Oleh:
2212501010090
Pembimbing:
A. PENGERTIAN STROKE HEMORAGIK
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal (global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam
atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskular (Muttaqin, 2008).Stroke adalah sindrom klinis yang awalnya timbulnya mendadak,
progresi cepat berupa defisit neurologis fokal dan atau global, yang berlangsung 24 jam atau
lebih atau langsung menimbulkan kematian dan semata – mata disebabkan oleh gangguan
Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena pembuluh darah di otak pecah
sehingga timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke hemoragi antara lain:
melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien
Stroke hemoragik adalah pembuluh darah otak yang pecah sehingga menghambat aliran
darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan kemudian
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa stroke hemoragik adalah salah satu jenis stroke
yang disebabkan karena pecahnya pembuluh darah di otak sehingga darah tidak dapat
mengalir secara semestinya yang menyebabkan otak mengalami hipoksia dan berakhir
dengan kelumpuhan.
B. KLASIFIKASI
TIA adalah defisit neurologik fokal akut yang timbul karena iskemia otak sepintas dan
menghilang lagi tanpa sisa dengan cepat dalam waktu tidak lebih dari 24 jam.
2. Reversible Iscemic Neurological Deficit (RIND)
RIND adalah defisit neurologik fokal akut yang timbul karena iskemia otak berlangsung
lebih dari 24 jam dan menghilang tanpa sisa dalam waktu 1-3 minggu
Stroke in evolution adalah deficit neurologik fokal akut karena gangguan peredaran darah
otak yang berlangsung progresif dan mencapai maksimal dalam beberapa jam sampe
bbrpa hari
2. Stroke in Resolution
Stroke in resolution adalah deficit neurologik fokal akut karena gangguan peredaran
darah otak yang memperlihatkan perbaikan dan mencapai maksimal dalam beberapa jam
Completed stroke adalah defisit neurologi fokal akut karena oklusi atau gangguan
peredaran darah otak yang secara cepat menjadi stabil tanpa memburuk lagi.
Menurut Lokasi
segera ini biasanya mengikuti fraktur tengkorak dengan robekan arteri tengah/arteri
meninges lain.Pasien harus diatasi dalam beberapa jam cedera untuk mempertahankan
hidup.
hematoma lebih lama (Interval jelas lebih lama) dan menyebabkan tekanan pada otak.
paling sering adalah kebocoran aneurisme pada area sirkulus willisi dan malformasi arteri
pada pasien dengan hipertensi dan aterosklerosis serebral karena perbahan degeneratif
karena penyakit ini biasanya menyebabkan ruptur pembuluh darah. (Brunner, 2002 ;
2132-2133)
C. ETIOLOGI
pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah.
Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi
perdarahan
terjadi hubungan persambungan pembuluh darah arteri, sehingga darah arteri langsung
5. Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan dan degenerasi
pembuluh darah.
1. Hipertensi
D. PATOFISIOLOGI
Stroke hemoragik terjadi bila pembuluh darah di dalam otak pecah. Otak sangat sensitif
terhadap perdarahan, dan kerusakan dapat terjadi dengan sangat cepat. Perdarahan di dalam otak
sebuah massa yang disebut hematoma. Pendarahan juga meningkatkan tekanan pada otak dan
Stroke hemoragik secara umum disebabkan oleh perdarahan intraserebral dan perdarahan
subaraknoid. Faktor risiko yang paling penting untuk terjadi perdarahan intraserebral adalah usia
dan hipertensi. Seiring dengan penuaan menyebabkan degenerasi pembuluh darah di otak yang
berisiko untuk ruptur. Gejala neurologik yang timbul karena ekstravasasi darah ke jaringan otak
yang menyebabkan nekrosis. Proses resolusi hematoma terjadi 4-8minggu dan akhirnya
meninggalkan sisa berupa kavitas kista. Selain kerusakan parenkim otak,akibat volume
perdarahan yang relatif banyak akan mengakibatkan peninggian tekanan intrakranial dan
Pada perdarahan subaraknoid, iritasi meningen oleh darah mengakibatkan nyeri kepala
mendadak yang sangat berat disertai fotofobia, mual, muntah dan tanda-tanda meningismus
(kaku kuduk dan tanda kering). Darah yang masuk ke ruang subaraknoid dapat menyebabkan
komplikasi hidrosefalus karena gangguan absorpsi cairan otak. Pada perdarahan yang lebih berat,
dapat terjadi peningkatan tekanan intrakranial dan gangguan kesadaran, edema papil, dan
perdarahan retina. Peningkatan tekanan intrakranial juga menyebabkan gejala sistemik seperti
bradikardi dan hipertensi. Tanda neurologis fokal dapat terjadi akibat efek iritasi darah
bersamaan dengan iskemia. Apabila terjadi kerusakan hipotalmus maka akan terjadi demam.
