PRAKTIKUM V
PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS (PPOK)
Oleh :
KELOMPOK 5/A5D
DENPASAR
2022
PRAKTIKUM V
PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS (PPOK)
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui definisi PPOK
2. Mengetahui patogenesis dan patologi PPOK
3. Mengetahui klasifikasi PPOK
4. Mengetahui tatalaksana penyakit PPOK (Farmakologi & Non-
Farmakologi)
5. Dapat menyelesaikan kasus terkait PPOK secara mandiri dengan
menggunakan metode SOAP
b) Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
- Pursed-lips breathing (mulut setengah terkatup/mencucu):
Sikap seseorang yang bernafas dengan mulut mencucu dan
ekspirasi yang memanjang. Ini diakibatkan oleh mekanisme
tubuh yang berusaha mengeluarkan CO2 yang tertahan di dalam
paru akibat gagal nafas kronis
- Penggunaan alat bantu napas: Penggunaan otot bantu napas
terlihat dari retraksi dinding dada, hipertrofi otot bantu nafas,
serta pelebaran sela iga
- Barrel chest: merupakan penurunan perbandingan diameter
anteroposterior dan transversal pada rongga dada akibat usaha
memperbesar volume paru. Bila telah terjadi gagal jantung
kanan terlihat denyut vena jugularis di leher dan edema tungkai.
- Pink puffer: adalah gambaran yang khas pada emfisema, yaitu
kulit kemerahan pasien kurus, dan pernafasan pursed-lips
breathing.
- Blue bloater adalah gambaran khas pada bronkitis kronis, yaitu
pasien tampak sianosis sentral serta perifer, gemuk, terdapat
edema tungkai dan ronki basah di basal paru
(Reilly et al., 2011).
2. Palpasi
Pada palpasi dada didapatkan vokal fremitus melemah dan
sela iga melebar. Terutama dijumpai pada pasien dengan
emfisema dominan (Reilly et al., 2011).
3. Perkusi
Hipersonor akibat peningkatan jumlah udara yang
terperangkap, batas jantung mengecil, letak diafragma rendah,
hepar terdorong ke bawah terutama pada emfisema (Reilly et al.,
2011).
4. Auskultasi
Suara nafas vesikuler normal atau melemah, terdapat ronki
dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada ekspirasi
paksa, ekspirasi memanjang, bunyi jantung terdengar jauh (Reilly
et al., 2011).
IV. KASUS
Tuan T, usia 75 tahun, MRSPasien NMA, MRS 2 oktober 2022 dengan keluhan
batuk berdahak dan sesak disertai perut terasa sakit dan kembung sejak 2 hari yang
lalu. TB pasien 167 cm, BB pasien 75 kg. TD 130/100 mmHg, Nadi 88x/menit,
suhu 36°C, RR 25x/menit, saturasi Oz 86% Dokter mendiagnosa pasien dengan
PPOK dan hipertensi.
Pemeriksaan Penunjang adalah
• EKG: Intervention sinus tachicardi R/S Invasion area vetneem Vs and V6
Abnormal EKG.
• Rontgen Thorax: Bronchitis, Pleural Reaction bilateral, Besar cor normal,
Trachea dan medistinum di tenggah, Tak tampak penebalan hilus, Sistema
tulang tak tampak kelainan.
• Terapi yang diberikan adalah sebagai berikut :
Inf Asering 12 tpm (intravena)
Inj Cefotaxcim 2 x 125 gram (intravena)
Inj Methilprednisolon 2 x 25 gram (intravena)
Inj Lasix 1 x 20 mg (intravena)
Valsatran 1 x 80 mg (tablet)
Vectrine kapsul 3 x 300 mg (kapsul)
Nebul Combivent 2,1/2 ml setiap 8 jam (dihirup)
V. FIR
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan :
1. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) merupakan sekelompok
penyakit paru-paru yang ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap
aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya dan
berlangsung lama.
2. Terapi obat yang diberikan yaitu Terapi Nebul Combivent tetap
dilanjutkan namun dosis dinaikan menjadi 2,5 mg/0,5 mg atau 3 ml
dengan pemberian setiap 6 jam. Terapi valsartan dilanjutkan untuk
pengobatan hipertensi, dengan dosis 1 x 80 mg selama 30 hari. Terapi
Vectrine diberikan 2 x 300 mg/hari selama 10 hari.
3. Terapi non farmakologi yang diberikan untuk penyesuaian gaya hidup
yang dapat membantu penyembuhan pasien. Terapi Non-farmakologi
yang dapat disarankan, yaitu menghindari faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya PPOK, seperti debu, asap rokok, dan polusi udara lainnya
asupan nutrisi yang adekuat.
DAFTAR PUSTAKA
Cazzola, M., Paola, R., Luigino, C., Nicola, A.H., dan Maria, G.M. 2017.
Impact of Mucolytic Agents on COPD Exacerbations: A Pair-wise and
Network Meta-analysis. COPD: Journal of Chronic Obstructive
Pulmonary Disease. Volume 14. Nomor 5: 552-563.
Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD). 2009. Global
Strategy for The Diagnosis, Management, and Prevention of Chronic
Obstructive Pulmonary Disease. USA : Repha Publishing.
Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD)., 2020, Global
strategy for the diagnosis, management, and prevention of chronic obstructive
pulmonary disease, American Journal of COPD.
Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD)., 2019, Global
strategy for the diagnosis, management, and prevention of chronic obstructive
pulmonary disease, American Journal of COPD, 1–99.
GOLD. 2017. Pocket Guide to COPD Diagnosis, Management and Prevention: A
Guide for Healthcare Professionals. ed. Sydney: Global Initiative for Chronic
Obstructive Lung Disease Inc.
Jackson, D. 2014. Keperawatan Medical Bedah. Yogyakarta : Penerbit Gramedia.
James PA, Oparil S, Carter BL, et al. 2014 evidence-based guideline for the
management of high blood pressure in adults: report from the panel
members appointed to the eighth Joint National Committee (JNC 8).
JAMA. doi:10.1001/jama.2013.284427.
Roberts, N.J., Patel, I.S., Partidge, M.R., 2015. The diagnosis of COPD in
primary care; gender differences and the role of spirometry.
Respiratory Medicine. Elsevier Ltd.
Rosfadilla, Puspa., Ayu Permata Sari Br Tarigan. 2022. Asma Bronkial Eksaserbasi
Ringan-Sedang Pada Pasien Usia 46 tahun. Aceh. Jurnal Kedokteran dan
Kesehatan Malikussaleh Vol.8 No.1
Stanojevic S, Kaminsky DA, Miller MR, Thompson B. Aliverti A, Barjaktarevic I,
Cooper BG, Culver B, Derom E, Hall GL, Hallstrand TS, Leuppi JD,
MacIntyre N, McCormack M. Rosenfeld M, Swenson ER. ERS/ATS
technical standard on interpretive strategies for routine lung function tests.
Eur Respir J. 2022 Jul;60(1)
Sudoyo, A. W., Setiyohadi B., Alwi I., Simadibrata M., Setiati S. 2009. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi V. Jakarta: Interna Publishing.
Takahashi K, et al. Saga-naïve COPD Physical Activity Evaluation (SCOPE)
Study Investigator Group. 2020. First-Line Treatment with
Tiotropium/Olodaterol Improves Physical Activity in Patients with
Treatment-Naïve Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Int J Chron
Obstruct Pulmon Dis. 2020 Sep 14;15:2115-2126. doi:
10.2147/COPD.S268905. PMID: 32982204; PMCID: PMC7501469.
Tana, L., Sihombing, M., Muljati, S., Ghani, L., Penelitian, P., & Daya, S. (2016).
Sensitifitas dan Spesifisitas Pertanyaan Gejala Saluran Pernapasan dan
Faktor risiko untuk Kejadian Penyakit Paru Obstruktif Kronik ( PPOK ). 287–
296.