Anda di halaman 1dari 11

SCRIPT ROLE PLAY SKENARIO 5 KELOMPOK 11 (2)

Dokter : dr. Rara Ngesthi (text kuning)


Perawat : Ners. Nanda (text biru)
Apoteker : Apt. Alfi (text biru)
Fisioterapis : Fis. Widya (text ungu)
Pasien : Ibu Sri Wahyuni (text hijau neon)
Narator : Safirah Harum
Keluarga pasien : Safirah Harum (text merah)

Narator :
[Setting : UGD]
(Seorang perempuan usia 60 tahun datang ke UGD RS UMM dibawa keluarganya dengan
keluhan lemah tubuh sebelah kanan yang terjadi secara mendadak ketika sedang melihat
acara di TV, dan mengeluhkan sakit kepala terutama sebelah kiri dan disertai muntah)
Perawat :“Permisi ibu, langsung ke bed sebelah sana ya” (menunjuk ke arah bed yang
kosong di UGD sambil membantu menuntun pasien ke bed)
Narator : (Perawat memanggil dokter)
Perawat : “Permisi dokter ada pasien yang baru masuk dengan kelumpuhan sebelah kanan"
Dokter : “Baik, saya segera kesana, bed nomer berapa sus??”
Perawat: bed nomer 2 dok.
Narator : (Dokter dan perawat datang ke bed pasien, dengan kondisi pasien berbaring di
bed)
Dokter : “Assaamualaikum ibu saya dr.Rara yang sedang bertugas di UGD hari ini, permisi
dengan ibu siapa nggih??
Pasien : “Dengan ibu Sri dokter” (berbicara pelo)
Keluarga Pasien : “Saya Safirah, ponakan beliau dokter”
Narator : (Pasien tampak stabil, tidak ada gangguan A-B-C dan penurunan kesadaran)
Dokter meminta kepada perawat untuk dilakukan pemeriksaan TTV)
Dokter : “Sus, minta tolong ya untuk di cek TTV pasien sambil saya anamnesis”
Perawat : “Baik dokter” “Permisi ibu, saya perawat Nanda yang jaga pada siang hari ini
dari jam 14.00 - 20.00. Disini saya akan mengukur tensi, nadi, pernapasan, suhu dan
tingkat kesadaran, ibu. Apakah ibu bersedia? ”

Pasien : “Iya, silahkan suster”


Narator : (Dokter melanjutkan anamnesis kepada pasien, sambil perawat melakukan
pemeriksaan TTV)
Dokter :“permisi ibu ada keluhan apa datang ke UGD?”
Keluarga Pasien : “Ini dok, tante saya tadi pagi tiba-tiba merasa lemes”
Pasien : “Begini dok, tadi pagi itu saya lagi nonton TV, terus tiba-tiba bagian kanan tubuh
saya jadi lemah gitu dok” (cara berbicara pelo, sambil mehanan sakit dan
memegangi kepala kirinya yang sakit)
Dokter :“Ohh kelemahan tubuh mendadak di sebelah kanan, lalu apakah
sebelumnya Ibu Sri pernah punya keluhan seperti ini?”

Pasien : “Belum pernah ada dokter”


Dokter : “Selain kelemahan tubuh apa ada keluhan lain bu?”
Keluarga pasien : ”Tadi tante saya sempat muntah dokter setelah lemes”
Dokter : “Sebelum muntah apakah ibu merasa mual? Sakit kepalanya sebelah mana bu?”
Pasien : “Tidak ada dokter, tadi pas saya menonton TV saya tiba tiba langsung muntah dok.
Kemudian kepala saya yang sebelah kiri juga terasa sakit dok”
Dokter : (mencatat rekam medik) “ohh baik bu, Itu langsung muntah atau ada mual2 dulu ya
bu?”
Pasien : “Tidak dokter langsung muntah begitu saja dok”
Dokter : "berapa kali muntahnya bu?"
Pasien : "satu kali dokter"
Dokter : "lalu untuk sakit kepalanya itu rasanya seperti apa bu, berputar atau seperti ditindih
benda berat?"
Pasien : "seperti ditindih benda berat dok"
Dokter :”ohh baik, sebelumnya apakah ibu pernah mengalami hal serupa seperti ini?”
Keluarga pasien : “Tante saya ini pernah masuk RS gara-gara tekanan darah tinggi dokter”
Dokter : (mencatat rekam medik) “Oh baik bu Sri, jadi bu Sri sudah sakit darah tinggi?
Kalau boleh tahu sejak kapan ya bu? Apakah ibu sudah pernah mengkonsumsi obat darah
tinggi sebelumnya?”
Keluarga pasien : “Kayaknya sudah lama dok, tapi saya lupa pastinya kapan. Setahu saya
tante saya ini paling males kalo disuruh berobat, jadilah penyakitnya
disimpen sendiri”
Dokter :(mencatat rekam medik) “ohh begitu… jadi nda rutin minum obatnya yaa, lalu selain
itu apakah ada keluhan atau riwayat sakit yang lain?”
Keluarga pasien : “sepertinya ga ada dok”
Dokter : “Ohh baik. lalu di keluarga ibu Sri ini adakah yang punya keluhan yang sama atau
punya penyakit hipertensi ya bu?’
Keluarga pasien : “Sepertinya ga ada dok, tapi kalau soal penyakit sih kakek saya, bapaknya
tante Sri ini meninggal karna sakit jantung”
Dokter : (mencatat rekam medik) “ohhh begitu, kalau boleh tau apa sudah lama
meninggalnya?”

Keluarga pasien : “Sudah lama dokter, waktu saya kecil, tapi ga inget tahun pastinya”

Dokter : “kalau boleh tau usia bu Sri sekarang berapa?”


Keluarga pasien : “60 tahun dokter”
Dokter : “baik, lalu untuk aktivitas sehari hari apa ibu bekerja atau
bagaimana?”

Keluarga pasien : “Pekerjaan tante saya ini sebagai guru, dokter”


Dokter : “ohh guru, berarti mulai beraktivitas sejak pagi ya bu, biasanya rutin sarapan atau
nda ibu?”
Pasien : “ biasanya saya suka sarapan gorengan sama selalu minum kopi dok” (berbicara
pelo)
Keluarga pasien : “iya dokter bener ini tante saya suka sekali makan goreng-gorengan, ga
ketinggalan sama kopinya, katanya kalau ngga minum kopi nanti waktu mengajar di sekolah
ga semangat, lemes jadi ngantuk begitu”
Dokter : “ohhh begitu, lalu biasanya kalau waktu makan siang sm makan malam itu
menunya bagaimana ya bu?”
Keluarga pasien : “kalau makan siang itu sukanya jajan diluar dokter kyk beli bakso,
pangsit, dan selalu ga ketinggalan itu gorengannya itu lo dok, sm kopinya, kalau malam
biasanya sering makan sate, soto daging dan selalu beli diluar dokter, pada dasarnya ini tante
saya juga nda bisa memasak jd seringnya beli”
Dokter :”wahh begitu rupanya, nah terus ibu rutin berolah raga atau tidak?”
Pasien : “ndak dokter, soalnya saya suka capek kalau olahraga sebentar” (Berbicara pelo)
Dokter :“Oke baik terimakasih banyak atas informasinya ibu”

Narator : (Kemudian perawat melaporkan hasil pemeriksaan TTV pasien)


Perawat :“Permisi dokter untuk hasil tensinya 225/120mmHg, nadi 100x/menit, RR
24x/menit, suhu badannya 36,5 derajat celcius, dan GCSnya 456 dok”
Dokter :”Baik terimakasih sus, untuk diawal kita beri oksigen, resusitasi cairan, dan
pasangan kateter”
Perawat : “Baik dokter”
Narator : (Dokter meminta perawat untuk memberikan O2 nasal dan pengambilan sampel
darah pasien untuk di cek darah lengkap di lab)
Dokter : “Sus, tolong bu Sri dilakukan elevasi kepala 20-30 derajat, pasang O2 nasal kanul
2L/mnt, lalu pasang infus NS ya, jangan lupa sekalian ambil sampel darah saat pasang infus
untuk cek darah lengkap ke lab, sama pasang kateter. ini saya lanjutkan untuk pemeriksaan
fisik pada ibu Sri”
Perawat :”Baik, dokter”
"Permisi ibu, saya hendak memasang nasal canul untuk pemenuhan kebutuhan oksigen,
kemudian saya akan memasang infus yang bertujuan untuk mencukupi kebutuhan cairan
didalam tubuh ibu dan akan mengambil darah ibu untuk dilakukan cek darah lengkap.
Selanjutnya, saya akan memasang kateter. Apakah ibu bersedia?"
Pasien: " Iya Sus, silahkan".
Narator: perawat menyiapkan untuk pemasangan kateter. Perawat menutup sketsel dan
menjaga privasi pasien.
Perawat:" Permisi ibu, kakinya diangkat selebar bahu ya. Saya akan memasukkan kateter,
sambil ibu tarik nafass. Jangan ditahan ya bu, biar tidak sakit.
Pasien : iya, baik sus
(Perawat memasukkan kateter dengan teknik steril, dan kemudian dokter datang untuk
melakukan pemeriksaan fisik)
Dokter : "Permisi ya bu Sri saya izin untuk melakukan pemerikaaan fisik apakah
diperkenankaan?"
Pasien : iya, silahkan dokter
Narator : (Dokter melanjutkan pemeriksaan neurologis pada pasien)
Dokter : “Permisi ya bu saya periksa kesadaran ibu.., (GCS 456), selanjutnya saya periksa
tes kaku kuduk ya bu.. (kaku kuduk + brudzinski I),
Dokter : “selanjutnya saya cek kekuatan otot ya bu jadi nanti saya suruh ibu untuk
mengangkat tangan atau kaki lalu nanti akan saya beritahanan apa ibu mengerti?”
Pasien : iya, mengerti dokter
Dokter :“Pemeriksaan selanjutnya saya mau cek sensorik ibu nanti silahkan ibu menutup
mata dan nanti saya akan menanyakan beberapa hal dan ibu menjawab sesuai dengan yg ibu
rasakan, apa ibu mengerti?”
Pasien : iya, mengerti
Dokter : “selanjutnya saya akan periksa reflek fisiologis pada ibu dengan mengetukkan
hammer ke siku dan lutut ibu apa ibu berkenan?”
Pasien : iya, silahkan dok
Dokter :“selanjutnya saya akan periksa reflek patologis pada ibu nggih, apa ibu berkenan?”
Pasien : iya, silahkan
Narator : (setelah melakukan pemeriksaan fisik pada bu Sri Dokter menulis resep untuk
terapi oksigen dan resusitasi cairan).
Dokter : “Bu Safirah, ini resep obat untuk Bu Sri. Tolong segera ditebus ke poli farmasi ya
bu”
Keluarga pasien : “baik dokter”

Dari hasil pemeriksaan neurologi didapatkan hasil : Meningeal sign (+), (kaku kuduk +),
parese N.VII (7) dan N.XII (12), pemeriksaan motorik K (Kekuatan otot) ⅖ ⅗ , RF
(Reflek fisiologis) +3/+2, RP (Reflek patologis)-/-, +/- , sensorik hemiparesis dekstra
Narator : (Bu Safirah segera menuju poli farmasi)

[Setting : Poli Farmasi RS UMM]


Apoteker : “Assalamualaikum ibu, saya dengan Apotekr Alfi ada yang bisa dibantu?”
Keluarga pasien :“Waalaikumsalam. Bu ini saya mau nebus obat, buat tante saya yang
barusan masuk UGD”
Narator : (Apoteker membaca resep obat dan menyiapkan obat sesuai dengan yang
dituliskan dalam resep)
Apoteker : “mohon maaf bisa saya lihat terlebih dahulu resepnya?”
Keluarga pasien : “ini bu resepnya”
Apoteker : “baik, mohon ditunggu sebentar ya”
Apoteker : “Resep atas nama ibu sri dari UGD?”
Keluarga pasien : “Saya bu”
Apoteker : “Bu, ini untuk biaya obatnya. Dan ini obat pasien. Tolong segera diberikan ke
perawat di UGD ya”
Keluarga pasien :“baik bu terimakasih.” (segera beranjak menuju UGD)

(setting : UGD)
Narator : (Obat yang ditebus sudah ada di tangan perawat)
Perawat :“Dokter semua obat sudah ditebus oleh keluarga pasien”
Dokter :“Baik sus, tolong beri manitol drip 100 cc 0,5 gr/kgBB/kali dalam waktu 15-30
menit, 4-6 kali sehari, injeksi nicardipin iv bolus pelan 5mg/jam”
Perawat :“Baik dokter”
"Permisi ibu, saya disini akan memberikan injeksi obat nicardipin yang bertujuan untuk
menurunkan tekanan darah".
Narator : (Perawat melakukan injeksi obat)
Dokter :“Bu Safirah, karena bu Sri ini masih perlu di observasi, sehingga bu Sri perlu rawat
inap, apakah ibu setuju?
Keluarga pasien :“Oh kira-kira berapa hari dokter?”
Dokter :“Masih kita observasi dulu ya bu, untuk waktunya nanti akan kami
beritahukan kembali,

Keluarga pasien : "Ohh begitu, baik dokter gapapa yang penting tante saya bisa
sembuh"

Dokter : "nggih bu, sekarang ibu bisa mengurus administrasi ke bagian administrasi
rumah sakit untuk mengurus rawat inap bu Sri ya bu”

Keluarga pasien :“baik dokter”


Narator : (Dokter UGD berkonsultasi pada dokter spesialis saraf melalui telepon
menjelaskan bahwa ada pasien bernama ibu Sri dengan keluhan utama mengalami
kelumpuhan setengah badan sebelah kanan, sakit kepala sebelah kiri, sebelum ke rumah
sakit bu Sri muntah tanpa didahului mual, berbicara pelo, pasien tidak mengalami
penurunan kesadaran, ABC tidak terganggu, namun hasil pemeriksaan TTV memiliki
tekanan darah yang tinggi 225/120 mmHG pasien sudah memiliki riwayat hipertensi tapi
tidak rutin berobat, pola makan suka gorengan dan kopi, tidak pernah berolah raga Dari
pemeriksaan neurologiss didapatkan hemiparesis dekstra, dan kelumpuhan N.VII dan N.XII
dekstra, kaku kuduk positif. sudah melakukan penatalaksaan awal yaitu pemberian
oksigen, resusitasi cairan, injeksi manitol dan nicardipin dan mencurigai pasien mengalami
ICH dan ingin mengusulkan pemeriksaan CT-Scan)

Dokter :”(membuat surat rujukan untuk CT scan)”

Narator : (Pasien yang sudah stabil dibawa ke ruang rawat inap)


