LAPORAN AKHIR
Oleh :
Mulia Nasari, S.Kep
2212501010201
Pembimbing :
Ns. Irfanita Nurhidayah, S.Kep., M.Kep
NIP. 198805212019032016
A. DEFINISI
yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak (Smeltzer & Bare,
2001). Stroke disebut juga serangan otak yang merupakan gangguan sirkulasi
otak yang terjadi secara mendadak pada salah satu atau lebih pembuluh darah
yang memperdarahi otak. (Robinson, 2014). Stroke dibagi menjadi dua jenis
yaitu stroke iskemik dan stroke hemorragik. Menurut WHO country risk profile
pada tahun 2012 bahwa stroke telah menjadi penyebab kematiian tertinggi, yaitu
sebanyak 21%. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, bahwa
prevalensi stroke di Indonesia telah meningkat dari sebesar 7% pada tahun 2013
67% dari total stroke adalah iskemik dan 33% lainnya adalah stroke hemoragik
aliran darah ke otak terhenti sebagian atau seluruhnya (Nurarif & Kusuma,
2015). Stroke iskemik merupakan terhentinya aliran darah ke otak karena
adanya bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah. Sehingga aliran darah
ke otak tidak lancar. Hal ini akan mengakibatkan otak mengalami hipoksia dan
mati otak. Sebagaian besar kasus terjadi secara mendadak, sangat cepat dan
fungsional dan defisit sensorik. Hal ini ditandai dengan menurunnya kekuatan
B. ETIOLOGI
kongesti dan radang. Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang
terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat
darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di
jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral. Emboli tersebut
3. Iskemia
C. FAKTOR RESIKO
a) Faktor keturunan
b) Usia
c) Jenis kelamin
d) Ras (Afro-Amerika)
a) Hipertensi
menimbulkan perdarahan
b) Penyakit kardiovaskuler
perfusi darah ke otak juga menurun dan pada akhirnya terjadi stroke.
c) Diabetes Melitus
d) Merokok
e) Alkoholik
lambat masuk ke otak, maka perfusi otak menurun. Hal ini lama-
g) Obesitas
h) Pil KB
D. MANIFESTASI KLINIS
kerusakan pada hemisfer kanan maka kelumpuhan otot sebelah kiri. Pasien
juga akan kehilangan kotrol otot vulenter dan sensorik sehingga pasien tidak
kerusakan pada area pusat bicara primer yang berada pada hemisfer kiri.
Afasia dibagi menjadi 3 yaitu afasia motorik, sensorik dan afasia global.
Afasia motorik atau ekspresif terjadi jika area pada area Broca, yang terletak
pada lobus frontal otak.pada afasia jenis ini pasien dapat memahami lawan
mengungkapkan pembicaraan.
gangguan lapang pandang pada salah satu sisi. Hal ini terjadi karena
kerusakan pada lonus temporal atau parietal yang dapat menghambat serat
7. Disfagia
nerveus cranial XI. Selama menelan bolus didorong oleh lidah dan glottis
8. Inkontinensia
Inkontinensia baik bowel maupun badder sering terjadi, hal ini terjadi karena
9. Vertigo, mual, muntah dan nyeri kepala, terjadi karena peningkatan tekanan
E. KOMPLIKASI
3. Embolisme serebral dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi atrium
serebral.
F. PATHWAY
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Angiografi serebral
3. Sinar x tengkorak
dari masa yang luas, klasifikasi karotis interna terdapat pada trobus serebral.
4. Ultrasonography Doppler
darah/muncul plaque/arterosklerosis.
5. CT-Scan
biasanya ada thrombosis, emboli, dan TIA, tekanan meningkat dan cairan
mengandung darah menunjukan hemoragi sub arachnois /perdarahan
intakranial.
vertrikel kiri yang merupakan salah satu tanda hipertensi kronis pada
8. Fungsi lumbal: tekanan normal biasanya ada thrombosis, emboli dan TIA.
inflamasi.
H. PENATALAKSANAAN
yaitu:
6. Rehabilitasi neurologik
menangani hipertensi.
10. Agen-agen antitrombosit (seperti aspirin) saat keluar rumah sakit untuk
11. Endarterektomi karotis untuk membuka sebagian (lebih dari 70%) arteria
A. Pengkajian
1. Anamnesis
Mengenai gejala awal, waktu awitan, aktivitas pasien saat serangan, gejala-
2. Primary Survey
tekanan darah
e) Exposure
3. Pemeriksaan TTV
4. Pemeriksaan fisik
5. Statsus mental
GCS
kesadaran:
Respon Nilai
Tidak ada kontraksi otot. 0
Ada tanda dari kontraksi. 1
Bergerak tapi tak mampu menahan gaya gravitasi. 2
Bergerak melawan gaya gravitasi tetapi tidakdapat melawan 3
tahanan otot pemeriksa.
Bergerak dengan lemah terhadap tahanan dari ototpemeriksa 4
Dapat menahan tahan dari otot periksa
Kekuatan dan rangsangan yang normal. 5
a) Refleks Bisep
2) Lengan rileks, posisi antara fleksi dan ekstensi dan sedikit pronasi,
b) Refleks Trisep
c) Refleks Patella
tepat.
lain.
femoris.
d) Refleks Babinski
Lakukan goresan pada telapak kaki dari arah tumit ke arah jari melalui
sisi lateral. Orang normal akan memberikan respon fleksi jari-jari dan
penarikan tungkai. Pada lesi UMN maka akan timbul respon jempol kaki
e) Refleks Achilles
kontraksi m.gastroenemius.
f) Refleks Kornea
g) Refleks Faring
IX & X)
B. Diagnosa Keperawatan
serebral
Robinson, J.M., & Saputra, L. ( 2014). Buku Ajar Visual Nursing Medikal
Bedah(Jilid 1). Jakarta : Binarupa Aksara
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI). Edisi 1, Cetakan III. Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI). Edisi 1, Cetakan II. Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI). Edisi 1, Cetakan II. Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth, Edisi 8. Jakarta. EGC
Data Adminitrasi
PRIMARY SURVEY
Airway:
Bunyi nafas Alat bantu yang terpasang
Normal Tidak ada
☐ Snoring ☐ OPA
☐ Gurgling ☐ NPA
☐ Crowing ☐ ETT
☐ Tracheotomy Tube
Tindakan lain yang diberikan: -
Breathing
RR : 20x/menit Sp O2 : 98 %
Tindakan yang diberikan: Pada saat pasien masuk segera dilakukan pemeriksaan GCS, dengan
memanggil nama pasien, merangsang respon nyeri dengan melakukan penekanan pada
sternum pasien. Dilanjutkan dengan pemeriksaan saraf kranial dan beberapa fungsi reflek.
Exposure
Jejas : Tidak ada
☐ ada, sebutkan lokasi ...
Perdarahan aktif : Tidak ada
☐ ada, sebutkan lokasi
Fraktur : Tidak ada
☐ ada, sebutkan lokasi ...
Tindakan yang diberikan:
– Memberikan drip Alteplase 0,7 mg/kgBB: 46,9 mg. 10% pemberian 4,6 cc habis
dalam 1 menit, sisa 42,21 cc habis dalam 60 menit.
– Monitor vital sign per 15 menit dalam 2 jam pertama
– Monitor perdarahan 2x24 jam
Folley cateter
Karakteristik urine: jernih
Produksi urine 20cc/jam
☐ Tidak terpasang
Gastric tube
NGT
Terpasang, tidak ada residu
Heart monitor
Heart rate : 104x/menit, Tipe Irama: Sinus takikradia
Pemantauan lain :
– Tekanan darah: 224/110 mmHg, MAP:
– SpO2: 98%
SECONDARY SURVEY
Keluhan : Lemah anggota gerak kanan, mulut merot, dan bicara pelo
Obat : Drip Perdipine titrasi 5mg/jam, IV Citicoline 500mg, PO Valsartan 100mg, IV
Alteplase extra
Makan terakhir : Makanan Biasa
Penyakit yang diderita (Riwayat) : Diabetes Mellitus Tipe II
Alergi :-
Obat :-
Makanan, dll :-
Tanda dan gejala dari reaksi alergi :-
Kejadian: Pasien datang dengan keluhan kelemahan anggota gerak kanan yang terjadi
secara tiba-tiba sejak ±45 menit yang lalu setelah beraktivitas ringan. Kelemahan anggota
gerak disertai dengan mulut merot dan bicara pelo. Keluhan baru pertama kali dirasakan.
Nyeri kepala tidak ada, muntah tidak ada, kejang tidak ada.
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium, Tanggal : 3 September 2023
2. Terapi medis
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Terapeutik
5. Pasang monitor jantung selama
terapi trombolitik dan 12-24 jam
setelahnya
6. Berikan oksigen untuk
mempertahankan SpO2 > 94%
7. Pasang akses intravena
8. Berikan terapi agen trombolitik
sesuai indikasi
9. Hindari kepala tempat tidur >15º
10. Pertahankan tirah baring selama 6
jam setelah terapi
11. Hentikan segera infus trombolitik
jika terjadi perdarahan dan alergi
Kolaborasi
12. Kolaborasi pemeriksaan CT Scan
otak setelah 12-24 jam untuk
evaluasi neurologis, jika perlu
EVALUASI KEPERAWATAN
No. Dx Hari/Tanggal SOAP
1 Minggu/ S:-
3 September
2023 O:
– KU : Lemah
– GCS: E4M6V5 (Compos mentis)
– TTV:
TD: 224/110 mmHg
MAP: 148 mmHg
HR: 104x/menit
RR: 20x/menit
SpO2: 98%
– Kulit dan esktremitas tampak pucat
– Pasien terdiagnosa akut stroke iskemik dan
diagnosa tambahan hipertensi emergency
– Parase N. VII dan XII dextra
– Terapi yang didapat: Drip perdipine titrasi,
PO Valsartan 100 mg.
P:
1. Monitor tekanan darah perjam
2. Monitor frekuensi, kekuatan, dan irama
nadi perjam
3. Monitor frekuensi dan kedalaman
pernafasan perjam
4. Monitor suhu tubuh perjam
5. Mendokumentasikan hasil pemantauan setiap
satu jam
2 Minggu/ S:-
3 September
2023 O:
– KU : Lemah
– GCS: E4M6V5 (Compos mentis)
– TTV:
TD: 224/110 mmHg
MAP: 148 mmHg
HR: 104x/menit
RR: 20x/menit
SpO2: 98%
– Suhu: 37,2 ºC
– Mendapat terapi drip Alteplase 0,7 mg/kgBB:
46,9 mg. 10% pemberian 4,6 cc habis dalam 1
menit, sisa 42,21 cc habis dalam 60 menit
– Hasil pemeriksaan kimia klinik:
Hemoglobin: 14,0 g/Dl
Hematokrit: 40%
Trombosit: 252 103/mm3
Klorida: 108 mmol/L
Natrium: 149 mmol/L
A: Risiko perdarahan
P:
1. Memasang akses intravena
2. Memasang heart monitor selama
pemberian terapi trombolitik
3. Monitor tekanan darah di 15 menit pertama
pada 2 jam pertama selama pemberian terapi
trombolitik
4. Monitor tanda-tanda perdarahan setiap 15 menit
pada 1 jam pertama, setiap 30 menit pada 1 jam
kedua, dan setiap 1 jam hingga terapi dihentikan
5. Mengatur kepala tempat tidur 15º
6. Hindari segera terapi trombolitik jika terjadi
perdarahan
Tanggal/Jam CATATAN KEPERAWATAN / Nursing Note
Minggu, 3 September 2023
15.00 WIB A: Clear
B: On monitor, RR: 22x/menit, SpO2: 98%
C: TD: 212/102 mmHg, MAP: 138x/menit, HR: 110x/menit, T: 36,9ºC,
akral teraba hangat, CRT <2 detik, sinus takikardia, perdarahan (-),
GCS: E4M6V5 (Compos mentis), pupil isokor 3mm/3mm,
D: RL 20 tpm IVFD, Drip Perdipine titrasi 5mg/jam, IV Citicoline
500mg, PO Valsartan 100mg
E: NGT, IVline, kateter urin (+), heart monitor, oxymeter, Syringe pump
16.00 WIB A: Clear
B: On monitor, RR: 20x/menit, SpO2: 100%
C: TD: 180/100 mmHg, MAP: 98x/menit, HR: 102x/menit, T: 37,3ºC,
akral teraba hangat, CRT <2 detik, sinus takikardia, perdarahan (-),
GCS: E4M6V5 (Compos mentis), pupil isokor 3mm/3mm,
D: RL 20 tpm IVFD, Drip Perdipine titrasi 5mg/jam, drip Alteplase 0,7
mg/kgBB: 46,9 mg. 10% pemberian 4,6 cc habis dalam 1 menit
E: NGT, IVline, kateter urin (+), heart monitor, oxymeter, Syringe pump
17.00 WIB A: Clear
