Anda di halaman 1dari 23

Kelompok 2 :

Mullida Putri Yanda 1801011017


Putri Ramadani 1801011091
Lidiyah Syafutri 1801011227
Tiara Wulandari 1801011311
Muhammad Nur Hafidh 1801011328
Sella Sundari 1801011342
Irah Astutty Maharani 1801011449
BIOEKUIVALENSI

Kelas : 7E
Dosen Pengampu :
Luthvia, S.Farm.,M.Si.,Apt.
Pengertian Bioekuivalensi

DAFTAR ISI

Metode Uji Bioekuivalensi

Tujuan Uji Ekivalensi

Uji Klinis

Uji In Vitro
Pendahuluan

Alasan utama dilakukan suatu bioekivalensi adalah karena produk


obat yang dianggap ekuivalen farmasetik tidak memberikan efek
terapetik yang sebanding pada penderita. Studi bioekivalensi
berguna daam membandingkan bioavaibilitas suatu obat dari
berbagai obat. Apabila produk-produk obat dinyatakan
ekuivalensi, maka efek terapetik dari produk-produk obat ini
dianggap sama. Dengan ini efektifitas pengobatan akan dicapai
dengan baik.
Bioekuivalensi
Pengertian Bioekuivalensi
Bioekuivalensi adalah istilah dalam farmakokinetika
yang digunakan untuk menilai kesetaraan biologis
dalam makhluk hidup dari dua produk obat. Jika dua
produk dikatakan bioekuivalen, berarti dua produk
tersebut diharapkan memiliki efek yang sama.
Dua produk obat disebut bioekivalen jika keduanya mempunyai
ekivalensi farmaseutik atau merupakan alternatif farmaseutik
dan pada pemberian dengan dosis moral yang sama akan
menghasilkan biovailabilitas yang sebanding sehingga efeknya
akan sama, dalam hal efikasi maupun keamanan.
Metode Uji Bioekuivalensi
Uji bioekuivalensi adalah.....
sebuah uji bioavailabilitas komparatif,
yang digunakan untuk membandingkan produk obat copy
dengan produk obat inovator, yaitu dengan membandingkan
Uji
profil kadar obat dalam darah atau urin pada subyek manusia.
bioekuivalensi??? Untuk itu pelaksanaan uji bioekuivalensi harus mengikuti
pedoman Cara Uji Klinik yang Baik (CUKB) dan harus lolos kaji
etik.

Uji bioekuivalensi dilakukan terhadap subyek yang sama untuk


menghilangkan variasi biologis, uji klinis bioekivalensi terdiri
dari :

Subyek Uji Pengambilan Sampel Darah


Diutamakan berbadan sehat, bisa
D Sampel darah harus diambil pada waktu-
laki maupun perempuan, bukan
laki-laki waktu tertentu yang menggambarkan
perokok tidak memiliki alergi obat.
perokok, adanya proses ADME.
Prosedur
Subyek uji harus dipuasakan 10 jam
sebelum pemberian obat.
Tujuan Uji Bioekuivalensi

Untuk menjamin efikasi, keamanan


1 dan mutu produk obat yang beredar

Menjamin produk obat “copy” yang akan


2 mendapat izin edar bioekivalen dengan
produk obat inovatornya

Pada penyakit ringan tidak terlihat,


3 pada penyakit berat tidak etis

Endpoint yang diukur seringkali kurang


4 akurat sehingga variabilitasnya besar,
sehingga dibutuhkan sampel yang besar
Metode Uji Bioekuivalensi

Uji bioavailabilitas komparatif Uji Farmakodinamik Komparatif


01 Dirancang untuk menunjukkan bioekivalensi antara 02 Menitikberatkan pada perbandingan formulasi berdasarkan analisa
produk uji dengan produk obat pembanding yang lebih difokuskan pada pelepasan bahan aktif dari produk obat
dan penyerapannya ke dalam peredaran sistemik.

Uji Disolusi In Vitro Komparatif


03 Yang dilakukan untuk menunjukkan similaritas ataupun 04
perbedaan profil disolusi antara obat uji dengan obat
inovator/komparator.

05 06
Kriteria Uji Bioekuivalensi

01 02 03

Produk yang memerlukan uji Produk yang memerlukan uji Produk yang tidak
ekuivalensi in vivo ekuivalensi in vitro memerlukan uji ekuivalensi
Kriteria Dan Pedoman Uji Bioekuivalensi
Produk obat yang memerlukan
1. Obat oral lepas cepat yang bekerja
pengujian in vivo
sistemik, yaitu apabila :
Uji BE secara in vivo dapat dilakukan
dengan studi bioekuivalensi
farmakokinetik, studi farmakodinamik
komparatif dan uji klinik komparatif. d. Eksipien obat maupun cara produksi obat
dapat mempengamhi bioavailabilitasnya.

c. Obat terbukti mempunyai masalah


bioavailabilitas
b. Obat dengan indeks terapi sempit/ indeks
a. obat-obat critical use drugs seperti keamanan sempit, seperti digoksin,fenitoin,
antiretroviral,antimalaria dan antibakteri obat-obat sitostatika.
dimana obat-obat ini digunakan untuk
mengobati penyakit serius dan dibutuhkan efek
terapi yang pasti.
Lanjutan...

2. Obat non-oral dan non-parenteral yang


dirancang untuk bekerja secara
sistemik,misalnya transdermal, supositoria.
3. Obat lepas lambat yang bekerja sistemik.
4. Obat non larutan yang diharapkan bekerja
lokal

Produk obat yang memerlukan penguiian in


vitro
Kriteria obat yang cukup melalui uji in
vitro antara lain :
1. Obat-obat yang tidak memerlukan uji in
vivo
2. Produk obat copy yang hanya berbeda kekuatan yang diproduksi oleh
pabrik yang sama ditempat produksi yang sama,, terdiri dari :

a. Komposisi kualitatifnya sama.

c. Uii bioekivalensi telah dilakukan


b. Rasio antara zat aktif dan zat-zat
sedikitnya pada salah satu kekuatan
tambahannya sama, atau untuk kadar zat
(biasanya kekuatan yang tertinggi, kecuali
aktif yang rendah (< 5%), rasio antara
untuk alasan keamanan dipilih kekuatan
zat-zat tambahannya sama.
yang lebih rendah).

3. produk obat dengan perubahan kecil (minor) dalam d. Farmakokinetiknya linear pada kisaran dosis terapi.
formulasi atau pembuatannya yang dilakukan setelah
diberi izin pemasaran.
Obat-obat Yang Tidak Memerlukan Pengujian Bioekuivalensi

1. Produk obat copy untuk


penggunaan intravena.
4. Produk obat copy berupa bubuk
unturk dilarutkan dan sebagai
2. produk obat copy untuk penggunaan larutan.
parenteral lain (intramuskular,
subkutan).
5. Produk obat copy berupa gas.
3. Produk obat copy berupa larutan
untuk penggunaan oral (sirup, eliksir,
atau larutan bukan suspensi).
6. Produk obat copy larutan untuk
tetes mata/telinga
Syarat Studi Bioekuivalensi

STEP STEP STEP STEP STEP


1 2 3 4 5

Jika standar pembanding


Dalam studi Pembanding susah didapatkan, dapat Produk pembanding
bioekuivalensi, satu hendaknya diberikan digunakan standar hendaknya merupakan
formulasi obat dipilih dengan rute yang pembanding berupa suatu
produk yang diterima
sebagai standar sama seperti formula formulasi yang sedang
dipasarkan dan yang telah oleh profesi kesehatan
pembanding dari yang dibandingkan
diakui, secara ilmiah
formulasi obat lain mempunyai data keamanan
dan efikasi yang tepat
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam uji bioekivalensi:

Adanya pemahaman terhadap Stabilitas obat dalam sampel.


farmakokinetik obat (adsorbsi,
distribusi, metabolisme, dan eliminasi).
A
B D
Pemilihan metode analisis yang tepat :
hal ini diperlukan untuk mengetahui
C Penyusunan percobaan protocol
efek samping, efek toksik, penanganan
yang tepat.
terhadap efek-efek tersebut.
Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam
Rancangan Percobaan Bioekivalensi

Sediaan pembanding Subjek percobaan dan kriteria

Modalitas Senyawa yang


Jumlah Desain Interval waktu
pengambilan akan dianalisis
subjek percobaan pemberian
sampel dan metodenya

Frekuensi dan waktu Jenis sampel yang


pengambilan sampel akan dikumpulkan
Rancangan Dan Pelaksanaan Uji Bioekivalensi :

01 02 03

Harus mengikuti Protokol harus lolos Protokol harus mendapat


Pedoman Cara Uji kajian ilmiah dan persetujuan BPOM
Klinis yang Baik kajian etik sebelum sebelum penelitian
(CUKB) penelitian dimulai dimulai
Sedangkan untuk obat copy baru, uji BE akan diminta pada saat registrasi
untuk menunjukkan bahwa produk yang diregistrasikan ekivalen farmasetik
dan bioekivalen terhadap produk referensi, yakni produk originator.

Pasca persetujuan registrasi,


registrasi uji BE juga bisa diterapkan jika terjadi
perubahan pada formulasi atau proses manufaktur, sepanjang daur hidup
produk. FDA memberikan pedoman tingkat perubahan untuk menentukan
apakah perubahan tersebut mengharuskan uji BE ulang atau cukup dengan
uji komparasi in vitro.
Untuk Obat Baru Dan Produk Obat Baru, Uji BE
Digunakan Untuk Membandingkan :

Formulasi yang Formulasi uji


Formulasi awal digunakan dalam klinis dan produk Ekivalensi
dan akhir uji uji klinis dan uji obat yang akan produk antar-
klinis stabilitasi, jika ada dipasarkan, jika potensi
perbedaan ada perbedaan

01 02 03 04
KESIMPULAN

Selama perkembangannya,
perkembangannya studi bioekivalensi
diperlukan sebagai studi yang menjembatani
antara formulasi untuk uji klinik dan produk obat
yang akan dipasarkan.
DAFTAR PUSTAKA

Biopharmaceutics Coordinating Committee, Guidance for Industry : Bioavailability and


bioequivalence studies for orally administered drug products - general considerations.
Bethesda: Center for Drug Evaluation and Research (CDER), US FDA; 2000.

Health Canada, Guidance for Industry : Conduct and analysis of bioavailability and
bioequivalence studies - part A : Oral dosage formulations used for systemic effects.
Ottawa, Ontario: Health Products and Food Branch, Ministry of Health, Canada; 1992.

Committee for Proprietary Medicinal products (CPMP). Note for guidance on the
investigation of bioavailability and bioequivalence. London : EMEA; 2001.

Hakim, lukman. 2002. Farmakokinetika.


Farmakokinetika Yogyakarta:Bursa buku

Husniah, r. 2007. Obat-obat


obat penting. Jakarta:Elex media komputindo

Marketing authorization of pharmaceutical products with special reference to multisource


(generic) products : a manual for a drug regulatory authority. Regulatory Support Series,
No, 5. Geneva : WHO; 1999,
1999 p. 109-46.

Shargel, l. Dan yu. 2005.


2005 Biofarmasetika dan farmakokinetika terapan. Edisi 2.
Surabaya:Airlangga university press
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai