Oleh :
SITI HOERUL KORIMAH
NIM : 17037141017
2.1.1 Pengertian
neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat.
Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan
karena adanya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan
cepat, berupa defisit neurolgis fokal, atau/dan global, yang berlangsung 24 jam
2.1.2 Etiologi
1. Trombosis serebral
dan kongesti di sekitarnya. Trombosis biasanya terjadi pada orang tua yang
sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas
simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral.
7
8
Tanda dan gejala neurologis sering kali memburuk pada 48 jam setelah trombosis
(Muttaqin, 2012).
(Muttaqin, 2012).
a. Aterosklerosis;
d. Emboli
2. Hemoragi
ruang subaraknoid atau ke dalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat
terjadi karena aterosklerosis dan hipertensi. Akibat pecahnya pembuluh darah otak
terjadi infark otak, edema, dan mungkin berhiasi otak (Muttaqin, 2012).
3. Hipoksia Umum
4. Hipoksia setempat
b. Vasokontriksi arteri
2.1.3 Klasifikasi
1. Stroke hemoragik
Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada area otal tertentu. Biasanya
kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat
Dapat berupa iskemia atau emboli dan trombosis serebral. Biasanya terjadi
saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari, tidak terjadi
Manifestasi klinis stroke tergantung dari sisi atau bagian mana yang
terkena, rata-rata serangan, ukuran lesi, dan adanya sirkulasi kolateral. Pada stroke
hemisfer kanan, maka kelumpuhan otot pada sebelah kiri. Pasien juga akan
kehilangan kontrol otot vulenter dan sensorik sehingga pasien tidak dapat
saraf sensorik.
terjadi jika terdapat kerusakan pada area pusat bicara primer yang berada
pada hemisfer kiri dan biasanya terjadi pada stroke dengan gangguan pada
e. Disartria (bicara cadel atau pelo) adalah kesulitan bicara terutama dalam
otot bibir, lidah dan laring. Pasien juga terdapat kesulitan dalam
juga pandangan menjadi ganda, gangguan lapang pandang pada salah satu
sisi. Hal ini terjadi karena kerusakan pada lobus temporal atau parietal
IX. Selama menelan lobus didorong oleh lidah dan glottis menutup
h. Inkontinensia baik bowel maupun bladder sering terjadi. Hal ini karena
2.1.5 Patofisiologi
Otak merupakan bagian tubuh yang sensitif oksigen dan glukosa karena
jaringan otak tidak dapat menyimpan kelebihan oksigen dan glukosa seperti
halnya pada otot. Meskipun berat otak sekitar 2 % suplai oksigen dan 70 %
glukosa. Jika aliran darah ke otak terhambat, maka akan terjadi iskemia dan
serebral. Area otak disekitar yang mengalami hipoperfusi disebut penumbra. Jika
aliran darah ke otak terganggu lebih dari 30 detik, pasien akan tidak sadar dan
terjadi kerusakan jaringan otak yang permanen jika aliran darah ke otak terganggu
lebih dari 4 menit. Untuk mempertahankan aliran darah ke otak, maka tubuh akan
Kenaikan darah dalam jumlah yang secara mencolok dapat menginduksi pecahnya
pembuluh darah terutama pada pagi hari dan sore hari. Jika pembuluh darah itu
pecah, maka perdarahan dapat berlanjut sampai dengan 6 jam dan jika volumenya
besarkan merusak struktur anatomi otak dan menimbulkan gejala klinik. Jika
perdarahan yang timbul kecil ukurannya, maka massa darah hanya dapat merusak
dan menyela diantara selaput akdon massa putih tanpa merusaknya. Pada keadaan
ini absorbsi darah akan diikuti oleh pulihnya fungsi-fungsi neurologi. Sedangkan
pada perdarahan yang luas terjadi destruksi massa otak, peninggian tekanan
intrakranial dan lebih berat dapat menyebabkan herniasi otak pada falk serebri
atau lewat foramen magnum. Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang
otak, dan perdarahan batang otak sekunder atay ekstensi perdarahan ke batang
otak. Perembesan darah ke ventrikel otak terjadi pada sepertiga kasus perdarahan
otak di nukleus kaudatus, talamus, dan pons. Selain kerusakan parenkim otak,
2.1.6 Penatalaksanaan
1. Demam
(sulbenisilin, sepalospori, dll) dan terapi akhir sesuai hasil kultur (Clevo, 2012).
2. Nutrisi
Pasien stroke memiliki risiko tinggi untuk aspirasi. Bila pasien sadar
penuh tes kemampuan menelan dapat dilakukan dengan memberikan satu sendok
air putih kepada pasien dengan posisi setengah duduk dan kepala fleksi ke depan
sampai dagu menyentuh dada, perhatikan pasien tersedak atau batuk dan apakah
suaranya berubah (negative). Bila tes menelan negative dan pasien dengan
3. Hidrasi intravena
isotonis. Cairan hipotonis (misalnya dektrosa 5% dalam air, larutan NaCL 0,45%)
4. Glukosa
relevansi klinis dari efek ini pada manusia belum jelas, tetapi para ahli sepakat
Skala luncur (sliding scale) setiap 6 jam selama 3-5 hari sejak onset stroke (Clevo,
2012).
5. Perawatan paru
6. Aktivitas
sedini mungkin bila kondisi klinis neurologis dan hemodinamik stabil. Untuk
fisioterapi pasif pada pasien yang belum bergerak, perubahan posisi badan dan
anggota badan secara pasif 4 kali sehari untuk mencegah kontraktur. Splin tumit
untuk mempertahankan kaki dalam posisi dorsofleksi dan dapat juga mencegah
pemendekan tendon achiles. Posisi kepala 30 derajat dari bidang horizontal untuk
menjamin aliran darah yang adekuat ke otak dan aliran balik vena ke jantung,
(dekubitus lateral kiri), pasien dengan gangguan jalan nafas (posisi kepala
posisi tegak, duduk dan pindah ke kursi sesuai toleransi hemodinamik dan
7. Neurorestorasi dini
terganggu. Depresi dan amnesia juga harus dikenali dan diobati sedini mungkin
(Clevo, 2012).
15
8. Perawatan vesika
Kateter urin menetap (kateter foley), sebaiknya hanya dipakai ketika ada
yang sadar dengan gangguan berkemih, kateterisasi intermiten secara steril setiap
6 jam lebih disukai untuk mencegah kemungkinan infeksi, pembentukan batu, dan
gangguan sfingter vesika terutama pada pasien laki-laki yang mengalami retensi
urin atau pasien wanita dengan inkontinensia atau retensi urine. Latihan vesika
2.1.7 Komplikasi
1. Fase akut
sangat terganggu pada tekanan darah, fungsi jantung atau kardiak output,
(Tarwoto, 2013).
b. Edema serebri
Edema terjadi jika pada area yang mengalami hipoksia atau iskemik maka
16
tubuh akan meningkatkan aliran darah pada lokasi tersebut dengan cara
(Tarwoto, 2013).
d. Aspirasi
terhadap adanya aspirasi karena tidak adanya reflex batuk dan menelan
(Tarwoto, 2013).
a. Komplikasi yang sering terjadi pada masa lanjut atau pemulihan biasanya
b. Kejang, terjadi akibat kerusakan atau gangguan pada aktivitas listrik otak
c. Nyeri kepala kronis seperti migrain, nyeri kepala tension, nyeri kepala
cluster.
ruptur.
trombosis seebral.
c. Kolesterol, lipid
d. Asam urat
18
e. Elektrolit
Keluarga berasal dari bahasa Sanskerta (kula dan warga) kulawarga yang
Keluarga adalah sebuah sistem sosial kecil yang terbuka yang terdiri atas
suatu rangkaian bagian yang sangat saling bergantung dan dipengaruhi baik oleh
Sebagai sebuah kelompok, peran dalam setiap anggota keluarga tidak bisa
2014).
a. Terorganisasi
b. Negoisasi
tidak bisa melakukan berbagai peran sekaligus. Oleh sebab itu, di dalam
19
kebutuhan.
diperlakukan secara berbeda dan khusus. Demikian pula jika salah satu
macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan social maka tipe keluarga
tipe keluarga tradisional dan non tradisional atau bentuk normative atau non
1. Keluarga tradisional
a. Keluarga inti, yaitu terdiri dari suami, istri dan anak. Biasanya keluarga
b. Pasangan istri, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak ada
perceraian.
f. Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua anak-
a. Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan anak.
b. Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada hukum
tertentu.
d. Keluarga gay atau lesbian, orang-orang berjenis kelamin yang sama hidup
sama.
21
keperawatan bahwa tidak ada bentuk keluarga yang benar atau salah, layak atau
tidak layak, melainkan keluarga harus dipahami dalam konteksnya, tipe tersebut
hanya sebuah referensi bagi penataan kehidupan keluarga dan berbagai kerangka
1. Patrilineal
2. Matrilineal
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ibu.
3. Matrilokal
istri.
22
4. Patrilokal
suami.
5. Keluarga Kawin
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
1. Fungsi afektif
diri yang positif , rasa di miliki dan memiliki, rasa berarti serta merupakan
afektif adalah:
dimana setiap anggota keluarga baik orang tua maupun anak di akui
kasih sayang, oleh karena itu perlu diciptakan proees identifikasi yang
2. Fungsi sosialisasi
3. Fungsi Reproduksi
berencana, maka fungsi ini sedikit dapat terkontrol. Namun disisi lain
sehingga lahirnya keluarga baru dengan satu orang tua (single parents).
4. Fungsi Ekonomi
ini sulit dipenuhi oleh keluarga di bawah garis kemiskinan (gakin atau pra
kesehatan mereka.
yang dilaksanakan.
25
Menurut Padila (2012) pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas
masing-masing
1. Peranan Ayah
anggota keluarga dalam menentukan perilaku dan arah hidup keluarga. Hal
lingkungannya.
26
2. Ibu
Peran ibu tidak kalah penting dengan ayah. Dalam masyarakat kita,
ibu cenderung menjadi teman dan pendidik pertama bagi anak. Selain
mengurus wilayah domestik keluarga, ibu juga berperan sebagai salah satu
3. Anak
Dalam posisi ini, anak menjadi objek sekaligus subjek. Anak yang
dan spiritual.
sistem keluarga yang mencakup perubahan pola interaksi dan hubungan antar
beberapa tahap berikut tugas perkembangan yang harus dicapai dalam setiap tahap
Widyanto, 2014)
Tahap ini dimulai sejak saat anak pertama berusia 2,5 tahun dan
kebutuhan anak yang lain atau yang lebih tua juga harus dapat
terpenuhi
28
keluarga
kembang anak
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah usia 6 tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Tugas perkembangan utama pada tahap ini
yaitu:
Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir
otonomi
besar
rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal.
Tahap ini dimulai saat salah seorang pensiun, berlanjut salah satu
menyenangkan pasangannya
untuk perubahan ini datang dari luar dan dalam. Supaya dapat berlangsung hidup
dan terus berkembang, maka strategi dan proses koping keluarga sangat penting
dalam hidup yang cukup serius dan dapat menimbulkan perubahan dalam
(dalam atau luar keluarga). Sedangkan stress adalah keadaan tegang akibat
stressor atau oleh tuntutan yang belum tertangani. Stress dalam keluarga
2. Koping Keluarga
dari waktu ke waktu. Minuchin melihat sumber dasar stress dari empat
sumber yaitu kontak penuh stress dari anggota keluarga dengan kekuatan
1. DATA KELUARGA
60
61
3. GENOGRAM
33 tahun
= Perempuan
= Laki-Laki
= Garis keturunan
= Garis serumah
4. DENAH RUMAH
62
DAPUR
KAMAR MANDI U
KAMAR TIDUR
RUANG TV
KAMAR TIDUR
RUANG TAMU
TERAS
2. Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya:
Ya,
Keluarga mengatakan hanya mengetahui bahwa klien mengalami penyakit stokre, namun
tidak mengetahui tentang masalah kesehatan lain yang di alami oleh Tn.I
3. Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya:
Tidak,
Keluarga mengatakan tidak mengetahui penyebab masalah kesehatan yang di alami oleh
anggota keluarganya khususnya Tn.I
4. Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota
dalam keluarganya :
Tidak,
Keluarga mengatakan tidak mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang di alami
oleh anggota keluarganya, khususnya Tn.I
5. Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya bila tidak diobati/dirawat :
Tidak,
Keluarga mengatakan tidak mengetahui akibat masalah kesehatan yang di alami oleh
anggota keluarganya jika tidak di obati/dirawat, khususnya Tn. I
6. Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya:
Tenaga kesehatan,
Keluarga mengatakan dapat menggali informasi tentang masalah kesehatan dari perawat
terdekat
10. Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah
kesehatan yang dialaminya:
Tidak
Keluarga mengatakan tidak mengetahui cara merawat klien dengan masalah kesehatannya
saat ini
11. Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya
Ya
Keluarga mengatakan saat ini membantu klien dalam menghindari makanan yang menjadi
pantangan selama sakit, dan keluarga memberikan makanan yang dianjurkan selama klien
sakit
12. Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung
kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan
Ya
Keluarga mengatkan klien menggunakan halaman belakang rumah untuk dijadikan tempat
olahraga klien setiap pagi dan sore hari
13. Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber dimasyarakat untuk
mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya
Ya,
Keluarga mengatakan mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat dengan
cara memeriksakan kesehatan klien saat sakit ke ponkesdes terdekat
7. KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
keperawatan
Kriteria :
keperawatan,
66
Kriteria :
keperawatan
Kriteria :
keperawatan
KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1&2
2. Menerima yankes sesuai rencana Kemandirian II : jika memenuhi kriteria 1
3. Menyatakan masalah kesehatan secara s.d 5
benar Kemandirian III : jika memenuhi kriteria 1
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran s.d 6
5. Melaksanakan perawatan sederhana Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria 1
sesuai anjuran s.d 7
6. Melaksanakan tindakan pencegahan
secara aktif
7. Melaksanakan tindakan promotif secara
aktif
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II
Mengetahui :
Nama koordinator Tanggal/24 Agustus 2020
Puskesmas Tanda tangan
Data Objektif:
- Keluarga dan klien tampak
bingung ketika ditanya tentang
konsep penyakit stroke
- Keluarga dan klien terlihat rasa
ingin tahu untuk meningkatkan
gaya hidup sehat
pasien,
g. Beritahu keluarga mengenai
rencana medis dan keperawatan,
h. Berikan pengetahuan yang
dibutuhkan bagi keluarga untuk
membantu mereka membuat
keputusan terkait pasien,
i. Dukung pengambilan
keputusan dalam merencanakan
perawatan perawatan jangka
panjang bagi pasien yang bisa
mempengaruhi struktur dan
keuangan keluarga,
j. Rujuk pada ahli terapi keluarga,
jika diperlukan,
k. Beritahu anggota keluarga
bagaimana cara menghubungi
perawat.
75
Implementasi Evaluasi
Implementasi Evaluasi
Implementasi Evaluasi
selanjutnya.
R: Keluarga dan klien menyetujui kontrak waktu yang
dibuat oleh perawat/peneliti
81
Implementasi Evaluasi
Implementasi Evaluasi
Implementasi Evaluasi
Implementasi Evaluasi
22x/mnt
09.40 6. Menginstruksikan kepada klien untuk dapat
mengevaluasi perilakunya secara mandiri A: Masalah teratasi
R: Klien mengatakan sudah mulai mengubah P: Intervensi dihentikan
perilakunya menjadi perilaku sehat seperti selalu
melakukan gerakan pada ekstremitas yang mengalami
kelumpuhan