Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN DISPEPSIA

Disusun Oleh :
Kelompok 8

1. NURUL FITRIANI Nim 144011.01.19.256


2. VITHA AMELIA ROSA LOLITA Nim 144011.01.19.278
3. SANGGA HADI WIJAYA Nim 144011.01.19.269
4. MARKUS DAKA Nim 144011.01.19.240
5. ORTIS ROSTEWARD MARONI Nim 144011.01.19.258

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN RS. MARTHEN INDEY
JAYAPURA
2 0 20
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Asuhan
Keperawatan pada pasien dispepsia ”dengan baik dan tepat waktu. Adapun pembuatan makalah
ini dilakukan sebagai pemenuhan nilai tugas dari mata kuliah keperawatan medikal bedah.
Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan untuk memberikan manfaat yang berguna
bagi ilmu pengetahuan.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat dan
membantu dalam pembuatan makalah sehingga semua dapat terselesaikan dengan baik dan
lancar. Selain itu, penulis juga mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
terhadap kekurangan dalam makalah agar selanjutnya penulis dapat memberikan karya yang
lebih baik dan sempurna. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pengetahuan
para pembaca.
DAFTAR ISI

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi ...............................................................................................................
2. Etiologi ...............................................................................................................
3. Tanda dan gejala ..................................................................................................
4. Klasifikasi ..........................................................................................................
5. Patofisiologi .......................................................................................................
6. Pathway ..............................................................................................................
7. Pemeriksaan diagnostik .......................................................................................
8. Terapi ..................................................................................................................
9. Komplikasi ..........................................................................................................

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian ...........................................................................................................
2. Diagnosa Keperawatan ........................................................................................
3. Intervensi ............................................................................................................
4. Rasional .............................................................................................................

Daftar pustaka
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Konsep Dasar Medis

A. Pengertian
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa
tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan
keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan
regurgitasi asam lambung kini tidak lagi termasuk dispepsia (Mansjoer, 2010).
Dispepsia mengacu pada rasa kenyang yang tak mengenyangkan sesudah
makan, yang berhubungan dgn mual, sendawa, nyeri ulu hati & mungkin kram & begah
perut. Kerap kali kali diperberat karena makanan yang berbumbu, berlemak / makanan
berserat cukup tinggi, & karena asupan kafein yang berlebihan, dyspepsia tiada
kelainan lain menunjukkan adanya gangguan fungsi pencernaan (Williams & Wilkins,
2011).
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa
tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan
keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan
regurgitasi asam lambung kini tidak lagi termasuk dispepsia (Mansjoer A edisi III,
2010 hal: 488).
Batasan dispepsia
a. Dyspepsia organic, kalau/jika sudah diketahui adanya kelainan organic sebagai
b. penyebabnya. Sindroma dyspepsia organik terdapat keluhan yg nyata terhadap
organ tubuh misalnya tukak (luka) lambung, usus dua belas jari,
pembengkakan/radang pancreas, pembengkakan/radang empedu, & lain – lain.
c. Dyspepsia non-organik / dyspepsia fungsional, / dyspepsia non-ulkus (DNU),
kalau/jika tak jelas penyebabnya. Dyspepsia fungsional tiada diikuti kelainan /
gangguan struktur organ berlandaskan pemeriksaan klinis, laboratorium,
radiologi, endoskopi ( teropong saluran pencernaan).
B. Etiologi
Seringnya, dispepsia dikarenakan karena ulkus lambung / penyakit acid reflux..
Hal ini menyebabkan nyeri di dada. Beberapa perubahan yang terjadi pada saluran
cerna atas dampak proses penuaan, terutama pada ketahanan mukosa lambung
(Wibawa, 2010). Kadar lambung lansia biasanya mengalami menurunnya hingga 85%.
Beberapa obat-obatan, seperti obat anti-inflammatory, bisa menyebabkan dispepsia.
Terkadang penyebab dispepsia belum bisa diketemukan.

Penyebab dispepsia secara rinci ialah:


a. Menelan udara (aerofagi)
b. Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung
b. Iritasi lambung (gastritis)
c. Ulkus gastrikum / ulkus duodenalis
d. Kanker lambung
e. Peradangan kandung empedu (kolesistitis)
f. Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu & produknya)
g. Kelainan gerakan usus
h. Stress psikologis, kecemasan, / depresi
i. Infeksi Helicobacter pylory
j. Perubahan pola makan
k. Pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan & dlm waktu yang lama
l. Alkohol & nikotin rokok
m. Stres
n. Tumor / kanker saluran pencernaan

C. Tanda dan gejala


a. nyeri perut (abdominal discomfort)
b. Rasa perih di ulu hati
c. Mual, kadang-kadang sampai muntah
d. Nafsu makan berkurang
e. Rasa lekas kenyang
f. Perut kembung
g. Rasa panas di dada dan perut
h. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)
D. Klasifikasi
Pengelompokan mayordispepsia terbagi atas dua yaitu:

1. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organic sebagai


penyebabnya. Sindrom dispepsia organic terdapat kelainan yang nyata terhadap
orang tubuh misalnya tukak (ulkuspeptikum), gastritis, stomach, cancer,
gastroesophageal refluxdisease, hyperacidity.

2. Dispepsia Non Organik (DNU), atau dispepsia fungsional, atau Dispepsia Non
Ulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya. Dispepsia fungsional tanpa disertai
kelainan atau gangguan struktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis,
laboratorium, radiologi, danendoskopi (Ida, 2016)

E. Patofisiologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat
seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan makanan
menjadi kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat
mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung,
kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan
merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla
oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan
maupun cairan.
F. Pathway

DISPEPSIA

Dispepsia organik Dispepsia Fungsional

Stress Kopi dan alkohol

Perangsangan Respon mukosa


saraf Simpati NV lampung
(Nervus Vagus)

Vaso dilatasi mukosa Eksfeliasi


gaster (pengelupasa
↑ produksi HCL n
di Lampung

HCL kontak
Mual dengan
Mukosa gaster

Nyeri
muntah

Nyeri epigastrium b/d


iritasi Pada mukosa
Kekurangan
lambung
volume Cairan b
d Kehilangan
cairan aktif
G. Pemeriksaan diagnostik
Berbagai macam penyakit dapat menimbulkan keluhan yang sama, seperti
halnya pada sindrom dispepsia, oleh karena dispepsia hanya merupakan kumpulan
gejala dan penyakit disaluran pencernaan, maka perlu dipastikan penyakitnya. Untuk
memastikan penyakitnya, maka perlu dilakukan beberapa pemeriksaan, selain
pengamatan jasmani, juga perlu diperiksa : laboratorium, radiologis, endoskopi, USG,
dan lain-lain.
a. Laboratorium : Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak ditekankan
untuk menyingkirkan penyebab organik lainnya seperti: pankreatitis kronik,
diabets mellitus, dan lainnya. Pada dispepsia fungsional biasanya hasil
laboratorium dalam batas normal.
b. Radiologis : Pemeriksaan radiologis banyak menunjang dignosis suatu penyakit di
saluran makan. Setidak-tidaknya perlu dilakukan pemeriksaan radiologis terhadap
saluran makan bagian atas, dan sebaiknya menggunakan kontras ganda.
c. Endoskopi (Esofago-Gastro-Duodenoskopi) : Sesuai dengan definisi bahwa pada
dispepsia fungsional, gambaran endoskopinya normal atau sangat tidak spesifik.
d. USG (ultrasonografi) : Merupakan diagnostik yang tidak invasif, akhir-akhir ini
makin banyak dimanfaatkan untuk membantu menentukan diagnostik dari suatu
penyakit, apalagi alat ini tidak menimbulkan efek samping, dapat digunakan setiap
saat dan pada kondisi klien yang beratpun dapat dimanfaatkan
e. Waktu Pengosongan Lambung : Dapat dilakukan dengan scintigafi atau dengan
pellet radioopak. Pada dispepsia fungsional terdapat pengosongan lambung pada
30 – 40 % kasus.

H. Terapi
Terapi Dispepsia yang direkomendasikan adalah menganjurkan pasien untuk
mengubah gaya hidup. Gaya hidup yang dianjurkan adalah makan dalam porsi yang
wajar, menurunkan kelebihan berat badan, berhenti minum alkohol, mengurangi atau
mengganti atau menghentikan konsumsi NSAID, menghindari makanan atau minuman
yang mencetuskan gejala, makan terakhir maksimal 3 jam sebelum tidur, dan
meninggikan tempat tidur di bagian kepala 10-20cm.

Terapi empiris dispepsia adalah menggunakan PPI dengan dosis penuh (eg
Omeprazole 20 mg 1x1) selama 2-4 minggu. Dispepsia dengan H.pylori yang positif
diterapi dengan PPI dosis standar 2 x sehari 30 menit sebelum makan, Amoxicillin 2 x
1 gram, dan Klaritromisin 2 x 500 mg. Apabila dispepsia berulang dapat ditambahkan
H2 reseptor antagosist seperti ranitidin.

Beberapa pasien dengan pengobatan dispepsia jangka panjang dianjurkan untuk


melakukan pemeriksaan ulang setiap tahun dan mengurangi dosis terapi. Bila respon
pengobatan baik, direkomendasikan mengganti terapi dengan antasida saat gejala
muncul.

I. Komplikasi

Penderita sindroma dispepsia selama bertahun-tahun dapat memicu adanya


komplikasi yang tidak ringan. Adapun komplikasi dari dispepsia antara lain:
a. Perdarahan
b. Kangker lambung
c. Muntah darah
d. Ulkus peptikum
FORMAT PENGKAJIAN

Tanggal/Jam MRS : 07 Agustus 2020


Ruangan : Melati
No rekam medik 26 26 56
Diangnosa medis : Dispepsia
Tanggal pengkajian : 09 Agustus 2020

A. IDENTITAS
1. Identitas klien
Nama : Tn.A
Umur : 26 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku/bangsa : Bugis
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Abepura
2. Identitas penanggung
Nama : Ny.A
Umur : 24 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Hubungan dengan klien : Istri klien
Alamat : Abepura
B. KELUHAN UTAMA :
1. Keluhan utama saat MRS
: Nyeri
2. Keluhan utama saat pengkajian
: Klien mengatakan Nyeri ulu hati
P : Klien mengatakan nyeri akan dirasakan ketika klien makan sesuatu yang
asam dan pedis
Q : Klien mengatakan nyeri dirasakan seperti pedis di daerah ulu hati tembus
kebelakang dan hilang timbul
R : Klien mengatakan nyeri terdapat pada ulu hati
S : Klien mengatakan nyeri yang dirasakan pada skala 7 (berat)
T : Klien mengatakan Nyeri dirasakan selama ± 2 hari sebelum.

C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Klien masuk RS Abepura pada tanggal 07 Agustus 2020 dengan keluhan Nyeri
pada ulu hati. Keadaan ini dirasakan klien sejak ± 2 hari sebelum masuk RS. Klien
mengatakan nyeri dirasakan seperti pedis di daerah ulu hati tembus kebelakang. Nyeri
dirasakan hilang timbul dengan skala nyeri 6 (sedang). Klien mengatakan nyeri akan
bertambah berat jika klien makan sesuatu yang asam dan pedis.
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 09 Agustus 2016 didapatkan hasil
Tanda-Tanda Vital Tekanan Darah : 110/70 mmHg, Nadi : 80 x/menit, Suhu : 36,5oC
Pernapasa : 22 x/menit. Klien mengatakan kurang nafsu makan dan tidak mampu
menelan dengan baik. Klien mengatakan mengeluh gangguan sensasi rasa. Klien
mengatakan sering mual dan muntah. Klien mengatakan diare dengan konsistensi cair.
Klien menanyakan apakah penyakitnya dapat disembuhkan dan klien khawatir terhadap
penyakitnya.

D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU


Klien mengatakan bahwa klien tidak pernah di rawat di Rumah Sakit
sebelumnya.
E. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Klien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
yang sama dengan klien.

Genogram :

Keterangan :

= = laki-laki = garis perkawinan

= perempuan = pasien

= garis keturunan = tinggal serumah

F. POLA FUNGSI KESEHATAN


1. Pola persepsi dan tata laksana kesehatan

Pasien mengatakan di rumah pasien merasakan nyeri pada uluh hati dan dapat
bertambah parah apabila klien makan makanan yang pedas. Selain nyeri pada uluh hati,
pasien juga merasakan mual. Karena sudah dua hari tidak kunjung membaik, akhirnya
pasien dibawa ke rumah sakit.
a. Nutrisi
Keterangan Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi Makan 3 x sehari Makan 3 x sahari
Jenis Nasi,lauk,sayur Bubur,telur rebus
Keluhan Tidak ada Mual
Penggunaan alat bantu Tidak ada Tidak ada

b. Metaboolisme
Keterangan Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi 8 x sehari 6 x sehari tapi sedikit
Jenis Teh dan air minum Teh air putih + cairan
Porsi 8 gelas minum 6 gelas minum
Keluhan Tidak ada Mual
Penggunaan alat bantu Tidak ada Tidak ada

2. Pola eliminasi
a. BAB
Keterangan Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi 2 x sehari 5 x sehari
Konsistensi Keras dan lunak Cair
Warna Kuning kecoklatan Kuning
Bau Aromatik Aromatik
Keluhan Tidak ada Nyeri
Penggunaan alat bantu Tidak ada Tidak ada

b. BAK
Keterangan Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi 5 x sehari 5 x sehari
Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Bau Khas Khas
Masalah yang dirasakan Tidak ada Nyeri
Total produksi urine Tidak terkaji Tidak terkaji
Penggunaan alat bantu Tidak ada Tidak ada
3. Pola aktivitas
Keterangan Sebelum sakit Saat sakit
Mobilitas rutin Kerja swasta Terus berbaring
Waktu senggang Berkumpul dengan keluarga Berbaring
Mandi 2 x sehari Jarang mandi
Berpakaian Rapih Rapih
Berhias tidak Tidak
Toileting tidak Tidak
Makan minum Mandiri Mandiri
Tingkat ketergantungan Tidak Tidak
Penggunaan alat bantu Tidak Tidak

4. Pola istirahat tidur


Keterangan Sebelum sakit Saat sakit
Jumlah jam tidur siang 13.00-15.00 13.00-14.00
Jumlah jam tidur malam 22.00-06.00 22.00-04.00
Pengantar tidur Nonton tv Nonton tv
Gangguan tidur Tidak ada Nyeri uluh hati
Perasaan wakru bangun Segar Lemas

5. Pola kognitif dan persepsi sensori


Klien tidak mengalami gangguan ingatan jangka panjang maupun jangka pendek
6. Pola konsep diri
Citra Tubuh : Klien menganggap dirinya hanya sebagai orang biasa
Identitas Diri : Klien anak ke 3 dari 4 bersaudara
Ideal Diri : Klien berharap cepat sembuh dan berkumpul kembali dengan
keluargannya
7. Pola hubungan peran
Klien berperan sebagai kepala rumah tangga
8. Pola fungsi seksual-seksualitas
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan istri
9. Pola mekanisme koping
Klien merasa cemas terhadap penyakitnya
10. Pola nilai kepercayaan:
1) Ketaatan klien beribadah; Sebelum masuk rumah sakit klien menjalankan shalat
5 waktu namun setelah dirawat di rumah sakit klien tidak pernah menjalankan
shalat 5 waktu.
2) Dukungan keluarga klien; Keluarga sangat memperhatikan klien, melihat istri
klien menemani klien di rumah sakit dan nampak orang tua, saudara dan keluarga
klien datang menjenguk apabila ada waktu luang.
3) Ritual yang biasa dijalankan klien; Ritual yang biasa dijalankan klien selama sakit
yaitu klien hanya mampu berdoa.

G. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status kesehatan umum
Keadaan penampilan umum:
Kesadaran : Composmentis GCS : 15 ( E:4,V:5,M:6)
BB Sebelum sakit : 64 kg TB : 166 cm
BB saat sakit : 60 kg
BB ideal : 56 kg
Status gizi : kurang baik
Status hidrasi : kurang baik
Tanda – tanda vital :

TD : 110/70 mmHg suhu : 36,5 c

N : 80 x /menit RR : 22 x /menit
2. Kepala
I : Tidak ada kelainan pada kepala (sepalus)
P : Tidak ada pembengkakan atau nyeri tekan,tidak ada ulus,lesi dll.

3. Mata
a. Inpeksi
1) Kongjungtiva : Tampak Anemis
2) Sclera : Tidak Tampak Ichterus
3) Pupil : Tampak Isokor
4) Delapan Arah : Dapat Mengikuti Dengan Baik
5) Lapang pandang : Dapat mengikuti pergerakan tangan dengan sudut
180O
b. Palpasi : tidak teraba adanya tekanan intraokuler

4. Telinga
a. Inspeksi : semetris antara kanan dan kiri
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan
c. Weber : dapat mendengar dengan baik
d. Rinne :dapat mendengar dengan baik
e. Swaba : normal

5. Hidung
a. Inspeksi : kedua lubang simetris kiri dan kanan,tidak ada
secret,tidak ada epistaksisi
b. Palpasi sinus : tidak nyeri tekan
c. Potensi hidung : Normal tidak ada penyumbatan pada lubang hidung
6. Mulut
Inspeksi :stomatitis, kemampuan menelan tidak baik,mukosa
bibir lembab
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
7. Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Palpasi :tidak ada nyeri tekan dan pembesaran vena jungularis,
tidak ada tumor
8. Thoraks (dada)
a. Paru
I : bentuk dada simetris kanan dan kiri
A : bunyi vesikuler dan tidak ada suara napas nambahan
P : suara sonor
P : vokal fremitus getaran punggung kanan dan kiri sama
b. Jantung
I : Normal tidak ada pembengkakan atau tumor
A : - BJ I terdengar lub tunggal pada katub mitral dan tripuspidalis
- BJ II terdengar dup tunggal pada katub aorta dan katub pulmonal
P : tidak ada pembesaran jantung
P :tidak ada nyeri tekan
9. Abdomen
I : simetris antara kiri dan kanan,tidak ada luka
A : bising usus hiperaktif
P : terdapat nyeri tekan pada epigastrium
P : kram pada abdomen

10. Ekstremitas
I : baik tidak ada pembesaran pada ekstremitas
P : reflek babinzki tidak di temukan atau normal
P : tidak terdapat repitasi
11. Genetalia dan anus
I : tidak terpasang kateter
P : tidak terkaji karna klien menolak

I. PEMERIKSAAN DIANGNOSTIK
1. Laboratorium
NO JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
1. Hemoglobin 14,1 gr/dl 14,0-17,0 gr/dl
2. Hematokrit 43% 42-52%
3. Leucosit 13.700 ribu/ul 5-10 ribu/ul
4. Trombosit 341.000 ribu/ul 150-400 ribu/ul

J. TERAPI
NO NAMA OBAT METODOLOGI DOSIS ( mg) JAM
PEMBERIAN PEMBERIAN
1. Ranitidin Intravena 2 x 25 mg 08:00-20:00 wit
2. Ketorolac Intravena 2 x 30 mg 08:00-20:00 wit
3. Ondansentron Intravena 3 x 4 mg 08:00-16:00-
24:00 wit
4. Cefriaxone Intravena 1 x 2 gram 10:00
K. KLASIFIKASI DATA
Data subjektif Data objektif
Klien mengatakan : Klien tampak :
- Nyeri pada daerah ulu hati - meringis kesakitan
P : nyeri akan dirasakan ketika klien - Tangan kanan klien memegang
makan sesuatu yang asam dan pedis abdomen yang sakit
Q : nyeri dirasakan setiap pedis di daerah - pucat
ulu hati tembus kebelakang dan - Porsi makan tidak dihabiskan hanya 3
hilang timbul setiap dirasakan sendok
R : Nyeri terdapat pada ulu hati - lemah
S : Nyeri yang dirasakan pada skala 7
(berat) - gelisah
T : Nyeri dirasakan selama ± 2 hari - tegang
sebelum. - Bising usus hiperaktif
- cemas - Mukosa bibir lembab
- kurang nafsu makan - kering
- tidak mampu menelan dengan baik TTV
- mengeluh gangguan sensasi rasa TD : 110/70 mmHg
- sering muntah - BB selebelim sakit : 64 kg
- sering mual - BB saat sakit : 60 kg
- diare dengan konsistensi cair
- apakah penyakitnya dapat disembuhkan
- khawatir terhadap penyakitnya
- tidak percaya diri dengan penyakitnya
L. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : Dispepsia Nyeri akut
Klien mengatakan
- nyeri pada daerah ulu hati Peradangan Pada
P : nyeri akan dirasakan ketika klien Epigastrium
makan sesuatu yang asam dan pedis
Q : nyeri dirasakan seperti pedis di Pelepasan Mediator
daerah ulu hati tembus kebelakang dan
hilang timbul Nyeri
R : Nyeri terdapat pada ulu hati Dipersepsikan
S : Nyeri yang dirasakan pada skala 7
(berat) Nyeri Akut
T : Nyeri dirasakan selama ± 2 hari
sebelum.

DO :
Klien tampak :
- ekspresi wajah meringis kesakitan
- Tangan kanan kien memegang

abdomen yang sakit


TD :110/70 mmHg

2. DS : Proses Ketidakseimbangan
Klien mengatakan Nutrisi kurang dari
- kurang nafsu makan Ketidak adekuatan kebutuhan tubuh
kerja insulin dalam
- tidak mampu menelan dengan baik
tubuh
- mengeluh gangguan sensasi rasa
DO : Metabolisme zat
Klien tampak makanan tidak
sempurna
- pucat
- Porsi makan tidak dihabiskan hanya Ketidakseimbangan
3 sendok Nutrisi kurang dari
- Lemah kebutuhan tubuh

3. DS :
Klien mengatakan : Perubahan status Ansietas
- menanyakan apakah penyakitnya kesehatan
dapat disembuhkan Kurang
- khawatir terhadap penyakitnya pengetahuan
- tidak percaya diri dengan tentang penyakitnya

penyakitnya
Stresor bertambah
DO :
Klien tampak : Koping individu
- cemas inefektif

- gelisah
Ansietas
- Wajah klien tegang
4. DS : Akumulasi Gas dan
Klien mengatakan Cairan Pada Resiko defisit
- sering muntah Proksimal Dari volume cairan
Obstruksi
- sering mual
- diare dengan konsistensi cair Distensi Abdomen
DO : dan Retensi Cairan
Klien tampak :
Mual
- Bising usus hiperaktif
- Mukosa bibir lembab
- Kulit klien kering Muntah

Resiko Defisit
Volume Cairan

M. DIANGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat
3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
4. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan melalui rute normal
yang berlebihan (diare).
N. ASUHAN KEPERAWATAN

Nama pasien : Tn.A Nomor rekam medik : 26 26 56


Umur : 26 Tahun Tanggal masuk rumah sakit : 07 agustus 2020
Jenis kelamin : laki - laki

Diagnosa Rencana tindakan keperawatan


No keperawatan Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
1. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Observasi TTV tiap 1. Sebagai indikator 1. Mengobservasi Rabu, 10 - 08 -
berhubungan dengan tindakan selama 1 x 8
24 jam. untuk melanjutkan TTV klien dengan 2020
iritasi pada mukosa jam diharapkan hasil :
lambung 2. Kaji tingkat nyeri intervensi Jam 13.00
nyeri TD : 110/80 mmHg
dapat berkurang beratnya ( 0 – 10 ).
dengan
3. Berikan istirahat
kriteria hasil : berikutnya. N : 78 x/menit S : Klien
- Mampu mengontrol dengan posisi P : 20 x/menit mengatakan
nyeri semifowler. S : 36,7oC
- Rasa nyeri berkurang 2. Perubahan nyerinya berkurang
2. Mengkaji tingkat
4. Anjurkan klien untuk
- Mampu mengenali nyeri
(skala, intensitas menghindari karakteristik nyeri nyeri klien dengan dengan skala 6
, makanan yang dapat
frekuensi dan tanda nyeri) dapat menunjukkan hasil : klien (sedang)
- Menyatakan rasa meningkatkan kerja mengatakan nyeri
penyebaran O : Observasi TTV
nyaman setelah nyeri asam lambung. dirasakan pada
berkurang. penyakit terjadinya skala 6 (sedang) - TD : 110/100
5. Diskusikan,
komplikasi. 3. Memberikan mmHg
anjurkan
istirahat dengan - N : 80 x/menit
kolaborasi obat posisi semifowler
3. Dengan posisi semi dengan hasil : klien - P : 22 x/menit
per berapa jam.
fowler dapat merasa nyaman -S : 36,7oC
6. Ajarkan teknik
menghilangkan A : Masalah belum
relaksasi seperti
membayangkan
hal-hal yang
menyenangkan
tegangan abdomen 4. Menganjurkan Teratasi
yang bertambah klien untuk P : Lanjutkan
menghindari
dengan posisi Intervensi
makanan yang
terlentang. dapat meningkatkan 1. Observasi TTV
kerja asam lambung tiap 24 jam.
dengan hasil klien
4. Dapat 2. Kaji tingkat
mengatakan
menghilangkan nyerinya sedikit nyeri beratnya ( 0 –
nyeri akut / hebat berkurang 10 ).
5. Mengajarkan
dan menurunkan 3. Berikan istirahat
teknik relaksasi
aktivitas peristaltic. dengan hasil klien dengan posisi
merasa rileks. semifowler.
5. Mengurangi rasa 4. Anjurkan klien
nyeri atau dapat untuk menghindari
terkontrol. makanan yang
dapat
meningkatkan kerja
asam lambung.
5. Diskusikan dan
ajarkan teknik
relaksasi.
2. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Anjurkan keluarga Agar nutrisi klien 1. Menganjurkan Rabu, 10 - 08 -
nutrisi kurang dari tindakan selama 1 x 8 jam terpenuhi.
untuk memberikan keluarga klien 2020
kebutuhan tubuh diharapkan kebutuhan
berhubungan dengan nutrisi klien terpenuhi makanan sedikit tapi Suhu ekstrim dapat untuk memberi Jam 13.30
dengan kriteria hasil : mencetuskan rasa nyeri
intake yang tidak sering. makan sedikit S : klien
- Nafsu makan pada ulu hati.
adekuat bertambah. Hindari makanan yang tapi sering mengatakan nafsu
- Porsi makan di Memenuhi kebutuhan
terlalu pedas. dengan hasil makannya sedikit
habiskan. dan meningkatkan
- Menunjukkan pemasukan. nafsu makan bertambah
peningkatan fungsi
Berikan makanan klien dapat O : Porsi makan
pengecapan dan menelan. Membantu dalam
salingan. pemenuhan kebutuhan bertambah tidak dihabiskan
klien.
2. Menghindari A : Masalah belum
Berikan HE pada memberikan teratasi
keluarga tentang makanan yang P : Lanjutkan
pentingnya nutrisi. sangat panas Intervensi
dengan hasil : 1. Anjurkan
tidak adanya rasa keluarga untuk
nyeri pada ulu hati memberikan
saat makan makanan sedikit
makanan yang tapi sering.
hangat. 2. Hindari
3. Memberikan makanan yang
makanan selingan terlalu pedas.
dengan hasil: 3. Berikan
dapat memenuhi makanan
kebutuhan nutrisi salingan.
klien. 4. Berikan HE
4. Memberikan HE pada keluarga
pada keluarga tentang
tentang pentingnya
pentingnya nutrisi nutrisi.
dengan hasil :
membantu
pemenuhan
kebutuhan nutrisi
klien.

3. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan Mengetahui sejauh 1.Mengkaji tingkat Rabu, 10-08-2020
mana tingkat
dengan perubahan selama 1x8 jam 1. Kaji tingkat kecemasan Jam 13.45
kecemassan
status kesehatan diharapkan kecemasan kecemasan klien. yang dirasakan oleh dengan hasil S : Klien
klien sehingga
berkurang denan kriteria : mengetahui klien mengatakan masih
memudahkan dalam
-Klien mampu 2. Berikan dorongan tindakan selanjutnya. mengatakan merasa cemas
mengidentifikasi dan dan berikan waktu masih merasa terhadap
Klien merasa ada yang
mengungkapkan gejala untuk memperhatikan cemas terhadap penyakitnya
sehingga klien merasa
Cemas mengungkapkan aman dalam segala hal penyakitnya O : klien gelisah
tindakan yang
-Klien mampu pikiran dan 2.Memberikan A : masalah belum
diberikan.
mengungkapkan dan dengarkan semua dorongan dan teratasi
Klien memahami dan
menunjukkan teknik untuk keluhan klien. memberikan P : Lanjutkan
mengerti tentang
mengontrol cemas prosedur sehingga mau waktu untuk Intervensi
bekerja sama dalam
-Postur tubuh, ekspresi 3. Jelaskan semua mengungkapkan 1. Kaji tingkat
perawatannya.
wajah, bahasa tubuh dan prosedur dan pikiran dan kecemasan klien.
Bahwasegala tindakan
tingkat aktifitas pengobatan. mendengarkan 2. Berikan
yang diberikan untuk
Menunjukkan proses penyembuhan semua keluhan dorongan dan
penyakitnya, masih ada
berkurangnya kecemasan 4. Berikan dorongan klien dengan berikan waktu
yang berkuasa
- Menyatakan pemahaman spiritual menyembuhkannya hasil klien untuk
yaitu tuhan yang maha
tentang penyakitnya merasa ada yang mengungkapkan
esa.
memperhatikan pikiran dan
sehingga klien dengarkan semua
merasa aman keluhan klien.
dalam segala hal 3. Jelaskan
tindakan yang semua prosedur
diberikan dan pengobatan.
3.Menjelaskan 4. Berikan
semua prosedur dorongan spiritual
dan pengobatan
dengan hasil
klien mengetahui
tentang prosedur
tindakan yang
akan dilakukan
4.Memberikan
dorongan
spiritual dengan
hasil ketaatan
klien beribadah
selama sakit
tetap dijalankan.

4. Resiko defisit volume Setelah dilakukan 1. Awasi karakteristik, 1. Mengetahui tingkat 1. Mengawasi Rabu, 10-08-2020
cairan berhubungan tindakan selama 1 x 8 warna, konsistensi, kehilangan cairan. karakteristik, Jam 14.00
warna,
dengan kehilangan jam diharapkan kebutuhan frekuensi dan S:
konsistensi,
melalui rute normal cairan klien seimbang jumlah feses. frekuensi dan - Klien
yang berlebihan dengan kriteria hasil : 2. Mengetahui jumlah jumlah feses mengatakan masih
bising usus dengan hasil
(diare) - Fungsi usus 2. Auskultasi bunyi mual dan muntah.
permenit. klien mengatakan
normal, bising usus usus. masih mengaami - Klien
Normal 3. Mengetahui tingkat diare dengan mengatakan masih
kehilangan cairan. konsistensi cair.
- Tidak ada mual dan 3. Awasi masukan dan 2. Mengauskultasi mengalami diare
muntah keluaran cairan. 4. Mengurangi atau bunyi usus dengan konsistensi
mengganti cairan dengan hasil
- Frekuensi buang air cair
yang hilang. bising usus
besar satu sampai dua kali 4. Anjurkan masukan hiperaktif. O : Bising usus
sehari, konsistensi feses cairan 2500 – 3000 5. Mengurangi resiko 3. Mengawasi
hiperaktif
nyeri pada lambung. masukan dan
padat. ml perhari. A : Masalah belum
keluaran cairan
dengan hasil teratasi
5. Hindarkan makanan klien tidak mual P : Lanjutkan
dan muntah.
yang merangsang Intervensi
4. Menganjurkan
lambung. masukan cairan 1. Awasi
2500 – 3000 ml karakteristik,
perhari dengan warna,
hasil kebutuhan
cairan klien konsistensi,
terpenuhi. frekuensi dan
5. Menghindarkan jumlah feses.
makanan yang
2. Auskultasi
merangsang
lambung dengan bunyi usus.
hasil nyeri pada 3. Awasi masukan
lambung klien
dan keluaran
berkurang.
cairan.
4. Anjurkan
masukan cairan
2500 – 3000 ml
perhari.
5. Hindarkan
makanan yang
merangsang
lambung.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart. 2010. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol. 2: Jakarta.
EGC.

Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2010, Rencana Asuhan


Keperawatan, (Edisi III), EGC, Jakarta.

Inayah Iin. 2011. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan


Sistem Pencernaan, Edisi Pertama: Jakarta. Salemba Medika.

Manjoer, A, et al. 2010. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3: Jakarta. Medika


aeusculapeus.

Suryono Slamet, et al. 2011. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 2, Edisi : Jakarta.
FKUI.

Price & Wilson. 2011. Patofisiologi, Edisi 4: Jakarta. EGC.

Warpadji Sarwono, et al. 2010. Ilmu Penyakit Dalam: Jakarta. FKUI.

Anda mungkin juga menyukai