Anda di halaman 1dari 7

Skenario Role Play

Komunikasi Terapeutik Pada Anak

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Komunikasi Dalam Keperawatan II

Dosen Mata Kuliah: Daniel Akbar Wibowo,. S.Kep,. Ners,. M.M,. M.Kep

Di susun oleh :
1. Khoerunnisa Silvia Dewi 1420118001
2. Devantry Januartika 1420118022
3. Tia Nirmala 1420118045
4. Ria Fitria 1420118005
5. Galyh Yudha Pratama 1420118004
6. Maulana Mahfub 1420118041
7. Dian Aji Firmansyah 1420118036

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2019
PENDAHULUAN

Anak usia sekolah yang berusia 6 sampai 12 tahun sangat peka terhadap stimulus yang
dirasakannya akan mengancam keutuhan tubuhnya. Oleh karena itu, apabila perawat akan
melakukan suatu tindakan, ia akan bertanya mengapa dilakukan, untuk apa, dan bagaimana
cara dilakukan. Anak membutuhkan penjelasan atas pertanyaannya. Gunakan bahasa yang
dapat dimengerti anak dan berikan contoh yang jelas sesuai dengan kemampuan kognitifnya.
Anak usia sekolah sudah lebih mampu berkomunikasi dengan orang dewasa. Perbendaharaan
katanya sudah lebih banyak, sekitar 3000 kata dikuasai dan anak sudah mampu berpikir
secara konkret. Apabila akan melakukan tindakan, perawat dapat menjelaskan dengan
mendemostrasikannya terlebih dahulu agar anak mengerti dan memahami maksud dari
tindakan tersebut.

Dalam melakukan komunikasi dengan anak terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan
sebelum mengadakan komunikasi secrara langsung, tahapan ini dapat meliputi tahap awal
(Pra Interaksi), tahap perkenalan atau orientesi, tahap kerja dan tahap terakhir yaitu tahap
terminasi.

1. Tahap Pra interaksi


Pada tahap ini yang harus kita lakukan adalah mengumpulkan data tentang klien
dengan mempelajari status atau bertanya keapda orang tua tentang masalah atau latar
belakang yang ada, mengeksplorasi perasaan, proses ini akan mengurangi kekurangan
dalam saat komunikasi dengan cara mengeksplorasikan perasaan aapa yang ada pada
dirinya, membuat rencana pertemuan dengan klien, proses ini ditunjukkan dengan
kapan komunikasi akan dilakukan, dimana dan rencana apa yang dikomunikasikan
serta target dan sasaran yang ada.
2. Tahap Perkenalan atau Orientasi
Tahap ini yang dapat kita lakukan adalah memberikan salam dan senyum kepada
klien, melakukan validasi (Kognitif, psikomotor, afektif), mencari kebenaran data
yang ada dengan wawancara, mengobservasi atau pemeriksaan yang lain,
memperkenalkan nama kita dengan tujuan agar selalu ada yang memperhatikan
terhadap kebutuhannya, menanyakan nama kesukaan panggilan klien karena akan
mempermudah dalam berkomunikasi dan lebih dekat, menjelaskan tanggung jawab
perawat dan klien, menjelaskan peran kita dan klien, menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan, menjelaskan tujuan, menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan
dan menjelaskan kerahasiahan.
3. Tahap Kerja
Pada tahap ini kegiatan yang dapat kita lakukan adalah member kesempatan pada
klien untuk bertanya, karena akan memberitahu tentang hal-hal yang kurang
dimengerti dalam komunikasi, menanyakan keluhan utama, memulai kegiatan dengan
cara yang baik, dan melakukan kegiatan sesuai dengan rencana.
4. Tahap Terminasi
Pada tahap terminasi dalam komunikasi ini kegiatan yang dapat kita lakukan adalah
menyimpulkan hasil wawancara meliputi evaluasi proses dan hasil, memberikan
reinforcement yang positif, merencanakan tindak lanjut dengan klien, melakukan
kontrak (waktu,tempat dan topic) dan mengakhiri wawancara dengan cara yang baik.
SKENARIO ROLEPLAY

