DYSPEPSIA
A. Konsep Medis
1. Pengertian Dispepsia
Dispepsia merupakan rasa nyeri atau tidak nyaman di bagian ulu hati. Kondisi ini
dianggap gangguan di dalam tubuh yang diakibatkan reaksi tubuh terhadap lingkungan
sekeliling. Reaksi ini menimbulkan gangguan ketidakseimbangan metabolisme dan seringkali
menyerang individu usia produktif, yakni usia 30-50 tahun (Ida, 2016).
2. Klasifikasi Dispepsia
Pengelompokan mayordispepsia terbagi atas duayaitu:1). Dispepsia Organik, bila
telah diketahui adanya kelainan organic sebagai penyebabnya. Sindrom dyspepsia organic
terdapat kelainan yang nyata terhadap organ tubuh misalnya tukak (ulkuspeptikum), gastritis,
stomach cancer, gastroesophageal refluxdisease, hyperacidity. 2). Dispepsia Non
Organik(DNU), atau dyspepsia fungsional, atau Dispepsia Non Ulkus (DNU), bila tidak jelas
penyebabnya. Dispepsia fungsional tanpa disertai kelainan atau gangguan struktur
organ berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, danendoskopi (Ida, 2016).
3. Etiologi
Dispepsia dapat disebabkan oleh berbagai penyakit baik yang bersifat organik
(struktual) dan fungsional. Penyakityang bersifat organik antara lain karena terjadinya
gangguan disalurancerna atau disekitar saluran cerna, seperti pankreas, kandung empedu dan
lain-lain. Sedangkan penyakit yang bersifat fungsionaldapatdipicukarena factor
psikologisdan factor intoleranterhadap obat-obatan dan jenis makanan tertentu (Purnamasari,
2017).Etilogi dispepsia antara lain 1). Idiopatik/dispepsia fungsional 2). Ulkuspeptikum 3).
Gastroesophageal refluxdisease (GERD) 4). Kanker lambung 5). Gastroparesis 6). Infeksi
Helicobacter pylori 7). Pankreastitis kronis 8). Penyakit kandung empedu 9). Parasite usus
10). Iskemia usus 11). Kanker pankreas atau tumor abdomen.
4. Gejala Klinis
Adanya gas diperut, rasa penuh setelah makan, perut menonjol, cepat kenyang, mual,
tidak ada nafsu makan dan perut terasa panas.Rasa penuh, cepat keyang, kembung setalah
makan, mual muntah, sering bersendawa, tidak nafsu makan, nyeri uluh hati dan dada atau
regurgitas asam lambung kemulut. Gejala dispepsia akut dan kronis berdasarkan jangka
waktu tiga bulan meliput: rasa sakit dan tidak enak di ulu hati, perih, mual, berla ngsung
lama dan sering kambuh dan disertai dengan ansietas dan depresi (Purnamasari, 2017).
5. Patway Dispepsia
DISPEPSIA
Dispepsia Dispepsia
organik fungsional
Kopi,
Stres alkohol
Peningkatan produksi
Hcl dilambung
Vasodilatasi Pengelupasan
mukosa gestar
Mual
2. Diagnosa keperawatan
Menurut Ida (2016) diagnosa keperawatan yang muncul pada masalah dispepsia
yaitu: (1)Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis. (2)Kekurangan volume
cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif. (3)Nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan. (4)Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan kelemahan umum.
3. Intervensi keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama x24 jam diharapkan tingkat nyeri
menurun
Kriteria Hasil :
1) Keluhan nyeri menurun
2) Meringis menurun
3) Sikap protektif menurun
4) Gelisah menurun
5) Kesulitan tidur menurun
6) Frekuensi nadi membaik
Tindakan
Observasi
1) Indetifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2) Indetifikasi skala nyeri
3) Indetifikasirespon nyeri non verbal
4) Indetifikasi identivikasi factor yang memperberat dan meper ringan nyeri
5) Indetifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
6) Indetifikasi pengaruh nyeri terhadapkualitas hidup
7) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
8) Monitor efek samping penggunaan analgentik
Terapeutik
1) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis TENS,
hipnosis, akkupressure, terapi musik, dll)
2) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
3) Fasilitasi istirahat tidur
4) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
1) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2) Jelaskan strategi meredakan nyeri
3) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
5) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu
Daftar Pustaka
Ida, M. (2016). Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem pencernaan.
Jakarta: Pustaka Baru Press.
