Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERUBAHAN ANATOMI ORGAN REPRODUKSI PADA MASA


INTRANATAL

Disusun Oleh :
NAMA :RADA FEBRIA ADDELVI
NIM :19001001

DOSEN PEMBIMBING :
SAMSI NARTI ,S.ST.M.K.M

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIkes CERIA BUANA LUBUK BASUNG
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur  kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesempatan dan kesehatan kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Dan
tidak lupa pula kami panjatkan syukur kami kepada nabi Muhammad SAW yang telah membawa
kami dari alam kebodohan menjadi alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang
ini. Tak lupa pula kami berterimakasih kepada pembimbing kami yang telah memberikan ilmu
dalam mata kuliah ini.
Dalam makalah ini kami membahas tentang “PERUBAHAN ANATOMI ORGAN
REPRODUKSI PADA MASA INTRANATAL”. Kami selaku penyusun makalah ini berharap
supaya makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan dalam perkuliahan
Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca supaya makalah ini bisa
menjadi lebih baik.
DAFTAR ISI

Kata pengantar..........................................................................................................................
Daftar isi....................................................................................................................................
BAB I Pendahuluan..................................................................................................................
1.  Latar belakang...............................................................................................................
2.  Tujuan............................................................................................................................
BAB II Pembahasan..................................................................................................................
BAB II Penutup.......................................................................................................................
1.   Kesimpulan...................................................................................................................
2.   Saran.............................................................................................................................
Daftar pustaka.........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


             Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan
keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan
melstarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk menghasilkan keturunan
yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian
reproduksi pada manusia dilakuka dengan cara generatif atau seksual.

           Untuk dapat mengetahui reproduksi pada manusia, kita harus megetahui
terlebih dahulu organ-organ kelamin yang terlibat serta proses yang berlangsung di
dalamnya. Sistem reproduksi tidak bertujuan untuk survival individu, tetapi
diperlukan untuk survival species dan berdampak pada kehidupan seseorang.
Hanya melalui sistem reproduksi, blueprint genetik kompleks setiap spesies dapat
bertahan didunia ini. Meskipun sistem reproduksi tidak berkontribusi pada
homeostasis dan tidak penting untuk bertahan hidup seseorang seperti halnya
sistem kardiovaskular, tetapi ia berperan penting dalam kehidupan seseorang.
Sebagai contoh: pasangan suami istri yang baru menikah, umumunya sering
ditanya apakah sudah mendapatkan anak. 

         Dengan demikian berearti sistem reproduksi berpengaruh terhadap perilaku


psikososial seseorang secara signifikan. Fungsi reproduksi juga berdampak pada
masyarakat. Organisasi kemasyarakatan membentuk unit yang membentuk
lingkungan yang stabil dan kondusif untuk kehidupan spesies. Permasalahan yang
dapat terjadi antara lain ledakan populasi yang perlu mendapatkan perhatian
sehubungan dengan keterbatasan dunia ini dalam menampung dan memfasilitasi
makhluk hidup. Oleh karena itu, diperlukan pembatasan atau kontrol sistem
reproduksi.
Reproduksi merupakan suatu masalah yang dibahas manusia . Dari permulaan dan
juga dalam perincian-perinciannya pembahasan itu mengandung konsepsi yang
salah. Pada abad pertengahan dan sampai periode yang belum begitu lama, mitos
dan khayal meliputi soal reproduksi. Hal tersebut memang wajar, oleh karena itu
untuk memahami mekanisme reproduksi yang kompleks, orang harus tahu
anatomi, harus telah menemukan mikroskop dan harus sudah ada ilmu-ilmu
fundamental yang menjadi sumber fisiologi, embriology, obstetik dan lain lain .

1.2. Rumusan masalah


1. Bagaimana anatomi sistem reproduksi wanita?
2. Bagaimana fisiologi daari sistem reproduksi wanita?
3. Apa saja hormon yang terdapat  pada wanita?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui anatomi sistem reproduksi wanita.
2. Mengetahui fisiologi sistem reproduksi wanita.
3. Mengetahui hormon yang terdapat pada wanita.
BAB II
ANATOMI SISTEM REPRODUKSI WANITA

2.1. DEFINISI

                  Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat
dalam organisme yang digunakan dalam berkembang biak. Sistem reproduksi pada
suatu organisme (manusia) berbeda antara laki-laki dan perempuan. Pada
perempuan, ovarium adalah organ yang berfungsi menghasilkan ovum dan hormon
estrogen dan progesteron. Jika ovum sudah mature, maka akan dilepaskan dari
ovarium, hal ini disebut dengan ovulasi (wikipedia).
Organ reproduksi tersebut kebanyakan terletak di daerah pelvis. Dalam
menjalankan fungsinya, organ tersebut juga dipengaruhi oleh kerja sistem
hormonal.
Dilihat dari segi fungsi, sistem reproduksi pada wanita berfungsi dalam
menghasilkan sel telur (ovum) yang mature, menyediakan tempat yang sesuai
untuk fertilisasi ovum dan sperma, dan menyediakan lingkungan yang cocok untuk
embrio sehingga dapat bertumbuh dan berkembang hingga kelahiran.

