DYSPEPSIA
Disusun Oleh :
Nama : Winda Astika Mutiara
NIM : C1019103
Kelas : 3B
Prodi : S1 Ilmu Keperawatan
1. Latar Belakang
Nyeri atau rasa tidak nyaman di perut atas, umumnya di bawah tulang rusuk di atas
pusar, yang disertai kembung, sendawa berlebihan, rasa panas di dada, mual, muntah, dan
napas berbau seringkali dianggap enteng. Biasanya penderita hanya minum obat bebas
misalnya antasida (penawar asam lambung) yang banyak diiklankan. Namun, berhati-hatilah.
Meski jarang, kumpulan gejala yang dikenal sebagai dyspepsia itu bias jadi merupakan
penyakit serius seperti kanker lambung, maupun radang lambung dalam yang bias
menyebabkan kebocoran saluran cerna. Dispepsia tidak memilih usia dan jenis kelamin.
Semua bias terkena. Boleh dibilang satu dari empat orang pernah mengalami dyspepsia suatu
saat dalam hidupnya.
D. Materi (Terlampir)
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. Media
1. Leaflet
2. Lembar Balik
G. KegiatanPenyuluhan
Waktu Kegiatan Preceptie dan Kegiatan Audient
1. Pembukaan ( 5Menit )
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
H. Evaluasi
1. Prosedur : Akhir Kegiatan
2. Waktu : 5 menit
3. Bentuk soal : Essay
4. Jumlah soal : 3 soal
a. Sebutkan salah satu penyebab penyakit Dispepsia
b. Sebutkan salah satu cara pencegahan penyakit Dispepsia
c. Sebutkan salah satu cara perawatan penyakit Dispepsia
Jenis soal : Menguraikan secara lisan
MATERI
A. Pengertian
Dispepsia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau dada.
Yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa sakit atau rasa terbakar
diperut.
B. Penyebab
1. Menelan udara (aerofagi)
2. Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung
3. Iritasi lambung (gastritis)
4. Ulkus gastrikum atau ulkus duo denalis
5. Kanker lambung
6. Peradangan kandung empedu (kolesistitis)
7. Intoleransi laktosa ( ketidakmampuan mencerna susu dan produknya)
8. Kelainan gerakan usus
9. Kecemasan atau depresi
C. Proses Terjadi
Asam lambung adalah zat yang dihasilkan untuk mencerna, jika perut kosong atau
jika produksi asam lambung berlebih karena terangsang sehingga jumlahnya tidak sesuai
dengan jumlah zat yang dicerna menyebabkan luka pada permukaan lambung.
Pada beberapa penderita, makan dapat memperburuk nyeri, pada penderita yang lain,
makan bias mengurangi nyerinya.
Gejala lain meliputi nafsu makan yang menurun, mual, sembelit, diare dan flatulensi
(perut kembung).
Brunner & Suddart, 2002, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol. 2 Jakarta, EGC.
Inayah Iin, 2004, Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pencernaan, edisi
pertama, Jakarta, Salemba Medika.
Manjoer, A, et al, 2000, Kapita selekta kedokteran, edisi 3, Jakarta, Medika aeusculapeus.
Suryono Slamet, et al, 2001, buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid 2, edisi , Jakarta, FKUI.