Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

DISPEPSIA

AUDINA AMALIAH

5020031012

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN SERANG
TAHUN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (DISPEPSIA)

A. Definisi Penyakit
Dispepsia berasal dari bahasa Yunani (Dys) berarti sulit dan Pepse berarti pencernaan.
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak
enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan keluhan
refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam
lambung kini tidak lagi termasuk dispepsia (Mansjoer A edisi III, 2000 hal : 488).

Dyspepsia merupakan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari nyeri ulu hati,
mual, kembung, muntah, rasa penuh, atau cepat kenyang, sendawa (Dharmika, 2001).
Sedangkan menurut Aziz (1997), sindrom dyspepsia merupakan kumpulan gejala yang
sudah dikenal sejak lama, terdiri dari rasa nyeri epigastrium, kembung, rasa penuh, serta
mual-mual.Batasan dispepsia terbagi atas dua yaitu:
a. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya.
Sindroma dyspepsia organik terdapat keluhan yang nyata terhadap organ tubuh
misalnya tukak (luka) lambung, usus dua belas jari, radang pancreas, radang empedu,
dan lain – lain.
b. Dispepsia non organik, atau dispepsia fungsional, atau dispepsia non ulkus (DNU),
bila tidak jelas penyebabnya. . Dyspepsia fungsional tanpa disertai kelainan atau
gangguan struktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi,
endoskopi ( teropong saluran pencernaan).

B. Etiologi
Seringnya, dispepsia disebabkan oleh ulkus lambung atau penyakit acid reflux, asam
lambung terdorong ke atas menuju esofagus (saluran muskulo membranosa yang
membentang dari faring ke dalam lambung). Hal ini menyebabkan nyeri di dada.
Beberapa obat-obatan, seperti obat anti-inflammatory, dapat menyebabkan dispepsia.
Terkadang penyebab dispepsia belum dapat ditemukan. Penyebab dispepsia antara lain:
1. Perubahan pola makan
2. Pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam waktu yang lama
3. Alkohol dan nikotin rokok
4. Stres,kecemasan dan depresi
5. Tumor atau kanker saluran pencernaan
6. Iritasi lambung

C. Manifestasi Klinik
a. Nyeri perut (abdominal discomfort)
b. Rasa perih di ulu hati
c. Mual, kadang-kadang sampai muntah
d. Nafsu makan berkurang
e. Nyeri saat lapar
f. Perut kembung
g. Rasa panas di dada dan perut
h. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)

D. Patofisiologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat seperti
nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan makanan menjadi
kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi
pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat
mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang terjadinya kondisi
asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla oblongata membawa impuls muntah
sehingga intake tidak adekuat baik makanan maupun cairan

E. Pemeriksaan Diagnostik
Berbagai macam penyakit dapat menimbulkan keluhan yang sama, seperti halnya pada
sindrom dispepsia, oleh karena dispepsia hanya merupakan kumpulan gejala dan penyakit
disaluran pencernaan, maka perlu dipastikan penyakitnya. Untuk memastikan
penyakitnya, maka perlu dilakukan beberapa pemeriksaan, selain pengamatan jasmani,
juga perlu diperiksa : laboratorium, radiologis, endoskopi, USG, dan lain-lain.
a. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak ditekankan untuk
menyingkirkan penyebab organik lainnya seperti: pankreatitis kronik, diabets
mellitus, dan lainnya. Pada dispepsia fungsional biasanya hasil laboratorium dalam
batas normal.
b. Radiologis
Pemeriksaan radiologis banyak menunjang dignosis suatu penyakit di saluran makan.
Setidak-tidaknya perlu dilakukan pemeriksaan radiologis terhadap saluran makan
bagian atas, dan sebaiknya menggunakan kontras ganda.
c. Endoskopi (Esofago-Gastro-Duodenoskopi)
Sesuai dengan definisi bahwa pada dispepsia fungsional, gambaran endoskopinya
normal atau sangat tidak spesifik.
d. USG (ultrasonografi)
Merupakan diagnostik yang tidak invasif, akhir-akhir ini makin banyak dimanfaatkan
untuk membantu menentukan diagnostik dari suatu penyakit, apalagi alat ini tidak
menimbulkan efek samping, dapat digunakan setiap saat dan pada kondisi klien yang
beratpun dapat dimanfaatkan
e. Waktu Pengosongan Lambung
Dapat dilakukan dengan scintigafi atau dengan pellet radioopak. Pada dispepsia
fungsional terdapat pengosongan lambung pada 30 – 40 % kasus.

F. Penatalaksanaan Medik
a. Penatalaksanaan non farmakologis
1) Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung
2) Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang peda, obat-obatan yang
berlebihan, nikotin rokok, dan stres
3) Atur pola makan
b. Penatalaksanaan farmakologis yaitu:
Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan terutama dalam
mengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat dimengerti karena pross patofisiologinya
pun masih belum jelas. Dilaporkan bahwa sampai 70 % kasus DF reponsif terhadap
placebo. Obat-obatan yang diberikan meliputi antacid (menetralkan asam lambung),
golongan antikolinergik (menghambat pengeluaran asam lambung) dan prokinetik
(mencegah terjadinya muntah).
G. Pengkajian Keperawatan (Wawancara)
Pengkajian Menurut Tucker (1998), pengkajian pada klien dengan dispepsia adalah
sebagai berikut:
a. Biodata
1) Identitas Pasien : nama, umur, jenis kelamin, suku / bangsa, agama, pekerjaan,
pendidikan, alamat.
2) Identitas penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan,
hubungan dengan pasien, alamat.
b. Keluhan Utama
Nyeri/pedih pada epigastrium disamping atas dan bagian samping dada depan
epigastrium, mual, muntah dan tidak nafsu makan, kembung, rasa kenyang
c. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Sering nyeri pada daerah epigastrium, adanya stress psikologis, riwayat minum
minuman beralkohol
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah anggota keluarga yang lain juga pernah menderita penyakit saluran
pencernaan
e. Pola aktivitas
Pola makan yaitu kebiasaan makan yang tidak teratur, makan makanan yang
merangsang selaput mukosa lambung, berat badan sebelum dan sesudah sakit.
f. Aspek Psikososial
Keadaan emosional, hubungan dengan keluarga, teman, adanya masalah interpersonal
yang bisa menyebabkan stress
g. Aspek Ekonomi
Jenis pekerjaan dan jadwal kerja, jarak tempat kerja dan tempat tinggal, hal-hal dalam
pekerjaan yang mempengaruhi stress psikologis dan pola makan.

H. Pengkajian fisik
a. Keadaan umum: Sakit/nyeri, status gizi, personal hygiene dan lain-lain.
1) Data sistemik
a) Sistem persepsi sensori: pendengaran, penglihatan, pengecap/penghidu,
peraba, dan lain-lain
b) Sistem penglihatan: nyeri tekan, lapang pandang, kesimetrisan mata, alis,
kelopak mata, konjungtiva, sklera, kornea, reflek, pupil, respon cahaya, dan
lain-lain.
c) Sistem pernapasan: frekuensi, batuk, bunyi napas, sumbatan jalan napas, dan
lain-lain.
d) Sistem kardiovaskular: tekanan darah, denyut nadi, bunyi jantung, kekuatan,
pengisian kapiler, edema, dan lain-lain.
e) Sistem saraf pusat: kesadaran, bicara, pupil, orientasi waktu, orientasi tempat,
orientasi orang, dan lain-lain.
f) Sistem gastrointestinal: nafsu makan, diet, porsi makan, keluhan, bibir, mual
dan tenggorokan, kemampuan mengunyah, kemampuan menelan, perut,
kolon dan rektum, rectal toucher, dan lain-lain.
g) Sistem muskuloskeletal: rentang gerak, keseimbangan dan cara jalan,
kemampuan memenuhi aktifitas sehari-hari, genggaman tangan, otot kaki,
akral, fraktur, dan lain-lain.
h) Sistem integumen: warna kulit, turgor, luka, memar, kemerahan, dan lainlain.
i) Sistem reproduksi: infertil, masalah menstruasi, skrotum, testis, prostat,
payudara, dan lain-lain.
j) Sistem perkemihan: urin (warna, jumlah, dan pancaran), BAK, vesika
urinaria
I. Pathway

Perubahan pola makan, pengaruh obat-obatan alcohol, nikotin, rokok,


tumor/kanker saluran pencernaan, stress

Erosi dan ulcerasi Peningkatan produksi Timbulnya tanda dan


Mukosa lambung HCL gejala klinik gangguan
System cerna

Pelepasan mediator kimia Impuls ke fleksus Perubahan status


(bradikinin, histamine, meissner ke nervus kesehatan
Prostaglandin) vagus

Nosiseptor Merangsang medulla Kurang informasi


oblongata

Thalamus Impuls ke refleksus Defisit pengetahuan


miesenterikus pada
dinding lambung

Saraf afferent Anoreksia, mual Stresor

Nyeri akut Intake kurang Muntah Ansietas

Defisit nutrisi Risiko ketidak


seimbangan elektrolit
J. Analisa Data

No Data Analisa Data Diagnosa


Keperawatan
1 Gejala dan tanda Mayor : Erosi dan ulcerasi D.0077 Nyeri Akut
Ds : mukosa lambung
- Mengeluh nyeri
Do :
- Tampak meringis pelepasan mediator kimia
- Bersikap protektif (bradikinin, histamine,
- Gelisah prostaglandin)
- Frek. Nadi meningkat
- Sulit tidur Nosiceptor

Gejala dan Tanda Minor


Ds : Thalamus

Do :
- Tekanan darah meningkat Saraf afferent
- Pola napas berubah
- Nafsu makan berubah
- Proses berfikir terganggu Nyeri akut
- Menarik diri
- Berfokus pada diri sendiri
- Diaforesis
2 Gejala dan Tanda Mayor Perubahan pola makan, pengaruh D.0019 Defisit
Ds : obat-obatan, alcohol, nikotin, Nutrisi
Do : rokok, tumor/ kangker, saluran
- Berat badan menurun pencernaan, stress
minimal 10% di bawah
rentan ideal
peningkatan produksi HCL
Gejala dan Tanda Minor
Ds :
- Cepat kenyang setelah makan Implus ke fleksus meissner ke
- Kram/ nyeri abdomen nervus vagus
- Nafsu makan menurun
Do :
- Bising usus hiperaktif Merangsag medulla oblongata
- Otot pengunyah lemah
- Otot menelan lemah
- Membrane mukosa pucat Implus ke refluks miesentrikus
- Sariawan pada dinding lambung
- Serum albumin turun
- Rambut rontok berlebihan
- Diare Anoreksia mual

Intake kurang
Defisit nutrisi

3 Faktor resiko Perubahan pola makan, pengaruh D. 0037 Risiko


- Ketidak seimbangan cairan obat-obatan, alcohol, nikotin, ketidakseimbangan
- Kelebihan volume cairan rokok, tumor/ kangker, saluran Elektrolit
- Gangguan mekanisme pencernaan, stress
regulasi
- Efek samping prosedur
- Diare peningkatan produksi HCL
- Mutah
- Disfungsi ginjal
- Disfungsi regulasi endokrin Implus ke fleksus meissner ke
nervus vagus

Merangsag medulla oblongata

Implus ke refluks miesentrikus


pada dinding lambung

Anoreksia mual

Muntah

Risiko ketidakseimbangan
Elektrolit

4 Gejala dan Tanda Mayor Perubahan pola makan, pengaruh D.0110 Defisit
Ds : obat-obatan, alcohol, nikotin, Pengetahuan
- Menanyakan masalah yang rokok, tumor/ kanker, saluran
dihadapi pencernaan, stress

Do :
- Menunjukkan perilaku tidak Peningkatan produksi
sesuai anjuran HCL
- Menunjukkan persepsi yang
keliru terhadap masalah Timbulnya tanda dan gejala
klinik gangguan system cerna
Gejala dan Tanda Minor
Ds :
Perubahan status kesehatan
Do :
- Menjalani pemeriksaan yang
tidak tepat Kurang informasi
- Menunjukkan perilaku
berlebihan (mis. Apatis,
bermusuhan, agitasi, histeria)
Defisit Pengetahuan

5 Gejala dan Tanda Mayor Perubahan pola makan, pengaruh D. 0080 Ansietas
Ds : obat-obatan, alcohol, nikotin,
- Merasa bingung rokok, tumor/ kanker, saluran
- Merasa khawatir dengan pencernaan, stress
akibat dari kondisi yang di
hadapi
- Sulit berkonsentrasi Peningkatan produksi
HCL
Do :
- Tampak gelisah Timbulnya tanda dan gejala
- Tampak tegang klinik gangguan system cerna
- Sulit tidur

Gejala dan Tanda Minor Perubahan status kesehatan


Ds :
- Mengeluh pusing
- Anoreksia Kurang informasi
- Palpitasi
- Merasa tidak berdaya
Defisit pegetahuan
Do :
- Frekuensi napas meningkat
- Frekuensi nadi meningkat Stresor
- Tekanan darah meningkat
- Diaphoresis
- Tremor Ansietas
- Muka tampak pucat
- Suara bergetar
- Kontak mata buruk
- Sering berkemih
- Beriorintasi pada masa lalu
K. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d Mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap
protektif, gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur, tekanan darah meningkat, pola napas
berubah, nafsu makan berubah, proses berfikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri
sendiri, diaforesis.
b. Defisit nutrisi kurang dari kebutuhan b.d faktor psikologis (keengganan untuk makan) d.d
Berat badan menurun minimal 10% di bawah rentan ideal, cepat kenyang setelah makan,
kram/ nyeri abdomen, nafsu makan menurun, bising usus hiperaktif, otot pengunyah lemah,
otot menelan lemah, membrane mukosa pucat, sariawan, serum albumin turun, rambut rontok
berlebihan, diare.
c. Resiko ketidakseimbangan elektrolit d.d Faktor resiko : Ketidak seimbangan cairan,
kelebihan volume cairan, gangguan mekanisme regulasi, efek samping prosedur, diare,
mutah, disfungsi ginjal, disfungsi regulasi endokrin.
d. Defisit pengetahuan b.d ketidaktahuan menemukan sumber informasi d.d Menanyakan
masalah yang dihadapi, menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran, menunjukkan persepsi
yang keliru terhadap masalah, menjalani pemeriksaan yang tidak tepat, menunjukkan perilaku
berlebihan (mis. Apatis, bermusuhan, agitasi, histeria)
e. Ansietas b.d kurang terpapar informasi d.d Merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat
dari kondisi yang di hadapi, sulit berkonsentrasi, tampak gelisah, tampak tegang, sulit tidur,
mengeluh pusing, anoreksia, palpitasi, merasa tidak berdaya, frekuensi napas meningkat,
frekuensi nadi meningkat, tekanan darah meningkat, diaphoresis, tremor, muka tampak pucat,
suara bergetar, kontak mata buruk, sering berkemih, beriorintasi pada masa lalu.
L. Renacana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Kriteria INTERVENSI AKTIVITAS


Hasil/ Tujuan (SIKI) (SLKI)
(SLKI)
1 D.0077 Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajeman Nyeri Observasi :
pencedera fisiologis ditandai selama 3x24 jam maka L.08066 - Identifikasi lokasi, karakteristik,
dengan : Tingkat Nyeri menurun dengan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
Gejala dan tanda Mayor : kriteria hasil : nyeri.
Ds : - Kemampuan menuntaskan aktivitas - Identifikasi skala nyeri
- Mengeluh nyeri meningkat - Identifikasi respons nyeri non verbal
Do : - Keluhan nyeri menurun - Identifikasi faktor yang
- Tampak meringis - Meringis menurun memperberat dan memperingan
- Bersikap protektif - Sikap protektif menurun nyeri
- Gelisah - Gelisah menurun - Identifikasi pengetahuan dan
- Frek. Nadi meningkat - Kesulitan tidur menurun keyakian tentang nyeri
- Sulit tidur - Menarik diri menurun - Identifikasi pengaruh budaya
- Berfokus pada diri sendiri menurun terhadap respon nyeri
Gejala dan Tanda Minor - Diaforesis menurun - Identifikasi pengaruh nyeri pada
Ds : - Frekuensi nadi membaik kualitas hidup
Do : - Pola napas membaik - Monitor keberhasilan terapi
- Tekanan darah meningkat - Tekanan darah membaik komplementer yang sudah diberikan
- Pola napas berubah - Proses berfikir membaik - Monitor efek samping penggunaan
- Nafsu makan berubah - Nafsu makan membaik antibiotic
- Proses berfikir terganggu - Pola tidur membaik
- Menarik diri Terapeutik :
- Berfokus pada diri sendiri - Berikan teknik nonfarmakologis
- Diaforesis untuk mengurangi rasa nyeri
- Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
- Fasiilitas istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri

Edukasi :
- Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
- Anjurkan menggunakan analgesic
secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologi untu
mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu

2 D.0019 Defisit nutrisi kurang Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen Observasi :
Nutrisi
dari kebutuhan b.d faktor selama 2x24 jam maka L.03030 Status - Identifikasi status nutrisi
psikologis (keengganan untuk nutrisi membaik dengan kriteria hasil : - Identifikasi alergi dan intoleransi
makan) ditandai dengan : - Porsi makanan yang dihabiskan makanan
Gejala dan Tanda Mayor meningkat - Identifikasi makanan yang disukai
Ds : - Kekuatan otot mengunyah - Identifikasi kebutuhan kalori dan
Do : meningkat jenis nutrient
- Berat badan menurun - Kekuatan otot menelan meningkat - Identifikasi perlunya penggunaan
minimal 10% di bawah - Serum albumin meningkat selang nasogastric
rentan ideal - Verballisasi keinginan untuk - Monitor asupan makanan
mrningkatkan nutrisi meningkat - Monitor berat badan
Gejala dan Tanda Minor - Pengetahuan tentang pilihan - Monitor hasil pmeriksaan
Ds : makanan yang sehat meningkat laboratorium
- Cepat kenyang setelah - Pengetahuan tentang standar
makan asepan nutrisi yang tepat menigkat Terapeutik :
- Kram/ nyeri abdomen - Penyiapan dan menyiakan - Lakukan oral hygiene sebelum
- Nafsu makan menurun minuman yang aman meningkat makan, jika perlu
Do : - Sikap terhadap makanan/minuman - Fasilitasi menentukan pedoman diet
- Bising usus hiperaktif sesuai dengan tujuan kesehatan - Sajikan makanan yang menarik dan
- Otot pengunyah lemah - Perasaan cepat kenyang menurun suhu yang sesuai
- Otot menelan lemah - Nyeri abdomen menurun - Berikan makanan tiggi serat untuk
- Membrane mukosa pucat - Sariawan menurun mencegah konstipasi
- Sariawan - IMT membaik - Berikan makanan tinggi kalori dan
- Serum albumin turun - Frekwensi makan membaik tinggi protein
- Rambut rontok berlebihan - Nafsu makan membaik - Berikan suplemen makanan
- Diare - Bising usus membaik - Hentikan pemberian makan melalui
selang nasogastric jika asupan oral
dapat di toleransi

Edukasi :
- Anjurkan posisi duduk
- Ajarkan diet yang diprogramkan

Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan

3 D. 0037 Risiko ketidak Setelah dilakukan asuhan keperawatan Pemantauan Observasi :


Elektrolit
seimbangan elektrolit dibuktikan selama 2x24 jam maka L.03021 - Identifikasi kemungkinan penyebab
dengan : Keseimbangan elektrolit meningkat ketidakseimbangann elektrolit
Faktor risiko dengan kriteria hasil : - Monitor kadar elektrolit serum
- Ketidak seimbangan cairan - Serum natrium membaik - Monitor mual, mutah dan diare
- Kelebihan volume cairan - Serum kalium mebaik - Monitor kehilangan cairan
- Gangguan mekanisme - Serum klorida membaik - Monitor tanda dan gejala
regulasi - Serum kalsium membaik hypokalemia
- Efek samping prosedur - Serum magresium membaik - Monitor tanda dan gejala
- Diare - Serum forfor membaik hyperkalemia
- Mutah - Monitor tanda dan gejala
- Disfungsi ginjal - hiponatremia
- Disfungsi regulasi endokrin - Monitor tanda dan gejala
hipermatremia
- Monitor tanda dan gejala
hipokalsemia
- Monitor tanda dan gejala
hiperkalasemia
- Monitor tanda dan gejala
hipomagnesemia

