CVA Haemoragik
1. Pengertian
Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan
karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja
Stroke adalah kehilangan fungsi otak diakibatkan oleh berhentinya suplai darah
beberapa tahun. Stroke merupakan sindrom klinis akibat gangguan pembuluh darah
otak, timbul mendadak dan biasanya mengenai penderita usia 45-80 tahun,
2008).
Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena pembuluh darah di otak
pecah sehingga timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke hemoragi
kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat
Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya iskemia akibat emboli dan
trombosis serebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau
di pagi hari dan tidak terjadi perdarahan. Namun terjadi iskemia yang menimbulkan
2. Klasifikasi Stroke
Gangguan peredaran darah otak atau stroke menurut Muttaqin (2008)
diklasifikasikan menjadi :
a. Stroke hemoragik
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan
1) Perdarahan intracranial
serebelum.
2) Pendarahan subaraknoid.
dan cabang - cabngnya yang terdapat diluar parenkim otak. Pecahnya arteri
lain-lain).
terjadi saat setelah lama beristiahat, baru bngun tidur atau di pagi hari.Tidak
a. Trombosis serebral
sedang tidur atau bangun tidur.Hal ini dapat terjadi karena penurunan
trombosis otak :
1) Ateroklerosis
4) Emboli
b. Hemoragi
c. Hipoksis umum
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia umum
adalah :
2) Henti jantung-paru
d.Hipoksia setempat
4. Patofiologi
pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai
oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah
(makin lmbat atau cepat) pada gangguan lokal (thrombus, emboli, perdarahan
dan spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum (hipoksia karena
penting terhadap otak, thrombus dapat berasal dari flak arterosklerotik, atau darah
dapat beku pada area yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi
turbulensi. Thrombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai
disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan dan edema dan kongesti disekitar
area.Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area infark
itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang- kadang
menyebabkan edema dan nekrosis diikuti thrombosis. Jika terjadi septik infeksi
akan meluas pada dinding pembukluh darah maka akan terjadi abses atau
ensefalitis, atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh darah yang tersumbat
perdarahan cerebral, jika aneurisma pecah atau ruptur. Perdarahan pada otak lebih
cerebro vaskuler, karena perdarahan yang luas terjadi destruksi massa otak,
oleh anoksia serebral dapat reversibel untuk jangka waktu 4-6 menit.Perubahan
irreversibel bila anoksia lebih dari 10 menit.Anoksia serebral dapat terjadi oleh
karena gangguan yang bervariasi salah satunya henti jantung (Muttaqin, 2008).
Defisit Motorik
1) Hemiparese
Kelemahan wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama. Paralisis wajah
2) Ataksia
3) Disartria
4) Disfagia
d. Defisit Verbal
1) Afasia Ekspresif
2) Afasia Reseptif
3) Afasia Global
e. Defisit Kognitif
f. Defisit Emosional
Penderita akan mengalami kehilangan kontrol diri, labilitas
depresi, menarik diri, rasa takut, bermusuhan dan marah, perasaan isolasi.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Head CT Scan
Sangat perlu karena insiden penyakit jantung seperti: atrial fibrilasi, MCI
c. Ultrasonografi Dopller
etiologi stroke.
d. Pemeriksaan Laboratorium
b) INR, APTT
c) Serum elektrolit
d) Gula darah
a) Protein C, S, AT III
b) Cardioplin antibodies
c) Hemocystein
e) CS
10
B. Konsep Dara Keperawatan
1. Pengkajian
batas obyek.
3) Diplopia
Penglihatan ganda
b. Defisit Motorik
1) Hemiparese
Kelemahan wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama. Paralisis wajah
2) Ataksia
3) Disatria
4) Disfagia
c. Defisit Verbal
1) Afasia Ekspresif
Tidak mampu membentuk kata yang mampu dipahami, mungkin mampu
2) Afasia Reseptif
Tidak mampu memahami kata yang dibicarakan, mampu bicara tetapi tidak
masuk akal.
3) Afasia Global
d. Defisit Kognitif
Pada penderita stroke akan kehilangan memori jangka pendek dan panjang,
penilaian.
e. Defisit Emosional
toleransi pada situasi yang menimbulkan stress, depresi, menarik diri, rasa takut,
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan stroke berdasarkan SDKI:
i. Risiko aspirasi
3. Rencana Keperawatan
Daftar Pustaka
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1, Cetakan III. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI.
C. KELUHAN UTAMA
Istri klien mengatakan klien tidak sadar.
- Genogram :
X X X X
X X X X
X X
Keterangan:
Laki-Laki X Meninggal Klien
Perempuan Hubungan
Jenis ventilator mode SIM V, FiO2 70%, PEEP +5, VT 487 dengan suara dasar
vesikuler.
j. Penggunaan WSD:
Klien tidak menggunakan watel seal drainage.
k. Tracheostomy
Klien tidak mendapatkan treacheostomy.
l. Lain-lain:
Paru kanan dan kiri simetris, terdapat retraksi interkosta. Klien terpasang ET, terdapat
akumulasi sekret di mulut dan selang ET, lidah tidak jatuh ke dalam dan tidak
terpasang OPA.
Masalah Keperawatan :
OD OS
Klien tidak sadar Visus Penurunan kapasitas
Klien tidak sadar
Normal Palpebra Normal adaptif intrakranial
Anemis Conjunctiva Anemis
Klien tidak sadar Kornea Klien tidak sadar
Jernih BMD Jernih
Mengecil Pupil -
Abu-abu Iris Abu-abu
Normal Lensa Normal
Klien tidak sadar TIO Klien tidak sadar
OD OS
Masalah Keperawatan:
Normal Auricula Normal
Normal MAE Normal
Tidak ada masalah
Abu-Abu Membran Abu-Abu keperawatan
Tymphani
Klien tidak sadar Rinne Klien tidak sadar
Klien tidak sadar Weber Klien tidak sadar
Klien tidak sadar Swabach Klien tidak sadar
b. Tes Audiometri
Klien mengalami penurunan kesadaran
c. Keluhan nyeri ya tidak
d. Luka operasi: ada tidak
e. Alat bantu dengar: Klien tidak menggunakan alat bantu untuk mendengar
7. Sistem Muskuloskeletal
a. Pergerakan sendi klien tidak ada gerakan
b. Kekuatan otot 1/1/1/1, tidak ada gerakan,
kontraksi otot dapat dipalpasi
c. Kelainan ekstremitas tidak ada
d. Kelainan tulang belakang: ya tidak
e. Fraktur: ya tidak Masalah Keperawatan:
f. Traksi: ya tidak Gangguan mobilitas fisik
g. Penggunaan spalk/gips: ya tidak
h. Pengkajian Nyeri
Keluhan nyeri: ya
tidak
i. Sirkulasi perifer: Normal, tidak pucat dan tidak sianosis
j. Kompartemen syndrome ya tidak
k. Kulit: Normal ikterik sianosis kemerahan hiperpigmentasi
l. Turgor baik kurang
jelek
m. Luka operasi: ada tidak
Drain: ada
tidak
n. ROM : Pasif, aktivitas klien dibantu
o. Cardinal Sign : Normal
p. Resiko Jatuh:
MORSE FALL SCALE (MFS)/ SKALA JATUH DARI MORSE
NO PENGKAJIAN SKALA NILAI KET.
1. Riwayat jatuh: apakah lansia pernah jatuh Tidak 0 0
dalam 3 bulan terakhir? Ya 25
b.Warna
c. Pitting edema: -/- Masalah Keperawatan:
d. Ekskoriasis: ya tidak
Tidak ada masalah keperawatan
e. Psoriasis: ya tidak
f. Pruritus: ya tidak
g. Urtikaria: ya tidak
11. Sistem Endokrin
a. Pembesaran tyroid: Tidak ada pembesaran Masalah Keperawatan:
b.Pembesaran kelenjar getah bening: Tidak ada pembesaran Tidak ada masalah
c. Hipoglikemia: ya tidak keperawatan
d. Hiperglikemia: ya tidak
e. Kondisi kaki DM
- Luka gangren ya tidak
- Riwayat amputasi sebelumya ya tidak
G. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
a. Persepsi klien terhadap penyakitnya:
Masalah Keperawatan:
Klien mengalami penurunan kesadaran
Tidak ada masalah
b. Reaksi klien saat interaksi kooperatif
keperawatan
Klien mengalami penurunan kesadaran
d. Gangguan konsep diri
Klien mengalami penurunan kesadaran
H. PERSONAL HYGIENE DAN KEBIASAAN
a. Sebelum sakit: Istri Kklien mengatakan klien mandi sehari
dua kali pada pagi hari dan sore hari, gosok gigi Masalah Keperawatan:
3 kali sehari pada saat mandi dan sebelum tidur, dan Tidak ada masalah
klien memotong kuku saat kuku panjang atau kotor. keperawatan
b. Saat sakit: Klien diwashlap menggunakan air setiap pagi dan sore hari, saat ini klien
belum memotong kuku. Klien dalam keadaan bersih dan rapi.
I. PENGKAJIAN SPRITUAL
a. Kebiasaan beribadah: Istri klien mengatakan sebelum sakit klien sering beribadah yaitu
sholat 5 waktu. Saat sakit klien mengalami penurunan kesadaran.
b. Bantuan yang diperlukan klien untuk memenuhi kebutuhan ibadah yaitu klien tidak
melakukan ibadah karena mengalami penurunan kesadaran.
J. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Darah Lengkap
2. Radiologi
Kesan: Hasil rontgen tanggal 23 Juni 2010 cor dan pulmo dalam batas normal, pulmo tidak menunjukkan
adanya infiltrat
3. EKG
Kesan: hasil EKG tanggal 21 Juni 2020 dengan hasil ada gambaran ST depresi inferior\
K. Terapi Medis
(Perawat)
ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn. Ch
Umur : 53 Tahun
No. Register : 010xxx
Tgl/
Jam DATA ETIOLOGI MASALAH
RR 38 x/menit
- Respon pupil +/-
ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn. Ch
Umur : 53 Tahun
No. Register : 010xxx
Tgl/
Jam DATA ETIOLOGI MASALAH
Peningkatan TIK
DO:
Vasospasme pembuluh sarah
- Klien soporkoma serebral
- GCS E1 M2 VET Disfungsi otak lokal
- Tanda-tanda vital Hemiparesis
TD 140/98 mmHg
Gangguan mobilitas fisik
N 160x/menit
SB 38,5OC
RR 38 x/menit
- Kekuatan otot 1/1/1/1
- ROM Pasif, aktivitas
dibantu
- Sendi kaku tidak ada
gerakan
DIAGNOSA KEPERAWATAN