Dalam 46 jam, darah dan plasma yang mengelilingi otak menyebabkan gangguan saluran darah
c. Diplopia
Penglihatan ganda
2. Defisit motorik
a. Hemiparesis
b. Hemiplegia
Paralisis wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama ( karena lesi pada hemisfer yang
berlawanan )
c. Ataksia
d. Disartia
e. Disfagia
Tidak mampu memahami kata yang dibicarakan, mampu bicara tapi tidak masuk akal.
Perubahan penilaian
Perasaan isolasi.
E. KOMPLIKASI
pada tingkat dapat di terima akan membantu dalam mempertahankan oksigen jaringan.
2. Aliran darah serebral, bergantung pada tekanan darah stroke, maka dapat terjadi
4. Kejang atau konvulsi, serangan ini lebih besar kemungkinannya terjadi bila korteks serebri
sendiri telah terkena dari pada serangan stroke yang mengenai struktur otak yang lebih
dalam.
5. Vasospasme, terjadi stroke hemorogic juga sebelum pembedahan. Pada individu dengan
dari CSS. Hidrosefalus terjadi pada 15-20 % pasien dengan hemoragi subaraknoid.
7. Disritmia, karena darah dalam CSS yang membasahi batang otak mengiritasi area tersebut.
Batang otak mempengaruhi frekuensi jantung sehingga adanya iritasi kimia, dapat
8. Curah jantung dan integritas pembuluh darah serebral. Hipertensi atau hipotensi eksterm
perlu di hindari untuk mencegah perubahan pada aliran darah serebral dan potensi
9. Embolisme serebral, dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi atrium. Embolisme
akan menurunkan aliran darah ke otak dan selanjutnya menurunkan aliran darah serebral.
10. Pneumonia terjadi akibat gangguan pada gerakan menelan. Mobilitas dan pengembangan
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
2. Infark cerebral terdapat kehilangan secara mantap inti central jaringan otak, sekitar daerah
itu mungkin ada jaringan yang masih bisa diselematkan, tindakan awal difokuskan untuk
menyelematkan sebanyak mungkin area iskemik dengan memberikan O2, glukosa dan
aliran darah yang adekuat dengan mengontrol / memperbaiki disritmia (irama dan
4. Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala yang berlebihan,
pemberian dexamethason.
5. Pengobatan
akut.
trombolitik/emobolik.
6. Penatalaksanaan Pembedahan
yang menjalani tindakan ini seringkali juga menderita beberapa penyulit seperti hipertensi,
diabetes dan penyakit kardiovaskular yang luas. Tindakan ini dilakukan dengan anestesi
umum sehingga saluran pernafasan dan kontrol ventilasi yang baik dapat dipertahankan.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Angiografi cerebral
arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurism
2. Lumbal pungsi
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal menunjukkan
3. CT scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya
jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara pasti.
perdarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat dari
hemoragik.
5. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan,
alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnose
medis.
2. Keluhan utama
Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan tidak dapat
berkomunikasi.
Serangan stroke seringkali berlangsung sangat mendadak, pada saat klien sedang
melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai
tidak sadar, disamping gejala kelumpuhan separoh badan atau gangguan fungsi otak yang
lain.
Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung, anemia, riwayat trauma
kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin,
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes militus.
