Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN

(DISPEPSIA) DI RUANG CEMPAKA RUMAH SAKIT TK. II 03.05.01


DUSTIRA CIMAHI

OLEH :
ANGGIA NUR AMALIA
2250321080

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
Rumah Sakit Tanggal : Nilai Tanggal : Nilai Rata-rata

Paraf CI Paraf Dosen

2022
1. Definisi Dispepsia
Dispepsia merupakan istilah yang digambarkan sebagai suatu kumpulan gejala
atau sindrom yang meliputi nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hati, kembung, mual,
muntah, sendawa, terasa cepat kenyang, perut terasa penuh atau begah. Hal ini akan
mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan proses metabolisme yang mengacu
pada semua reaksi biokimia tubuh termasuk kebutuhan akan nutrisi (Ristianingsih,
2017).
Dispepsia merupakan gejala keganasan saluran cerna bagian atas. Pada pasien
dewasa muda, penyebab tersering dari dyspepsia adalah refluks gastroesofagus dan
gastritis. Reaksi ini menimbulkan gangguan ketidakseimbangan metabolisme dan
seringkali menyerang individu usia produktif, yakni usia 30-50 tahun (Ida, 2016)
2. Etiologi Dispepsia
Menurut Fithriyana (2018) Dispepsia disebabkan karena makan yang tidak
teratur sehingga memicu timbulnya masalah lambung dan pencernaannya menjadi
terganggu. Ketidakteraturan ini berhubungan dengan waktu makan, seperti berada
dalam kondisi terlalu lapar namun kadang-kadang terlalu kenyang. Selain itu kondisi
faktor lainnya yang memicu produksi asam lambung berlebihan, diantaranya beberapa
zat kimia, seperti alkohol, umumnya obat penahan nyeri, asam cuka, makanan dan
minuman yang bersifat asam, makanan yang pedas serta bumbu yang merangsang.
3. Gejala Dispepsia
Adanya gas diperut, rasa penuh setelah makan, perut menonjol, cepat kenyang,
mual, tidak nafsu makan dan perut terasa panas, nyeri ulu hati dan dada atau
regurgitas asam lambung kemulut. Gejala dyspepsia akut dan kronik berdasarkan
jangka waktu tiga bulan meliputi : rasa sakit dan tidak enak di ulu hati, perih, mual,
berlansung lama dan sering kambuh dan disertai dengan ansietas dan depresi
(Purnamasari, 2017)
4. Klasifikasi Dyspepsia
a. Dyspepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organic sebagai
penyebabnya. Sindrom dyspepsia organic terdapat kelainan yang nyata terhadap
organ tubuh misalnya tukak (ulkuspeptikum), gastritis, stomach cancer,
hyperacidity.

2
b. Dyspepsia non organik (DNU), atau dyspepsia fungsional, bila tidak jelas
penyebabnya. Dyspepsia fungsional tanpa disertai kelainan atau gangguan struktur
organ berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, danendoskopi (Ida,
2016)
5. Patofisiologi
Faktor penyebab dari dispepsia antara lain adalah stress, pola hidup seperti
minum kopi, konsumsi alcohol, dan merokok menjadi pemicu terjadinya rasa tidak
nyaman pada perut. Hal tersebut dikarenakan adanya peningkatan asam lambung
(HCL) yang mengiritasi mukosa lambung. Sekresi asam lambung kasus dyspepsia
fungsional umumnya mempunyai tingkat sekresi asam lambung, baik sekresi basal
maupundengan stimulasi pentagastrin, yang rata-rata normal. Diduga terdapat
peningkatan sensitivitas mukosa lambung terhadap asam yang menimbulkan rasa
tidak enak di perut. Peningkatan sensitivitas mukosa lambung dapat terjadi akibat pola
makan tidak teratur. Pola makan yang tidak teratur akan membuat lambung sulit
untuk beradaptasidalam pengeluaran sekresi asam lambung. Jika hal ini berlangsung
dalam waktu yang lama, produksi asam lambung akan berlebih sehingga dapat
mengiritasi dinding mukosa pada lambung (Rani, et al. 2011). Adanya peningkatan
asam lambung dapat menyebabkan respon mual muntah sehingga menyebabkan
defisit nutrisi dan resiko ketidakseimbangan tubuh. Peningkatan asam lambung (HCL)
yang mengiritasi mukosa lambung memicu nyeri epigastrik sehingga terjadi nyeri
akut. Nyeri akut menyebabkan adanya perubahan kesehatan yang mengakibatkan
pasien cemas karena kurang pengetahuan tentang respon tubuh terhadap penyakit.