                 Organ reproduksi perempuan terbagi atas organ genitalia eksterna dan
organ genitalia interna. Organ genitalia eksterna dan vagina adalah bagian untuk
senggama, sedangkan organ genitalia interna adalah bagian untuk ovulasi, tempat
pembuahan sel telur, transportasi blastokis, implantasi, dan tumbuh kembang janin
(Prawirohardjo, 2009)

2.2. GENITALIA EKSTERNAL

                Organ genetalia eksternal adalah organ-organ yang dapat terlihar dari
luar, yang disebut vulva. Vulva terbagi atas sepertiga bagian bawah vagina,
klitoris, dan labia. Hanya mons dan labia mayor yang dapat terlihat pada genetalia
perempuan, untuk itu pemeriksa perlu memisahkan labia mayor untuk melihat
organ lainnya (Linda J. Heffner, 2006)

a) Mons Pubis atau Mons Veneris:


Merupakan bagian yang menonjol (bantalan) berisi jaringan lemak dan sedikit
jaringan ikat yang terletak bagian anterior shympisis pubis. Setelah pubertas kulit
dari mons veneris tertutup oleh rambut-rambut. Mons veneris berfungsi untuk
melindungi alat genetalia dari masuknya kotoran selain itu untuk estetika.
b) Labia Mayora (bibir besar)
Merupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk lonjong dan menonjol, berasal
dari mons veneris dan berjalan ke bawah dan belakang. Kedua bibir ini di bagian
bawah bertemu membentuk perineum (pemisah anus dengan vulva). Permukaan ini
terdiri dari :
• Bagian luar: tertutup rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada  mons
veneris.
• Bagian dalam: tanpa rambut, merupakan selaput lendir yang mengandung
kelenjar sebasea (lemak).
Berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia di dalamnya dan mengeluarkan
cairan pelumas pada saat menerima rangsangan. Selain itu, labia mayora homolog
embriologik  dengan skrotum pada laki-laki

c) Labia Minora atau Nimfae (bibir kecil)


Lipatan dalam labia mayora tanpa folikel rambut. Terdapat banyak kelenjar
sebasea dan ujung serabut saraf, yang membuatnya sangat sensitif.Adanya jaringan
ikat yang mengandung banyak pembuluh darah dan otot polos membuat labia
minora dapat mengembang.
Dibagian atas klitoris, labia minora bertemu membentuk prepusium klitoridis dan
di bagian bawahnya bertemu membentuk frenulum klitoridis. Labia minora ini
mengelilingi orifisium vagina.

d) Clitoris (kelentit)
Merupakan sebuah jaringan erektilyang homolog dengan penis laki-laki.
Mengandung banyak urat-urat syaraf sensoris dan pembuluh-pembuluh darah
sehingga sangat sensitif terhadap suhu, sentukan dan tekanan.
Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi dan mening-katkan keregangan seksual.
Ujung badan klitoris dinamai Glans dan lebih sensitif dari pada badannya Letaknya
anterior dalam vestibula.

e) Vestibulum (muara vagina)


Merupakan sebuah rongga berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dan depan ke
belakang dan dibatasi di depan oleh klitoris, kanan dan kiri oleh kedua bibir kecil
dan di belakang oleh perineum (fourchette).
Vestibulum merupakan muara muara dari 6 buah lubang yaitu vagina, urethra, 2
muara kelenjar bartolini yang terdapat disamping dan agak ke belakang dari
introitus vagina dan 2 muara kelenjar skene di samping dan agak ke dorsal urethra.

f) Kelenjar Bartholini (kelenjar lendir)


Merupakan kelenjar terpenting di daerah vulva dan vagina karena dapat
mengeluarkan lendir. Pengeluaran lendir meningkat saat hubungan seks, dan
salurannya keluar antara himen dan labia minora.

g) Orifisium Uretra Externa (lubang kencing luar)


Tempat keluarnya air kencing yang terletak dibawah klitoris. Bukan merupaan
bagian sistem reproduksi, akannya tetapi masuk dalam bagian ini karena letaknya
menyatu dengan vulva. Fungsinya sebagai saluran untuk keluarnya air kencing.

h) Introitus / orificium vagina (lubang vagina)


Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis
bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan.

i) Hymen
Merupakan jaringan yang menutupi introitus vagina, bersifat rapuh dan mudah
robek.Biasanya hymen berlubang sebesar  ujung jari berbentuk bulan sabit atau
sirkular sehingga darah menstruasi dapat keluar. Namun  kadang kala ada banyak
lubang kecil (kribriformis), bercelah (septata), atauberumbai tidak beraturan
(fimbriata). Pada tipe himen fimbriata, pada gadissulit membedakannya dengan
himen yang sudah mengalami penetrasi saat koitus.

j) Perineum (jarak antara vulva dan anus)


Terletak diantara vulva dan depan anus, panjangnya kurang lebih 4cm.Terdapat
otot-otot yang penting yaitu sfingter anus eksternadaninterna serta dipersyarafi
oleh saraf pudendus dan cabang-cabangnya.
Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk
memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.

2.3. GENITALIA INTERNA

Genitalia interna adalah organ reproduksi wanita yang terletak di dalam rongga
pelvis. Genitalia interna yaitu sebagai berikut:

a) Vagina
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan uterus dengan
vulva. Vagina terletak di antara kandung kemih dan rektum. Panjang bagian
depannya sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm. Pada dinding
vagina terdapat lipatan-lipatan melintang disebut rugae dan terutama di bagian
bawah. Pada puncak (ujung) vagina, terdapat bagian serviks yang menonjol ke
dalam vagina disebut porsio.
Porsio uteri membagi puncak vagina menjadi forniks anterior (depan), forniks
posterior (belakang),forniks dekstra (kanan), forniks sinistra (kiri).
Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu
dengan PH 4,5. Keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi. Fungsi
utama vagina adalah:
• sebagai saluran keluar dari uterus yang dapat mengalirkan darah pada waktu haid
dan sekret dari uterus.
• sebagai alat persetubuhan (senggama)
• sebagai jalan lahir pada waktu partus.

b) Cervix
Merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya menyempit sehingga disebut
juga sebagai leher rahim. Menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan
sebagai jalan keluarnya janin dari uterus menuju saluran vagina. Saluran vagina
merupakan saluran lanjutan dari cervic dan sampai pada vagina.
Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan
glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis
uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi
epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah
cavum).
Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar
mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein
kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan
mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.

c) Uterus
Uterus adalah organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pir, terletak di dalam
pelvis (panggul), antara rektum di belakang dan kandung kencing di
depan.Berfungsi sebagai tempat calon bayi dibesarkan. Bentuknya seperti buah
alpukat dengan berat normal 30-50 gram. Pada saat tidak hamil, besar rahim
kurang lebih sebesar telur ayam kampung. Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan :
• Peritoneum:meliputi dinding uterus bagian luar, dan merupakan penebalan yang
diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat saraf. Bagian ini meliputi
tuba dan mencapai dinding abdomen (perut).
• Myometrium:merupakan lapisan yang paling tebal, terdiri dari otot polos yang
disusun sedemikian rupa hingga dapat mendorong isinya keluar saat proses
persalinan.Diantara serabut-serabut otot terdapat pembuluh darah, pembuluh lymfe
dan urat syaraf.
• Endometrium: merupakan lapisan terdalam dari uterus yang akan menebal untuk
mempersiapkan jika terjadi pembuahan. Tebalnya susunannya dan faalnya berubah
secara siklis karena dipengaruhi hormon-hormon ovarium.

Fungsi uterus yaitu untuk menahan ovum yang telah di buahi selama
perkembangan. Sebutir ovum, sesudah keluar dari ovarium, diantarkan melalui
tuba uterina ke uterus (pembuahan ovum secara normal terjadi di dalam tuba
uterina). Endometrium disiapkan untuk penerimaan ovum yang telah dibuahi itu
dan ovum itu sekarang tertanam di dalamnya.
Sewaktu hamil, yang secara normal berlangsung selama kira-kira 40 minggu,
uterus bertambah besar, dindingnya menjadi tipis, tetapi lebih kuat dan membesar
sampai keluar pelvis masuk ke dalam rongga abdomen pada masa pertumbuhan
fetus.
Pada waktu saatnya tiba dan mulas tanda melahirkan mulai, uterus berkontraksi
secara ritmis dan mendorong bayi dan plasenta keluar kemudian kembali ke ukuran
normalnya melalui proses yang dikenal sebagai involusi.

d) Tuba Fallopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan,
panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai
cavum uteri. Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan
sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia.
Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars
infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding
yang berbeda-beda pada setiap bagiannya.
• Pars isthmica (proksimal/isthmus): merupakan bagian dengan lumen tersempit,
terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer gamet.
• Pars ampularis (medial/ampula): tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah
daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga
terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
• Pars infundibulum (distal): dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae
abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae
berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium,
dan membawanya ke dalam tuba.

e) Oviduct
Merupakan saluran panjang kelanjutan dari tuba fallopi. Berfungsi sebagai tempat
fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada
dindingnya.
f) Ovarium
Ovarium adalah kelenjar berbentuk buah kenari, terletak di kanan dan kiri uterus,
di bawah tuba uterina, dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uteri.
Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berisi sejumlah besar ovum belum
matang, yang disebut oosit primer. Setiap oosit dikelilingi sekelompok sel folikel
pemberi makanan. Pada setiap siklus haid sebuah dari ovum primitif ini mulai
mematang dan kemudian cepat berkembang menjadi folikel ovari yang vesikuler
(folikel Graaf).
Sewaktu folikel Graff berkembang, perubahan terjadi di dalam sel-sel ini, dan
cairan likuor folikuli memisahkan sel-sel dari membran granulosa menjadi
beberapa lapis. Pada tahap inilah dikeluarkan hormon estrogen. Pada masa folikel
Graff mendekati pengembangan penuh atau pematangan, letaknya dekat
permukaan ovarium, dan menjadi makin mekar karena cairan, sehingga membenjol
seperti pembengkakan yang menyerupai kista pada permukaan ovarium. Tekanan
dari dalam folikel menyebabkannya sobek dan cairan serta ovum lepas melalui
rongga peritoneal masuk ke dalam lubang yang berbentuk corong dari tuba uterina.
Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan dan
dikeluarkan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi.
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum
(dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks),
ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen
oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi).
Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae.
Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.Ovarium terfiksasi
oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan
ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap
arteri renalis.

2.4. PELVIS PEREMPUAN

Pelvis atau panggul pada wanita, dibagi menjadi dua, yaitu Pelvis Mayor dan
Pelvis Minor.

a) Pelvis Mayor
Disebut juga panggul besar, dibentuk oleh 4 buah tulang, yaitu sepasang Os Coxae,
Os Sacrum, dan Os Coccygis.
1) Sepasang Os Coxae atau tulang pangkal paha, terdiri dari tiga buah tulang :
i. Tulang Usus (Os. Ilium)Merupakan tulang terbesar dari panggul dan
membentuk bagian atas dan bagian belakang tulang panggul. Batas atasnya
merupakan penebalan tulang yang disebut crista iliaca. Ujung depan dan belakang
crista iliaca menonjol : spina iliacaanterior superior dan spina iliaca posterior
superior.
ii. Tulang Duduk (Os. Ischium)Terdapat disebelah bawah tulang usus. Pinggir
belakang menonjol : spina ischiadica. Pinggir bawah tulang duduk sangat tebal,
yang mendukung badan saat duduk disebut tuber ischiadicum
iii. Tulang Kemaluan (Os. Pubis)Terdapat disebelah bawah dan depan tulang
usus. Dengan tulang duduk dibatasi foramen obturatum. Tangkai tulang kemaluan
yang berhubungan dengan tulang usus: ramus superior ossis pubis
2) Satu buah Os. Sacrum
Disebut juga tulang kelangkang, tulang ini berbentuk segitiga dengan lebar
dibagian atas dan mengecil dibagian bawahnya. Tulang kelangkang terletak di
antara kedua tulang pangkal paha. Terdiri dari lima ruas tulang yang berhubungan
erat.
3) Os. Coccygis
Berbentuk segitiga dengan ruas tiga sampai lima buah dan bersatu. Pada saat
persalinan tulang tungging dapat didorong ke belakang sehingga memperluas jalan
lahir.

b) Pelvis Minor
Tempat organ-organ genetalia internal seperti uterus, ovarium, vagina, kandung
kemih, dll.

c) Fungsi Panggul Wanita


Fungsi umum panggul wanita adalah:
i. Panggul besar (Pelvis Mayor)Fungsi dari panggul besar adalah menyangga isi
abdomen
ii. Panggul kecil (Pelvis Minor) Fungsi panggul kecil adalah membentuk jalan
lahir dan tempat organ genitalia

d) Bentuk-bentuk Panggul Wanita


Menurut Caldwell-Moloy ada 4 bentuk panggul :
a. Panggul Gynecoid : bentuk panggul ideal, bulat dan merupakan jenis panggul
tipikal wanita
b. Panggul Android : bentuk PAP seperti segitiga, merupakan jenis jenis panggul
tipikal pria
c. Panggul Antropoid : bentuk PAP seperti elips, agak lonjong seperti telur
d. Panggul Platipeloid : bentuk PAP seperti kacang atau ginjal, picak,menyempit
arah muka belakang.
2.5. HORMON REPRODUKSI PADA PEREMPUAN

Berikut ini adalah macam-macam hormon yang berperan dalam sistem reproduksi
perempuan.
a) GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)
Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi men-stimulasi
hipofisis anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon
gonadotropin (FSH / LH ).

b) FSH (Follicle Stimulating Hormone)


Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH.
Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di
ovarium wanita (pada pria : memicu pematangan sperma di testis). Pelepasannya
periodik / pulsatif, waktu paruh eli-minasinya pendek (sekitar 3 jam), sering tidak
ditemukan dalamdarah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel
granulosa ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.

c) LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)


Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi
memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga
mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase
luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum
pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron.
Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase
siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan
singkat. (Pada pria : LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig testis).

d) Estrogen
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium
secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga dipro-duksi di kelenjar adrenal
melalui konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis.
Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi
wanita.
▪ Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium.
▪ Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks.
▪ Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina.
▪ Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara. Juga mengatur distribusi
lemak tubuh.
▪ Pada tulang : estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu
pertumbuhan / regenerasi tulang.
▪ Pada wanita pascamenopause : untuk pencegahan tulang keropos / osteoporosis,
dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.

e) Progesteron
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian
diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta.
Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi)
pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada
keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.

f) HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)


Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas
(plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu
(sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar
1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar
10.000 mU/ml).
Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi
hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga
memiliki fungsi imunologik.Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan
sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).

g) LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin


Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan
produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut
mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum.
Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL / Human Placental
Lactogen). Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa
laktasi / pascapersalinan.
Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus, sehingga jika
kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan pematangan
follikel, gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa amenorhea.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian organisme yang berkembang biak.
Organ reproduksi terbagi menjadi dua bagan, meliputi external dan internal. Organ
external terdiri dari vulva, labia mayora,labia minora, clitoris, vestibulum,
peritonium, introitus, hymen dan orificium urethra externa, kelenjar bartholini.
Adapun juga organ reproduksi internal, meliputi vagina, cervix, oviduk, tuba
falopi, ovarium.
Pada perempuan terdapat pelvis atau biasa disebut tulang panggul. Pelvis dibagi 2
yaitu pelvis mayor dan pelvis minor. Pelvis mayor dibagi lagi menjado 3 os yaitu
os coxae, os sacrum, os coccygis. Pelvis minor terdapat pada organ internal yaitu
pada uterus, vagina, kandung kemih. Fungsi pelvis adalah menyangga isi abdomen
dan membentuk jalan lahir. Ada4 bentuk tulang pangul yaitu android, gynecoid,
antropoid, dan platinepoid. Selain itu ada hormon yang memepengaruhi reproduksi
wanita anatara lain : esterogen, LH, GnRH, FSH, HCG, progesterone, prolactin.

3.2. Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan para pembaca dapat lebih memehami isi
dari makalah tentang sistem reproduksi wanita. Kami mengharapkan kritik dan
sarannya demi kebaikan dari makalah ini
DAFTAR PUSTAKA

http://aribubun.blogspot.co.id/2013/05/anatomi-panggul.html diakses tanggal 8


Maret 2016
http://rizkiauliarahmawati2012.blogspot.co.id/2013/07/anatomi-dan-fisiologi-
organ-reproduksi.html diakses tanggal 3 maret 2016
https://kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/09/anatomi-dan-fisiologi-sistem-
reproduksi-wanita-2/ diakses tanggal 3 maret 2016

http://fisiologi-dian.blogspot.co.id/p/fisiologi-alat-reproduksi-wanita_19.html
diakses tanggal 3 maret 2016

http://sitibarokahmidwife.blogspot.co.id/2014/01/genitalia-eksterna-dan-interna-
pada.html diakses tanggal 3 maret 2016

Prawirohardjo, S. (2009). Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo: Jakarta.
Wylie, Linda.2011 Esensial Anatomi & Fisiologi dalam Asuhan Maternitas.
Jakarta : EGC
Manuaba, Ida Bagus, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan ,dan KB.
Jakarta : EGC
Pearce, Evelin C. 2009. .Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta :
Gramedia
Gibson, John, MD. 2000. Anatomi dan Fisiologi Modern. Jakarta : EGC
Bagian 0bstetri dan Ginekologi Fakultas kedokteran UNPAD. 1983. Obstetri
fisiologi. Bandung : Elemen

Anda mungkin juga menyukai