6. Pemeriksaan Fisik
fisik sangat berguna untuk mendukung data dari pengkajian anamnesis, pemeriksaan fisik
sebaiknya dilakukan secara persistem (B1-B6) dengan focus pemeriksaan fisik pada
pemeriksaan B3 (Brain) yang terarah dan dihubungkan dengan keluhan-keluhan dari klien.
a. Keadaan umum
sulit dimengerti kadang tidak bisa bicara dan pada tanda-tanda vital : tekanan darah
b. B1 (Breathing)
Pada inspeksi didapatkan klien batuk, peningkatan produksi sputum, sesak napas,
penggunaan otot bantu napas dan peningkatan frekuensi pernapasan. Auskultasi bunyi
napas tambahan seperti ronki pada klien dengan peningkatan produksi secret dan
kemampuan batuk yang menurun yang sering didapatkan pada klien strok dengan
pernapasannya tidak ada kelainan. Palpasi torak didapatkan taktil vremitus seimbang
c. B2 (Blood)
sering terjadi pada klien strok dimana refleks sirkulasi sudah tidak baik lagi. Tekanan
darah biasanya terjadi peningkatan dan dapat terjadi hipertensi massif (tekanan darah
>200mmHg)
d. B3 (Brain)
Disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung jawab untuk menghasilkan bicara.
seperti terlihat ketika klien mengambil sisir dan berusaha untuk menyisir rambutnya
Lobus frontal : kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologis didapatkan Stroke
menyebabkan berbagai deficit neurologis, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah
mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat dan aliran darah
kolateral (sekunder dan aksesori). Lesi otak yang rusak tidak dapat membaik
Kualitas kesadaran klien merupakan parameter yang paling mendasar dan parameter
respon terhadap lingkungan adalah indicator yang paling sensitive untuk disfungsi
Pada keadaan lanjut tingkat kesadaran klien strok biasanya berkisar pada tingkat
latergi, stupor dan semikomatosa.Jika klien sudah mengalami koma maka penilaian
GCS sangat penting untuk menilai tingkat kesadaran klien dan bahan evaluasi untuk
Pengkajian ini meliputi status mental, fungsi intelektual, kemampuan bahasa, lobus
Observasi penampilan, tingkah laku, nilai gaya bicara. ekspresi wajah dan aktivitas
motorik klien. Pada klien strok tahap lanjut biasanya status mental klien mengalami
perubahan.
4) Fungsi intelektual
Didapatkan penurunan dalam ingatan dan memori, baik jangka pendek maupun
kasus klien mengalami brain damage yang kesulitan untuk mengenal persamaan dan
fungsi serebral.Lesi pada daerah hemisfer yang dominan pada bagian posterior dari
girus temporallis superior (area wernicke) didapatkan disfasia reseptif, yaitu klien
tidak dapat memahami bahasa lisan dan bahasa tertulis.Sedangkan lesi pada bagian
posterior dari girus frontalis inferior (area Broka) didapatkan disfagia ekspresif,
yaitu klien dapat mengerti, tetapi tidak dapat menjawab dengan tepat dan bicaranya
dimengerti yang jika kerusakan telah terjadi pada lobus frontal kapasitas, memori
atau fungsi intelektual kortikal yang lebih tinggi mungkin rusak. Disfungsi ini dapat
ditunjukkan dalam lapang perhatian terbatas, kesulitan dalam pemahaman, lupa dan
kurang motivasi yang menyebabkan klien ini menghadapi masalah prustasi dalam
program rehabilitasi mereka. Depresi umum terjadi dan mungkin diperberat oleh
respon alamiah klien terhadap penyakit katastrofik ini.Masalah psikologis lain juga
umum terjadi dan dimanifestasikan oleh emosi yang labil, permusuhan, prustasi,
6) Hemisfer
Strok hemisfer kanan didapatkan hemiparase sebelah kiri tubuh, penilaian buruk dan
perilaku lambat dan sangat hati-hati, kelainan bidang pandang sebelah kanan,
a) Saraf I
Biasanya pada klien stroke tidak ada kalinan pada fungsi penciuman
b) Saraf II
Disfungsi persepsi fisual karena gangguan jara sensori primer diantara mata dan
atau lebih objek dalam area spasial) sering terlihat pada klien denga hemiplegia
kiri. Klien mungkin tidak dapat memakai pakaian tanpa bantuan karena ketidak
Jika akibat stroke mengakibatkan paralisis, pada satu sisi otot -otot okularis
d) Saraf V
bawah ke sisi ipsilateral, serta kelumpuhan satu sisi otot pterigoideus internus
dan eksternus
e) Saraf VII
f) Saraf IX dan X
g) Saraf XI
h) Saraf XII
Lidah simetris, terdapat defiasi pada satu sisi dan fasikulasi, serta indra
pengecapan normal
Stroke adalah penyakit saraf motorik atas dan mengakibatkan kehilangan kontrol
volunteer terhadap gerakan motorik, oleh karena UMM bersilangan, gangguan control
motor volunteer dapat menunjukkan kerusakan pada UMM di sisi yang berlawanan
dari otak.
a) Inspeksi umum didpatkan hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena lesi
pada sisi otak yang berlawanan. Hemiparesis atau kelemahan salah satu sisi tubuh
d) Kekuatan otot pada penilaian dengan menggunakan tingkat kekuatan otot pada sisi
dan hemiplegia.
9) Pemeriksaan Refleks
Pemerikasaan reflek terdiri atas pemerikasaan reflek profunda dan pemeriksaan reflek
patologis
b) Pemeriksaan reflek patologis : pada fase akut reflek fisiologis sisi yang lumpuh
akan menghilang setelah beberapa hari reflek fisiologis akan muncul kembali
c) Gerakan involunter tidak ditemukan adanya tremor, TIC dan distonia. Pada
keadaan tertentu klien biasanya mengalami kejang umum terutama pada anak
dengan stroke disertai peningkatan suhu tubuh yang tinggi. Kejang berhubungan
dengan area spasial) sering terlihat pada klien hemiplagia kiri.Klien mungkin tidak
merasakan posisi dan gerakan bagian tubuh serta kesulitan dalam menginterpretasikan
e. B4 (Bladder)
Setelah stroke klien mungkin mengalami inkontinensia urine sementara karena konfusi,
mengendalikan kandung kemih karena kerusakan kontrol motorik dan postural. Kadang
control sfingter urine eksternal hilang atau berkurang. Selama periode ini dilakukan
f. B5 (Bowel)
Didapatkan adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makan menurun, mual muntah pada
fase akut.Mual sampai muntah disebabkan oleh peningkatan produksi asam lambung
g. B6 (Bone)
gerakan motorik. Oleh karena neuron motor volunteer pada salah satu sisi tubuh dapat
menunjukkan kerusakan pada neuron motor atas pada sisi yang berlawanan dari otak.
Disfungsi motorik paling umum adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena
lesi pada sisi otak yang berlawanan. Hemiparesis atau kelemahan salah satu sisi tubuh
adalah tanda yang lain. Pada kulit, jika kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jika
kekurangan cairan maka turgor kulit akan buruk. Selain itu, perlu juga dikaji tanda-tanda
dekubitus terutama pada daerah yang menonjol karena klien stroke mengalami masalah
mobilitas fisik.
paralise/hemiplegi, serta mudah lelah menyebabkan masalah pada pola aktivitas dan
istirahat.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
terhambat
neurovaskuler
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta. EGC
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta :
Salemba Medika
NIC-NOC. 2013. Alikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnose Medis dan NANDA. Jilid
2. Jakarta:Media Action.
___________. Asuhan Keperawatan Stroke Hemoragic. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2014 di
http://nursingbegin.com/askep-stroke-hemoragik/
I. IDENTITAS
Nama : Tn. I
Usia : 55 Tahun 2 Bulan 17 hari
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Blang Panyang Kota Lhokseumawe
Pekerjaan : Pedagang
Status : Kawin
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 27 Januari 2023
Diagnosa Medis : Stroke, not specified as haemorrhange or infarction
No. CM/Reg : 1-32-98-79
Tanggal pengkajian : 30 Januari 2023
Keterangan :
= Laki-laki meninggal
= Perempuan meninggal
= Laki-laki
= Perempuan
6) Keluhan :
7) Data tambahan (data
fokus):..........................................................................................................
.
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
c. Pola Tidur dan istirahat
1) Waktu tidur : Siang Jam .......s/d jam........Wib
Malam Jam .......s/d jam........Wib
2) Lama tidur : jam/hari
3) Kesulitan tidur :
4) Data tambahan (data
fokus):..........................................................................................................
.
.......................................................................................................................
......................................................................................................................
e. Personal hygiene
1) Rambut : Bersih Kotor Bau
2) Mulut : Bersih Kotor Bau
3) Kulit : Bersih Kotor Bau
4) Kuku : Bersih Kotor Pendek Panjang
5) Genetalia : Bersih Kotor Bau
6) Data tambahan (data
fokus):...........................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
3. Aspek psikologis:
a. Konsep diri :
1) Gambaran diri :
2) Ideal diri :
3) Harga diri :
4) Fungsi diri :
5) Identitas diri :
b. Status emosi :
c. Mekanisme koping :
4. Aspek Spritual :
Kegiatan keagamaan yang dilakukan selama sakit :
a. Shalat : Ya Tidak
b. Berdoa’ : Ya Tidak
c. Berdzikir : Ya Tidak
d. Mengaji : Ya Tidak
e. Lain-lain :
IV. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum :
2. Kesadaran : Compos Mentis Apatis Samnolen
Pre-coma Coma
3. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : mmHg
Nadi : kali/menit Teratur Tidak Teratur
Kuat Lemah
Suhu :
Pernafasan : kali/menit
Tinggi badan : cm
Berat Badan : kg
Rambut (distribusi)
: Lebat Jarang Hitam Pirang
Mata, Cekung :
Ya Tidak
Sklera :
Normal Ikterik Merah Perdarahan
Konjungtiva :
Normal Pucat Tidak Pucat
Palpebra :
Normal Hematom Bengkak Udem
Pupil :
Isokor Anisokor Dilatasi
Fungsi Penglihatan:
Baik Kabur Tidak Jelas
Reaksi terhadap cahay
Baik Tidak reaksi
Telinga :
Normal Serumen Luk Infeksi
a
Fungsi Pendengaran Baik Kurang Tidak dapat mendengar
Hidung : Normal Perdarahan Sekret
Obstruksi benda asing
Mulut : Caries ot
Normal Ba
Lidah : or
Bersih u
Gigi : Tidak
Lengkap K
lengkap
Infeksi
Kot Stomatitis
or
Ber
plak
Berlub
ang
Gusi : Normal Bengkak Berdarah Infeksi
Lain-lain :
Leher : Normal Kaku kuduk Fraktur
Pembesaran Kel.Thyroid
Pembesaran Kel.Getah bening pada leher
Thorax (dada) : Simetris Tidak simetris Retraksi iga
Paru-paru : Ronchi Wheezing Stridor
Keluhan : Batuk Batuk berdarah Sesak
Bersekret banyak
Alat bantu penafasan : liter/menit, menggunakan......................
Bunyi jantung : BJ I BJ II
Keluhan : Nyeri dada Palpitasi
Mammae :
Nyeri tekan Ada benjolan Luka
Ekstremitas Atas :
Fraktur Tumor Luk Udema
a
Skala nyeri : 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 Lain-lain……….
2. Radiologi : Hasilnya :
Gambar Terlampir :
3. CT-Scan :
4. Pemeriksaan EKG/Echo/EEG/EMG/Endoskopi/USG
RESUME
KEPANITERAAN KLINIK KEPERAWATAN SENIOR
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAHFAKULTAS
KEPERAWATAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
VII. IDENTITAS
Nama : Tn. H.B
Usia : 53 tahun 3 bulan 11 hari
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Keude Trienggadeng, Pide Jaya
Pekerjaan : Pedagang
Status : Kawin
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 21 Januari 2023
Diagnosa Medis : Stroke, not specified as haemorrhange or infarction
No. CM/Reg : 1-32-98-79
Tanggal pengkajian : 30 Januari 2023
Keterangan :
= Laki-laki meninggal
= Perempuan meninggal
= Laki-laki
= Perempuan
e. Personal hygiene
1) Rambut : Bersih Kotor Bau
2) Mulut : Bersih Kotor Bau
3) Kulit : Bersih Kotor Bau
4) Kuku : Bersih Kotor Pendek Panjang
5) Genetalia : Bersih Kotor Bau
6) Data tambahan (data
fokus):...........................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
3. Aspek psikologis:
a. Konsep diri :
1) Gambaran diri :
2) Ideal diri :
3) Harga diri :
4) Fungsi diri :
5) Identitas diri :
b. Status emosi :
c. Mekanisme koping :
4. Aspek Spritual :
Kegiatan keagamaan yang dilakukan selama sakit :
a. Shalat : Ya Tidak
b. Berdoa’ : Ya Tidak
c. Berdzikir : Ya Tidak
d. Mengaji : Ya Tidak
e. Lain-lain :
X. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum :
2. Kesadaran : Compos Mentis Apatis Samnolen
Pre-coma Coma
3. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : mmHg
Nadi : kali/menit Teratur Tidak Teratur
Kuat Lemah
Suhu :
Pernafasan : kali/menit
Tinggi badan : cm
Berat Badan : kg
Rambut (distribusi)
: Lebat Jarang Hitam Pirang
Mata, Cekung :
Ya Tidak
Sklera :
Normal Ikterik Merah Perdarahan
Konjungtiva :
Normal Pucat Tidak Pucat
Palpebra :
Normal Hematom Bengkak Udem
Pupil :
Isokor Anisokor Dilatasi
Fungsi Penglihatan:
Baik Kabur Tidak Jelas
Reaksi terhadap cahay
Baik Tidak reaksi
Telinga :
Normal Serumen Luk Infeksi
a
Fungsi Pendengaran Baik Kurang Tidak dapat mendengar
Hidung : Normal Perdarahan Sekret
Obstruksi benda asing
Mulut : Caries ot
Normal Ba
Lidah : or
Bersih u
Gigi : Tidak
Lengkap K
lengkap
Infeksi
Kot Stomatitis
or
Ber
plak
Berlub
ang
Gusi : Normal Bengkak Berdarah Infeksi
Lain-lain :
Leher : Normal Kaku kuduk Fraktur
Pembesaran Kel.Thyroid
Pembesaran Kel.Getah bening pada leher
Thorax (dada) : Simetris Tidak simetris Retraksi iga
Paru-paru : Ronchi Wheezing Stridor
Keluhan : Batuk Batuk berdarah Sesak
Bersekret banyak
Alat bantu penafasan : liter/menit, menggunakan......................
Bunyi jantung : BJ I BJ II
Keluhan : Nyeri dada Palpitasi
Mammae :
Nyeri tekan Ada benjolan Luka
Ekstremitas Atas :
Fraktur Tumor Luk Udema
a
Skala nyeri : 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 Lain-lain……….
Laboratorium (21/01/2023)
HEMATOLOGI
DARAH RUTIN :
Hemoglobin 15,7 14,0 – 17,0 g/dL
Hematokrit 42* 45-55 %
Eritrosit 5,1 4,7 – 6,1 10 /mm3
6
83 80 – 100 fL
31 27 – 31 pg
MCV
37* 32 – 36 %
MCH
11,5 – 14,5 %
MCHC
7,2 – 11,1 fL
RDW
fL
MPV
<15 mm/j
PDW
LED
0–6 %
Hitung jenis :
0–2 %
Eosinofil
2–6 %
Basofil
3 50 – 70 %
Neutrofil batang 0 20 – 40 %
Neutrofil segmen 4 2–8 %
Limfosit 71*
Monosit 16*
6
KIMIA KLINIK
GINJAL HIPERTENSI mg/dL
<50
Ureum
0,7-1,3 mg/dL
Kreatinin
mg/dL
41 <100
Glukose Random 1,3
3,5-5,0 g/dL
369
Albumin
3,6
I. PROGRAM PENGOBATAN
No. Nama Obat Pembe- Kegunaan
rian
1. Omeprazole 40 Mg/12j IV Menangani penyakit asam
lambung.
2. Dexketoprofen 1 amp/8j IV Untuk meredakan nyeri
intensitas ringan hingga
nyeri intensitas menengah.
Sebut saja nyeri karena
nyeri muskuloskeletal akut,
nyeri sakit gigi, hingga
nyeri akibat operasi
3. Lantus 0-0-1 SC Berperan untuk menahan sel
tubuh sehingga gula yang
berada di dalam darah dapat
masuk untuk dipecah
menjadi energi.
4. Flumucyl 3xCI PO Untuk mengobati penyakit-
penyakit pada saluran
pernapasan dengan gejala
dahak berlebih.
5. Nebul NaCl 3% Nebul Mempermudah pernafasan
6. Gentamicin 1 ampl/8j IV Untuk mengobati beberapa
jenis infeksi bakteri seperti
infeksi tulang, endokarditis,
radang pada panggul,
meningitis, pneumonia,
infeksi saluran kemih, dan
Sepsis
7. Vit. C 100mg/3x1 PO Meningkatkan sistem
kekebalan tubuh.
8. Zink 20mg/1x1 PO Suplemen untuk mencegah
atau mengatasi kekurangan
zinc atau seng. Selain itu,
suplemen mineral ini juga
digunakan dalam
pengobatan diare aku
1. Laboratorium :
2. Radiologi : Hasilnya :
Gambar Terlampir :
3. CT-Scan :
4. Pemeriksaan EKG/Echo/EEG/EMG/Endoskopi/USG