(Komunikasi Terapeutik pada Anak yang Demam)

Nama Pemain:

1) Khoerunnisa Silvia Dewi (Bu Ratih)


2) Dian Aji Firmansyah (Pak Joko)
3) Maulana Mahfub (Dokter Agung)
4) Tia Nirmala (Pasien Anna)
5) Galyh Yudha Pratama (Narator)
6) Devantry Januartika (Perawat Rima)
7) Ria Fitria (Perawat Nanda)

 Fase Pra-Interaksi
Pada Rumah Sakit Medika Kasih di kamar Melati 1, terdapat seorang pasien anak
berusia 7 tahun yang bernama Anna Siska. Ia pagi tadi dilarikan oleh kedua
orangtuanya ke Rumah Sakit, karena demam tinggi. Dari hasil pemeriksaan, ternyata
pasien menderita radang tenggorokan. Selain suhu tubuhnya yang berada di kisaran
38,5°C, pasien juga sering mengeluh sakit pada tenggorokannya, pusing dan muntah.
 Fase Orientasi
Siang hari pukul 11, perawat Nanda mengunjungi pasien...
Perawat Nanda : “Assalamualaikum...” (sambil tersenyum)
Orangtua pasien : “Wa’alaikumsalam.....”
Pak Joko : “silahkan masuk suster” (sambil berdiri mempersilakan)
Perawat Nanda : “Terimakasih pak, perkenalkan nama saya suster Nanda. Saya akan
membantu anak ibu selama berada di rumah sakit ini. Oh iya bu,
untuk mempermudah dan memperlancar proses pengobatan anak
Ibu disini, saya akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada
anak ibu. Apakah bisa bu?” (sambil tersenyum).
Ibu Ratih : “Bisa suster.”
Pasien : ( Pasien hanya diam)
Perawat Nanda : “Kalau begitu saya langsung saja bertanya kepada anak ibu”
Ibu Ratih : “Baik suster silahkan”. (sambil tersenyum ramah).
Perawat Nanda : “Halo adik, namanya siapa?” (tersenyum ramah)
Pasien : “Anna Siska” (pelan)
Perawat Nanda : “Wah, namanya bagus. Adek senang dipanggil apa?”
Pasien : “Anna...” (nada pelan)
Perawat Nanda : “Oh....Kalau begitu saya panggil dik Anna saja ya” (sambil
tersenyum ramah)
Pasien : ( Pasien mengangguk)
Perawat Nanda : “Hmm.. nah begini kan kakak jadi enak manggilnya”
Pasien : (Pasien tersenyum)
Perawat Nanda : “Adek, saya mau bertanya sebelum adek masuk rumah sakit apa
keluhan-keluhan yang adek rasakan?”
Pasien : “Tenggorokanku sakit sekali, terus pusing, badanku panas semua, sama
rasanya pingin muntah”(menceritakan dengan pelan dan seperti menahan
rasa sakit)
Ibu Ratih : “Iya sus, kemarin siang sepulang dari sekolah anak saya mengeluh
tenggorokannya sakit.”
Perawat Nanda : “Oh, apa yang adik makan disekolah?”
Pasien : (wajah sedikit takut) “aku nggak makan apa apa kok sus”
Perawat Nanda : “Oh, begitu. Adik mau cerita nggak, Kemarin adik ngapain aja di
sekolah?”
Pasien : (mulai bercerita) “Aku kemarin olahraga sama temen, terus habis olahraga
aku diajak temenku beli es, aku juga ikut beli es”
Perawat Nanda : “Wah, berarti mungkin adik sakit karena minum es”
Pasien : “Begitu ya sus?”
Perawat Nanda : “Iya dik.”
Pasien :”Oh iya sus”
Perawat Nanda : (tersenyum) “ Ya, sudah suster keluar dulu ya, nanti Pak Dokter mau
kesini buat memeriksa adik.
Pasien : “Iya suster.” (tersenyum)
Bu Ratih : “Terimaksih suster”
Perawat Nanda : “Sama-sama bu” (tersenyum)
Perawat Rima : “Permisi, saya mengantarakan makan siang” ( Perawat Rima datang
membawa makanan)
Pak Joko : “Silahkan masuk sus” (menerima nampan makanan) “terimakasih sus”
Perawat Rima : “Sama-sama pak” (tersenyum dan berjalan keluar)
 Fase Kerja
Perawat 2 & Dokter : “Assalamuallaikum....”
Orangtua & pasien : “Walaikumsalam.......”
Dokter : “Selamat sore bapak ibu, kami kemari ingin mengecek kondisi anak bapak
dan ibu.”
Orangtua pasien : “Silahkan dokter.”
Perawat Rima : “Perkenalkan, nama saya suster Rima, di sini saya bertugas untuk
memeriksa suhu dan tekanan darah anak Ibu dan bapak.”
Bu Ratih : “Iya suster silahkan”
Perawat Rima : “Baiklah Ibu”
Perawat Rima menemui Pasien....
Perawat Rima : “Dek, saya mendapat perintah dari dokter untuk memeriksa kondisi
adek. Untuk mengetahui keluhan- keluhan yang adek rasakan, saya
akan melakukan pengukuran suhu tubuh dan tekanan darah adek
dulu ya” (Perawat menjelaskan tentang tindakan yang akan
dilakukan)
Pasien : (Pasien hanya menganggukkan kepala)
Perawat Rima : “Dek Anna tenang saja ya , selama saya periksa. Permisi ya dek saya
mau mengukur suhu tubuh adek dulu. (sambil tersenyum ramah
kepada pasien). Hmm..baiklah dek saya sudah melakukan
pengukuran suhu tubuh Adek”
Pasien : “Iya suster”
Disisi lain, dokter sedang memeriksa laporan data pasien. Dia melanjutkannya
dengan memeriksa tenggorokkan pasien. Setelah itu meminta perawat menjelaskan
hasil pengukuran suhu dan tekanan darah pasien.
Dokter : “Ayo buka mulutnya dik” (mengarahkan senter ke mulut pasien)
Pasien : (membuka mulutnya)
Dokter : “Pinter. Masih sakit nggak tenggorokkannya?”
Pasien : “Masih dokter”
Dokter : “Masih mual atau pusing?”
Pasien : “Udah nggak dokter.”
Dokter : “Kalau begitu suster, berapa suhu tubuhnya?”
Perawat Rima : “Suhu tubuhnya 37°C dok”
 Fase Terminasi
Bu Ratih : “Jadi bagaimana dengan kondisi anak saya dokter? Apa demamnya sudah
turun?”
Dokter : “Alhamdulillah bu, demamnya sudah turun, dan kondisi anak ibu sudah
mulai membaik.”
Pak Joko : “Bagaimana dengan tenggorokan anak saya yang masih sakit
dok?”(cemas)
Dokter : “Nanti juga akan segera sembuh, asalkan banyak minum air putih, minum
obat teratur dan istirahat yang cukup, insyaallah dalam satu atau dua hari,
anak ibu sudah baikan.”
Bu Ratih : “Apakah anak saya sudah bisa pulang dok?”
Dokter : “Jika kondisinya semakin baik, besok anak ibu sudah kami izinkan pulang.”
Bu Ratih :”Terimakasih dokter.”
Dokter : “Sama-sama bu, tolong diperhatikan makanan yang dimakan anak ibu ya,
dan pastikan makanan atau pun minuman yang dikonsumsi sehat. Agar
radang tenggorokannya tidak kambuh lagi.”
Pak Joko : “Baik dokter, kami akan ingat pesan dokter.”
Dokter : “Kami permisi dulu ya pak bu.” (menuju pintu)
Bu Ratih : “Iya dokter.” (tersenyum)
Dokter dan perawat Rima meninggalkan pasien dengan orangtuanya. Keesokan
harinya, Anna sudah diizinkan pulang ke rumahnya.

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai