Disusun Oleh :
NAMA :RADA FEBRIA ADDELVI
NIM :19001001
DOSEN PEMBIMBING :
SAMSI NARTI ,S.ST.M.K.M
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesempatan dan kesehatan kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini. Dan tidak lupa pula kami panjatkan syukur kami
kepada nabi Muhammad SAW yang telah membawa kami dari alam kebodohan
menjadi alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini. Tak lupa
pula kami berterimakasih kepada pembimbing kami yang telah memberikan ilmu
dalam mata kuliah ini.
Dalam makalah ini kami membahas tentang “PEMERIKSAAN ORGAN
GENETELIA BAGIAN DALAM ”. Kami selaku penyusun makalah ini berharap
supaya makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan dalam perkuliahan
Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
supaya makalah ini bisa menjadi lebih baik.
DAFTAR ISI
Katapengantar................................................................................................
Daftar isi..........................................................................................................
BAB I Pendahuluan.......................................................................................
1. Latar belakang..........................................................................................
2. Tujuan.......................................................................................................
BAB II Pembahasan......................................................................................
BAB II Penutup.............................................................................................
1. Kesimpulan...............................................................................................
2. Saran.........................................................................................................
Daftar pustaka................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Struktur organ reproduksi wanita terdiri organ reproduksi eksternal dan organ
reproduksi internal. Organ reproduksi luar wanita disebut juga vulva meliputi mons
veneris (mons pubis), labium mayora, labium minora dan clitoris. Organ
reproduksi dalam wanita meliputi ovarium, tuba falopii, uterus dan vagina.
Oogenesis atau pembentukan ovum pada wanita telah dimulai sejak dalam
kandungan ibunya. Setelah bayi lahir, dalam tubuhnya telah ada sekitar satu juta
oosit primer. Sebagian oosit primer mengalami degenerasi sehingga ketika
memasuki masa puber jumlah tersebut menurun hingga tinggal sekitar 200 ribu
pada tiap ovariumnya. Oosit primer ini mengalami masa istirahat (dorman),
kemudian proses oogenesis akan dilanjutkan setelah wanita memasuki masa puber.
Sejak pertama mendapat menstruasi (menarche) yang terjadi antara usia 9-14
tahun organ reproduksi aktif bekerja hingga wanita tersebut berhenti menstruasi
(menophause) yang terjadi antara usia 46-54 tahun. Menstruasi merupakan
pendarahan yang keluar melalui vagina karena luruhnya dinding rahim
(endometrium). Menstruasi juga merupakan pertanda tidak terjadi kehamilan, tiga
perempat bagian jaringan lembut endometrium yang telah dipersiapkan untuk
menerima konsepsi (penanaman embrio) akan terlepas. Kemudian endometrium
akan terbentuk kembali; dipersiapkan untuk menerima kemungkinan konsepsi
berikutnya, demikian seterusnya terulang kembali secara periodik dan dikenal
dengan siklus menstruasi. Remaja putri tidak perlu merasa takut karena menstruasi
merupakan peristiwa biologis yang normal dan biasa seperti halnya bernafas dan
darah yang mengalir dalam tubuh.
Seorang wanita harus mengenal anatomi dan fisiologi organ reproduksinya.
Dengan mengetahui anatomi dan memahami fisiologi reproduksinya maka seorang
wanita tak perlu merasa cemas dan gelisah terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi pada masa remaja dan itu adalah suatu hal yang normal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan anatomi fisiologi sistem reproduksi
perempuan?
2. Bagaimana anatomi sistem reproduksi perempuan?
3. Bagaimana fisiologi sistem reproduksi perempuan?
4. Apa yang dimaksud siklus menstruasi?
5. Bagaimana siklus menstruasi terjadi?
6. Apa saja ganguan pada reproduksi wanita?
C.Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan di atas, makalah ini disusun untuk mengetahui dan
mendeskripsikan:
1. Pengertian anatomi fisiologi sistem reproduksi perempuan;
2. Anatomi sistem reproduksi perempuan;
3. Fisiologi sistem reproduksi perempuan;
4. Pengertian siklus menstruasi;
5. Proses terjadinya menstruasi.
6. Gangguan pada reproduksi wanita.
D. Kegunaan Makalah
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis
maupun praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan
pengetahuan mengenai reproduksi wanita. Secara praktis makalah ini berguna
bagi:
1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan keilmuan di bidang
kebidanan khususnya tentang anatomi fisiologi system reproduksi wanita dan
siklus menstruasi.
