0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
509 tayangan9 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang format penilaian komunikasi terapeutik dalam menangani klien yang marah-marah. Terdiri dari 5 bagian yaitu pengertian, tujuan, kebijakan, referensi, dan prosedur komunikasi terapeutik yang meliputi fase pra interaksi, orientasi, kerja, dan terminasi. Prosedur komunikasi terapeutik bertujuan untuk membantu klien memahami perasaan dan mengambil tindakan efektif untuk mengubah
Deskripsi Asli:
ddddddddd
Judul Asli
SOP KOMUNIKASI TERAPEUTIK dalam mengatasi klien marah-marah (Yane yuningsih aleut)
Dokumen tersebut membahas tentang format penilaian komunikasi terapeutik dalam menangani klien yang marah-marah. Terdiri dari 5 bagian yaitu pengertian, tujuan, kebijakan, referensi, dan prosedur komunikasi terapeutik yang meliputi fase pra interaksi, orientasi, kerja, dan terminasi. Prosedur komunikasi terapeutik bertujuan untuk membantu klien memahami perasaan dan mengambil tindakan efektif untuk mengubah
Dokumen tersebut membahas tentang format penilaian komunikasi terapeutik dalam menangani klien yang marah-marah. Terdiri dari 5 bagian yaitu pengertian, tujuan, kebijakan, referensi, dan prosedur komunikasi terapeutik yang meliputi fase pra interaksi, orientasi, kerja, dan terminasi. Prosedur komunikasi terapeutik bertujuan untuk membantu klien memahami perasaan dan mengambil tindakan efektif untuk mengubah
membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan yang efektif untuk pasien, membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri
II. Tujuan 1. Membantu pasien untuk
memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran 2. Mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang diperlukan 3. Mengurangi keraguan 4. Membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif
III. Kebijakan Diberikan pada pasien hipertensi
IV. Referensi Muhith (2015) Analisis Pengaruh Komunikasi Terapeutik Perawat Terhadap Kepuasan Keluarga Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa. Jurnal Of Borneo Holistic Health (2020)
Damaiyanti:11 Helping Relationship
Antara Perawat Dengan Pasien Dalam Penyembuhan Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.Soerojo Magelang. Jurnal Komunikasi dan Kajian Media (2020)
Lalongkoe (2013) Gambaran
Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Perawat Pada Klien Halusinasi. http://www.28-Article-74-1- 10-20180124
Komunikasi Terapeutik Dalam Asuhan Keperawatan Di Ruangan Rawat Inap Kelas III RSUD Prof. W.Z. Yohannes Kupang
V. Prosedur 1. Fase Pra Interaksi
a. Menggali kemampuan yang dimiliki sebelum melakukan kontak dengan pasien. b. Memahami dulu kondisi pasien yang akan ditangani. c. Observasi awal dengan cara melihat dari kondisi awal si anak. 2. Fase Orientasi. a. Memberi salam Perawat : Selamat pagi, pak. b. Perkenalan dengan pasien Perawat : Perkenalkan, saya perawat yane. Kalau boleh tau, siapa nama bapak ? Pasien : Andi Perawat : oia, bapak Andi. Saya yang bertugas hari ini untuk merawat bapak Andi dari jam 07.00 dan pulang jam 14.00. Karena itu, saya akan membantu bapak Andi untuk menyelesaikan masalah yang bapak hadapi. Kita bersama-sama menghadapi masalah yang bapak andi hadapi Pasien : (diam) c. Mengidentifikasi masalah Perawat : Sesuai perjanjian, sekarang kita akan mengidentifikasi krisis yang terjadi pada adik. Mau dimana tempatnya ? Pasien : Disini saja. d. Mengkaji tingkat kecemasan pasien Perawat : apa kabar ? Bagaimana perasaan bapak pagi ini ? Apa masalah yang bapak hadapi ? Pasien : (Diam) Perawat : Saya tidak dapat membantu bapak jika bapak tidak mau menceritrakan masalah yang bapak hadapi. Pasien : (tetap diam) Perawat : Tampaknya bapak belum mau cerita, kita duduk bersama saja ya. (10 menit) Pasien : baik, akan saya ceritakan. (dengan menunjukkan ekspresi kurang senang) e. Menjaga rahasia pasien Perawat : baik, pak. Bapak jangan khawatir. Semua yang disampaikan oleh bapak akan saya rahasiakan. Pasien : (diam) f. Mengkaji apa yang diharapkan dari komunikasi yang telah dilakukan oleh perawat terhadap pasien Perawat : Dari percakapan kita tadi tampaknya bapak sungkan berhubungan dengan orang lain, sering marah tak terkendali. Pasien : (diam) 3. Fase Kerja Perawat dan pasien bekerja sama untuk mengatasi masalah yang ada a. Mengimplementasikan rencana kegiatan yang telah dibuat. Perawat : Baiklah, sesuai kesepakatan kita akan diskusi masalah yang adik hadapi. Pasien : (mengangguk) Perawat : coba jelaskan apa yang menyebabkan bapak selalu marah ? Pasien : beban kerja yang menumpuk Perawat : saya memahami apa yang bapak rasakan. Setiap masalah pasti ada solusinya. Saya akan mencoba memberikan jalan keluar kepada bapak. Semoga membantu yah, pak. Pasien : (diam dan mengangguk) Perawat : Ada orang sekitar yang bapak segani atau tidak ? Pasien : Ada. Istri saya. Perawat : jika demikian, ceritrakan saja pada istri bapak jika ada persoalan yang sedang bapak hadapi. Besar kemungkinan istri bapak akan membantu dalam memberikan jalan keluar. Kemudian, bapak harus beristirahat yang cukup, memperhatikan diet dan nutrisi, berlibur (jika perlu), dan olahraga teratur. Pasien : (pasien menarik napas dalam dan mengangguk) Perawat : bapak harus berusaha menghindari hal-hal yang menyebabkan bapak mengalami apa yang bapak derita sekarang, sebisa mungkin. Saya yakin, suatu ketika hal tersebut akan menjadi kebiasaan bapak jika bapak rutin melakukannya mulai dari sekarang. Pasien : Baik (mengangguk). 4. Fase terminasi a. Evaluasi Perawat : baik, pak. Coba bapak sebutkan solusi yang sudah saya sebutkan tadi ! Pasien : (menyebutkan kembali semua solusi) Perawat : Baik, pak. b. Melakukan kontrak untuk pertemuan selanjutnya Perawat : jika bapak berkenan, besok pagi kita melanjutkan percakapan kita. Pasien : (mengangguk) c. Menakhiri kegiatan dengan cara yang baik Perawat : kalau begitu, saya permisi dulu yah, pak. Sampai jumpa besok. Selamat siang, pak. Pasien : baik, terimakasih.