0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
231 tayangan7 halaman
Komunikasi terapeutik merupakan cara untuk memberikan informasi kesehatan dan mengurangi kecemasan pasien, khususnya anak, selama dirawat di rumah sakit. Prosedur komunikasi terapeutik meliputi tahap pra-interaksi, orientasi, kerja, dan terminasi untuk mengevaluasi kondisi pasien, memberikan informasi, serta menurunkan kecemasan agar pasien mau makan dan minum obat dengan baik.
Komunikasi terapeutik merupakan cara untuk memberikan informasi kesehatan dan mengurangi kecemasan pasien, khususnya anak, selama dirawat di rumah sakit. Prosedur komunikasi terapeutik meliputi tahap pra-interaksi, orientasi, kerja, dan terminasi untuk mengevaluasi kondisi pasien, memberikan informasi, serta menurunkan kecemasan agar pasien mau makan dan minum obat dengan baik.
Komunikasi terapeutik merupakan cara untuk memberikan informasi kesehatan dan mengurangi kecemasan pasien, khususnya anak, selama dirawat di rumah sakit. Prosedur komunikasi terapeutik meliputi tahap pra-interaksi, orientasi, kerja, dan terminasi untuk mengevaluasi kondisi pasien, memberikan informasi, serta menurunkan kecemasan agar pasien mau makan dan minum obat dengan baik.
dilakukan untuk memberikan informasi tentang kesehatan. Komunikasi juga dapat mengurangi rasa cemas anak akibat hospitalisasi. Afriani, M (2016.). Komunikasi terapeutik merupakan salah satu cara untuk memberikan informasi yang akurat dan membina hubungan saling percaya terhadap klien, sehingga klien akan merasa puas dengan pelayanan yang diterimanya. Sulis, A (2017) Tujuan 1. Membantu pasien menjelaskan dan mengurangi beban pikiran, perasaan, mengurangi keraguan dan mempercepat interaksi kedua pihak antara perawat dan pasien sehingga dapat membantu dilakukannya tindakan yang efisen (Marfoedz, 2009). 2. Untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan anak usia prasekolah. 3. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi terapeutik terhadap tingkat kecemasan pada anak sekolah usia (7-13 tahun) di Rumah Sakit DKT TK IV 02.07.04 Bandar Lampung. 4. Untuk menurunkan kecemasan,mendengarkan dan memberikan perhatian penuh (caring) sehingga efektif untuk menurunkan kecemasan dan mempercepat penyembuhan (Nursalam, 2013) Kebijakan Dilakukan pada klien di Rumah Sakit Peralatan 1. Rancangan program bermain yang lengkap dan sistematis 2. Alat bermain sesuai dengan umur/jenis kelamin dan tujuan Prosedur A. Tahap Pra Interaksi Pelaksanaan 1. Melakukan kontrak waktu 2. Mengecek kesiapan anak (tidak ngantuk, tidak rewel, keadaan umum membaik/kondisi yang memungkinkan) 3. Menyaiapkan alat “Disuatu rumah sakit disalah satu ruang rawat nginap, ada seorang pasien yang baru berumur 10 tahun. Iya masuk rumah sakit karena perutnya sakit akibat jajan sembarangan. Siang ini pasien sudah rewel akibat tidak ingin memakan makanan yang disediakan dari rumah sakit” B. Tahap Orientasi 1. Memberikan salam kepada pasien dan menyapa nama pasien 2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan 3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
Siang itu pukul 13.00 di
rumah sakit UMUM ada seorang perawat yang berdinas menghampiri pasien tersebut Perawat: selamat siang... (sambil tersenyum) Ibu pasien: iya selamat siang sus Perawat: permisi..apa betul ini dengan pasien atas nama Resti? Ibu pasien: iya benar sus, beta ibunya Perawat: sebelumnya apakah ade resti sering mengeluhkan sesuatu bu? Ibu pasien: beta pung anak selalu rewel sus, katanya dia sonde mau makan makanan rumah sakit karna sonde ada rasa. Terus beta pung anak sonde suka makan bubur Perawat: baik ibu, kalau begitu beta periksa ade restinya dulu ibu ee Ibu pasien: iya silahkan sus Perawat: selamat siang ade(tersenyum) Pasien: siang suster Perawat: ade perkenalkan nama kaka syane, ade bisa panggil kaka dengan nama ka syane. Disini kaka yang bertugas rawat ade dari jam 13.00-20.00 malam ade. Sebelunya ade pung nama siapa? Pasien: dengan resti ka B. Tahap Kerja 1. Persiapkan pasien 2. Menanyakan kodisi pasien saat ini Perawat: baik ade, disini kaka mau mengecek kondisi ade, apakah ade tadi sudah makan siang terus minum obat? Pasien:iya ka, beta punya badan lemas, beta sonde mau makan karena makanan di rumah sakit sonde enak Perawat: Tetapi ade harus makan supaya ade punya badan sonde lemas Pasien: Iya ka, (sambil tersenyum) Perawat: Baik ade, sekarang kaka akan cek keadan ade Pasien: Iya kak Perawat: (sambil mengecek keadaan pasien) ade harus makan ya, dan minum obatnya biar ade cepat sembuh dan bisa pulang kerumah.. Pasien: aduuuh,, sakit ka pelan-pelan Perawat: iyah, maaf dek ini sudah pelan-pelan Pasien: Kak, beta boleh makan gorengan? Perawat: Begini dek, perut adek kan masih sakit akibat salah makan, jadi kaka anjurkan ade memakan makanan yang di sediakan dirumah sakit. Adek harus makan bubur atau makanan yang lembek dulu. Ade tidak bisa makan makanan yang keras Pasien: Tapi beta bosan makanan itu saja terus, beta mau makan makanan yang lain juga Perawat: Iyah dek, adek harus biasakan makan bubur terlebih dahulu biar cepat sembuh supaya adek bisa makan gorengan Pasien: iya baik kak B. Tahap Terminasi Melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan 1. Berpamitan dengan pasien 2. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula 3. Mencuci tangan Perawat: baik ade, kaka sudah selesai mengecek kondisi ade, setelah ini ade harus makan dan meminum obatnya ya Pasien: iya ka Perawat: nanti kalau ada membutuhkan sesuatu, ade bisa panggil kaka di ruang keperawatan ataumenekan tombol yang ada disamping tempat tidur. Nanti kaka akan datang Pasien: iya ka (sambil tersenyum) Perawat: baik ibu saya permisi dulu ade, kaka permisi dulu ya. Terima kasih(sambil tersenyum) Ibu pasien & pasien: iya sama-sama sus
Daftar Pustaka 1. Afriani, M (2016.). Reaksi
terhadap stressor hospitalisasi dengan tingkat kecemasan anak usia sekolah RSUD dr. Zainoel Abidin, di unduh dari www.jim.unsyiah.ac.id Fkep.download. pada tanggal 04 Juli 2016 2. Alawi. (2015). Dampak Hospitalisasi pada anak mempengaruhi pola tidur, 1-6. ejournal. Vol 3 No. 2 pada tanggal 17 Agustus 2015 3. Dewi Ika (2016). Pengaruh hospitalisasi pada anak toddler terhadap tingkat kecemasan, 1-6. ejournal. Vol 7.No 1 pada tanggal 4. Anggika,A (2016). Tingkat kecemasan pada anak prasekolah yang mengalami hospitalisasi berhubungan dengan perubahan pola tidur di RSUD Karang anyar .journal,Vol.14.No.2 pada tanggal 2 Agustus 2016. 5. Sulis, A (2017) Hubungan hospitalisasi dengan perubahan pola tidur pasien anak usia toddler di RSKIA PKU Muhammadiyah Kota Gede Yogyakarta, di unduh dari