3
6. Pathway Dispepsia

Dispepsia

Struktural (Organik) Fungsional (Nonorganik)

Ulkuspeptikum, gastritis, stomach Dispepsia Non Ulkus (DNU), bila


cancer, gastroesophageal tidak jelas penyebabnya
refluxdisease, hyperacidity

Stress Kopi, rokok,alkohol

Perangsang saraf parasipatis Respon mukosa lambung

c
Peningkatan produksi HCL lambung
Vasodilatasi mukosa gaster Pengelupasan

Mual Ansietas
HCL kontak dengan mukosa
Muntah

Nyeri epigastrik b.d Perubahan


Neusea kesehatan
mukosa lambung

Nyeri akut Defisit pengetahuan

7. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium, biasanya meliputi hitung jenis sel darah yang lengkap
dan pemerisaan darah dalam tinja, dan urine, jika ditemukan leukosit tidak normal
berarti tanda-tanda infeksi. Seorang yang diduga menderita dyspepsia ulkus
sebaiknya diperiksa derajat keasaman lambung.

4
b. Endoskopi dapat digunakan untuk mendapatkan contoh jaringan dari lapisan
lambung melalui tindakan biopsi.

8. Penatalaksanaan Dispepsia
Penatalaksanaan non farmakologis dengan Mengatur posisi pasien,
Hipnoterapi, Terapi relaksasi. penatalaksanaan farmakologis dyspepsia dengan
antasida (untuk mengurangi nyeri), obat yang termasuk golongan ini adalah simetidin,
ranitidin, dan famotidine. Pemasangan cairan pariental, pemasangan naso gastrik tube
(NGT) jika diperlukan (Amelia,2018).
9. Pengkajian keperawatan
a. Identitas
Identitas klien dan identitas penanggung jawab klien ditulis lengkap seperti nama,
usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat dan hubungan
penanggung jawab dengan klien
b. Keluhan utama
Nyeri pada epigastrium disamping atas dan bagian samping dada depan
epigastrium, mual, muntah, tidak nafsu makan, kembung, rasa kenyang.
c. Riwayat kesehatan masa lalu
Sering nyeri pada daerah epigastrium, adanya stress psikologis, riwayat minum
alcohol
d. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah keluarga yang lain yang juga menderita penytakit saluran pencernaan
e. Pola aktivitas
Pola makan yang tidak teratur, makan makanan yang merangsang selaput mukosa
lambung.
f. Aspek Psikososial
Keadaan emosional, hubungan dengan keluarga, teman, adanya masalah
interpersonal yang menyebabkan stress
g. Aspek Ekonomi
Jenis pekerjaan dan jadwal kerja, jarak tempat kerja dan hal-hal dalam pekerjaan
yang mempengarui stress
h. Pengkajian Fisik
5
1). Keadaan umum : sakit atau nyeri
2). Data sistemik
a). sistem persepsi sensori : pendengaran,penglihatan, pengecap, peraba dan
lain-lain
b). sistem penglihatan : nyeri tekan, lapang pandang, kesimetrisan mata,alis,
kelopak mata, pupil,sclera dan lain-lain.
c). sistem pernapasan : frekuensi, batuk, bunyi nafas, sumbatan jalan nafas.
d). system kardiovaskular : tekanan darah, denyut nadi, bunyi jantung, edema.
e). system syaraf pusat : kesadaran, bicara, pupil, orientasi.
f). system gastrointestinal : nafsu makan, diet, porsi mkan, keluhan, mual,
kemampuan menelan mengunyah, kolon dan rectum.
g). system integumen : warna kulit,turgor, luka memar, kemerahan.
h). system perkemihan : urine (warna, jumlah, dan pancaran), BAK, vesika
urinaria

10. Diagnosa keperawatan


a. Nyeri akut berhubungan agen pencedera fisiologis (inflamasi mukosa lambung)
b. Nausea berhubungan dengan mual, muntah dan nafsu makan menurun
c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kondisi perubahan kesehatan pasien
11. Intervensi Keperawatan

No DX Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan
1. Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri (I.08238) 1. Untuk
asuhan Observasi: mengetahui
keperawatan 2x24 1. Identifikasi lokasi, lokasi, durasi,
jam masalah nyeri karakteristik, durasi, dan intensitas
akut membak frekuensi, kualitas, nyeri
dengan kriteri hasil intensitas nyeri 2. Untuk
: 2. Identifikasi skala mengetahui
1. Keluhan nyeri skala nyeri
nyeri 3. Identifikasi respon 3. Untuk
menurun nyeri mengetahui
2. Meringis 4. Identifikasi faktor respon pasien
menurun yang memperberat terhadap nyeri
3. Gelisah dan memperingan 4. Untuk
menurun nyeri mengetahui
4. Mual 5. Monitor efek samping faktor yang

6
muntah penggunaan analgetik memperberat
menurun Terapeutik : dan
1. Berikan teknik memperingan
nonfarmakologis nyeri pasien
untuk mengurangi 5. Untuk
nyeri mengetahui
2. kontrol lingkugan efek samping
yang menperberat dari analgetik
nyeri
3. fasilitasi istirahat tidur
Edukasi :
1. jelaskan penyebab
periode yang memicu
nyeri
2. jelaskan strategi yang
merdakan nyeri
3. ajarkan teknik non
farmakologi untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi :
1. kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Nausea Setelah dilakukan Manajemen mual (I.03117) 1. Untuk
asuhan Observasi: mengetahui
keperawatan 2x24 1. Monitor mual mual atau tidak
jam masalah defisit 2. Monitor asupan 2. Untuk
nutrisi dapat nutrisi & kalori mengetahui
teratasi dengan Terapeutik: intake/output
kriteria hasil : 1. Berikan makanan nutrisi & kalori
1. Nafsu dalam jumlah kecil 3. Untuk
makan Edukasi: memudahkan
membaik 1. Anjurkan istirahat dan klien mencerna
2. Frekuensi tidur yang cukup makanan
makan 2. Anjurkan makan 4. Untuk
membaik tinggi karbohidrat & meningkatkan
3. Perasaan rendah lemak kualitas
cepat Kolaborasi : istirahat
kenyang 1. Kolaborasi pemberian 5. Untuk
menurun medikasi sebelum mengetahui
makan (mis. kebutuhan
Antiemetik), jika nutrisi
perlu seimbang
6. Mengatasi rasa
mual & muntah
Manajemen muntah klien
(1.03118):
Observasi: 1. Mengetahui
1. Identifikasi karakteristik
karakteristik muntah muntah
7
2. Monitor 2. Mengetahui
keseimbangan cairan keseibangan
& elektrolit cairan pada
Terapeutik: klien
1. Atur posisi untuk 3. Untuk
mencegah aspirasi kenyamanan
2. Brsihkan mulut dan klien
hidung 4. Untuk
Edukasi: kebersihan
1. Anjurkan mulut klien
memperbanyak 5. Untuk
istirahat membantu
klien
merasa
nyaman dan
cukup segar
3. Defisit Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan (I.12383) 1. Untuk
pengetahuan asuhan Observasi: mengetahui
keperawatan 2x24 1. Identifikasi kesiapan kesiapan pasien
jam masalah defisit dan kemampuan dalam menerima
pengetahuan dapat menerima informasi informasi
teratasi dengan 2. Identifikasi faktor- 2. Untuk
kriteria hasil : faktor yang dapat menegetahui
1. Persepsi meningkatkan dan faktor yang
yang keliru menurunkan motivasi dapat
terhadap perilaku hidup bersih meningkatkan
masalah dan sehat dan menurunkan
menurun Terapeutik : motivasi hidup
1. Sediakan materi dan bersih
media penkes
2. Jadwalkan penkes
sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi :
1. Anjurkan perilaku
hidup bersih dan sehat
2. Jelaskan faktor resiko
yang dapat
mempengaruhi
kesehatan

12. Daftar Pustaka

Amelia, K. (2018). Keperawatan Gawat darurat dan bencana Sheehy. Jakarta:


ELSEVIER.
Ida, M. (2016). Asuhan keperawatan pada pasien dengan ganguan sistem
pencernaan. Jakarta: Pustaka Baru Press.
8
Purnamasari, L. (2017). Faktor risiko, klasifikasi, dan terapi sindrom
dispepsia.870.
PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan indikator
diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tidakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai