Anda di halaman 1dari 60

KOMUNIKASI TERAUPETIK

Dosen Pengampu : Ns. Eva Kartika,S.Kep,M.Kep

Oleh :

Kamisa

Vita Rahmadayanti

Rezeki Yuniara

Ega Febrina Br Tarigan

Juwita Novriyati Munthe

Nadia Ulva

Evalentian

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWARTAN JALUR B

FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

TAHUN 2021
KOMUNIKASI TERAUPETIK

A. Pengertian Komunikasi dan Komunikasi Terapeutik


Komunikasi merupakan hal yang dilakukan oleh tiap individu. Melalui komunikasi,
seseorang akan dapat mengerti, mengetahui, dan memahami sesuatu atau orang lain. Menurut
Keliat, Akemat, Helena & Nurhaeni (2007) fungsi komunikasi adalah untuk pertukaran informasi
dan memengaruhi orang lain.
Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi inter-personal antara perawat dengan pasien
yang berfokus kepada kebutuhan pasien agar tercapai pertukaran informasi yang efektif untuk
menunjang proses pemulihan (Videbeck, 2008). Tujuan dari komunikasi terapeutik dapat dicapai
melalui eksplorasi berbagai aspek pengalaman hidup pasien (Stuart, 2013). Hal yang perlu
diperhatikan pada komunikasi terapeutik adalah sikap dan kemampuan perawat dalam melakukan
komunikasi inter-personal.
Penerapan komunikasi terapeutik pada individu dilakukan dalam 4 tahap. Menurut Stuart
(2013) tahap komunikasi terapeutik antara lain:

1. Tahap pra-interaksi
Pada tahap ini, perawat berfokus kepada eksplorasi kemampuan diri sendiri. Tahap ini terjadi
sebelum perawat melakukan komunikasi dengan pasien. Serta perawat juga berfokus untuk
mengumpulkan data -data yang di butuhkan dalam proses orientasi.

2. Tahap perkenalan atau orientasi


Tahap ini merupakan pertemuan pertama perawat dengan pasien. Pada tahap ini perawat perlu
menemukan hal yang menjadi permasalahan pasien. Perawat juga berusaha membangun
hubungan baik agar tercipta rasa saling percaya. Menurut Keliat, Akemat, Helena & Nurhaeni
(2007), hal yang dilakukan pada tahap perkenalan atau orientasi adalah memperkenalkan diri,
mengevaluasi kondisi pasien, dan menyepakati kontrak mengenai topik yang dibicarakan,
tempat, waktu, dan tujuan.
3. Tahap kerja
Pada tahap ini perawat membantu mengatasi kecemasan yang ada dalam diri pasien dengan
memberikan mekanisme koping. Selain itu, perawat juga memberikan edukasi kepada pasien
dengan menghubungkan persepsi, pikiran, perasaan, dan tindakan.
4. Tahap terminasi
Tahap ini merupakan tahap akhir dalam komunikasi terapeutik. terminasi terbagi menjadi 2
yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir
ROLEPLAY
SIMULASI KOMUNIKASI TERAUPETIK PADA ANAK-ANAK

Fase Pra-Interaksi

Di Rumah Sakit di Ruang Nusa Indah 2, terdapat seorang pasien anak berusia 7 tahun yang bernama Anna
Siska. Ia pagi tadi dilarikan oleh kedua orang tuanya ke rumah sakit, karena demam tinggi. Dari hasil
pemeriksaan, ternyata pasien menderita radang tenggorokan. Selain itu suhu tubuhnya pun berada di
kisaran 38,5̊ C, pasien juga sering mengeluh sakit pada tenggorokannya, pusing dan muntah.

Fase Orientasi

Siang hari pukul 10.45 WIB, perawat 1 mengunjungi pasien..

Perawat 1: “Assalamualaikum..” (sambal tersenyum)

Orangtua pasien: “Waalaikumsalam..” (pasien diam dan terlihat lemah)

Ayah pasien: “silakan masuk suster” (sambal berdiri mempersilakan)

Perawat 1: “terima kasih pak. Perkenalkan nama saya suster 1 (sambal tersenyum). Saya yang bertugas
pada siang hari ini pak/bu. Oh iya pak/bu untuk mempermudah dan memperlancar proses
pengobatan anak ibu, saya akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada anak ibu. Apakah
bias bu? (sambal tersenyum).

Ibu pasien: “ bisa suster’

Pasien: (pasien hanya terdiam…)

Perawat 1: “kalau begitu saya langsung saja ya bu bertanya kepada anak ibu/”

Ibu pasien: “Baik suster, silakan” (sambal tersenyum ramah)

Perawat 1: “halo adik, selamat siang. Namanya siapa?” (tersenyum ramah)

Pasien: “Anna Siska” (dengan nada pelan)

Perawat 1: “mmm, namanya bagus ya Anna Siska. Anna Siska biasanya atau senangnya di panggil apa?”

Pasien: “Anna (nada pelan)”

Perawat 1: “ baik kalau begitu Anna ya di panggilnya”

Pasien: (mengangguk pelan)


Perawat 1: “okee, anna, perkenalkan nama kakak perawat 1, kakak yang akan menjaga anna selama anna
berada di ruangan ini ya dek, nanti ada teman kakak juga yang akan menemani anna sembuh
nanti. Anna mau kan cepat-cepat sembuh?” (tersenyum ramah)

Pasien: “(menggangguk, dan menarik tangan ibunya)

Perawat 1: “anna, kakak mau bertanya sebelum anna masuk rumah sakit apa keluhan-keluhan yang anna
rasakan?” (perawat mulai melakukan pengkajian)

Pasien: “ Tenggorokanku sakit sekali, terus pusing, ingin muntah, badan anna juga panas” (menceritakan
dengan pelan dan seperti menahan sakit)

Ibu pasien: “iya sus, kemarin siang sepulang sekolah anak sayamengeluh tenggorokannya sakit:.

Perawat 1: “oalah,, memangnya anna di sekolah makan apa na?”

Pasien: (wajah sedikit takut)“ aku nggak makan apa-apa kok sus”

Perawat 1: “oh begitu, anna mau cerita nggak, kemarin anna ngapain aja di sekolah? Kok bias sampai
sakit tenggorokan anna?”

Pasien: (mulai bercerita) “anna kemarin olahraga sus, sama teman, terus habis olahraga anna di ajak teman
belie s, anna juga ikut belie s”

Perawat 1: “ wahh, berarti mungkin anna sakit karena minum es ni.’

Pasien: “begitu ya sus?”

Perawat 1: “iya dek”

Pasien: “oh”

Perawat 1: (tersenyum) ya sudah kakak keluar dulu ya, nanti ada dokter yang mau kesini buat periksa
anna, biar anna nya cepat sembuh, bisa sekolah lagi ketemu teman-temannya. Anna mau kan
cepat sembuh?” (sambil mengusap rsmbut pasien)

Pasien: “iya suster”

Ibu pasien: “terima kasih suster”

Perawat 1: “sama-sama bu” (tersenyum)

Perawat pos: “permisi, saya mengantarkan makan siang” (perawat pos dating membawa makanan)

Ayah pasien: “silakan masuk pak!” (menerima nampan makanan) “terima kasih ya pak”.

Perawat pos: “sama-sama pak.” (tersenyum dan berjalan keluar)


Fase Kerja

Perawat 2 dan Dokter: “Selamat Siang”

Orang tua pasien: “selamat siang”

Dokter: “halo adek, apa kabar? Mmm kok lemas yaa?” (seraya tersenyum)

Pasien: (pasien terdiam)

Dokter: “ bapak ibu, kami akan memerisa kondisi anak bapak dan ibu terlebih dahuluya pak/bu?”

Orang tua pasien: “ baik dok, silakan.

Dokter: “adek, namanya siapa?”

Pasien: “Anna Siska dok” (sambil memegang tangan ibunya)

Dokter: “Anna Siska, senangnya dipanggil apa?”

Pasien: “Anna”

Dokter: “ baik anna, nanti dokter periksa tenggorokan anna ya? Tidak sakit kok” (dokter tersenyum)

Pasien: (menganggukan kepala)

Perawat 2: “perkenalkan nama kakak perawat 2, disini kakak bertugas untuk memeriksa tanda-tanda vital
anak bapak dan ibu.

Orang tua: “baik sus, silakan”

Perawat 2: “Baik ibu”

Perawat 2 menghampiri pasien

Perawat 2: halo anna, perkenalkan nama kakak perawat 2, temannya kakak perawat 1. (sambil tersenyum).
Disini kakak mau cek suhu tubuh anna terlebih dahulu ya, untuk mengetahui suhu tubuh anna
berapa. Sekalian kakak 2 tensi ya dek.”

Pasien: “(pasien hanya menganggukan kepala)

Perawat 2: “anna tenang saja, tida di apa-apain kok, tidak sakit” (perawat menyiapkan alat) “permisi yaa,
kakak periksa tekanan darah anna dulu yaa manis” (sambil tersenyum ramah kepada pasien).
Hmmm baiklah, sudah selesai, sekarang cek suhu tubuh yaa, coba mana ketiak anna? Mau
kakak yang pasang apa ibu yang pasangin?”

Anna:”sama ibu saja” (seraya menunjuk kearah ibunya)


Perawat 2: “ yasudah klo sama ibu. Ibu ini termometernya bu, di taruh di lipatan ketiak anna ya bu.
Tunggu hingga beberapa detik atau hingga terdengar bunyi ya bu?” (memberikan thermometer
kepada ibu pasien)

Ibu: “baik sus”. (sambil mengambil thermometer yg di berikan oleh perawat 2)

Setelah beberapa detik

Ibu: “ini sus termometernya” (sambil memberikannya kembali ke perawat 2)

Perawat 2: “baik, suhu anna tinggi ya 38,5̊ C, dan tekanan darah anna 98/100 mmHg masih normal kok”
(perawat tersenyum)

Di sisi lain, dokter sedang memeriksa laporan data pasien. Dia melanjutkannya dengan memeriksa
tenggorokan pasien.

Dokter: “ Anna, ayo coba buka mulutnya yuk” (mengarahkan penlight ke mulut pasien)

Pasien: (membuka mulutnya)

Dokter: “pintar. Masih sakit tidak tenggorokannya?”

Pasien: “masih dokter”

Dokter: “masih mual atau pusing dek?”

Pasien: “ sudah enggak dokter.”

Dokter: kalau begitu suster, berapa tadi suhu tubuhnya?”

Perawat 2: “suhu tubuhnya 38,5̊ C dok.”

Fase Terminasi:

Ibu pasien: “jadi bagaimana dengan kondisi anak saya dokter? Apa demamnya sudah turun?”

Dokter: “suhu tubuhnya masih tinggi bu, ini saya resepkan obat dan nanti perawat akan mengompres anak
ibu untuk menurunkan suhu tubuhnya ya bu”

Bapak pasien: “bagaimana dengan tenggorokan anak saya yang masih sakit dok?” (bapak terlihat cemas)
Dokter: “itu nanti juga akan segera sembuh, asalkan banyak minum air putih, minum obat secara teratur
dan istirahat yang cukup, insyaallah dalam satu atau dua hari, anak ibu sudah membaik. Iya kan dek? Dek
anna mau cepat sembuhkan? (sambil menoleh kea rah pasien dan mengusap pundak pasien yang sedang
berbaring)

Pasien: “iya dok, ana mau sembuh”

Ibu pasien: “apakah anak saya sudah boleh pulang dok?”

Dokter: “jika kondisinya semakin membaik, besok atau lusa anak ibu sudah kami ijinkan pulang”

Ibu pasien: “ terima kasih dokter”

Dokter: “sama-sama bu. Tolong diperhatikan makanan yang dimakan dan yang di minum ya bu. Agar
radang tenggorokannya tidak kambuh lagi.”

Ayah pasien: “baik dokter, kami akan ingat pesan dokter.”

Dokter: “ kami permisi dulu ya pak bu” (menuju pintu)

Ibu pasien: “iya dokter” (tersenyum)

Dokter dan perawat 2 meninggalkan pasien dengan orangtuanya. Keesokan harinya, Anna sudah di
ijinkan pulang ke rumah.
SIMULASI KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KELOMPOK LANSIA

Pemeran :

juwita : perawat A

Nadia : perawat B

Ega : perawat C

Yuni : perawat D

Vita : pasien

Misa / valen : keluarga pasien

Disebuah pemukiman, hiduplah seorang wanita lanjut usia yang tinggal bersama anak bungsunya yang
saat ini telah berkeluarga. Wanita lanjut usia ini telah ditinggalkan oleh suaminya yang sudah meninggal
karena sakit setahun yang lalu. Dia memiliki tiga orang anak, yang pertama laki – laki dam sudah
berkeluarga, namun tinggal di jawa. Anak yang kedua perempuan dan juga sudah berkeluarga dan saat ini
ikut dengan suami tinggal di Kalimantan, sedangkan anak bungsunya yaitu perempuan dan saat ini tinggal
bersama dia.

Wanita lanjut usia ini bernama ibu Aisyah, dia merupakan ibu rumah tangga sedangkan suaminya dulu
adalah seorang PNS. Saat ini ibu Aisyah tinggal dirumah anak bungsunya.

Role play :

Perawat A baru saja mendapat tugas untuk berkerja di pukesmas “pelita” kemudian pada hari pertama
bekerja dia melewati sebuah rumah yang cukup besar tapi terlihat sepi, sesekali perawat tersebut melihat
ke dalam rumah. Namun rumah tersebut terlihat seperti tidak ada penghuni.

Sesampai di pukesmas perawat A menanyakan hal yang membuatnya penasaran kepada perawat B
yang sedang bertugas di pukesmas pelita juga.

Perawat A : “ Tadi saya lewat depan rumah yang ada pohom mangganya itu, rumahnya cukup besar.
Halamannya cukup luas, keadaannya juga bersih, tapi terlihat sepi sekali ya? Siapa yang
tinggal disana ?”

Perawat B : “Saya kurang tau juga, soalnya saya juga baru beberapa hari kerja disini, tapi yang saya
dengar, ada sepasangan suami istri yang tinggal disana dan mereka jarang dirymah karena
keduanya bekerja, tapi ibu dari istrinya yang punya rumah juga tinggal disana.”

Perawat A :” Informasi apalagi yang kira – kira kamu tau tentang keluarga tersebut ?”
Perawat B : “Dari informasi perawat lain yang sudah jelas sudah bekerja disini, keluarga itu memang
cukup tertutup, jadi banyak perawat yang masih susah mencari informasi dari mereka.”

Perawat A : “Bagaimana kalau kita coba berkunjung kesana nanti sore? Kita juga harus melakukan
survey kesehatan terhadap lansia?”

Perawat B : “Kalau kamu sendiri saja bagaimana? Soalnya saya harus melakukan perawatan keluarga
untuk keluarga yang tinggal di ujung sana.”

Perawat A : “Oke baiklah, saya sendiri juga tak apa – apa.”

Sepulang berkerja di Pukesmas perawat A melakukan kunjungan ke rumah yang ingin ia kunjungi
tadi.

Perawat A :” Assalamualaikum, selamat sore “

Namun tidak ada jawaban dari dalam rumah, perawat A mengulangi salam

Perawat A : “Assalamualaikum, selamat sore “

Tetapi tetap tidak ada jawaban, Dia memutuskan untuk kembali lagi besok hari kerumah tersebut.

Perawat A : “Sepertinya tidak ada orang, apa mungkin lagi pergi ya ?ya sudahlah besok saja saya
kembali lagi.”

Keesokan harinya perawat A kembali mencoba berkunjung kembali kerumah tersebut.

Perawat A :” Assalamualaikum, selamat sore?”

Okat :” Waalaikum salam, selamat sore juga, mohon maaf siapa ya?”

Perawat A : “Saya Mita mbak dari Pukesmas pelita “

Okta : “Iya ada apa? Seingat saya, saya tidak pernah memanggil perawat untuk kesini sus.”

Perawat A : “Maaf sebelumnya mbak, saya kesini berniat untuk berkunjung, karena kami dari
pukesmas pelita sedang melakukan survey kesehatan di lingkungan sekitar pukesmas.”

Okta : “Tapi disini tidak ada yang sakit mbak, maaf ya mbak saya juga mau berangkat untuk
jemput anak saya les. “

Perawat A : “Baikanlah mbak kalau begitu saya permisi dahulu. Terima kasih atas waktunya mbak,
maaf sebelumnya jika saya mengganggu.

Okta : Iya sus”


Belum sempat okta menutup pintu rumahnya, tiba- tiba terdengan suara beda jatuh. Okta langsung
berlari menuju sumber suara. Kemudian dari dalam rumah terdengar teriakan wanita tua.

Perawat A : “Mari saya bantu Bu”

Wanita itu kemundian memegangi dadanya dan terus menyeringai kesakitan. Perawat A mengambil
beberapa bantal yang ada di atas Kasur, kemudian meletakkan di belakang wanita itu dan memposisikan
semi folwer.

Perawat A : “Ibu sekarang coba ikuti saya, Tarik napas dalam, hembuskan, terus Tarik lagi,
hembuskan pelan – pelan, Tarik lagi, hembuskan lagi pelan – pelan.”

Perawat tersebut mengikuti intruksi dari perawat A, setelah itu wajah wanita tersebut mulai terlihat
tenang

Perawat A : “Bagaimana perasannya ibu sekarang?”

Ibu Aisyah : “Alhamdulillah sudah agak mendingan “

Perawat A : “Syukurlah kalau begitu Bu, saya merasa lega”

Ibu Aisyah : “Mbak siapa ya ?”

Perawat A : “Perkenalkan saya Bu, Mita perawat dari Pukesmas pelita, Mohon maaf ibu namanya
siapa?”

Ibu Aisyah : “Saya Ibu Aisyah, Ibunya Okta”

Perawat A : “Oh ya ibu, sekarang apa yang ibu rasakan ?”

Ibu Aisyah : “Dada saya terasa sesak, terus terasa sakit”

Perawat A : “ Coba ibuk gambarkan sakit nya bagaimana Bu?”

Ibu Aisyah : “ Rasanya seperti di tindih Nak”

Perawat A : “Ibu sudah berapa lama merasakan sakit seperti ini?”

Ibu Aisyaha : “Dari tiga tahun yang lalu nak”

Perawat A : “ Selain sesak dan nyeri, apalagi yang ibu rasakan ?”

Ibu Aisyah : “ misalnya saya jalan yang cukup jauh, biasanya saya langsung lemes, jadi kalau mau
keluar rumah, belum sampai saya duduk terlebih dahulu, setelah itu baru saya jalan lagi
untuk keluar”

Perawat A : “ Kalau begitu saya boleh periksa tekanan darah Ibu ?”


Ibu Aisyah : “ Bolah, silahkan Nak”

Perawat A : “ Mohon maaf ya Bu saya periksa dahulu tekanan darahnya” (Sambil mengukur tekanan
darah, nadi dan pernapasan), “ sebelumnya Ibu sudah pernah pergi ke rumah sakit atau
Pukesmas?”

Ibu Aisyah : “ Setahun yang lalu, setelah suami saya meninggal saya sempat pingsan dan langsung di
bawa je rumah sakit, tetaoi anakm saya bilang saya hanya syok saja”

Perawat A :“Baiklah Bu kalau begitu, sebaikbnya Ibu istirahat saja, nanti jika diperbolehkan, saya
mau berkunjung lagi kesini untuk melihat kondisi Ibu, bagaimana apa boleh Bu ?”

Ibu Aisyah :“ Dengan senan hati Nak”

Perawat A :” Terima kasih Bu, selamat beristirahat Bu”

Kemudian perawat A keluar dari kamar Ibu Aisyah diikuti Oleh anaknya Okta. Setelah itu perawat A
melakukan sedikit percakapan dengan Okta.

Perawat A : “Begini mbak, kalau diperbolehkan saya ingin melakukan pengkajian terhadap penyskit
ysng di derita oleh Ibu Aisya, bagaimana mbak?”

Okta :”Itu untuk apa ya?”

Perawat A :”Saya ingin melakukan pengkajian dan intervensi keperawatan terhadap Ibu Aisyah,
semoga nanti kedepannyaaaaaaa kita bisa sama – sama menimalisir keluhan – keluhan
yang di rasakan oleh Ibu Aisyah. Bagsimana mbak?”

Okta :” Kalau mamang mbak niat membantu Ibu saya, ya gak apa –apa sih”

Perawat A :”Syukurlah kalau begitu mbak. Tadi saya dengar ibu pernah di bawa ke rumah sakit
setahun yang lalu”

Okta :” Iya mbak, setelah ayah saya meninggal, Ibu saya langsung shock jadi kami bawa ke
rumah sakit dan langsung diperiksa”.

Perawat A :”Bagaimana hasil dari pemeriksaan disana?”

Okta : “Dokter bilang ibu saya menderita penyakit jantung coroner”

Perawat A : “Maaf mbak, saya mau bertanya apa sebelumnya ibu ada riwayat merokok?”

Okta : “Ibu saya tidak merokok, tapi ayah saya dulu perokok. Tunggu sebentar ya sus”

Okta masuk ke dalam rumah dan kembali ke luar dengan membawa map besar berwarna coklat.
Okta :” ini hasil pemeriksaan setahun yang lalu”

Perawat A :”Boleh saya lihat mbak?”

Okta :”Boleh sus”

Kemudian perawat A melihat hasil pemeriksan Ibu Aisyah dan mencatat beberapa hal yang perlu di
catat.

Perawat A :“ Apa Ibu Aisyah tau tentang kondisinya mbak?”

Okta : “saya belum berani kasih tau sus, karena saya takut beliau jadi stress. Tolong
dirahasiakan saja ya sus”

Perawat A :“Baiklah kalau permintaan mbak begitu, saya akan coba rahasiakan”

Okta :” Terima kasih sus”

Perawat A :“Di rumah ini yang tinggal siapa saja mbak?”

Okta :“Saya tinggal bersama suami saya dan satu orang anak saya”

Perawat A :”Anak mbak umur berapa?”

Okta : “Anak saya berumur 7 tahun”

Perawat A :“Kalau anak Ibu Aisyah yang lain dimana mbak?”

Okta :”Kakak yang pertama tinggal dan kerja di jawa, dan mbak saya yang kedua tinggal
bersama keluarganya di kalimatan”

Perawat A :“Maaf sebelumnya mbak, saya ingin menanyakan hal yang cukup sensitive”

Okta :“ Mau bertanya apa ya?”

Perawat A :”Saya dengar dari orang – orang dirumah ini jarang berinteraksi keluar, kalau boleh tau
kenapa ya mbak?”

Okta :”Bukan jarnag berinteraksi sus, saya dan suami berkerja, linur kerja hanya sabtu dan
minggu. Itupun anak saya selalu mengajak rekreasi kalau hari sabtu dan minggu jadi
saya jarang ketemu tetangga lain.”

Perawat A :” Jadi Ibu Aisyah tinggal sendiri dirumah ya mbak?”

Okta :“Saya tidak mungkin membawanya jalan – jalan kan?, saya mau jempu anak saya, apa
pengkajiannya sudah selesai?”
Perawat A :” Oh iya sudah bu, kalau begitu saya permisi pulang, kalau besok saya kesini lagi
bagaimana mbak?”

Okta :” Boleh sus. Kebetulan besok saya pulang cepat”

Perawat A :” Alhamdulillah kalau begitu, besok sekitar jam3 saya kesini lagi. Terima kasih mbak,
assalamualaikum.”

Keesokan harinya perawat A beserta perawat C dan perawat D kembali berkunjung ke rumah ibu
Aisyah.

Perawat :”assalamualaikum.”

Ibu Aisyah : “waalaikum salam, silahkan masuk Nak”

Perawat A : Sebelumnya buk perkenalkan ini kawan-kawan saya yang bertugas juga di pukesmas
pelita, ini mbak Delina dan ini mbak Adel”

Ibu Aisyah : “salam kenal nak Delina dan nak Adel, perkenalkan nama saya Bu Aisyah”

Perawat C dan perawat D : “ Salam kenal juga Bu”

Perawat A : “ Nah, berhubung mbak Oktanya sudah datang, kita mulai sekarang saja ya bu?”

Ibu Aisyah :”Iya Nak”

Perawat A : “ silahkan mbak Delina untuk menjelaskannya”

Perawat C : “ Begini, setelah kamarin perawat A melakukan pengkajian fisik terhadap ibu dan
pengkajian melalui wawancara, serta berdasarkan diagnosis dokter yang sudah saya baca
di catatan medis yang dicatat oleh perawat A dari catatan yang di berikan pleh mbak
Okta kemarin. Saya membuat beberapa hal yang perlu dilakukan oleh Ibu Aisyah. Saya
berharap mbak Okta juga ikut bersama – sama membantu melakukan beberapa hal ini.

Okta : “jadi kira – kira saya dan ibuk saya harus bagaimana sus?”

Perawat C :“ Nah jika ibuk masih mengeluh sesak napas, disandari saja ke kursi ya mbak, atau
kalau di kamar bantalnya di tinggikan sampai ibu ngerasa nyaman. Nanti kami juga akan
mengajarkan ibu teknik relaksasi napas dalam, jadi kalau misalnya bu merasa dadanya
sesak bisa langsung di gunakan paling tidak bisa mengurangi sesak yang ibu rasakan.”

Ibu Aisyah : “Baik Nak”


Perawat C :” Nah, isi saya siapkan daftar menu makanan sehari – hari untuk Ibu, disini juga ada
kebutuhan kalori tiap harinya, terus ada juga resep – resp masakannya kalau ibu mau
coba masak sendiri”

Ibu Aisyah :“ Wah, saya dapat resep masakan baru”

Perawat C : “ kalau misalnya mbak rekreasi, mbak bisa ajak ibunya karena dengan ibu
menyegarkan pikirannya dan bermain dengan cucunya bisa menjadi obat yang cukup
baik untu mengurangi stress ibu”

Ibu aisyah : “ Baik Nak”

Perawat C : “ Baik ibu selanjutnya mbak Adel akan mengecek kondisi ibu dan mengajarkan teknik
napas dalam”

Ibu Aisyah : “Baik Nak”

Perawat D : “ Mohon maaf ibu saya cek kondisi ibuk terlebih dahulu ya bu?”

Ibu Aisyah :“Baik Nak”

Setelah mengecek vital sign Ibu Aisyah, perawat D mencontohkan dan mengajarkan teknik relaksasi
napas dalamkepada Ibu Aisyah.

Perawat D :“Baik Ibu saya akan mengajarkan cara teknik napas dalam pertama menarik napas dari
hidung melalui hitungan 1,2,3 kemudian perlahan-lahan udara dihembuskan melalui
mulut lakukan sebanyak 3 kali ya buk (sambil mempraktekkannya dan Ibu Aisyah dan
okta mengikutinya)”

Ibu Aisyah :“Baik Nak”

Perawat D : “ Nah ibu dan mbak okta, kalau misalnya sewaktu-waktu dada ibu sesak dan nyeri,
medote yang saya ajarkan tadi bisa di pake . mbak Okta bisa membantu mengajarkan
kembali kepada ibu.”

Ibu Aisyah :“Baik Nak, saya sudah paham caranya”

Perawat D : “ kalau begitu kami permisi ya mbak, bu, Assalamualaikum”

Ibu Aisyah :“Waalaikum salam”


Terapeutik pada Perawat IGD
Beserta Tehnik dan Hambatan

Artis : pasien
Perawat
1

Perawat 2
Ibu pasien
Dokter
Penolong 1

Penolong 2
Petugas RM

Narator

Operator
Naskah Role Play
Narasi
Pada suatu hari terjadi sebuah kecelakaan tunggal yang mengakibatkan seorang remaja
perempuan mengalami cidera dan kemudian dilarikan ke rumah sakit Mitra Sehat oleh dua
pengendara lain yang menolongnya. Backsound bunyi ambulance

Pasien (Setengah sadar dengan merintih kesakitan)

Penolong : “Sus tolong ada pasien kecelakaan, tolong segera


ditangani”
Narasi
Perawat IGD segera mengambil brankart, dan memindahkan pasien pasien diatas bed.
RM : “Maaf anda siapanya ?”
Penolong 1 : “Saya yang menolong sus”
Narasi
Kemudian si penolong mengurusi registrasi si korban dan menghubungi keluarga klien.
Sementara itu, si perawat sedang menangani korban kecelakaan tadi.
Perawat 1 : “Dek-dek bisa dengar saya ?”
Pasien : “aduh sakit sus”
Perawat 1 : “yang sakit sebelah mana dek ?”
Pasien (menggerakkan bagian yang sakit.) Perawat 1
: “pusing tidak dek ?”
Pasien : “pusing sus”
*di receptionis
Keluarga : “sus anak saya tadi kecelakaan dan dibawa ke rumah sakit.
Pasien dengan nama Andriana ?” (dengan ekspresi yang panik)
RM : “disebelah sana buk, mari saya antarkan”

Narasi
Petugas RM pun mengantarkan Ibu pasien menuju bad tempat anaknya dirawat
RM : “ Ini bu, anak ibu ada di dalam”
Ibu : “ Oh iya, makasih sus”
RM : “ Iya bu, sama-sama”

Narasi
Sang Ibu pun segera membuka sampiran dan menjumpai anaknya
terbaring tak berdaya di atas tempat tidur
Ibu : “ Ya Allah nak...... kok bisa sampek kayak gini to?, apanya
yang sakit nak?”
Pasien : “ Kaki bu, sama pusing”
Ibu : “ Lha ini tadi kamu sudah diperiksa sama dokter belum nak?”
Pasien : “ Sudah bu”
Pasien : “ Masih sus, dada saya terasa sesak ”
Perawat 1 :“ Kalau begitu saya pasangkan oksigen dulu ya, biar
nafasnya lancar.”
Pasien ( Menganggukan kepala)

Narasi
Perawat memulai tindakan pemberian oksigen pada pasien
Ibu : “ Lho nak dadamu sesak juga to?” (Sang ibu kaget) Pasien
( Menganggukkan kepala)
Ibu : “ Ini kenapa ya sus, kok dada anak saya sesak? Padahal kan anak
saya tidak punya riwayat sakit asma”
Perawat 1 : “ Mungkin anak Ibu mengalami syok, sehingga dadanya terasa
sesak”
Ibu : “ Lha ini tadi katanya anak sa ya sudah diperiksa sama
Dokter, hasilnya gimana ya sus?”

Perawat 1 : “ Oh itu, nanti Ibu akan dijelaskan secara langsung oleh dokter
bu”
Ibu : “ O begitu ya sus”
Perawat 1 : “ Iya bu, kalau begitu saya permisi dulu ya bu, kalu butuh sesuatu
bisa panggil kita di ruang perawat ya bu”
Ibu : “ Baik sus” Perawat 1
: “ Mari bu, permisi” Ibu
: “ Oh iya, monggo”

Narasi
Perawat kembali ke ruang perawat dan Ibu pasien tetap menunggu pasien di samping
tempat tidur pasien. Setelah beberapa menit kemudian, seorang perawat datang
kembali.
Perawat 2 : “ Permisi bu, Ibu diminta untuk menemui dokter sekarang bu”
Ibu : “ Iya sus, lha terus anak saya sama siapa
Ibu : ” Iya dok” (sambil duduk)
Dokter : “ Ini sepertinya ada gangguan pada tulang di bagian kaki Saudari
Andriana, dan sejak tadi dia mengeluhkan pusing, jadi untuk
mengetahui keadaan tulang di bagian kakinya kita
sebaiknya melakukan rogten terlebih dahulu dan juga sebaiknya
kita melakukan CT Scan untuk mengetahui
keadaan dari bagian dalam kepala anak Ibu”
Ibu : “ Memangnya kalau tidak dilakukan itu kenapa ya dok?”
Dokter : “ Jika tidak dilakukan rogten dan CT scan, kita tidak mengetahui
keadaan pastinya, jadi kita tidak bisa
mengambil tindakan selanjutnya”
Ibu : “ Kalau saya pikirkan terlebih dahulu bagaimana dok?”
Dokter : “ Iya bu silakan, tetapi saya mohon Ibu segera
memberikan keputusan
agar kita bisa melakukan tindakan selanjutnya”
Ibu : “ Baik dok, kalau begitu saya permisi dulu”
Dokter : “ Oh iya bu, silahkan”

Narasi
Sang ibupun kembali menuju ruangan pasien, namun di tengah perjalanan Ibu
bertemu dengan perawat yang menangani anaknya tadi
Perawat 1 : “ Ibu, bagaimana anaknya bu?”
Ibu : “ Eh suster, tadi kata dokter sebaiknya dilakukan rogten dan CT
scan
pada anak saya, tapi kok saya nggak yakin ya sus?”
Perawat 1 : “ Memang sebaiknya dilakukan itu bu, agar bila terjadi sesuatu
bisa segera diketahui dan ditangani, bagaiamana bu apa ada yang
kurang jelas?”
Ibu : “ Tapi itu nanti beresiko atau tidak ya sus?” Perawat
1 : “ InsyaAllah tidak apa-apa bu”
Ibu : “ Oh ya ya ya, makasih ya sus informasinya”
Perawat 1 : “ Iya, bu sama-sama, mari bu”
Narasi
Setelah mendapat informasi dari perawat, Ibupun yakin dengan keputusan yang
akan diambilnya, dan menuju ruang dokter untuk konfirmasi Dokter
: “ Bagaimana bu?”
Ibu : “ Setelah saya pikir-pikir saya setuju bila anak saya
dirogten dan di CT scan”
Dokter : “ Baiklah kalau begitu ibu bisa menandatangani surat
persetujuan tindakan”
Ibu : “ Iya dok, saya tanda tangan dimana?”
Dokter : “ Ini silahkan Ibu baca terlebih dahulu , kemudian tanda tangan
di sebelah sini”
Narasi
Kemudian Sang Ibu kembali ke kamar pasien , setelah beberapa saat kemudian
datanglah seorang perawat.
Perawat 2 : “ Permisi bu, Dek ini mau dilakukan rogten, ini adek mau saya
antarkan ke ruang radiologi, sebelumnya perhiasannya dan jamnya
dilepas dulu ya, biar dibawa ibunya dulu”
Pasien (menganggukan kepala)

Perawat 2 : “ Mari dek saya antarkan”


Pasien : “ Saya maunya diantar mbak perawat yang tadi”
Perawat 2 : “ Perawat yang tadi sudah pulang dek, biar saya antar saja ya dek,
Ibunya juga boleh ikut nganter kok
Pasien : “Iya sus” (terdiam sejenak)

Narasi
Dan akhirnya Andriana pun dibawa ke ruang radiologi untuk diakukan rongten. Dari
hasil rogten diketahui bahwa pasien mengalami patah tulang, dan harus di rawat inap
untuk segera dilakukan operasi.

A. Teknik komunikasi Terapeutik yang digunakan dalam role play “


Komunikasi Terapeutik pada Pasien di IGD” adalah :
Contoh pada dialog
Pasien : “aduh sakit sus”
Perawat 1 : “yang sakit sebelah mana dek ?”
Pasien : (menggerakkan bagian kaki kiri yang sakit.)
Perawat 1 : “oh yg sakit bagian kaki kiri ya dek? pusing tidak dek ?”
Pasien : “iya sus, pusing sus”

2. Klarifikasi: menanyakan kepada klien apa yang tidak dimengerti perawat


terhadap situasi yang ada. Klarifikasi dilakukan apabila pesan yang
disampaikan oleh klien belum jelas bagi perawat dan perawat mencoba
memahami situasi yang digambarkan oleh klien.
Contoh dialog
Perawat 1 : “yang sakit sebelah mana dek ?”
Pasien : (menggerakkan bagian kaki kiri yang sakit.)
Perawat 1 : “oh yg sakit bagian kaki kiri ya dek? pusing tidak dek
?”

3. Offering Sel (menawarakan diri): perawat menawarkan diri adalah


menyediakan diri untuk membantu kebutuhan klien. Contoh dialog:
Perawat 2 : “ Permisi bu, Ibu diminta untuk menemui dokter sekarang bu”
Ibu : “ Iya sus, (terdiam sejenak) lha terus anak saya sama siapa sus?”

Perawat 2 : “ Ibu silahkan temuidokter dulu, anaknya biar saya yang


menjaga”

4. Ekplorasi : mendalami masalah yang dihadapi klien. Contoh


dialog
Perawat 1 : “Gimana dek ada yang dikeluhkan lagi ?” Pasien
: “ Masih sus, dada saya terasa sesak ”
Perawat : sesak banget atau tidak dek ?
Perawat 1 : “ ibu sesak nafas tidak harus selalu dikarenakan karena
penyakit asma bu, ini bisa terjadi pada anak ibu karena
klien mengalami syok waktu kecelakaan, sehingga
dadanya terasa sesak”

6. A ssertive: kemampuan dengan secara meyakinkan dan nyaman


mengekspresikan pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai hak
orang lain.
Ibu : “ Eh suster, tadi kata do kter sebaiknya dilakukan rogten
dan CT scan pada anak saya, tapi kok saya nggak yakin ya
sus?”
Perawat 1 : “ Memang sebaiknya dilakukan itu bu, agar bila terjadi
sesuatu bisa segera diketahui dan ditangani, bagaiamana bu
apa ada yang kurang jelas?”

B. Hambatan yang terjadi pada kasus komunikasi terapeutik pada


pasien di IGD adalah
1. Tranference : respon tak sadar berupa perasaan atau perilaku klien
terhadap perawat yang didasarkan pengalaman pribadi klien. Contoh
dialog
Pasien : “ Saya maunya diantar mbak perawat yang baik hati
dan mirip ibu saya tadi saja sus”
Perawat : “ Perawat yang tadi sudah pulang dek, biar saya antar saja ya
dek, Ibunya juga boleh ikut nganter kok.
Pasien : “tidak mau sus, pokoknya saya maunya sama suster yang
tadi”
Perawat : “nanti kalo tidak segera di rotgen adek gak bisa segera

sembuh dan tidak bisa segera pulang kerumah hlo”


Pasien : “ (terdiam sejenak) Iya udah sus, ayo kita ke ru ang
rotgen”
SIMULASI KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KLIEN DI ICU

Nama – nama pemeran

Dokter

Perawat senior

Keluarga pasien ( ibu dila )

Keluarga pasien ( kakak)

Pasien

Perawat 2

Perawat junior

Keluarga pasien ( tante 1)

Keluarga pasien ( tante II)

Skenario

Diruang keperawatan terdapat sebuah meja dan dua buah kursi dengan tumpukkan buku diatas
meja. Diruang tersebut terdapat seorang perawat senior berusia 23 tahun sedang menulis dibuku
catatan keperawatan, kemudia seorang perawat praktek dengan name take berwarna merah datang
dengan wajah lugu nya sesaat keduanya sedang bercakap-cakap

Perawat junior : “ assalamualaikum” (tersenyum kearah perawat senior)

Perawat senior : “waalaikumsalam” ( dengan suara ketus) dek kamu lagi ada tugas ?

Perawat junior : “kebetulan tidak ada mbak”

Perawat senior : “kalau begitu kamu sekarang masuk keruang ICU, disana ada pasien yang
harus diberi obat karena jadwalnya dia di injeksi obat”

Perawat junior : “baik mbak” ( sambil mengangguk)

Perawat senior : “bisa dek?” (ketus) sekalian belajar


Perawat junior : “ iya mbak” (mengangguk)

Perawat senior : “ kamu tau dimana mengabil peralatan”?

Perawat junior : “ iya mbak saya tahu”

Perawat senior : “ kamu lihat dulu status pasien diruang keperawatan. ( jari telunjuk
menunjukkan kesebuah lemari) dan ingat jangan sampai keliru, paham kamu!

Perawat junior : “ paham mbak”

Perawat senior : “berani dek”?

Perawat junior : “ iya mbak”

Perawat senior : “ ya sudah, cepat sekarang”

Perawat junior : “ iya mbak, permisi”

Perawat senior : “iya”

Dengan wajah mengekerut perawat junior pergi meninggalkan perawat seniornya dan mulai
mempersiapkan peralatan, kemudian menuju keruang ICU

Setting 2

Diruangan ICU terdapat sederet tempat tidur dengan salah satunya berbaring seorang pasien yang
bernama amin dengan diagnosa medis geger otak stadium 4. Terlihat ibu dila sesekali mengusap
dadanya seperti berdo’a untuk kesembuhan anaknya dari luar ruangan. Sedangkan adik indah terus
memandangi kakak yang terbaring ditempat tidur.

Perawat junior : “selamat pagi bu,dek” (tersenyum kerah ibu+adek)

Ibu+ adik : “ selamat pagi mbak” (tersenyum kearah perawat junior)

Perawat junior : “ perkenalkan saya perawat ariska begini bu, saya disini ingin memberikan
obat kepada dek amin. Tapi melalui injeksi, dan obat ini yang saya berikan
kepada adik amin bagaimana bu, apakah boleh saya diperbolehkan
memberikan obat ni kepada adik amin sekalian mau dilakukan pemeriksaan

Adik : “ injeksi itu apa mbak? Dan obat nya rasa apa?

Ibu : “sudah-sudah jangan tanya lagi , mbaknya mau memeriksa mas mu!
Perawat junior : “ injeksi itu disuntik dek dan tidak ada rasa apa2 dek (sambil tersenyum)
saya permisi buk,dek !

Ibu+ adik : “iya mbak silahkan!”

Kemudian masuklah perawat junior keruang ICU dengan peralatan yang dia bawa dengan bersikap
ramah kepada keluarga pasien. Sesekali pasien mengeluarkan suara Hegg-Heggg berlang-ulang
seperti berdengkur ketika dilakukan injeksi dan obat dan pemeriksaan tanda-tanda vital

Fase Orientasi

Perawat junior : “ selamat pagi dek!” saya perawat ariska, saya akan memberikan obat
melalui injeks insha allah obat ini akan membuat adek lebih baik (sambil
menyentuh )

Perawat junior : “permisi ya dek!”

Fase Kerja

Perawat junior : “alhamdulillah, sudah selesai! Sekarang suster mau memeriksa adek.

Perawat junior : “ karna saya sudah memberikan tindakaan saya mohon pamit dulu dek,nanti
ada perawat lain yang akan memberi makan . permisi dek!

Perawat keluar dari ruangan pasien dan menenmui keluarga pasien

Adik p : “ bagaimana keadaan kk saya sus?”

Perawat junior : “ kondisi kk adik baik, tapi masih belum ada perkembangan yang
menunjukkan tanda-tanda sadar dari klien. Adik banyak-banyak berdoa
untukkesembuhan kakanya ya

Adik p : “ iya sus pasti, saya ingin kakak saya cepat sadar dan bisa berkumpul lagi
dengan keluarga

Perawat junior : “ kalau begitu saya pamit dulu ibu adik. Nanti akan ada perawat yang lain
yanga akan membawa makanan

Kelurga Ibu+Adik : “baik sus”


Perawat junior kembali ke nurse station untuk melanjutkan pekerjaanya. Beberapa jam kemudian,
seorang perawat lain datang membawa troli yang berisi makanan yang akan diberikan kepada
pasien

Perawat 2 : “ selamat siang bu!”

Keluarga pasien : “ siang sus”

Perawat 2 : perkenalkan saya perawat zara yang hari ini bertugas untuk memberikan
makanan kepada adik amin

Keluarga pasien : “ oo begitu ya sus

Dan perawat 2 pun masuk keruangan pasien dan memebrikan makanan melalui selang NGT .
setelah memberikn makanan pada dik amin perawat 2 pun langsung kluar dan bertemu dengan
keluarga pasien

Perawat 2 : “bu saya sudah memberikan makanan melalui selang kepada anak ibu”

Keluarga p : “ terima kasih banyak suster” (sambil senyum)

Setelah dilakukannya pemberian makan perawat 2 pun kembali keruang perawat pemeriksaan.
Berpa jam kemudia. Perawat junior menjadi panik, karena alhasil kondisi pasien lambat laun
semakin lemah. Secepat mungkin perawat junior menghubungi perawat senior di ruang
keperawatan. Berharap ada bantuan untuk pasien ini.

Perawat junior : “mbak... mbakk (tergesa-gesa menuju ruang perawat)

Perawat senior : “ada apa?”

Perawat junior : “ mbak, pasien atas nama amin kondisinya semakin memburuk. Bagaimana
ini mbak?”

Perawat senior : “ yang benar kamu, sudah saya hubungi dokter lulut

Berselang tiga menit dari laporan perawat junior ke perawat senior dan dari perawat senior ke
dokter ilham. Ketiga nya pun sudah berada di ruang ICU melakukan pertolongan. Sekiranya pasien
atas nama amiin bisa terselamatkan.

Dokter : “tolong alat pemicu jantung dan peralatan lainnya disiapkan”

Perawat senior : “iya dok, sudah siap”


Dokter : “ bismillahirrahmanirrohim. Kita coba sekali lagi”

Dokter : “kita coba sekali lagi”

Setelah dilakukan tidnakan kepada pasien dokter hanya bisa menggelengkan kepala. Dan
menyatakan pasien tidak dapat tertolong

Dokter : (menggelengkan kepala )

Perawat junior : “bagaimana dok?”

Dokter : “innalillahi wainnailaihi rojuin. Pasien pasien ini tidak dapat diselamatkan
nyawanya”

Perawat junior : “ terus selanjutnya bagaimana dok?”

Dokter : “ segera kabari keluarga pasien, dan semoga keluarga yang ditinggalkan
dibrikan ketabahan

Perawat junior : “ baik dok”

Perawat junior pergi keluar bersama perawat senior dan menemui keluarga pasien yang pada saat
itu ibu pasien menangis khawatir putranya tidak dapat tertolong. Dengan ditemani anaknya yang
bernama indah

Perawat J+S : “(keluar dari ruangan )”

Fase Terminasi

Ibu p : “ bagaimana sus kedaaan anak saya “? (tersenga –senga seraya sambil
menangis )

Perawat senior : “ maaf buk, kami dan semua tim medis sudah berusaha semaksimal
mungkin untuk menyelamatkan anak ibu , tetapi tidak berhasil”

Adik p : “( bu. Kaka kenapa bu? meneteskan air mata sambil memeluk ibunya”)

Ibu p : “ menangis dan menatap pandangan aanknya”

Anak dari keluargapasien terkejut kemudian pingsan padasaat itu jugasang perawat junior
merangkulnya. Pada saat bersamaan tante pasien yang bernama tante rensi dan tante sofi datang
menjenguk. Keluarga mereka yang baru datang ikut bersedih akan kejadian ini, sesaat mereka
berbagi duka dan dukungan.

Tante berliana : “ (datang sambil tergesa)


Tante dwik : “(terkejut)”
Tante berliana : “ kamu kenapa naak ?” (sambil menteskan air mata )
Perawa junior : “ mari bu saya antar duduk disebelah sana”
Tante berliana : “ mbak yu, apa yang terjadi?”
Ibu p : “ (hanya tatapan kosong dan menangis)
Tante dwik : “ apa yang terjadi ini suster?” (sambil bertanya ke perawat j+s )
Perawat senior : “ begini ibu, kami dan tim medis sudah berusaha semaksimal mungkin
akan tetapi yang maha kuasa berkehendak lain. Sabar ya bu”
Tante berliana : “ ya allah mbak yu, yang sabar mbak yu yaaa”
Tante dwk : “ yang sabar mba yu “( samil memeluk ibu dila )

Keluarga pasien menangis histeris, sesaat jenazah pasien diantarkan keruang mayat oleh perawat
junior dan perawat senior.
SIMULASI KOMUNIKASI TERAUPETIK PADA KLIEN/ PASIEN MARAH-

MARAH

Anggota

Perawat 1

Perawat 2

Perawat 3

Pasien

Ibu pasien

Saudara pasien

Anak pasien

Kondisi Pasien

Ny.A berusia 40 tahun merupakan seorang ibu rumah tangga dibawa oleh ibu dan keluarganya
kerumah sakit kemarin sore dengan keluhan sudah 5 hari tidak buang air besar dan sulit tidur pada
malam hari. Ibu pasien mengatakan anaknya jarang minum air putih serta makan buah dan sayur.
Berdasarkan pemerikasaan yang dilakukan oleh perawat, pasien tampak pucat dan meringis sambil
memegang perutnya akibat buang air besar tidak lancar.

Fase Orientasi (Pengenaan)

Perawat :(Menekan bel dan masuk keruangan )

Perawat 1 :Selamat pagi ibu(senyum)

Pasien :Selamat pagi sus(membalas dengan jutek)

Perawat 1 :Disini saya dan teman saya bertugas pada pagi ini ibu, pertama-tama saya
akan memperkenalkan diri saya terlebih dahulu. Nama saya B yang bertugas
pada pagi ini mulai jam 08.00-14.00, untuk merawat ibu. Apakah betul ini
dengan Ny.A ?

Pasien :Ya, benar saya dengan Ny.A


Perawat 2 :Perkenalkan bu, nama saya C yang bertugas pada pagi ini sama seperti suster
A.

Perawat 3 :Perkenalkan ibu, nama saya suster D saya juga bertugas pda pagi ini sama
seperti perawat B dan C.

Perawat 1 :Oh iya bu, bagaimana perasaan ibu hari ini ? apakah ada keluhan selama
dirawat?

Pasien :Ia sus (sambil marah-marah), saya merasa perut saya dari kemarin semenjak
saya masuk itu masih tidak enak dan belum ada perubahan.

Ibu Pasien :Iya betul sus(dengan balasan jutek) semenjak dia masuk kemarin perutnya
masih sakit dan belum ada perubahan dan juga anak saya BAB nya belum
lancar.

Perawat 2 :Baik kalau begitu saya dan teman saya akan komunikasikan tentang keluhan
ibu. Sebelum itu saya akan melakukan pengukuran TTV untuk memantau
kondisi ibu sekitar 5-10 menit yah ibu. Apakah ibu bersedia ?

Pasien :iya sus, saya bersedia.

Fase Kerja

Perawat 2 :baik bu, saya akan mengukur tanda-tanda vitalnya dulu nanti temen saya
yang akan menanyakan keluhan yang ibu rasakan.

Pasien :baik sus, lakukan saja cepat, jangan lama-lama (sambil marah-marah)

Perawat 2 :(Melakukan pemeriksaan sekitar 7 menit)

Pasien :Aduh sus, pelan-pelan dong. Jangan keras-keras pasangannya, pakai


perasaan dikit dong, kan jadi sakit.

Saudara Pasien :Iya sus, pelan-pelan pasangnya kasian kakak saya nanti dia tambah sakit sus.

Perawat 2 :Baik bu, saya sudah dapat hasilnya, tekanan darah ibu 120/80 mmHg, suhu
tubuh ibu 36 derajat celcius pernafasan ibu 20 x/menit, dan denyut nadi ibu
95 x/menit.

Pasien :Baik suster, trimasih.


Perawat 1 :Baiklah kalau begitu ibu temen saya sudah melakukan pemeriksaan tanda-
tanda vital dan semuanya normal.

Pasien :baik sus.

Perawat 1 :Kalau boleh say tau bu, apa yang ibu rasakan atau keluhan apa yang sedang
ibu rasakan sekarang ini ?

Pasien :Begini sus, semenjak saya di rawat kemarin sore, perut saya masih sakit
padahal sudah dikasih obat, terus BAB saya masih kurang lancar. Bagaimana
ini sus ? (sambil sedikit marah-marah)

Perawat 1 :Begini ya ibu yah. Apakah kemarin saat ibu diberi obat apakah ada anjuran
yang diberikan oleh dokter kepada ibu ?

Pasien :Ia sus, dokter memberikan arahan.

Perawat 1 :Dokter menganjurkan apa bu ?

Pasien :Dokter menganjurkan saya banyak minum air putih minimal 2 liter/hari,
konsumsi buah dan sayur.

Perawat 1 :Baik ibu, apakah ibu sudah melakukan apa yang dianjurkan oleh dokter
tersebut ?

Pasien :Tidak sus.

Perawat 1 :Kenapa ibu tidak melakukan apa yang telah dianjurkan dokter bu ?

Pasien :Saya tidak suka makan buah sus, apa lagi makan sayur, dan saya malas
sekali minum air putih yang banyak karena tidak enak (sambil marah-marah)

Anak Pasien :Iya, betul sus, betul apa yang dikatakan oleh ibu saya, di malas sekali minum
air putih, makan buah dan makan sayur, palingan sesekali, itu juga saya
paksa. Dan juga dia makan sedikit sekali.

Perawat 1 :Oh iya kalau begitu dek, tolong yah ibunya disuruh untuk makan buah,
makan sayur dan minum air putih, dengan porsi buah dan sayur yang sedikit
tetapi sering jadi dek jangan paksa ibu untuk menghabiskannya, satu kali aja
kasih sedikit tetapi sering yah. Karena itu menjadi salah satu faktor ibu tidak
bisa buang air besar dengan lancar karena BAB-nya mengalami pengerasakan
dikarenakan kurang serat taupun tidak ada serat yang dikonsumsi, dan serat
banyak terdapat pada buah dan juga sayuran.

Anak Pasien :Oh ia, baik suster. Saya akan melakukan anjuran yang suster katakan,
terimakasih banyak suster.

Perawat 1 :Baiklah kalau adek sudah paham dengan anjuran yang saya berikan.

Anak pasien :Ia suster

Perawat 1 :Ibu tolong yah, banyak minum air putih, banyak konsumsi sayuran dan juga
buah, tidak perlu konsumsi langsung banyak-banyak, makan saja sedikit
tetapi sering, sedikit-sedikit lama-lama akan menjadi banyak juga bu, supaya
ibu bisa buang air besar dengan lancar, dan saya juga sudah informasikan
kepada anak ibu. Bisa ibu pahami anjuran saya ?

Pasien :ia sus, kalau begitu sus saya akan melakukan anjuran yang suster katakan.

Perawat 1 :Baik ibu, kalau begitu apakah masih ada keluhan yang ibu rasakan atau ibu
alami selain ibu sulit buang air besar ?

Pasien :Ada sus, dimalam hari saya merasa sulit untuk tidur sus.

Perawat 1 :Dimalam hari ibu tidur sekitar jam berapa ibu ?

Pasien :Saya bisa tidur jam 01.00 atau ham 02.00 sus.

Perawat 1 :Apakah ibu ada tidur siang ?

Pasien :Tidak ada bu.

Perawat 1 :Apakah ada yang ibu pikirkan ? atau masalah ?

Pasien :Tidak ada juga sus.

Perawat 1 :Saya menganjurkan ibu untuk membaca buku atau koran atau pun membaca
berita dimalam hari.

Pasien :Baik suster, terimakasih.

Perawat 1 :Sama-sama bu.


Sekitar pukul 10.00 Perawat 3 masuk untuk memberikan obat kepada pasien Ny.A

Perawat 3 :Assalamualaikum bu, selamat pagi. Maaf mengganggu ibu, saya perawat D,
yang betugas diruangan ini, apakah betul ini dengan ibu Ny.A ?

Pasien :Iya betul, ini temennya suster yang periksa saya tadi yah ? yang tadi katanya
mau kasih saya obat ? (bertanya dengan jutek)

Perawat 3 :Iya, benar ibu.

Pasien :Oooo...

Perawat 3 :Saya temen dari perawat yang memeriksa tanda-tanda vital ibu dan yang
menanyakan keluhan ibu tadi. Kedatangan saya kesini, saya ingin memberi
obat yang disarankan dokter untuk ibu.

Pasien :Itu obat apa lagi sih ? kemarin saya sudah diberikan obat tetapi sakit perut
saya tidak hilang dan buang air besar saya masih tidak terlalu lancar.

Ibu Pasien :Iya dek, betul kata anak saya, kemarin juga dia minum obat tetapi tidak ada
perubahan (sambil marh-marah).

Perawat 3 :Iya ibu, maaf sebelumnya. Ini obat lain yang diberikan lagi, untuk melihat
apakah ada efek signifikan dari obat yang saya berikan ini dan biar ibu buang
air besarnya bisa lancar. Silahkan ibu kombinasikan dengan saran yang teman
saya berikan tadi.

Pasien :Jadi saya harus minum obat ini lagi yah?

Perawat 3 :Iya ibu, ibu harus meminum obat yang saya berikn ini.

Pasien :Anjuran minumnya bagaimana sus ?

Perawat 3 :Ibu diharuskan minum obat ini 2 kali dalam 1 hari yah ibu, dan ini langsung
resep dari dokter bu.

Pasien :Baik lah kalau gitu, saya akan coba meminumnnya dan saya akan melakukan
saran yang suster teman kamu itu tadi katakan.terimakasih

Tahap Terminasi
Perawat 3 :Baik ibu kalau begitu, bagaimana perasaannya ibu saya berikan obat serta
anjuran terkait dengan keluhan ibu dan pemeriksaan tanda-tanda vital yang
temen saya tadi lakukan. Apakah semuanya baik ?

Pasien :Iya sus, perasaan saya baik kok, cuman tadi temen kamu buat saya marah
karena caranya dia melakukan pemeriksaan sedikit kasar jadi bikin saya
emosi.

Saudara Pasien :Iya, betul yang dikatakan kakak saya, tadi suster itu sedikit kasar saat
melakukan pemeriksaan.

Perawat 3 :Kalau begitu mohon maaf ya ibu atas ketidak nyamanannya dan tadi juga
temen saya sudah meminta maaf, dan mohon dimaafkan ya ibu.

Saudara Pasien :Iya, suster tadi juga sudah meminta maaf sama kakak saya.

Perawat 3 :Baik kalau begitu ibu, saya mau tanya apakah ibu atau keluarganya bisa
memahami point penting yang teman saya tadi sarankan ?

Anak Pasien :Iya kak, saya bisa memahami point yang tadi dijelaskan dimana ibu saya
harus banyak mengkonsumsi buah dan sayur serta minum air putih yang
banyak dan dikombinasikan dengan pemberian obat yang tadi kakak berikan.

Perawat 3 :Baik, kalau begitu berarti sudah dipahami yah, tolong ibunya diingatkan.
Dan ibu juga ingat saran yang diberikan.

Pasien :Iya sus, saya akan mengingatnya. Terimakasih yah.

Keluaraga :Oh ia dek, terimakasih banyak yah.

Perawat 3 :Baik kalau begitu ibu yah, saya permisi ke nurse station dulu, kalau ada
keperluan silahkan suruh keluarganya ke nurse station, saya pamit dulu ibu.
Assalamualaikum.

Pasien&keluarga :Iya, terimakasih. Walaikumsalam.


SIMULASI KOMUNKASI TERAUPETIK PADA PASIEN REWEL

KASUS :

Pada suatu hari ada seorang anak yang bernama Cantika umur 6 tahun, Pasein tersebut

menderita penyakit demam, sudah 3 hari dirawat di bangsal Arjuna Rumah Sakit Sehat

Sejahtera. Ibu pasine mengatakan anaknya tidak nafsu makan.. Pada saat itu perawat ingin

memeriksa suhu pasien.

DIALOG :

Setting Tempat 1 : Di Ruang Perawat

Dokter : “Mbak tolong cek suhu pasien yang bernama cantika ya”

Perawat 1: “Baik dok”

Dokter: “Nanti kalau sudah selesai tolong laporkan kepada saya ya”

Perawat 2: “Baik dok”

Seting Tempat 2 : Bangsal (Dikamar Pasien)

Perawat kemudian mendatangi pasien bernama cantika

Perawat 1: “Assalamualaikum”

Ibu: “Walaikumsalam mbak”

Perawat 1: “Selamat pagi pak/buk? Bagaimana kabarnya hari ini dek? (sambil melihat wajah

pasien dan tersenyum)

Ibu: “Alhamdulillah sudah membaik mbak” (sambil melihat anaknya yang tidak menjawab)

Perawat 1: “Alhamdulilah ibu kalau kondisinya sudah membaik

Perawat 2: “Adek kenapa diam saja? Apa betul adek yang namanya cantika? Ihhhh

namanya cantik seperti orangnya ya dek. Perkenalkan nama kakak

perawat... yang merawat adek kemarin. Apa adek masih ingat?”


Klien : (raut wajah cemberut)

Perawat 2: “Adek kenapa ya, kok mukanya cemberut, nanti cantiknya hilang lo”

Perawat 1: “Iya lo de jangan cemberut gitu, senyum dong kan kakak baik (sambil tersenyum

kepada pasien).

Klien : “Iya kak” ( dengan senyum terpaksa) kan?

Klien: “Tidak! Cantika tidak mau bu!”

Bapak: "Gapapa nak tidak sakit”

Klien : “Gak mau ya gak mau pak, aku gak mau diperiksa, cantika pengen cepat pulang!!”

Perawat 2: “Iya dek enggak sakit kan tidak ada jarumya, ini adek boleh pegang alatnya kok

(sambil memperlihatkan alat yang akan digunakan)

Ibu: “Coba lihat nak gak ada jarumnya kok”

Klien: “Gak mau aku takut Buk (sambil merengek kepada ibunya dan mata pasien berkaca-kaca)

Perawat 1: “Takut kenapa dek? Enggak sakit kok. Coba adek pegang alatnya dulu deh”

Klien: (memegang sambil ketakutan)

Perawat 2: “Gimana? Adek mau kan diperiksa kakak? Nanti kalau adek mau, kakak punya

hadiah buat adek”

Bapak: “Itu dek dikasih mainan sama kakak. Adek mau kan??”

Klien: “Tapi ngak sakit kan??”

Perawat 1: “Nggak kok dek, nanti alatnya kakak letakkan tangannya alatnya di ketiak adek,

kemudian di kempit ya dek”

Klien: “(mengangguk), tapi jangan lama-lamaya kak”

Perawat 2: “Iya dek enggak lama kok (melihat pasien sambil tersenyum)”
Perawat 1: “Ketiaknya kakak bersihkan dulu ya dek pakai tisu, adek mau dibersihkan kakak, ibu

atau di bersihkan sendiri?

Klien: “Ibu kak”

Perawat 1: “Baiklah (sambil memberi tisu basah pada ibu klien)”

(Kemudian ibunya membersihkan ketiak anaknya).

Ibu: “Sudah mbak”

Perawat 1: “Baiklah, kakak pasang thermometer nya dulu ya dek”

Klien: “iya kak” (Sambil menunggu thermometernya berbunyi)

Perawat 2: “Kakak dengar disekolah adik juara 1 ya?”

Klien: “Iya kak”

Perawat 2: “Wahhh adek pintar ya”

Klien: (menganggukhanya tersenyum malu) Setelah ditunggu beberapa saat thermometer sudah

berbunyi, perawat mengambiltermometer di ketiak pasien kemudian menunjukkan hasil

pemeriksaan kepadake

luarga pasien

Perawat 1: “Alatnya sudah bunyi ya dek, kakak ambil yaa?”

Klien: (mengangguk)

Perawat 1: “Ibu ini hasilnya 36̊ C, suhunya sudah normal ya bu”

Ibu: “Ohh iya mbak, alhamdulillah ya”

Bapak: “Kira-kira kapan ya mbak anak saya boleh pulang??”

Perawat 1: “Kalau masalah itu, nanti saya tanyakan ke dokter dulu ya pak”

Bapak: “Baiklah mbak”


Perawat 2: “Dek kakak sudah selesai memeriksa adek, dan ini mainannya boleh buat adek

(tersenyum sambil memberikan mainan kepada pasien)

Klien: “Terima kasih kak (tersenyum sambil melihat perawat 2)”

Perawat 1: “Baiklah adek bapak ibu, Kami sudah selesai melakukan pemeriksaanya.Nanti pukul

12.00 wib saya atau teman saya akan kembali kesini lagi, untuk memberikan obat dan makan

siang. Sebelum kami kembali ke ruangan, Apakah ada yang ditanyakan dulu ibu bapak?

Bapak: “Tidak ada mbak”

Perawat 1: “Baiklah kalau tidak ada, saya dan teman saya permisi dulu ya pa bu.

Assalamualaikum.

Kemudian perawat kembali ke ruangan dan memberikan hasil pemeriksaan tersebut

pada dokter. Selang beberapa saat setelah perawat keluar, datanglah 2 orang tetangganya datang

untuk menjenguk pasien.

Tetangga 1+2: “Assalamuaalaikum (sambil tersenyum)”

Ibu + bapak: “Waalaikumsalam”

Ibu: “Mari silahkan duduk jeng”

Tetangga 1: “Iya jeng, gimana keadaannya cantika? Udah membaik?”

Ibu: “Alhamdullillah... udah baikan jeng”

Tetangga 2: “Lohhh emang sii cantika sakit apa sihh jeng??”

Ibu: “Ngapapa kok jeng hanya demam biasa”

Tetangga 1+2: “Oalahh alhamdulillah ya jeng enggak parah.”

Waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 WIB, Tidak lama kemudian datang seorang

petugas ke kamar pasien untuk memberikan makan siang pasien.

Pembawa makana: “Permisi, selamat siang”


Tetangga 1: “Ayo kita kesana jeng, petugas datang (sambil berbisik kepada

tetangga 2)

Tetangga 2: “yukkk”

Ibu + bapak: “Iya siang mba”

Pembawa makana: “Gimana dek keadaanya udah enakan?”

Klien: “iya, udah gak pusing lagi”

Pembawa makana: “Kalau begitu adek makan dulu ya, ini makanannya nanti biar

disuapin ibuk yaa” (sambil meletakkan makanan yang dibawa ke meja

pasien)

Ibu: “Iya mba nanti saya suapin”

Pembawa makana: “Saya permisi dulu ya bu pak (keluar dari ruangan)”

Bapak: “Iya mbak, terimakasih”

Ibu : “Ayo nak makan dulu ya, ibuk suapin ini (sambil memberikan sesuap

makanan)

Klien: “Gak mau buk, itu makanannya gak enak (pasien membuang muka)

Ibu: “Enak kok nak, kan belum dicoba”

Klien: “Gak mau buk, Cantika gak suka makanan di sini ”

Ibu : “Ayolah nak, cobain dulu sesuap aja”

Klien : “Ngak mau buk, aku gak suka makanannya, aku mau es krim”

Ibu : “Ehhhh ingat kata dokter ga boleh makan es krim dulu kan”

Klien : “Tapi aku mau es krim (sambil meringik)”

Bapak: “Iya nak besok kalo sembuh bapak belikan es krim yang banyak
buat kamu, tapi kamu makan dulu yaa”

Klien : “Gak mau pak, aku maunya sekarang”

Ibu: “Yaa udah..adek disuapin kakak perawat aja ya?? (sambil memencet

tombol)

Perawat 3: “Permisi bu, ada yang bisa saya bantu??”

Ibu : “Ini loh mba anak saya gak mau makan, uda saya bujuk”

Perawat 3: “ Oh.. baiklah akan saya coba membujuknya ya bu”

Perawat 3: “Adek cantik, adek pengen sembuh kan? Adek pengen bermain sama

teman-temannya lagi kan?”

Klien : “ Iya aku mau sembuh kak, pengen pulang”

Perawat 3: “Nahh..kalo adek pengen cepet pulang adek makan dulu yaa. Ini

kakak suapin yaa

Klien: “Gak mau kak, aku gak suka makanannya”

Perawat 3: “Ayolah dek dicobain dulu, biar cepet adek cepet sembuh ( sambil

menyuapi klien)”

Klien: “Gak mauuuu!!!!!!!!!! (sambil menyampar sendok makan yang

diberikan perawat)

Ibu: “Yaallah nak, gak boleh begitu, gak boleh nakal gitu, ayo minta maaf

ke kakaknya”

Klien: “Aku kan gak mau buk, aku tu maunya makan es krim”

Perawat 3: “ Iya dek nanti kalo udah sembuh adek kan bisa makan banyak es

krim, makannya adek makan dulu biar cepet sembuh, biat cepet pulang
juga”

Klien : “Iyaiya”

Perawat 3: “ Yaa sudah saya permisi keluar dulu ya bu, mengambilkan makanan

yang baru untuk adek sekalian saya panggil cleaning service untuk

membersihkan makanan kotornya ya”

Ibu : “Iya mba maaf ya mbak”

Perawat keluar dari ruangan, menuju ke dapur untuk mengambilkan makanan

yang baru dan sekalian memanggil cleaning service untuk membersihkan kotoran yang

ada di ruangan pasien.

Kemudian cleaning service datang ke ruangan pasien membewa peralatan untuk

membersihkan kamar pasien.

Cleaning service: “Permisi pak buk, saya minta ijin untuk membersihkan makanan

kotor ini”

Ibu dan bapak: “Iya silahkan mbak”

Cleaning service: “Baiklah, saya bersihkan dulu ya”

Ketika cleaning service sedang membersihkan makanannya. Kemuadian tidak lama

lagi perawat 3 yang menggantikan perawat 1 datang membawa makan siang yang baru.

Perawat 3: “Permisi selamat siang bu (sambil membawa makanan baru untuk

pasien)

Ibu: “Ohhhh iya mba siang, silahkan masuk”

Perawat 3: “Ini saya bawakan makan siang yang baru untuk adek, dimakan ya

dek (sambil tersenyum). Oh iya mau disuapin kakak atau ibu?”


Klien: “Iya kak, aku di suapin ibu aja”

Perawat 3: “Baiklah kalau begitu kakak kembali ke ruang perawat ya, nanti kalau ada yang ingin
diperlukan adek bisa tekan tombol ini yaaa (sambil menunjukkan tombol di

samping pasien)”

Ibu: “Baik mbak, terimakasih banyak ya” (sambil tersenyum)

Akhirnya perawat berhasil membujuk klien untuk makan.


Simulasi Komunikasi Terapeutik Pada Klien Yang Complain Terhadap
Pelayanan Kesehatan

Vita Rahmadayanti : dr. Umum

Ega Febrina br Tarigan : Zr. Ugd 1

Kamisa : Zr. Ugd 2

Juwita Novriyati Munthe : Zr. Penanggung jawab rawat inap

Rezeki : Zr. Rawat inap 1

Evalentina : Zr. Rawat inap 2

Nadia : Zr. Rawat inap 3

Kasus :
“Pasien bapak M usia 35 tahun dirawat dengan BPJS kelas III di ruangan Mahoni di salah satu
RS pemerintah di kabupaten Simalungun. Bapak M dirawat dengan diagnosa medis Asam Urat hari
ini merupakan rawatan hari 2. Ketika datang ke Ugd bapak M mengeluh nyeri pada persendian
telapak kaki kanan dan kiri. Dan dilakukan pemeriksaan vital sign : Td : 110/70 mmHg, Hr: 80 x/I,
RR: 20x/i , T: 36.

Ketika pasien di Ugd merasa kurang dipedulikan dan kurang cepat ditangani oleh dokter dan
nakes lainya. Diwaktu selang 3 menit sebelum bapak M datang dokter sedang menangani pasien
yang KLL (kecelakaan lalu lintas ) dengan korban sebanyak 5 orang pasien. Sedangkan sebelumnya
sudah ada pasien yang sedang di konsultasikan dengan bagian spesialis penyakit dalam yang akan
di rujuk kerumah sakit lain.

Setelah di observasi oleh dokter dan perawat bahwa bapak M di dikategorikan kedalam pasien
yang gawat darurat. Pasien kurang sabar dan tidak kondisi tersebut dan perawat terlambat
berkomunikasi kepada bapak M dan keluarga sehingga membuat pasien dan keluarga marah dan
tidak puas denngan pelayanan Ugd pada hari itu.

Setelah dengan komunikasi yang seadanya akhirnya pasien di tangani oleh dokter jaga dan
perawat serta dianjurkan untuk rawat inap. Sesuai dengan hasil pemeriksaan laboratorium yang
dilakukan ketika pasien masuk di Ugd pada Minggu 3 Oktober 2021 2 hari yang lalu (8.3 mgdl) dan
rasa nyeri yang di rasakan bapak M. Kejadian kesalahpahaman yang terjadi di ugd dan belum ada
nya kunjungan dr. spesialis membuat bapak M dan keluarga menunjukan sikap tidak bersahabat
kepada semua nakes dan tim”.

Merupakan sebuah rutinitas yang wajib dilakukan oleh tim kerja sebagai perawat sebelum atau
sesudah melakukan tugas yaitu operan dinas. Ada beberapa hal yang akan dibicarakan dalam
pertemuan dimana semuanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas pemberian asuhan
keperawatan kepada setiap pasien. Salah satu dengan tetap membina komunikasi yang baik dan
benar baik untuk sesame rekan kerja dan seluruh pasien serta keluarga. Dan nantinya di akhir
pertemuan akan dilakukakan room tour ke masing -masing ruangan pasien.

Zr. Juwita : Selamat pagi untuk kita semua, pagi ini akan kita awali dengan dengan doa
(memimpin doa dan sembari menundukan kepala) doa selesai. Baik perawat
dinas malam untuk membaca kan kondisi pasien .

Zr. Rezeki : Selamat pagi buk…saya akan melaporkan jumlah pasien yang kita rawat
ada 7 orang. (sambal menjelaskan ke 6 pasien secara keseluruhan dan
mencerita kan kasus pasien bapak M di ruang mahoni). Pasien ke 7 atas nama
bapak M dengan diagnosa Asam urat dengan hasil laboratorium 8.3 mgdl.
Vital sign terakhir : Td: 120/80 mmHg, Hr: 80 x/I, Rr: 20 x/I, T: 36 dan
menyatakan nyeri pada kaki sudah mulai berkurang rencananya akan di visite
oleh dokter spesialis. Sesuai dengan operan perawat ugd semalam pasien
marah- marah dan kami pun sangat sulit berkomunikasi dengan bapak M dan
keluarga Kelurga menyatakan kurang puas terhadap pelayanan serta belum
ada di kunjungi dokter spesialis.

Zr. Juwita : Baik..terimaksih atas laporan nya Zr. Rezeki (sembari mengarahkan perawat
untuk room tour)

(Ruangan mahoni merupa tetap bapak M dirawat dan Ketika room tour disana bapak M dan
keluarga terkesan cuek.)

Zr. Rezeki : Permisi…Selamat pagi …..pagi ini kami akan ganti petugas…perawat yang
bertugas hari ini ada Zr. Juwita, Zr.Evalentina dan Zr. Nadia. Jika ada hal yang di
butuhkan tolong memanggil kami di ruang nurse station. Terimakasih

Keluarga : iya (dengan muka cuek )

Tahap pra-interaksi
Rombongan perawat Kembali ke nurse station dan melakukan aktivitas nya Kembali sesuai dengan
tugas dan tanggung jawab masing -masing. Sebagai kepala ruangan Zr. Juwita mencoba mencari
titik terang permasalah yang terjadi antara keluarga bapak M dan nakes serta tim.Zr. Juwita
mencoba menggali informasi dan menemui dokter ugd yang bertugas semalam dan sekaligus untuk
mencari solusi nya.)

Zr. Juwita : selamat pagi dokter…..apa kabar?

dr.Vita : pagi bu..kabar baik..ada yang bisa di bantu buk?

Zr. Juwita : o ia…minta sebentar waktu nya boleh dok? Untuk sharing mengenai masalah bapak
M dan keluarga nya yang sedang dirawat di ruang mahoni.

dr.Vita : boleh bu…saya juga hendak bertemu ibu untuk membahas hal ini.

akhirnya dr. Vita dan Zr. Juwita duduk Bersama untuk membahas dan mencari informasi mengenai
permasalahan bapak M dan keluarga serta mencari solusi atas kesalahpahaman ini. Dimana dr. Vita
menjelaskan bahwa bapak M dan keluarga merasa kurang cepat ditangani dan bertanya kenapa tidak
ada kunjungan dokter spesialis padahal sudah di jelaskan tapi pasien tetap rebut dan mengancam
untuk pulang paksa.

Tahap perkenalan atau orientasi

Setelah mencari dan mengetahui permasalahan yang terjadi antara nakes dengan bapak M dan
keluarga akhir Zr. Juwita memutuskan untuk berkujung keruang mahoni untuk menemui pasien dan
keluarga nya.

Zr. Juwita : tok..tok.. .tok…(mengetuk dan membuka pintu ruangan mahoni


) selamat pagi bapak dan ibu….(dengan nada ramah dan sambil tersenyum ).

Bapak M : selamat pagi sus (bapak M dan istri saling menatap heran)

Istri : suster …..suster baru ya disini? Soalnya dari semalam saya tidak ada melihat
suster.

Zr. Juwita : o ia..ibu belum pernah liat saya (sambal tersenyum ramah ) maaf ibu sebelumnya…
izin kan saya memperkenal diri…nama saya Zr. Juwita saya akan bertugas hari ini
dari pukul 08.00 - 16.00 saya juga sebagai kepala ruangan di tempat bapak M
dirawat.

Bapak M : oooooo…pantasan aja beda sama perawat -perawat lain ny…yang cuek

Zr. Juwita : Mohon maaf sebelumnya pak kalau saya lancing bertanya kepada bapak….sebagai
kepala ruangan disini saya berharap bisa membantu bapak untuk cepat pulih.
Tentunya kita butuh komunikasi yang baik untuk mencapai hal tersebut. Kalau bapak
bersedia ….bapak boleh cerita kepada saya dan kita akan menacari jalan keluarnya…

( bapak M tampak buang muka dan masih enggan untuk berbicara lagi untuk menyampaikan
keluhan nya)

Istri : ia suster…sebenarnya saya juga kurang tau pasti jalan cerita nya sewaktu di
ugd soal nya suami saya diantar oleh anak dan menanttu saya. Cuman mereka
cerita kalau bapak lama ditangani dan kesannya seperti di cuek in.

Bapak M : saya dan anak saya sangat kesal melihat perawat dan dr di ugd….mereka
lama sekali baru menangani saya padahal kali saya sudah sangat sakit.

Zr. Juwita : Baik bapak/ ibu…ada lagi yang bapak ibu keluhkan ?

Istri : iya…selama disini juga tidak ada kunjungan dokter spesialis..apa karna
kami Bpjs makanya tidak di tangani dengan baik y…

Bapak M : saya tidak ditangani dengan baik,saya mau pulang juga diancam nanti Bpjs
nya tidak bisa digunakan lagi selama 2 minggu ( dengan wajah yang sangat
kesal tapi memandang suster tersebut)

Zr. Juwita : Terimakasih bapak/ ibu atas informasi yang telah diberikan…sebelumnya
saya mewakili tim nakes yang lainnya minta maaf atas ketidak nyamanan
bapak dan ibu rasakan.

Bapak M : Maaf y bisa aja…tapi saya tersinggung saya sangat kecewa dengan
pelayanan rumah sakit ini.

Zr. Juwita : Baiklah bapak/ ibu…saya ulang lagi poin – poin dari keluhan atau informasi
yang sudah bapak/ ibu sampaikan…Adapun diantara nya: penanganan medis
kurang cepat, bpjs diancam tidak bisa digunakan selama 2 minggu, tidak ada
kunjungan dokter spesialis. Apakah bapak / ibu setuju? Ada lagi yang belum
saya catat atau yang mau bapak/ibu tambahkan?

(pasangan suami istri tersebut saling menatap dan sembari saling bertanya apakah masih ada hal
yang perlu ditambahkan dan sepakat tidak ada hal yang ditambahkan)

Bapak/ istri : tidak ada suster…sudah itu saja

Zr. Juwita : Baiklah bapak (sambal menatap tersenyum dan menyentuh bahu) dan ibu …
terimaksih atas waktunya…saya akan berdiskusi terlebih dahulu Bersama
dengan tim . kami akan berusaha untuk mencari solusinya, dimana hasil dari
diskusi dan solusinya akan saya sampaikan lagi kepada bapak/ ibu di pukul
12.30 wib .

Istri : baik lah suster …kami tunggu solusinya.

Zr. Juwita : Baik bapak/ ibu…saya permisi dulu…selamat pagi…

Bapak/ istri : selamat pagi suster

( Dari hasil pembicaraan Zr. Juwita dengan bapak M dan kelurga memperoleh titik permasalahan
yang sama , dimana masalah tersebut bisa diatasi dengan komunikasi yang baik baik dan benar. Di
perlukan kesabaran juga menjelasakan supaya tidak terjadi miss communication sehubungan
dengan tingkat Pendidikan pasien yang rendah dan seseorang petani).

Zr. Eva : selamat pagi bapak ….saya suster eva akan memberikan teraphy obat
injeksi…bapak bisa sebut nama nya pak ( suster sembari melihat gelang
pasien untuk memastikan identitas pasien )

Bapak M : selamat pagi suster nama saya bapak M…

Zr. Eva : baik bapak…saya kan memasuk obat lambung bapak y…(sembari memasuk
kan obat injeksi ke threeway secara perlahan) sedikt y pak…kalau sakit Tarik
nafas y….sudah selesai y pak

Bapak M : Beda perawat di ruangan ini sama di Ugd y…disana perawat nya cuek…ia
kan buk?

Istri : betul pak…


Zr. Eva : maaf bapak/ ibu…sebenarnya semua perawat itu ramah kok ( sambil
tersenyum ramah ) baiklah…saya permisi dulu y…selamat pagi pak/ buk

Bapak/ istri : selamat pagi suster…terimakasih y suster

Tahap kerja

Zr. Juwita : selamat siang bapak M/ ibu…bagaimana keadaan nya sekarang ? apakah
sudah makan siang?

Bapak M : selamat siang suster…sudah meembaik suster..baru saja selesai makan


siang..

Zr. Juwita : baiklah pak sesuai dengan komikasi kita tadi pagi…siang ini saya akan
menjelaskan terkait dengan complain dan keluhan yang bapak ibu rasa kan…

Istri : baik suster

Zr. Juwita : Permasalahan yang pertama Bapak M merasa kurang cepat di tangani oleh
tim di ugd..benar pak?

Bapak M : benar suster…

Zr. Juwita : sesuai dengan informasi yang saya terima dengan tim yang di ugd, bapak sudah di
tangani dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah, pengukuran suhu, dan
pemeriksaan SPO2 ketika bapak baru datang apakah betul pak?

Bapak M : Benar suster…

Zr. Juwita : baik bapak …itu merupakan tindakan atau pemeriksaan awal yang dilakukan di
ugd..sesuai dengan situasi ugd ketika bapak bapak dikategorikan oleh dokter sebagai
pasien tidak gawat dan tidak darurat , tidak ditemukan pemerikasaan yang
mengancam nyawa. Sedangkan ada beberapa pasien diwaktu yang sama yang butuh
pertolongan lebih cepat dengan kondisi gawat darurat, bahkan harus di rujuk. Itulah
alas an sebenarnya kenapa tim ugd kita terlambat menangani bapak..apakah bapak/
ibu terima dengan penjelasan saya?

Bapak M : ya saya kan tidak tau kondisi pasien lain seperti itu, seharusnya di konfirmasi kan
lah kepada saya ..
Zr. Juwita : baik bapak ,pada saat itu perawat ugd sudah mencoba menjelaskan kepada anak
bapak..tetapi anak bapak tidak mau mendengarkan…

Istri : Haduh…gitu ya ibu suster…. Saya piker betul di cuek in

Bapak M : baiklah suster..saya juga kurang paham mengenai pembagian pasien…tapi secara
umum saya mengerti penjelasan suster.

Zr. Juwita : baik pak..terimaksih sudah terima penjelasan saya…

Permasalahan yang kedua mengenai sanksi Bpjs tidak bisa digunakan selama 14 hari
apabila pulang atas permintaan sendiri, Apakah betul pak?

Bapak M : betul suster…saya heran dengan peraturan rumah sakit ini

Zr. Juwita : saya mencoba meluruskan informasi nya ya pak, apabila seorang pasien datang
berobat dengan menggunakan Bpjs maka penanganan nya sesuai dengan hasil
pemeriksaan dan anjuran dokter.

Bapak M : tapi saat itu saya tidak sukak dengan pelayanan disini…

Zr. Juwita : Maaf bapak untuk ketidak nyamanan , tapi sesuai dengan hasil pemeriksaan
laboratorium bapak dengan asam urat 8,3 mgdl dan nyeri yang mengganggu….maka
bapak dianjurkan untuk rawat inap..dan pada saat itu bapak dan kelurga setuju..benar
bapak?

Bapak M : Benar suster…tapi sesampainya di ruangan saya kurang puas dengan pelayanan
nya …maka nya saya minta pulang…dokter spesialis nya juga tidak ada
kunjungan…

Zr. Juwita : Bapak….sesuai dengan ketentuan Bpjs itu sendiri dan bukan peraturan rumah sakit
….Ketika pasien yang menggunakan jaminan Bpjs meminta pulang tidak dengan
anjuran dokter akan di kenakan sanksi tidak bisa menggunakan Bpjs selama14 hari
kecuali kalau bapak bersedia menjadi pasien umum. Dan tanda tangan surat
persetujuan pulang atas permintaan sendiri (PAPS) dan jika terjadi sesuatu , sudah
diluar tanggung jawab rumah sakit…sudah di sampaikan kepada anak bapak..dan
anak bapak tidak setuju maka kami tidak mengijinkan bapak pulang.
Bapak M : ooooo begitu ceritanya suster…anak saya tidak ada cerita seperti itu..dia cuman
bilang Bpjsnya tidak bisa dipake 14 hari…kalau penjelasan nya seperti ini kan saya
paham suster…(sambil tersenyum )

Zr.Juwita : syukurlah kalau bapak sudah mengerti mengenai hal ini..bagaimana dengan ibu
apakah ibu setuju sesuai dengan yang saya jelaskan ?

Istri : kalau keterangan sejelas itu..ya saya setuju suster

Zr. Juwita : baiklah bapak/ ibu kita akan lanjut ke permasalahan yang terakhir y

Bapak M tidak nyaman berhubung karna selama dirawat disini tidak pernah di
kunjungi dokter spesialis, benar begitu bapak?

Bapak M : Benar suster..

Zr. Juwita : baik bapak/ ibu….saya akan memberikan penjelasan untuk perihal ini…

Bapak masuk pada hari minggu, 3 Oktober 2021 pukul 16.30 , pada hari minggu
dokter spesialis libur…namun walaupun dokter spesialis libur kondisi dan keadaan
bapak sudah dilaporkan oleh dokter ugd via telepon. Jadi obat -obatan yang
diberikan kepada bapak sudah sesuai dengan saran dokter spesialis.

Bapak M : jadi saya tidak akan di kunjungi dokter spesialis lagi ?

Zr. Juwita : bukan begitu bapak….sebelum saya lanjut apakah bapak sudah terima dengan
penjelasan saya ?

Bapak M : ia saya tau…jdi gimana selanjutnya apakah saya akan di periksa dokter spesialis
lagi atau tidak suster?

Zr. Juwita : baiklah kalau bapak sudah mengerti….selanjutnya bapak akan di periksaan oleh
dokter spesialis…hari ini beliau akan visitte pukul 13.30…

Istri : jadi begitu ternyata penjelasan nya suster, saya dan bapak serta keluarga sudah
buruk sangka dan kurang puas terhadap pelayanan rumah sakit ini….padahal hanya
karna salah paham …dan kami kurang mengerti prosedurnya ..ia kan pak?

Bapak M : betul buk…kalau begitu terimakasih suster juwita untuk semua informasi dan
penjelasannya,kami sangat mengerti dan paham. Saya ,ibu serta keluarga mohon
maaf kalau sudah membuat suster dan tim lain nya merasa tidak nyaman dengan
kami.

Zr. Juwita : Baik lah bapak/ ibu…akhirnya kita sudah saling memahami satu sama lain…saya
mewakili tim lain meminta maaf juga kalau sudah membuat bapak, ibu dan keluarga
tidak nyaman. Semoga bapak lekas sembuh dan ibu selalu sehat.

Bapak/ istri : terimakasih suster (dengan serentak sambil bersalaman dengan suster)

Zr. Juwita : baiklah bapak/ ibu…saya akhiri pertemuan kita siang ini..semoga ke depan nya kita
tetap menjalin silaturahmi yang baik..selamat siang..(sambil menunduk kan badan)

Bapak/ istri : selamat siang suster…


SIMULASI KOMUNIKASI TERAUPETIK PADA KLIEN, KELUARGA,
ATAUPUN TENAGA KESEHATAN

Peran Anggota Kelompok:

Narator

Pasien

Ayah Pasien

Ibu Pasien

Perawat 1

Setan
Perawat 2
Perawat UGD
Perawat 3
Dokter UGD
Malaikat

Kasus

Pasien Remaja berusia 17 tahun bernama Doni telah satu kali melakukan
usaha bunuh diri dengan cara menyayat pergelangan tangannya dan berhasil
diselamatkan tepat pada waktunya. Alasan bunuh dirinya, disebabkan
pasien tersebut mengalami depresi karena ia tidak bisa masuk ke universitas
yang di cita-citakannya setelah mencoba tesnya berkali-kali. Pasien tersebut
merasa sangat putus asa dan kehilangan harapan. Padahal kedua orang
tuanya sudah memberikan dukungan yang sudah maksimal, baik itu
dukungan mental, material dan maupun pendidikannya. Karena perasaan
bersalah yang ditimbulkan dan mengecewakan orang tuanya, tidak berhasil
atas kemampuannya sendirilah yang mengakibatkan pasien tersebut
melakukan tindakan bunuh diri.
Skenario Jalannya Cerita:

Dirumah Pasien...

Doni : “Akhhh!! Tak lulus lagi. Udah berapa kali aku gagal ? Bikin malu terus bisa
nya aku ini... Udahlah duit habis, waktu habis, yang lebih penting Ibu sama
Ayah pasti sedih.. Mau jadi apa aku nanti... Ih, bodoh amat yah otak ni”
(sambil menjenggut-jenggut rambut).

Setan : “Hihihi... Bodoh, bodoh. Tak ada gunanya kau hidup, bawa malu saja
bisanya. Sudahlah, bunuh diri saja, semua masalah langsung beres.
Hahahahaha “

Doni : (muka sedih dan hampir menangis) ” Kasian Ibu sama Ayah memang anak
tak berguna emang ada kayak aku ni, lebih baik aku mati”.

Malaikat : “Sudahlah Doni, ingat Tuhan mu ingat ke dua orang tua mu.. apa kau mau di
lemparkan ke neraka jika kau mati bunuh diri. Iiii sungguh miris nasib mu jika
begitu jadinya”.

Doni : “Alaaa sediiih nya rasa hati ni.. pengen mati saja rasanya” (sambil
membentur-benturkan kepala ke tembok )

Setan : “Ah, betul tu. Mati saja lah kau sana Pasti beban orang tua kau itu langsung
hilang. Plong rasanya. Coba kau ambil cutter di meja sana tu. Kau sayat tangan
kau, tapi jangan setengah-setengah. Sayat kira-kira sampai kau pingsan lah.
Jadi tak letih lagi orang tua kau bayar rumah sakit kalo seandainya kau tu
masih selamat”.

(Doni lalu memandang cutter yang berada di atas meja dengan ragu..)
Malaikat : “Astaghfirullah Doni, ingat sama yang diatas, ingat sama Allah. Jangan,
Jangan Doni. Itu dosa besar”.

Setan : “Sudahlah Doni, cepat sedikitlah. Kalo kau mikir lama-lama, nanti muncul
pula setan yang cegah kau”.

(Doni pun kemudian beranjak pergi dan mengambil cutter. Tanpa pikir
panjang lagi, Doni pun lalu menyayat pergelangan tangannya)

Beberapa Menit kemudian...

Ayah : ( Menggedor pintu) “Nak, nak... Doni, bangun nak, sudah pagi nak. Cepat
bangun nak, bantu bapak betulkan atap kita yang bocor yok nak.
(Merasa tidak ada yang menjawab, ayah pun lalu membukan pintu)
(Ekspresi kaget dan panik) “Doni..., kau kenapa ni nak? Nak, nak, bangun nak.
Doni, Doni... Ya ampun nak, kenapa lah kau kayak gini...
(sedih dan kemudian memanggil Ibu) “Bu, bu, oo bu!! Coba kesini bentar,
coba kau liat anak kita bu”.
Ibu : (Datang sambil tergopoh-gopoh) “Kenapa sih pak? Astaghfirullah, nak,
kau kenapa nak?? Pak, kenapa dia ni pak??”

Ayah : “Lihatlah tangannya tu.. udah berdarah-darah dah. Nak, nak kenapa lah kau
kayak gini, cepat telpon ambulans bu”.

Ibu : “Iy, Pak. Tunggu bentar, Ibu ngambil Hp lok..”


(Setelah mengambil Hp dan menelpon ambulans, Doni pun dibawa ke rumah
sakit terdekat)

Setelah percobaan bunuh dirinya, remaja tersebut dibawa kerumah sakit


untuk dilakukan tindakan medis. Di ruangan IGD sudah langsung
ditangani oleh dokter jaga IGD dan perawat IGD telah terpasang infus
ditangan kanan dan oksigen

Dr UGD : “ Selamat siang Ibu dan Bapak, anak anda membutuhkan 2 kantong darah,
dikarenakan kandungan hemoglobin di dalam darahnya kurang akibat banyak
kehabisan darah...”

Ayah : “ Baik dok... saya ingin yang terbaik untuk anak saya... saya ingin anak saya
sadar...”

Dr UGD : “ Baiklah pak... saya akan berusaha melakukan yang terbaik untuk anak
bapak, sekarang bapak tolong bantu mendoakannya”

Ibu : “Nak... sadar nak” (sambil menangis tersedu-sedu)

Setelah pasien mendapat kan penanganan transfusi, penjahitan luka,


penanganan kegawat daruratan, observsi dan dilihat dari keadaan umum
dan pemeriksaan fisiknya akhirnya kondisinya pun stabil

Per. UGD : “ Selamat siang,... ”

Datanglah perawat Imam yang bertugas shift siang, setelah operan


dengan shift pagi mengenai semua pasien yang ada di IGD. Dan Imam
pun bertemu dengan keluarga Doni

Per. UGD : “ Selamat siang pak bu perkenalkan nama saya imam, perawat yang jaga
siang, bagaimana kabarnya hari ini ?” (tersenyum) (Teknik broad opening)

Ayah : (Tampak kebingungan) “Saya bingung pak, bagaimana apakah saya bisa
menggunakan BPJS disini, saya akan menyuruh saudara saya untuk
mebuatnya ke kantor BPJS”

Br Imam : “Oh... karena itu bapak merasa bingung ?” (kontak mata lebih dalam)
(Teknik Reflekting)

Ayah : “Iya pak.. saya mohon penjelasannya, tadi di pendaftaran tidak


menjelaskannya”

Per. UGD : “Baik pak, saya akan menjelaskan mengenai prosedur BPJS, bagaimana kalau
selama 5 menit dan kita bisa duduk di ruang sebelah untuk mejelaskannya ?”

Ayah : “Baik pak... saya setuju”

Mereka pun berlalu dan duduk di ruang sebelah

Per. UGD : “Begini pak, BPJS kesehatan itu nama tempatnya dan nama programnya itu
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang terdiri dari dua peserta yaitu bayar iur
terdiri dari Jamkesmas, Jamkesda, SKTM yang dibayarkan pemerintah dan non
iur pembayaran secara mandiri. Dan menurut peraturan yang ada bila kita
membuat kartu BPJS mandiri itu bisa aktif digunakan setelah 7 hari dari
pendaftaran dan untuk yang ditanggung pemerintah bisa aktif setelah 1 bulan
terdaftar. Pendaftarannya pun tak bisa diwakilkan oleh orang, lain dan semua
anggota keluarga harus ikut terdaftar” (Teknik giving information)

Ayah : “Oh begitu ya pak... terima kasih infonya, saya membuat pun tidak bisa
langsung digunakan...”

Per. UGD : “Benar pak, namun jika bapak ingin membuatnya tetap ajukan saja dari
sekarang, kita tidak tahu kan.. keadaan kita bila tiba-tiba sakit atau kondisi
yang tak diinginkan...” (dengan nada sedikit tegas dan meyakinkan) (Teknik
assertive)

Ayah : “Baiklah pak terima kasih banyak, besok saya sendiri akan ke kantor BPJS
untuk mendaftarkan semua keluarga saya..”

Per.UGD : “Iya pak, saya setuju sekali kalau bapak mau mendaftar ke BPJS (Teknik
offering general leads) “jika bapak sudah paham... sekarang saya akan
memeriksa tekanan darah anak bapak, jika ada hal yang kurang dimengerti,
bapak jangan segan panggil saya... mari”

Setelah melakukan observasi beberapa jam kondisi pasien pun


dinyatakan stabil, meskipun belum sadar, dan bisa dipindahkan ke
ruangan perawatan. Perawat yang bertugas di ruangan
perawatantersebut sudah mempersiapkan diri menganalisdiri sejauh
mana kesiapan fisik, psikologi, pengetahuan dan cara mengendalikan
hambatan yang ada dalam dirinya sebelum ke pasien.
Di Ruang perawatan ....

Ibu : “Aduh, nak, nak. Kasian dirimu.. pasti sakit kan nak. Janganlah kayak gitu
lagi”.

Ayah : “Sudahlah bu. Anak kita lagi nggak sadar. Nggak mungkin dengar suara ibu”.

Ibu : “Iy pak, tau. Tetap aja sedih ngeliatnya kayak gitu”. (menutup muka dan mata
berkaca-kaca)

Per. 1 : “Assalamualaikum. Selamat Pagi Pak, Bu. ” (tersenyum)


Per. 2 : “Assalamualaikum...(tersenyum)
Per. 3 : (hanya diam sambil meletakkan tangan kanan dan kiri ke dalam saku baju
dengan muka yang ketus)

Ayah & Ibu : “Waalaikumsalam, Selamat pagi.. .” (tersenyum)

Per. 1 : ”Perkenalkan pak, nama saya perawat Gina dan ini ada perawat Rohmat dan
perawat Lele, saya yang akan bertugas melakukan perawatan kepada anak ibu
dari jam 8 sampai dengan jam 2 siang nanti bu.
Bagaimana bu keadaan anak ibu? Apa belum masih menunjukan tanda – tanda
akan sadar? (Teknik broad opening)
Ayah : “Kata dokter tadi sih anak saya sudah tidak dalam kondisi kritis. Tapi, dari
tadi anak saya masih belum sadar juga. Kenapa ya ?”

Per.1 : (Diam mendengarkan penuh perhatian) (Teknik diam) “Oh, baguslah kalau
begitu. Anak bapak sudah melewati kondisi kritisnya. Anak bapak masih
belum sadar mungkin karena pengaruh obat bius yang diberikan oleh tim medis
tadi saat penjahitan lukanya. Baiklah pak bu, izinkan saya untuk memeriksa
tekanan darah, denyut nadi, pernafasan, suhu anak ibu kurang lebih selama 7
menit ke depan. Bolehkah bu?. (Teknik active listening, Teknik giving
information)

Ibu : “Oh, ya. Silahkan ”

Per.3 : ( Tergesa-gesa mengangkat handphone di saku baju yang berdering)


“Hallo mas Bram, aku tunggu di airport ya nanti sore, dah...“
(sambil berlalu meninggalkan kamar pasien)

Ibu : “Bagaimana ? Tanda-tanda vitalnya bagaimana? “

Per.1 : “Oh, iya bu. Tadi saya sudah menghitung denyut nadi, tekanan darah, suhu
tubuh dan napas anak ibu. Semuanya normal kecuali tekanan darah anak ibu
yang masih agak rendah akibat kehilangan darah sewaktu dia terluka tadi.
(Teknik giving information)

Ayah : ”Wah gawat dong ya?”

Per.2 : “Tenang saja. Karena tadi telah melakukan transfusi darah, tidak lama lagi
tekanan darah anak ibu akan kembali normal kok pak”. (Teknik klarifikasi)

Ayah : “Oh, begitu ya.. Syukurlah”

Per. 2 : “Iya, pak. Kalau begitu kami permisi dulu ya pak. Jika pasien atau keluarga
ada perlu, silahkan hubungi saya di ruangan perawat dengan menggunakan bel
disamping tempat tidur atau langsung datang keruangan, kami ingin bapak dan
keluarga merasa nyaman disini”. (Teknik offering sel)

Tak beberapa lama kemudian...

Ibu : (memencet bel berulang-ulang) sudah selama 3 menit

Per. 3 : ( mendengar bunyi bel dari ruang 4, namun perawat Lele memutus colokan
kabelnya karena merasa berisik dan dia meneruskan membuat lipatan kassa
sambil mengomel ) “ini pasien baru saja masuk sudah pencet-pencet bel, rese
!”
Ayah
: ( bergegas ke ruang perawat, karena merasa perawat tidak ada yang datang
juga ke kamar) “ Permisi sus...bisa ke ruangan anak saya dulu untuk melihat
kondisinya ?”..
Per. 3 : “ Baik pak, saya akan ke sana nanti “ (sambil pandangan mata ke bawah
dan tetap melanjutkan melipat kassa )

Waktu sudah berlalu 10 menit, namun perawat Lele tetap saja tidak
kunjung ke kamar pasien, dia tetap saja melanjutkan melipat kasa dan
menonton televisi.. Kemudian Ayah yang tidak sengaja bertemu perawat
Gina dan perawat Rohmat yang baru keluar dari kamar lain dan segera
memanggilnya..

Ayah : “Permisi ..., bisa lihat keadaan anak saya sebentar...

( Perawat 1 dan 2 pun segera bergegas. )

Ayah : “Ini anu alhamdulillah anak saya sudah sadar”.

Per.1 : “Oh, baguslah Pak.. Selamat siang saudara Doni, bagaimana kabarnya ?”
(tersenyum). (Teknik broad opening)

Doni : (Diam, dengan tatapan kosong)


Per.2 : “Bagaimana keadaan mu ?”

Doni : “Akkkkkkkhhhhhhh... jangan dekati aku. Aku tak mau diganggu (berontak)

: “Tenang, tenang (sambil mengusap punggung Doni )


Per. 2 Saya tidak akan menyakiti mu...”

Doni : “Tidaaak!! Jangan sentuh aku. Keluar! Keluar dari ruangan ini sekarang...”

Ibu : “Tenang nak, tenang perawatnya hanya mau bicara.”

Per.1 : “Iya betul. Kami cuma mau tahu kabar mu...” (lebih mendekat kepada
pasien)

Doni pun menjadi sedikit tenang.

Per. 1 : “Baiklah, karena saudara Doni sudah tenang, perkenalkan nama saya perawat
Rohmat dan ini perawat Gina.., di sini kami yang akan merawat saudara Doni.
Jangan segan sama saya, jika ada yang ingin saudara ceritakan keluh kesahnya
silahkan cerita kepada kami, kami siap mendengarkan dan semoga kami bisa
membantu” ( senyum ) (Teknik broad opening, Teknik exploring)

Karena keramahan perawat, perasaan Doni pun menjadi lebih tenang

Doni : “Begini, saya depresi karena saya tidak pernah lolos di universitas yang saya
favoritkan, saya sangat sedih sus, rasanya saya tidak akan bisa menggapai cita
cita saya, saya sangat berambisi untuk dapat menggapai cita cita saya. Saya
stress....
Per. 1 : “Memangnya apa cita-cita Doni ?”(Teknik exsploring)

Doni : “Saya ingin menjadi Pilot sus. Karena biaya kuliahnya mahal, jadi saya coba
ikut tes di beberapa universitas yang menyelenggarakan beasiswa. Udah berapa
kali, Cuma gagal terus. Emang nasib, nasib”.

Per.1 : “Oooh.. Doni ingin menjadi Pilot.. Kenapa? Apa alasannya? (Teknik
exploring)

Doni : “Begini sus, saya ingin membantu perekonomian keluarga. Dari kabar yang
saya dengar, katanya pilot lebih mudah dapat uang banyak. Lagipula, saya juga
bisa sekalian mengajak keluarga saya jalan-jalan karena kami jarang
berpergian. Itu cita-cita saya dari kecil sus”.

Ibu : “Benar sus. Dari kecil anak saya memang bercita-cita jadi pilot.
Mungkin terpengaruh oleh pamannya yang telah sukses menjadi pilot”.
Ayah : “Iya, betul. Tapi ayah nggak nyangka kalo samapai segitunya kamu kepingin
jadi pilot. Sampai mau bunuh diri gitu, Nak...”

Per.2 : “Iya, Doni, cita-cita mu sangat bagus (Teknik giving recognition). Apa yang
kamu lakukan bukanlah jalan keluar yang terbaik. Walaupun itu cita-cita mu,
tetap saja hal itu hanya akan membuat kamu dan kedua orang tua mu menjadi
lebih susah. Sebaiknya, jika ada masalah, Doni dan keluarga harus bicara baik-
baik, dan Doni belajar untuk berpikir panjang atas resiko tindakan yang
dilakukan..”(Teknik giving information, Teknik menyimpulkan)

Doni : “Tapi sus, saya hanya ingin membahagiakan kedua orang tua saya. Pasti Ibu
dan Ayah kecewa sekali sama Doni”. ( sambil menunduk dan penuh
penyesalan)

Ayah : “Jangan salah paham dulu nak. Ayah dan ibu, hanya menginginkan yang
terbaik buat Doni”.

Ibu : “Iya, betul nak. Jalan untuk menjadi sukses bukan cuma menjadi pilot saja.
Orang sukses adalah orang yang telah diridhoi oleh orang tuanya. Mungkin
Doni kali ini gagal, tapi kegagalan adalah awal dari sebuah keberhasilan.

Doni : “Iya, Bu. Doni sudah sadar. Maafkan Doni ya Bu, Yah. Doni janji tidak akan
mengulangi perbuatan ini lagi dan akan terus berusaha untuk membahagiakan
Ayah dan Ibu. Walaupun tidak dengan menjadi pilot. Terima kasih sus, atas
nasehatnya”.

Per. 1 : “Iya, saudara Doni, sama-sama (tersenyum) Kalau begitu kami permisi dulu.
Semoga cepat sembuh. Dan untuk Bapak sama Ibu tolong awasi keadaan Doni,
dan apabila ada keperluan, silahkan pencet bel disamping tempat tidur, saya
ingin semuanya merasa nyaman disini ” (Teknik offering sel)
: “ Iya terimakasih sus.. oh iya sus, saya kurang suka sama perawat Lele.. dia
Ayah acuh tak acuh sama kami “. (dengan nada sedikit kesal) “ Kami memencet bel,
dan saya ke ruang perawat ternyata ada suster Lele tapi dia tak kunjung juga ke
ruangan kami, malah asik menonton TV ”

Per. 1 : “ Oh.. begitu ya Pak, baik Pak nanti kami akan bicarakan dengan perawat
Lele, dan sebelumnya kami minta maaf atas sikap perawat Lele itu. Permisi
semuanya... “

Malam harinya di rumah sakit...

Doni : “Aduh, belum ngantuk pula ni. Ibu lagi tidur, nggak usah dibanguninlah”.
( sambil mondar mandir melihat pemandangan di kaca jendela)
“ Alhamdulillah aku masih selamat. Coba aku pikir panjang ya, orang tua aku
gak perlu khawatir, uang gak habis buat biaya rumah sakit, aku gak perlu sakit
lagi...”

Setan : “Bagaimana kalo coba bunuh diri lagi? Inikan di lantai 3. Loncat saja dari
jendela tu.. pasti langsung mati”.

Doni : “Apa aku bunuh diri lagi ya?? Aku keluar dari rumah sakit mungkin sekitar
beberapa hari lagi. Pasti menghabiskan banyak biaya lagi”. (sambil terus
menatap ke luar jendela )

Malaikat : “Jangan Doni.. jangan... Coba pikirkan lagi kedua orang tuamu... Kau
terluka saja, mereka sudah sangat bersedih. Apalagi bila kau mati?? Mereka
bisa ikut hancur. Ditambah lagi kau anak satu-satunya dan kesayangan
mereka.
Cobalah perbaiki pemikiranmu itu..”
Doni : “Ah, tidak tidak. Aku harus berubah. Aku harus lebih memantapkan niatku
untuk bisa membahagiakan mereka. Aku tidak boleh tergoda lagi!”

Setan : “Akh!!! Tidakkk!! Aku gagal! Dasar Bodoh! Padahal tinggal sedikit lagi..”

Malaikat : “Rasain lu... Emang enak..”

Setelah 2 hari kemudian, saudara Doni pun diperbolehkan oleh tim medis
untuk pulang kerumahnya. Perawatan berjalan dengan baik, discharge
planing sudah dipersiapkan perwat dan dijalankan sesuai
perencanaannya. Sementara suster dipanggil oleh kepala ruangan dan
komite karena banyak pasien dan keluarga yang mengeluhkan mengenai
sikapnya, suster pun menceritakan semua hambatannya dan dibantu oleh
rekan-rekan kerjanya akhirnya suster Lele dapat memperbaiki sikapnya

Anda mungkin juga menyukai