B: On monitor, RR: 20x/menit, SpO2: 100%
C: TD: 184/96 mmHg, MAP: 90x/menit, HR: 104x/menit, T: 37,5ºC,
akral teraba hangat, CRT <2 detik, sinus takikardia, perdarahan (-),
GCS: E4M6V5 (Compos mentis), pupil isokor 3mm/3mm,
D: RL 20 tpm IVFD, Drip Perdipine titrasi 5mg/jam, drip Alteplase sisa
42,21 cc habis dalam 60 menit
E: NGT, IVline, kateter urin (+), heart monitor, oxymeter, Syringe pump
18.00 WIB A: Clear
B: On monitor, RR: 18x/menit, SpO2: 99%
C: TD: 186/90 mmHg, MAP: 101x/menit, HR: 108x/menit, T: 37,3ºC,
akral teraba hangat, CRT <2 detik, sinus takikardia, perdarahan (-),
GCS: E4M6V5 (Compos mentis), pupil isokor 3mm/3mm,
D: RL 20 tpm IVFD, Drip Perdipine titrasi 5mg/jam
E: NGT, IVline, kateter urin (+), heart monitor, oxymeter, Syringe pump
19.00 WIB A: Clear
B: On monitor, RR: 22x/menit, SpO2: 100%
C: TD: 175/92 mmHg, MAP: 98x/menit, HR: 101x/menit, T: 37,3ºC,
akral teraba hangat, CRT <2 detik, sinus takikardia, perdarahan (-),
GCS: E4M6V5 (Compos mentis), pupil isokor 3mm/3mm,
D: RL 20 tpm IVFD, Drip Perdipine titrasi 5mg/jam
E: NGT, IVline, kateter urin (+), heart monitor, oxymeter, Syringe pump
Data Adminitrasi
PRIMARY SURVEY
Airway:
Bunyi nafas Alat bantu yang terpasang
Normal Tidak ada
☐ Snoring ☐ OPA
☐ Gurgling ☐ NPA
☐ Crowing ☐ ETT
☐ Tracheotomy Tube
Tindakan lain yang diberikan: -
Breathing
RR : 20x/menit Sp O2 : 99 %
Folley cateter
☐ Karakteristik urine
☐ Produksi urine
Tidak terpasang
Gastric tube
NGT
☐ Terpasang
Tidak Terpasang
Heart monitor
Heart rate : 100x/menit, Tipe Irama: Sinus rhytme
Pemantauan lain :
– Tekanan darah: 140/93 mmHg MAP: 89 mmHg
– SpO2: 99%
SECONDARY SURVEY
Keluhan : Lemah dan perdarahan dari jalan lahir, hidung dan gusi
Obat : Sudah lama putus obat
Makan terakhir : Makanan Biasa
Penyakit yang diderita (Riwayat) : SLE derajat berat, Diabetes Mellitus Tipe II dan
Hipertensi
Alergi :-
Obat :-
Makanan, dll :-
Tanda dan gejala dari reaksi alergi :-
Kejadian: Pasien datang dengan keluhan lemas dan muncul bercak biru di kaki dan tangan.
Pasien mengatakan perdarahan dari jalan lahir, hidung, dan gusi sedikit namun sulit untuk
berhenti. Pasien terdiagnosa SLE derajat berat pada tahun 2017 dan sudah mendapatkan obat
Methotrexate dan sudah lama putus obat.
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium, Tanggal : 4 September 2023
2. Terapi medis
DO :
– KU : Lemah
– GCS: E4M6V5 (Compos
mentis)
– TTV:
TD: 140/93 mmHg
MAP: 89 mmHg
HR: 104x/meni
RR: 20x/menit
Suhu: 36,1ºC
SpO2: 99%
– Bercak biru di ekstremitas
– Tampak keluar darah dari
hidung
– Gusi tampak berdarah
– Pasien rencana transfusi PRC
dan TC
– Hasil pemeriksaan
laboratorium:
Hemoglobin: 6,4 g/dl
Hematokrit: 19%
Eritrosit: 2,5 103/mm3
Trombosit: 2 103/mm3
DIAGNOSA KEPERAWATAN
P:
1. Memasang akses IV
2. Monitor tanda-tanda vital sebelum, selama dan
setelah transfusi
3. Monitor tanda kelebihan cairan
4. Monitro reaksi transfuse
5. Lakukan pengecekan ganda pada label darah
6. Periksa kepatenan akses IV, flebitis dan tanda
infeksi lokal
7. Berikan NaCl 0,9% 50-100 ml sebelum
transfusi
8. Atur kecepatan aliran transfusi
9. Berikan transfusi dalam waktu maksimal 4 jam
10. Hentikan transfusi jika terdapat reaksi
11. Jelaskan tujuan dan prosedur transfusi
12. Jelaskan tanda dan gejala reaksi transfusi yang
perlu dilaporkan
2 Senin/ S : “Pasien mengatakan, keluar darah dari jalan lahir,
4 September hidung, dan gusi”
2023 “Darah keluar sedikit-sedikit dan terus-menerus, namun
sulit berhenti”
O:
– KU : Lemah
– GCS: E4M6V5 (Compos mentis)
– TTV:
TD: 140/93 mmHg
MAP: 89 mmHg
HR: 104x/meni
RR: 20x/menit
Suhu: 36,1ºC
SpO2: 99%
– Bercak biru di ekstremitas
– Tampak keluar darah dari hidung
– Gusi tampak berdarah
– Pasien rencana transfusi PRC dan TC
– Hasil pemeriksaan laboratorium:
Hemoglobin: 6,4 g/dl
Hematokrit: 19%
Eritrosit: 2,5 103/mm3
Trombosit: 2 103/mm3
A: Resiko perdarahan
P:
1. Monitor tanda dan gejala perdarahan
2. Monitor nilai laboratorium
3. Pertahankan bed rest selama perdarahan
4. Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
5. Anjurkan meningkatkan asupan makanan dan
vitamin K
6. Anjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan
7. Kolaborasi pemberian obat pengontrol
perdarahan
Form Pengkajian Keperawatan 2
Data Adminitrasi
PRIMARY SURVEY
Airway:
Bunyi nafas Alat bantu yang terpasang
☐ Normal ☐ Tidak ada
Snoring ☐ OPA
Gurgling ☐ NPA
☐ Crowing ETT
☐ Tracheotomy Tube
Tindakan lain yang diberikan: Head tilt chin lift dan jaw trust, melakukan suction dan
melakukan intubasi.
Breathing
RR : 14x/menit Sp O2 : 76 %
Irama : Teratur ☐ Tidak teratur
Penggunaan otot bantu pernafasan
Ya, sebutkan..........(musculus sternocleidomastoideus dan intercostalis interna)
☐ Tidak
Tampilan:
Dispnue Orthopnue ☐ Wheeze
Sianosis ☐ Tidak ada
Tindakan yang diberikan: Pasien diberikan oksigen saat pertama kali datang, bag-valve masker,
dipasangkan intubasi
Circulation
Nadi :80x/menit
Irama : ☐ Teratur Tidak teratur
Capiler Refil Time : >2 detik
Ektremitas:
☐ Hangat Dingin
☐ Sianosis Pucat
Tindakan yang diberikan: Memasang infus dan memberikan cairan melalui IV line yaitu RL
20tpm
Disability
GCS : E1M4V1, Pasien penurunan kesadaran, kesadaran Delirium,
pasien mengalami kebingungan dan mulai gelisah
Lateralisasi pupil : Kanan Kiri
Pupil bulat isokor Ø3mm/3mm, RCL dan RCTL ada, Refleks kornea
ada Lateralisasi motorik : Kanan ☐ Kiri
Kekuatan otot ekstremitas:
2222 2222
2222 2222
Pada saat pasien masuk segera dilakukan pemeriksaan GCS pasien, dengan memanggil nama
pasien, merangsang respon pasien dengan menekan area nyeri seperti melakukan penekanan
pada sternum saat gcs menurun, memeriksa reaksi babinkis dan tonus otot, melakukan
pemasangan kateter dan NGT
Exposure
Jejas : Tidak ada
☐ ada, sebutkan lokasi ...
Perdarahan aktif : Tidak ada
☐ ada, sebutkan lokasi
Fraktur : Tidak ada
☐ ada, sebutkan lokasi ...
Pasien ada luka DM bagian kaki kanan, ibu jari sudah diamputasi dan kelemahan gerakan
Gastric tube
NGT
Karakteristik drainage : Saat dilakukan aspirasi isi lambung tidak keluar dan normal, NGT
baru terpasang
Terpasang,
☐ Tidak Terpasang
Heart monitor
Heart rate : 112x/menit, Tipe Irama: Tidak teratur
Pemantauan lain : pasien dengan penurunan kesadaran
SECONDARY SURVEY
Pengkajian nyeri :
P : Proses penyakit
Q: Seperti ditekan
R: Dada dan kepala
S: 5
T: Saat istirahat
Anamnesa
Keluhan : Pasien dengan penurunan kesadaran dan jatuh secara tiba-tiba saat melakukan
aktivitas jalan pagi
Obat : Resfar, meropenem, citicolin, lansoprazole, lenal ace, asam folat, N-Acetykotein
Makan terakhir : satu hari yang lalu, pasien kemudian dipasang NGT dan diberikan
makanan melalui NGT dengan diet diabetasol
Penyakit yang diderita (Riwayat) : Hipertensi, diabetes melitus, stroke iskemik, acute on
CKD.
Alergi :
-
Alergi :-
Obat :-
Makanan, dll :-
Tanda dan gejala dari reaksi alergi :-
Kejadian: Pasien datang dengan penurunan kesadaran sejak 3 hari sebelum masuk rumah
sakit secara tiba-tiba saat sedang aktivitas pagi. Riwayat nyeri kepala, kejang, mual dan
muntah disangkal. Menurut keluarga pasien mengalami bicara yang kurang jelas sejak 1
tahun terakhir. Rawayat kelemahan anggota gerak kanan. Pasien mempunyai riwayat DM
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium, Tanggal : 5 September 2023
2. Terapi medis
1. Gangguan ventilasi spontan berhubungan Kelelahan otot napas, gagal napas (D.0004)
2. Penurun adaptif intrakranial berhubungan dengan edema serebral; stroke iskemik)
(D.0066)
P: Intervensi dilanjutkan
1. Melakukan pemantauan hemodinamik
2. Monitor status respiratori dan oksigenasi
(frekuensi dan kedalaman bernapas, penggunaan
otot bantu napas, bunyi napas tambahan,
saturasi oksigen)
2 Selasa/ S:-
5 September
2023 O:
– KU : Lemah
– Kesadaran menurun dengan GCS E1 M4 V1
TD: 116/79 mmHg
MAP: 89 mmHg
HR: 112x/meni
RR: 14x/menit
Suhu: 36,5ºC
SpO2: 76%
– Nyeri kepala
– Papiladema
– Pola napas ireguler
– Tingkat kesadaran menurun
– Respon pupil melambat atau tidak sama
– Reflek neurologis terganggu
– Fungsi kognitif terganggu
– Pola napas iregular
– Papiladema
– Agitasi
A: Penurunan tekanan adaptif intrakarnial
P: Intervensi dilanjutkan
1. Monitor tingkat kesadaran
2. Monitor MAP (Mean Arterial Pressure)
3. Monitor status pernapasan dan intake output
4. Atur ventilator agar PaCO2 optimal
Tanggal/ CATATAN KEPERAWATAN /
Jam Nursing Note
5 September 2023
03.00 WIB Airway: pasien tidak bisa bernapas dengan paten dan bebas, saat dikaji
ditemukan adanya suara snoring(+), stridor (-), gurgling (-)
Breathing: ditemukan adanya sianosis, pola napas dan frekuensi napas tidak
teratur ditunjukkan dengan RR: 16x/m, SPO2 98%, pasien terpasang intubasi
dengan mode SIMV dengan Peak cm H2O 18, Exp Min Vol 6,5, VTEMI 397,
Ftotal 19 dan FiO2 35%.
Kemudian terlihat adanya naik turun pergerakan dinding dada.
Circulation: TD 93/54 mmHg, nadi teraba lemah tapi cepat ditunjukkan
dengan HR 114x/m, intake/output 100/500 cc, suhu 36,7 C, akral teraba dingin,
warna kulit pucat, CRT melambat dengan nilai >2 dan GCS 2/4/0.
Disability: ukuran pupil 3, tidak ada reflek cahaya, pemeriksaan tonus otot
lemah, pemeriksaan babinki negatif, terpasang IVFD cairan RL 20ptm,
diberikan drip resfar 8-8-9/24 jam, injeksi via bolus lansoprazole 30 mg/12jam
dan skintes juga pemberian obat meropenem 1 gr/8 jam
Exposure: terdapat luka DM yang terbalut dengan perban di kaki sebelah
kanan, post amputasi ibu jari kanan, terpadang foley kateter, IV Line,
syrimpump, infus pump, NGT, intubasi mode SIMV, heart monitor.
