Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIK KLINIK

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

Dosen Pembimbing : Ns. Tsania Ayu Zaharany, S.Kep., M.Kep


Untuk memenuhi dan menyelesaikan Tugas Praktik Klinik Keperawatan
Medikal Bedah I

Penyusun:

Selly Sylviah 1440126018

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


POLITEKNIK KARYA HUSADA
2022/2023
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................I

DAFTAR ISI.............................................................................................II

KONSEP PENYAKIT............................................................................III

Definisi….......................................................................................3

Etiologi….......................................................................................4

Patofisiologi...................................................................................5

Pathway.........................................................................................5

Klasifikasi.....................................................................................6

Manifestasi klinis..........................................................................7

Pemeriksaan penunjang................................................................7

Penatalaksanaan............................................................................8

Komplikasi....................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................10

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS..........................11

Pengkajian....................................................................................11

Diagnose keperawatan.................................................................13

Intervensi keperawatan...............................................................16

Implementasi keperawatan..........................................................22

Evaluasi keperawatan..................................................................22

DAFTAR PUSTAKA............................................................................23
KONSEP PENYAKIT DISPEPSIA

A. Definisi
Dispepsia merupakan istilah yang digambarkan sebagai suatu kumpulan gejala
atau sindrom yang meliputi nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hati, kembung,
mual, muntah, sendawa, terasa cepat kenyang, perut terasa penuh atau begah.
Hal ini akan mengakibatkan terjadinya ketidak seimbangan proses metabolisme
yang mengacu pada semua reaksi biokimia tubuh termasuk kebutuhan akan
nutrisi (Ristianingsih,R 2017).
Dispepsia merupakan istilah yang digunakan untuk suatu sindrom atau
kumpulan gejala/keluhan yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu
hati, kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, perut rasa
penuh/begah (Putri dkk, 2016).
B. Etiologi
Dispepsia dapat disebabkan oleh berbagai penyakit baik yang bersifat organik
(struktual) dan fungsional. Penyakityang bersifat organik antara lain karena
terjadinya gangguan di saluran pencernaan atau disekitar saluran cerna, seperti
pankreas, kandung empedu dan lain-lain. Sedangkan penyakit yang bersifat
fungsional dapat dipicu karena factor psikologis dan factor intoleran terhadap
obat-obatan dan jenis makanan tertentu (Purnamasari,L. 2017). Etilogi dispepsia
antara lain adalah:
1. Agen pencedera fisiologis(inflamasi, Iskemia, Neoplasma)
2. Agen pencedera kimiawi (terbakar, bahan kimia iritan
3. Agen pencedera misal (trauma, latihan fisik berlebihan)
4. Idiopatik/dispepsia fungsional
5. Ulkuspeptikum
6. Gastroesophageal refluxdisease (GERD)
7. Kanker lambung
8. Gastroparesis
9. Infeksi Helicobacter pylori
10. Pankreastitis kronis
11. Penyakit kandung empedu
12. Parasite usus
13. Iskemia usus
14.Kanker pancreas atau tumor abdomen
C. Patofisiologi
Dispepsi terbagi menjadi dua kelompok yaitu dyspepsia sturktural (organic) dan
dyspepsia fungsional (nonorganic). Disepsia organic terdapat kelainan yang
nyata terhadap organ tubuh misalnya tukak (ulkuspeptikum), gastritis, stomach
cancer, gastroesophageal refluxdisease, hyperacidity. Dispepsia nonorganic
merupkan Dispepsia Non Ulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya.Faktor
penyebab dari dyspepsia antara lain adalah stress,pola hidup seperti minum
kopi,konsumsi alcohol dan merokok menjadi faktor pemicu terjadinya rasa tidak
nyaman pada perut. Hal tersebut dikarenakan adaya peningkatan asam lambung
(HCL) yang mengiritasi mukosa lambung. Sekresi asam lambung Kasus
dispepsia fungsional umumnya mempunyai tingkat sekresi asam lambung, baik
sekresi basal maupun dengan stimulasi pentagastrin, yang rata-rata normal.
Diduga terdapat peningkatan sensitivitas mukosa lambung terhadap asam yang
menimbulkan rasa tidak enak di perut . Peningkatan sensitivitas imukosa
lambung dapat terjadi akibat polai makan yang tidak teratur. Pola makan yang
tidak teratur akan membuat lambung sulit untuk iberadaptasi dalam pengeluaran
sekresi asam lambung. Jika hal ini berlangsung dalam waktu yang lama,
produksi asam lambung akan berlebihan sehingga dapat mengiritasi dinding
mukosa pada Adanya peningkatan asam lambung dapat menyebabkan respon
mual dan muntah sehingga menyebabkan deficit nutrisi dan risiko ketidak
seimbangan cairan pada tubuh. Peningkatan asam lambung (HCL) yang
mengiritasi mukosa lambung memicu nyeri epigastric sehingga terjadi nyeri
akut. Nyeri akut menyebabkan adanya perubahan kesehatan yang
mengakibatkan pasien cemas karena kurang pengetahuan tentang respon tubuh
terhadap penyakit. (Riani. 2018).
D. Pathway
Sumber: (Ida,M. 2018)

