Anda di halaman 1dari 41

APLIKASI KOMUNIKASI TERAPEUTIK

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

KELOMPOK 2
GITA CHANDRA PERWIRA
NANDA RAHMAYANTI
RAIHAN PUTRI
REALISYUNSAFA ZILIWU

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN JALUR B


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
TAHUN 2022
KOMUNIKASI TERAUPETIK
A. Pengertian Komunikasi dan Komunikasi Terapeutik
Komunikasi merupakan hal yang dilakukan oleh tiap individu. Melalui
komunikasi, seseorang akan dapat mengerti, mengetahui, dan memahami sesuatu atau
orang lain. Menurut Keliat, Akemat, Helena & Nurhaeni (2007) fungsi komunikasi
adalah untuk pertukaran informasi dan memengaruhi orang lain.
Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi inter-personal antara perawat
dengan pasien yang berfokus kepada kebutuhan pasien agar tercapai pertukaran
informasi yang efektif untuk menunjang proses pemulihan (Videbeck, 2008). Tujuan
dari komunikasi terapeutik dapat dicapai melalui eksplorasi berbagai aspek
pengalaman hidup pasien (Stuart, 2013). Hal yang perlu diperhatikan pada
komunikasi terapeutik adalah sikap dan kemampuan perawat dalam melakukan
komunikasi inter-personal.
Penerapan komunikasi terapeutik pada individu dilakukan dalam 4 tahap.
Menurut Stuart (2013) tahap komunikasi terapeutik antara lain:
1. Tahap pra-interaksi
Pada tahap ini, perawat berfokus kepada eksplorasi kemampuan diri sendiri.
Tahap ini terjadi sebelum perawat melakukan komunikasi dengan pasien. Serta
perawat juga berfokus untuk mengumpulkan data -data yang di butuhkan dalam
proses orientasi.
2. Tahap perkenalan atau orientasi
Tahap ini merupakan pertemuan pertama perawat dengan pasien. Pada tahap ini
perawat perlu menemukan hal yang menjadi permasalahan pasien. Perawat juga
berusaha membangun hubungan baik agar tercipta rasa saling percaya. Menurut
Keliat, Akemat, Helena & Nurhaeni (2007), hal yang dilakukan pada tahap
perkenalan atau orientasi adalah memperkenalkan diri, mengevaluasi kondisi
pasien, dan menyepakati kontrak mengenai topik yang dibicarakan, tempat,
waktu, dan tujuan.
3. Tahap kerja
Pada tahap ini perawat membantu mengatasi kecemasan yang ada dalam diri
pasien dengan memberikan mekanisme koping. Selain itu, perawat juga
memberikan edukasi kepada pasien dengan menghubungkan persepsi, pikiran,
perasaan, dan tindakan.
4. Tahap terminasi
Tahap ini merupakan tahap akhir dalam komunikasi terapeutik. terminasi terbagi
menjadi 2 yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir
APLIKASI KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK
Nama pemain komunikasi terapeutik pada anak
1. Gita Chandra Perwira (Ibu pasien, Dokter)
2. Nanda Rahmayanti (Perawat I)
3. Raihan Putri (Pasien, Perawat II)
4. Realisyunsafa Ziliwu (Ayah Pasien)
Fase pra-intraksi
Pada Rumah Sakit Umum Datu Beru di Kamara Kemboja 1, terdapat pasien anak berusia 7
tahun yang bernama Putri. Ia dilarikan ke Rumah Sakit karena demam tinggi. Dari hasil
pemeriksaan ternyata pasien menderita radang tenggorokan. Selain suhu tubuhnya yang
berada di kisaran 38,5 derajat celcius, pasien juga sering mengeluh sakit pada
tenggorokannya, pusing dan muntah.
Fase Orientasi
Siang hari pada pukul 12.00, perawat Nanda mengunjungi pasien.
Perawat I : Selamat siang pak bu
Orang tua pasien : siang suster
Ayah pasien : silahkan masuk sus
Perawat I : terimakasih pak. Perkenalkan nama saya nanda saya perawat yang
berdinas pada siang hari ini, baik bu untuk mempermudah dan
memperlancar proses pengobatan anak ibu. Saya akan mengajukan
beberapa pertanyaan pada ibu. Apa bisa bu?
Ibu Pasien : bisa sus
Pasien : (pasien hanya terdiam)
Perawat I : kalau begitu saya langsung saja bertanya kepada anak ibu
Ibu Pasien : baik sus silahkan ( sambil tersenyum)
Perawat I : halo adik namanya siapa? ( tersenyum ramah)
Pasien :putri ( pelan )
Perawat I : wah, namanya bagus sekali. Adek suka di panggil apa?
Pasien :Putri (nada pelan)
Perawat I : baik klau begitu suster panggil adik raihan saja ya
Pasien : iya sus
perawat I : adik suster mau tanya sebelum masuk ke rumah sakit apa yang adik
rasakan?
Pasien : tenggorokan ku sakit, terus pusing, badan ku panas semua, sama
rasanya pingin muntah.
Ibu Pasien : iya sus, kemarin sepulang dari sekolah anak saya mengeluh
tenggorokannya sakit.
Perawat I : oh, apa yang adik makan di sekolah?
Pasien : (wajah sedikit takut) aku engga makan apa apa kok sus
Perawat I : oh begitu, adik mau cerita gak, kemarin adik ngapain aja di sekolah?
Pasien : aku kemaren olahraga sama temen, terus abis olahraga aku diajak
temen ku beli es, terus aku juga ikut beli
Perawat I : berarti mungkin adik sakit karena kemarin minum es
Pasien : begitu ya sus
Perawat I : iya dik, ya sudah suster keluar dulu ya nantik ada dokter yang kesini
untuk meriksa adik
Pasien : (tersenyum)
Ibu Pasien : terimakasih sus
Perawat I : sama sama bu
Fase kerja
Perawat dan dokter : selamat siang
Dokter : selamat sore bapak ibu kami kemari ingin mengecek kondisi anak
bapak dan ibu
Ayah Pasien : silahkan dok
Perawat II : perkenalkan nama sata suster raihan saya akan memeriksa anak bapak
dan ibu
Ayah Pasien : iya silahkan sus
Perawat II : baiklah pak
Perawat Nanda dan Raihan menemui pasien
Dek putri tenang saja ya selama saya periksa, tidak sakit kok
Pasien : baik sus
Perawat II : (Melakukan pemeriksaan dan suhu pasien)
Disisi lain dokter sedang memeriksa laporan data pasien. Dia melanjutkannya dengan
memeriksa tenggorokan pasien.
Dokter : ayok buka mulutnya dik (mengarahkan senter ke mulut pasien)
Pasien : (membuka mulutnya)
Dokter : pinter, masih sakit ga tenggorokannya?
Pasien : masih dok
Dokter : masih mual atau pusing?
Pasien : udah enggak lagi dok
Dokter : kalau begitu suster, berapa suhu tubuhnya?
Perawat II : suhu tubuhnya 37 derajat celcius dok
Fase Terminasi
Ayah Pasien : bagaimana kondisi anak saya dok? Apa demamnya sudah turun?
Dokter : sudah pak, demamnya sudah berangsur turun, dan kondisi anak bapak
dan ibu sudah mulai membaik.
Ayah Pasien : bagaimana dengan tenggorokannya yang masih sakit dok?
Dokter : itu nanti juga akan segera sembuh pak, asalkan banyak minum air
putih dan pastikan amakanan atau minuman yang di konsumsi sehat,
minum obat teratur dan istirahat yang cukup
Ayah Pasien : apakah anak saya sudah bisa pulang dok?

Dokter : jika kondisinya semangkin baik, besok anak bapak sudah bisa pulang
Ayah Pasien : baik dokter
Dokter : kami permisi dulu ya pak bu
Ayah Pasien : baik dok, terimakasih
APLIKASI KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA
Peran
1. Perawat 1 : Nanda Rahmayanti
2. Perawat 2 : Realisyunsafa Ziliwu
3. Pasien : Gita Chandra Perwira
4. Keluarga dan Anak
Pasien : Raihan Putri
1. Kondisi Pasien
Ny.G berusia 70 tahun menderita penyakit hipertensi dan sedang dirawat di rumah sakit.
Perawat akan melalukan pemeriksaan dan melihat perkembangan pada lansia bernama Ny.G.
2. Diagnosis Keperawatan
Perubahan kekurangan nutrisi dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake nutrisi
in adekuat, pola hidup monoton.
3. Rencana Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya dan teknik komunikasi terapeutik yang baik.
b. Pemeriksaan Tanda-tanda vital
c. Mendiskusikan dengan pasien tentang pola makan, dan olahraga
d. Pemberian kolaborasi obat
4. Tujuan
a. Agar klien mau mengungkapkan apa keluhannya
b. Pasien dapat mengidentifikasi hubungan antara hipertensi dengan menunjukkan
perubahan pola makan, dan melakukan program olah raga yang tepat.
c. Pemberian Obat
5. Strategi Komunikasi
a. Fase Orientasi (Pengenalan)
Nanda R (Perawat 1) : Assalamu’alaikum.
Keluarga : Wa’alaikum salam.
Nanda R (Perawat 1) : Selamat pagi bapak, ibu
Keluarga : Pagi juga Sus
Nanda R (Perawat 1) : Selamat pagi nek. Gimana kabar nenek hari
ini? Sehat ?
Gita C (Pasien) : Pagi. Alhamdulillah sudah agak lumayan.
Nanda R (Perawat 1) : Perkenalkan nek, saya Perawat Nanda yang hari ini
bertugas merawat nenek dari jam 8 pagi sampai jam 2
siang nanti. Nenek sudah makan belum pagi ini?
Gita C (Pasien) : Sudah sus
Nanda R (Perawat 1) : Makannya banyak atau sedikit nek?
Gita C (Pasien) : Cuma sedikit karena saya kurang selera makan.
Nanda R (Perawat 1) : Nggak apa-apa yang penting sering, kalua porsinya
sedikit. Kalau dirumah biasanya makan apa ya?
Gita C (Pasien) : Makanan dirumah ya biasa sus, tapi memang saya
Memang lebih suka makan makanan yang asin, kalua
Gak asin malah jadi gak selera sus.
Nanda R (Perawat 1) : Nah itu nek, sebaiknya dikurangi nek, makan garam
terlalu banyak, maksimal itu 1 sendok the garam, tidak
lebih.
Gita C (Pasien) : Oh gitu ya sus, saya biasanya memang agak asin kalau
masak sus.
Nanda R (Perawat 1) : Dan dianjurkan juga olahraga nek, minimal jalan kaki
pagi hari selama 15-20 menit sehari.
Gita C (Pasien) : Wah saya memang jarang olahraga, malah hampir gak
pernah sus.
Nanda R (Perawat 1) : Nanti kalau sudah pulang, dibiasakan ya nek, supaya
tetap sehat, sekarang nenek istirahat dulu, nanti kalau
ada perlu panggil saya di Nurse station ya nek.

b. Fase Kerja
Keesokan Harinya
Nanda R (Perawat 1) : Baiklah nek, saya disini akan mengukur tekanan darah
nenek. Apakah bapak, ibu, dan nenek bersedia?
Gita C (Pasien) : Oiya boleh sus
Nanda R (Perawat 1) : Permisi ya nek. Maaf ya nek, nenek tiduran saja ya
biar nenek lebih santai. Tolong tangan kirinya sedikit
diangkat ya nek. (Perawat memasang manset tensi,
kemudian mengukur tekan darah)
Cucu nenek sudah berapa?
Gita C (Pasien) : ehm, sudah 2 dek, dua-duanya masih sekolah, yang
satu SD yang satu lagi SMP.
Nanda R (Perawat1) : Oh, yang biasa main kesini itu ya nek yang paling
kecil?
Gita C (Pasien) : Iya, dia sering datang kesini padahal takut sama yang
baju putih-putih ntar kena suntik katanya hehehe.
Makanya biasanya ngajakin nenek pulang terus.
Nanda R (Perawat1) : Iya, biasanya anak kecil memang takut hehehe (selesai
mengukur TD)
Raihan P (Anak Pasien) : Berapa tensi nenek sus?
Nanda R (Perawat1) : Tensinya 140/90 mmHg ya nek, bu.
Raihan P Anak Pasien) : Masih tinggi ya sus segitu?
Nanda R (Perawat 1) : Kalau untuk orang seumuran saya, ibu dan bapak itu
memang termasuk tinggi, tapi kalau untuk yang
seumuran nenek ini masih normal.
Raihan P Anak Pasien) : Oh, gitu ya. Kemaren nenek tensinya 170-180 gitu.
Nanda R (Perawat 1) : Jadi sekarang keadaan nenek sudah lebih membaik
dari kemaren.
c. Tahap Terminasi
Nanda R (Perawat 1) : Obatnya tetap harus diminum secara teratur, harus
makan juga biarpun sedikit tapi sering, makan buah
buahan dan sayur-sayuran serta minum air putih. Nenek
juga harus banyak istirahat jangan beraktifitas yang
berat-berat dulu.
Raihan P (Anak Pasien) : Iya Sus
Nanda R (Perawat 1) : Baik, kalua begitu, saya pergi dulu, kalua ada perlu
Panggil saya di Nurse Station ya.
Setelah Dokter Visite, Pasien sudah diperbolehkan pulang.
Realisyunsyafa (Perawat 2) : Assalamu’alaikum.
Raihan P (Keluarga) : Wa’alaikum salam.
Realisyunsyafa (Perawat 2) : Selamat siang Pak
Keluarga : Selamat siang sus
Realisyunsyafa (Perawat 2) : Selamat siang nek. Gimana kabar nenek hari ini?
Sehat?
Gita C (Pasien) : Siang. Alhamdulillah sudah sehat.
Realisyunsyafa (Perawat 2) : Nah, seperti kata Dokter tadi, karena sekarang keadaan
nenek sudah pulih jadi nenek sudah boleh pulang.
Raihan P (Keluarga) : Alhamdullilah
Realisyunsyafa (Perawat 2) : Sebelum pulang, Bapak dan Ibu harus melengkapi
administrasinya terlebih dahulu ya
Raihan P (Keluarga) : Oh, baik sus, saya urus dulu.
Realisyunsyafa (Perawat 2) : Baiklah, selanjutnya saya akan menjelaskan tentang
hal-hal yang harus nenek lakukan di rumah:
1. Minum obat sesuai resep yang dianjurkan oleh
dokter
2. Mematuhi aturan diet sesuai yang dianjurkan: yaitu
mengurangi konsumsi garam, dan daging-
dagingnya, sebaliknya makan makanan yang
berserat, seperti buah dan sayuran.
3. Berolahraga secara teratur dan cukup, misalnya
jalan santai setiap pagi selama 15-20 menit.
4. Mengukur tekanan darahnya secara teratur, bisa
dengan menggunakan alat pengukur tekanan darah
yang digital. Nanti saya kasih tahu cara
pemakaiannya, jadi keluarga bisa mengukur tensi
nenek secara teratur.
5. Berhenti mengkonsumsi kafein, contohnya kopi,
karena bisa menaikkan tekanan darah.
6. Menepati jadwal kunjungan/ kontrol klinik atau
dokter
Bagaimana, apakah bapak, ibu serta nenek sudah cukup
jelas?
Raihan P (Keluarga) : Sudah Sus.
Realisyunsyafa (Perawat 2) : Kalau Begitu coba ulangi apa saja poin-poinnya?
Raihan P (Keluarga) : Minum Obat, kurangi makan garam, jalan pagi, ukut
tensi, jangan minum kopi sus.
Realisyunsyafa (Perawat 2) : Ya, sepertinya Bapak, Ibu dan nenek sudah cukup
jelas. Sebelum pulang kami akan memberikan lembar
discharge planning ini. Ini gunanya untuk mengingatkan
kapan nenek harus periksa kembali, obat-obatan apa
saja yang nenek perlukan, dan makanan yang boleh
nenek konsumsi, serta aktifitas yang dapat nenek
lakukan. Jadi ditandatangani dulu ya pak.
Raihan P (Keluarga) : Iya, baik.
Realisyunsyafa (Perawat 2) : Baiklah, saya kira semuanya sudah saya sampaikan
dan Bapak Ibu serta Nenek pun sudah paham. Sekarang
Nenek, Bapak dan Ibu sudah boleh bersiap-siap untuk
pulang. Saya memohon maaf apabila ada kesalahan
selama saya merawat nenek. Dan semoga Nenek dan
keluarga sehat selalu.
Raihan P (Keluarga) : Amin, terimaksih juga ya bang.
Realisyunsyafa (Perawat 2) : Sama-sama pak, bu, nek. Kalau begitu saya permisi
dulu. Assalamu’alaikum.
Raihan P (Keluarga) : Wa’alaikum salam.
APLIKASI KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KLIEN DI IGD

Peran:
Raihan Putri : Pasien
Nanda Rahmayanti : Teman Pasien
Gita Chandra Perwira : Perawat 1
Realisyunsafa Ziliwu : Perawat 2

Kronologi
Disebuah asrama, ada seorang mahasiswi bernama Raihan Putri. Suatu Ketika pada
saat Raihan sedang mencuci pakaian tiba-tiba Raihan mengalami sesak nafas. Akhirnya
Raihan dibawa ke rumah sakit terdekat oleh teman asramanya, untuk mendapat pertolongan.
1. Fase Pra Interaksi

Disini yang harus kita ketahui adalah pasien yang datang ke IGD biasanya pasien
dengan keadaan gawat yang memerlukan penanganan secepatnya, sehingga untuk
kasus IGD tidak memiliki fase pra interaksi seperti membaca buku status pasien,
rekam medis pasien dll. Perawat hanya akan langsung menyiapkan alat-alat yang
diperlukan untuk tindakan yang akan diberikan pada pasien.

Sesampainya di IGD.

Nanda (teman pasien) : Dokter, suster tolong teman saya! (panik)


Raihan (pasien) : (pasien tampak susah bernapas sambil memegangi
dadanya)
Nanda (teaman pasien) : Tolong suster teman saya sesak nafas!
Gita (Perawat 1) : Baik mbak, kami akan segera memberikan
pertolongan pada teman mbak, tapi sebelum itu
silahkan mbak menunggu diluar sebentar ya mbak.
Nanda (teman psien) : Baik sus saya tunggu diluar. (meinggalkan ruangan)
Raihan (pasien) : (sesak nafas)
Gita (Perawat 1) : Permisi ya mbak, saya akan memasangkan alat bantu
pernafasan agar mbak enakan lagi untuk bernafas.
Raihan (pasien) : (mengangguk)
Gita (Perawat 1) : Mbak coba hirup oksigennya dan atur nafasnya
pelan-pelan.
Raihan (pasien) : (mengikuti anjuran perawat)
Gita (Perawat 1) : (melihat pernapasan pasien sudah mulai teratur,
perawat meminta izin Kembali ke meja perawat)
Baik, saya tinggal dulu ya mbak. Mbak silahkan
istirahat.

2. Fase Orientasi

Tidak lama kemudian, perawat kembali menghampiri pasien.

Gita (Perawat 1) : Selamat siang mbak.


Raihan (pasien) : Selamat siang sus.
Gita (Perawat 1) : Bagaimana keadaannya mbak sekarang?
Raihan (pasien) : Sudah lebih baik sus.
Gita (perawat 1) : Masih sesak mbak?
Raihan (pasien) : Sedikit sus.
Gita (perawat 1) : Sebelumnya perkenalkan mbak, saya perawat Gita.
Raihan (pasien) : iya sus.
Gita (Perawat 1) : Untuk siang ini saya yang bertugas di IGD dan yang
akan mengontrol kondisi mbak. Sebelumya nama
mbak siapa?
Raihan (pasien) : Raihan sus.
Gita (perawat1) : Mbak Raihan pekerjaannya apa?
Raihan (pasien) : Saya mahasiswi sus, saat ini saya belum bekerja.
Gita (perawat 1) : Ini keluarganya? (perawat bertanya pada Nanda)
Nanda (teman pasien) : Bukan sus, saya teman nya.
Gita (Perawat 1) : Oh temannya, mbak mahasiswi juga?
Nanda (teman pasien) : Iya sus.
Gita (perawat 1) : Oh begitu. Baik mbak Raihan, saya ingin
menanyakan beberapa hal kepada mbak agar bisa
menentukan tindakan pengobatan untuk mbak
selanjutnya, apakah mbak Raihan bersedia?
Raihan (pasien) : iya sus.

3. Fase Kerja

Perawat pun menanyakan beberapa hal kepada pasien mulai dari identitas, alamat,
keluhan penyakit sekarang, riwayat penyakit, dan menjelaskan bahwa perawat akan
membantu dalam mengatasi masalahnya. Setelah dikaji ternyata pasien memang
mempunyai riwayat penyakit asma, dan asmanya kambuh dikarenakan pasien
kelelahan dengan kegiatan yang dijalaninya.

Gita (Perawat 1) : Mbak sebelumnya pernah mengalami sesak napas?


Raihan (pasien) : Saya cukup sering mengalami sesak napas sus, karena
saya punya riwayat penyakit asma.
Gita (perawat 1) : Oh mbak memang punya riwayat asma, kira-kira
sudah berapa lama mbak mengidap penyakit asma?
Raihan (pasien) : Sudah sekitar 2 tahun sus.
Gita (perawat 1) : Biasanya sesak napasnya kapan mbak rasakan?
Raihan (pasien) : Biasanya kalua saya habis melakukan kegiatan yang
berat dan melelahkan, atau kadang pada saat saya
selesai olahraga yang agak berat.
Gita (perawat 1) : Didalam keluarga mbak ada yang punya riwayat
penyakit asma juga?
Raihan (pasien) : Gak ada sus, cuman saya yang punya penyakit asma.
Gita (perawat 1) : Baik mbak, sementara kita tunggu instruksi dari
dokter untuk menentukan terapi obat apa yang akan
diberikan untuk mbak.
Raihan (pasien) : Baik sus.
Gita (perawat 1) : Baiklah mbak, saya akan kembali ke ruang perawat
dulu, mbak silahkan lanjutkan istirahat.
Raihan (pasien) : baik sus, terimakasih.

4. Fase Terminasi
Perawat mendatangi pasien.

Realisyunsafa (perawat 2) : Permisi mbak.


Raihan (pasien) : Iya pak.
Realisyunsafa (perawat 2) : Perkenalkan mbak saya perawat Realisyunsafa, yang
menggantikan perawat Gita untuk mengontrol kondisi
mbak.
Raihan (pasien) : Baik pak.
Realisyunsafa (perawat 2) : Bagaimana keadaannya mbak sekarang?
Raihan (pasien) : Sudah lebih baik pak
Realisyunsafa (perawat 2) : Napas nya masih sesak atau sudah enakan?
Raihan (pasien) : Sekarang sudah enakan, sudah gak terasa sesak lagi.
Realisyunsafa (perawat 2) : Kalau gitu untuk sementara saya lepas dulu alat bantu
napas nya ya.
Raihan (pasien) : iya pak.
Realisyunsafa (perawat 2) : Mbak ada yang ingin ditanyakan?
Nanda (teman pasien) : Pak teman saya akan dipindahkan ke ruang rawat atau
tetap di IGD ya?
Realisyunsafa (perawat 2) : Untuk sementara di IGD dulu mbak, kita tunggu
pemeriksaan dari dokter dulu.
Nanda (teman pasien) : Oh begitu ya pak, baiklah pak.
Realisyunsafa (perawat 2) : Ada lagi yang ingin ditanyakan?
Raihan & Nanda : Tidak ada pak, sudah cukup.
Realisyunsafa (perawat 2) : Baiklah mbak, kalua begitu saya akan kembali ke
meja perawat, nanti 10 menit lagi dokter akan kesini
untuk memeriksa keadaan mbak.
Raihan (pasien) : Baik pak, terimakasih.
Realisyunsafa (perawat 2) : Mbak tolong temani pasiennya ya, kalua ada perlu
sesuatu silahkan panggil perawat di ruangan.
(perawat berbicara pada teman pasien)
Nanda (teman pasien) : Baik pak.
Realisyunsafa (perawat 2) : Kalau begitu saya permisi dulu
Nanda & Raihan : Baik pak, terimakasih.
APLIKASI KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KLIEN DI ICU

Peran:

Gita Chandra Perwira : Istri Pasien

Nanda Rahmayanti : Anak Pasien

Raihan Putri : perawat 1

Realisyunsafa Ziliwu : Pasien

Kasus:

Seorang pasien di ruang ICU bernama Tn. R dengan diagnosa medis Leukimia stadium akhir.
Pasien terlihat sangat putus asa setelah mendengar penjelasan dokter yang mengatakan bahwa
umurnya tidak lama lagi. Selain itu terlihat dari luar ruangan istri pasien sesekali mengusap
dada seperti berdoa untuk kesembuhan suaminya, sedangkan anaknya terus memandangi
sang ayah yang terbaring ditempat tidur dengan harapan ayanya bisa segera sembuh.

1. Fase Pra Interaksi


Sebelum menemui pasien dan memberikan tindakan keperawatan, perawat terlebih
dahulu membaca buku status pasien, membaca rekam medis penyakit yang saat ini
diderita pasien, agar lebih memahami kondisi pasien. Selain itu, menyapkan obat-obat
yang akan diberikan pada pasien dengan teliti.

2. Fase Orientasi
Perawat menemui keluarga pasien diluar ruang rawat pasien.
Raihan (Perawat) : selamat pagi ibu dan adek (Tersenyum kearah
keluarga pasien)
Gita & Nanda (Ibu & Anak) : Selamat pagi suster (Sambil tersenyum kearah suster)
Raihan Perawat) : Permisi ibu, apa benar ibu adalah keluarga dari pasien
atas nama bapak R tanggal lahir 26 Oktober 1980?
(Bertanya dengan sopan)
Gita (Ibu) : Iya benar sus, saya istri dari pasien dan ini anak saya
(Ucap ibu sambil merangkul anaknya)
Raihan (Perawat) : Baiklah buk kalua begitu. Sebelumnya perkenalkan
nama saya Raihan, saya perawat yang bertugas pagi
ini.
Gita (Ibu) : Baik suster Raihan
Raihan (Perawat) : Mohon maaf mengganggu waktunya sebentar. Jadi
begini buk, saya disini merupakan perawat yang akan
mengontrol kondisi bapak dan yang akan
memberikan obat kepada bapak pagi ini.
Gita (Ibu) : Oh iya baik sus.
Nanda (Anak Pasien) : Bagaimana kondisi ayah saya saat ini sus?
Raihan (perawat) : Kondisi bapak masih sama seperti sebelumnya.
Nanda (Anak Pasien) : Apa tidak ada perkembangan apa-apa sus?
Raihan (Perawat) : Masih sama seperti kemarin, kita doakan mudah-
mudahan hari ini ada kemajuan ya.
Nanda (Anak Pasien) : Iya sus, terimakasih
Raihan (Perawat) : Iya sama-sama, kalua begitu saya kembali kedalam
dulu ya.
Gita & Nanda : Iya sus.

(Perawat kembali ke ruang rawat dan menghampiri Tn. R).

Raihan (Perawat) : Selamat pagi bapak, perkenalkan saya perawat


Raihan. Bagaimana keadaan bapak hari ini?
Realisyunsafa (Pasien) : (Berbicara pelan) tidak ada perubahan dari
sebelumnya
Raihan (Perawat) : Baiklah kalua begitu, saya akan memberikan obat
melalui suntikan pada bapak, kita harapkan setelah
mendapat obat ini dapat membuat kondisi bapak lebih
baik dari sebelumnya. Permisi ya pak (meminta izin
pada pasien)
Realisyunsafa (Pasien) : (menganggukkankepala)

3. Fase Kerja

Raihan (Perawat) : Saya akan memasukkan obat lewat suntikan di bagian


lengan kanan ya pak, bapak boleh tolong luruskan
tangannya dan rileks ya pak (Memasukkan obat
dengan injeksi secara hati-hati). Baik pak sudah
selesai.
Realisyunsafa (Pasien) : (Dengan suara pelan dan terengah-engah) Apakah
obat ini benar-benar bisa membantu saya untuk
sembuh kembali suster? Saya merasa tidak percaya
diri lagi setelah apa yang dikatakan dokter bahwa
umur saya idak lama lagi.
Raihan (Perawat) : Mudah-mudahan ya pak, bapak harus tetap yakin dan
semangat. Bapak tidak perlu khawatir dan
memikirkan hal-hal yang bersifat negatif yang akan
mempengaruhi proses penyembuhan bapak. Bapak
perbanyak berdoa dan harus tetap percaya diri.
Terkait perkataan dokter itu baru sebuah prediksi dan
belum tentu, umur seseorang tidak ada yang tau. Jadi
jangan terlalu dipikirkan ya pak, bapak harus fokus
untuk proses penyembuhan. (Menenangkan pasien
dengan penuh perhatian dan perkataan yang lembut).
Realisyunsafa (Pasien) : Tapi penjelasan dokter itu telah membuat saya pasrah
akan keadaan dan tidak bersemangat untuk melawan
penyakit saya, karena itu seolah-olah hal yang
mustahil (Berbicara terengah-engah).
Raihan (Perawat) : Rasa khawatir dan takut adalah hal wajar bagi kita
selaku manusia. Bapak tidak boleh berbicara seperti
itu ya, bapak harus tetap semangat jangan menyerah
dan terus berdoa ya pak. Keluarga bapak selalu setia
mendoakan kesembuhan bapak, kami pun selaku
tenaga medis akan selalu memberikan pelayanan
yang semaksimal mungkin untuk Kesehatan bapak.
Realisyunsafa (Pasien) : Baik suster.

4. Fase Terminasi

Raihan (Perawat) : Baiklah pak, karena pemberian obatnya sudah selesai


saya izin pamit ya. Selamat beristirahat kembali pak.
Realisyunsafa (Pasien) : (Menganggukkan kepala).

Setelah memberikan obat pada Tn. R, perawat kembali menghampiri keluarga psien.

Raihan (Perawat) : pemberian obat pagi ini sudah selesai bu, dan
kondisinya memang belum ada kemajuan dari
sebelumnya, hal itu bisa juga dikarenakan bapak
terlalu banyak pikiran tentang penyakitnya.
Gita (Ibu) : Lalu bagaimana dengan kondisi yang akan terjadi
pada suami saya? Apakah sudah tidak ada harapan
suami saya kembali sehat?
Nanda (Anak) : Apa penyakit ayah saya sudah tidak bisa di
sembuhkan lagi suster?
Raihan (Perawat) : Ibu dan adek tetap tenang ya dan tidak usah khawatir.
Kami akan selalu memantau perkembangan bapak.
Ibu dan adek tetap beri bapak semangat ya dan tidak
boleh cemas agar bapak juga tidak kepikiran terus.
Nanda (Anak Pasien) : Tetapi dari kemarin kondisi ayah begitu-begitu saja,
tidak ada perubahan. Kami khawatir.
Raihan (Perawat) : Semua membutuhkan proses ibu, dek. Kita jangan
sampai berhenti berharap dan berusaha.
Gita (Ibu) : Baik suster, kami pasti akan selalu mendoakan untuk
kesembuhan bapak.
Raihan (Perawat) : Baiklah ibu, sebelum saya pamit apakah ada yang
ingin ditanyakan atau disampaikan lagi?
Gita (Ibu) : Sepertinya sudah cukup suster.
Raihan (Perawat) : Baiklah ibu dan adik, nanti jika membutuhkan
bantuan, ibu atau adik bisa memanggil saya diruang
perawat.
Gita & Nanda : Baik suster, terimakasih.
Raihan (Perawat) : Iya sama-sama.
APLIKASI KOMUNIKASI PADA PASIEN MARAH-MARAH
Peran
1. Perawat 1 : Nanda Rahmayanti
2. Perawat 2 : Raihan Putri
3. Perawat 3 : Realisyunsafa Ziliwu
4. Pasien : Gita Chandra Perwira
5. Ibu Pasien : Nanda Rahmayanti
6. Saudara Pasien : Raihan Putri
7. Anak Pasien : Gita & Realisyunsafa Ziliwu

1. Kondisi Pasien
Ny.G berusia 38 tahun merupakan seorang ibu rumah tangga dibawa oleh ibu dan
keluarganya ke rumah sakit kemarin sore dengan keluhan sudah 5 hari tidak buang air
besar. Ibu klien mengatakan anaknya itu jarang minum air putih serta makan buah dan
sayur. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan oleh perawat pasien tampak pucat dan
meringis sambil memegang perutnya akibat buang air besar tidak lancar.
2. Diagnosis Keperawatan
Gangguan eliminasi : Konstipasi berhubungan dengan tidak adekuatnya nutrisi
3. Rencana Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya dan teknik komunikasi terapeutik yang baik.
b. Pemeriksaan Tanda-tanda vital
c. Mendiskusikan dengan pasien tentang penyebab konstipasi yang di alaminya
d. serta pemberian kolaborasi obat
4. Tujuan
a. Agar klien mau mengungkapkan apa keluhannya
b. Pemberian obat dilakukan agar dapat membantu kelancaran BAB pasien.

5. Strategi Komunikasi
a. Fase Orientasi (Pengenalan)
Nanda R (Perawat 1) : Selamat pagi ibu, Perkenalkan nama saya Nanda dan
ini teman saya Raihan yang bertugas pada pagi hari ini
mulai jam 8.00 sampai jam 14.00, untuk merawat ibu.
Apakah betul ini dengan ibu Gita?
Gita C (Pasien) : Pagi Sus (membalas dengan jutek), iya benar saya
dengan ibu ayu.
Nanda R (Perawat 1) : Oh iya baik bu , bagaimana perasaan ibu hari ini,
apakah ada keluhan selama ibu dirawat?
Gita C (Pasien) : Iya sus (sambil marah-marah) , saya merasa perut
saya dari kemarin semenjak saya masuk itu masih
tidak enak dan belum ada perubahan.
Gita C (Ibu Pasien) : Iya sus, betul kata anak saya (dengan balasan jutek)
semenjak dia masuk kemarin perutnya masih sakit
dan belum ada perubahan dan juga anak saya BAB
belum lancar
Raihan P (Perawat 2) : Baik kalau begitu ibu, saya dan teman saya akan
komunikasikan tentang keluhan ibu. Sebelum itu
saya akan melakukan pengukuran TTV untuk
memantau kondisi ibu sekitar 5-10 menit yah
ibu,Apakah bersedia ?
Gita C (Pasien) : Iya, saya bersedia sus.
b. Fase Kerja
Raihan P (Perawat 2) : baik bu yah saya ukur tanda-tanda vitalnya dulu
nanti teman saya yang akan menanyakan keluhan
yang ibu rasakan.
Gita C (Pasien) : iya sus, lakukan saja cepat jangan lama-lama
(sambil marah-marah).
Raihan P (Perawat 2) :(Melakukan pemeriksaan sekitar 5 menit).
Gita C (Pasien) : Aduh pelan-pelan sus, jangan keras-keras pasangnya
kan sakit.
Realisyunsafa (Saudara) : Iya sus pelan-pelan pasangnya kasian kakak saya
nanti dia tambah sakit.
Raihan P (Perawat 2) : Iya bu maaf yah, kalau tadi ibu merasa sakit pada
saat saya pasang mansetnya
Gita C (Saudara) : Iya lain kali, hati-hati yah sus.
Raihan P (Perawat 2) : Baik bu, saya sudah dapat hasilnya TD:120/80, S :
36°C, R : 20 x/menit, N: 95 x/menit
Gita C (Pasien) : oh iya sus makasih.
Nanda R (Perawat 1) : Baiklah kalau begitu ibu teman saya sudah
melakukan pemeriksaan TTV dan semuanya normal,
kalau boleh tau ibu apa keluhan yang sekarang ibu
rasakan?
Gita C (Pasien) : Begini sus, semenjak saya di rawat kemarin sore,
perut saya masih sakit padahal sudah dikasi obat terus
BAB saya masih kurang lancar. Bagaimana ini sus ?
(sambil sedikit marah-marah)
Nanda R (Perawat 1) : jadi begitu ibu yah. Apakah kemarin saat ibu
diberikan obat apakah ada anjuran yang dokter
berikan kepada ibu?
Gita C (Pasien) : Iya sus dokter menyarankan saya banyak minum air
putih dan konsumsi buah dan sayur.
Nanda R (Perawat 1) : oke baik bu yah. Apakah ibu melakukan saran yang
sudah dokter anjurkan ?
Gita C (Pasien) : Tidak sus, karna saya tidak suka makan buah
apalagi makan sayur, dan juga saya malas sekali
minur banyak air putih karena tidak enak (sambil
marah).
Realisyunsafa (Anak Pasien) : Iya sus, betul kata ibu saya dia malas minum air
putih dan makan buah serta sayur sekalipun itu saya
paksa, palingan dia makan atau minum itu sedikit
sekali.

Nanda R (Perawat 1) : Oh iya kalau begitu dek, tolong yah ibunya di suruh
untuk makan buah dan sayur serta perbanyak minum
air putih, dengan porsi buah ataupun sayur itu sedikit
tapi sering jadi dek jangan memaksa ibunya untuk
menghabiskannya satu kali jadi adek kasih sedikit
tapi sering yah. Karena itu menjadi salah satu faktor
ibu tidak bisa buang air besar dengan lancar jadi
BABnya mengalami pengerasan karena tidak ada
serat yang dikonsumsi.
Realisyunsafa (Anak Pasien) : oh iya baik suster saya akan melakukan anjuran
yang suster katakan, terima kasih banyak sus.
Nanda R (Perawat 1) : iya kalau adek sudah paham dengan anjuran yang
saya berikan. Dan untuk ibu tolong yah banyak
minum air putih dan makan sayur supaya ibu bisa
BAB dengan lancar, dan saya sudah informasikan
kepada anak ibu. Bisa di pahami ibu anjuran saya?
Gita C (Pasien) : Baik kalau begitu sus saya akan melakukan anjuran
yang suster katakan.
Nanda R (Perawat 1) : Baik kalau begitu ibu apakah masih ada keluhan
yang ibu rasakan selain ibu sulit untuk BAB?

Gita C (Pasien) : Sudah tidak ada sus, cuman itu yang saya rasakan
untuk saat ini.
Nanda R (Perawat 1) : Baik kalau sudah tidak ada, tolong yah bu diingat
anjuran yang saya berikan. Nanti ada teman saya
yang akan kesini untuk memberikan ibu obat lagi
agar BAB ibu bisa lancar dan tetap ibu kombinasikan
dengan anjuran yang diberikan.
Gita C (Pasien) : Iya sus terima kasih

Sekitar jam 10.00 Perawat 3 masuk untuk memberikan obat kepada pasian Ny.G
Realisyunsafa Z (Perawat 3) : Assalamualaikum, Maaf mengganggu ibu saya
perawat Ashar HM, yang bertugas di ruangan ini,
betul ini dengan ibu ayu ?
Gita C (Pasien) : Iya betul, ini temannya suster yang tadi yah, yang
katanya mau kasi obat ? (sambil bertanya jutek).
Realisyunsafa Z (Perawat 3) : Iya ibu, saya teman dari perawat yang sudah
memeriksa TTV ibu dan menanyankan keluhan ibu.
Kedatangan saya kesini bu betul untuk memberikan
obat kepada ibu.
Gita C (Pasien) : Itu obat apalagi ? Kemarin saya juga diberikan obat
tapi sakit perut saya tidak hilang dan BAB saya masih
tidak terlalu lancar.
Nanda R (Ibu Pasien) : Iya dek, betul kata anak saya kemarin juga dia
minum obat tapi tidak ada perubahan. (sambil marah-
marah)
Realisyunsafa Z (Perawat 3) : Iya bu maaf sebelumnya, ini obat lain yang
diberikan lagi, untuk melihat apakah ada efek yang
signifikan dari obat yang saya berikan ini dan biar ibu
BAB bisa lancar silahkan ibu kombinasikan dengan
saran yang teman saya tadi berikan.
Gita C (Pasien) : Jadi saya harus minum obat ini lagi yah?
Realisyunsafa Z (Perawat 3) : Iya bu, ibu harus meminum obat yang saya berikan
ini. Dimana obat ini ibu minum 2x1 hari yah ibu . Ini
langsung dari resep dokter.
Gita C (Pasien) : oh iya baiklah saya akan coba meminumnya dan
saya akan melakukan saran yang suster tadi itu
katakan.
c. Tahap Terminasi
Realisyunsafa Z (Perawat 3) : Baik ibu kalau begitu, bagaimana perasaannya ibu
saya berikan obat serta anjuran terkait dengan
keluhan ibu dan pemeriksaan TTV yang teman saya
tadi lakukan apakah semuanya baik?
Gita C (Pasien) : Iya perasaan saya baik kok, cuman tadi teman kamu
buat saya marah karna caranya dia melakukan
pemeriksaan sedikit kasar jadi bikin saya emosi.
Raihan P (Saudara ) : Iya betul yang dikatakan kakak saya, tadi suster itu
sedikit kasar saat melakukan pemeriksaan.
Realisyunsafa Z (Perawat 3) : Kalau begitu mohon maaf yah ibu atas
ketidaknyamanannya dan tadi juga teman saya sudah
minta maaf, dan mohon dimafkan yah ibu
Raihan P (Saudara) : Iya, tadi sudah minta maaf juga sama kakak saya.
Realisyunsafa Z (Perawat 3) : Baik kalau begitu ibu, saya mau tanya apakah ibu
atau keluarganya bisa memahami point penting yang
teman saya sarankan ?
Gita C (Anak Pasien) : Iya kak, saya bisa memahami point yang tadi
dijelaskan dimana ibu saya harus banyak
mengkonsumsi buah dan sayur serta minum air yang
banyak dan dikombinasikan dengan pemberian obat
yang tadi kakak berikan.
Realisyunsafa Z (Perawat 3) : Baik, kalau begitu berarti sudah dipahami yah
tolong ibunya diingatkan. Dan ibu juga harus ingat
saran yang diberikan.
Gita C (Pasien) : Iya saya akan mengingatnya, terima kasih yah
Raihan P (Keluarga) : Oh iya baik dek, terima kasih banyak.
Realisyunsafa Z (Perawat 3) : Baik Kalau begitu ibu yah saya permisi ke nurse
station dulu, kalau ada keperluan silahkan suruh
keluarganya ke nurse station, saya pamit dulu ibu.
Gita C (Pasien) dan : Iya terima kasih.
Keluarga
APLIKASI KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN KOMPLAIN

Kasus:

Seorang pasien Bernama Tn Tono sedang dirawat di Ruangan Jalur Be, RSU Sari Mutiara.
Bapak Tono sebelumnya menjalani perawatan di ruangan IGD Selama 2 hari. Setelah pada
hari ke 3, dia dipindahkan ke ruang penyakit dalam yaitu di ruangan Jalur B. Pada hari ini Tn
Tono dan Istrinya complain kepada petugas jaga, karena sudah 2 hari sejak dia dipindahkan
ke ruangan ini, Tn Tono tidak pernah di periksa oleh dokter dan kondisi tidak ada perubahan.

1. Fase Pra Interaksi

Istri Tn Tono mendatangi Ners Station untuk menyampaikan keluhannya kepada perawat
yang sedang jaga pada saat itu.
Istri Pasien : Pagi, Pak
Perawat : Iya, Selamat pagi, bu. Ada apa ada yang bisa saya bantu?
Istri pasien : saya mau tanya pak. Ini sudah berapa hari kenapa suami saya
tidak dilihat-lihat sama dokter?
Perawat : Mohon maaf bu, ibu keluarga pasien di nomor berapa?
Istri Pasien : Pak Tono yang di bed 3
Perawat : [Perawat mengecek di buku catatan keperawatan] Oh iya bu.
Sebentar saya nanti datang kesana. Nanti saya periksa dulu
Istri Pasien : Kenapa malah abang yang periksa? Soalnya suami say aitu
udah berapa hari gak dilihat sama dokternya. Ini gimana?
Perawat : Iya bu, Saya sekarang kesana.
Istri pasien : Obat-obatannya juga belum ada. Kondisinya juga gitu-gitu aja.
Perawat : baik, bu
2. Fase Orientasi

Perawatnya mendatangi ruangan pasien


Perawat : Selamat pagi pak tono
Pasien : Pagi, pak
Perawat : Perkenalkan saya perawat Real, pak tono. Hari ini saya perawat
yang bertugas untuk bertanggungj awab dengan pak tono dalam
perawatan di shif ini
Pasien : iya pak
Perawat : kalau boleh saya tau, pak tono kenapa? Ada keluhan apa yang
dirasakan, pak?
Pasien : saya ini dari awal masuk, kenapa tidak ada perubahannya?
Perawat : Selain itu, apa yang dirasakan lagi, pak?
Pasien : saya demam, mau muntah, sakit kepala, pusing. Kenapa saya
tidak diperiksa sama dokter, pak?
Perawat : Sebelum nya bapak dirawat di IGD
Pasien : Iya Pak
Perawat : Sebelumnya, di IGD sudah diperiksa dokter ya bapak tono?
Pasien : Sudah, Pak
Perawat : Baik, Pak
Pasien : Tapi itu kan dokter umum, Pak
Perawat : Baik. Jadi begini ya pak, nanti saya akan lapor kepada dokter
kondisi bapak sekarang, mudah-mudahan hari ini dokter bisa
datang untuk memeriksa bapak, ya
Pasien : Iya pak. Kalau bisa secepatnya, Pak
Perawat : Baik pak, mungkin sekitar 10 menit bisa bapak tunggu, Bapak
tunggu sebentar saya akan mencoba menghubungi dokternya
dulu.
Pasien : Iya Pak. Tolong ya Pak
Perawat : Iya, Pak. Saya tahu apa yang sedang dirasakan bapak tono.
Saya juga ingin supaya bapak tono cepat sembuh
Pasien : Baik, pak
Perawat : Oke Pak, saya permisi dulu. Nanti saya Kembali lagi setelah
saya berhasil menghubungi dokter ya, pak
Pasien : Iya Pak
Perawat : Mari Pak [Perawat meninggalkan ruangan]
Pasien : Iya Pak.

3. Fase Kerja

Perawat Mendatangi pasien


Perawat : Pak Tono
Pasien : Iya bagaimana, Pak
Perawat : Baik Pak, sesuai dengan kontrak kita tadi, saya sudah
menghubungi dokter penanggungjawab bapak, dokter nya tadi
sudah menyanggupi akan memeriksa bapak nanti siang sekitar
jam 11 setelah dia selesai kegiatan
Pasien : Masih lama lah, Pak
Perawat : Untuk menanggulangi sementara keluhan bapak, dokter nya
memberikan instruksi untuk memberikan bapak obat dulu, obat
penurun panas nya, obat mual dan sakit kepalanya bapak.
Pasien : hmmm
Perawat : Apakah bapak tidak keberatan saya kasih obat ini ke bapak?
Pasien : Boleh aja Pak. Tidak apa-apalah, yang penting saya cepat
membaik
Perawat : Baik, Kalau begitu, ini obat nya pak, silahkan diminum dulu
[Perawat membuka tempat obat serta air minum dan
memberikannya ke pasien
Perawat : silahkan pak diminum
Pasien : Pak tolong tempat tidur saya dinaikkan dulu
Perawat : Oh iya pak.
Pasien : Terimakasih pak
Perawat : Sabar ya pak. Namanya orang sakit itu harus sabar pak. Kita
juga akan berusaha sebisa mungkin supaya bapak cepat
sembuh
Pasien : Iya Pak [Pasien pun selesai meminum obatnya]
Perawat : apakah tempat tidurnya mau diturunkan lagi, Pak ?
Pasien : tidak usah pak, biar begini saja
Perawat : oh baik, pak.
Pasien : Setelah ini bagaiman, pak
Perawat : ini kita tunggu reaksi obatnya dulu ya pak. Nanti saya Kembali lagi
untuk memeriksa bapak apakah suhu nya sudah turun, apakah
sudah tidak mual lagi dan tidak nyeri kepala lagi. Mudah-mudahan
setelah bapak minum obat, kondisi bapak sudah mulai membaik.
Bapak harus sabar ya, bapak jangan emosi, kita usahakan yang
terbaik untuk bapak.
Pasien : Iya Pak
Perawat : Saya tinggal dulu ya pak. Nanti kalau butuh ada apa-apa,
panggil saya ya pak
Pasien : iya pak. Terimakasih banyak
Perawat : iya pak, sama-sama [Perawat meninggalkan ruangan]

4. Fase Terminasi

Perawat mendatangi Pasien


Perawat : Pak Tono
Pasien : Iya Pak
Perawat : bagaimana kondisinya sekarang, pak tono ? apakah lebih baik
dari yang tadi?
Pasien : udah mendingan sih, pak.
Perawat : Iya Pak
Pasien : Dokternya jadi datang kah pak ?
Perawat : Dokter nya rencana siang ini akan datang memeriksa bapak
Pasien : hmmmm
Perawat : Mohon agak bersabar dulu ya pak
Pasien : Oh iya
Perawat : Tadi sesudah minum obat, apakah bapak merasakan rekasi
alergi?
Pasien : Reaksi alergi sih tidak ada, pak. Hanya saja ini sudah sudah
berkeringat, pak. agak nyaman rasanya
Perawat : Oh syukurlah kalau seperti itu pak
Pasien : Iya Pak
Perawat : Baik Pak, walaupun kondisi bapak sudah agak nyaman
sekarang, tapi dokter tetap akan memeriksa bapak. Bapak harap
menunggu ya.
Pasien : Iya Pak
Perawat : Apakah bapak sudah merasa agak tenang stelah minum obat
tadi?
Pasien : Sudah lumayan, pak
Perawat : Baik Pak, kalau begitu saya tinggal dulu. Nanti kalau dokter nya
sudah datang, kita akan segera kesini
Pasien : Iya Pak
Perawat : Oke, Pak. saya pamit dulu
Pasien : Iya Pak. Terimakasih banyak
Perawat : Sama-sama, Pak
APLIKASI KOMUNIKASI PADA PASIEN REWEL

Nama pemain

1. Gita Chandra Perwira (Perawat)


2. Nanda Rahmayanti (Pasien)
3. Raihan Putri (Adik Pasien)
4. Realisyunsafa Ziliwu (Abang Pasien)

Fase pra-intraksi

Di Rumah Sakit Medan ada seorang pasien berumur 23 tahun, dengan dioagnosa
maag. Pasien cenderung sering marah dan mengkomplain segala sesuatu termasuk soal
makanannya. Pada suatu pagi ada seorang perawat muda yang sedang magang berdinas di
jam pagi sampai siang, mahasiswi perawat Gita

Pagi itu diruang rawat inap pasien sudah ngomel-ngomel dengan keluarganya. Pasien
merasa makanan di Rumah Sakit tidak enak dan tidak ia sukai. Pasien pun ingin makan
dengan makanan yang dilarang karena penyakitnya

Pasien : kenapa sih makananya begini, bubur, dan ikan seperti ini

Adik pasien : kak, inikan memang aturan dari Runmah Sakit yang harus kakak
makan sesuai dengan kadaan kakak sekarang.

Pasien : bang, bias belikan saya nasi kuning?

Abang Pasien : tidak boleh, kamu harus nurut agar cepat sembuh

Fase Orientasi
Pagi itu pukul 07.30 WIB di Rumah Sakit Medan seorang perawat yang sedang berdinas
tersebut menghampiri pasien tersebut.

Perawat : Selamat pagi (tersenyum)

Adik Pasien : iya selamat pagi suster (tersenyum)

Perawat : Permisi. Apa betul ini, Keluarga dari pasien yang ada di kamar ini?

Adk Pasien : Iya benar, Saya Adik dari pasien ini

Perawat : Sebelumnya apakah kakaknya sering mengeluhkan sesuatu?

Adik Pasien : Selama saya disini kakak saya sering marah-marah dan cerewet sus

Perawat : Baik kalau begitu saya akan langsung memeriksa saja ya

Keluarga : Iya silahkan

Perawat : Permisi, selamat pagi mbak (tersenyum)

Pasien : Iya selamat pagi suster (tersenyum)

Perawat : Baik mbak perkenalkan nama saya perawat Gita Chandra Perwira
bisa

dipanggil Gita, saya mahasiswa magang di Rumah Sakit ini, saya

berdinas dari pukul 07.00 sampai 14.00 siang.

Perawat : Dengan mbak siapa mbak?

Pasien : Saya Nanda Rahmayanti, suster bias panggil saya dengan panggilan

Nanda saja

Perawat : Baik mbak saya disini ingin melakukan tindakan yang biasanya

dilakukan setiap pagi dan siang yaitu mengukur TTV atau tekanan

darah, pernafasan, nadi, dan suhgu badan. Untuk mengetahui normal

atau tidaknya mbak.


Pasien : Oh iya sus

Perawat : Sebelumnya ada yang ingin ditanyakan mbak?

Pasien : Tidak sus

Perawat : Baik mbak Nanda, bagaimana keadaan mbak sekarang? Apa yang

mbak Nanda rasakan?

Pasien : Saya merasa lemas, perut saya nyeri karena belum makan dan
makanan

di Rumah Sakit ini tidak sesuai selera saya dan saya ingin makanan
yang

lain yang bukan dari rumah sakit.

Perawat :Baik, tetapi mbak harus tetap makan, biar tidak merasakan lemas dan

maag mbak bias berkurang.

Pasien :(hanya tersenyum)

Perawat :Baik mbak, sekarang saya akan mengecek keadaan mbak dulu ya

Pasien :Iya suster.

Fase Kerja

Perawat : Baiklah mbak saya akan mengukur TTV mbak ya

Pasien : Iya sus

Perawat :(Melakukan pemeriksaan TTV pada pasien)

Perawat :Apakah mbak masih mual dan pusing?

Pasien :Sudah tidak seberapa sus

Perawat :Suhu tubuh mbak 37 derajat celcius dan tekanan darah mbak 120/80
mmHg

Adik Pasien :Apakah kakak saya sudah bias pulang sus?


Perawat :Jika keadaannya semangkin membaik maka besojk sudah bias pulang.

Fase Terminasi

Perawat :Baik mbak kami sudah selesai, kami akan kembali ke ruang perawat
misalkan ada hal yang diperlukan bias pencet tombol yang ada disebelah
mbak, saya akan datang

Pasien :Iya sus terimakasih banyak

Perawat :Baik mbak saya permisi.

Setelah perawat Gita kembali keruang perawat, keluarga kembali berbincang-bincang.

Abang pasien :Tuh dik dengerin apa kata perawat tadi, dibiasakan dulu biar bias makan
nasi kuning lagi, demi kesembuhan adik.

Adik Pasien :(tertawa kecil) Iya bang

Pasien :Iya tapi jangan sop mulu ya diganti-ganti menunya yang sehat

Adik Pasien : Iya kak

Percakapan teraupetik telah selesai dan berakhir maka kesimpulannya adalah akhirnya
pasien mengerti dengan apa yang dijelaskan perawat tadi sehingga pasien dapat
mengaplikasikan nya.
APLIKASI KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN, KELUARGA DAN
TENAGA KESEHATAN LAINNYA

Fase Pra Interaksi

Ditahap ini perawat menyiapkan diri dan semua hal-hal yang diperlukan sebelum
melakukan komunikasi kepada pasien.

Fase Orintasi

Perawat : Selamat pagi, bu. Perkenalkan saya perawat

Keluarga : Selamat pagi, juga

Perawat : hari ini saya yang bertugas dari jam 7 pagi sampai

jam 2 siang di ruangan ini

Keluarga : Iya

Keluarga : Iya benar

Perawat : saya akan mengajukan beberapa pertanyaan terkait kondisi


dan keadaan pasien ini. Apakah ibu tidak keberatan ?

Keluarga : Oh silahkan. Tidak apa-apa

Perawat : Baik Bu.

[Perawat mendekat ke bed tempat tidur pasien terbaring]

Perawat : Nama ibu siapa ?

Keluarga : Nama Anak saya, B

Pasien : Iya, Pak. Nama saya B

Perawat : Umur ibu berapa?

Pasien : saya sudah 25 tahun, Pak

Perawat : Apakah ada keluhan yang Ibu B rasakan saat ini ?

Keluarga : Begini, Pak. Sejak kemarin anak saya ini tidak nafsu makan. Setiap kali saya

kasih makan, selalu dimuntahkan. Ini juga kelihatannya sudah lemas sekali.

Perawat : Apakah ada keluhan lain yang dirasakan Ibu B ?

Pasien : saya kadang-kadang merasa dingin dibagian kaki saya, Pak. Saya sering

menggigil.

Perawat : Baik. Saya akan mengecek TTV nya ibu, B dulu ya

Fase Kerja

Setelah perawat melakukan pengukuran TTV, ditemukan bahwa suhu tubuh pasien
tinggi. Tindakan selanjutnya yang dilakukan oleh perawat adalah mengkonsultasikan kondisi
pasien saat ini kepada dokter yang sedang jaga pada saat itu.

Perawat : Selamat Pagi, dok.

Dokter : Iya Selamat Pagi. Silahkan masuk, Pak

Perawat : Iya Dok


Dokter : Ada apa? Ada yang bisa saya bantu?

Perawat : saya mau konsultasi dok tentang terapi yang akan diberikan kepada pasien

diruangan C

Dokter : boleh saya lihat data pasien nya?

Perawat : Iya Dok. Pasiennya atas nama ibu B. Umur 25 Tahun, Jenis Kelamin

perempuan. Keluhannya, tidak nafsu makan, setiapkali makan selalu


dimuntahkan. Kadang terasa dingin dibagian kaki dan sering menggigil. Suhu
tubuh 38 derajat Celcius, TD: 140/80 dan kondisi pasien lemas dok.

Dokter : Baik. Berikan saja dulu infus RL selama 12 jam, supaya kebutuhan cairannya

terpenuhi

Perawat : setelah itu, apa Tindakan selanjutnya dok?

Dokter : Lakukan pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan darah. Nanti saya akan


visit

jam 11 siang

Perawat : Baik, dok

Setelah konsultasi dengan dokter, perawat langsung memasang infus pasien. Kemudian
perawat menghubungi pihak laboratorium untuk pemeriksaan darah pasien.

Perawat : Permisi, Kak. Saya Perawat dari Ruang C, saya mau memberitahukan bahwa

` ada pasien kami yang akan dilakukan pemeriksaan darah

Petugas Lab : Baik. Saya akan ke ruangan untuk melakukan pengambilan sampel

darahnya

Perawat : baik kak

Petugas Laboratorium datang ke ruangan dan sudah mengambil darah pasien untuk
dilakukan pemeriksaan di lab.
Petugas Lab : saya sudah mengambil sampel darah pasiennya, saya akan Kembali

ke Laboratorium. Nanti jika hasilnya sudah keluar, saya akan telfon

kesini

Perawat : Iya, Kak. Terimakasih

Hasil Pemeriksaan Lab pun sudah keluar, perawat Kembali menghubungi dokter

Perawat : Selamat pagi dok. Hasil pemeriksan darah pasien sudah keluar. Ini

dok silahkan [perawat menyerahkan hasil lab ke dokter]

Dokter : baik, saya cek dulu ya, setelah itu, saya akan langsung memeriksa

kondisi pasien

Setelah itu, dokter melakukan visit pada pasien

Dokter : Selamat siang. Saya dokter D, yang akan bertugas memeriksa

kondisi ibu B hari ini. Bagaimana ibu kabarnya?? Apakah ibu masih

susah makan?

Keluarga : Iya dok, anak saya masih susah makan dan masih panas

Dokter : baik, kalau begitu saya langsung saja ya periksa kondisi ibu B

Pasien : Iya dok

Setelah dokter selesai melakukan pemeriksaan kondisi pasien, dokter pun pergi ke ners
station.

Dokter : berdasarkan hasil pemeriksaan yang saya lakukan berdasarkan

hasil pemeriksaan penunjang, saya mendiagnosa gastritis pada

pasien ini. Karena itu saya meresepkan obat nya, nanti diambil

diambil dibagian farmasi. Nanti tolong obatnya diberikan kepada

pasiennya ya.
Perawat : Baik, Terimakasih, dok

Kemudian perawat menghubungi bagian farmasi untuk mengambil obat yang telah
diresepkan oleh dokter. Setelah itu perawat meberikan obat nya ke pasien

Perawat : Selamat Siang, bu

Pasien : Siang Pak/Bu

Perawat : dokter sudah meresepkan obat untuk ibu. Silahkan diminum ya.

Keluarga : obat nya kapan diminum

Perawat : jadwal pemberian obat, akan kami tentukan ya, bu. Ibu hanya perlu

memberikan obat nya dan pastikan untuk memakan obat itu.

Keluarga : Baik,

Perawat : Ibu B, dimakan ya obat nya

Pasien : baik pak/bu

Perawat : Baik. Saya permisi dulu ya. Semoga ibu B cepat sembuh

Pasien : iya, terimasih

Keluarga : terimakasih pak/bu

Tahap Terminasi

Perawat : Selamat, siang bu

Pasien : Siang Pak

Perawat : bagaimana keadaannya bu setelah memakan obat?

Keluarga : anak saya sudah tidak muntah lagi, pak/bu. Anak saya sudah mulai

makan dan badannya sudah kurang panas lagi

Perawat : bagaimana, ibu B apakah ada lagi yang ibu rasakan setelah minum
obat tadi

Pasien : saya sudah mulai merasa enakan, pak

Perawat : Baik lah. Syukur kalau ibu B sudah membaik. Kita akan terus

memantau kondisi ibu sampai ibu B benar-benar pulh Kembali dan

sehat seperti biasanya. Yang penting, ibu rajin makan obat nya dan

makan dengan teratur ya. Ibu juga harus tetap jaga kebersihan ya

Pasien : baik pak/bu

Perawat : oke bu. Kalau begitu, saya pamit dulu. Nanti kalau ada apa-apa, ibu

datang aja ke nurse station ya. Nanti disana ada rekan perawat yang

lain yang jaga yang menggantikan saya.

Keluarga : baik. Pak

Perawat pun meninggalkan ruangan pasien.

Anda mungkin juga menyukai