Anda di halaman 1dari 15

KKOMUNIKASI EFEKTIF

PASCA BEDAH
KELOMPOK 5
Disusun Oleh :
Kelompok 5 / STKA 2B

Annida Dwi Veronika 22.2.065


Bulan Salsabila Putri 22.2.007
Kristina Tasya A. R 22.2.058
Mugia Athiyyatur Rahma 22.2.065
Stein Mario A. A. Q 22.2.079
Tri Celia Valentin 22.2.082
Yuyun Sintiani 22.2.041
A. Pengertian dari Komunikasi Efektif

Komunikasi efektif terjadi apabila pesan yang diberitahukan komunikator


dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi
salah persepsi. Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan
komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan.
pertukaran informasi, ide, perasaan yang menghasilkan perubahan sikap
sehingga terjalin sebuah hubungan baik antara pemberi pesan dan penerima
pesan. Pengukuran efektivitas dari suatu proses komunikasi dapat dilihat dari
tercapainya tujuan si pengirim pesan.
B. Pengertian Komunikasi Pasca Bedah

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan secara sadar, tujuan dan
kegiatannya berfokus pada kesembuhan pasien (Ina & Wahyu, 2010). Komunikasi
terapeutik merupakan komunikasi yang memberikan efek penyembuhan pada pasien.
Komunikasi terapeutik merupakan salah satu cara untuk memberikan informasi yang
akurat dan membina hubungan saling percaya terhadap pasien, sehingga pasien akan
merasa puas dengan pelayanan yang diterimanya (Anggraini, 2012).
Komunikasi terapeutik adalah interaksi tatap muka yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan fisik dan mental pasien. Teknik komunikasi ini meliputi mendengarkan,
memberikan penghargaan, hingga konfrontasi.
C. Tujuan Komunikasi Perawat pada Pasien Pasca di Ruang Bedah

Dengan menggunakan komunikasi terapeutik, seorang perawat idealnya dapat lebih


mudah memahami dan berempati kepada pasien. Berikut adalah tujuan penggunaan
komunikasi terapeutik.
1. Membangun hubungan terapeutik perawat dan pasien.
2. Mengidentifikasi kekhawatiran yang menjadi perhatian utama pasien.
3. Menilai persepsi pasien ketika ada masalah terkait dengan kondisinya, termasuk
persepsi pasien mengenai tindakan dari orang-orang yang terlibat, serta bagaimana
perasaan pasien tentang situasi, orang lain, dan dirinya sendiri dalam kondisi tersebut.
4. Memfasilitasi luapan emosional dari pasien,dll.
D. Teknik Komunikasi Pasca Bedah

Teknik komunikasi terapeutik yang dipilih perawat bergantung pada tujuan


dilakukannya komunikasi dan kemampuan pasien untuk berkomunikasi secara verbal.
Perawat dapat memilih teknik yang mampu memfasilitasi interaksi antara keduanya.

1. Penerimaan
2. Diam/hening
3. Menawarkan diri
4. Aktif mendengarkan
5. Memberi penghargaan
6. Membuka komunikasi,dll.
E. Contoh Dialog Pasca Bedah

DIALOG PASCA OPERASI SINUSITIS

Fase Prainteraksi

Pada Rumah sakit X di kamar Y terdapat seorang pasien yang bernama Alda Vista
umur 19 tahun dimana ia sekarang sedang menempuh pendidikan tinggi di salah satu
Universitas swasta yang berada di daerah Z, di rumah sakit tersebut ia
ditemani oleh ibunya yang bernama Rika, dimana Alda tersebut sedang menjalani
perawatan pasca operasi sinusitis,disana dia dirawat oleh Ns. Farahdyla.
Fase Orientasi