04.00 WIB Airway: jalan napas tidak paten dan tidak dapat bernapas dengan bebas
ditemukan adanya suara gurgling (+), snoring(-), stridor (-).
Breathing: pola napas dan frekuensi napas abnormal, tidak teratur ditunjukkan
dengan nilai RR: 19x/m, SPO2 98%, pasien terpasang intubasi sebagai upaya
bantu napas dengan mode SIMV, Peak cm H2O 13, Exp Min Vol 7,2 VTEMI
447, Ftotal 19 dan FiO2 35%.
Circulation: TD 110/62 mmHg, HR 103x/m, nadi teraba lemas dan dan cepat
dengan nilai HR 118x/m, intake/output 200/50 cc, akral teraba dingin, kulit
kering dan meukosa bibir pucat, CRT lambat dengan nilai >2, nilai GCS 2/4/0.
Disability: ukuran pupil 3, terdapat reflek cahaya, pemeriksaan tonus otot
masih lemah, pemeriksaan babinki negatif, pasien saat diberikan respon nyeri
hanya ada sedikit respon, terpasang IVFD cairan RL 20ptm, diberikan fentanyl
10cc/jam, drip resfar 8-8-9/24 jam, NTG 0,05/jam, propofol 10 mg, citicolin
500mg/12 jam.
Exposure: Terdapat luka DM yang terbalut dengan perban di kaki sebelah
kanan, post amputasi ibu jari kanan, terpadang foley kateter, NGT, intubasi
mode SIMV, NRM, dan heart monitor.
05.00 WIB Airway: jalan napas tidak paten dan pasien tidak bernapas secara bebas,
ditemukan adanya suara gurgling (+), snoring(-), stridor (-).
Breathing: pola napas dan frekuensi napas abnormal, tidak teratur dengan
nilai RR: 17x/m, SPO2 99%, pasien terpasang intubasi sebagai upaya napas
dengan mode SIMV, Peak cm H2O 13, Exp Min Vol 7,5 VTEMI 445, Ftotal
20 dan FiO2 35%.
Circulation: TD 131/67 mmHg, nadi teraba lemas dan cepat dengan nilai HR
114x/m, intake/output 100/30 cc, akral dingin, kulit kering dan mukosa bibir
nampak pucat, nilai CRT lambat >2 detik, nilai GCS 2/4/0.
Disability: ukuran pupil 2, terdapat reflek cahaya, pemeriksaan tonus otot
lemah, pemeriksaan babinki negatif. Terpasang IVFD cairan RL 20ptm dan
diberikan obat yang diberikan drip NTG 0,05/jam, propofol 10 mg,
lansoprazole 30 mg/12 jam, lenal ace dan asam folat.
Exposure: terdapat luka DM yang terbalut dengan perban di kaki sebelah
kanan, post amputasi ibu jari kanan, terpadang foley kateter, NGT, intubasi
mode SIMV, NRM, dan heart monitor.
06.00 WIB Airway: Jalan napas tidak paten dan bebas, adanya suara abnormal yaitu
gurgling (+), snoring(-), stridor (-).
Breathing: Pola napas dan frekuensi napas abnormal, tidak terattur dengan
nilai RR: 16x/m, SPO2 100%, pasien terpasang intubasi mode SIMV dengan
nilai Peak cm H2O 17, Exp Min Vol6,5 VTEMI 442, Ftotal19 dan FiO2 35%.
Circulation: Nadi teraba lemas dan cepat dengan nilai HR 108x/m, TD
(114/62 mmHg, HR 107x/m, Intake/output 100/20 cc, akral dingin, kulit
kering, mukosan bibir pucat, suhu 36,6 C, nilai GCS 2/4/2 (strupor).
Disability: ukuran pupil 2, terdapat reflek cahaya, pemeriksaan tonus otot
lemah, pemeriksaan babinki negatif, pasien dalam keadaan tidak sadar dan
ketika diberikan rangsang nyeri hanya ada sedikit respon, terpasang IVFD
cairan RL 20ptm. Kemudian diberikan obat acetylsistein 200mg/8 jam dan
resfar 8-8-9 melalui drip.
Exposure: Terdapat luka DM yang terbalut dengan perban di kaki sebelah
kanan, post amputasi ibu jari kanan, terpadang foley kateter, NGT, intubasi
SIMV, dan heart monitor.
/07.00 WIB Airway: Jalan napas masih belum paten dibantu oleh ventilator
Breathing: Pola napas dan frekuensi napas abnormal tidak teratur dengan nilai
RR: 18 x/m, SPO2 97%, pasien terpasang intubasi mode SIMV dengan nilai
Peak cm H2O 19, Exp Min Vol 6,5 VTEMI 387, Ftotal19 dan FiO2 35%.
Circulation: nadi teraba lemas dan cepat dengan nilai HR (110x/m), TD
(125/66 mmHg, intake/output 100/20 cc, akral dingin, kulit keringm mukosa
bibir pucat, suhu 36,1 C, nilai GCS 2/4/2 (strupor).
Disability: ukuran pupil 2, terdapat reflek cahaya, pemeriksaan tonus otot
lemah, pemeriksaan babinki negatif, terpasang IVFD cairan RL 20ptm,
kemudian diberikan obat drip fentanyl 10cc/jam, NTG 0,05/jam, propofol
10mg, meropenem/8 jam, dan lansoprazole 30 mg/24 jam.
Exposure: Terdapat luka DM yang terbalut dengan perban di kaki sebelah
kanan, post amputasi ibu jari kanan, terpadang foley kateter, NGT, intubasi
SIMV, dan heart monitor.
08.00 WIB Airway: Jalan napas tidak paten dibantu oleh alat ventilator
Breathing: Pola napas dan frekuensi napas abnormal, tidak teratur dengan
nilai RR: 18x/m, SPO2 99%, pasien terpasang intubasi sebagai bantuan upaya
napas dengan mode SIMV dengan nilai Peak cm H2O 18, Exp Min Vol7,5
VTEMI 445, Ftotal19 dan FiO2 35%.
Circulation: Nadi teraba lemas dan cepat dengan nilai HR (107x/m), TD
(110/62 mmHg, HR 103x/m, intake/output 100/20 cc, akral dingin, kulit
kering, mukosa bibir pucat, suhu 36,3 C, nilai GCS 2/4/2 (strupor).
Disability: GCS delirium, ukuran pupil 2, tidak ada reflek cahaya,
pemeriksaan tonus otot lemah, pemeriksaan babinki negatif, terpasang IVFD
cairan RL 20ptm dan mendapatlan obat drip fentanyl 10 cc/jam, NTG
0,05/jam, propofol 10 mg, meopenem 1g, resfar 8-8-9, asam folat, 04 mg/12
jam citicolin 500mg. .
