Disusun Oleh :
Kelompok 8
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Asuhan
Keperawatan pada pasien dispepsia ”dengan baik dan tepat waktu. Adapun pembuatan makalah
ini dilakukan sebagai pemenuhan nilai tugas dari mata kuliah keperawatan medikal bedah.
Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan untuk memberikan manfaat yang berguna
bagi ilmu pengetahuan.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat dan
membantu dalam pembuatan makalah sehingga semua dapat terselesaikan dengan baik dan
lancar. Selain itu, penulis juga mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
terhadap kekurangan dalam makalah agar selanjutnya penulis dapat memberikan karya yang
lebih baik dan sempurna. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pengetahuan
para pembaca.
DAFTAR ISI
Daftar pustaka
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa
tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan
keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan
regurgitasi asam lambung kini tidak lagi termasuk dispepsia (Mansjoer, 2010).
Dispepsia mengacu pada rasa kenyang yang tak mengenyangkan sesudah
makan, yang berhubungan dgn mual, sendawa, nyeri ulu hati & mungkin kram & begah
perut. Kerap kali kali diperberat karena makanan yang berbumbu, berlemak / makanan
berserat cukup tinggi, & karena asupan kafein yang berlebihan, dyspepsia tiada
kelainan lain menunjukkan adanya gangguan fungsi pencernaan (Williams & Wilkins,
2011).
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa
tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan
keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan
regurgitasi asam lambung kini tidak lagi termasuk dispepsia (Mansjoer A edisi III,
2010 hal: 488).
Batasan dispepsia
a. Dyspepsia organic, kalau/jika sudah diketahui adanya kelainan organic sebagai
b. penyebabnya. Sindroma dyspepsia organik terdapat keluhan yg nyata terhadap
organ tubuh misalnya tukak (luka) lambung, usus dua belas jari,
pembengkakan/radang pancreas, pembengkakan/radang empedu, & lain – lain.
c. Dyspepsia non-organik / dyspepsia fungsional, / dyspepsia non-ulkus (DNU),
kalau/jika tak jelas penyebabnya. Dyspepsia fungsional tiada diikuti kelainan /
gangguan struktur organ berlandaskan pemeriksaan klinis, laboratorium,
radiologi, endoskopi ( teropong saluran pencernaan).
B. Etiologi
Seringnya, dispepsia dikarenakan karena ulkus lambung / penyakit acid reflux..
Hal ini menyebabkan nyeri di dada. Beberapa perubahan yang terjadi pada saluran
cerna atas dampak proses penuaan, terutama pada ketahanan mukosa lambung
(Wibawa, 2010). Kadar lambung lansia biasanya mengalami menurunnya hingga 85%.
Beberapa obat-obatan, seperti obat anti-inflammatory, bisa menyebabkan dispepsia.
Terkadang penyebab dispepsia belum bisa diketemukan.
2. Dispepsia Non Organik (DNU), atau dispepsia fungsional, atau Dispepsia Non
Ulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya. Dispepsia fungsional tanpa disertai
kelainan atau gangguan struktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis,
laboratorium, radiologi, danendoskopi (Ida, 2016)
E. Patofisiologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat
seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan makanan
menjadi kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat
mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung,
kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan
merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla
oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan
maupun cairan.
F. Pathway
DISPEPSIA
HCL kontak
Mual dengan
Mukosa gaster
Nyeri
muntah
H. Terapi
Terapi Dispepsia yang direkomendasikan adalah menganjurkan pasien untuk
mengubah gaya hidup. Gaya hidup yang dianjurkan adalah makan dalam porsi yang
wajar, menurunkan kelebihan berat badan, berhenti minum alkohol, mengurangi atau
mengganti atau menghentikan konsumsi NSAID, menghindari makanan atau minuman
yang mencetuskan gejala, makan terakhir maksimal 3 jam sebelum tidur, dan
meninggikan tempat tidur di bagian kepala 10-20cm.
Terapi empiris dispepsia adalah menggunakan PPI dengan dosis penuh (eg
Omeprazole 20 mg 1x1) selama 2-4 minggu. Dispepsia dengan H.pylori yang positif
diterapi dengan PPI dosis standar 2 x sehari 30 menit sebelum makan, Amoxicillin 2 x
1 gram, dan Klaritromisin 2 x 500 mg. Apabila dispepsia berulang dapat ditambahkan
H2 reseptor antagosist seperti ranitidin.
I. Komplikasi
A. IDENTITAS
1. Identitas klien
Nama : Tn.A
Umur : 26 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku/bangsa : Bugis
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Abepura
2. Identitas penanggung
Nama : Ny.A
Umur : 24 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Hubungan dengan klien : Istri klien
Alamat : Abepura
B. KELUHAN UTAMA :
1. Keluhan utama saat MRS
: Nyeri
2. Keluhan utama saat pengkajian
: Klien mengatakan Nyeri ulu hati
P : Klien mengatakan nyeri akan dirasakan ketika klien makan sesuatu yang
asam dan pedis
Q : Klien mengatakan nyeri dirasakan seperti pedis di daerah ulu hati tembus
kebelakang dan hilang timbul
R : Klien mengatakan nyeri terdapat pada ulu hati
S : Klien mengatakan nyeri yang dirasakan pada skala 7 (berat)
T : Klien mengatakan Nyeri dirasakan selama ± 2 hari sebelum.
Genogram :
Keterangan :
= perempuan = pasien
Pasien mengatakan di rumah pasien merasakan nyeri pada uluh hati dan dapat
bertambah parah apabila klien makan makanan yang pedas. Selain nyeri pada uluh hati,
pasien juga merasakan mual. Karena sudah dua hari tidak kunjung membaik, akhirnya
pasien dibawa ke rumah sakit.
a. Nutrisi
Keterangan Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi Makan 3 x sehari Makan 3 x sahari
Jenis Nasi,lauk,sayur Bubur,telur rebus
Keluhan Tidak ada Mual
Penggunaan alat bantu Tidak ada Tidak ada
b. Metaboolisme
Keterangan Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi 8 x sehari 6 x sehari tapi sedikit
Jenis Teh dan air minum Teh air putih + cairan
Porsi 8 gelas minum 6 gelas minum
Keluhan Tidak ada Mual
Penggunaan alat bantu Tidak ada Tidak ada
2. Pola eliminasi
a. BAB
Keterangan Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi 2 x sehari 5 x sehari
Konsistensi Keras dan lunak Cair
Warna Kuning kecoklatan Kuning
Bau Aromatik Aromatik
Keluhan Tidak ada Nyeri
Penggunaan alat bantu Tidak ada Tidak ada
b. BAK
Keterangan Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi 5 x sehari 5 x sehari
Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Bau Khas Khas
Masalah yang dirasakan Tidak ada Nyeri
Total produksi urine Tidak terkaji Tidak terkaji
Penggunaan alat bantu Tidak ada Tidak ada
3. Pola aktivitas
Keterangan Sebelum sakit Saat sakit
Mobilitas rutin Kerja swasta Terus berbaring
Waktu senggang Berkumpul dengan keluarga Berbaring
Mandi 2 x sehari Jarang mandi
Berpakaian Rapih Rapih
Berhias tidak Tidak
Toileting tidak Tidak
Makan minum Mandiri Mandiri
Tingkat ketergantungan Tidak Tidak
Penggunaan alat bantu Tidak Tidak
G. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status kesehatan umum
Keadaan penampilan umum:
Kesadaran : Composmentis GCS : 15 ( E:4,V:5,M:6)
BB Sebelum sakit : 64 kg TB : 166 cm
BB saat sakit : 60 kg
BB ideal : 56 kg
Status gizi : kurang baik
Status hidrasi : kurang baik
Tanda – tanda vital :
N : 80 x /menit RR : 22 x /menit
2. Kepala
I : Tidak ada kelainan pada kepala (sepalus)
P : Tidak ada pembengkakan atau nyeri tekan,tidak ada ulus,lesi dll.
3. Mata
a. Inpeksi
1) Kongjungtiva : Tampak Anemis
2) Sclera : Tidak Tampak Ichterus
3) Pupil : Tampak Isokor
4) Delapan Arah : Dapat Mengikuti Dengan Baik
5) Lapang pandang : Dapat mengikuti pergerakan tangan dengan sudut
180O
b. Palpasi : tidak teraba adanya tekanan intraokuler
4. Telinga
a. Inspeksi : semetris antara kanan dan kiri
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan
c. Weber : dapat mendengar dengan baik
d. Rinne :dapat mendengar dengan baik
e. Swaba : normal
5. Hidung
a. Inspeksi : kedua lubang simetris kiri dan kanan,tidak ada
secret,tidak ada epistaksisi
b. Palpasi sinus : tidak nyeri tekan
c. Potensi hidung : Normal tidak ada penyumbatan pada lubang hidung
6. Mulut
Inspeksi :stomatitis, kemampuan menelan tidak baik,mukosa
bibir lembab
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
7. Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Palpasi :tidak ada nyeri tekan dan pembesaran vena jungularis,
tidak ada tumor
8. Thoraks (dada)
a. Paru
I : bentuk dada simetris kanan dan kiri
A : bunyi vesikuler dan tidak ada suara napas nambahan
P : suara sonor
P : vokal fremitus getaran punggung kanan dan kiri sama
b. Jantung
I : Normal tidak ada pembengkakan atau tumor
A : - BJ I terdengar lub tunggal pada katub mitral dan tripuspidalis
- BJ II terdengar dup tunggal pada katub aorta dan katub pulmonal
P : tidak ada pembesaran jantung
P :tidak ada nyeri tekan
9. Abdomen
I : simetris antara kiri dan kanan,tidak ada luka
A : bising usus hiperaktif
P : terdapat nyeri tekan pada epigastrium
P : kram pada abdomen
10. Ekstremitas
I : baik tidak ada pembesaran pada ekstremitas
P : reflek babinzki tidak di temukan atau normal
P : tidak terdapat repitasi
11. Genetalia dan anus
I : tidak terpasang kateter
P : tidak terkaji karna klien menolak
I. PEMERIKSAAN DIANGNOSTIK
1. Laboratorium
NO JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
1. Hemoglobin 14,1 gr/dl 14,0-17,0 gr/dl
2. Hematokrit 43% 42-52%
3. Leucosit 13.700 ribu/ul 5-10 ribu/ul
4. Trombosit 341.000 ribu/ul 150-400 ribu/ul
J. TERAPI
NO NAMA OBAT METODOLOGI DOSIS ( mg) JAM
PEMBERIAN PEMBERIAN
1. Ranitidin Intravena 2 x 25 mg 08:00-20:00 wit
2. Ketorolac Intravena 2 x 30 mg 08:00-20:00 wit
3. Ondansentron Intravena 3 x 4 mg 08:00-16:00-
24:00 wit
4. Cefriaxone Intravena 1 x 2 gram 10:00
K. KLASIFIKASI DATA
Data subjektif Data objektif
Klien mengatakan : Klien tampak :
- Nyeri pada daerah ulu hati - meringis kesakitan
P : nyeri akan dirasakan ketika klien - Tangan kanan klien memegang
makan sesuatu yang asam dan pedis abdomen yang sakit
Q : nyeri dirasakan setiap pedis di daerah - pucat
ulu hati tembus kebelakang dan - Porsi makan tidak dihabiskan hanya 3
hilang timbul setiap dirasakan sendok
R : Nyeri terdapat pada ulu hati - lemah
S : Nyeri yang dirasakan pada skala 7
(berat) - gelisah
T : Nyeri dirasakan selama ± 2 hari - tegang
sebelum. - Bising usus hiperaktif
- cemas - Mukosa bibir lembab
- kurang nafsu makan - kering
- tidak mampu menelan dengan baik TTV
- mengeluh gangguan sensasi rasa TD : 110/70 mmHg
- sering muntah - BB selebelim sakit : 64 kg
- sering mual - BB saat sakit : 60 kg
- diare dengan konsistensi cair
- apakah penyakitnya dapat disembuhkan
- khawatir terhadap penyakitnya
- tidak percaya diri dengan penyakitnya
L. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : Dispepsia Nyeri akut
Klien mengatakan
- nyeri pada daerah ulu hati Peradangan Pada
P : nyeri akan dirasakan ketika klien Epigastrium
makan sesuatu yang asam dan pedis
Q : nyeri dirasakan seperti pedis di Pelepasan Mediator
daerah ulu hati tembus kebelakang dan
hilang timbul Nyeri
R : Nyeri terdapat pada ulu hati Dipersepsikan
S : Nyeri yang dirasakan pada skala 7
(berat) Nyeri Akut
T : Nyeri dirasakan selama ± 2 hari
sebelum.
DO :
Klien tampak :
- ekspresi wajah meringis kesakitan
- Tangan kanan kien memegang
2. DS : Proses Ketidakseimbangan
Klien mengatakan Nutrisi kurang dari
- kurang nafsu makan Ketidak adekuatan kebutuhan tubuh
kerja insulin dalam
- tidak mampu menelan dengan baik
tubuh
- mengeluh gangguan sensasi rasa
DO : Metabolisme zat
Klien tampak makanan tidak
sempurna
- pucat
- Porsi makan tidak dihabiskan hanya Ketidakseimbangan
3 sendok Nutrisi kurang dari
- Lemah kebutuhan tubuh
3. DS :
Klien mengatakan : Perubahan status Ansietas
- menanyakan apakah penyakitnya kesehatan
dapat disembuhkan Kurang
- khawatir terhadap penyakitnya pengetahuan
- tidak percaya diri dengan tentang penyakitnya
penyakitnya
Stresor bertambah
DO :
Klien tampak : Koping individu
- cemas inefektif
- gelisah
Ansietas
- Wajah klien tegang
4. DS : Akumulasi Gas dan
Klien mengatakan Cairan Pada Resiko defisit
- sering muntah Proksimal Dari volume cairan
Obstruksi
- sering mual
- diare dengan konsistensi cair Distensi Abdomen
DO : dan Retensi Cairan
Klien tampak :
Mual
- Bising usus hiperaktif
- Mukosa bibir lembab
- Kulit klien kering Muntah
Resiko Defisit
Volume Cairan
M. DIANGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat
3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
4. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan melalui rute normal
yang berlebihan (diare).
N. ASUHAN KEPERAWATAN
3. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan Mengetahui sejauh 1.Mengkaji tingkat Rabu, 10-08-2020
mana tingkat
dengan perubahan selama 1x8 jam 1. Kaji tingkat kecemasan Jam 13.45
kecemassan
status kesehatan diharapkan kecemasan kecemasan klien. yang dirasakan oleh dengan hasil S : Klien
klien sehingga
berkurang denan kriteria : mengetahui klien mengatakan masih
memudahkan dalam
-Klien mampu 2. Berikan dorongan tindakan selanjutnya. mengatakan merasa cemas
mengidentifikasi dan dan berikan waktu masih merasa terhadap
Klien merasa ada yang
mengungkapkan gejala untuk memperhatikan cemas terhadap penyakitnya
sehingga klien merasa
Cemas mengungkapkan aman dalam segala hal penyakitnya O : klien gelisah
tindakan yang
-Klien mampu pikiran dan 2.Memberikan A : masalah belum
diberikan.
mengungkapkan dan dengarkan semua dorongan dan teratasi
Klien memahami dan
menunjukkan teknik untuk keluhan klien. memberikan P : Lanjutkan
mengerti tentang
mengontrol cemas prosedur sehingga mau waktu untuk Intervensi
bekerja sama dalam
-Postur tubuh, ekspresi 3. Jelaskan semua mengungkapkan 1. Kaji tingkat
perawatannya.
wajah, bahasa tubuh dan prosedur dan pikiran dan kecemasan klien.