2. Pembaca / dosen, sebagai media informasi dalam pembuatan makalah.
E. Metode Penelitian
Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode
yang digunakan adalah metode studi literatur. Data teoritis dalam makalah ini
dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka, artinya penulis
mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai literatur yang relevan dengan
tema makalah. Data tersebut diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan
meneksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema
makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
Genetalia Eksterna
1.Mons Veneris
Daerah yang menggunung di atas simfisis, yang akan ditumbuhi rambut
kemaluan (pubis) apabila wanita berangkat dewasa. Rambut ini membentuk sudut
lengkung (pada wanita) sedang pria membentuk sudut runcing ke atas.
2.Labia Mayora (bibir besar)
Berada pada kanan dan kiri, berbentuk lonjong, yang pada wanita menjelang
dewasa di tumbuhi rambut lanjutan dari mons veneris.bertemunya labia mayor
membentuk komisura posterior.
3.Labia Minora (bibir Kecil)
Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah jambu. Merupakan
suatu lipatan kanan dan kiri bertemu diatas preputium klitoridis dan dibawah
klitoris. Bagian belakang kedua lipatan setelah mengelilingi orifisium vagina
bersatu disebut faurchet (hanya nampak pada wanita yang belum pernah
melahirkan).
4.Klitoris (kelentit)
Identik dengan penis pria, kira-kira sebesar kacang hijau sampai cabe rawit
dan ditutupi frenulum klitorodis. Glans klitoris berisi jaringan yang dapat
berereksi, sifatnya amat sensitif karena banyak memiliki serabut saraf.
5.Vestibulum
Merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua labia minora,
anterior oleh klitoris dan dorsal oleh faurchet. Pada vestibulum juga bermuara
uretra dan 2 buah kelenjar skene dan 2 buah kelenjar bartholin, yang mana kelenjar
ini akan mengeluarkan sekret pada waktu koitus. Introitus vagina juga terdapat
disini.
6.Hymen (selaput dara)
Merupakan selaput yang menutupi introitus vagina, biasanya berlubang
membentuk semilunaris, anularis, tapisan, septata, atau fimbria. Bila tidak
berlubang disebut atresia himenalis atau hymen imperforata. Hymen akan robek
pada koitus apalagi setelah bersalin (hymen ini disebut karunkulae mirtiformis).
Lubang-lubang pada hymen berfungsi untuk tempat keluarnya sekret dan darah
haid.
7. Perineum
Terletak diantara vulva dan anus, panjang sekitar 4 cm.
8.Vulva
Bagian dari alat kandungan yang berbentuk lonjong, berukuran panjang
mulai dari klitoris, kanan kiri diatas bibir kecil, sampai ke belakang di batasi
perineum.
Genetalia Interna
Merupakan alat kelamin yang tidak dapat dilihat dari luar, terletak disebelah
dalam dan hanya dapat dilihat dengan alat khusus atau dengan pembedahan.
2. Uterus (rahim)
Suatu struktur otot yang cukup kuat, bagian luarnya ditutupi oleh
peritoneum, sedangkan rongga dalamnya dilapisi oleh mukosa rahim. Dalam
keadaan tidak hamil, rahim terletak dalam rongga panggul kecil diantara kandung
kencing dan rektum. Bentuknya seperti bola lampu yang gepeng atau buah alpukat
yang terdiri dari 3 bagian yaitu :
- badan rahim (korpus uteri) berbentuk segitiga
- leher rahim (serviks uteri) berbentuk silinder
- rongga rahim (kavum uteri)
Bagian rahim antara kedua pangkal tuba disebut fundus uteri, merupakan
bagian proksimal rahim. Besarnya rhim berbeda-beda, tergantung pda usia dan
pernah melahirkan anak atau belum. Ukurannya kira-kira sebesar telur ayam
kampung. Pada nulipara ukurannya 5,5-8 cm x 3,4-4 cm x 2-2,5 cm, multipara 9-
9,5 cm x 5,5-6 cm x 3- 3,5 cm. Beratnya 40-50 gram pada nulipara dan 60-70
gram pada multipara. Serviks uteri terbagi 2 bagian yaitu pars supravaginal dan
pars vaginal (portio) saluran yang menghubungkan orifisium uteri interna (oui) dan
orifisium uteri eksterna (oue) disebut kanalis servikalis. Bagian rahim antara
serviks dan korpus disebut isthmus atau segmen bawah rahim (SBR), bagian ini
penting dalam kehamilan dan persalinan karena akan mengalami peregangan.
Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu :
- lapisan serosa (lapisan peritoneum), di luar
- lapisan otot (lapisan miometrium)di tengah
- lapisan mukosa (endometrium) di dalam
Dalam siklus menstruasi yang selalu berubah adalah endometrium.
Sikap dan letak uterus dalam rongga panggul terfiksasi dengan baik karena
disokong dan dipertahankan oleh :
# tonus rahim sendiri
# tekanan intra abdominal
# otot-otot dasar panggul
# ligamentum-ligamentum
Darah dari uterus dialirkan melalui vena uterina dan vena ovarica yang
sejalan dengan arterinya hanya vena ovarica kiri tidak masuk langsung ke dalam
vena cava inferior, tetapi melalui vena renalis sinistra.
Seraf-seraf uterus :
Kontraksi dinding uterus adalah autonom, uterus dipengaruhi serat-serat
saraf sympathis maupun parasympatis yang menuju ke ganglion cervicale dari
Frankenhauser yang terletak dipangkal ligamen sacro uterinum.
Fungsi utama uterus :
1. Setiap bulan berfungsi dalam pengeluaran darah haid dengan adanya
perubahan dan pelepasan dari endometrium.
2. Tempat janin tumbuh dan berkembang.
3. Tempat melekatnya plasenta.
4. Pada kehamilan, persalinan dan nifas mengadakan kontraksi untuk lancarnya
persalinan dan kembalinya uterus pada saat involusi.
Panggul
Panggul yang dikenal penting dalam ilmu kebidanan adalah panggul kecil
(pelvis minor) yang merupakan wadah alat kandungan dan menentukan bentuk
jalan lahir. Sedangkan panggul besar (pelvis mayor) berfungsi mendukung isi perut
dan bisa menggambarkan keadaan panggul kecil.
Panggul wanita terdiri dari :
I. Bagian keras yang dibentuk oleh 4 buah tulang:
ü 2 tulang pangkal paha (os coxae)
ü 1 tulang kelangkang (os sacrum)
ü 1 tulang tungging (os coccygis)
ü Tulang kelangkang
Tulang ini berbentuk segitiga dengan lebar di bagian atas dan mengecil di
bagian bawah. Tulang ini terletak diantara kedua tulang pangkal paha yang terdiri
dari dan mempunyai ciri :
F Terdiri dari 5 ruas tulang yang berhubungan erat.
F Permukaan depan licin dengan lengkungan dari atas ke bawah dan dari kanan
maupun kiri.
F Di kanan dan kiri, garis tengah terdapat lubang yang akan dilalui saraf :
foramina sacralia anterior.
F Tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pinggang ruas ke-5
F Tulang kelangkang yang paling atas mempunyai tonjolan besar ke depan disebut
promontorium.
F Ke samping tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pangkal paha
melalui artikulasio
sacro-iliaca.
F Ke bawah tulang kelangakng berhubungan dengan tulang tungging.
ü Tulang tungging
Bentuk segitiga dan terdiri 3-5 ruas yang bersatu. Pada waktu persalinan
ujung tulang ini dapat ditolak sedikit ke belakang sehingga ukuran panggul
bertambah besar.
3.Regio perineum
Merupakan bagian permukaan pintu bawah panggul terbagi menjadi :
a.Bagian anal; (sebelah belakang)
Terdapat muskulus sfingter ani eksternum yang mengelilingi anus dan liang
senggama bagian bawah.
b.Regio urogenitalis
Terdapat muskulus ischiokavernosus dan muskulus transversus perinei
superfisialis.
Pada pintu atas panggul (PAP) ditentukan 3 ukuran penting, yaitu ukuran
muka belakang (konjugata vera), ukuran melintang (diameter transversa), dan
ukuran serong (diameter obliqua).
Konjugata Vera
Panjang sekitar 11 cm, tidak dapat diukur secara langsung, tetapi ukurannya
dapat diperhitungkan melalui pengukuran konjugata diagonalis. Panjang konjugata
diagonalis antara promontorium dan tepi bawah symphisis pubis. Konjugata vera
(CV) = CD-1,5 cm. konjugata obstetrika yaitu ukuran antara promontorium dengan
tonjolan symphisis pubis.
Ukuran Melintang
Jarak antara kedua linea terminalis diambil tegak lurus pada konjugata vera,
ukurannya12,5 cm-13,5 cm.
Ukuran Obliqua
Jarak antara artikulasio sacro-iliaca menuju tuberkulum pubikum yang
bertentangan. Kedua ukuran ini tidak dapat diukur pada wanita yang masih hidup.
Ukuran normalnya ±13 cm.
Ukuran-Ukuran Panggul :
1. Distantia Spinarum
Jarak antara spina iliaka anterior superior kanan dan kiri, ukuran normal 23-26
cm.
2. Distantia Kristarum
Jarak yang terjauh antar krista iliaka kanan dan kiri 26-29 cm.
3. Konjugata Eksterna (Boudeloque)
Jarak antara pinggir atas symphisis dan ujung processus spinosum ruas tulang
lumbal ke V ± 18-20 cm.
4. Ukuran Lingkar Panggul
Dari pinggir atas symphisis ke pertengahan antara spina iliaka anterior superior
dan trocanter mayor sepihak dan kembali melalui tempat yang sama, di pihak yang
lain ukurannya ± 80-90cm.
Inclinatio Pelvis
Adalah sudut antara PAP dengan bidang sejajar pada wanita berdiri sudut ini
sebesar 55°. Besar dan kecilnya bisa berpengaruh pada proses persalinan.
Sumbu Panggul
Adalah garis yang menghubungkan pusat-pusat dari beberapa bidang di
dalam panggul berupa garis yang lurus dibagian atas sampai suatu titik sedikit
diatas spina ischiadika dan kemudian melengkung ke depan di daerah PBP.
Bidang Hodge
Adalah bidang khayal untuk menentukan seberapa jauh bagian depan anak turun
ke dalm rongga panggul.
Hodge I = sama dengan PAP
Hodge II = sejajar Hodge I melalui pinggir bawah symphisis
Hodge III = sejajar Hodge I melalui spina ischiadika
Hodge IV = sejajar Hodge I melalui ujung os coccygis
Bentuk Panggul
Caldwell-Moloy mengemukakan 4 bentuk dasar panggul yang didasarkan pada
bentuk segmen posterior dan anterior dari PAP yaitu :
1. panggul gynecoid
2. panggul android
3. panggul anthropoid
4. panggul platypelliod
Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Di dalam
ovarium atau indung telur terdapat oogonium (oogonia = jamak). Oogonium
bersifat diploid (2n = mengandung 23 pasang kromosom atau 46 buah kromosom).
Oogenesis telah dimulai sejak bayi perempuan masih dalam kandungan ibunya
berusia sekitar 5 bulan. Oogonium akan memperbanyak diri dengan membelah
berulang kali secara mitosis, membentuk oosit primer. Oosit primer terbungkus
dalam folikel yang penuh dengan cairan nutrisi yang diperlukan untuk
pertumbuhan ovum.
Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam tiap ovariumnya mengandung
sekitar satu juta oosit primer. Oosit primer ini mengalami dorman atau mengalami
fase istirahat beberapa tahun hingga anak perempuan tersebut mengalami pubertas.
Selama pertumbuhan anak perempuan, beberapa oosit primer akan mengalami
degenerasi, hingga ketika mencapai usia pubertas jumlah oosit primer hanya
tinggal sekitar 200.000 buah.
Memasuki usia pubertas sekresi hormon estrogen akan memacu oosit primer
untuk melanjutkan proses oogenesis; oosit primer mengalami meiosis pertama
menghasilkan 2 sel berbeda ukuran yaitu oosit sekunder (berukuran besar) dan
polosit primer (berukuran kecil).
Oogenesis terhenti hingga terjadi ovulasi, bila tidak terjadi fertilisasi oosit
sekunder akan mengalami degenerasi. Namun bila ada penetrasi sperma dan terjadi
fertilisasi, oogenesis akan dilanjutkan dengan pembelahan meiosis kedua; oosit
sekunder membelah menjadi 2 yaitu ootid (berukuran besar) dan polosit sekunder
(berukuran kecil). Sedangkan polosit primer membelah menjadi 2 polosit sekunder.
Sehingga pada akhir oogenesis dihasilkan 3 polosit dan 1 ootid yang berkembang
menjadi ovum
Selama perkembangan oosit primer hingga menjadi oosit sekunder berada
dalam folikel, yaitu suatu kantung pembungkus yang penuh cairan yang
menyediakan nutrisi bagi oosit. Semula oosit primer berada dalam folikel primer
kemudian berkembang menjadi folikel sekunder. Ketika terbentuk oosit sekunder,
folikel telah berkembang menjadi folikel tersier dan akhirnya menjadi folikel de
Graaf (folikel yang telah matang) Setelah ovulasi atau lepasnya oosit sekunder
folikel telur akan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum mengalami
degenersi membentuk korpus albikan.
Siklus Menstruasi
Siklus Menstruasi
1. Fase menstruasi
Terjadi bila ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum
menghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar
estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium disertai
robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi
berlangsung kurang lebih 5 hari. Darah yang keluar selama menstruasi berkisar
antara 50 - 150 mili liter
2. Herpes
Disebabkan oleh adanya virus, dapat diobati namun tidak dapat
disembuhkan secara total, gejala awal timbul antara 3-10 hari setelah melakukan
hubungan seksual dengan penderita yang memiliki penyakit ini. Kemudian herpes
ini akan menunjukkan gejala awal dengan keluar seperti lecet yang kemudian
terbuka menjadi lubang kecil dan berair. Gejala seperti ini berakhir dalam 5-10
hari. Herpes ini menyerang hampir seluruh bagian kulit. Terkadang wanita tidak
menyadari bahwa herpes dapat menyerang vagina. Virus herpes ini bisa hilang
sendiri namun terkadang muncul kembali.
3. Infeksi Jamur
Disebabkan oleh jamur yang menimbulkan rasa gatal dan kemerahan di bawah
kulit penis pria yang belum disunat. Sedangkan pada wanita akan keluar cairan
putih kental yang menyebabkan rasa gatal. Infeksi jamur ini dapat diatasi dengan
krim anti jamur.
4. Syphilis
Disebabkan oleh bakteria. Muncul antara 3 minggu sampai 3 bulan setelah
berhubungan seksual dengan penderita penyakit ini. Luka terlihat seperti lubang
pada kulit dengan tepi yang lebih tinggi, tidak terasa sakit dan luka akan hilang
setelah beberapa minggu, akan tetapi virus akan tetap menempel pada tubuh dan
penyakit dapat muncul kembali seperti lecet-lecet pada seluruh tubuh dan
kemudian akan hilang dengan sendirinya, kemudian virus akan menyebar ke tubuh
lainnya.
Syphilis pada wanita biasanya menyerang vagina. Syphilis ini dapat
disembuhkan dengan fase pemulihan dengan menggunakan penicillin. Hampir
sama dengan virus herpes, namun virus herpes tidak dapat disembuhkan.
5. Vaginitis
Vaginitis merupakan infeksi pada vagina yang biasanya menyebabkan
keluarnya cairan dari vagina, cairan keputihan ini berbau dan menimbulkan rasa
tidak nyaman. Karena disebabkan oleh berbagai bakteri yang hinggap pada vagina
seperti jenis bakteri gonorrhea dan chlamydia atau jamur serta bakteri lainnya yang
sudah menetap pada vagina, bakteri-bakteri pada vagina dapat dilihat dengan
mikroskop. Pengobatannya dapat disembuhkan dengan obat yang tepat dengan
penyebabnya.
7. Kutu Kelamin
Kutu kelamin berukuran lebih kecil atau sangat kecil atau sama dengan 1/8
inchi. berwarna kelabu kecokelatan dan hidup menetap pada rambut kemaluan.
Kutu kelamin dapat disembuhkan dengan cara memakai obat cair yang digosokkan
pada rambut kelamin atau dengan menggunting rambut kemaluan sebagian guna
menghindari kuman dan bakteri yang menempel bersamaan dengan keringat dan
masuk ke bibir dalam vagina.
Kutu kelamin dapat menyebabkan rasa gatal yang luar biasa dan dapat
menyebabkan luka-luka kecil jika digaruk akan terasa perih. Hal ini disebabkan
oleh kebersihan yang tidak diperhatikan. Cobalah dengan mengganti celana dalam
tiap kali Anda selesai buang air kecil atau air besar dan jangan menggunakan
handuk secara bergantian.
A.Kesimpulan
Berdasarkan uraian bab sebelumnya, kami dapat mengemukakan simpulan
sebagai berikut:
1. anatomi fisiologi sistem reproduksi perempuan merupakan ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang susunan suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat
dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak;
2. menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam
tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi
baik FSH-Estrogen atau LH-Progesteron.
B. Saran
Penysun mengetahui bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu saran dan kritik dari bapak/ibu guru sangat kami harapkan. Agar
makalah ini bisa lebih baik lagi dan bisa menjadi pembelajaran untuk kami
dikemudian hari.
Sekali lagi kami tunggu saran dan kritiknya. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Firman. (2009). Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Pria dan Wanita. [Online].
Tersedia: http://hendyuuk.blogspot.com/2009/12/anatomi-fisiologi-sistem-
reproduksi.html. [6 April 2013].
Nopiana, Helse. (2011). Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi Wanita. [Online].
Tersedia: http://bidansuper.blogspot.com/2011/02/anatomi-fisiologi-organ-
reproduksi.html. [6 April 2013].
Riani, Intan. (2009). Siklus Menstruasi. [Online].
Tersedia: http://intanriani.wordpress.com/siklus-menstruasi-pada-wanita/. [7 April
2013].