Amelia, K. (2018). Keperawatan Gawat darurat dan Bencana Sheehy. Jakarta: ELSEVIER
PPNI, 2017, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1, Cetakan III, Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Cetakan II, Jakarta: DPP PPNI.
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
IDENTITAS PASIEN Tanggal : 10 Maret 2021
No.reg : 7364839
Nama : Tn.F.B Tgl lahir Usia: 38 Tahun Jenis Kelamin:
4/3/1983 pria wanita
Alamat : Agama: Jenis pembayaran: Umum
Islam
Jenis Kasus : Tanggal dan jam Kejadian: 10/3/2021 Kondisi Diantar oleh:
Trauma Tempat Kejadian: - kedatangan: Ambulance
Mekanisme Cedera:- sadar keluarga
Non Trauma - tidak sadar datang sendiri
rangsang verbal polisi
rangsang nyeri lain2 :_________
Informasi diperoleh dari : pasien keluarga, nama : Tn.D orang lain , nama : ________________
FALSE
TRIASE / NON
RESUSITASI EMERGENCY URGENT EMERGENC
KATEGORI URGENT
Y
JALAN NAPAS Sumbatan Stridor/disstres Bebas Bebas Bebas
Henti Napas Napas >32x/menit Napas 24-32 Napas Napas
Napas Wheezing x/menit Normal 16- Normal 16-20
PERNAPASAN
<10x/menit Wheezing 20 x//menit x//menit
Sianosis
Henti Jantung Nadi tidak Nadi 100-150 Nadi Nadi
Nadi tidak teraba/lemah x/menit Normal Normal
teraba/lemah Bradikardia TD Sistole Perdarahan Luka
Pucat (<50x/mnt) >160 mmHg Ringan Ringan
Akral Dingin Takikardia TD Diastole Cedera
GDA < 80 (>150x/mnt) >100 mmHg Kepala
mg/dl Pucat Perdarahan ringan
GDA >200 Akral Dingin sedang Muntah /
SIRKULASI mg/dl CRT >2 setik Muntah diare tanpa
Kejang TD Sistole <100 dehidrasi dehidrasi
mmHg Kejang tapi Nyeri
TD Diastole <60 sadar ringan
mmHg Nyeri Sedang
Nyeri akut (>8)
Perdarahan akut
multiple Fraktur
Suhu >39 C
DISABILITY GCS <9 GCS 9-12 GCS >12 GCS 15 GCS 16
AREA P1 P2 P3
RESPON TIME 1 MENIT 10 MENIT 60 MENIT
Pengkajian Perawat, jam: 02.23 WIB Riwayat Penyakit Dahulu:
Keluhan utama (SAMPLE): TB Kanker Infark
S: Klien mengeluh rasa penuh di perut, nyeri ulu hati, mual muntah dan Miokard
diare PPOK Hepatitis
A: Tidak mempunyai alergi makanan dan obat-obatan Peny.Jantung
M: Klien tidak mengonsumsi obat-obatan DM Hipertensi Stroke
P: Klien tidak memiliki riwayat penyakit Kejang Asma Lain2:
L: Klien mengatakan mengonsumsi makanan yang asam dan pedas
Tidak ada
E: Klien mengatakan nyeri perut sejaka sore hari ditempat kerja, nyeri
Riwayat Pemakaian Alkohol:
dirasakan hilang timbul, tetapi jam 01.30 WIB klien sudah tidak
YA TIDAK Jml/hri: -
bisa menahan sakitnya Riwayat Merokok:
YA TIDAK Jml/hri: 5-6
batang/hari
Riwayat Alergi:
YA TIDAK Jenis Alergi:-
TD: 110/60 mmHg Nadi: 80 x/menit Suhu: 36,0 C TB:160 cm / BB: 56 Kg
GDA: 98 mg/dl SaO2: 98 % Skala Nyeri (0-10): 5 Status Gizi: Baik
Skala Nyeri Untuk Umur > 9 Tahun: Skala Nyeri Untuk Umur < 9 Tahun: NILAI SKALA
NYERI:
0 (Tidak
Nyeri)
1-3
(Ringan)
4-6
(Sedang)
7-10 (Berat)
Pemeriksaan fisik head to toe) (DCAPBTLS): (D=Deformitas, C=Contution, A=Abration, P=Penetration, B=Burns,
T=Tenderness, L=Laceration, S=Swelling)
A. Kepala:
Bentuk kepala normal chepalic, tidak terdapat lesi dan peradangan, kulit kepala bersih dan tidak bau, rambut rapi
dan berwarna putih kehitaman. Rambut terdistribusi merata diseluruh permukaan kulit kepala. Bentuk wajah oval
dan simetris kanan dan kiri.
B. Leher:
Posisi trakea di tengah, tidak terdapat benjolan pada tiroid, suara normal dan jelas, tidak terdapat pembesaran
kelenjar lymphe, tidak terdapat bendungan vena jugularis.
C. Bahu :
Tidak terdapat dislokasi/fraktir, tidak terdapat peradangan dan lesi.
D. Dada:
Eupnea, normal chest, simetris kanan dan kiri, pengembangan dada simetris saat inspirasi dan ekspirasi, retraksi
interkosta dan tidak terdapat peradangan. Frekuensi 28x/menit dengan irama regular. Tidak terdapat nafas cuping
hidung.
E. Perut :
Klien mengatakan rasa penuh di perut, nyeri ulu hati dan rasa mual. Nyeri dirasakan klien timbul saat klien
mengonsumsi makanan yang asam dan pedas, nyeri dirasakan seperti tertikam, tidak menyebar berlangsung sekitar
5 menit hilang timbul. Nyeri dirasakan kapan saja saat klien beraktivitas dan istirahat, ekspresi wajah klien
meringis, klien tampak melindungi epigastrium. Tidak terdapat benjolan atau massa, peristaltik usus 14 kali/menit,
tidak terdapat tanda-tanda asites, tidak terdapat pembesaran hepar dan nyeri tekan. Suara abdomen timpani.
F. Genitalia:
Keluarga mengatakan tidak terdapat masalah.
G. Punggung:
Tidak terdapat dislokasi dan fraktur, tidak terdapat peradangan dan lesi.
H. Panggul:
Tidak terdapat dislokasi dan fraktur, tidak terdapat peradangan dan lesi.
I. Tangan:
Tidak terdapat dislokasi dan fraktur, tidak terdapat peradangan dan lesi. Kuku merah muda dan bersih.
J. Kaki:
Tidak terdapat dislokasi dan fraktur, tidak terdapat peradangan dan lesi.
Penilaian Resiko Jatuh
MORSE FALL SCALE (MFS)/ SKALA JATUH DARI MORSE
NO PENGKAJIAN SKALA NILAI KET.
1. Riwayat jatuh: apakah lansia pernah jatuh dalam 3 Tidak 0
bulan terakhir? 0 -
Ya 25
2. Diagnosa sekunder: apakah lansia memiliki lebih Tidak 0
dari satu penyakit? 0 -
Ya 15
3. Alat Bantu jalan:
- Bed rest/ dibantu perawat 0
- Kruk/ tongkat/ walker 15 0 -
- Berpegangan pada benda-benda di sekitar 30
(kursi, lemari, meja)
4. Terapi Intravena: apakah saat ini lansia terpasang Tidak 0
infus? 0 -
Ya 20
5. Gaya berjalan/ cara berpindah:
- Normal/ bed rest/ immobile (tidak dapat bergerak 0
sendiri) 0 -
- Lemah (tidak bertenaga) 10
- Gangguan/ tidak normal (pincang/ diseret) 20
6. Status Mental
- Lansia menyadari kondisi dirinya 0 0 -
- Lansia mengalami keterbatasan daya ingat 15
Total Nilai 0 -
Keterangan:
Nilai MFS Tindakan
Tingkatan Risiko
Tidak berisiko 0 - 24 Perawatan dasar
Risiko rendah 25 - 50 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh standar
Risiko tinggi ≥ 51 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh risiko tinggi
Pemeriksaan diagnostic jam : 02.29 RENCANA PROSEDUR
tidak ada USG orofaringeal airway terapi nasogastrik
darah lengkap X Ray nasofaringeal airway kateter urin
BUN MRI intubasi ETT kateter vena sentral (CVP)
enzim jantung CT scan terapi oksigen perawatn Ob/Gyn
glukosa lain-lain terapi nebulizer perawatan orthopedic
tes fungsi hati urinalisis CPR terapi trombolitik
gas darah arteri tes kehamilan IV fluid perawatan luka
alcohol dalam darah oksmetri nadi DC shock lain-lain :
HIV serologi EKG
Suhu: 36,2OC
Bila dirujuk/alih rawat, Tanggal: Jam:
SpO2: 99%
GCS: E 4 V 5 M 6
Ttd Perawat
(……………………………)