Terapeutik :
- Atur interval waktu prmantauan
sesuai dengan kondisi pasien
- Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi :
- Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil pemantauan
4 D.0110 Defisit pengetahuan b.d Setelah dilakukan asuhan keperawatan Edukasi Observasi :
Kesehatan
ketidaktauan menemukan selama 1x24 jam maka L.12111 - Identifikasi inisiatif dan tujuan
sumber informasi ditandai Tingkat Pengetahuan meningkat terhadap kesehatan
dengan : dengan kriteria hasil : Terapeutik :
Gejala dan Tanda Mayor - Perilaku sesuai anjuran meningkat - Fasilitasi pemenuhan kebutuhan
Ds : - Kemampuan menjelaskan kesehatan
- Menanyakan masalah yang pengetahuan tentang suatu topik - Libatkan keluarga/teman dalam
dihadapi meningkat pemenuhan kebutuhan kesehatan
Do : - Perilaku sesuai dengan Edukasi :
- Menunjukkan perilaku tidak pengetahuan meningkat - Informasikan tentang kebijakan
sesuai anjuran - Pertanyaan tentang masalah yang pelayanan kesehatan
- Menunjukkan persepsi yang dihadapi menurun - Informasikan sistem pemberian
keliru terhadap masalah - Persepsi yang keliru terhadap pelayanan kesehatan yang dapat
masalah diberikan dalam upaya promotif,
Gejala dan Tanda Minor - preventif, kuratif, dan rehabilitatif
Ds : yang dikembangkan sesuai
Do : kebutuhan
- Menjalani pemeriksaan - Informasikan sumber daya
yang tidak tepat kesehatan yang dapat digunakan
- Menunjukkan perilaku -
berlebihan (mis. Apatis,
bermusuhan, agitasi,
histeria)
5 D. 0080 Ansietas b.d kurang Setelah dilakukan asuhan keperawatan Reduksi Ansietas Observasi :
terpapar informasi ditandai selama 2x24 jam maka L.09093 - Identifikasi saat tingkat ansietas
dengan : Tingkat Ansietas menurun dengan berubah
Gejala dan Tanda Mayor kriteria hasil : - Identifikasi kemampuan mengetahui
Ds : - Verbalisasi kebingungan menurun keputusan
- Merasa bingung - Verbalisasi khawatir akibat kondisi - Monitor tanda-tanda ansietas
- Merasa khawatir dengan yang dihadapi menurun
Terapeutik :
akibat dari kondisi yang di - Perilaku gelisah menurun
- Ciptakan suasana terapeutik untuk
hadapi - Perilaku tegang menurun
menumbuhkan kepercayaan
- Sulit berkonsentrasi - Keluhan pusing menurun
- Temani pasien untuk mengurangi
Do : - Anoreksia menurun
kecemasan
- Tampak gelisah - Palpitasi menurun
- Pahami situasi yang membuatnya
- Tampak tegang - Frekuensi pernapasan menurun
ansietas
- Sulit tidur - Frekuensi nadi menurun
- Dengarkan dengan penuh perhatian
- Tekanan darah menurun
- Gunakan pendekatan yang tenang
Gejala dan Tanda Minor - Diaphoresis menurun
dan meyakinkan
Ds : - Tremor menurun
- Tempatkan barang pribadi yang
- Mengeluh pusing - Pucar menurun
memberinya kenyamanan
- Anoreksia - Konsentrasi membaik
- Palpitasi - Pola tidur membaik - Motivasi mengidentifikasi situasi
- Merasa tidak berdaya - Perasaan keberdayaan membaik yang memicu kecemasan
Do : - Kontak mata membaik - Diskusikan perencanaan realistis
- Frekuensi napas meningkat - Pola berkemih membaik tentang peristiwa yang akan datang
- Frekuensi nadi meningkat - Orientasi membaik
Edukasi :
- Tekanan darah meningkat -
- Jelaskan prosedur, termasuk sensasi
- Diaphoresis
yang mungkin dialami
- Tremor
- Informasikan secara factual
- Muka tampak pucat
mengenai diagnosis, pengobatan
- Suara bergetar
dan prognosis
- Kontak mata buruk
- Anjurkan keluarga untuk tetap
- Sering berkemih
bersama pasien
- Beriorintasi pada masa lalu
- Anjurkan melakukan kegiatan yang
tidak kompetitif
- Anjurkan menggunakan perasaan
dan persepsi
- Latihan kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
- Latihan penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepaat
- Latihan teknik relaksasi
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian obat ansietas
-
DAFTAR PUSTAKA

Arif, Mansjoer, dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke-3. FKUI. Jakarta : Medica
Aesculpalus.

Azis, S. (1997). Manajeman Program Keluarga Berencana. Media Litbangkes. Vol.VII no. 03 & 04.
17-21.

Dharmika, Djojoningrat. (2001). Pendekatan Klinis Penyakit Gastrointestinal. Dalam : Slamet


suyono, editors : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi ketiga. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI. Halaman 89-93.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). STANDAR DIAGNOSA KEPERAWATAN INDONESIA (SDKI).
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA (SIKI).
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA (SLKI).
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tucker, S.M, et al. (1998). Standar Keperawatan Pasien : Proses Keperawatan Diagnosa dan
Evaluasi. Ed 3. Jakarta : ECG.

Anda mungkin juga menyukai