Exposure: Terdapat luka DM yang terbalut dengan perban di kaki sebelah
kanan, post amputasi ibu jari kanan, terpadang foley kateter, NGT, intubasi
mode SIMV, dan heart monitor.
Form Pengkajian Keperawatan 3
Data Adminitrasi
PRIMARY SURVEY
Airway:
Bunyi nafas Alat bantu yang terpasang
☐ Normal ☐ Tidak ada
Snoring OPA
Gurgling ☐ NPA
☐ Crowing ETT
☐ Tracheotomy Tube
Tindakan lain yang diberikan: Head tilt chin lift dan jaw trust, melakukan intubasi.
Breathing
RR : 22x/menit Sp O2 : 62 %
Irama : Teratur ☐ Tidak teratur
Penggunaan otot bantu pernafasan
☐ Ya, sebutkan ....
Tidak
Tampilan:
Dispnea Orthopnue ☐ Wheeze
☐ Sianosis ☐ Tidak ada
Tindakan yang diberikan: Pasien diberikan oksigen saat pertama kali datang, bag-valve masker,
dipasangkan intubasi
Circulation
Nadi :96x/menit
Irama : Teratur ☐ Tidak teratur
Capiler Refil Time : <2 detik
Ektremitas:
☐ Hangat Dingin
☐ Sianosis Pucat
Tindakan yang diberikan: Memasang infus dan memberikan cairan melalui IV line yaitu RL
20tpm
Disability
GCS : E1M2V2, Pasien penurunan kesadaran, kesadaran Stupor
Lateralisasi pupil : Kanan Kiri
Pupil bulat isokor Ø 4mm/5mm, RCL menurun, Refleks kornea ada
Lateralisasi motorik : ☐ Kanan ☐ Kiri
Pada saat pasien masuk segera dilakukan pemeriksaan GCS pasien, dengan memanggil nama
pasien, merangsang respon pasien dengan menekan area nyeri seperti melakukan penekanan
pada sternum saat gcs menurun, memeriksa reaksi babinkis dan tonus otot, melakukan
pemasangan kateter dan NGT
Exposure
Jejas : Tidak ada
☐ ada, sebutkan lokasi ...
Perdarahan aktif : Tidak ada
☐ ada, sebutkan lokasi
Fraktur : Tidak ada
☐ ada, sebutkan lokasi ...
Gastric tube
NGT
Karakteristik drainage : Saat dilakukan aspirasi isi lambung tidak keluar dan normal, NGT
baru terpasang
Terpasang,
☐ Tidak Terpasang
Heart monitor
Heart rate : 104x/menit, Tipe Irama: Sinus takikardia
Pemantauan lain : pasien dengan penurunan kesadaran
SECONDARY SURVEY
Keluhan : Pasien dengan penurunan kesadaran setelah jatuh secara tiba-tiba di kamar mandi
Obat : -
Makan terakhir : Makanan Biasa
Penyakit yang diderita (Riwayat) : Hipertensi
Alergi :
-
Alergi :-
Obat :-
Makanan, dll :-
Tanda dan gejala dari reaksi alergi :-
Kejadian: Pasien datang dengan penurunan setelah terjatuh dari kamar mandi tiba-tiba.
Terapi medis
DO :
– Kesadaran: DPO sedasi
– Pernafasan dibantu ventilator
mode ACV, PEEP: 7
– Terpasang ETT
– Pernafasan cepat (takipnea)
– TTV:
TD: 140/81 mmHg
MAP: 89 mmHg
HR: 140x/meni
RR: 15x/menit
SpO2: 90%
– Pasien rencana CT-Scan kepala
– Mendapat terapi IV citicolin,
omeprazole, paracetamol
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan ventilasi spontan berhubungan kelelahan otot napas, gagal napas (D.0004)
2. Risiko perfusi serebral tidak efektif ditandai dengan cedera kepala (D.0017)
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan dan Kriteria
No Intervensi (SIKI)
Keperawatan Hasil (SLKI)
1. Gangguan Ventilasi spontan Dukungan Ventilasi (I.01002)
ventilasi (L.01007)
spontan Observasi
Setelah dilakukan 1. Identifikasi adanya kelelahan otot
tindakan keperawatan bantu napas
diharapkan ventilasi 2. Identifikasi efek perubahan posisi
spontan meningkat terhadap status pernapasan
dengan Kriteria hasil : 3. Monitor status respirasi dari
– Pernafasan oksigenasi (mis. Frekuensi dan
spontan kedalaman napas, penggunaan oto
– Dispnea menurun bantu napas, bunyi napas
– Penggunaan otot tambahan, saturasi oksigen
bantu pernafasan Terapeutik
menurun 4. Pertahankan kepatenan jalan napas
5. Berikan posisi semi fowler atau
fowler
6. Fasilitasi mengubah posisi
senyaman mungkin
7. Berikan oksigenasi sesuai
kebutuhan (mis, nasal kanul,
masker wajah, masker rebrething
atau non rebreathing)
8. Gunakan bag-valve mask, jika
perlu
Kolaborasi
9. Kolaborasi pemberian
bronkhodilator, jika perlu.
2. Risiko perfusi Perfusi serebral Pemantauan Tanda Vital (I.02060)
serebral tidak (L.02014)
efektif Observasi
(D.0017) Setelah dilakukan 1. Monitor tekanan darah
tindakan keperawatan 2. Monitor nadi (frekuensi, kekuatan,
diharapkan perfusi dan irama)
serebral meningkat 3. Monitor pernafasan (frekuensi,
dengan Kriteria hasil : kedalaman)
– Tingkat kesadaran 4. Monitor suhu tubuh
meningkat 5. Monitor oksimetri nadi
– Kognitif meningkat 6. Monitor tekanan nadi (selisih TDS
– Sakit kepala dan TDD)
menurun
– Gelisah menurun Terapeutik
– Kecemasan 7. Atur interval pemantauan sesuai
menurun kondisi pasien
– Nilai rata-rata 8. Dokumentasikan hasil pemantauan
tekanan darah
membaik
Tanggal/Jam CATATAN KEPERAWATAN / Nursing Note
Kamis, 7 September 2023
15.00 WIB A: Terintubasi, Clear on ETT
B: RR: 15x/menit, SpO2: 91%
C: on monitor, TD: 117/79 mmHg, MAP: 85x/menit, HR: 138x/menit, T:
36,2ºC, akral teraba dingin, CRT <2 detik, sinus takikardia, GCS:
Pengaruh Sedasi, pupil isokor 4mm/5mm
D: NaCl 20 tpm IVFD, Drip vascon, propofol, fentanyl
E: IV line, oximeter, kateter urin (+), Heart monitor, Ventilator mode
ACV, NGT, Syringepump
16.00 WIB A: Terintubasi, Clear on ETT
B: RR: 15x/menit, SpO2: 93%
C: on monitor, TD: 119/77 mmHg, MAP: 82x/menit, HR: 143x/menit, T:
36,5ºC, akral teraba dingin, CRT <2 detik, sinus takikardia, GCS:
Pengaruh Sedasi, pupil isokor 4mm/5mm
D: NaCl 20 tpm IVFD, Drip vascon, propofol, fentanyl
E: IV line, oximeter, kateter urin (+), Heart monitor, Ventilator mode
ACV, NGT, Syringepump
17.00 WIB Pasien CT-Scan
18.00 WIB A: Terintubasi, Clear on ETT
B: RR: 15x/menit, SpO2: 89%
C: on monitor, TD: 122/79 mmHg, MAP: 86x/menit, HR: 140x/menit, T:
36,5ºC, akral teraba dingin, CRT <2 detik, sinus takikardia, GCS:
Pengaruh Sedasi, pupil isokor 4mm/5mm
D: NaCl 20 tpm IVFD, Drip vascon, propofol, fentanyl, IV paracetamol
E: IV line, oximeter, kateter urin (+), Heart monitor, Ventilator mode
ACV, NGT, Syringepump
19.00 WIB A: Terintubasi, Clear on ETT
B: RR: 15x/menit, SpO2: 91%
C: on monitor, TD: 113/73 mmHg, MAP: 87x/menit, HR: 127x/menit, T:
36,5ºC, akral teraba dingin, CRT <2 detik, sinus takikardia, GCS:
Pengaruh Sedasi, pupil isokor 4mm/5mm
D: NaCl 20 tpm IVFD, Drip vascon, propofol, fentanyl
E: IV line, oximeter, kateter urin (+), Heart monitor, Ventilator mode
ACV, NGT, Syringepump
20.00 WIB A: Terintubasi, Clear on ETT
B: RR: 15x/menit, SpO2: 94%
C: on monitor, TD: 140/81 mmHg, MAP: 90x/menit, HR:135x/menit, T:
36,5ºC, akral teraba dingin, CRT <2 detik, sinus takikardia, GCS:
Pengaruh Sedasi, pupil isokor 4mm/5mm
D: NaCl 20 tpm IVFD, Drip vascon, propofol, fentanyl
E: IV line, oximeter, kateter urin (+), Heart monitor, Ventilator mode
ACV, NGT, Syringepump
EVALUASI KEPERAWATAN
No. Dx Hari/Tanggal SOAP
1 Kamis/ S:-
7 September
2023 O:
– Kesadaran: DPO sedasi
– Pernafasan dibantu ventilator mode ACV,
PEEP: 7
– Terpasang ETT
– Pernafasan cepat (takipnea)
– TTV:
TD: 140/81 mmHg
MAP: 89 mmHg
HR: 140x/meni
RR: 15x/menit
SpO2: 90%
– Mendapat terapi sedasi drip fentanyl, propofol,
dan norepineprine
– Terpasang heart monitor
P: Intervensi dilanjutkan
1. Melakukan pemantauan hemodinamik
2. Monitor status respiratori dan oksigenasi
(frekuensi dan kedalaman bernapas, penggunaan
otot bantu napas, bunyi napas tambahan,
saturasi oksigen)
2 Kamis/ S : Keluarga mengatakan “pasien mengalami penurunan
7 September kesadaran setelah jatuh di kamar mandi”
2023
O:
– Kesadaran: DPO sedasi
– Pernafasan dibantu ventilator mode ACV,
PEEP: 7
– Terpasang ETT
– Pernafasan cepat (takipnea)
– TTV:
TD: 140/81 mmHg
MAP: 89 mmHg
HR: 140x/meni
RR: 15x/menit
SpO2: 90%
– Pasien rencana CT-Scan kepala
– Mendapat terapi IV citicolin, omeprazole,
paracetamol
Data Adminitrasi
PRIMARY SURVEY
Airway:
Bunyi nafas Alat bantu yang terpasang
Normal Tidak ada
☐ Snoring ☐ OPA
☐ Gurgling ☐ NPA
☐ Crowing ☐ ETT
☐ Tracheotomy Tube
Tindakan lain yang diberikan: Head tilt chin lift, pemberian oksigen nasal kanul 5L
Breathing
RR : 22x/menit Sp O2 : 97 %
Irama : Teratur ☐ Tidak teratur
Penggunaan otot bantu pernafasan
☐ Ya, sebutkan ....
Tidak
Tampilan:
☐ Dispnue ☐ Orthopnue ☐ Wheeze
☐ Sianosis Tidak ada
Tindakan yang diberikan: Pasien diberikan oksigen nasal kanul saat pertama kali datang
Circulation
Nadi :108x/menit
Irama : Teratur ☐ Tidak teratur
Capiler Refil Time : <2 detik
Ektremitas:
☐ Hangat Dingin
☐ Sianosis Pucat
Tindakan yang diberikan: Memasang infus dan memberikan cairan melalui IV line yaitu RL
20tpm, mengambil sampel darah untuk pemeriksaan LAB, melakukan pemeriksaan EKG
Disability
GCS : E3M5V3, Samnolen
Lateralisasi pupil : Kanan
Kiri
Pupil bulat isokor Ø3mm/3mm, RCL dan RCTL ada, Refleks kornea ada
Lateralisasi motorik : Kanan Kiri
Pada saat pasien masuk segera dilakukan pemeriksaan GCS pasien, dengan memanggil nama
pasien, merangsang respon pasien dengan menekan area nyeri seperti melakukan penekanan
pada sternum saat gcs menurun, memeriksa reaksi babinkis dan tonus otot, melakukan
pemasangan kateter dan NGT
Exposure
Jejas : Tidak ada
☐ ada, sebutkan lokasi ...
Perdarahan aktif : Tidak ada
☐ ada, sebutkan lokasi
Fraktur : Tidak ada
☐ ada, sebutkan lokasi ...
Gastric tube
NGT
Karakteristik drainage : Saat dilakukan aspirasi isi lambung tidak keluar dan normal, NGT
baru terpasang
Terpasang,
☐ Tidak Terpasang
Heart monitor
Heart rate : 108x/menit, Tipe Irama: Sinus takikardia
Pemantauan lain : Pantau kejang berulang
SECONDARY SURVEY
Anamnesa
Keluhan : Pasien dengan penurunan kesadaran + obs seizure focal to bilateral tipe motor
tonik klonik ec post stroke seizure + atrial fibrilasi RVR
Obat :
Makan terakhir : Makanan Biasa
Penyakit yang diderita (Riwayat) : DM Tipe 2 normoweight, AKI stge 2 dd acute on CKD
Alergi :
-
Alergi :-
Obat :-
Makanan, dll :-
Tanda dan gejala dari reaksi alergi :-
Kejadian: Pasien rujukan dari RS Jeumpa bireun dengan keluhan kejang terus-menerus
sejak 2 hari SMRS. Kejang dengan frekuensi lebih dari 10x per hari dengan durasi 1-2
menit, kejang seluruh tubuh tonik klonik, mual (-), muntah (-), nyeri kepala (+), pasien
Riwayat stroke sejak 2 tahun yang lalu dan recurrent 10 bulan yang lalu, kelemahan anggota
gerak kiri, pasien dengan Riwayat DM sejak tahun 2020, pasien rutin suntik insulin
novorapid 10-10-10 unit, pasien ada diinstruksikan untuk suntik insulin Levemir 0-0-0 unit
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium, Tanggal : 8 September 2023
PEMERIKSAAN EKG
ANALISA DATA
NO DATA PROBLEM ETIOLOGI
1. DS : Keluarga pasien mengatakan Risiko Perfusi Hipertensi
“pasien kejang terus-menerus sejak 2 serebral tidak
hari yang lalu” efektif
DO :
– KU : Lemah
– GCS: E3M5V3 (Samnolen)
– TTV:
TD: 198/110 mmHg
MAP: 81 mmHg
HR: 108x/meni
RR: 20x/menit
Suhu: 36,3ºC
– Kekuatan otot ekstremitas:
5555 2222
5555 2222
– Rentang gerak (ROM) menurun
pada ekstremitas sinistra
– Skala ketergantungan: 2, butuh
bantuan dari keluarga
– Kulit dan esktremitas tampak
pucat
– Pasien terdiagnosa obs seizure
focal to bilateral tipe motor
tonik klonik ec post stroke
seizure + atrial fibrilasi RVR
– Terapi yang didapat: Drip
Fenitoin 100 mg + 50 cc NaCl
0,9%, habis dalam 30 menit
– SC Lovenox 0,66 cc/12 jam
DIAGNOSA KEPERAWATAN
P: Intervensi dilanjutkan
1. Monitor terjadinya kejang berulang
2. Monitor karakteristik kejang (mis.
Aktivitas motorik, dan progresi kejang)
3. Monitor status neurologis
4. Monitor tanda-tanda vital
5. Baringkan pasien agar tidak terjatuh
6. Pertahankan kepatenan jalan nafas
7. Anjurkan keluarga menghindari
memasukkan apapun kedalam mulut pasien
saat kejang
8. Kolaborasi pemberian antikonvulsan
Form Pengkajian Keperawatan 5
Data Adminitrasi
PRIMARY SURVEY
Airway:
Bunyi nafas Alat bantu yang terpasang
Normal Tidak ada
☐ Snoring ☐ OPA
☐ Gurgling ☐ NPA
☐ Crowing ☐ ETT
☐ Tracheotomy Tube
Tindakan lain yang diberikan: pemberian oksigen nasal kanul 3L
Breathing
RR : 24x/menit Sp O2 : 99 %
Irama : Teratur ☐ Tidak teratur
Penggunaan otot bantu pernafasan
☐ Ya, sebutkan ....
Tidak
Tampilan:
☐ Dispnue ☐ Orthopnue ☐ Wheeze
☐ Sianosis Tidak ada
Tindakan yang diberikan: Pasien diberikan oksigen nasal kanul saat pertama kali datang
Circulation
Nadi :118x/menit
Irama : Teratur ☐ Tidak teratur
Capiler Refil Time : <2 detik
Ektremitas:
Hangat ☐ Dingin
☐ Sianosis ☐ Pucat
Tindakan yang diberikan: Memasang infus dan memberikan cairan melalui IV line yaitu RL
20tpm, mengambil sampel darah untuk pemeriksaan LAB
Disability
GCS : E4M6V5, Compos mentis
Lateralisasi pupil : Kanan Kiri
Pupil bulat isokor Ø2mm/2mm, RCL dan RCTL ada, Refleks kornea ada
Lateralisasi motorik : Kanan Kiri
Pengkajian nyeri :
P: -
Q: Nyeri di kepala, seperti di tusuk
R: Menyebar sampai ke punggung, area wajah, dan ekstremitas
S: Skala nyeri 5
T: Terus-menerus
Anamnesa
2. Terapi medis
DO :
– KU : Lemah
– GCS: E4M5V4 (Compos
mentis)
– TTV:
TD: 142/87 mmHg
HR: 118x/meni
RR: 24x/menit
Suhu: 37,7ºC
– Pengkajian nyeri
P: -
Q: Nyeri di kepala,
seperti di tusuk
R: Menyebar sampai ke
punggung, area wajah,
dan ekstremitas
S: Skala nyeri 5
T: Terus-menerus
– Pasien tampak meringis
– Terapi yang didapat: Rl 20 tpm,
paracetamol, ketorolac,
omeprazole
DIAGNOSA KEPERAWATAN
=
EVALUASI KEPERAWATAN
No. Dx Hari/Tanggal SOAP
1 Sabtu/ S : Keluarga pasien mengatakan “pasien mengeluh
9 September nyeri di kepala sejak 3 hari yang lalu
2023
O:
– KU : Lemah
– GCS: E4M5V4 (Compos mentis)
– TTV:
TD: 142/87 mmHg
HR: 118x/meni
RR: 24x/menit
Suhu: 37,7ºC
– Pengkajian nyeri
P: -
Q: Nyeri di kepala, seperti di tusuk
R: Menyebar sampai ke punggung, area
wajah, dan ekstremitas
S: Skala nyeri 5
T: Terus-menerus
– Pasien tampak meringis
– Terapi yang didapat: Rl 20 tpm, paracetamol,
ketorolac, omeprazoleA: Risiko perfusi serebral
tidak efektif
P: Intervensi dilanjutkan
1. Monitor TTV
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri nonverbal
4. Pantau efek samping penggunaan analgetik
5. Berikan terapi nonfarmakologis
6. Fasilitas istirah dan nyeri
7. Kolaborasi pemberian analesik