[Setting : ruang pertemuan]
(Dokter UGD, Perawat, Apoteker dan Fisioterapi RS UMM yang sedang bertugas saat itu
berkumpul untuk mendiskusikan perawatan yang akan diberikan pada pasien)
Dokter :“Assalamualaikum wr...wb, selamat pagi semuanya. Sebelumnya mari kita buka
diskusi ini dengan berdoa.
Jadi kita berkumpul disini untuk mendiskusikan rencana perawatan untuk Bu Sri seorang
wanita yang memiliki riwayat hipertensi tp tidak pernah rutin minum
obat, suka makan gorengan dan jarang berolah raga, lalu datang ke
UGD dengan keluhan utama berupa lemas tubuh sebelah kanan, muntah
tanpa mual, dan pasien sudah diberikan penanganan awal berupa
peberian oksigen, resusitasi cairan, dan diberikan obat penurun tekanan
intrakranila dan penurunan tensi. pasien yang baru saja dipindah dari
UGD ke ruang rawat inap. (Melanjutkan diskusi) Dari hasil anamnesis
dan pemeriksaan fisik saya mencurigai beliau mengalami stroke
perdarahan. Setelah ini saya persilahkan dokter spesialis saraf untuk
memaparkan hasil CT-Scan bu Sri.”
Narator : dokter spesialis saraf membacakan hasil CT Scan Bu Sri. menjelaskan bahwa
bagian yang berwarna lebih putih dan terang ini adalah perdarahan pada bagian otak
beliau sehingga bu Sri dapat didiagnosis ICH (Intra Cranial Hemoragic). dan dokter Rara
sudah melakukan penatalaksanaan awal pemberian oksigen, cairan, dan menurunkan
tekanan darah pasien. dan menjelaskan untuk berkolaborasi dalam merawat bu Sri supaya
sembuh dan beraktivitas seperti biasa
Dokter : "Dari rekan fisioterapi ada yang ingin disampaikan mengenai terapi rehabilitasi
medis karena pasien mengalami lumpuh setengah badan sebelah kanan?”
Fisioterapi : “Permisi dokter, dan rekan-rekan sekalian saya mau meminta izin untuk
melakukan visite besok pagi, sekaligus saya melakukan pemeriksaan
gerak pasien juga agar saya bisa mengetahui rehabilitasi medik seperti
apa yang diperlukan pasien.”
Dokter : “Baik Bu Widya. Jangan lupa untuk memberikan rehabilitasi medis terbaik supaya
pasien bisa pulih kembali dan selalu awasi pasien, untuk menghindari luka decubitus karena
kita tau bahwa pasien mengalami kelumpuhan setengah badan dan lakukan latihan gerak
untuk mempercepat kesembuhan, supaya lebih jelasnya bisa kembali berdiskusi dengan
dokter spesialis saraf mengenai rencana rehab medik beliau ya bu”
Fisioterapi : “Baik dokter”
Apoteker : “Mohon maaf dokter izin memberi pendapat. Tadi dokter sudah
memberikan resep untuk penatalaksanaan awal. Mungkin setelah ini
kita bisa mendiskusikan untuk rencana terapi serta monitoring dan
evaluasi pengobatan pasien selama MRS ya dokter”
Dokter : “Baik bu Alfi selalu monitor ya untuk pemberian obat terutama obat penurun
tekanan darahnya, apakah ada lagi yang ingin menambahkan?”
Perawat : assalamu'alaikum. Saya perawat Nanda yang jaga pada siang hari ini hendak
melaporkan pasien atas nama ibu Sri usia 60 thn. Datang dengan keluhan lemah
tubuh sebelah kanan, sakit kepala sebelah kiri disertai muntah. Dilakukan
pemeriksaan TTV dengan hasil tekanan darah 225/120mmHg, nadi 100x/menit,
RR 24x/menit, suhu 36,5 derajat celcius, GCSnya 456 dok. Riwayat penyakit
hipertensi( tidak rutin berobat), riwayat keluarga ayah meninggal sakit jantung,
riwayat kebiasaan sosial suka makan berlemak, kurang OR. Pasien sudah
dielevasi kepala 20-30 derajat, terpasang nasal kanul, infus NS, pengambilan
sampel darah dan pemasangan kateter sudah dilakukan dan hasilnya keluar jam
20.00, injeksi yang masuk mannitol 20% 100 ml 0,5gr/kgBB 15-30 menit, 4-6
kali sehari dan nicardipine IV bolus pelan 5 mg/jam. Baik fok, kalau dokter
hendak visite jangan lupa kabari saya ya, saya akan menyiapkan berkas-berkas
pasien terlebih dahulu.
Dokter : “Baik bu Nanda minta tolong untuk selalu cek tanda vital dan jumlah cairan bu Sri
ya, apakah ada tambahan lagi rekan-rekan sekalian? kalau tidak ada kita bisa
beralih ke pasien selanjutnya yaitu bapak Romli seorang laki-laki datang ke UGD
dengan perdarahan akut dan fraktur di femur dextra akibat kecelakana lalu lintas?
dari rekan-rekan adakah yang ingin memberikan pendapat?
(rekan-rekan dokter, perawat, apoteker dan fisioterapis lalu melanjutkan diskusi mengenai
beberapa pasien hari itu)
[Setting : ruangan]
Narator : (Perawat melakukan observasi, memeriksa TTV pasien, dan mengecek infus
yang terpasang serta menanyakan tentang ADL selama di rumah sakit) (Dokter
melakukan visite ke ruangan)
Dokter: “Assalamualaikum Bu Sri, bagaimana bu keadaannya sekarang apa sudah merasa
lebih baik?
Pasien:"Alhamdulillah dokter sudah mulai membaik"
Dokter: "alhamdulillah bu, bu saya izin untuk menjelaskan mengenai penyakit ibu apa ibu
berkenan"
Pasien : “iya, silahkan dokter”
Dokter: “Jadi begini ibu, dari anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan sebelumnya
dan juga dari pemeriksaan penunjang berupa CT-Scan dan
pemeriksaan laboratorium, saya menyimpulkan ibu terkena stroke
dimana dari hasil CT-Scan terlihat ada perdarahan didalam otak ibu
sebelah kiri dan mohon maaf, ibu juga sudah menderita hipertensi
sejak lama ya, jadi kemungkinan hal tersebut menjadi penyebab stroke
yang ibu alami. Kemudian juga ada kemungkinan terjadi infeksi pada
otak ibu dari hasil pemeriksaan laboratorium dan juga dari gejala sakit
kepala dan muntah yang ibu alami, nanti akan terus diobservasi untuk
mengetahui penyebabnya ya bu. Ibu jangan terlalu cemas ya, kami
disini akan memberikan pelayanan terbaik kami. Saya akan
memberikan terapi berupa obat dan latihan dari fisioterapis, nanti aka
nada apoteker yang akan menjelaskan kepada ibu tentang obat apa saja
yang akan diberikan dan juga fisioterapis yang akan menjelaskan
latihan yang akan ibu jalani. InshaAllah dengan perawatan kesehatan
yang baik ibu bisa pulih kembali. Baik ibu, Apa ada yang
ditanyakan?”
Pasien : “Tidak ada dokter, terimakasih banyak atas penjelasannya dok”
Dokter : “Baik ibu kalau begitu, saya permisi dahulu. Apabila ibu memerlukan sesuatu bisa
menghubungi perawat ruangan”
Pasien : “Baik dokter”
Perawat:" Permisi ibu, selama dirumah sakit apakah sudah mandi dan gosok gigi?"
Pasien:" Gosok gigi sudah Sus, mandinya yang belum. Bagaimana ya Sus, kalau mandi ke
kamar mandi? Saya kesusahan untuk berjalan dan mengganti pakaian.
Perawat:" Ibu tidak usah khawatir, ibu bisa mandi di bed menggunakan waslap. Nanti
anggota keluarga yang membantu dengan teknik dari dalam keluar ya bu. Maksudnya,
dibersihkan dari area yang kotor terlebih dahulu kemudian yang bersih.
Pasien:" Baik Sus, terimakasih. Oh ya Sus, bagaimana cara membuang urin bag nya ini? Dari
kemarin belum dibuang dan sudah penuh.
Perawat:"begini ibu, nanti keluarganya disuruh ambil pispot didekat kamar mandi. Kemudian
klop yang warna biru ini tinggal digeser ke arah kanan untuk membuka dan ke kiri untuk
menutup. Apakah ibu sudah mengerti?"
Pasien:" Iya sus, sudah". Terimakasih
Narator : (Apoteker melakukan edukasi obat ke ruangan)
Apoteker :“Selamat malam ibu sri ,saya apoteker Alfi yang bertugas malam ini, bagaimana
keadaannya ibu?”
Pasien :“Alhamdullilah, sudah lumayan membaik bu”
Apoteker :“Kepala nya masih terasa sakit bu?”
Pasien :“Engga bu, sudah mendingan ini”
Apoteker :“Bu Safirah bagaimana dengan makan dan minum ibu sri? Apakah masih ada
rasa mual dan muntah lagi?”
Keluarga pasien :“Tidak ada muntah bu. Alhamdullilah mau makan sedikit-
sedikit”

Apoteker : “Apakah ada keluhan lain bu?”

Pasien : “Bagian kanan tubuh saya masih sulit digerakkan tapi sudah tidak selemas
sebelumnya bu”

Apoteker : “Oh iya bu. Kita masih terus lanjutkan terapinya sama latihan gerak dari
fisioterapis ya bu. Kalau ada keluhan setelah minum obat Bu safira bisa kabari saya atau
perawat ruangan ya bu”
Keluarga pasien :”Baik bu”
[Sehari setelahnya]
Narator : (perawat mengomunikasikan kepada Fisioterapis untuk merekomendasikan
mobilisasi kepada pasien)
Perawat:" assalamu'alaikum. Saya perawat Nanda yang jaga pada pagi ini hendak
melaporkan pasien atas nama ibu Sri usia 60 thn. Datang dengan keluhan lemah tubuh
sebelah kanan, sakit kepala sebelah kiri disertai muntah. Telah dilakukan pemeriksaan
neurologis didapatkan meninggal sign (+), hemiparesis dekstra, dan kelumpuhan N.VII dan
N.XII dekstra, kaku kuduk (-) motorik K ⅖ ⅗ RF+3/+2 +3/+2 dan RP -/- +/-. Riwayat
kebiasaan kurang OR, sudah dilakukan elevasi 20-30 derajat, pasien terpasang nasal canul,
infus dan kateter. Saya dapat pesan dari dokter Rara untuk mengingatkan mbak Widya agar
melakukan rehabilitasi untuk mencegah terjadinya luka decubitus dan melakukan latihan
untuk mengembalikan gerak pada bu Sri
Fisioterapis : “wa'alaikumsalam bu Nanda, baik bu nanda nanti saya kebetulan akan
melakukan visite kepada pasien tersebut pukul 09.00, apakah bertabrakan dengan jadwal
visite bu Nanda dan bu Alfi ya?".
Perawat:" Mungkin bisa ditanyakan ke apoteker, sepertinya kemarin juga mau visite ke
pasien".
Fisioterapis : “Baik Bu Nanda, terimakasih atas informasinya”
Perawat : “Ya, sama-sama mbk Widya”
Narator : (Fisioterapis menghubungi apoteker)
Fisioterapis :”Assalamualaikum Bu Alfi. Saya Widya fisioterapis untuk pasien stroke atas
nama Bu Sri. Saya mau konfirmasi akan melakukan rehabilitasi medik
jam 9.00 nanti. Tadi saya konfrimasi ke Bu Nanda dari perawat dan
ternyata beliau sudah selesai melakukan observasi. Jadi sekarang saya
mau memastikan tidak bertabrakan dengan jadwal visite Bu Alfi.”
Apoteker : “Waalaikumsalam Bu Widya. Saya berencana untuk visite pukul 10.00 pagi ini
bu, karena menyesuaikan jadwal minum obat Bu Sri. Apakah
rehabilitasi mediknya bisa selesai dalam waktu satu jam bu? Kalau
belum selesai visite saya bisa dimundurkan 30-60 menitan kok bu.”
Fisioterapis : “Oh begitu ya Bu Alfi. Rehab mediknya bisa selesai dalam waktu satu jam
kok bu. Terimakasih banyak atas konfirmasinya”
Apoteker : “Ya sama-sama bu Widya”
Narator : (Fisioterapis menuju ruangan dan melakukan rehabilitasi medik)
Fisioterapis : “Selamat pagi Bu Sri, saya Widya fisioterapis yang bertugas pagi ini.
Bagaimana istirahatnya tadi malam bu? Apakah sudah merasa lebih
baik pagi ini?”
Pasien : “ Selamat pagi bu widya. Alhamdullilah sudah mendingan bu”
Fisioterapis : “Alhamdullilah. Selanjutnya saya akan melakukan pemeriksaan terlebih
dahulu ya bu. Kemudian akan langsung dilanjutkan dengan latihan.
Nanti ibu lihat ya gerakan apa saja yang saya ajarkan, agar nanti bisa
ibu lakukan bersama keluarga sendiri untuk mengurangi kekakuan
tubuhnya ya bu?”
Pasien : “Baik bu”
Narator : (Fisioterapis melakukan terapi rehab medik)
Fisioterapis : Bu, yang pertama nanti saya pasang alat namanya Electrical Stimulation, nanti
saya pasang beberapa pad di bagian tubuh ibu, nanti rasanya seperti ditarik tarik atau seperti
kesetrum ya bu. Lalu selanjutnya ada gerakan manual yang namanya Propioseptif
Neuromuscular ya, nanti saya gerakkan sambil ibu lihat ya. Lalu ini nanti saya akan pindah
posisi ibu untuk menghindari adanya luka tambahan di bagian yang kurang terkena udara ya
bu. nanti kalau ibu meras tidak nyaman ibu bisa tarik nafas dari hidung dan dikeluarkan dari
mulut sampai ibu merasa relax ya.
Pasien : Iya bu
Fisioterapis : “ Baik, latihan untuk hari ini cukup sampai disini dulu ya bu. Oh iya, Ibu
Safirah saya minta tolong untuk nanti tetap mengingatkan Bu Sri agar
sesekali melakukan gerakan yang tadi sudah dilakukan dan mengganti
posisi paling tidak 2 jam sekali ya bu. Untuk menghindari kelemahan
yang lebih parah”
Keluarga pasien : “ Baik bu”
Fisioterapis : “Kalau begitu saya permisi dulu. Assalamualaikum ”

Keluarga pasien : “Waalaikumsalam”


Narator : (Setelah melalui perawatan dan berangsur pulih akhirnya bu Sri diperbolehkan
untuk pulang)
Dokter :“Assalamualaiakum bu Safirah, alhamdullilah bu Sri sudah membaik dari keadaan
awal saat datang ke UGD, lalu untuk hasil lab dan ct scan sudah memiliki perbaikan juga
sehingga ibu Sri sudah bisa diizinkan untuk pulang. Nanti tinggal dirawat jalan saja dan teruh
latihan berjalan ya bu”
Keluarga pasien :“Alhamdullilah, terimakasih banyak dokter”
Dokter: “Sama-sama Bu Safirah, mohon bantuannya untuk proses pemulihan bu Sri ya bu,
semoga bu Sri bisa kembali sehat lagi. Selalu diingatkan untuk
mengatur pola makan yang sudah dijelaskan oleh ahli gizi, merutinkan
melakukan olahraga, selalu kontrol tekanan darah, selalu rutin minum
obat yang sudah direspkan dan selalu melakukan latihan bergerak ya
bu. Setelah ini bu safirah bisa mengurus administrasinya di loket ya”
Keluarga pasien : “Baik terimakasih banyak dokter”
Dokter : “Sama-sama bu Safirah”
Narator : (Perawat melakukan pencabutan infus dan merapikan ruangan)
[Setting : Ruang pertemuan]
Narator : (para tenaga kesehatan melakukan diskusi dan evaluasi interprofesi terkait kasus
penanganan Bu Sri)
Dokter : “Assalamualaikum rekan-rekan sekalian. Alhamdullilah perawatan Bu Sri di rumah
sakit ini sudah terselesaikan dengan baik “
Semua profesi : “Alhamdullilah”
Dokter :”Sekarang kita dikumpulkan di sini untuk bersama-sama mengevaluasi kinerja kita
secara interprofesi sehingga ada nilai-nilai yang mungkin bisa kita
ambil untuk diterapkan di perawatan pasien lainnya. Bagaimana
apakah bisa dimengerti?”
Semua profesi : “Mengerti dokter”
Narator : Diskusi dan evaluasi pun berakhir, para tenaga kesehatan pun berharap dan akan
berusaha semaksimal mungkin memberikan pelayanan dan pengobatan yang terbaik untuk
pasien selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai