Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI

Disusun Oleh :
NAMA :RADA FEBRIA ADDELVI
NIM :19001001

DOSEN PEMBIMBING :
Ns.Asmiati .SE.S.KEP M.KEP CBWM

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIkes CERIA BUANA LUBUK BASUNG
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa yang telah
memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga makalah FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KOMUNIKASI ini dapat kami selesaikan .

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI ini bertujuan untuk memberikan


laporan kepada dosen atau mahasiswa yang bersangkutan.Dalam makalah ini
disajikan informasi mengenai hasil diskusi yang telah kami lakukan mengenai
tokoh keperawatan yang kami pilih
Makalah ini tentu masih banyak kekurangan,Oleh karena itu,kririk dan saran
selalu penulis harapkan agar menjadi pedoman dimasa yang akan datang. Akhir
kata banyak kami ucapkan.
Terima kasih.
DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………………...……………
Halaman Pengesahan …………………………………………………………………………
Kata Pengantar…………………………………………………………………...…….… ….
Daftar Isi…………………………………………………………………………...…………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………….
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………….………..…

BAB II PEMBAHASAN
A. Faktor yang memepengaruhi komunikasi…….………………………………..…….
B.  HAMBATAN KOMUNIKASI MASSA…………………………………………………………..
C. HAMBATAN KOMUNIKASI MASSA ANTARA INDIVIDU DAN ORGANISASI…………………..
D.HAMBATAN PSIKOLIGIS……………………………………………………………………………
E. HAMBATAN INTERAKSI VERBAL……………………………………………………………….
F.HAMBATAN KOMUNIKAS MASSA PADA PEMASARAN………………………………………….

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...………………………………………………………………...……
B. Saran…….…………………………………………………………………………
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
 
1.LATAR BELAKANG

Komunikasi adalah instrumen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan


seseorang untuk melakukan kontak dengan orang lain karena komunikasi
dilakukan oleh seseorang setiap hari baik disadari maupun tidak. Di dunia
kesehatan, terutama pada saat menghadapi klien, seorang perawat juga harus
mengadakan suatu komunikasi agar informasi yang ada dapat tersampaikan dengan
baik. Terutama informasi yang berkenaan dengan kebutuhan klien akan asuhan
keperawatan yang akan diberikan. Oleh karena itu, komunikasi adalah faktor yang
paling penting , yang digunakan untuk menetapkan hubungan antara perawat
dengan klien.

Namun, seringkali informasi yang seharusnya sampai kepada orang yang


membutuhkan, ternyata terputus di tengah jalan akibat tidak efektifnya suatu
komunikasi yang dilakukan. Pada komunikasi terapeutik antara perawat dengan
klien, hal tersebut dapat mungkin terjadi karena disebabkan oleh berbagai hal. Hal
–hal tersebut tidak hanya berasal dari klien saja, tetapi juga dapat disebabkan oleh
pola komunikasi yang salah yang dilakukan oleh perawat. Komunikasi yang tidak
efektif juga dapat disebabkan kegagalan pada proses komunikasi itu sendiri.
Kegagalan itu dapat terjadi pada saat pengiriman pesan, penerimaan pesan, serta
pada kejelasan pesan itu sendiri (Edelman, 2002).

 
2.TUJUAN

Dari latar belakang seperti itu penulis berinisiatif untuk menjelaskan faktor yang
mempengaruhi komunikasi dan ambatan dalam komunikasi agar semua kalangan
dapat mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi komunikasi dan hambatan
dalam komunikasi.

 
BAB II
PEMBAHASAN
 
A.FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
1. Manusia

Manusia, baik sebagai komunikator maupun komunikan dapat mempengaruhi


proses komunikasi. Berikut ini factor manusia yang dapat mempengaruhi
komunikasi adalah:

a.Tingkat Pengetahuan
 Pengetahuan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengirimkan
pesan, misalnya untuk memilih kata-kata (diksi), menentukan saat pesan
harus disampaikan, serta mengembangkan berbagai teknik komunikasi verbal
dan non verbal.
  Bagi seorang penerima informasi (komunikan), pengetahuan penting untuk
menginterpretasikan pesan yang disampaikan oleh komunikator, sekaligus
untuk memberi umpan bailk kepada pemberi pesan.
b. Perkembangan
 Perkembangan manusia mempengaruhi bentuk komunikasi dalam dua aspek,
yaitu tingkat perkembangan tubuh mempengaruhi kemampuan untuk
menggunakan tehnik komunikasi tertentu dan untuk mempersepsikan pesan
yang disampaikan.
 Keterampilan penguasaan bahasa bergantung pada perkembangan neurol dan
kognitif. Bayi berkomunikasi melalui tangisan. Kita tidak mungkin
menerangkan tentang penyakit secara kompleks dan detil kepada anak, karena
ia memang masih sulit menangkap pesan dari situasi non verbal.
c. Sosiokultural
 Posisi individu secaara sosiokultural mempengaruhi perilaku komunikasi
antar individu karena status sosiokultural membentuk tatacara komunikasi.
 Pada budaya Jawa, dalam berkomunikasi dengan orang yang dihormati atau
yang lebih tua, digunakan bahasa yang halus.
 Komunikasi dengan seorang raja di keraton, dilakukan dengan tata cara yang
berbeda dengan cara yang digunakan dalam komunikasi dengan teman
sejawat dan sebagainya.
d. Jenis Kelamin
 Laki-laki dan perempuan menunjukkan gaya komunikasi yang berbeda dan
memiliki interpretasi yang berbeda terhadap suatu percakapan.
 Tannen (1990) menyatakan bahwa kaum perempuan menggunakan teknik
komunikasi untuk mencari konfirmasi, meminimalkan perbedaan, dan
meningkatkan keintiman, sementara kaum laki-laki lebih menunjukkan
independensi dan status dalam kelompoknya.
e. Peran dan Tanggungjawab
 Peran dan tanggung jawab memengaruhi komunikasi yang dilakukan
individu, baik teknik maupun isi komunikasi.
 Petugas kesehatan lebih sering menggunakan formal dan membicarakan
kondisi klien karena tanggungjawabnya serta membuat banyak tulisan dalam
berkomunikasi sebagai bentuk tanggunggugatnya.
 Sementara dalam pergaulan individu membicarakan tentang
rumahtangganya, anak-anaknya, atau cita-citanya.
 Komunikasi seperti ini tidak memerlukan media tulisan. Perbedaan peran
dan tanggung jawab menimbulkan perbedaan teknik dan isi komunikasi.
f. Atensi–
 Atensi memengaruhi kemampuan individu untuk berintaraksi.
 Atensi terhadap suatu hal dapat menyebabkan kemampuan fungsi indra
menurun dan bahkan berkurang sehingga kadang kala seseorang yang sedang
asyik bekerja tidak mennyahut panggilan rekan kerjanya.
 Sedangkan perbedaan atensi dapat menimbulkan perbedaan perbedaan
persepsi dan distorsi pesan.
 Seorang montir dapat mempersepsikan kata “tank” menjadi tang”. Hal ini
terjadi karena atensi yang berbeda pada masing-masing individu.
 g. Sikap
 Sikap individu dalam komunikasi dapat menghambat proses komunikasi itu
sendiri. Sikap yang hangat, bersahabat, ramah, dan terbuka akan
memungkinkan proses komunikasi yang terbuka dipertahankan.
 Sebaliknya, sikap kurang menghargai orang lain, tertutup, dingin, dan curiga
dapat membuatproses komunikasi terhambat.
h. Persepsi

Persepsi individu ketika berada dalam suatu proses komunikasi dapat


memengaruhi, menghambat, atau bahkan memutus komunikasi yang sedang
dilakukan.

Berikut adalah contoh kesalahan persepsi:

Andi : ”Ana, Saya dengar kamu mau menikah?”