Dispepsia

Dispepsia Organik Dispepsia Fungsional

Stres Kopi & Alkohol

Respon mukosa lambung


Perangsangan saraf
Simpatis NV (Nervus Vagus)

Vasodilatasi mukosa gaster Eksfeliasi


(Pengelupasan)
Produksi HCL
di lambung HCL kontak dengan
mukosa gaster Ansietas

Mual
Nyeri Perubahan pada kesehatan
Rs.Nausea Akut
Muntah
Defisit pengetahuan

Nyeri epigastrium bisa


Defisit Nutrisi disebabkan oleh iritasi pada
mukosa lambung

E. Klasifikasi
Klasifikasi dari mayordispepsia terbagi atas dua kelompok yaitu:
1. Dispepsia Organik, bila telah diketahui adanya kelainan organic sebagai
penyebabnya. Sindrom dyspepsia organic terdapat kelainan yang nyata
terhadap organ tubuh misalnya tukak (ulkuspeptikum), gastritis, stomach
cancer, gastroesophageal refluxdisease, hyperacidity.
2. Dispepsia Non Organik (DNU), atau dyspepsia fungsional, atau Dispepsia
Non Ulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya. Dispepsia fungsional tanpa
disertai kelainan atau gangguan struktur organ berdasarkan pemeriksaan
klinis, laboratorium, radiologi, danendoskopi (Ida,M. 2018).
F. Manifestasi Klinis
Adanya gas diperut, rasa penuh setelah makan, perut menonjol, cepat kenyang,
mual, tidak ada nafsu makan dan perut terasa panas. Rasa penuh, cepat keyang,
kembung setalah makan, mual muntah, sering bersendawa, tidak nafsu makan,
nyeri uluh hati dan dada atau regurgitas asam lambung kemulut. Gejala dispepsia
akut dan kronis berdasarkan jangka waktu tiga bulan meliput: rasa sakit dan
tidak enak di ulu hati, perih, mual, berlangsung lama dan sering kambuh dan
disertai dengan ansietas dan depresi (Purnamasari,L 2017). Indikasi endoskopi
bila ada gejala atau tanda alarm seperti gejala dispepsia yang baru muncul pada
usia lebih dari 55 tahun, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya, anoreksia, muntah persisten, disfagia progresif, odinofagia,
perdarahan, anemia, ikterus,massa abdomen, pembesaran kelenjar limfe, riwayat
keluarga dengan kanker saluran cerna atas, ulkus peptikum, pembedahan
lambung, dan keganasan (Black, C. J., Houghton, L. A., & Ford, A. C. (2018).
Gejala dispepsia antara lain sebagai berikut (Rahmayanti N. 2016). Epigastric
pain merupakan sensasi yang tidak menyenangkan; beberapa pasieni merasa
terjadi kerusakan jaringan.
1. Post prandiali fullness merupakan perasaan yang tidak inyaman seperti
makanan berkepanjangan di perut.
2. Early satiation merupakan perasaan bahwa perut sudah terlalu penuh segera
isetelah mulai makan, tidak sesuai idengan ukuran makanan yang dimakan,
sehingga makan tidak dapat diselesaikan. Sebelumnya, kata “cepat
kenyang” digunakan, tapi kekenyangan adalah istilah yang benar untuk
hilangnya sensasi nafsu imakan selama proses menelan makanan.
3. Epigastrici burning merupakan rasa terbakar adalah perasaan subjektif yang
tidak menyenangkan dari panas.
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk menyingkirkan adanya kelainan
organik, pemeriksaan untuk dispepsia terbagi pada beberapa bagian yaitu:
1. Pemeriksaan laboratorium, biasanya meliputi hitung jenis sel darah yang
lengkap dan pemeriksaan darah dalam tinja, danurin. Jika ditemukan
leukosit dosis berarti tanda-tanda infeksi. Jika tampak cair berlendir atau
banyak mengandung lemak pada pemeriksaan tinja kemungkinan menderita
malabsorpsi. Seseorang yang diduga menderita dyspepsia ulkus sebaiknya
diperiksa derajat keasaman lambung. Jika diduga suatu keganasan, dapat
diperiksa tumor marker (dugaan karsinoma kolon),dan (dugaan karsinoma
pankreas).
2. Barium enema untukmemeriksa salurancerna pada orangyang mengalami
kesulitan menelan atau muntah, penurunan beratbadan atau mengalami nyeri
yang membaik ataumemburuk bila penderita makan.
3. Endoskopi bias digunakan untuk mendapatkan contoh jaringan dari lapisan
lambung melalui tindakan biopsi. Pemeriksaan nantinya di bawah
mikroskop untuk mengetahui lambung terinfeksi Helicobacterpylori.
Endoskopi merupakan pemeriksaan bakuemas, selain sebagai diagnostic
sekaligus terapeutik.
4. Pemeriksaan penunjang lainnya seperti foto polos abdomen,serologi
H.pylori,urea breath test,dan lain-lain dilakukan atasdasarindikasi (Ida,M .
2018).
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Non Farmakologi tindakan-tindakan keperawatan dalam
perawatan pasien dengan gangguan nyeri abdomen yaitu mengatur posisi pasien,
hipnoterapi, terapi relaksasi, manajemen nyeri dan terapi perilaku. Farmakologis
Pengobatan dyspepsia mengenal beberapa obat,yaitu: Antasida, Pemberian
antasida tidak dapatdilakukan terusmenerus,karenahanyabersifat simtomatis
untuk mengurangi nyeri. Obat yang termasuk golongan ini adalah simetidin,
ranitidin, dan famotidine. Pemasangan cairan pariental, pemasagan Naso Gastrik
Tube (NGT) jika diperlukan (Amelia,K 2018)
I. Komplikasi
Penderita sindroma dispepsia selama bertahun-tahun dapat memicu adanya
komplikasi yang tidak ringan. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain,
pendarahan, kanker lambung, muntah darah dan terjadinya ulkus peptikus
(Purnamasari,L 2017).
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, K. (2018). Keperawatan Gawat darurat dan Bencana Sheehy. Jakarta


ELSEVIER.

Black, C. J., Houghton, L. A., & Ford, A. C. (2018). Insights into the
evaluation And management of dyspepsia: recent developments and new
guidelines. Therapeutic 42Advances in Gastroenterology, 11,
1756284818805597.

Ida, M. (2018). Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem


pencernaan. Jakarta: Pustaka Baru Press

Putri Y.A, Arnelis., Asterina. 2016. Gambaran Klinis dan Endoskopi Salurab
Cerna Bagian Atas Pasien Dispepsia di Bagian RSUP Dr. M. Djamil Padang.
JurnalKesehatan Andalas, No.5 (2).

Purnamasari, L. (2017). Faktor risiko, klasifikasi, dan terapi sindrom dispepsia.


870.

Riani. (2018). Hubungan tidak sarapan pagi, jenis makanan dan minuman
yangmemicu asam lambung dengan kejadian dispepsia pada remaja usia 15-19
tahun di desa tambang . 45

Ristianingsih, R. 2017. Analisis Asuhan Keperawatan Dengan Pemenuhan


Kebutuhan Dasar Nutrisi: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan
Tubuh Pada Kasus Dispepsia Di Ruang Mawar Rsud Prof Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto. Universitas Muhammaddiyah Gombong. Jawa Tengah.

Rahmayanti N. Hubungan Derajat Kecemasan dengan Derajat Dispepsia


Pada Wanita’, Skripsi Program Sarjana,Universitas Muhammadiyah Malang.
Vol. 44. 2016. 1–14
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. Pengkajian
1. Biodata klien (umur, sex, pekerjaan, pendidikan) Umur klien dapat
menunjukan tahap perkembangan klien baik secara fisik maupun psikologi,
Jenis kelamin dan pekerjaan juga berpengaruh terhadap terjadinya penyakit
yang diderita klien, dan tingkat pengetahuan klien terhadap penyakit yang
dideritanya.
2. Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang paling mengganggu klien. Keluhan
utama digunakan untuk menentkan prioritas intervensi dan mengkaji
pengetahuan klien terhadap penyakitnya.
3. Riwayat penyakit sekarang
Pengkajian yang dilakukan dimulai dengan perawat menanyakan tentang
perjalanan penyakit sejak timbul keluhan hingga alasan dibawa ke rumah
sakit, seperti sejak kapan keluhan dirasakan, berapa lama dan berapa kali
keluhan dirasakan, bagaimana sifat dan hebatnya keluhan yang dirasakan,
dimana pertama kali keluhan dirasakan, apa yang dilakukan ketika keluhan
tersebut timbul, keadaan apa yang memperberat atau memperingan keluhan,
usaha apa yang dilakukan untuk mengurangi keluhan tersebut apakah usaha
yang dilakukan berhasil.
4. Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan klien tentang pengobatan penyakit sebelumnya. Kaji pula kapan
penyakit terjadi dan waktu perawatannya. Tanyakan apakah klien pernah
melakukan pemeriksaan laboratorium dan kapan terakhir dilakukan.
5. Riwayat penyakit keluarga
Perlu dicari apakah riwayat keluarga memberikan faktor predisposisi dari
anggota keluarga yang lain.
6. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik head to toe :
a. Kulit
Kulit tampak simetris, kebersihan kulit baik, kulit teraba agak lembab,
tidak terdapat lesi atau luka pada kulit, turor kulit kembali ± 2 detik, kulit
teraba hangat dengan suhu 38°C, warna kulit kuning langsat.
b. Kepala dan Leher
Tekstur kepala dan leher tampak simetris, kebersihan kulit kepala baik
tidak terapat ketombe, persebaran rambut merata, warna rambut hitam,
tidak ada benjolan pada kepala, pada leher tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid dan kelenjar limfe, leher dapat digerakan ke kanan dan ke kiri.
c. Penglihatan dan Mata
Struktur mata tampak simetris, kebersihan mata baik (tidak ada secret
yang menempel pada mata), konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik, tidak ada kelainan pada mata seperti starbismus (juling), mata
dapat digerakan kesegala arah, tidak ada kelainan dalam penglihatan,
kilen tidak menggunakan alat bantu penglihatan seperti kacamata
d. Penciuman dan Hidung
Struktur hidung tampak simetris, kebersihan hidung baik, tidak ada
secret didalam hidung, tidak ada peradangan, perdarahan, dan nyeri,
fungsi penciuman baik (dapat membedakan bau minyak kayu putih
dengan alkohol)
e. Pendengaran dan Telinga
Struktur telinga simetris kiri dan kanan, kebersihan telinga baik, tidak
ada serumyang keluar, tidak ada peradangan, perdarahan, dan nyeri, klien
mengtakan telinganya tidak berdengung, fungsi pendengaran baik
(kilendapat menjawab pertanyaan dengan baik tanpa harus mengulang
pertanyaan), klien tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
f. Mulut dan Gigi
Struktur mulut dan gigi tampak simetris, mukosa bibir tampak kering,
kebersihan mulut dan gigi cukup baik, tidak terapat peradangan dan
perdarahan pada gusi, lidah tapak bersih dan klien tidak meggunakan gigi
palsu.
g. Dada , Pernafasan dan Sirkulasi
Bentuk dada simetris, frekuensi nafas 20x/menit, tidak ada nyeri tekan
pada dada, klien bernafas melalui hidung, tidak ada terdengar bunyi
nafas
tambahan seperti wheezing atau ronchi, CRT kembali ± 3 detik.
h. Abdomen
Struktur abdomen simetris, abdomen tampak datar (tidak ada benjolan),
saat diperkusi terdenagr bunyi hipertimpani. Klien mengatakan perutnya
terasa kembung, saat dipalpasi terdapat nyeri tekan, klien mengatakan
nyeri didaerah abdomen pada bagian atas. Klien mengatakan skala
nyerinya 4 dan seperti disuk-tusuk, serta nyerinya bisa berjam jam.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman atau
respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan ,pada risiko
masalah kesehatan atau pada proses kehidupan. Diagnosis keperawatan
merupakan bagian vital dalam menentukan asuhan keperawatan yang sesuai
untuk membantu klien mencapai kesehatan yang optimal. (SDKI, 2017). Berikut
beberapa diagnose keperawatan yang
Dapat di angkat dari penyakit Dispepsia.
1. Nyeri Akut b.d Agen pencedera fisiologis (D.0078)
2. Nausea b.d Rasa makanan/minuman yang tidak enak ( D.0076)
Gejala danTanda Kondisi Klinis
Definisi Penyebab
Mayor & Minor Terkait
Nyeri Akut (D.0078) - Agen pencedera Mayor : - Infeksi
fisiologis
Subjektif:
Kategori : Psikologis (mis.Inflamasi,
Subkategori : Nyeri iskemia, - Mengeluh nyeri
dan kenyamanan neoplasma) Objektif :
- Tampak meringis
Definisi : Pengalaman - Gelisah
sensorik atau - Frekuensi nadi
emosional yang meningkat
berkaitan dengan - Sulit tidur
kerusakan jaringan
aktual atau fungsional, Minor :
dengan onset Subjektif :
mendadak atau lambat -
dan berintensitas Objektif :
ringan hingga berat - Tekanan darah
dan konstan, yang meningkat
berlangsung lebih dari
3 bulan.

Nausea ( D.0076) - Rasa makanan - Ulkus peptikum


Mayor :
/ minuman yang Subjektif :
Kategori : Psikologis tidak enak
- Mengeluh mual
Subkategori : Nyeri
dan kenyamanan - Tidak berminat
Makan
Definisi : Perasaan Objektif : -
tidak nyaman pada
bagian belakang Minor :
tenggorokan atau Subjektif :
lambung yang dapat - Merasa asam di
mengakibatkan Mulut
muntah - Pucat

C. Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh


perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk
mencapai luaran (outcome) yang diharapkan. (SDKI, 2017).
Diagnosa Keperawatan Standar Luaran Standar Intervensi Keperawatan
(SDKI) Keperawatan (SIKI)
(SLKI)
Nyeri Akut (D.0078) b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (l.08238)
Agen pencedera fisisologi keperawatan 3x24 jam di Observasi :
harapkan tingkat nyeri - Identifikasi
menurun. lokasi,frekuensi ,durasi,karakteris
Kriteria Hasil : tik,kualitas,intensitas nyeri.
Tingkat Nyeri (L08066) - Identifikasi skala nyeri
Kriteria Hasil : - Identifikasi faktor yang
1. Kemampuan menuntaskan memperberat dan memperingan
aktivitas meningkat nyeri
(skala5) - Monitor keberhasilan terapi
2. Keluhan nyeri menurun komplementer yang sudah di
(skala5) berikan
3. Meringis menurun (skala5) - Monitor efek samp[ing
4. Gelisah menurun (skala5) penggunaan analgetik
5. Kesulitan tidur menurun Terapeutik :
(skala5) - Berikan teknik non farmakologis
6. Frekuensi nadi membaik untuk mengurangi rasa nyeri
(skala 5) Edukasi :
7. Tekanan darah membaik - Jelaskan penyebab ,periode, dan
(skala 5) pemicu nyeri
8. Pola tidur membaik - Anjurkan menngunakan
(skala5) analgetik secara tepat
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
analgetik,jika perlu

Nausea ( D.0076) Setelah dilakukan tindakan Manajemen Mual SIKI (I.03117)


b.d Rasa makanan keperawatan 3x24 jam di Observasi :
/minuman yang tidak enak harapkan nafsu makan - Identifikasi dampak mual terhadap
bertambah. kualitas hidup (mis.nafsu
Kriteria Hasil : makan,aktivitas,tidur)
SLKI (L.03024) - Monitor mual
- Keinginan makan cukup (mis.frekuensi ,durasi dan tingkat
membaik (skala4) keparahan)
- Asupan makan cukup - Monitor asupan nutrisi
membaik (skala4) Terapeutik :
- Kemampuan merasakan - Kendalikan faktor lingkungan
makanan cukup membaik ( penyebab mual (mis.bau tidak
skala4) sedap)
- Kemampuan menikmati Edukasi :
makanan cukup membaik - Anjurkan istirahat dan tidur yang
(skala4) cukup
- Aspan nutrisi cukup - Anjurkan penggunaan teknik non
membaik (skala4) farmakologis
- Rasa lapar cukup membaik Kolaborasi :
skala4) - Kolaborasi pemberian
antiemetik ,jika perlu
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan
oleh perawat maupun tenaga medis lain untuk membantu pasien dalam proses
penyembuhan dan perawatan serta masalah kesehatan yang dihadapi pasien yang
sebelumnya disusun dalam rencana keperawatan (Purnomo, 2016). Tindakan
keperawatan adalah perilaku atau aktivitas spesifik yang dikerjakan oleh
perawat untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan. (SIKI, 2018).
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan penilaian dengan cara membandingkan
perubahan keadaan klien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil
yang dibuat pada tahap perencanaan (Purnomo, 2016).
Daftar Pustaka

Tim POKJA SDKI PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI.

Tim POKJA SIKI PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.


Jakarta : Dewan Pengurus PPNI.

Tim POKJA SLKI PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.


Jakarta
: Dewan Pengurus PPNI.

Anda mungkin juga menyukai