Bahwasegala tindakan
tingkat aktifitas pengobatan. mendengarkan 2. Berikan
yang diberikan untuk
Menunjukkan proses penyembuhan semua keluhan dorongan dan
penyakitnya, masih ada
berkurangnya kecemasan 4. Berikan dorongan klien dengan berikan waktu
yang berkuasa
- Menyatakan pemahaman spiritual menyembuhkannya hasil klien untuk
yaitu tuhan yang maha
tentang penyakitnya merasa ada yang mengungkapkan
esa.
memperhatikan pikiran dan
sehingga klien dengarkan semua
merasa aman keluhan klien.
dalam segala hal 3. Jelaskan
tindakan yang semua prosedur
diberikan dan pengobatan.
3.Menjelaskan 4. Berikan
semua prosedur dorongan spiritual
dan pengobatan
dengan hasil
klien mengetahui
tentang prosedur
tindakan yang
akan dilakukan
4.Memberikan
dorongan
spiritual dengan
hasil ketaatan
klien beribadah
selama sakit
tetap dijalankan.
4. Resiko defisit volume Setelah dilakukan 1. Awasi karakteristik, 1. Mengetahui tingkat 1. Mengawasi Rabu, 10-08-2020
cairan berhubungan tindakan selama 1 x 8 warna, konsistensi, kehilangan cairan. karakteristik, Jam 14.00
warna,
dengan kehilangan jam diharapkan kebutuhan frekuensi dan S:
konsistensi,
melalui rute normal cairan klien seimbang jumlah feses. frekuensi dan - Klien
yang berlebihan dengan kriteria hasil : 2. Mengetahui jumlah jumlah feses mengatakan masih
bising usus dengan hasil
(diare) - Fungsi usus 2. Auskultasi bunyi mual dan muntah.
permenit. klien mengatakan
normal, bising usus usus. masih mengaami - Klien
Normal 3. Mengetahui tingkat diare dengan mengatakan masih
kehilangan cairan. konsistensi cair.
- Tidak ada mual dan 3. Awasi masukan dan 2. Mengauskultasi mengalami diare
muntah keluaran cairan. 4. Mengurangi atau bunyi usus dengan konsistensi
mengganti cairan dengan hasil
- Frekuensi buang air cair
yang hilang. bising usus
besar satu sampai dua kali 4. Anjurkan masukan hiperaktif. O : Bising usus
sehari, konsistensi feses cairan 2500 – 3000 5. Mengurangi resiko 3. Mengawasi
hiperaktif
nyeri pada lambung. masukan dan
padat. ml perhari. A : Masalah belum
keluaran cairan
dengan hasil teratasi
5. Hindarkan makanan klien tidak mual P : Lanjutkan
dan muntah.
yang merangsang Intervensi
4. Menganjurkan
lambung. masukan cairan 1. Awasi
2500 – 3000 ml karakteristik,
perhari dengan warna,
hasil kebutuhan
cairan klien konsistensi,
terpenuhi. frekuensi dan
5. Menghindarkan jumlah feses.
makanan yang
2. Auskultasi
merangsang
lambung dengan bunyi usus.
hasil nyeri pada 3. Awasi masukan
lambung klien
dan keluaran
berkurang.
cairan.
4. Anjurkan
masukan cairan
2500 – 3000 ml
perhari.
5. Hindarkan
makanan yang
merangsang
lambung.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart. 2010. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol. 2: Jakarta.
EGC.
Suryono Slamet, et al. 2011. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 2, Edisi : Jakarta.
FKUI.