Anda di halaman 1dari 4

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KOMUNIKASI

Kondisi Pasien :
Seorang anak perempuan usia 5 tahun dirawat di rumah sakit dengan diagnosis
demam tifoid. Berdasarkan pemeriksaan fisik diketahui bahwa suhu anak 380C, turgor
kulit kembali lambat, badan teraba panas, kulit kering dan anak rewel. Ibu
mengatakan kadang-kadang muntah, dan BAB cair. Anak selalu ingin bergerak dan
bermain ke luar ruang rawat. Anak mengatakan takut disuntik dan tidak mau di rumah
sakit. Pasien direncanakan terapi secara intra vena (IV line therapy) untuk
mempertahankan keseimbangan (balance) cairan dan pemberian obat.

Diagnosis Keperawatan:
Hipertermi

Rencana Keperawatan:
1. Monitor TTV
2. Edukasikan kepada keluarga untuk memberikan kompres hangat kepada pasien
3. Lakukan pemasangan infus IV line therapy
4. Berikan antipiretik kepada pasien

Tujuan:
Meningkatkan rasa nyaman pasien

SP Komunikasi
Prolog :
Pada suatu hari di sebuah rumah sakit datanglah seorang anak bersama keluarganya.
Dengan kondisi pucat dan lemas.
Ibu pasien : “sus, anak saya sudah 2 hari demam suhu badannya tidak turun-turun dan
muntah-muntah”
Admin :”baik bu, anak ibu bisa kami periksa dulu ya, ibu dan adek bisa mengikuti
perawat tanjung menuju ruang pemeriksaan.”
Sembari menunggu hasil pemeriksaan admin melakukan anamnesa dengan ayah
pasien
Admin : “sudah berapa hari putri bapak sakit?”
Ayah Pasien :”anak saya sakit sudah 2 hari sus, selama 2 hari anak saya tidurnya
tidak nyenyak, nafsu makannya juga berkurang karena sering muntah-muntah”
Admin : “apakah dari keluarga ada yang mempunyai riwayat penyakit hipertensi atau
diabete(gula)?”
Ayah pasien : “tidak sus.”
Admin : “ baiklah jika begitu, bapak sabar ya dan tetap berdoa semoga putri bapak
cepat sembuh dan ceria seperti sedia kala.”
Ayah pasien : “baik Sus, terimakasih dan mohon bantuannya.”
Admin : “baik pak.”
Ruang pemeriksaan
 Memonitor TTV dan mengedukasikan kepada keluarga untuk melakuakan
kepada pasien
Fase Pra Interaksi : sesuai dengan hasil pengkajian, saya sudah siap untuk
melakukan tindakan kepada pasien.
Fase Orientasi
Perawat : “Assalamua’alaikum adek, selamat pagi. Saya kak Tanjung. Bolehkah
salaman sama adik?” (sambil memberikan alat permainan untuk pengalihan)
Pasien : “waalaikumsalam,” ( sambil menjulurkan tangannya untuk bersalaman)
Perawat: “Adik cantik sekali, apa kabar? Mainannya bagus, apakah adik suka?”
Pasien : (mengangguk sambil tersenyum)
Perawat : “Adik sementara tidur di sini, ya. Ditunggu ayah dan ibu. Saya akan
memeriksa kondisi adek apakah adek mau?”
Pasien : “mau” (sambil mengangguk)

Fase Kerja (Memonitor TTV dan mengedukasikan kepada keluarga untuk


melakuakan kepada pasien)
Perawat : “Sebelum kakak memeriksa, ayo berdoa dulu bersama-sama, adik cepat
diberikan kesembuhan. Bismillah”.
Pasien :“bissmillah”
Perawat : “Sudah siap? Ayo, kita mulai, ya. (perawat memeriksa TTV pasien)
Beberapa menit kemudian
Perawat :” jadi suhu tubuh adek saat ini 38C, dan tekanan darahnya 120/70”
Ibu pasien : “terus gimana itu sus?”
Perawat : “untuk sementara ibu bisa melakukan kompres hangat kepada dek rara
semoga bisa menurunkan panas adek.”
Ibu pasien : “caranya gimana ya sus?”
Perawat : “ibu, bisa mencampurkan air dingin dan air panas dalam baskom setelah itu
masukan handuk/kain kedalam air hangat lalu peras handuk tersebut dan tempelkan
pada dahi adek seperti ini ya bu. (sambil memprktikkan kompres hangat).apakah ada
yang ditanyakan ibu?”
Ibu pasien : “tidak sus.”

Fase Terminasi
Perawat : “Bagaimana rasanya dek, setelah dikompres?”
Pasien : ”dingin” (sambil tertawa)
Perawat : “baiklah nanti dilanjutkan dengan ibu yaa kompresnya”.(sambil tersenyum)
Pasien : (mengangguk)
Perawat : “tiga puluh menit lagi teman saya kesini untuk memasang alat pada tangan
adek, dan memastikan suhu adek sudah turun atau belum”.
Pasien : “ iya sus” (pasien mengangguk mengerti)
 Memasang infus IV therapy
Fase Pra Interaksi : sesuai dengan hasil pengkajian, saya sudah siap untuk
melakukan tindakan kepada pasien.
Fase Orientasi
Perawat : “Assalamua’alaikum adek, selamat pagi. Saya kak Anggi. Bolehkah
salaman sama adik?”
Pasien : “waalaikumsalam,” ( sambil menjulurkan tangannya untuk bersalaman)
Perawat: “Adik cantik sekali, apa kabar? ”
Pasien : (mengangguk sambil tersenyum)
Perawat : “Adik sementara tidur di sini, ya. Ditunggu ayah dan ibu. Saya akan
memasang alat pada tangan adek dibantu ibu supaya adek cepat sembuh, apakah
adek mau?”
Pasien : “mau” (sambil mengangguk)

 Fase Kerja (Memasang infus IV therapy)


Perawat : “Sebelum alatnya dipasang, ayo berdoa dulu bersama-sama ayah dan ibu,
semoga alatnya tidak menyakiti adik dan cepat diberikan kesembuhan. Bismillah”.
Pasien :“bismillah”
Perawat : “Sudah siap? Ayo, kita mulai, ya. Boleh pinjam tangannya sebentar?
Dibersihkan dulu, ya. Sakit sedikit, ya, sayang. Apakah adik merasakan sakit
Pasien : (menangis)
Perawat : “Nah, sudah selesai alatnya dipasang. Sakit apa nggak? Untuk sementara,
alat ini biar nempel di tanganmu, ya. Adik adalah anak hebat karena berani dipasang
alat di tanganmu. Alat ini bisa sebagai sarana untuk mempercepat kesembuhan adik
sehingga adik cepat bisa pulang dan sekolah kembali”.
Pasien : (sudah tenang dan tidak menangis lagi)
Perawat : “Baiklah, tugas saya sudah selesai. Adik boleh bermain sambil tiduran di
atas tempat tidur. Lebih baik adik juga sambil makan sup kesukaan adik ya? Dan
sementara tidak turun dari tempat tidur dulu, ya, supaya segera bisa sembuh”.
Pasien : (mengangguk)

Fase Terminasi
Perawat : “Bagaimana rasanya setelah dipasang alat di tangan?”
Pasien : “sakit sus, (sambil memgang tangan dan meringis kesakitan)”
Perawat : “Saya akan datang secara teratur untuk memastikan bahwa alat tetap
terpasang dan terapi dapat dilakukan sesuai rencana”.
Perawat : “Tiga puluh menit lagi saya akan kembali untuk melihat bahwa alat di tangan
adik aman dan adik tidak merasa kesakitan dsn memberi obat”.

Anda mungkin juga menyukai