Anda di halaman 1dari 13

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA

PASIEN ICU

1 2 3 4
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
KOMUNIKASI TEAPEUTIK PADA PASIEN DI ICU

Pengertian Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi


yang dirancang dan direncakan dengan sadar
oleh perawat yang bermaksud membangun
hubungan kepercayaan demi kesembuhan
pasien (Lalongkoe, 2015).
komunikasi dalam keperawatan disebut
dengan komunikasi terapeutik yang dilakukan
oleh perawat pada saat melakukan intervensi
keperawatan bermanfaat memberikan terapi
bagi proses penyembuhan.
Tujuan 1. untuk memotivasi dan
mengembangkan pribadi klien ke arah
yang lebih konstruktif dan adaptif .
2. tujuan komunikasi terapeutik yaitu
membantu pasien untuk memperjelas
dan mengurangi beban perasaan dan
pikiran serta dapat mengambil
tindakan untuk mengubah situasi yang
ada bila pasien percaya pada hal yang
diperlukan serta mengurangi keraguan,
membantu dalam halmengambil
tindakan yang efektif
Kebijakan Dilakukan pada pasien di ICU
Referensi
Peralatan 1. Format pengkajian
2. Hanscoon
3. Tensi meter
4. Termometer
5. Stetoskop
Prosedur A. Fase Pra Interaksi
pelaksanaan 1. Tahap ini merupakan masa
persiapan sebelum berinteraksi
dengan pasien
B. Fase Orientasi
1. Tahap ini yaitu tahap
perkenalan yang dilakukan oleh
perawat saat pertama kali
bertemu dengan pasien.
Perawat memperkenalkan
dirinya terlebih dahulu kepada
pasien, dengan begitu perawat
telah bersikap terbuka pada
pasien. Situasi lingkungan yang
peka dan menunjukkan
penerimaan serta membantu
pasien dalam mengekspresikan
perasaan dan pikirannya.
Perawat : “Selamat pagi Bu”
Keluarga 1 : “Selamat pagi Sus”
Perawat : “Bagaiaman kabar Ny X bu?”
Keluarga 2 : “Ya begitu lah Sus, seperti
biasanya masih belum ada perkembangan.
Kakak
saya masih belum sadar
padahal Dokter bilang beliau
sudah melewati masa kritis
tapi kenapa Kakak saya belum
sadar ya Sus?
Perawat : “Sabar ya bu, mungkin saja
sebentar lagi Kakak ibu akan segera sadar.
Lebih
baik ibu banyak berdoa agar
Kakak ibu segera sadar dan
bisa berkumpul dengan
keluarga seperti dulu.”
Keluarga 1 : “Aamiin, semoga saja, Sus.
Tapi kira-kira sampai berapa lama Sus?”
Perawat : “Kalau masalah itu saya
belum bisa memastikan bu, tapi yang pasti
kami
akan berusaha merawat Ny X
sebaik mungkin agar membantu
proses
penyembuhan Ny X. Ibu, hari
ini saya akan memberikan obat pada
Ny X, nanti
Ny X akan disuntik
menggunakan obat ini, bu. Bagaimana
apakah saya
diperbolehkan memberi obat
ini pada Ny X bu?”
Keluarga 2 : “Silahkan, sus, lakukan yang
terbaik untuk kakak saya.”

C. Tahap kerja
1. Tahap ini merupakan inti dari
keseluruhan proses komunikasi
terapeutik. Tahap ini perawat
bekerja sama dengan pasien
untuk mengatasi masalah yang
sedang dihadapi oleh pasien.
Tahap kerja berhubungan
dengan rencana pelaksanaan
tindakan keperawatan yang
akan dilakukan kepada pasien.
Perawat dituntut untuk
mempunyai tingkat analisa
yang tinggi sehingga dapat
mengeksplorasi, mendengarkan
dengan aktif, refleksi, berbagai
persepsi, memfokuskan dan
menyimpulkan. Jika perawat
tidak menyimpulkan
percakapannya dengan pasien
pada tahap ini, dapat terjadi
perbedaan persepsi antara
perawat dengan pasien
sehingga penyelesaian
masalahnya menjadi tidak
terarah serta tidak sesuai
dengan hasil yang diharapkan
yang membuat masalah pasien
menjadi tidak terselesaikan.
Perawat : “Selamat pagi ibu X,
perkenalkan saya Y, perawat yang akan
merawat ibu hari ini. Ibu hari ini saya akan
memberikan ibu obat, nanti saya akan
menyuntikkan obat pada ibu ya bu.” (sambil
menyentuh pasien)
Perawat : “Ibu saya akan menyuntikkan
obatnya sekarang ya bu”
Perawat selesai melakukan tindakan pada
pasien.
Perawat : “Nah, ibu saya sudah selesai
memberikan obat pada Ibu, semoga obat
yang saya berikan bisa membantu ibu agar
ibu bisa cepat sembuh agar ibu bisa segera
bertemu dengan keluarga ibu. Keluarga ibu
sudah sangat ingin bertemu dengan ibu lagi
bu,”
Perawat : “Baik bu, karena saya sudah
selesai memberi tindakan, saya mohon pamit
dulu bu, nanti jam 12 akan ada perawat lain
yang akan memberi makan pada ibu. Permisi
bu.”

D. Tahap terminasi
1. Terminasi merupakan tahap
akhir dari pertemuan antara
perawat dengan pasien. Tahap
terminasi ini dibagi menjadi
dua, yaitu terminasi sementara
dan terminasi akhir (Stuart dan
Laraia, 2001). Pertemuan
antara perawat dan pasien
terdiri atas beberapa kali
pertemuan. Setelah terminasi
sementara, perawat akan
bertemu kembali dengan pasien
pada waktu yang telah
ditetapkan, sedangkan
terminasi akhir terjadi jika
perawat telah menyelesikan
proses keperawatan secara
keseluruhan.
Keluarga 1 : “Bagaimana keadaan kakak
saya, sus?”
Perawat : “Kondisi kakak ibu stabil, tapi
masih belum ada perkembangan yang
menunjukkan tanda-tanda
sadar bu. Ibu tetap sabar saja bu,
banyak-banyak
berdoa untuk kesembuhan Ny
X. Kalau ibu tidak pantang menyerah
pasti
akan membawa dampak positif
pada kesehatan Ny X bu.”
Keluarga 2 : “Iya sus, pasti. Kami ingin
kakak kami segera sadar dan bisa berkumpul
dengan kami lagi.”
Perawat : “Kalau begitu saya permisi
dulu bu, nanti jam 12 akan ada perawat lain
yang
akan memberi makan pada Ny
X. Kalau ibu membutuhkan
bantuan saya atau perawat
lain untuk merawat Ny X
silahkan datang ke nurse
station bu.”
Keluarga 1 : “Baik sus.”

Nama : HENDRA D. LASI Dosen Pembimbing :

Nim :149502719
Nilai :
TTD :
1. Yas & Mohammed. 2016. Assessment Of Nursing Knowledge About Therapeutic
Communication In Psychiatric Teaching Hospitals At Baghdad City Vol. 6 No. 2
May-Auguest. Kufa Journal For Nursing Sciences
2. Swarjana. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi) – tuntunan Praktis Pembuatan
Proposal Penelitian untuk Mahasiswa Keperawatan, Kebidanan dan Profesi Bidang Kesehatan
Lainnya. Yogyakarta: Andi
3. Suryani. 2015. Komunikasi Terapeutik Teori & Praktik, Ed 2. Jakarta: Penerbit EGC
4. Younis, Mabrouk, Kamal. 2015. Effect Of The Planned Therapeutic Communication Program On
Therapeutic Communication Skills Of Pediatric Nurses Vol. 5 No. 8. Journal Of Nursing
Education And Practice

S
ugiyono. 2015. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai