Pemeran
Pada suatu hari, dipagi hari yang cerah. Seperti biasa suasana pagi hari di RSU
dr.Slamet Hilir mudik para perawat yang sibuk merawat pasien yang sedang sakit. Di salah
satu ruangan , ada seorang pasien bernama Yulvida Dwi Melika berumur 30 tahun menderita
apendiksitis dan harus segera dioperasi.
(Perawat datang membawa thermometer, alat tensi, buku dokumentasi dan obat
Pasien : “Waalaikumsalam.”
Perawat 1 : ”Selamat sore , Ibu perkenalkan nama saya Mery Mawarni, hari ini saya
sedang dinas siang diruangan ini dari pukul 14.00 sampai pukul 21.00 dan bila ibu ada
keluhan atau masalah kesehatan ibu bisa menghubungi saya atau perawat lain”
Perawat 1 :”Maaf bisakah ibu upi menjelaskan lebih rinci bagaimana keadaan ibu
dengan lengkap?” (CLARIVICATION)
Pasien :”Semenjak saya masuk kemarin ke RS ini, saya sudah sangat merasa sakit
dibagian perut , lalu saya demam tinggi, bahkan saya juga mual muntah, semalaman saya
tidak bisa tidur”
Perawat 1 :”Oh iya bu, berdasarkan data pengkajian yang kami dapatkan, ibu
menderita apendiksitis atau sering disebut usus buntu, sakit dibagian perut itu karena
infeksi di umbai cacing ibu” (INFORMING)
Pasien :”Oh begitu yah, duh.. Saya lagi sakit begini, tapi anak saya yang sekarang
SMA ikut neneknya di Bandung.”
Pasien :” Saya tinggal berdua sama suami saya, saya kangen sama anak saya”
Perawat 1 :”Maaf ibu, bisakah kita kembali ke pembicaraan penyakit ibu sekarang”
(FOCUSING)
Perawat 1 :”Ibu saya akan melakukan pemeriksaan suhu dan tekanan darah,
apakah ibu bersedia?”
Dokter :”Assalamualaikum”
Pasien :”Waalaikumsalam”
Dokter :”Bagaimana sus apakah sudah diperiksa suhu dan tekanan darahnya? ”
Perawat 1 :”Sudah dok, Tekanan darahnya 110/80 dan suhunya cukup tinggi yaitu
38,8 derajat celcius dok”
Dokter :”Hmm, Cukup tinggi juga panasnya. Suster, tolong siapkan alat kompres
lalu lakukan kompres pada pasien ini sekarang juga”
Dokter :” Ibu saya akan memeriksa kondisi ibu, apakah ibu bersedia?”
Dokter :”Dilihat dari pengkajian suhu istri bapak cukup tinggi dan hasil tes
pengambilan darah kemarin menunjukan bahwa istri bapak harus segera dilakukan
operasi
apendiktomi yaitu pemotongan apendik atau umbai cacing yang mengalami peradangan.”
(INFORMING)
Suami :”Jadi istri saya harus dioperasi dok? Apakah tidak ada jalan lain
selain operasi?”
Dokter :”Karena usus buntu istri bapak sudah parah sebaiknya segera
dilakukan operasi sebelum kondisinya bertambah parah”
Suami :”Lalu apa yang akan terjadi jika operasinya tidak dilakukan
dok?”
Dokter :”Usus buntu istri bapak akan membesar dan akhirnya akan pecah, jika
pecah kumannya akan menyebar ke usus” (INFORMING)
Suami :”Baiklah jika operasi adalah jalan terbaik bagi istri saya”
Dokter :”Tenang saja bu, kami akan memberikan obat bius agar ibu tidak
merasakan sakit saat dioperasi”
Dokter :”Oh iya ibu, sebelum dioperasi ibu harus berpuasa selama 12 jam. Berarti
dari mulai sekarang jam 18.00 sampai besok pagi jam 06.00 pagi hari. Untuk jadwal
operasi nanti pagi sekitar jam 08.00 pagi. Harap persiapkan mental dan psikologis ibu”
(INFORMING)
Dokter :”Pak, bu, saya akan menghubungi pihak rumah sakit untuk
mempersiapkan operasi ibu besok, jadi saya tinggal dulu ya pak bu”
(Sebelum dokter meninggalkan ruangan, dokter bertemu dengan suster yang baru datang
membawa alat kompres).
Dokter :”Sus, pasien yang bernama Yulvida harus dioperasi besok, saya akan
menghubungi pihak rumah sakit untuk mempersiapkan operasi apendiktomi besok.”
(Dokter meninggalkan ruangan tersebut, dan perawat masuk untuk mengkompres pasien)
Perawat 1 :”Ibu, karena suhu ibu cukup tinggi, saya akan mengkompres ibu, apakah
ibu bersedia?”
Pasien :”Iya”
Perawat 1 :”Berarti ibu harus puasa ya bu, supaya saat operasi nanti tidak terjadi kerja
usus yang berlebihan dan operasinya berjalan dengan lancar”
Perawat 1 :”Pak, saya tinggal dulu yah. Ini alat kompres saya tinggal disini. Tolong
yah pak setelah ini bapak melanjutkan untuk mengkompres ibu, sampai suhu tubuhnya
menurun. Jika ada sesuatu yang kurang jelas bisa menghubungi saya diruang perawat”
Perawat 1 :”Sama-sama, ibu kalau begitu sekarang ibu istirahat, jangan banyak pikiran
siapkan diri ibu untuk menjalani operasi, semoga cepat sembuh ya bu. Assalamua'alaikum.”
Pasien : “Waalaikkumsalam”
(Keesokan harinya pada pukul 07.00 Pagi, datang seorang perawat yang berbeda dari
perawat pertama, untuk memberitahukan operasi akan dilakukan segera).
Perawat2 :”Assalamualaikum”
Pasien :”Waalaikumsalam”
Perawat2 :”Ibu, perkenalkan nama saya Usman Rahmat. Kebetulan sedang dinas pagi
di ruang ini dari jam 07.00 sampai jam 14.00, jika ibu ada keluhan atau masalah kesehatan
ibu bisa menghubungi saya atau perawat lain”.
Pasien :”Iyah”
Perawat2 :”Oh, begitu ya bu. Ibu sebentar lagi ibu akan dilakukan operasi usus buntu
yah bu? Apakah ibu sudah siap?”
Pasien :”Saya agak takut”
Perawat2 :”Tenang saja bu, disini sudah banyak pengalaman dalam melakukan
operasi usus buntu, dan setelah dilakukan operasi Alhamdulillah banyak yang
sembuh”
Perawat2 :”Ibu, agar ibu tidak terlalu tegang dan takut. Coba ibu lakukan relaksasi
yaitu tarik nafas dari hidung lalu keluarkan lewat mulut, ulangi selama tiga kali”
Pasien : (menarik nafas lewat hidung dan membuang nafas dari mulut selama 3x)
Perawat :”Bagus, kalau begitu. Oh iya Ibu menurut pengkajian kemarin, suhu ibu
tinggi yah bu?”
Pasien :”Iya”
Perawat2 :”Sekarang saya akan memeriksa suhu ibu apakah ibu bersedia?”
Perawat2 :”selanjutnya saya akan memeriksa tekanan darah ibu, apakah ibu
bersedia?”
Pasien :”Silahkan”
Perawat2 :”Ibu, setelah saya periksa, Alhamdulillah ya bu. Suhu ibu mendekati
normal, dan tekanan darah ibu juga normal. Sekarang sudah pukul 07.00 . Satu jam lagi akan
dilakukan operasi usus buntu ibu. Persiapkan diri ibu, dan semoga operasinya berjalan
lancar.”
Pasien :”Terimakasih”
Perawat :”Waalaikumsalam”