Anna : ”Ya, pasti pasti saya mau menikah.”


Andi : ”Kapan kamu mau menikah?”

Anna : ”Wah saya belum tahu, karena saya belum punya calon suami.”

Andi : ”Lho…..Tadi katanya mau menikah?”

Anna : ”Tentu saja……Masa saya tidak mau menikah!”

Pada contoh komunikasi diatas, ada perbedaan persepsi antara Andi dan Anna.
Andi mempersepsikan kata ”mau” sebagai ”akan” sementara Anna
mempersepsikan kata ”mau” sebagai ”ingin”. Situasi di atas menimbulkan distorsi
dalam komunikasi.
i. Hubungan
Hubungan yang erat antar individu pada suaut proses komunikasi dapat
mempengaruhi teknik dan materi komunikasi.Pada komunikasi yang dilakukan
antara dua orang yang belum saling kenal, umumnya setting komunikasi terjadi
pada situasi formal. Sebagai contoh, hubungan antara pengacara dan kliennya,
dokter dan pasien, pedagang dan pelanggan.

Sedangkan pada komunikasi antara individu yang saling kenal, komunikasi


cenderung berlangsung dalam konteks nonformal, lebih terbuka, dan menggunakan
tehnik komunikasi yang lebih beragam.

 
2. Pesan
a. Isi Pesan

Isi pesan yang ingin disampaikan dapat mempengaruhi tehnik komunikasi yang
digunakan individu. Isi pesan yang menggembirakan biasanya disampaikan dengan
wajah berseri dan suara lantang.

Isi pesan yang yang bersifat informasi disampaikan dengan suara yang relatif datar
dan pelan, sedangkan isi pesan yang bersifat rahasia disampaikan dengan berbisik
atau menggunakan secarik kertas kecil atau dgn bahasa isyarat ttt.

Isi pesan mempengaruhi perilaku penyampaian pesan dan perlu tidaknya pesan


yang disampaikan diberi umpan balik.

Selain hal-hal diatas, jumlah pesan juga mempengaruhi proses penerimaan pesan
dari komunikator kepada komunikan. Pesan yang terlalu banyak (overloaded)
dapat menimbulkankebingungan atau kejenuhan pada penerima pesan.
b. Penyampaian Pesan

 Proses penyampaian pesan mempengaruhi komunikasi karena beberapa


penggunaan pola penyampaian pesan yang kurang tepat mengakibatkan
distorsi pesan dan bahkan tidak terjadi kontinuitas.
 Penyampaian pesan secara berapi-api pada saat kampanye dan demonstrasi,
penyampaian pesan dengan suara keras dan relatif bersemangat selama proses
belajar-mengajar, merupakan hal-hal yang dapat memperkuat makna pesan
dan memungkinkan pesan lebih dimengerti oleh komunikan.
 Penyampaian pesan dengan berbagai metode, misalnya secara lisan, dengan
menggunakan gambar, demonstrasi dan gerakan tertentu membuat pesan
diterima secara bermakna oleh orang lain.
3. Lingkungan
1) Stimulus Eksternal

– Stimulus eksternal, misalnya suara bising, gaduh, atau perhatian yang tiba-tiba
teralih, dapat menyebabkan penurunan kemampuan untuk menangkap pesan atau
konsentrasi untuk mencerna pesan yang disampaikan.

– Bising dari luar dapat membuat pesan mengalami bias dan distorsi atau bahkan
tidak dapat disampaikan baik secara parsial maupun total.

2)  Nilai dan Budaya/Adat

– Berbagai nilai dan budaya dalam masyarakat menjadi rambu-rambu bagi


penyelenggaraan komunikasi.

–  Budaya mengatur bahasa yang digunakan sebagai salah satu alat komunikasi
sekaligus mengatur penggunaan tehnik nonformal dalam komunikasi.

–  Adat dan nilai mengatur hubungan individu ketika melakukan komunikasi.

– Berkomunikasi dalam jarak yang terlalu dekat dengan lawan jenis yang bukan
suami/istri dipandang kurang baik oelh sebagian besar bangsa Indonesia.

– Memegang janggut ketika terlibat suatu perbincangan merupakan bentuk


penghormatan bagi orang Arab.

– Membungkukkan badan sebelum berbicara kepada orang Jepang menunjukkan


rasa hormat.
3) Jarak dan Teritori

– Jarak antara komunikator dan komunikan mempengaruhi komunikais yang


dilakukan. Komunikasi antar individu dalam jarak dekat dapat dilakukan secara
lisan, tulisanataupun non verbal.

–  Sedangkan jarak yang cukup jauh, komunikasi dapat dilakukan dengan


menggunakan media tulisan.

– Jarak yang jauh ini juga menyebabkan penggunaan media cetak dan media
elektronik untuk menyampaikan pesan, misalnya, menggunakan telepon, televisi,
radio dan sebagainya.

 
B. HAMBATAN KOMUNIKASI MASSA

Hambatan dapat diartikan sebagai halangan atau rintangan yang dialami (Badudu-
Zain, 1994:489), Dalam konteks komunikasi dikenal pula gangguan (mekanik
maupun semantik), Gangguan ini masih termasuk ke dalam hambatan komunikasi
(Effendy, 1993:45), Efektivitas komunikasi salah satunya akan sangat tergantung
kepada seberapa besar hambatan komunikasi yang terjadi.

Didalam setiap kegiatan komunikasi, sudah dapat dipastikan akan menghadapai


berbagai hambatan. Hambatan dalam kegiatan komunikasi yang manapun tentu
akan mempengaruhi efektivitas proses komunikasi tersebut. Karena pada pada
komunikasi massa jenis hambatannya relatif lebih kompleks sejalan dengan
kompleksitas komponen komunikasi massa. Dan perlu diketahui juga, bahwa
komunikan harus bersifat heterogen.

Oleh karena itu, komunikator perlu memahami setiap hambatan komunikasi, agar
ia dapat mengantisipasi hambatan tersebut.

1. HAMBATAN PSIKOLIGIS

Hambatan psikologis yakni hambatan-hambatan yang merupakan unsur-unsur dari


kegiatan psikis manusia.sedangkan yang termasuk dalam hambatan komunikasi
psikologis yakni:

a. Hambatan Psikologis Kepentingan (Interest)


1. Kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi
atau menghayati pesan.
2.Sebagaimana telah diketahui bahwa komunikan dalam komunikasi
massa sangat heterogen (usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, dll). Hal
ini memungkinkan setiap individu komunikan memiliki kepentingan yang
berbeda
3 .Atas dasar kepentingan yang berbeda, maka setiap individu
komunikan akan melakukan seleksi terhadap pesan yang diinginkannya
(manfaat/kegunaan).
b. Hambatan Psikologis Prasangka (Prejudice)
1. Prasangka berkaitan dengan persepsi orang tentang seseorang
atau sekelompok orang lain, dan sikap serta perilakunya terhadap
mereka.
2. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan
3. Persepsi ditentukan oleh faktor personal (fungsional):
kebutuhan, pengalaman masa lalu, peran dan status.
4. Persepsi ditentukan oleh faktor situasional (struktural): Jika kita
ingin memahami suatu peristiwa, kita tidak dapat menilai fakta-
fakta yang terpisah; kita harus memandangnya dalam hubungan
keseluruhan
5. Apabila suatu proses komunikasi sudah diawali oleh kecurigaan
(prasangka) maka tidak akan efektif.
c. Hambatan Psikologis Stereotif (Stereotype)
1. Prasangka sosial bergandengan dengan stereotif yang
merupakan gambaran atau tanggapan tertentu mengenai sifat-
sifat dan watak pribadi orang atau golongan lain yang
bercorak negatif.
2. Stereotif misalnya tercermiun pada: orang Batak itu
berwatak keras, orang Sunda manja, dll.
3. Apabila dalam proses komunikasi massa ada komunikan
yang memiliki stereotif tertentu pada komunikatornya, maka
dapat dipastikan pesan apapun tidak akan bisa diterima oleh
komunikan.

                   
2.HAMBATAN SOSIOKULTURAL
a. Hambatan Sosiokultural Aneka Etnik
1. Untuk kasus Indonesia, terdapat ribuan pula dari Sabang sampai Merauke.
2. Satu sisi kenyataan tersebut menjadi kekayaan yang tak terhingga nilainya.
Namun di sisi lain realitas tersebut menjadi salah satu faktor penghambat
dalam kegiatan komunikasi massa.
b. Hambatan Sosiokultural Perbedaan Norma Sosial
1.Perbedaan budaya sekaligus juga menimbulkan perbedaan norma sosial yang
berlaku di masyarakat.
2.Pada konteks seperti itu, komunikator komunikasi massa harus bersikap hati-
hati, terutama dalam menyusun pesan. Dalam arti apakah pesan yang akan
disampaikan tidak akan melanggar norma sosial tertentu.
3.Komunikator perlu membekali dirinya dengan beragam pengetahuan mengenai
norma sosial yang berlaku di masyarakat luas.
c. Hambatan Sosiokultural Kurang Mampu Berbahasa Indonesia
1.Keragaman etnik menyebabkan keragaman bahasa yang digunakan dalam
pergaulan sehari-hari.
2.Pada gilirannya dapat menyulitkan penyebarluasan kebijakan program-program
pemerintah yang dikomunikasikan melalui media massa.
d. Hambatan Sosiokultural Faktor Semantik
1.Semantik adalah pengetahuan tentang pengertian atau makna kata yang
sebenarnya. Hambatan semantik adalah hambatan mengani bahasa.
2.Hambatan semantik dapat diakibatkan oleh tiga hal: komunikator terlalu cepat
dalam berbicara, adanya perbedaan makna kata, dan adanya pengertian yang
konotatif.
e. Hambatan Sosiokultural Faktor Pendidikan
1.Khalayak dalam komunikasi massa bersifat heterogen, salah satunya pada aspek
pendidikan.
2.Masalah akan timbul manakala komuniian yang berpendidikan rendah tidak
dapat mencerna pesan komunikasi massa secara benar karena keterbatasan daya
nalar dan daya tangkapnya.
f. Hambatan Sosiokultural Faktor Mekanis
1.Faktor mekanis merujuk kepada berbagai hambatan pada komunikasi massa
yang disebabkan oleh terganggunya peralatan.
2.Pada TV misalnya, antena kurang dapat menangkap sinyal gelombang
elektromagnetik, warna tidak jelas, layar banyak “semutnya”, dll.
3.Pada radio, misalnya suara yangtidak jelas (putus-putus, dll).
4.Pada surat kabar dan majalah, misalnya huruf tidak jelas, salah pemotongan
kata, sambungan berita yang tidak akurat, dll.
 HAMBATAN INTERAKSI VERBAL
a. Hambatan Interaksi Verbal Polarisasi
1. Polarization adalah kecenderungan untuk melihat dunia dalam bentuk
lawan kata dan menguraikannya dalam bentuk ekstrem, seperti baik atau
buruk, positif atau negatif, sehat atau sakit, pandai atau bodoh, dll.
2. Kita mempunyai kecendeungan kuat untuk melihat titik-tritik ekstrem
dan mengelompokkan manusia, objek, dan kejadian dalam bentuk lawan
kata yang ekstrem. Sementara banyak juga orang-orang berada pada
titik tengah-tengah dari keekstriman tersebut.
3. Seandainya komunikator maupun komunikan melihat seperti itu maka
sudah dapat dipastikan di antara keduanya selalu akan terjadi sikap
apriori. Padahal pada konteks tersebut dibutuhkan komunikator dan
komunikan harus bersikap netral.
b. Hambatan Interaksi Verbal Orientasi Intensional
1. Intensional orientation mengacu kepada kecenderungan kita
untuk melihat manusia, objek dan kejadian sesuai dengan ciri yang
melekat pada mereka.
2. Intensional orientation terjadi bila kita bertindak seakan-akan
label adalah lebih penting daripada orangnya sendiri.
3. Dalam proses komunikasi massa, orientasi intensional biasanya
dilakukan oleh komunikan terhadap komunikator, bukan
sebaliknya.
4. Misalnya, seorang presenter yang berbicara di layar tv, dan
kebetulan wajah presenter tersebut kurang menarik, maka biasanya
komunikan akan intensional menilainya sebagai tidak menarik
sebelum mendengar apa yang dikatakannya.
5. Cara mengatasinya yaitu dengan cara ekstensionalisasi, yaitu
dengan memberikan perhatian utama kita pada manusia, benda
atau kejadian-kejadian di dunia ini sesuai dengan apa yang kita
lihat.

c. Hambatan Interaksi Verbal Evaluasi Statis


1.Pada suatu ketika kita melihat seorang komunikator X berbicara melalui pesawat
tv. Menurut persepsi kita, cara berkomunikasi dan materinya tidak baik, sehingga
kita membat abstraksi tentang komunikator tersebut tidak baik.
2.Evaluasi kita tentang komunikator tersebut bersifat statis (tidak berubah).
Akibatnya, mungkin selamanya kita tidak akan mau menonton atau mendengar
komunikator tersebut. Padahal sangat mungkin gaya komunikator tersebut berubah
menjadi lebih baik dan menarik.
d. Hambatan Interaksi Verbal Indiskriminasi
1.Indiscrimination terjadi bila komunikan memusatkan perhatian kepada
kelompok orang, benda atau kejadian dan tidak mampu melihat bahwa masing-
masing bersifat unik atau khas dan perlu diamati secara individual.
2.Indiscrimination merupakan bagian dari stereotif (sikap generalisasi).
3.Dalam indiskriminasi, jika komunikan dihadapkan dengan seorang komunikator,
reaksi pertama komunikan itu adalah memasukan komunikator ke dalam kategori
tertentu, mungkin menurut suku, agama, dll. Misalnya orang Batak cenderung
berwatak keras.
4.Cara untuk menghilangkan indiskriminasi yaitu dengan cara memandang
seseorang secara individual.

 HAMBATAN KOMUNIKASI MASSA ANTARA INDIVIDU DAN


ORGANISASI

Dalam masalah hambatan komunikasi massa, juga bisa terjadi diantara individu


(antarmanusia) maupun di dalam organisasi.

1.Hambatan komunikasi antarmanusia dapat berupa:


1. Perbedaan Persepsi dan Bahasa Persepsi merupakan interpretasi pribadi atas
sesuatu hal. Definisi seseorang mengenai suatu kata mungkin berbeda dengan
orang lain.
2. Pendekatan yang buruk Walaupun sudah mengetahui cara mendengar yang
baik, ternyata menjadi pendengar yang baik tidaklah mudah. Dalam keadaan
melamun atau lelah memikirkan masalah lain, seseorang cenderung
kehilangan minat mendengarnya.
3. Gangguan Emosional, dalam keadaan kecewa, marah, sedih, atau takut,
seseorang akan merasa kesulitan saat menyusun pesan atau menerima pesan
dengan baik. Secara praktis, tidak mungkin menghindari komunikasi ketika
sedang ada dalam keadaan emosi. Kesalahpahaman sering terjadi akibat
gangguan emosional.
4. Perbedaan Budaya Berkomunikasi dengan orang yang berbeda budaya tidak
dapat dihindari, terlebih lagi zaman globalisasi ini. Perbedaan budaya
merupakan hambatan yang paling sulit diatasi.
5. Gangguan Fisik Pengirim atau penerima mungkin terganggu oleh hambatan
yang bersifat fisik seperti akustik yang jelek, tulisan yang tidak dapat dibaca,
cahaya yang redup, atau masalah kesehatan. Gangguan fisik bisa
mengganggu konsentrasi dalam berkomunikasi. Setiap komunikator selalu
mengharapkan agar komunikasi yang dilaksanakannya dapat mencapai tujuan
dengan apa yang telah diharapakannya.
2. Hambatan Komunikasi Dalam Organisasi

Komunikasi dalam organisasi sering terganggu karena materinya lebih rumit,


jumlahnya banyak, dan kontroversial. Hambatan-hambatan komunikasi dalam
organisasi, meliputi:

1. Kelebihan Beban Informasi dan Pesan Yang Bersaing Perkembangan


teknologi telah menyebabkan jumlah pesan dalam suatu organisasi meningkat
tanjam hingga kecepatan yang semakin tinggi. Pesan melalui surat-surat dari
pos, email dan telephon dari berbagai sumber telah membanjiri organisasi dan
masing-masing bersaing untuk memperoleh perhatian lebih awal. Hal itu bisa
berakibat pada adanya pesan yang tidak ditanggapi, pesan yang dianggap
tidak penting, atau pemberian respons yang tidak akurat.
2. Penyaringan Yang Tidak Tepat Ketika meneruskan suatu pesan kepada
orang lain dalam organisasi, biasanya terjadi penyaringan yang dilakukan
dengan memotong atau menyingkat pesan. Pesan dalam organisasi dikirim
melalui berbagai saringan. Misalnya melewati penjaga pintu terlebih dahulu,
karyawan kantor depan, sekretaris, baru kemudian sampai kepada pimpinan.
Bisa jadi suatu pesan penting tidak sampai sebagian atau bahkan seluruhnya
karena telah dipotong atau dibuang.
3. Iklan Komunikasi Tertutup atau Tidak Memadai Pertukaran informasi yang
bebas dan terbuka merupakan salah satu ciri komunikasi yang efektif. Iklim
komunikasi sangat terkait dengan gaya kepemimpinan. Gaya manajemen
yang tertutup cenderung menghambat pertukaran informasi. Demikian pula
saluran yang terlalu banyak bisa mengubah pesan ketika bergerak vertikal
atau horisontal dalam sebuah organisasi. Permasalahan komunikasi biasanya
merupakan suatu gejala bahwa ada sesuatu yang tidak sesuai. Permasalahan
dalam komunikasi menunjukkan adanya masalah yang terpendam. Hambatan
komunikasi ada yang berasal dari pengirim (komunikator), transmisi, maupun
penerima (komunikan). Organisasi.

 HAMBATAN KOMUNIKAS MASSA PADA PEMASARAN


a. Hambatan pada sumber

Hambatan komunikasi pada sumber umumnya berupa perumusan tujuan yang


kurang jelas. Hal ini sering terjadi karena kurangnya fokuspada benefit
produk.kegagalan dalam tahap ini bisa berdampak pada perumusan pesan iklan
yang tidak jelas kaitannya dengan kebutuhan konsumen.
b.  Hambatan dalam sistem Encoding
Sumber kegagalan komunikasi pemasaran bisa juga ada pada proses
encoding.Misalnya, copy writer dan perancang iklan lebih terobsesi memebuat
iklan kreatif yang orisinil dari pada focus pada penyampaian benefit produk. Iklan
yang menyesatkan (deceptive advertising) juga bisa digolongkan sebagai hambatan
dalam proses encoding karena sejak awal berusaha menyesatkan konsumen dari
kondisi sebenarnya benefit produk.
c. Hambatan dalam Transmisi Pesan
Pemilihan media yang tidak cocok bisa membuat pemasang iklan gagal
menjangkau kelompok sasaran. Untuk menjangkau audiens yang tepat , pemasang
iklan mesti menyesuaikan ciri-ciri demografis konsumen sasaran dengan profil
demografis pembaca majalah, pemirsa TV atau pendengar radio. Dalam tahap
pengiriman pesan, hambatan yang umumnya ditemui komunikator
adalah competitveclutter, kekeusutan yang terjadi karena kebanyakan iklan, jumlah
iklan yang makin banyak disebabkan karena:
Pertama, banyak produk baru yang muncul membuat permintaan waktu melonjak
Kedua, persaingan ketat mendorong pertumbuhan belanja iklan lebih cepat
daripada penjualan.
Ketiga, iklan TV makin pendek, yaitu dari 30 menjadi 15 detik.
Apa yang dapat dilakukan pemasar untuk mengatasi kekusutan yang
ditimbulkan competitive clutter? Cara yang mudah adalah frekuensi iklan
digencarkan agar kesan tertancap lebih lama. Hal ini dibenarkan kalau pesan betul-
betul berkaitan dengan kebutuhan konsumen (artinya, pesan tak punya masalah
hambatan sumber ataupun hambatan encoding).

d. Hambatan dalam Proses Decoding


Konsumen umunya mengabaikan pesan yang tidak menarik minat mereka.
Konsumen juga akan menolak pesan apabila sumber pesan dianggap tidak
kredibel. Hambatan pada decoding juga mungkin terjadi karena kurangnya
perhatian pada pesan. Competitive clutter selain merupakan hambatan dalam
transmisi, juga mengganggu proses decoding karena bisa membuat pemirsa makin
cuek. Iklan yang ditayangkan terus juga merupakan penyebab pengabian
inattantion. advertising wearout bisa terjadi; yaitu turunnya efektifitas iklan karena
kebosenan pemirsa dan konsumen yang sudah merasa familiar dengan kampanye
iklan tersebut.

 
 

BAB III
PENUTUP
 
KESIMPULAN
            Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi adalah manusia, pesan dan
lingkungan. Dimana faktor di dalam manusia yang mempengaruhi komunikasi
ialah tingkat pengetahuan, perkembangan, sosialkultural, jenis kelamin, peran
tanggung jawab, atensi, hubungan, persepsi, sikap. Sedangkan faktor di dalam
pesan meliputi isi pesan dan penyampaian, dan di dalam konteks lingkungan hal
yang mempengaruhi komunikasi meliputi stimulus eksternal, nilai dan
budaya/adat, jarak dan teritori

Hambatan dapat diartikan sebagai halangan atau rintangan yang dialami (Badudu-
Zain, 1994:489), Dalam konteks komunikasi dikenal pula gangguan (mekanik
maupun semantik), Gangguan ini masih termasuk ke dalam hambatan komunikasi
(Effendy, 1993:45), Efektivitas komunikasi salah satunya akan sangat tergantung
kepada seberapa besar hambatan komunikasi yang terjadi.

Didalam setiap kegiatan komunikasi, sudah dapat dipastikan akan menghadapai


berbagai hambatan. Hambatan dalam kegiatan komunikasi yang manapun tentu
akan mempengaruhi efektivitas proses komunikasi tersebut. Karena pada pada
komunikasi massa jenis hambatannya relatif lebih kompleks sejalan dengan
kompleksitas komponen komunikasi massa. Dan perlu diketahui juga, bahwa
komunikan harus bersifat heterogen.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
DAFTAR PUSTAKA
 
www.google.com/social-sciencess/faktor-faktor yang mempengaruhi
mempengaruhi komunikasi.
www.bing.com/komunikasid3keperawatan/2011/05/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-komunikasi
http://www.bing.com/andysmar/2012/05/makalah-hambatan-dalam-komunikasi

Ardianto Elvinaro, dan Komala lukiati. 2005. Komuniksi Massa., Bandung


Simbiosa Rekatama Media

http://purebohttp://id.shvoong.com/business-management/2100726-hambatan-
komunikasi-antarmanusia 
http://purebonline.blogspot.com/2010/04/pertemuan-6-hambatan-dalam-
komunikasi

htmlhttp://purebonline.blogspot.comkamis, 23 juli 2009 Senin 5 April 2011

Anda mungkin juga menyukai