Pagi hari pukul 07.30


Perawat : “Selamat pagi...“ (tersenyum)
Pasien : “Ia selamat pagi sus..”(tersenyum)
Perawat : “Permisi ibu.. Apa betul ini ibu Alda Vista?”
Pasien : “Iya benar, saya Alda Vista”
Perawat : “Baik kalau begitu saya akan memeriksa ibu Alda Vista
sebelumnya perkenalkan nama saya Farahdyla, mulai pagi ini saya akan merawat ibu
dari pukul 07.00 sampai 14.00 siang
Pasien : “Iya salam kenal juga, nama saya Alda Vista, bisa panggil saya dengan
panggilan Alda.”
Perawat : “Baik Bu Alda, bagaimana keadaan ibu sekarang? Apa yang ibu
rasakan ?“
Pasien : “Sejak setelah operasi kemarin bagian hidung saya masih agak
sedikit nyeri.” (menyentuh bagian hidung atas)
Perawat : “Mm..” (menganggukkan kepala) ”Iya bu itu memang efek
dari operasi sinusitis yang ibu alami, karena pada saat operasi, alat-alat dokter
bekerja pada saluran pernapasan anda, dan tentunya akan meninggalkan beberapa
bekas luka operasi.”
Pasien : “Apa itu berbahaya sus?.”(sedikit cemas)
Perawat : “Tidak bu, jika terus mengalami hal ini, segeralah informasikan ke
dokter untuk mencegah penyakit lain bermunculan di luar sinusitis. Jadi ibu tidak
usah begitu khawatir.” (menjelaskan)
Pasien : “Ohhh..begitu.”(sedikit lega)
Perawat : “Iya bu Alda, baiklah saya permisi dulu, silakan ibu beristirahat
kembali, nanti saya akan datang lagi sekitar jam 08.00 siang untuk
melakukan tindakan perawatan luka, mengganti perban yang mebalut luka ibu
Alda dengan yang baru, tidak lama bu kira-kira 5 menit dan kita melakukannya disini
saja, apakah ibu Alda bersedia?”
Pasien : “Iya mbak.” (menganggukkan kepala)
Perawat : ”Ibu Alda tenang saja,kerahasiaan tentang apa yang ibu alami
juga tetap saya jaga.“
Pasien : Iya sus, terima kasih.” (merasa lega)
Perawat : “Apabila bu Alda memerlukan bantuan saya silakan ibu panggil
saya, selamat pagi” (tersenyum)
Pasien : “Iya, selamat pagi.” (tersenyum)
Fase Kerja
Tidak lama kemudian perawat menghampiri Pasien kembali.

Perawat : “Selamat pagi.” (tersenyum)


Pasien : “Pagi mbak.” (tersenyum)
Perawat : “Ibu Alda sesuai perjanjian yang telah disepakati tadi sekarang
saya akan melakukan tindakan perawatan luka, apakah bu Alda bersedia?”
Pasien : “Iya saya bersedia sus”
Perawat : “Baiklah saya akan menyiapkan alat - alatnya dahulu.”
Perawat : ”Baik bu, alat – alat sudah siap. Saya akan melakukan tindakan.
Apabila ibu merasakan sakit, ibu bisa memberi tahu saya ya bu.”
Pasien : "Baik sus"
Perawat : “Kita mulai ya bu, Bismmillahirohmanirrohim”
Disaat perawat melakukan tindakan perawatan luka tiba - tiba pasien teriak kesakitan
disaat
perawat membuka pebalut luka Pasien
Pasien : “Aduhhh sakitt. Pelan pelan sedikit sus. ” (dengan meringis kesakitan)
Perawat : “Maaf ibu, baik saya akan lebih pelan pelan melakukannya”
setelah proses tindakan perawatan luka ...
Fase Terminasi

Perawat : “Bu Alda saya sudah selesai melakukan tindakan perawatan luka,
dijaga kesehatannya ya bu, semoga cepat sembuh.” (tersenyum)
Pasien : “Iya, terima kasih sus.” (tersenyum)
Perawat : “Sama - sama, selamat pagi sampai jumpa kembali!”
Perawat membereskan alat dan mencuci tangan. Setelah itu, perawat
menjelaskan kepada keluarga.
Perawat : “Baik ibu saya permisi untuk kembali ke ruangan perawat dan
nanti jika butuh bantuan bisa langsung hubungi saya di ruang perawat yang ada di sana”
(sambil menujuk kearah ruangan perawat)
Pasien : “Iya sus, terima kasih” ( tersenyum)
KESIMPULAN

Komunikasi efektif terjadi apabila pesan yang diberitahukan komunikator dapat diterima
dengan baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi. Komunikasi
terapeutik merupakan salah satu cara untuk memberikan informasi yang akurat dan membina
hubungan saling percaya terhadap pasien, sehingga pasien akan merasa puas dengan
pelayanan yang diterimanya. Dengan menggunakan komunikasi terapeutik, seorang perawat
idealnya dapat lebih mudah memahami dan berempati kepada pasien. Teknik komunikasi
terapeutik yang dipilih perawat bergantung pada tujuan dilakukannya komunikasi dan
kemampuan pasien untuk berkomunikasi secara verbal. Perawat dapat memilih teknik yang
mampu memfasilitasi interaksi antara keduanya
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai