Disusun Oleh :
NAMA :RADA FEBRIA ADDELVI
NIM :19001001
DOSEN PEMBIMBING :
Ns.Asmiati .SE.S.KEP M.KEP CBWM
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa yang telah
memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga makalah FAKTOR YANG
Halaman Judul…………………………………………………………………...……………
Halaman Pengesahan …………………………………………………………………………
Kata Pengantar…………………………………………………………………...…….… ….
Daftar Isi…………………………………………………………………………...…………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………….
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………….………..…
BAB II PEMBAHASAN
A. Faktor yang memepengaruhi komunikasi…….………………………………..…….
B. HAMBATAN KOMUNIKASI MASSA…………………………………………………………..
C. HAMBATAN KOMUNIKASI MASSA ANTARA INDIVIDU DAN ORGANISASI…………………..
D.HAMBATAN PSIKOLIGIS……………………………………………………………………………
E. HAMBATAN INTERAKSI VERBAL……………………………………………………………….
F.HAMBATAN KOMUNIKAS MASSA PADA PEMASARAN………………………………………….
2.TUJUAN
Dari latar belakang seperti itu penulis berinisiatif untuk menjelaskan faktor yang
mempengaruhi komunikasi dan ambatan dalam komunikasi agar semua kalangan
dapat mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi komunikasi dan hambatan
dalam komunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
1. Manusia
a.Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengirimkan
pesan, misalnya untuk memilih kata-kata (diksi), menentukan saat pesan
harus disampaikan, serta mengembangkan berbagai teknik komunikasi verbal
dan non verbal.
Bagi seorang penerima informasi (komunikan), pengetahuan penting untuk
menginterpretasikan pesan yang disampaikan oleh komunikator, sekaligus
untuk memberi umpan bailk kepada pemberi pesan.
b. Perkembangan
Perkembangan manusia mempengaruhi bentuk komunikasi dalam dua aspek,
yaitu tingkat perkembangan tubuh mempengaruhi kemampuan untuk
menggunakan tehnik komunikasi tertentu dan untuk mempersepsikan pesan
yang disampaikan.
Keterampilan penguasaan bahasa bergantung pada perkembangan neurol dan
kognitif. Bayi berkomunikasi melalui tangisan. Kita tidak mungkin
menerangkan tentang penyakit secara kompleks dan detil kepada anak, karena
ia memang masih sulit menangkap pesan dari situasi non verbal.
c. Sosiokultural
Posisi individu secaara sosiokultural mempengaruhi perilaku komunikasi
antar individu karena status sosiokultural membentuk tatacara komunikasi.
Pada budaya Jawa, dalam berkomunikasi dengan orang yang dihormati atau
yang lebih tua, digunakan bahasa yang halus.
Komunikasi dengan seorang raja di keraton, dilakukan dengan tata cara yang
berbeda dengan cara yang digunakan dalam komunikasi dengan teman
sejawat dan sebagainya.
d. Jenis Kelamin
Laki-laki dan perempuan menunjukkan gaya komunikasi yang berbeda dan
memiliki interpretasi yang berbeda terhadap suatu percakapan.
Tannen (1990) menyatakan bahwa kaum perempuan menggunakan teknik
komunikasi untuk mencari konfirmasi, meminimalkan perbedaan, dan
meningkatkan keintiman, sementara kaum laki-laki lebih menunjukkan
independensi dan status dalam kelompoknya.
e. Peran dan Tanggungjawab
Peran dan tanggung jawab memengaruhi komunikasi yang dilakukan
individu, baik teknik maupun isi komunikasi.
Petugas kesehatan lebih sering menggunakan formal dan membicarakan
kondisi klien karena tanggungjawabnya serta membuat banyak tulisan dalam
berkomunikasi sebagai bentuk tanggunggugatnya.
Sementara dalam pergaulan individu membicarakan tentang
rumahtangganya, anak-anaknya, atau cita-citanya.
Komunikasi seperti ini tidak memerlukan media tulisan. Perbedaan peran
dan tanggung jawab menimbulkan perbedaan teknik dan isi komunikasi.
f. Atensi–
Atensi memengaruhi kemampuan individu untuk berintaraksi.
Atensi terhadap suatu hal dapat menyebabkan kemampuan fungsi indra
menurun dan bahkan berkurang sehingga kadang kala seseorang yang sedang
asyik bekerja tidak mennyahut panggilan rekan kerjanya.
Sedangkan perbedaan atensi dapat menimbulkan perbedaan perbedaan
persepsi dan distorsi pesan.
Seorang montir dapat mempersepsikan kata “tank” menjadi tang”. Hal ini
terjadi karena atensi yang berbeda pada masing-masing individu.
g. Sikap
Sikap individu dalam komunikasi dapat menghambat proses komunikasi itu
sendiri. Sikap yang hangat, bersahabat, ramah, dan terbuka akan
memungkinkan proses komunikasi yang terbuka dipertahankan.
Sebaliknya, sikap kurang menghargai orang lain, tertutup, dingin, dan curiga
dapat membuatproses komunikasi terhambat.
h. Persepsi
Anna : ”Wah saya belum tahu, karena saya belum punya calon suami.”
Pada contoh komunikasi diatas, ada perbedaan persepsi antara Andi dan Anna.
Andi mempersepsikan kata ”mau” sebagai ”akan” sementara Anna
mempersepsikan kata ”mau” sebagai ”ingin”. Situasi di atas menimbulkan distorsi
dalam komunikasi.
i. Hubungan
Hubungan yang erat antar individu pada suaut proses komunikasi dapat
mempengaruhi teknik dan materi komunikasi.Pada komunikasi yang dilakukan
antara dua orang yang belum saling kenal, umumnya setting komunikasi terjadi
pada situasi formal. Sebagai contoh, hubungan antara pengacara dan kliennya,
dokter dan pasien, pedagang dan pelanggan.
2. Pesan
a. Isi Pesan
Isi pesan yang ingin disampaikan dapat mempengaruhi tehnik komunikasi yang
digunakan individu. Isi pesan yang menggembirakan biasanya disampaikan dengan
wajah berseri dan suara lantang.
Isi pesan yang yang bersifat informasi disampaikan dengan suara yang relatif datar
dan pelan, sedangkan isi pesan yang bersifat rahasia disampaikan dengan berbisik
atau menggunakan secarik kertas kecil atau dgn bahasa isyarat ttt.
Selain hal-hal diatas, jumlah pesan juga mempengaruhi proses penerimaan pesan
dari komunikator kepada komunikan. Pesan yang terlalu banyak (overloaded)
dapat menimbulkankebingungan atau kejenuhan pada penerima pesan.
b. Penyampaian Pesan
– Stimulus eksternal, misalnya suara bising, gaduh, atau perhatian yang tiba-tiba
teralih, dapat menyebabkan penurunan kemampuan untuk menangkap pesan atau
konsentrasi untuk mencerna pesan yang disampaikan.
– Bising dari luar dapat membuat pesan mengalami bias dan distorsi atau bahkan
tidak dapat disampaikan baik secara parsial maupun total.
– Budaya mengatur bahasa yang digunakan sebagai salah satu alat komunikasi
sekaligus mengatur penggunaan tehnik nonformal dalam komunikasi.
– Berkomunikasi dalam jarak yang terlalu dekat dengan lawan jenis yang bukan
suami/istri dipandang kurang baik oelh sebagian besar bangsa Indonesia.
– Jarak yang jauh ini juga menyebabkan penggunaan media cetak dan media
elektronik untuk menyampaikan pesan, misalnya, menggunakan telepon, televisi,
radio dan sebagainya.
B. HAMBATAN KOMUNIKASI MASSA
Hambatan dapat diartikan sebagai halangan atau rintangan yang dialami (Badudu-
Zain, 1994:489), Dalam konteks komunikasi dikenal pula gangguan (mekanik
maupun semantik), Gangguan ini masih termasuk ke dalam hambatan komunikasi
(Effendy, 1993:45), Efektivitas komunikasi salah satunya akan sangat tergantung
kepada seberapa besar hambatan komunikasi yang terjadi.
Oleh karena itu, komunikator perlu memahami setiap hambatan komunikasi, agar
ia dapat mengantisipasi hambatan tersebut.
1. HAMBATAN PSIKOLIGIS
2.HAMBATAN SOSIOKULTURAL
a. Hambatan Sosiokultural Aneka Etnik
1. Untuk kasus Indonesia, terdapat ribuan pula dari Sabang sampai Merauke.
2. Satu sisi kenyataan tersebut menjadi kekayaan yang tak terhingga nilainya.
Namun di sisi lain realitas tersebut menjadi salah satu faktor penghambat
dalam kegiatan komunikasi massa.
b. Hambatan Sosiokultural Perbedaan Norma Sosial
1.Perbedaan budaya sekaligus juga menimbulkan perbedaan norma sosial yang
berlaku di masyarakat.
2.Pada konteks seperti itu, komunikator komunikasi massa harus bersikap hati-
hati, terutama dalam menyusun pesan. Dalam arti apakah pesan yang akan
disampaikan tidak akan melanggar norma sosial tertentu.
3.Komunikator perlu membekali dirinya dengan beragam pengetahuan mengenai
norma sosial yang berlaku di masyarakat luas.
c. Hambatan Sosiokultural Kurang Mampu Berbahasa Indonesia
1.Keragaman etnik menyebabkan keragaman bahasa yang digunakan dalam
pergaulan sehari-hari.
2.Pada gilirannya dapat menyulitkan penyebarluasan kebijakan program-program
pemerintah yang dikomunikasikan melalui media massa.
d. Hambatan Sosiokultural Faktor Semantik
1.Semantik adalah pengetahuan tentang pengertian atau makna kata yang
sebenarnya. Hambatan semantik adalah hambatan mengani bahasa.
2.Hambatan semantik dapat diakibatkan oleh tiga hal: komunikator terlalu cepat
dalam berbicara, adanya perbedaan makna kata, dan adanya pengertian yang
konotatif.
e. Hambatan Sosiokultural Faktor Pendidikan
1.Khalayak dalam komunikasi massa bersifat heterogen, salah satunya pada aspek
pendidikan.
2.Masalah akan timbul manakala komuniian yang berpendidikan rendah tidak
dapat mencerna pesan komunikasi massa secara benar karena keterbatasan daya
nalar dan daya tangkapnya.
f. Hambatan Sosiokultural Faktor Mekanis
1.Faktor mekanis merujuk kepada berbagai hambatan pada komunikasi massa
yang disebabkan oleh terganggunya peralatan.
2.Pada TV misalnya, antena kurang dapat menangkap sinyal gelombang
elektromagnetik, warna tidak jelas, layar banyak “semutnyaâ€, dll.
3.Pada radio, misalnya suara yangtidak jelas (putus-putus, dll).
4.Pada surat kabar dan majalah, misalnya huruf tidak jelas, salah pemotongan
kata, sambungan berita yang tidak akurat, dll.
HAMBATAN INTERAKSI VERBAL
a. Hambatan Interaksi Verbal Polarisasi
1. Polarization adalah kecenderungan untuk melihat dunia dalam bentuk
lawan kata dan menguraikannya dalam bentuk ekstrem, seperti baik atau
buruk, positif atau negatif, sehat atau sakit, pandai atau bodoh, dll.
2. Kita mempunyai kecendeungan kuat untuk melihat titik-tritik ekstrem
dan mengelompokkan manusia, objek, dan kejadian dalam bentuk lawan
kata yang ekstrem. Sementara banyak juga orang-orang berada pada
titik tengah-tengah dari keekstriman tersebut.
3. Seandainya komunikator maupun komunikan melihat seperti itu maka
sudah dapat dipastikan di antara keduanya selalu akan terjadi sikap
apriori. Padahal pada konteks tersebut dibutuhkan komunikator dan
komunikan harus bersikap netral.
b. Hambatan Interaksi Verbal Orientasi Intensional
1. Intensional orientation mengacu kepada kecenderungan kita
untuk melihat manusia, objek dan kejadian sesuai dengan ciri yang
melekat pada mereka.
2. Intensional orientation terjadi bila kita bertindak seakan-akan
label adalah lebih penting daripada orangnya sendiri.
3. Dalam proses komunikasi massa, orientasi intensional biasanya
dilakukan oleh komunikan terhadap komunikator, bukan
sebaliknya.
4. Misalnya, seorang presenter yang berbicara di layar tv, dan
kebetulan wajah presenter tersebut kurang menarik, maka biasanya
komunikan akan intensional menilainya sebagai tidak menarik
sebelum mendengar apa yang dikatakannya.
5. Cara mengatasinya yaitu dengan cara ekstensionalisasi, yaitu
dengan memberikan perhatian utama kita pada manusia, benda
atau kejadian-kejadian di dunia ini sesuai dengan apa yang kita
lihat.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi adalah manusia, pesan dan
lingkungan. Dimana faktor di dalam manusia yang mempengaruhi komunikasi
ialah tingkat pengetahuan, perkembangan, sosialkultural, jenis kelamin, peran
tanggung jawab, atensi, hubungan, persepsi, sikap. Sedangkan faktor di dalam
pesan meliputi isi pesan dan penyampaian, dan di dalam konteks lingkungan hal
yang mempengaruhi komunikasi meliputi stimulus eksternal, nilai dan
budaya/adat, jarak dan teritori
Hambatan dapat diartikan sebagai halangan atau rintangan yang dialami (Badudu-
Zain, 1994:489), Dalam konteks komunikasi dikenal pula gangguan (mekanik
maupun semantik), Gangguan ini masih termasuk ke dalam hambatan komunikasi
(Effendy, 1993:45), Efektivitas komunikasi salah satunya akan sangat tergantung
kepada seberapa besar hambatan komunikasi yang terjadi.
http://purebohttp://id.shvoong.com/business-management/2100726-hambatan-
komunikasi-antarmanusia
http://purebonline.blogspot.com/2010/04/pertemuan-6-hambatan-dalam-
komunikasi