Anda di halaman 1dari 19

komunikasi terapeutik pada pasien

ICU
Pada hari rabu tanggal 13 Desember 2020 di Rs Kepresidenan RSPAD Gatot Sobroto Jakarta
terdapat pasien yang mengalami gangguan pada gagal nafas dan menyebabkan pasien tidak
sadar. Pasien tersebut bernama Ny.Risna. Pasien tersebut telah dirawat diruang ICU 2 hari
dan sejak itu juga N.y Risna tidak sadarkan diri. Hari kedua itu pukul 08.00 perawat firda
akan memberikan injeksi pada Ny. Risna di ruang ICU.
PERAWAT DENGAN KELUARGA PASIEN
Perawat :
(Memanggil keluarga yang berada di ruang umum tunggu untuk keluarga yang sudah di
sediakan oleh rumah sakit tersebut) “Keluarga dari Ny.Risna”
Keluarga:
“iya sus disini…..” (salah satu sodara perempuan dari Ny.Risna)

Perawat :
“Assalamualikum ibu, Perkenalkan saya perawat firda, kebetulan saya yang bertugas hari ini
dari jam 08.00-13.00. begini ini kedatangan saya kenini untuk meminta izin untuk
memberikan obat melalui suntikan ini.

Keluarga :
“Baik mbak silahkan, lakukan saja yang terbaik untuk Ny.Risna.”

Perawat :
“Baik ibu saya permisi dulu, wassalamualikum”

PERAWAT DENGAN PASIEN

Perawat :
“ Selamat pagi ibu, perkenalkan saya perawat firda, kebetulan saya yang bertugas hari ini ibu.
Bagaimana keadaan ibu sekarang? Saya berharap ibu cepat siuman. Baik ibu kedatangan saya
kesini untuk memberikan obat sekaligus memberikan nutrisi kepada ibu dimana tujuannya
agar ibu tetap bisa makan walaupun dalam keadaan koma ya buk. disini kira-kira saya
membutuhkan waktu 5-10 menit ya ibu. Permisi ya ibu (sambil melakukan prosedur). Saya
suntik ya ibu. (sesudah melakukan prosedur). Baik ibu saya sudah selesai melakukan
prosedur ibu, saya berharap ibu cepat siuman, cepat melakukan aktifitas seperti sedia
kala,rupanya keluarga ibu sudah tidak sabar lagi ingin melihat ibu cepat melewati masa kritis
ini, diluar sana keluarga ibu sangat semangat menjaga ibu disini ada suami ibu dan saudara
ibu yang setia menemani ibu diluar sana. Ibu harus kuat menjalini semua ini. Saya yakin ibu
pasti bisa melewati ini semua. Baik ibu karna waktunya sudah habis saya mohon pamit dulu
ibu. nanti siang saya akan kembali lagi untuk memeriksa ibu. selamat pagi ibu”

PERAWAT DENGAN KELUARGA PASIEN

Perawat :
“ permisi ibu saya sudah melakukan prosedur kepada Ny. k
Keluarga :
Oh iya mbak, bagaimana keadaan istri saya mbak? Padahal dokter bilang bahwa besok hari
terakhir beliau melewati masa kritisnya tapi kenapa sampek sekarang masih belom sadar.

Perawat :
Sabar ya buk mungkin saja sebentar lagi istri bapak akan segera sadar. Lebih baik bapak
banyak berdoa agar istri bapak segera sadar dan bisa berkumpul sama keluarga seperti dulu.

Keluarga :
Amin semoga saja sus. Tapi kira-kira sampai berapa lama sus?

Perawat :
Kalau masalah itu saya belom bisa memastikan bu, tapi yang pasti kami akan berusaha
merawat Ny.Risna sebaik mungkin agar membantu proses penyembuhan Ny.Risna sendiri.

Keluarga :
Baik suster, lakukan saja yang terbaik untuk istri saya, saya banyak berharap lebih tim
kesehatan bisa membantu saya atas kesembuhan Ny.Risna.

Perawat :
Tentu saja bapak, mungkin ada yang di tanyakan lagi?

Keluarga :
Sudah tidak ada sus.

Perawat :
Baik jika memang sudah tidak ada saya mohon ijin pamit terlebih dahulu apabila bapak
memerlukan saya, saya berada di ruang perawat. Permis

Keluarga :
Iya sus sama-sama.

Strategi Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik pada Klien di IGD

A. Teknik Komunikasi pada Gawat Darurat


1. Mendengakan
Perawat harus berusaha untuk mendengarkan informasi yang
disampaikan oleh klien dengan penuh empati dan perhatian.
Teknik ini dimaksudkan untuk memberikan rasa aman
kepada klien dalam mengungkapkan perasaan dan menjaga
kestabilan emosi klien.

2. Menunjukkan Penerimaan
Selama klien berbicara sebaiknya perawat tidak menyela atau
membantah. Untuk menunjukkan sikap penerimaan
sebaiknya perawat menganggukkan kepala dalam merespon
pembicaraan klien.
3. Mengulang pernyataan Klien
Dengan mengulang pernyataan klien, perawat memberikan
umpan balik sehingga klien mengetahui bahwa pesannya
mendapat respon dan berharap komunikasi dapat berlanjut.

4. Klarifikasi
Apabila terjadi kesalahpahaman, perawat perlu menghentikan
pembicaraan untuk meminta penjelasan dengan menyamakan
pengertian.

5. Menyampaikan hasil pengamatan

Perawat perlu menyampaikan hasil pengamatan terhadap


klien untuk mengetahui bahwa pesan dapat tersampaikan
dengan baik.

B. Fase-fase dalam Komunikasi Terapeutik


1. Fase Orientasi
Fase pra interaksi dimulai sebelum kontak pertama dengan
klien. Perawat mengeksplorasi perasaan, ketakutan, kesiapan
perawat mempersiapkan alat, dan kesiapan membangun
hubungan yang terapeutik dapat dipertanggungjawabkan.
Jika di IGD dapat diketahui bahwa semua perlengkapan
sudah siap, jadi untuk kasus IGD tidak memiliki fase pra
interaksi.

2. Fase Orientasi
Tahap dimana seorang perawat menggali keluhan-keluhan
yang dirasakan oleh klien atau pasien dengan tanda dan
gejala untuk memperkuat penegakan diagnosa.

3. Fase Kerja

Fase dimana perawat mengimplementasikan rencana


keperawatan yang dibuat pada tahap orientasi, bperawat juga
membantu klien mengatasi kecemasan, meningkatkan
kemandirian dan tnggungjawab diri sendiri.

4. Fase Terminasi
Fase terminasi adalah fase persiapan mental untuk membuat
perencanaan tentang kesimpulan pengobatan yang telah
didapatkan. Pada tahap iini interaksi akan diakhiri.

Naskah role play

Narator : Lisa
Korban 1 : Agas
Korban 2 : Yaffi
P
e
n
o
l
o
n
g

B
a
g
u
s

I
b
u

k
o
r
b
a
n

:
E
n
n
y
B
a
p
a
k

k
o
r
b
a
n

M
i
c
h
a
e
l

P
e
r
a
w
a
t

R
i
z
k
y

P
e
r
a
w
a
t

T
r
i
s
k
i
Perawat 3 : Anisa
Dokter : Esti

1. Fase Orientasi

Pada suatu ketika ada adik kakak yang sedang pergi ke toko untuk membeli
sepatu, mereka naik sepeda motor pergi ke toko sepatu. Saat di perjalanan
mereka terjadi kecelakaan terserempet mobil, akhirnya mereka kecelakaan,
lalu ada seorang bapak dan ibu yang menolongnya dan menelfon rumah
sakit untuk membawanya dengan ambulan. Mereka pun dibawa kerumah
sakit. Sesampainya di rumah sakit penolong langsung meminta perawat
untuk segera di tangani
Penolong 1 (bagus) : Sus, saya membawa pasien kecelakaan dijalan, tolo

Perawat I (rizky)
: Baik pak, penanggungjawab yang membawa korban
membawa pasien keruangan UGD)

Penolong 1 (bagus) : Saya sus.

Perawat 1 (rizky) : Baik pak


Penolong (bagus)
: (penolong mencari no. hp keluarga dan
Asalamualaikum. Apa benar ini dengan bapak michae

Bapak korban (michael) : Iya, ada apa?


Penolong (bagus)
: Maaf sebelumnya pemilik hp ini sekarang telah m
saya bawa ke RSU. Tolong bapak segera datang ke RS

Bapak korban (michael) : Apa.??Iya Saya akan segera datang


terima kasih.

Di RS

Beberapa waktu kemudian keluarga dari anak datang ke RS dalam keadaan


panik .
Ibu korban (enny) : Dimana anak saya dan gimana keadaannya ??

Penolong (bagus) : Ini anaknya masih ditangani tim medis.

Bapak Korban (Michael) : Ya sudah terima kasih atas bantuannya.


Kemudian penolong pergi dan meninggalkan RS.
Perawat II (triski) : Mari bu silahkan duduk disini.

Ibu korban (enny) : Iya mbak.

Perawat II (triski) : Ibuk ini saya mau mengisi data anak ibuk, tolong d

Ibu korban (enny) : Baik mbak

Perawat II (triski) : Nama anak ibu siapa?, alamat?, tanggal lahir?, um


Ibu korban (enny)
: Nama anak saya Agas dan Yaffi

Umur agas 15 tahun dan yafi 19 tahun.

Alamat jln. Kartini Ngawi

Yaffi lahir 20 maret 1995 dan Agas lahir 15 juni 19

Perawat II (triski) : Apakah ibu memiliki kartu BPJS?

ibu korban (enny) : Umum saja mbak, saya tidak memiliki BPJS

Perawat II (triski) : Sebelumnya pernah berobat disini apa belum?

Ibu korban (enny) : Belum mbak


Perawat II (triski) : Baik pak, buk, ini anaknya masih dilakukan tidak
buk

Bapak korban (Michael) : Ya mbak.


2. Fase Kerja
(Sambil mengunggu ibu korban mengisi identitas pasien perawat I dan III
melakukan perawatan pasien)
Perawat I (rizky) : Apa yang dirasakan dek?

Pasien I (agas) : Saya merasa pusing, mual,

Perawat I (rizky) : Iya dek sabar dulu ya.


Pewat III (Anisa) : Apa yang dirasakan dek?

Pasien II ( yaffi) : ini kaki saya sakit, badan saya juga sakit semua
Perawat melakukan anamnesa atau TTV kemudian perawat I dan III
melaporkan hasilnya kepada dokter
Perawat I (rizky) : Dok, pasien bernama Agas merasa pusing dan mua
hematom dikapala dok

Dokter (esti)
: Cepat dilakukan pemeriksaan heating dan diobserva
dikepalanya.

Perawat I (rizky) : Baik dok

Perawat III (Anisa) : Dok, pasien bernama Yaffi mengalami luka ringan sa
Dokter (esti)
: Lakukan pembersihan luka, nanti saya kasih obat bua

Perawat III : Baik dok


Setelah melaporkan kepada dokter perawat melakukan tindakan kepada
pasien
Perawat I (rizky)
: Luka adek akan dilakukan tindakan untuk menghentikan
perdarahan, tahan sebentar ya dek, di suntik dulu.

Pasien I (agas) : Iya sus

Perawat I (rizky) : (melakukan tindakan heating, membersihkan luka-


luka, dan memberi kompres hangat pada daerah hematom pada kepala)

Perawat III ( Anisa) : Saya bersihkan lukanya dulu ya


Pasien ( yaffi) : Iya mbak

Perawat III
: Adik ini lukanya udah saya bersihkan, nanti adik bisa pulang
jangan lupa minum obat yang diberikan dokter ya biar cepat sembuh

Pasien (yaffi) : Iya mbak

3. Fase Terminasi
Setelah melakukan tindakan, perawat berkomunikasi dengan orang tua
pasien.
Perawat I (rizky) : Bu luka dek Agas udah di tangani tapi dilihat dulu keada
bengkaknya yang di kepala tambah besar harus di rawat i
pembengkakan di kepala, dek Agas boleh di bawa pulang.

Ibu korban (enny) : Oh iya sus terimakasih


Perawat III (Anisa) : Pak ini dek Yaffi cuma mengalami luka saja nanti ada
obat dari dokter bisa diambil di apotek ya pak

Bapak Korban (Michael) : Baik sus

Setelah sampai 1 jam perawat kembali memeriksa keadaan agas


Perawat I ( rizqi ) : Adik masih merasa mual atau tidak dek?
Pasien I (agas) : Sudah agak mendingan sus, tapi masih sedikit pusing.

Perawat I (rizky)

: Oh ya, nanti adek boleh pulang dan nanti minum obat


Nanti luka jahitannya jangan sampai kena air ya dan ja
nanti kalau sudah 3 hari dan obat sudah habis kontrol kem
Pasien I (Agas) : Iya sus
Setelah itu orangtua korban memgambil obat ke apotek dan pulang
kerumahnya.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN YANG REWEL

Naskah :

Di Rumah sakit AJALMU SUDAH DEKAT, ada seorang pasien yang sudah
berumur 50 tahun dengan diagnosa Maag Akut. Pasien cenderung sering marah
dan mengkomplain segala sesuatu nya termasuk soal makanan nya. Pada suatu
pagi ada seorang perawat muda yang sedang magang berdinas di jam pagi
sampai
siang, mahasiswi perawat Fadli

Pagi itu di ruang rawat inap pasien sudah ngomel – ngomel dengan keluarga
dan ART (asisten rumah tangga). Pasien merasa makanan di Rumah sakit tidak
enak dan tidak ia sukai. Pasien pun ingin makan dengan makanan yang di larang
karena penyakitnya.

Pasien : “Kenapa sih makanan nya begini, bubur, dan ikan seperti ini.

Anak pasien : ”mah, inikan memang aturan dari rumah sakit yang

harus mama makan sesuai dengan keadaan mama sekarang”.

Pasien : “bi, bisa belikan saya nasi kuning di luar sana”.


Bibi : “tapikan nyah, nyonyah harus makan yang di
anjurkan rumah sakit”.

Pasien : (hanya diam dan menoleh ke arah lain)

Suami pasien : “iya sayang, kamu harus nurut biar cepat sembuh”.

Fase Orientasi

Pagi itu pukul 07.30WIB di rumah sakit AjalMu Sudah Dekat seorang perawat
yang sedang berdinas tersebut menghampiri pasien tersebut.

Perawat : “Selamat pagi... “(tersenyum)

Anak pasien : “ ia selamat pagi suster..”(tersenyum)

Perawat : “ Permisi .. apa betul ini, keluarga dari pasien


yang ada

di kamar ini?”

Anak Pasien : “Iya benar, saya anak dari pasien ini ”

Perawat : “sebelumnya apakah ibunya sering mengeluhkan


sesuatu kepada adek....?”

Anak pasien : ”selama saya disini ibu saya sering marah-marah dan
cerewet sus”.

Perawat : “baik kalau begitu saya akan langsung memeriksa


ibu
ya”.

Keluarga : ”ia silahkan”.

Perawat : “Permisi , selamat pagi ibu..”(tersenyum)

Pasien : “ ia selamat pagi suster..”(tersenyum)

Perawat : “baik ibu.. perkenalkan nama saya Fadlianur Putra M


saya biasa di panggil Fadli, saya mahasiswa magang di rumah sakit ini,
saya
berdinas dari pukul 7 sampai jam 2 siang.”
Pera :“dengan ibu siapa ya bu?”
wat
Pasie
n :“ saya Thabita Yovi Sri Dayanti, suster bisa panggil
saya dengan panggilan ibu Nhobita saja .

Pera
wat :“baik bu saya disini ingin melakukan tindakan yang
biasanya dilakukan setiap pagi dan siang yaitu mengukur
TTV atau Tekanan Darah, Pernapasan, Nadi, Suhu Badan.
Untuk mengetahui normal nya bu”

Pasie :“oh iya sus..”


n
Pera
:“sebelum ya ada yg igin ditanyakan bu?”
wat
Pasie
:“tidak sus”
n
Pera
wat :“baik Ibu Nho bita, bagaimana keadaan ibu sekarang?
Apa yang ibu Nho bita rasakan ?“

Pasie
n
:“saya merasa lemas, perut saya nyeri karna belum
makan dan makanan di rumah sakit ini tidak sesuai selera saya dan s
ingin makanan yang lain yang bukan darii rumah sakit”.

Pera
wat :“baik, tetapi ibu harus tetap makan, biar tidak merasa
lemas dan maag ibu bisa berkurang.”

Pasie
: (hanya tersenyum)
n
Pera
wat :“baik bu, sekarang saya akan cek keadaan ibu
dulu ya”

Pasie
n :“iya suster”.
Perawat pun melakukan pencekan seperti TTV dan lain-lain, saat mencek
tekanan
darah pasien, pasien teriak kesakitan

Pasien : “aduuuuh” sakit sus pelan- pelan.”

Perawat : “iya maaf bu, ini sudah pelan- pelan”.

Pasien : “sus, saya boleh ga makan makanan yang di

luar, bukan anjuran rumah sakit?”

Perawat : “ibu mau nya makan apa bu?”

Pasien ; “saya mau makan nasi kuning iwak hintalu sus

saya kaga biasa makan bubur”

Perawat ; “begini ya bu, ibu ini lagi sakit, maag kambuh

jadi untuk sementara ibu nih harus makan makanan yg dianjurkan rumah sakit
bu , ibu boleh makan nasi kuning tapi tunggu sehat yaa bu, kalo misalkan kaga
bisa makan bubur bisa diganti nanti kita bicarakan dengan Bagian Gizi
dulu bu . Karena maag itu tidak bisa makan makanan yg sifat nya keras bu
jadi harus lembek dulu. Atau ibu aplikasikan dengan bubur dan soup biar
nafsu makan, makan nya bu.
Pasie :“kok gitu sih sus, saya kan bosan makan-
n
makanan itu aja saya juga mau makan makanan yang lain juga”.

Pera
wat :“ iya ibu, maka dari itu usahakan dibiasakan
terlebih dulu ya bu, biar cepat sembuh jadi bisa makan nasi kun
sarapan nya”.

Pasie
:“baik lah kalau begitu sus”.
n
Pera
:“terus apa yang ibu rasakan saat ini apa?”
wat
Pasie
n :“perut saya masih terasa nyeri dan tubuh saya
lemas, saya juga merasa pelayanan di rumah sakit ini sangat kurang
terhadap pasien yang seperti saya”.

Perawat : (diam, dan tersenyum mendengarkan


keluhan si

pasien)

Pasien : “kadang saya pencet bel perawat nya lama

untuk datang”.(judes)

Perawat : “ oh iya ibu maaf sebelumnya untuk


menangani

pasien sangat banyak ya bu, dan kaka perawat sedang sibuk setiap
waktunya.”

Perawat : “tetapi kami akan berusaha untuk lebih


baik lagi

dan tepat waktu ya bu”

Pasien : “(mengaguk sambil melihat sekitarnya)”

Fase Terminasi

Perawat : “baik bu kami sudah selesai, kami akan


kembali

ke kantor perawat misalkan ada hal yang di perlukan dan untuk infus ibu
ini mau habis ya bu, bisa pencet tombol disebelah kanan ibu, saya akan
segera datang”

Pasien : “iya sus..terimakasih banyak”

Perawat : “baik bu saya permisi. Dek saya permisi


dulu,
dan untuk infus sambil diperhatikan ya jangan sampai habis nanti darah
nya akan naik.

Suami Pasien, Anak Pasien&ART : “terimakasih sus..”

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN YANG KOMPLAIN

Naskah :

Di Rumah sakit Lubuk basung, ada seorang pasien yang sudah


berumur 45 tahun dengan diagnosa Maag Akut. Pasien cenderung
mengkomplain segala sesuatu nya termasuk soal makanan nya. Pada suatu pagi
ada seorang perawat yang sedang magang berdinas di jam pagi sampai siang,
mahasiswi perawat Rima Amelia
Pagi itu di ruang rawat inap pasien sudah ngomel – ngomel dengan
keluarga dan ART (asisten rumah tangga). Pasien merasa makanan di
Rumah sakit tidak enak dan tidak ia sukai. Pasien pun ingin makan dengan
makanan yang di larang karena penyakitnya.

Pasien : “Kenapa sih makanan nya begini, bubur, dan ikan seperti ini.

Anak pasien :”mah, inikan memang aturan dari rumah sakit yang harus
mama makan sesuai dengan keadaan mama sekarang”.

Pasien : “bi, bisa belikan saya nasi kuning di luar sana”.

Bibi :“tapikan nyah, nyonyah harus makan yang di anjurkan rumah sakit”.

Pasien : (hanya diam dan menoleh ke arah lain)

Suami pasien :“iya sayang, kamu harus nurut biar cepat sembuh”.
1.Fase Orientasi

Pagi itu pukul 07.30 WIB di rumah sakit Lubuk Basung.Sudah Dekat seorang
perawat yang sedang berdinas tersebut menghampiri pasien tersebut.

Perawat : “Selamat pagi... “(tersenyum)

Anak pasien : “ ia selamat pagi suster..”(tersenyum)

Perawat : “ Permisi .. apa betul ini, keluarga dari


pasien yang ada di kamar ini?”

Anak Pasien : “Iya benar, saya anak dari pasien ini ”

Perawat : “sebelumnya apakah ibunya sering


mengeluhkan sesuatu kepada adek...?”
Anak pasien : ”selama saya disini ibu saya sering marah-
marah,cerewet,dan sering komplain sus”.
Perawat : “baik kalau begitu saya akan langsung memeriksa
ibu ya”.
Keluarga : ”ia silahkan”.

Perawat : “Permisi , selamat pagi ibu..”(tersenyum)

Pasien : “ ia selamat pagi suster..”(tersenyum)

Perawat : “baik ibu.. perkenalkan nama saya Rima Amelia.saya


biasa di panggil Rima, saya mahasiswa magang di rumah sakit ini, saya
berdinas dari pukul 7 sampai jam 2 siang.”

Pera :“dengan ibu siapa ya bu?”


wat
Pasie
n :“ saya Thabita Yovi Sri Dayanti, suster bisa panggil
saya dengan panggilan ibu Nhobita saja .

Pera
wat :“baik bu saya disini ingin melakukan tindakan yang
biasanya dilakukan setiap pagi dan siang yaitu mengukur
TTV atau Tekanan Darah, Pernapasan, Nadi, Suhu Badan.
Untuk mengetahui normal nya bu”
Pasie :“oh iya sus..”
n
Pera
:“sebelum ya ada yg igin ditanyakan bu?”
wat
Pasie
:“tidak sus”
n
Pera
wat :“baik Ibu Nho bita, bagaimana keadaan ibu sekarang?
Apa yang ibu Nho bita rasakan ?“

Pasie
n
:“saya merasa lemas, perut saya nyeri karna belum
makan dan makanan di rumah sakit ini tidak sesuai selera saya dan s
ingin makanan yang lain yang bukan darii rumah sakit”.

Pera
wat :“baik, tetapi ibu harus tetap makan, biar tidak merasa
lemas dan maag ibu bisa berkurang.”

Pasie
: (hanya tersenyum)
n
Pera
wat :“baik bu, sekarang saya akan cek keadaan ibu
dulu ya”

Pasie
n :“iya suster”.
Perawat pun melakukan pencekan seperti TTV dan lain-lain, saat mencek
tekanan
darah pasien, pasien teriak kesakitan

Pasien : “aduuuuh” sakit sus pelan- pelan.”

Perawat : “iya maaf bu, ini sudah pelan- pelan”.

Pasien : “sus, saya boleh ga makan makanan yang di

luar, bukan anjuran rumah sakit?”

Perawat : “ibu mau nya makan apa bu?”

Pasien ; “saya mau makan nasi kuning iwak hintalu sus


saya kaga biasa makan bubur”

Perawat ; “begini ya bu, ibu ini lagi sakit, maag kambuh

jadi untuk sementara ibu nih harus makan makanan yg dianjurkan rumah sakit
bu , ibu boleh makan nasi kuning tapi tunggu sehat yaa bu, kalo misalkan kaga
bisa makan bubur bisa diganti nanti kita bicarakan dengan Bagian Gizi
dulu bu . Karena maag itu tidak bisa makan makanan yg sifat nya keras bu
jadi harus lembek dulu. Atau ibu aplikasikan dengan bubur dan soup biar
nafsu makan, makan nya bu.
Pasie :“kok gitu sih sus, saya kan bosan makan-
n
makanan itu aja saya juga mau makan makanan yang lain juga”.

Pera
wat :“ iya ibu, maka dari itu usahakan dibiasakan
terlebih dulu ya bu, biar cepat sembuh jadi bisa makan nasi kun
sarapan nya”.

Pasie
:“baik lah kalau begitu sus”.
n
Pera
:“terus apa yang ibu rasakan saat ini apa?”
wat
Pasie
n :“perut saya masih terasa nyeri dan tubuh saya
lemas, saya juga merasa pelayanan di rumah sakit ini sangat kurang
terhadap pasien yang seperti saya”.

Perawat : (diam, dan tersenyum mendengarkan


keluhan si

pasien)

Pasien : “kadang saya pencet bel perawat nya lama

untuk datang”.(judes)

Perawat : “ oh iya ibu maaf sebelumnya untuk


menangani

pasien sangat banyak ya bu, dan kaka perawat sedang sibuk setiap
waktunya.”
Perawat : “tetapi kami akan berusaha untuk lebih
baik lagi

dan tepat waktu ya bu”

Pasien : “(mengaguk sambil melihat sekitarnya)”

Fase Terminasi

Perawat : “baik bu kami sudah selesai, kami akan


kembali

ke kantor perawat misalkan ada hal yang di perlukan dan untuk infus ibu
ini mau habis ya bu, bisa pencet tombol disebelah kanan ibu, saya akan
segera datang”

Pasien : “iya sus..terimakasih banyak”

Perawat : “baik bu saya permisi. Dek saya permisi


dulu,

dan untuk infus sambil diperhatikan ya jangan sampai habis nanti darah
nya akan naik.

Suami Pasien, Anak Pasien&ART : “terimakasih sus..”

Anda mungkin juga menyukai