur terlentang, masih merasakan pusing
karna susah mengatur pernafasan”
O:
TD : 140/80 mmHg
Nadi : 97x/menit
Suhu : 36,5oC
RR : 27x/menit
K/U : lemah
P : Sesak Nafas
Q : Nyeri hilang timbul
R : Dada, punggung belakang
S : Skala 4
T : Saat Sesak
A : Nyeri Akut
P:
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Ajarkan manajemen nyeri nonfarmakologi (relaksasi napas
dalam, pengaturan posisi)
- Berikan analgesik sesuai anjuran Dokter
I:
- 15.00 WIB Membantu mempertahankan posisi semi fowler
- 15.10 WIB Mengajarkan pasien untuk mengatur pola nafas
- 15.15 WIB Memberikan antibiotik Levofloxacine 750g/24j
- 17.30 WIB Memberikan obat Keterolac 30mg/8j untuk
meredakan nyeri.
E:
- Nyeri masih belum teratasi
- Pasien masih susah tidur terlentang
- Pergerakan masih terbatas dikarenakan nyeri
- Keadaan pasien masih lemas
- Tekanan Darah 140/82 mmHg, N: 86x/menit
3. S : Keluarga mengatakan
“Pasien Masih tidak nafsu makan, makan sedikit susah karna
sesak”
O:
- K/U : lemah
- Mukosa bibir kering
- Wajah pucat
- TB: 155 cm
BB saat ini : 77 kg
- IMT : 32,08 kg/m2
- Nasi yang dihabiskan <50% porsi
- Diet yang diberikan: Diet 1700 kkal
- Terpasang infus NaCl 0,9% (20tpm)
- Terapi yang didapat :
Omeperazole 40g/12j, Curcuma 1 tab/8j
A:
Defisit Nutrisi
P:
- Monitor asupan makanan
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
- Kolaborasi pemberian meditasi sebelum makan
I:
Pukul : 14.30 WIB
- Mengidentifikasi asupan makanan yang dihabiskan
- Tetap menganjurkan makan sedikit tapi sering
- Mengedukasi keluarga untuk selalu melakukan oral hygiene
kepada pasien
Pukul : 17.30 WIB
- Memberikan Curcuma 1 tab/8j, Omeprazole 40 mg/12j.
- Memastikan hasil laboratorium terakhir terkait kondisi pasien
E:
- Membran mukosa pasien masih belum membaik
- Keluarga sudah melakukan oral hyghine untuk pasien saat pagi
- Pasien masih hanya menghabiskan ¼ porsi makanan yang
disediakan
S:
Keluarga mengatakan “Nyeri dan sesak nafas masih membuat
kesulitan tidur”
O:
TD : 140/80 mmHg
Nadi : 97x/menit
Suhu : 36,5oC
RR : 27x/menit
KU : lemah
Tampak lelah
Kemampuan aktivitas menurun
Sering mengubah posisi selama di tempat tidur
Skala Nyeri : 4 (Saat dikaji
sedang terpasang NRM 15 L)
Notes :
Gangguan Integritas Kulit Teratasi dihari rawatan Kedua karna sudah dilakukan kolaborasi
dengan dokter terkait perawatan WSD
Hari/Tanggal Dx Evaluasi
Rabu, 6 April 1 S :
2022 Pasien mengatakan
“masih sesak serta merasakan nyeri didada”
O :
- Pemeriksaan Fisik Paru:
I : Dada Simetris, statis,
dinamis
P : Fremitus Kanan = Kiri
P : Sonor / Sonor
- A : Vesikuler (+/ ), Ronchi (+/-),Wheezing (-/-)
- RR : 26x/m
- Terpasang NRM 15 Liter
- SPO2 94%
- Bernapas menggunakan otot -otot bantu pernapasan
- Mukosa bibir kering
Hasil Foto Thoraks : Efusi Pluera Sinistra
NRS = 3
A : Pola Nafas Tidak Efektif
P:
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
- Auskultasi bunyi napas
- Dokumentasi hasil pemantauan
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan
I:
Pukul 14.10 WIB
- Menghitung frekuensi, irama dan upaya nafas pasien
- Mendengarkan bunyi nafas pasien dengan stetoskop
Pukul : 14.30 WIB
- Membantu pasien mempertahankan posisi semi fowler setiap 1
jam sekali
- Memodifikasi ruangan agar mempermudah ventilasi ruangan
Pukul : 17.30 WIB
- Memberikan Obat Oral Asetil Sistein 200g/8j untuk
mengencerkan dahak dan Codein 10mg/8j untuk meredakan
batuk
E:
- Frekuensi Nafas dan Pola Nafas masih belum membaik
- SPO2 97% (Terpasang O2 15L) , RR : 26x/m
- Pasien masih menggunakan otot bantu pernafasan
- Pasien masih harus sering melakukan perubahan posisi
2 S:
Pasien mengatakan :
“Masih merasa Nyeri di bagian dada dan punggung belakang,
masih susah tidur terlentang”
O:
TD : 155/90 mmHg
Nadi : 90x/menit
Suhu : 36,7oC
RR : 26x/menit
K/U : lemah
P : Sesak Nafas
Q : Nyeri hilang timbul
R : Dada, punggung belakang
S : Skala 3
T : Saat Sesak
A : Nyeri Akut
P:
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Ajarkan manajemen nyeri nonfarmakologi (relaksasi napas
dalam, pengaturan posisi)
- Berikan analgesik sesuai anjuran Dokter
I:
- 14.30 WIB Membantu mempertahankan posisi semi fowler
- 14.35 WIB Mengajarkan pasien untuk mengatur pola nafas
- 17.30 WIB Memberikan antibiotik Levofloxacine 750g/24j
- 17.35 WIB Memberikan obat Keterolac 30mg/8j untuk
meredakan nyeri dan Amlodipine 1 tab.
E:
- Nyeri masih belum teratasi
- Pasien masih susah tidur terlentang
- Pergerakan masih terbatas dikarenakan nyeri
- Keadaan pasien masih lemas
- Tekanan Darah 147/90 mmHg, N: 86x/menit
3. S : Pasien mengatakan
“Nafsu makan mulai membaik, Porsi makan yang dihabiskan ½
porsi makanan yang disediakan RS”
O:
- K/U : lemah
- Mukosa bibir kering
- Wajah masih pucat
- TB: 155 cm
BB saat ini : 77 kg
- IMT : 32,08 kg/m2
- Nasi yang dihabiskan +-50% porsi
- Diet yang diberikan: Diet 1700 kkal
- Terpasang infus NaCl 0,9% (20tpm)
- Terapi yang didapat :
Omeperazole 40g/12j, Curcuma 1 tab/8j
A:
Defisit Nutrisi
P:
- Monitor asupan makanan
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
- Kolaborasi pemberian meditasi sebelum makan
I:
Pukul : 15.20 WIB
- Mengidentifikasi asupan makanan yang dihabiskan
- Tetap menganjurkan makan sedikit tapi sering
- Mengevaluasi terkait oral hygiene pasien
Pukul : 17.30 WIB
- Memberikan Curcuma 1 tab/8j, Omeprazole 40 mg/12j.
- Memastikan hasil laboratorium terakhir terkait kondisi pasien
E:
- Membran mukosa pasien masih belum membaik
- Keluarga belum terlalu rutin melakukan oral hyghine pasien
- Sisa Makanan yang tersisa di piring hanya sedikit ¼ porsi
S:
Pasien mengatakan “Nyeri dan sesak nafas masih membuat
kesulitan tidur”
O:
TD : 155/90 mmHg
Nadi : 90x/menit
Suhu : 36,7oC
RR : 26x/menit
KU : lemah
Tampak lelah
Kemampuan aktivitas menurun
Sering mengubah posisi selama di tempat tidur
Skala Nyeri : 3 (Saat dikaji
sedang terpasang NRM 15 L)
E:
- Kualitas Tidur Pasien masih belum membaik
- Nyeri dan sesak nafas masih mengganggu
- Pola dan Jam tidur belum membaik